Anda di halaman 1dari 4

PROFIL PENULIS

Nama : Syafitri Wulandari

Tempat, tanggal lahir : Pontianak. 06 Februari 1997

Jabatan : Guru

Status : Non PNS

Asal TK : TK Kemala Bhayangkari 14 brimob

Alamat : Jl. Sui Raya Dalam Komp. Kayana Serdam

Kecamatan : Kakap

Kabupaten : Kubu Raya

Provinsi : Kalimantan Barat


BOLU KECILKU PENYEMANGATKU

Aku adalah seorang anak penjaga malam dan ibuku adalah Ibu Rumah Tangga
yang pekerjaan nya sungguh mulia. Aku tinggal di Desa Sompak, Desa ini
merupakan pertengahan yang dihimpit oleh beberapa desa lainnya yang ada di
Kabupaten Landak.

Hari ini aku bangun jam 4 subuh bersiap untuk sholat subuh kewajiban utama
sebagai umat muslim dan bersiap kesekolah karena hari ini hari senin, sekolah ku
tentu mengadakan upacara bendera setiap hari senin, dengan langkah penuh
semangat aku menelusuri sawah dan berjalan naik keatas gunung, ya sekolah ku
ada diatas sana. Aku dengan semangat mengikuti pengibaran bendera merah
putih. Aku juga menyimak pidato yang disampaikan oleh guruku.

“Anak-anak kita harus memiliki sikap cinta tanah air. Cara kita mencintai tanah
air dengan belajar sungguh-sunguh dan menyukai produk dalam negeri. Anak-
anak tentu setiap hari melihat orang tua, saudara atau tetangga bercocok tanam di
desa tercinta kita ini, pupuk yang digunakan mereka itu ibarat seperti Bapak-Ibu
Guru dari pupuk di taruh biji lalu tumbu akar, pohon serta buahnya dan itu
diibaratkan adalah anak-anak, bila semuanya saling bersinergi maka tumbuhlah
pohon demokrasi. Dimana jika pohon demokrasi berbuah bagus artinya kami telah
mencerdaskan kehidupan anak bangsa dan mencerminkan sikap cinta tanah air.
Ibu guru juga berpesan kepada kami untuk selalu bersikap sederhana karena
kesederhanaan itu mendatangkan kebahagiaan. Sederhana dalam bersikap,
sederhana dalam bertutur kata dan sederhana dalam berpenampilan karena
sederhana mencerminkan kualitas hidup kita. Hidup sederhana adalah hidup yang
mendatangkan kisah inspiratif.

" (Berkata Guruku).

Aku meresapi setiap perkataan guruku bahwa aku harus selalu berusaha untuk
selalu tepat waktu datang kesekolah, memakai seragam sesuai ketentuan sekolah,
menghormati bapak ibu guru dan belajar dengan tekun.
Jam Istirahat tiba aku menjual kue yang ku bawa dari rumah kesekolah. Walau
tidak banyak, cukup buat di tabung untuk membayar uang sekolah. Kue yang ku
jual yaitu kue bolu buatan ibuku yang terlaris. Aku menamai usahaku dalam
mencari tambahan itu adalah kerja keras dan kerja cerdas perlu usaha yang keras
untuk menjualnya tapi bagiku itu kerja cerdas karena menghasilkan uang yang
dapat kutabung. Biasanya guruku juga membeli bolu, setiap kali aku memberi,
guruku mengatakan kita harus professional karena jika ada penjual maka ada
pembeli pembeli wajib membayarnya.

Saat aku berjualan aku melihat temanku Doni hanya berdiam diri tidak makan, dia
hanya melihat teman-teman yang lain makan. Kuhampiri Doni dan memberikan
bolu buatan ibuku. Doni berterimakasih padaku dan mengatakan bolunya enak.
Pembicaraan tadi bersama Doni memberikan kesimpulan untukku bukan hanya
soal makan yang hanya untuk mengenyangkan, atau juga hanya sebuah rezeki dari
Tuhan yang dititipkan untuk hambanya tapi ini juga soal empati.

Kue bolu yang kubawa dari rumah masih banyak yang belum laku, aku kembali
menulusuri lorong sekolah dan sampai ditepi kakiku tersandung temanku, tapi aku
tidak tau siapa karena dia bersembunyi dan langsung lari. Aku meringis kesakitan
bolu dan kue lainnya berjatuhan ke tanah tidak bisa dimakan lagi. Ada ibu guru
yang melihatku terjatuh, aku menjelaskan kenapa aku terjatuh pada ibu guru. Ibu
guru memanggil semua anak untuk berkumpul dihalaman. Guruku meminta anak
untuk mengaku siapa yang menjahiliku tadi. Setelah 5 menit berlalu ada satu anak
yang mengaku bahwa dialah yang menjahiliku. Guruku memanggil aku dan dia,
lalu kami diminta untuk saling bermaafan. Aku sudah ihklas bahwa hari itu bolu
dan kue-kue sudah tidak bisa dijual, aku sudah memaafkan temanku karena dia
sudah mau berkata jujur. Aku juga berterimakasih kepada Guruku bahwa beliau
memberikan keteladan atau contoh kepada kami untuk berbuat adil kepada siapa
saja.

Siang itu sepulang sekolah orang tua dari temanku datang kerumahku bertemu
orang tuaku dan meminta maaf atas kejadian disekolah, orang tua temanku juga
mengganti kerugian yang kualami.
Cerita itu adalah cerita masa kecilku, Kini aku sudah dewasa dan sudah bekerja
mandiri dengan usaha kue bolu. Usaha ini juga membantu banyak warga
dikampungku dan sudah dapat mencukupi kebutuhan keluargaku, Bolu kecilku
penyemangatku, dari jualan kue bolu mengajarkan aku cinta tanah air, beriman,
demokrasi tentang kerja keras dan kerja cerdas, empati, professional, jujur dan
ikhlas, keteladanan dan berintegritas.

Anda mungkin juga menyukai