0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan5 halaman
Autobiografi Saepudin Ibrahimsyah mengisahkan latar belakang keluarganya yang berdagang di pasar dan kondisi ekonomi yang kurang mampu. Ia lahir di Bandung pada 1996 dan dibesarkan oleh ayah dan ibunya untuk menjadi anak yang berprestasi melalui pendidikan. Ia aktif berorganisasi dan sering menjuarai berbagai perlombaan sekolah. Berkat kerja keras dan beasiswa, ia kini berkuliah di Universitas Lampung.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
KISAH INSPIRATIF_SAEPUDIN IBRAHIMSYAH_KU UKIR BINTANG DITENGAH LANGIT YANG SURAM
Autobiografi Saepudin Ibrahimsyah mengisahkan latar belakang keluarganya yang berdagang di pasar dan kondisi ekonomi yang kurang mampu. Ia lahir di Bandung pada 1996 dan dibesarkan oleh ayah dan ibunya untuk menjadi anak yang berprestasi melalui pendidikan. Ia aktif berorganisasi dan sering menjuarai berbagai perlombaan sekolah. Berkat kerja keras dan beasiswa, ia kini berkuliah di Universitas Lampung.
Autobiografi Saepudin Ibrahimsyah mengisahkan latar belakang keluarganya yang berdagang di pasar dan kondisi ekonomi yang kurang mampu. Ia lahir di Bandung pada 1996 dan dibesarkan oleh ayah dan ibunya untuk menjadi anak yang berprestasi melalui pendidikan. Ia aktif berorganisasi dan sering menjuarai berbagai perlombaan sekolah. Berkat kerja keras dan beasiswa, ia kini berkuliah di Universitas Lampung.
Namaku Saepudin Ibrahimsyah, Aku lahir di Bandung, 07 November 1996, tepatnya
dihari Jum’at, Ayahku memberi nama ini sudah barang tentu memiliki arti yang diharapkan bisa terwujud pada diriku suatu saat nanti, “Saepudin” yang berarti pedang agama, “ibrahim” yang berarti manusia yang teguh, tangguh, sabar, dan patuh. Ayahku bernama Jajang Juhana, Ibuku bernama Siti Rohimah, Aku mempunyai adik bernama Fauziah Putri Ananda, dia sedang duduk di bangku SMA di sebuah pondok pesantren. Ayahku adalah seorang pedagang, begitupun ibuku, berdagang dipasar. Ayahku dan Ibuku berjualan tas dipasar, barang dagangan diperoleh dari hasil membeli di bawah pusat perbelanjaan. Ibuku selalu bangun di pagi hari, bahkan ketika kami belum terjaga, beliau sudah sibuk didapur menyiapkan sarapan, dan sholat subuh, mencuci pakaian, piring, dll. Setelah semuanya selesai, beliau mandi dan bersiap untuk pergi ke pasar untuk berdagang. Ayahkupun menyusul mandi di kala matahari belum terbit untuk melaksanakan sholat subuh, lalu bersiap siap untuk berdagang dipasar. Terkadang aku terbangun tanpa melihat mereka pergi ke pasar. Aku memang terlahir dari keluarga yang kurang berkecukupan, bisa dikatakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder sedikit sulit, apalagi kebutuhan tersier, wajar saja karena keadaan ekonomi orang tuaku yang membuatku tidak bisa menikmati kehidupan mewah seperti teman-temanku yang lainnnya. Aku adalah anak yang sedikit tertututp, ketika awal aku mengenal lingkungan luar, aku didaftarkan mengaji oleh ibuku di salah satu guru mengaji di desaku. Aku sedikit merasa malu, karena mungkin sifat dan pembawaanku memang pemalu, tetapi aku dinilai orang merupakan anak yang cukup bersemangat, khususnya bersemangat untuk belajar. Sehingga ketika aku berusia 5 tahun, aku telah dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Ibuku terlihat bahagia dengan hal itu, sehingga beliau mulai yakin untuk mendaftarkanku ke salah satu taman kanak kanak yang ada di kecamatan. Aku didaftarkan menjadi siswa di TK Pertiwi Gadingrejo, di awal aku bersekolah, aku masih merasa malu, melihat anak lain aktif, sedangkan aku hanya berdiam dan melihat sekeliling, tetapi, sifat aku tersebut bukan menjadi suatu penghalang untuk menjadi murid yang berprestasi. Hasilnya, pada masa taman kanak-kanak, aku telah menjuarai beberapa perlombaan, seperti lomba mewarnai, membaca surat pendek dll. Aku sangat senang, begitupun dengan ibuku, aku bahagia melihatnya tersenyum saat menjemputku pulang ke rumah. Dulu aku jarang sekali membeli jajan, setiap uang saku yang diberikan ibuku selalu aku kumpulkan untuk membeli sepatu, aku selalu belajar untuk masuk ke SD favorit. Saat aku lulus dari TK, aku melanjutkan pendidikan di SDN 07 Gadingrejo, aku tetap belajar dan berusaha berprestasi, aku mempunyai kisah dan cerita yang sangat berkesan, yaitu ketika aku duduk dikelas 4 – 6 aku berjualan untuk mengumpulkan uang, ketika kelas 4 aku hanya diberikan saku sebanyak 2.000 rupiah, aku rasa uangku tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanku, seperti jajan, membeli peralatan sekolah, terlebih karena jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh. Sehingga aku mempunya inisiatif untuk berjualan, ketika itu aku melihat seorang kakak kelas berjualan keripik. Sepulangnya aku dari sekolah aku memberi tahu nenek dan ibuku bahwa aku ingin berjualan, muncullah ide dari nenekku untuk menjual kacal bawang, pada saat itu aku hanya menjualkan dan akan mendapat upah dari hasil penjualan, barang dagangan dibuat oleh nenekku. Hari pertama kedua ketiga, hasilnya cukup, upah yang dihasilkan pun cukup untukku untuk menyisihkan sedikit ke dalam celengan, hari demi hari kelihatannya makanan ini semakin sedikit peminatnya. Sehingga, ketika kelas 5 SD aku beralih untuk berjualan es kiko, es kiko dijual seharga 500 rupiah, dan hasilnya cukup memuaskan, setiap hari kurang lebih 30 es laku terjual, dan untung yang aku dapatkan cukup banyak. Aku mempunyai kisah yang cukup menyedihkan. Suatu hari, aku diutus sekolah untuk mengikuti Olimpiade matematika, teteapi pada saat itu aku sudah bersiap jualan dan membawa dagangan ke sekolah, pikirku sudah terlanjur untuk jualan, maka sebanyak 40 buah es kiko ku titipkan ke salah satu temanku, ketika aku pulang dari perlomnbaan, kegiatan belajarpun telah berakhir, akhirnya aku pulang. Keesokan harinya aku bertanya kepada temanku, bagaimana hasil penjualan 40 buah es hari kemarin, dia hanya terdiam, dan menjawab bahwa es habis tanpa ada uang hasil penjualan, aku memang marah, tetapi tidak ku tampakkan didepan teman-teman, tak apa walaupun aku sangat kesal dan jengkel, aku rugi cuku banyak hari itu. Tetapi semuanya sirna karen ketika pengumuman olimpiade aku mendapatkan juara ketiga, aku mendapatkan uang dan aku sangat senang. Di penghujung pendidikanku dikelas 6 aku sudah mulai bersiap untuk masuk ke pendidikan yang lebih tinggi selanjutnya, yaitu di SMP. Aku masuk ke SMPN 1 Gadingrejo melalui jalur prestasi, dan ketika tes, aku berada di posisi ke 6 dari 700 peserta, aku sangat bahagia, sekaligus bangga, begitupun dengan orang tuaku, Aku belajar dengan giat, supaya aku dapat terus melanjutkan pendidikanku setinggi mungkin, di SMP, aku juga aktif berorganisasi dan sering mewakili SMP ku ke ajang perlombaan perlombaan yang ada di kecamatan, kabupaten maupun di provinsi, contohnya seperti lomba menggambar, lomba baris berbaris, lomba pramuka, lomba tilawah dan lainnya. Aku mulai menjadi siswa yang aktif, mengikuti berbagai kegiatan maupun acara- acara. Sampai akhirnya membawaku ke SMA yang aku inginkan, yaitu SMAN 1 Gadingrejo. Perjuanganku takkan pernah terhenti, walau kadang hanya bermodal tekad dan kemampuan, memang kantongku tidak setebal teman temanku yang mempunyai banyak uang untuk berjajan, tetapi semangatku tidak akan mungkin kalah dari mereka, justru aku berkeyakinan dan bertekad untuk melampaui mereka semua. Aku sangat aktif di SMA, mengikuti berbagai organisasi, akupun berusaha mengukir sejarah di hidupku, memenangkan berbagai macam perlombaan dan menjadi siswa berprestasi, kelas 1, aku ingat telah mengumpulkan trophy sebanyak 12 buah dari 12 perlombaan yang berbeda, bagiku itu sangat membahagiakan, ditengah keterbatasan yang aku miliki, satu tahun aku lewati, dengan uang saku terbatas, hanya 10 ribu rupiah, yang aku gunakan 4000 untuk transportasi, dan sisanya aku gunakan untuk makan siang, karen kegiatan sekolah berlangsung hingga petang. Ayah ibuku sangat mendukung jerih payah dan kerja kerasku, terbukti dengan usaha mereka menyiapkan semua keperluan sekolahku sebelum mereka pergi berjualan dipasar, di setiap pagi, semangat mengiringi langkahku untuk bersekolah, mencari jati diri, merubah nasib yang diberikan tuhan demi kehidupan yang lebih dari cukup, kelas 2, aku tetap berpegang teguh pada tekadku untuk terus berprestasi, terbukti trophy yang aku kumpulkan mencapai 13, dari kejuaraan yang berbeda, aku ikut dalam ajang olimpiade astronomi dan olimpiade kimia, aku sangat senag, bahagia, berada di lingkungan yang bagiku luar biasa, dikelilingi temn-teman yang baik, dan guru- guru yang sangat menyayangiku, suatu ketika, pengumuman akan diadakannya study tour diumumkan, aku sangat sedih, boro boro untuk ikut study tour, untuk membeli peralatan sekolah seperti tas mahal pun tak bisa, bersyukur, aku mempunya guru guru yang menyayangiku, disamping karena prestasiku, mereka membantuku untuk ikut study tour, aku sangat bahagia dan bersyukur kepada Alaah SWT. Dikelas 3 aku mulai menyusun rencanaku untuk melanjutkan sekolahku menjadi sarjana, bahkan Doktor, semuanya berjalan lancar, dengan bantuan usahaku, dan doa dari setiap pihak. Aku mengikuti SBMPTN dan dinyatakan diterima sebagai mahasiswa kimia di Universitas Lampung, Ssemula ayah dan ibuku pesimis kepadaku apakah aku bisa melanjutkan sekolah ditengah kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, tetapi dengan tekad yang kuat, akhirnya semua mimpi terwujud, aku dapat berkuliah dan mendapatkan beasiswa bidikmisi, beasiswa ini snagat membantuku dalamproses menuju cita-cita dan masa depanku yang cerah, Aku bersyukur kepada Allah SWT. Karena berkat kasih sayangNnya, aku diberi kesempatan untuk terus belajar demi meraih cita-cita, membahagiakan orangtuaku, dan dapat memberangkatkan mereka ke tanah suci. Amiiin. BIODATA
NAMA : SAEPUDIN IBRAHIMSYAH
FAKULTAS : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
ALAMAT : JL. RADIN INTAN 01, RT02 RW02 DESA WONODADI