Anda di halaman 1dari 3

Biografi

Rosdiana adalah nama bundaku. Bunda lahir di Pekanbaru, 14 Mei 1975. Saat ini bunda
sudah berumur 47 tahun, anak pertama dari enam bersaudara. Bunda terlahir dari
keluarga pedagang. Sehingga Bunda banyak menghabiskan masa kecilnya sekolah
sambil membantu orang tuanya berdagang. Saat SMK, kudengar Bunda tinggal dengan
neneknya. Dari SD bunda sudah terbiasa hidup disiplin mulai dari bangun harus pagi,
belajar, pulang tepat waktu, dan membantu berdagang. Menurut Bunda saat SD bunda
termasuk anak yang sangat aktif dan agak tomboi. Jika tugas telah selesai maka bunda
dan teman-temanya hobi main patil lele, mengejar layangan yang lepas, menangkap
ikan di selokan, termasuk mencuri tebu tetangga. Pokoknya kata bunda masa SDnya
sangat seru dan menyenangkan.
Bunda merupakan lulusan SMK jurusan Akuntansi akan tetapi beliau tidak melanjutkan
ke perguruan tinggi. Menurut Bunda sebenarnya alasan tidak melanjutkan perguruan
tinggi dikarenakan ia lebih memilih kerja karena lulusan SMK lebih diperuntukkan untuk
dunia pekerjaan. Ada cerita menggelitik yang kudapatkan, sebelum berangkat ke Jambi
mengikuti pacarnya yaitu ayah saya. Dia sering mencuri tebu bersama teman temannya
waktu perjalanan pulang sekolah, pernah satu kali mereka ketahuan oleh pemilik kebun
dan akhirnya mereka dikejar-kejar pakai parang ahahaha. Oleh karena itu juga yang
menyebabkan ia sayang terhadap teman temannya.
Di kota Jambi Bunda belajar mandiri, mulai dari menyiapkan makan, mencuci baju
sendiri, mengatur kehidupannya. Bunda menyadari Bunda harus dekat pada Tuhan
karena hidup sendirian, tidak ada yang bisa membantu jika ada masalah kecuali Tuhan.
Maka Bunda berusaha memperbaiki ibadahnya termasuk pelayanan di Gereja. Bunda
mengikuti pelayanan semasa mudanya disitu pula iya bertemu dengan pujaan hatinya
yaitu ayah. Ayah merupakan ketua pemuda dalam Gereja, bunda mengatakan kalau
ayah itu sangat gagah dan berwibawa sedari masa mudanya. Akan tetapi ayah juga
sering tertegun saat masalah besar hendak menghadapi dirinya. Disitulah bunda hadir
untuk ayah, ia yang terus menenangkan ayah dan selalu menyemangati serta
mengulurkan tangan disaat ayah butuhkan begitu pula sebaliknya. Sejujurnya hubungan
ayah dan bunda tersebut membuat iri kami anak anaknya.
Masa kuliah adalah masa yang paling menyenangkan bagi Bunda. Bunda bisa keluar
dari rasa ketidakpercayaan diri. Sebelumnya Bunda merasa memiliki banyak
kekurangan, tidak seperti teman-temanya sekolahnya yang tinggi, putih, lebih cantik.
Namun saat awal kuliah, Bunda menyadari banyak mahasiswi/a yang baik secara fisik
maupun ekonomi keaadaannya di bawah Bunda. Menurut Bunda “alangkah tidak
bersyukurnya aku dengan apa yang sudah diberikan Tuhan”. Maka Bunda menggali apa
kelebihan yang sudah diberikan Allah untuk ia kembangkan. Ketekunan dalam belajar,
semangat yang tinggi, modal disiplin yang sudah ditanamkan dari kecil, sikap ramah
dan perhatian terhadap orang lain, menurut Bunda itulah kelebihan yang harus
kembangkan dan tampil lebih percaya diri. Dari sini aku belajar bahwa kelebihan itu
bukan dari fisik semata namun juga dari akhlak dan perilaku.
Salah satu kekurangan Bundaku adalah mudah emosi namun bunda termasuk orang
yang ulet, mau selalu belajar, semangat dalam dalam melakukan aktivitas termasuk
dalam bekerja cara mengajanya mudah dimengerti dan termasuk guru yang mudah
akrab dengan murid. Sebagai pimpinan Bunda adalah sosok yang tegas, tidak pilih kasih.
Menurut Bunda segala apa yang kita lakukan harus kita pertanggungjawabkan maka
bekerjalah dengan iklhas, cerdas, keras, tuntas. Aktivitas apapun yang kerjakan jadikan
sebagai ladang amal ibadah untuk mencari berkat Tuhan. Seiring umur yang terus
bertambah dan kesempatan hidup yang berkurang, Bunda berusaha memperbaiki
dirinya dengan mengajak aku dan ayah untuk terus memperbaiki ibadah. Bunda
berharap aku, ayah dan bunda serta keluarga yang lain dapat berkumpul di tempat yang
kami impikan Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai