Anda di halaman 1dari 4

SOAL UAS SEMESTER GENAP TAHUN Nama: Brilliana Assabila Skor

AKADEMIK 2020/2021
FAKULTAS BAHASA DAN SENI Kelas: SASINDO-A
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
NIM: 18210141006

Mata Kuliah : Filsafat Bahasa Waktu: Dikirimkan ke email


Jurusan/Prodi : Bahasa & Sastra Indonesia pangesti.tugas@gmail.com
Dosen Penguji : Pangesti Wiedarti, Ph.D 26 Juni pk 16.00
Hari/Tanggal : Jumat, 25 – Sabtu 26 Juni 2021

Pahami dengan baik soal-soal di bawah! Jawablah pertanyaan dengan menggunakan bahasa Indonesia standar
dan pemikiran disertai argumentasi pribadi. Referensi dapat dirujuk untuk menjawab pertanyaan di bawah.
Jangan bekerja sama karena bisa berakibat tidak lulus dalam mata kuliah ini.

Jawaban harus berurutan sesuai nomor pertanyaan, disimpan dalam bentuk file pdf, dan dikirim ke email:
pangesti.tugas@gmail.com dengan subject: FB -Kelas A/B- nama depan

Pertanyaan:

1. Di antara enam fungsi bahasa, yaitu (1) emotive/personal, 2) phatic/interpersonal, 3)


cognitive/referensial, 4) rhetorical/directive, 5) metalingual/metalinguistik, 6) poetic/imajinatif. Fungsi
manakah yang paling kompleks? Jelaskan disertai contoh! (skor maksimum 20)
2. Persepsi tentang bahasa/fenomena alam para filsuf berbeda satu sama lain. a) Apa penyebabnya? b)
Jelaskan disertai contoh c) Bagaimana sikap Anda ketika perlu merujuk satu acuan yang diyakini seorang
filsuf? (skor maksimum 20)
3. Bagaimana ragam bahasa Anda terapkan dalam kehidupan akademik dan kehidupan sosial Anda? Apakah
Anda menyadari kegiatan berbahasa Anda, tentang teks dan konteks? Berikan penjelasan disertai dua
contoh (skor maksimum 20)
4. Buatlah esai 2 lembar (spasi 1.15) tentang nilai-nilai filsafat kebahasaan yang terkandung dalam topik
proposal/skripsi Anda? (sebutkan topik/judul skripsi Anda untuk mengulas gagasan utama dan analisis
kebahasaan yang Anda teliti) (skor maksimum 40).

Jawaban:

1. Fungsi bahasa yang paling kompleks menurut saya terdapat pada fungsi phatic atau bisa juga
disebut interpersonal. Fungsi phatic itu sendiri adalah bagaimana bahasa digunakan untuk
berkomunikasi atau sekadar melakukan kontak guna menjalin hubungan sosial antar sesama
manusia, karena sejatinya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri. Fungsi
ini merupakan fungsi yang kompleks karena bahasa sebagai alat komunikasi bisa digunakan dalam
berbagai ranah, lingkungan, atau tingkatn sosial yang berbeda. Susilo (2004) menyatakan bahwa
fungsi bahasa secara interpersonal memiliki beragam tujuan dan kepentingan. Seperti dalam hal
bisnis, diskusi ilmiah, komunikasi budaya, komunikasi sosial ataupun komunikasi budaya. Komunikasi
budaya adalah mengenai bagaimana bahasa membantu terbentuknya budaya dan bahasa bisa
menjadi identitas suatu individu. Contohnya seseorang yang berasal dari Jawa akan menunjukkan
identitasnya sebagai orang Jawa dilihat dari cara ia berbahasa, ia akan menggunakan Bahasa Jawa
dan kadangkala tutur katanya akan menjadi halus. Berbeda dengan orang Palembang yang
menunjukkan identitasnya sebagai orang yang berasal dari pulau Sumatera dan berbicara bahasa
Palembang dengan tutur kata yang keras. Konsep bahasa dengan kebudayaan manusia ini bisa
didalami lebih lanjut dalam ilmu Antropolinguistik. Tanpa fungsi ini, manusia tidak akan bisa
mengekspresikan dirinya kepada orang lain, atau melakukan kontak sosial menjalin hubungan.
2. Persepsi tentang bahasa/fenomena alam para filsuf berbeda satu sama lain disebabkan karena setiap
filsuf memiliki dasar pemikiran dan pandangan yang berbeda pula. Setiap orang memiliki
kecendrungan untuk memandang sesuatu dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan, pengalaman, maupun sudut pandangnya.
Persepsi mengenai bahasa para filsuf ini bisa berbeda karena filsafat bahasa sendiri merupakan
sebuah ilmu yang menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.
Perjalanan waktu serta perkembangan ilmu tersebutlah yang terus melahirkan banyak pemikiran-
pemikiran baru guna menyempurnakan pemikiran yang telah ada sebelumnya. Sikap saya ketika
perlu merujuk satu acuan yang diyakini seorang filsuf adalah membaca dan memahami pemaham
filsuf tersebut kemudian mengaitkan acuan tersebut kepada realitas berupa fakta, data empirik,
saksi, memori, logika yang benar serta catatan historis. Pemahaman yang memiliki referensi empirik
bisa membantu mendukungnya sebagai kebenaran. Jika tidak, maka pemaham tersebut hanya
menjadi suatu keyakinan saja.

3. Essay.
Judul proposal/Skripsi: Variasi Bahasa dalam Komunitas Role-Player Twitter
Fokus penelitian : Sosiolinguistik

Filsafat Kebahasaan pada Kehidupan Komunitas di Sosial Media

Selama beberapa dekade waktu berlalu, ilmu filsafat tidak pernah lepas dari peradaban
manusia. Filsafat telah menjadi sebuah pusat pemikiran dan lahirnya ilmu-ilmu pengetahuan yang
lain. Filsafat ilmu kini ikut berkembang seiring berjalannya waktu, setiap beberapa dekade akan
muncul beberapa pemikir baru yang mengembangkan pemikiran sebelumnya menjadi lebih baik lagi.
Kontribusi Filsafat sebagai bidang ilmu telah melahirkan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru,
termasuk Filsafat bahasa. Terdapat dua pandangan berbeda mengenai filsafat bahasa. Pertama,
filsafat bahasa digunakan sebagai alat analisis konsep, kedua filsafat bahasa digunakan sebagai
kajian mengenai materi bahasa yang akan dianalisis. Pengertian Filsafat Bahasa itu sendiri pertama-
tama bisa kita lihat dari pengertian Bahasa. Menurut Santoso, bahasa adalah rangkaian bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Sedangkan menurut Wibowo, bahasa merupakan
sebuah sistem simbol yang bersifat arbitrer dan Konvensional. Bahasa digunakan sebagai alat
komuniasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Pengertian Filsafat
sendiri adalah sebuah sistem pemikiran yang bersifat terbuka untuk di pertanyakan kembali. Menurut
W.J.S Poerwadarminta , Filsafat adalah pengethuan dan penyelidikan menggunakan akal budi
mengenai sebab-akibat dan asas-asas hukum dari segala yang ada alam alam semestra ataupun
mengetahui kebedaran dan arti suatu hal.
Berdasarkan pengertian tersebut, bisa disimpulakan bahwa filsafat bahasa merupakan suatu
penyelidikan secara mendalam terhadap bahasa yang digunakan. Peranan filsafat bahasa menjadi
sangat penting dalam pengembangan ilmu bahasa. Masalah pokok yang dibahas terkait filsafat
bahasa mengenai bagaimana suatu ungkapan bahasa itu bisa mempunyai arti sehingga analisa
bahasa tidak lagi dimengerti atau tidak lagi dianggap harus didasarkan pada logika teknis maupun
logika formal.
Penelitian bahasa dalam kehidupan masyarakat tentu mengandung nilai filosofis sendiri.
Dimulai dari pertanyaan kenapa manusia melakukan sebuah penelitian? Hal ini bisa dikarenakan
beberapa alasan. Pertama, karena manusia ingin mencari kebenaran. Rasa ingin tahu dan berpikir
kritis mengantarkan manusia pada pemikiran apakah hal tersebut benar atau tidak sehingga
dilakukanlah suatu penelitian untuk membuktikan kebenaran tersebut. Kedua, telah terjadi proses
sekularisasi alam. Pengertian Sekularisasi sendiri adalah bagaimana beberapa hal bisa membawa
kearah kehidupan yang tidak di dasarkan pada ajaran manusia. Sekularisasi alam mengarah pada
keyakinana bahwa masyarakat akan terus “berkembang” hingga mendorong tingkat religiusitas.
Ketiga, telah ditemukannya berbagai cara untuk mencari kebenaran. Banyaknya berbagai cara dan
kesempatan untuk mencari suatu kebenaran mendorong keinginan manusia untuk melakukan
penelitian dengan mencoba berbagai metode tersebut, lalu membandingkan mana yang paling efektif
dalam pencarian suatu kebenaran.
Berangkat pada pengertian, variasi bahasa sendiri menurut Soepomo Poedjosoedarmo *dalam
Suwito, 1983: 23) menyebutkan bahwa variasi dalam bahasa adalah bentuk-bentuk bagian atau
varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki pola-pola yang menyerupai pola umum bahasa
induknya. Sedangkan menurut Mansoer Pateda (1990: 52), variasi bahasa bisa dilihat dari segi
tempat, segi waktu, segi pemakai, segi situasi, dan dari segi status sosialnya. Dalam variasi bahasa
terdapat pola-pola bahasa yang sama, pola-pola bahasa tersebut bisa dianalisa secara deskriptip, dan
pola-pola yang dibatasi oleh makna tersebut dipergunakan oleh penutur lain untuk berkomunikasi.
Variasi bahasa bisa terdiri atas dialek dan idiolek. Dialek adalah variasi bahasa yang sifatnya
perkelompok masyarakat yang berada dalam suatu tempat, wilayah, atau daerah tertentu, contoh;
dialek Banyumas dapat kita katakan sebagai dialek karena pada dasarnya variasi ini merupakan
bagian dari bahasa Jawa, tetapi memiliki variasi dalam pengucapan kata atau frasa tertentu. Misal
orang Banyumas akan mengatakan “langka” untuk “ora ono” artinya “tidak ada”, “gutul” untuk “teko”
artinya “tiba”, dan “rika’ untuk “kowe” artinya “kamu”. Sedangkan idiolek adalah bahasa yang
digunakan oleh individu yang bisa saja berbeda dengan orang lain sehingga menjadi suatu ciri khas.
Idiolek bisa dipengaruhi oleh latar belakang penutur, contoh; orang dengan latar belakang
pendidikan yang tinggi atau akademisi akan sering mengatakan “perspektif” saat dia berbicara, dan
kata atau frasa tersebut timbul karena kebiasaan menggunakan kata tersebut. Terakhir ada ragam,
yakni variasi bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan atau keperluan tertentu.
Pemakaian bahasa selalu berhubungan dengan masyarakat. Oleh karena itu, bahasa selalu
dipengaruhi masyarakat pemakainya. Pengaruh yang dimaksud adalah pengaruh situasi dalam
konteks sosialnya. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya keberagaman. Penelitian kali ini untuk
memahami bagaimana variasi bahasa dalam kehidupan komunitas sosial media masyarakat.
Menggunakan metode kualitif deskripsi. Peneliti bermaksud untuk mengumpulkan data-data
penelitian dengan cara terjun langsung dalam lingkaran komunikasi komunitas tersebut dan
menyaksikan secara langsung bagaimana bahasa bisa berfungsi dalam suatu interaksi atau
komunikasi di dunia maya. Penggunaaan bahasa di sosial media, tentu berbeda dengan penggunaan
bahasa secara tatap muka atau langsung. Bahasa lisan akan di pindahkan pada proes mengetik
menjadi bahasa tulis. Lalu kemudian akan dibaca dan ditanggapi secara publik oleh orang-orang yang
berada dalam lingkungan komunitas sosial media tersebut. Hal ini bisa juga disebut dengan
penggunaan bahasa di ruang publik dalam lingkup terbatas, dimana hanya orang-orang tertentu
yang memiliki akses terhadap aplikasi sosial media bisa melihat dan memberikan respon timbal balik
terhadap komunikasi tersebut.
Pengertian sosial media sendiri adalah sejenis media daring yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan komunikasi jarak jauh. Proses interaksi antar user satu dengan user lain, serta
mendapatkan sebuah informasi melalui perangkat aplikasi khusus menggunakan jaringan internet.
Bisa dibilang, bahwa sosial media adalah perantara komunkasi dan penyampaian bahasa dalam
masyarakat. Sehingga komunikasi yang terjalin dalam ranah sosial media bisa disebut sebagai
komunikasi tidak langsung. Tidak hanya digunakan sebagai ranah komunikasi dan mendapat
informasi, sosial media juga menjadi tempat bagi setiap orang untuk bebas berekspresi
menyampaikan aspirasi dan kreatifitas mereka. Sosial media tentu banyak membantu dalam berbagai
bidang kehidupan. Seperti pendidikan, politik, ekonomi, maupun sebatas sarana hiburan. Setiap
orang akan saling berkumpul dan terhubung membentuk komunitas yang sesuai dengan tujuan serta
minat mereka. Jejaring sosial media terkenal yang seringkali digunakan masyarakat untuk
bersosialisasi ataupun berkomunikasi diantara lain adalah Twitter, Facebook, TikTok, Instagram, dan
lain sebagainya.
Setiap orang dalam sosial media tersebut tentu akan berkumpul membentuk kelompok satu
sama lain sesuai dengan keahlian, profesi, minat, ataupun tujuan mereka. Kesamaan ini lah yang
menyebabkan terbentuknya suatu komunitas online dalam sosial media. Setiap komunitas tentu
memiliki ciri khas dalam bagaimana sikap mereka dalam berbahasa dan melakukan komunikasi.
Terutama apabila komunitas tersebut bersifat heterogen dan beranggotakan orang-orang dengan
latar belakang sosial serta pekerjaan yang berbeda. Keberagaman bahasa inilah yang menjadi topik
menarik untuk diteliti. Tentang, seperti apa ragam bahasa yang terjadi dalam konteks komunitas
sosial media di internet, dan apa penyebab munculnya ragam bahasa yang muncul dalam konteks
komunitas sosial media tersebut.

***

Anda mungkin juga menyukai