Anda di halaman 1dari 70

BUKU PANDUAN LAB SKILL

KEPERAWATAN ANAK I

JURUSAN KEPERAWATAN
FKIK UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2019/2020
Doa Sebelum memulai Aktifitas/kegiatan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page ii


Visi Program Studi Ners

Pusat Pencerahan dan Transformasi Perawat Profesional dan Unggul dalam Manajemen
Keperawatan Islami di Kawasan Timur Indonesia pada Tahun 2030

Misi Program Studi Ners

1. Mengembangkan pendidikan manajemen keperawatan Islami yang berbasis kompetensi


dan teknologi
2. Menciptakan iklim akademis yang kondusif dan islami
3. Menyelenggarakan kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang
manajemen keperatan Islami yang terintegrasi ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni.
4. Membangun kemitraan dengan lembaga eksternal dalam rangka pengembangan sumber
daya manusia yang memiliki kualitas keilmuan dan penelitian kompetitif, produktif, dan
dinamis dan inovatif dalam bidang manajemen keperawatan Islami.
5. Mengembangkan kemampuan kolaborasi mahasiswa di masyarakat dalam program
community development.
6. Membina institusi dan alumni keperawatan dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page iii


KEMENTRIAN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Kampus I : Jln Sultan Alauddin No.63Telp.(0411) 864924 Fax. (0411) 864923 Makassar
Kampus II : Jln Muh.Yasin Limpo No.36 Telp.424835 Fax. (0411) 8221400 Samata–Gowa

BUKU PANDUAN
LABORATORIUM SKILLS KEPERAWATAN ANAK I

Tim Penyusun:
1. Dr. Arbianingsih, S. Kep, Ns, M. Kes
2. Huriati, S.Kep, Ns, M. Kes
3. Eka Hadrayani, S.Kep., Ns., M.Kep
4. Muthaharah, S.Kep., Ns., M.Kep

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page iv


IDENTITAS MAHASISWA

Foto Warna
3X4

Nama Mahasiswa :
NIM :
Alamat/Telp :

Tanda Tangan Mahasiswa

(......…..…………………)

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page iii


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan Rahmat, berkah serta
kesempatan-Nya, sehingga penyusunan buku Panduan Prosedur Laboratorium Skill
Keperawatan Anak I Program (S1) Keperawatan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Buku ini
disusun sebagai panduan dalam memahami berbagai prosedur tindakan keperawatan yang
akan menjadi bekal bagi mahasiswa sebelum turun dalam praktik klinik.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam rangka
penyempurnaan buku ini. Semoga segala bantuan dari berbagai pihak mendapat imbalan yang
layak dari Allah SWT.
Akhirnya penyusun berharap semoga dengan terbitnya buku panduan ini mampu
membantu mahasiswa mengikuti proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu dan
kualitas peserta didik keperawatan dan memberikan kontribusi bagi kemajuan dunia
keperawatan dimasa yang akan datang. Amiin.

Makassar, Mei 2020

Penyusun

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 4


DAFTAR ISI
Halaman Judul
Tim Penyusun
Identitas Mahasiswa
Kata Pengantar
Daftar Isi
1. Pengkajian pada bayi baru lahir (BBL)
2. Prosedur Denver Development Screening Test (DDST)
3. Prosedur Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
4. Pengkajian pada anak
5. Prosedur Terapi Bermain
6. Pemberian oksigen pada anak
7. Pemberian nebulisasi pada anak
8. Pemberian suction pada anak
9. Pemberian obat pada anak
10. Pemberian tepid sponge pada anak
11. Pemasangan infus pada bayi dan anak
12. Pemberian transfusi darah
13. Pencegahan infeksi lingkungan pada BBL
14. Pemberian Phototherapy
15. Pemberian Exchange transfusion

Lampiran

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 5


Dr. Arbianingsih, S.Kep., Ns., M.Kes

Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


Pengkajian DDST
Pengkajian MTBS

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 6


PEMERIKSAAN FISIK PADA BBL
A. Definisi
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan dengan tujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
B. Tujuan
a. Untuk mengetahui dan memastikan normalitas bayi
b. Untuk mendeteksi adanya abnormal pada bayi
c. Untuk mengetahui bagaimana penyesuaian bayi terhadap kehidupan di luar uterus dan
bantuan apa yang diperlukan.
C. Persiapan
1. Bayi
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi
telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar
2. Alat
1. kapas
2. senter
3. termometer
4. stetoskop
5. selimut bayi
6. bengkok
7. timbangan bayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjang badan

D. Prosedur

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 7


Ya Tidak
No. Prosedur Ket
(1) (0)
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan
pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik,
faktor lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor
perinatal, intranatal, dan neonatal
3. Susun alat secara ergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih
5. Memakai sarung tangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata
7. Pengukuran Antropometri
A. Penimbangan berat badan
1. Letakkan kain atau kertas pelindung pada
timbangan
2. Atur skala penimbangan ke titik nol sebelum
penimbangan.
3. Letakkan bayi pada timbangan
4. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan
pembungkus bayi
5. Catat hasil timbangan
B. Pengukuran panjang badan
1. Letakkan bayi di tempat yang datar.
2. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit
dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus
terbuat dari bahan yang tidak lentur.
3. Catat hasil pengukuran
C. Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari
kepala kembali lagi ke dahi.
D. Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung
kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua
puting susu)
8. Pemeriksaan Fisik
A. Kepala
1. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah
ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak
lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang
buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak
kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih
yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal
kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun
mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 8


dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus,
sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali.
Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan
peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang
cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba
fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior,
hal ini terjadi karena adanya trisomi 21
2. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
3. Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ;
anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya
B. Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi
tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di
intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti
sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga
kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi
N.fasialis.
C. Mata
1. Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya
mata bayi terbuka.
2. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
3. Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang
belum sempurna
4. Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan
tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai
kekeruhan pada kornea
5. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil
berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang
ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama)
yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
6. Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina
7. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh
kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan
menyebabkan kebutaan
8. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan
bayi mengalami sindrom down
D. Hidung
1. Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih dari 2,5 cm.
2. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui
mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi
jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring
3. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang
terkadang berdarah, hal ini kemungkinan adanya
sifilis kongenital

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 9


4. Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping
hidung mengembang menunjukkan adanya gangguan
pernapasan
E. Mulut
1. Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan
simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan
adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan
mikrognatia
2. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula
(kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
3. Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada
persambungan antara palatum keras dan lunak
4. Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum
yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi
5. Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak.
Bayi dengan edema otak atau tekanan intrakranial
meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda
foote)
F. Telinga
1. Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
2. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
3. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas dibagia atas
4. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi
yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
5. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini
dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal
G. Leher
1. leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika
terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada
kelainan tulang leher
2. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pada fleksus brakhialis
3. Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan, periksa adanya pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis
4. Adanya lipatan kulit yang berlebihan di bagian
belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.
H. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya
terutama pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong
atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur
I. Tangan
1. Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan
cara meluruskan kedua lengan ke bawah

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 10


2. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan
kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis
atau fraktur
3. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili
atau sidaktili
4. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan
yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormaltas
kromosom, seperti trisomi 21
5. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka
dan perdarahan
J. Dada
1. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas.
Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada
dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan
sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu
diperhatikan
2. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk
dengan baik dan tampak simetris
3. Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
K. Abdomen
1. Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji
adanya pembengkakan
2. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika
3. Abdomen yang membuncit kemungkinan karena
hepato-splenomegali atau tumor lainnya
4. Jika perut kembung kemungkinan adanya
enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten
L. Genitalia
1. Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-
1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak
boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
2. Periksa adanya hipospadia dan epispadia
3. Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah
testis ada dua
4. Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora
menutupi labia minora
5. Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
6. Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari
vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu
(withdrawl bedding)
M. Anus dan rectum
1. Periksa adanya kelainan atresia ani ,
2. kaji posisinya

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 11


3. Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama,
jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan
adanya mekonium plug syndrom, megakolon atau
obstruksi saluran pencernaan
N. Tungkai
1. Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa
panjang kedua kaki dengan meluruskan keduanya dan
bandingkan
2. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya
gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya
fraktur, kerusakan neurologis.
3. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki
O. Spinal
1. Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi,
2. cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina
bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil
berambut yang dapat menunjukkan adanya
abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
P. Kulit
1. Perhatikan kondisi kuli bayi.
2. Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
3. Periksa adanya pembekakan
4. Perhatikan adanya vernik kaseosa
5. Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak
terdapat pada bayi kurang bulan

10. jelaskan pada ibu atau keluarga tentang hasil pemeriksaan


11. Rapikan bayi
12. Bereskan alat
13. Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan

Kewaspadaan Perawat
1. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda
apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
2. Jika bayi telanjang maka pemeriksaan harus di bawah lampu pemancar

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 12


TES SKRINING DENVER

Defenisi : DDST merupakan metode skrening terhadap kelainan


perkembangan anak meliputi perkembangan motoric halus, motoric
kasar, bahasa dan personal social.
Tujuan : Untuk menilai tingkat perkembangan anak terkait aspek motoric
halus, kasar, bahasa dan personal social.
Persiapan klien : Minta keluarga untuk ikut berperan dalam melakukan penilaian
tumbuh kembang anak sehingga anak dalam mkondisi rilex.
Persiapan ruangan : Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman untuk anak mampu
mengeksplor kemampuannya.

Skala
No Prosedur/ Langkah Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat
a. Formulir penilaian denver
b. Denver kit
1. Benang wol
2. Bola kecil
3. Manik-manik
4. Bel
5. Botol kecil
6. Pulpen
7. Buku
8. Balok berwarna
9. Permainan ular tangga
2. Prosedur pelaksanaan
Tahap pra interaksi
1. Memberi salam dengan membaca basmalah
dan membaca do’a, kemudian melakukan
kontrak waktu.
2. Menyiapkan alat yang akan di gunakan
3. Mencuci tangan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 13


3. Tahap orientasi
1. Memberi salam kemudian menyapa orang tua
dan anak dengan cara memanggil nama anak.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya
pemeriksaan dan menanyakan persetujuan
kesiapan anak dan orang tua sebelum kegiatan
dilakukan.
3. Mengajak ke tempat atau ruangan yang telah
disiapkan atau memilih tempat yang
didinginkan.
4. Tahap kerja
1. Menetapkan usia anak dengan melihat tanggal
pengkajian dengan tanggal kelahiran, untuk
usia 15 hari keatas maka bulannya di bulatkan
keatas sedangkan untuk usia di bawah 15 hari
maka bulannya di bulatkan ke bawah.
2. Tarik garis berdasarkan usia kronologis hasil
perhitungan secara vertical pada formulir
Denver.
3. Lakukan stimulasi secara bertahap terhadap
keempat aspek penilaian (sector) secara
beraturan untuk memberikan penilaian pada
setiap dengan bantuan alat yang telah
disediakan.
4. Teknik penilaian setiap item disetiap sector
akan di beri tanda F (fail) jika anak tidak
mampu melakukan sesuai item, P (Passed) jika
anak mampu melakukan sesuai item penilaian.
5. Tahap terminasi
1. Melakukan efaluasi hasil penilaian dengan
kriteria:
a. Abnormal
1) Bila di dapatkan dua atau lebih
keterlambatan pada dua sector atau
lebih.

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 14


2) Bila dalam satu sector atau lebih
didapatkan dua atau lebih
keterlambatan ditambah satu sector
atau llebih dengan I keterlambatan, dan
pada sector yang sama tidak ada
kelulusan pada kotak yang
berpotongan secara vertical pada garis
usia.
3) Interpretasi penialaian delay apabila
hasil penilaian gagal pada satu pokok
penilaian ke kiri garis usia kronologis.
b. Meragukan
1) Bila pada satu sector terdapat dua
keterlambatan atau lebih.
2) Bila pada satu sector atau lebih di
dapatkan satu keterlambatan dan pada
sector yang sama tidak ada kelulusan
pada kotak yang berpotongan secara
vertical berdasarkan usia
3) Coution Jika hasil pemeriksaan
melewati, gagal atau menolak item
pokok yang dipotong berdasarkan
garis usia diantara persentil 25 dan ke
75..
c. Tidak dapat di tes
Apabila terjadi penolakan yang
menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
atau meragukan.
d. Normal
1) Tidak ada keterlambatan pada setiap
item penilaian berdasarkan hasil
perpotongan garis horizontal.
2) Interpretasi penilaian tidak ada
penolakan pada satu atau lebih pokok
dengan lengkap ke kiri garis vertical
usia kronologis atau lebih dari satu titik
potong ke kanan berdasarkan garis usia
pada area 75% sampai 90%.
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada orang
tua atau keluarga.
3. Berpamitan sambil mengucapkan salam dan
memberikan informasi yang dapat
menguatkan orang tua atau keluarga bahwa
“...Kami tiada membebai seseorang melainkan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 15


menurut kesanggupannya….’ (QS. Al
Mu’minuun (23): 62).
4. Mencuci tangan
5. Mencatat atau mendokumentasikan hasil
pemeriksaan.

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 16


Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 17
Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 18
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

Defenisi : Manajemen terpadu balita sakit merupakan suatu pendekatan


manajemen keperawatan untuk menciptakan pelayanan
keperawatan secara terpadu terhadap pelayanan promotif, prefentif
dan kuratif secara terstruktur meliputi Tanya, lihat, raba dan dengar
kemudian membuat klasifikasi untuk pemberian tindakan
pengobatan sampai pada konseling tindak lanjut.
Tujuan : Mencegah angka kematian pada bayi dan anak terkait tanda bahaya,
pneumonia, diare, campak, malaria, DBD, infeksi telinga, status
gizi, anemia, status HIV, dan status imunisasi.
Persiapan klien : Minta keluarga untuk ikut berperan dalam melakukan penilaian dan
pemberian tindakan sehingga anak sebisa mungkin dalam kondisi
rilex.
Persiapan ruangan : Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dengan cukup
penerangan serta ketersediaan sarana untuk menjaga privacy pasien.

Skala
No Prosedur/ Langkah Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat
a. Formulir penilaian MTBS untuk balita sakit
umur 2 bulan sampa 5 tahun dan formulir bayi
muda umur kurang dari 2 bulan.
b. Buku Bagan MTBS
c. Alat
1. Timbangan BB
2. Alat ukur tinggi badan/ panjang badan
3. Thermometer
4. Stateskop
2. Prosedur pelaksanaan
Tahap pra interaksi

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 19


1. Memberi salam dengan mengucapkan
basmalah dan membaca do’a, kemudian
melakukan kontrak waktu.
2. Menyiapkan alat yang akan di gunakan
3. Mencuci tangan
3. Tahap orientasi
1. Memberi salam kemudian menyapa orang tua
dan anak dengan cara memanggil nama anak.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya
pemeriksaan dan menanyakan persetujuan
kesiapan anak dan orang tua sebelum kegiatan
dilakukan.
3. Mengajak ke tempat atau ruangan yang telah
disiapkan atau memilih tempat yang
didinginkan.
4. Tahap kerja
1. Menetapkan usia anak untuk menyesuaikan
dengan formulir penilaian yang akan
digunakan.
2. Melakukan proses tanya jawab pada anak,
orang tua atau keluarga yang mendampingi
secara terstruktur berdasarkan formulir
penilaian dengan cara melingkari setiap
jawaban atau gejala yang ditemukan.
3. Data hasil Tanya jawab kemudian di
klasifikasikan berdasarkan buku bagan
kemudian menentukan tindakan/ pengobatan
segera berdasarkan gejala yang ada.
4. Penentuan rencana tindak lanjut setelah
pemberian pengobatan dalam bentuk
konseling kesehatan kepada orang tua dan
keluarga.
5. Tahap Terminasi

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 20


1. Melakukan efaluasi hasil penilaian secara
keseluruhan berdasarkan formulir yang
digunakan.
2. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada orang
tua atau keluarga dengan mengajarkan do’a
kesembuhan ALLAHUMMA RABBANNAA
ADZHIBIL BA'SA WASY FIHU. WA ANTAS
SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA,
SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA
Artinya: “Ya Allah, Rabb manusia,
hilangkanlah kesusahan dan berilah dia
kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha
Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan
kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan
yang tidak meninggalkan penyakit lain” (HR
Bukhari dan Muslim).
3. Berpamitan sambil mengucapkan salam dan
menyampaikan bahwa “...Kami tiada
membebai seseorang melainkan menurut
kesanggupannya….’ (QS. Al Mu’minuun
(23): 62).
4. Mencuci tangan
5. Mencatat atau mendokumentasikan hasil
pemeriksaan.

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 21


Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 22
Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 23
Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 24
Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 25
Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 26
Huriati, S.Kep., Ns., M.Kes

Pemeriksaan Fisik pada Anak


Prosedur Terapi Bermain

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 27


PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK
A. Defenisi
Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan tehnikal. Hal itu merupakan tuntutan
yang sama sensivitasnya dengan kebutuhan fisik dan psikologik anak yang sulit di kenal dan
tidak sama dengan yang lainnya
B. Tujuan
Memperoleh informasi yang akurat tentang keadaan fisik anak
C. Persiapan
1. Pasien
a. Fisik
b. Psikologis: bersikap ramah dan tenang
2. Alat
a. Stetoskop
b. Tensimeter / a sphygmomanometer
c. Manset pediatrik
d. Termometer
e. Pen light
f. Lampu kepala
g. Corong telinga / otoscope
h. Speculum hidung / nose speculum
i. Spatel
j. Tissu
k. Handscoen / Gloves
l. Lubrikan
m. Kartu snellen
n. Refleks hammer
o. Timbangan berat badan
p. Pita ukur
q. Jam tangan dgn jarum detik / a watch
r. Scherem/ screen / room cubicle bila diperlukan

D. Prosedur Kerja

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 28


Ya Tidak
No. Prosedur Ket
(1) (0)
1. Pengkajian Keadaan Umum :
1. Mengukur tanda – tanda vital :
a. Tekanan darah :
1) pasang manset yang menutupi 75% pd lengan atau
paha.
2) palpasi a.radialis atau a.poplitea dan letakkan
diafragma stetoskop diatas arteri
3) kembangkan manset hingga 30 mmHg diatas
denyut menghilang
4) Kempiskan dan perhatikan titik pertama kali
denyut didengarkan dan titik dimana denyut
menghilang
b. Nadi :
1) ukur denyut nadi dengan meletakkan jari pada
arteri radialis atau letakkan stetoskop pd denyut
apikal pd titik impuls maximum (TIM). Usia < 7
thn letakkan stetoskop pd ICS 4 sedangkan usia >7
thn pd ICS 5.
2) hitung denyut nadi selama 1 menit penuh
c. Suhu : pilih thermometer yang sesuai dan atur posisi
untuk pengukuran suhu.
1) Term Oral : letakkan dibawah lidah didlm kantong
sublingual kanan atau kiri dan minta anak
mengatupkan mulutnya. Ukuir selama + 7 menit
2) Term Aksila : letakkan dibawah lengan dengan
ujungnya tepat ditengah axial dan dekatkan dengan
kulit. Tahan tangan anak untuk menjepitnya. Ukur
+ 5 menit
3) Term rectal : ujung term diberi pelumas lalu
dimasukkan + 2,5 cm kedalam rectum. Pegang
dengan hati-hati. Ukur + 4 menit.
4) Perhatikan suhu yang tertera di thermometer.
d. Pernafasan :
1) Kaji frekuensi pernafasan dengan meletakkan jari
atau tangan tepat pada procesus xipoideus
2) hitung selama 1 menit penuh.
3) Perhatikan kedalaman & irama nafas Dapat pula
dikaji menggunakan stetoskop
2. Mengukur TB / BB
a. Menentukan Berat badan :
1) Usia < 20 bulan : pakaian bayi dibuka (termasuk
popok) dan bayi diletakkan ditimbangan yg
dilapisi kain. Ukur BB anak
2) Usia 20 bln s/d 5 thn : pakaian anak dibuka kecuali
CD dan ditimbang dengan timbangan berdiri
3) Anak usia > 5 thn : buka sepatu, anak ditimbang
dengan berpakaian dan dengan timbangan berdiri

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 29


b. Menentukan Tinggi Badan :
1) Bayi (< 20 bulan) : Baringkan bayi, kaki bayi
diekstensikan dan didorong perlahan ke meja ukur
dan ukurlah jarak antara ujung tumit hingga vertex
kepala.
2) Anak2 (usia >20 bulan) : anak diminta untuk
berdiri tegak dan ukur tinggi Badan.
3. Mengukur Lingkar Kepala, Lingkar dada, lingkar perut dan
lingkar lengan :
a. Mengukur LK : letakkan meteran melingkari kepala
tepat diatas alis dan pinna dan melingkari oksiput yang
menonjol. Perhatikan pula kesimetrisan kepala klien.
b. Mengukur LD : letakkan meteran melingkari dada tepat
setinggi puting susu.
c. Mengukur LP : letakkan meteran setinggi umbilikus.
d. Mengukur Lila : letakkan meteran secara meilngkar
pada 1/3 bagian atas lengan

4. Mengobservasi pembesaran adenoid :


a. Gunakan senter kepala, minta klien untuk membuka
mulut dan menjulurkan lidah
b. Tekan lidah dengan spatel dan observasi apakah terjadi
pembesaran adenoid
Kepala :
1. Atur pasien dalam posisi duduk
Inspeksi
a. Bentuk kepala ; makrosefali atau mikrosefali
b. Tulang tengkorak :
1) Anencefali : tidak ada tulang tengkorak
2) Encefalokel : tidak menutupnya fontanel occipital
3) Fontanel anterior menutup : 18 bulan
4) Fontanel posterior : menutup 2 – 6 bulan
5) Caput succedeneum : berisi serosa , muncul 24 jam
pertama dan hilang dalam 2 hari
6) Cepal hematoma : berisi darah,muncul 24 – 48 jam
dan hilang 2 – 3 minggu
7) Distribusi rambut dan warna
8) Jika rambut berwearna / kuning dan gampang
tercabut merupakan indikasi adanya gangguan
nutrisi
2. Ukuran lingkar kepala 33 – 34 atau < 49 dan diukur dari
bagian frontal kebagian occipital.

Palpasi :
a. Massa, pembengkakan
b. Nyeri tekan
c. Palpasi garis sutura kepala bayi
Bunyi krepitasi kranial

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 30


Mata :
Beritahu pasien untuk dapat bekerja sama
Inspeksi
1. Kelopak mata :
a. amati bentuk dan keadaan kulit kelopak mata,
bagian pinggir kelopakmata, mis ada kemerahan, air
mata
b. Perhatikan bila ada udem pada mata
2. Refleks kornea terhadap sentuhan, Refleks pupil
terhadap cahaya, Refleks berkedip

Hidung :
Inspeksi
Kesimetrisan dan apakah terdapat epistaksis. Apakah ada
sekret

Palpasi
Apakah terjadi deviasi sektum
Telinga :
a. Simetris kiri dan kanan
b. Daun telinga dilipat, dan lama baru kembali keposisi
semula menunjukkan tulang rawan masih lunak.
c. Cana;lis auditorious ditarik kebawah kemudian
kebelakang,untuk melihat apakah ada serumen atau
cairan.
d. Pemeriksaan tes nervus VIII (Acustikus)
e. menggesekkan rambut, atau tes bisik.
f. Mendengarkan garpu tala (Tes Rinne,Weber)
g. Starter refleks :tepuk tangan dekat telinga, mata akan
berkedip.
Mulut :
a. Bibir kering atau pecah – pecah
b. Periksa labio schizis
c. Periksa gigi dan gusi apakah ada perdarahan atau
pembengkakan.
d. Tekan pangkal lidah dengan menggunakan spatel,hasil
positif bila ada refleks muntah ( Gags refleks)
e. Perhatikan ovula apakah simetris kiri dan kanan
f. Pemeriksaan nervus X ( VAGUS)
g. Tekan lidah dengan menggunakan spatel, dan anjurkan
klien untuk memngatakan “ AH “ dan perhatikan ovula
apakah terngkat.
h. Pemeriksaan nervus VII ( facialis) sensoris
1) Tetesi bagian 2/3 anterior lidah dengan rasa asin,
manis dan pahit, kemudian menentukan zat apa yang
dirasakan dan 1/3 bagian belakang lidah untuk
pemeeriksaan Nervus IX.
2) Pemeriksaan Nervus XI Hipoglosus
3) Menyuruh pasien untuk menjulurkan lidah lurus lurus
kemudian menarik dengan cepat dan disuruh

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 31


menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan dwan
sementara itu pemerikswa melakukan palpasi pada
kedua pipi untuk merasakan kekuatn lidah.
4) Rooting refleks : bayi akan mencari benda yang
diletakkan disekitar mulut dan kemudian akan
mengisapnya.
5) Dengan memakai sarung tangan, masukkan jari
kelingking kedalam mulut, raba palatum keras dan
lunak apabila ada lubang berarti labio palato
shizis,kemudian taruh jari kelingking diatas lidah ,
hasil positif jika ada refleks mengisap (Sucking
Refleks)
Leher :
Inspeksi
Refleks leher tonik
Reflex neck-righting
Refleks otolith-righting
Palpasi :
Kelenjar limfe
a. Adanya pembesaran (adenopati limfe)
b. Kelenjar tiroid
1) Pembesaran arteri karotis
2) Palpasi kelenjar thyroid dengan berdiri dibelakang
klien. Bayi paling baik diperiksa dengan meletakkan
dlm posisi terlentang

Dada & paru-paru :


Inspeksi
Bentuk dada : kesimetrisan, ukuran dan perkembangan
payudara
Ekspansi dada:
Anjurkan penderita inspirasi dan ekspirasi perhatikan
pengembangangan dadanya
Sifat pernafasan : perut/dada,
Frekuensi pernapasan : normal, takipneu, bradipneu
Retraksi : intercostal, supraclavicula, substernal

Palpasi
Vocal Fremitus : letakkan tangan kedua lapang paru dan minta
anak untuk mengatakan “99” atau “eee”

Perkusi
Untuk paru anterior, anak duduk atau terlentang. Untuk paru
posterior, anak duduk
Normalnya : lobus-lobus paru resonan.
Pekak pd grs midclavicula kanan ICS 5 (hepar), pekak pd ICS
2-5 diatas sternum kiri sampai grs midklavicula (jantung)
ICS 5 ke bawah bunyi timpani (lambung)
Auskultasi

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 32


Letakkan diafragma stetoskop pd lapang paru anak dan
dengarkan secara sistematis dan simetris mulai dari apex ke
dasar paru.
Bunyi nafas yg abnormal :
 Crakles (rales) : terdengar terutama saat inspirasi dari
sal.udara melalui cairan. Pd anak mudah terdengar diaksila
 Mengi (wheezing) : disebabkan udara melewati saluran yg
sempit
 Stridor : bunyi akibat obstruksi (ngorok)
 Friction rub pleural : bunyi gemericik, bergesekan selama
inspirasi & ekspirasi, terjadi karena permukaan pleura
mengalami inflamasi
Bunyi Suara (terdengar tp suara tdk jelas)
 Pektoriloquy : anak membisikkan kata2 tapi yg terdengar
suku kata
 Bronkofoni : anak mengucapkan kata2 yg tdk dpt dibedakan
tetapi resonan vokal meningkat dlm intensitas & kejelasan
 Egofoni : anak mengatakan ”ee” yg terdengar sebagai bunyi
nasal ”ay” melalui stetoskop

Jantung :
Inspeksi
Bentuk dada
Denyut jantung apeks (PMI)
Palpasi
Denyut apeks
Perkusi
Identifikasi bunyi perkusi jantung
Lokasi jantung

Auskultasi :
Dengarkan BJ dengan meletakkan stetoskop pada area :
 Aorta : ICS 2 kanan dekat sternum
 Pulmonalis : ICS 2 kiri dekat sternum
 Titik ERB : ICS 2 & 3 kiri dekat sternum
 Apical atau mitral : ICS 5 grs midklavicula kiri ( bayi : ICS
3-4 lateral grs midklavicula kiri)

Temuan :
 S1 & S2 terdengar jelas, jernih, frekuensi sama dengan nadi
radialis, irama teratur & tetap
 Area aorta : S2 lebih keras drpd S1
 Pulmonal : paling baik terdengar pemecahan S2
 Titik Erb : murmur fungsional paling sering
Area mitral atau apical : S1 terdengar paling keras
Abdomen :
 Lakukan dengan urutan pemeriksaan sebagai berikut :
 Inspeksi :

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 33


 Kesimetrisan dan warna perut
 Distensi abdomen : tampak kulit perut teregang dan
mengkilat
 Auskultasi :
 Bising usus : bunyi gemerincing logam pendek
seperti kumur-kumur, klik atau terdengar
menggeram setiap 10-30 detik
 Bising aorta : terdengar pd epigastrium sedikit kekiri
dari garis tengah
 Perkusi :
Bagi 4 kuadran :
Hepar : 1-2 cm dibawah margin costa kanan pd bayi &
anak kecil
Limpa : 1-2 cm dibawah margin costa kiri pd bayi &
anak kecil
Terdengar resonan bila terdapat cairan dlm abdomen
(ascites)
 Palpasi :
 Palpasi hepar : pada anak yg lebih besar biasanya tdk
dapat teraba
 Berdiri disamping kanan penderita
 Tangan kiri pada dinding toraks posterior
penderita pada iga 11-12
 Tekan keatas (dinding dada terangkat).
 Tangan kanan pada batas tulang iga membentuk
sudut 450
 Penderita ekhalasi : tekan 4-5 cm rasakan batas
hepar (sulit terabas pada obesitas).
 Palpasi lien :
 Anjurkan pasien miring ke sisi kanan (agar dekat
dengan dinding perut)
 Lakukan palpasi sama dengan pada hepar
 Refleks kremaster : gores pada abdomen mulai dari
sisi lateral kemedial ,terlihat kontraksi.

PUNGGUNG.
 Susuri tulang belakang , apakah ada spina bivida okulta
: ada lekukan pada lumbo sacral,tanpa herniasi dan
distribusi lanugo lebih banyak.
 Spina bivida sistika : dengan herniasi , meningokel (
berisi meningen dan CSF) dan mielomeningokel (
meningen + CSF + saraf spinal).
 Rib hum and Flank: dalam posisi bungkuk jika tulang
belakang rata/simetris
( scoliosis postueral) sedangkan jika asimetris atau bahu
tinggi sebelah dan vertebra bengkok ( scoliosis
structural) skoliometer >40

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 34


TANGAN
 Jumlah jari – jari polidaktil ( .> dari 5 ) , sindaktil ( jari
– jari bersatu)
 Pada anak kuku dikebawakan, dan tidak patah , kalau
patah diduga kelainan nutrisi.
 Ujung jaru\i halus
 Kuku klubbing finger < 180 ,bila lebih 180 diduga
kelainan system pernafasan
 Grasping refleks : meletakkan jari pada tangan bayi,
maka refleks akan menggengam.
 Palmar refleks : tekan pada telapak tangan ,akan
menggengam
PELVIS
 CDH : test gluteal , lipatan paha simetris kiri kanan
 Ortholani test : lutut ditekuk sama tinggi/tidak
 Barlow test : kedua lutut ditekuk dan regangkan
kesamping akan terdengar bunyi klik
 Tredelenburg test : berdiri angkat satu kaki, lihat posisi
pelvis apakah simetris kiri dan kanan.
 Waddling gait : jalan seperti bebek.
 Thomas test : lutut kanan ditekuk dan dirapatkan
kedada,sakit dan lutut kiri akan terangkat
LUTUT
 Ballotemen patella : tekan mendorong kuat akan
menimbulkan bunyi klik jika ada cairan diantaranya
 Mengurut kantong supra patella kebawah akan timbul
tonjolan pada kedua sisi tibia jika ada cairan diduga ada
atritis.
 Reflek patella, dan hamstring.

KAKI
 Lipatan kaki apakah 1/3, 2/3, bagian seluruh telapak
kaki.
 Talipes : kaki bengkok kedalam.
 Clubfoot : otot-otot kaki tidak sama panjang, kaki jatuh
kedepan.
 Refleks babinsky
 Refleks Chaddok
 Staping Refleks.

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 35


Cara Mengukur Lingkar Kepala, Lingkar Dada dan Lingkar Perut

Cara Mengukur Tinggi Badan Pada Anak

Tempat-tempat Pengukuran Tekanan Darah

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 36


PROSEDUR TERAPI BERMAIN

A. PENGERTIAN
1. Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dirinya yang tidak disadari (Wong:
1991)
2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya
tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya (Hurlock: 1978)
3. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan dalam mengatasi konflik dari dalam
dirinya yang tidak disadari serta dengan keinginan sendiri untuk memperoleh kesenangan
(Roster: 1987)

B. TUJUAN
1. Meminimalisir tindakan perawatan yang traumatis
2. Mengurangi kecemasan
3. Membantu mempercepat penyembuhan
4. Sebagai fasilitas komunikasi
5. Persiapan untuk hospitalisasi atau surgery
6. Sarana untuk mengekspresikan perasaan

C. KEBIJAKAN
Dilakukan di Ruang rawat inap, Poli tumbuh kembang, Poli rawat jalan dan Tempat penitipan
anak

D. PETUGAS
Perawat

E. PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien dan keluarga diberitahu tujuan bermain
2. Melakukan kontrak waktu
3. Tidak ngantuk
4. Tidak rewel
5. Keadaan umum mulai membaik
6. Pasien bias dengan tiduran atau duduk, sesuai kondisi klien

F. PERALATAN
1. Rancangan program bermain yang lengkap dan sistematis
2. Alat bermain sesuai dengan umur/jenis kelamin dan tujuan

G. PROSEDUR PELAKSANAAN

No Prosedur Ya Tidak Ket


(1) (0)
Tahap Pra interaksi
1. Melakukan kontrak waktu
2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak
rewel, keadaan umum membaik/kondisi yang
memungkinkan)

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 37


3. Menyiapkan alat

Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan menyapa
nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
sebelum kegiatan dilakukan

Tahap Kerja
1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan
sendiri atau dibantu
3. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
4. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan
5. Mengobservasi emosi, hubungan inter-personal,
psikomotor anak saat bermain
6. Meminta anak menceritakan apa yang
dilakukan/dibuatnya
7. Menanyakan perasaan anak setelah bermain
8. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga
tentang permainan

Tahap Terminasi
1. Berpamitan dengan pasien
2. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat
semula
3. Mencuci tangan
4. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta
keluarga kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan dan kesimpulan hasil bermain meliputi
emosional, hubungan inter-personal, psikomotor
dan anjuran untuk anak dan keluarga

Dokumentasi
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 38


Eka Hadrayani, S.Kep., Ns., M.Kep

Pemberian Oksigen pada Anak


Pemberian Nebulisasi pada Anak
Suction pada Anak
Pemberian Obat pada Anak
Tapid Sponge

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 39


PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN PADA ANAK

A. Definisi
Memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru-paru melalui saluran pernapasan
dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan
B. Tujuan
1. Mengoreksi kondisi hipoksia
2. Menimalkan kerja paru-paru
3. Menurunkan kerja jantung
C. Persiapan
1. Persiapan Pasien
- Jelaskan tujuan pemberian Tindakan pada klien dan keluarga
2. Persiapan Lingkungan
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
3. Persiapan Alat
a. Set oksigen
1) Tabung oksigen
2) Flow meter
3) Botol pelembab berisi aquadest
b. Kanul nasal, masker
c. Plester
d. Gunting
e. Baki
f. Perlak alas
g. Sabun cuci tangan
h. Handuk
i. Vaselin

D. Prosedur

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 40


No Prosedur Ya Tidak Ket
(1) (0)
Tahap Pra interaksi
1 Pengkajian
a. Kaji tanda hipoksia
- Status respiratory: RR, suara napas
- Status neurologi: kesadaran, reflex
- Status kardiologi: HR, TD
- Hasil Lab: AGD, Hb dan Ht
b. Kaji Riwayat Kesehatan: terkait gangguan
pernapasan
c. Kaji usia anak, tingkat perkembangan dan
kemampuan kooperatif
2 Mencuci tangan
3 Siapkan alat-alat
Tahap Orientasi
1 Memberi salam, panggil klien anak dengan panggilan
yang disenangi
2 Memperkenalkan nama perawat
3 Menjelaskan prosedur Tindakan kepada klien dan
keluarga
4 Berikan kesempatan kepada klien/keluarga bertanya
sebelum kegiatan dilakukan.
Tahap kerja
1 Mengatur posisi anak semi fowler atau kepala lebih
tinggi
2 Memeriksa oksigen dengan flowmeter
3 Menyambungkan kanul oksigen pada kanul atau
facemask
4 Memberikan oksigen sesuai instruksi
5 Memfiksasi: facemask dengan mengatur pita elastis
dibagian kepala
6 Menanyakan pada anak apakah sesaknya berkurang atau
tidak (bila memungkinkan)
7 Merapikan alat
8 Cuci tangan
Tahap Terminasi
1 Evaluasi perasaan klien
2 Simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik
positif
3 Melakukan kontrak pertemuan selanjutnya
4 Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
5 Bereskan alat

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 41


6 Cuci tangan
Dokumentasi
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

PEMBERIAN NEBULISASI PADA ANAK


1. Pengertian
Pemberian inhalasi uap dengan obat atau tanpa obat dengan menggunakan nebulator
2. Tujuan
a. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
b. Melonggarkan jalan nafas
3. Indikasi
a. Pasien yang mengalami kesulitan mengeluarkan sekret
b. Pasien yang mengalami penyempitan jalan nafas
4. Persiapan alat
1. Set nebulizer
2. Obat bronkodilator
3. Bengkok 1 buah
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades
7. Tissue
5. Prosedur
No. Tindakan Ya Tidak Ket
A Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Mengatur pasien dalam posisi duduk
3. Menempatkan meja/troly di depan pasien yang
berisi set nebulizer
4. Mengisi nebulizer dengan aquades sesuai takaran
5. Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6. Memasukkan obat sesuai dosis

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 42


7. Memasang masker pada pasien
8. Menghidupkan nebulizer dan meminta pasien nafas
dalam sampai obat habis
9. Bersihkan mulut dan hidung dengan tissue

D Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan pasien/keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 43


SUCTION PADA ANAK
1. Pengertian
Penghisapan lendir (suction) merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara mandiri
dengan menggunakan alat penghisap
2. Tujuan
1. Membersihkan jalan napas
2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
2. Persiapan alat
1. Suction
2. Masker
3. Handscun
4. Bengkok, air pembilas
3. Prosedur
No Tindakan Ya Tidak

1 Informasikan pada klien mengenai prosedur yan akan dilakukan


2 Membaca basmalah dan berdoa
3 Lakukan pemeriksaan auskultasi paru-paru.

4 Atur kekuatan alat pengisap (suction).


5 Cuci tangan.
6 Lakukan pemeriksaan fungsi vital
7 Berikan oksigen awal (praoksigenasi 100%).
8 Pakai sarung tangan atau gunakan pinset.
9 Siapkan kateter suction steril.
10 Siapkan kasa alkohol sebanyak 2-3 lembar.
11 Hubungkan kateter dengan selang suctin yang telah diprogram.
12 Buka konektor tube atau trakeostomi dan lakukan desinfeksi
dengan alkohol.
13 Masukkan kateter ke dalam trakea dalam keadaan tidak
mengisap.
14 Dorong kateter sampai karina, lalu tarik kurang lebih 1 cm,
kemudian tarik kembali kateter secara perlahan dengan gerakan
memutar dan dalam posisi mengisap.
15 Lakukan pengisapan selama 10 detik, tidak boleh lebih.
16 Bersihkan kateter dengan kasa alkohol lalu bilas dengan NaCl
0,9 % atau aqua steril.

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 44


17 Lakukan pengisapan secara berulang-ulang sampai suara napas
bersih.
18 Bersihkan alat-alat.

PEMBERIAN OBAT PADA ANAK

A. Definisi
Pemberian obat oral adalah memberikan obat pada klien anak yang dimasukkan melalui
mulut.
B. Tujuan
1. Untuk memudahkan dalam pemberian
2. Proses reabsorbsi lebih lambat sehingga bila timbul efek samping dari obat tersebut
dapat segera diatasi
3. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan nyeri
4. Menghindari pemberian obat yang menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan
C. Persiapan
1. Persiapan pasien
- Jelaskan tujuan pemberian obat dan waktu minum obat
2. Persiapan Lingkungan
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
3. Persiapan alat
a. Baki berisi obat
b. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
c. Pemotong obat (bila diperlukan
d. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
e. Gelas pengukur (bila diperlukan)
f. Gelas dan air minum
g. Sedotan
h. Sendok
i. Pipet
j. Spuit sesuai ukuran untuk mulut anak-anak

D. Prosedur

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 45


No Prosedur Ya Tidak Ket
(1) (0)
Tahap Pra interaksi
1 Mengkaji kondisi klien, memeriksa catatan keperawatan
dan catatan medis klien
2 Menyiapkan alat yang diperlukan dan privasi ruangan
3 Mencuci tangan
4 Mendekatkan alat
Tahap Orientasi
1 Memberi salam, panggil klien anak dengan panggilan
yang disenangi
2 Memperkenalkan nama perawat
3 Menjelaskan prosedur Tindakan kepada klien dan
keluarga
4 Berikan kesempatan kepada klien/keluarga bertanya
sebelum kegiatan dilakukan.
Tahap Kerja
1 Siapkan peralatan dan cuci tangan
2 Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral
(menelan, mual, muntah, adanya program tahan makan
atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
3 Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama
dan dosis obat, waktu dan cara pemberian) periksa tanggal
kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang
atau dokter yang meminta.
4 Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah
pengobatan dan ambil obat yang diperlukan)
5 Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah
obat yang sesuai dengan dosis yang diperlukan tanpa
mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk
menjaga kebersihan obat).
a. Tablet atau Kapsul

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 46


1) Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk
disposibel tanpa menyentuh obat.
2) Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan
untuk membagi obat sesuai dengan dosis yang
diperlukan.
3) Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus
obat menjadi bubuk dengan menggunakan martil
dan lumpang penggerus, kemudian campurkan
dengan menggunakan air. Cek dengan bagian
farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa
obat tidak boleh digerus sebab dapat
mempengaruhi daya kerjanya.
b. Obat Cair
1) Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur
dengan rata sebelum dituangkan, buang obat yang
telah berubah warna atau menjadi lebih keruh.
2) Buka penutup botol dan letakkan menghadap
keatas. Untuk menghindari kontaminasi pada tutup
botol bagian dalam.
3) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada
pada telapak tangan, dan tuangkan obat kearah
menjauhi label. Mencegah obat menjadi rusak
akibat tumpahan cairan obat, sehingga label tidak
bisa dibaca dengan tepat.
4) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam
mangkuk obat berskala.
5) Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup
botol dengan menggunakan kertas tissue.
Mencegah tutup botol sulit dibuka kembali akibat
cairan obat yang mengering pada tutup botol.
6) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit,
kurang dari 5 ml maka gunakan spuit steril untuk
mengambilnya dari botol.

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 47


7) Berikan obat pada waktu dan cara yang benar.
a) Identifikasi klien dengan tepat
b) Menjelaskan mengenai tujuan dan daya kerja
obat dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh klien.
c) Atur pada posisi duduk, jika tidak
memungkinkan berikan posisi lateral. Posisi
ini membantu mempermudah untuk menelan
dan mencegah aspirasi.
d) Beri klien air yang cukup untuk menelan obat,
bila sulit menelan anjurkan klien meletakkan
obat di lidah bagian belakang, kemudian
anjurkan minum. Posisi ini membantu untuk
menelan dan mencegah aspirasi.
e) Catat obat yang telah diberikan meliputi nama
dan dosis obat, setiap keluhan, dan tanda
tangan pelaksana. Jika obat tidak dapat masuk
atau dimuntahkan, catat secara jelas alasannya.
f) Kembalikan peralatan yang dipakai dengan
tepat dan benar, buang alat-alat disposibel
kemudian cuci tangan.
g) Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada
klien
Tahap Terminasi
1 Evaluasi perasaan klien
2 Simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik positif
3 Kontrak pertemuan selanjutnya
4 Bereskan alat
5 Cuci tangan
Dokumentasi
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 48


TEPID SPONGE

A. Definisi
Merupakan tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam yaitu
dengan merendam anak di dalam air hangat, mengelap sekujur tubuh dengan air hangat
menggunakan waslap, dan dengan kompres pada bagian tubuh tertentu yang memiliki
pembuluh darah besar.
B. Tujuan
1. Memperlancar sirkulasi darah
2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
5. Memperlancar pengeluaran eksudat
6. Merangsang peristaltic usus
C. Persiapan
1. Persiapan pasien
- Jelaskan tujuan pemberian Tindakan pada klien dan keluarga
2. Persiapan Lingkungan
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
3. Persiapan Alat
a. Baskom/ember berisi air hangat
b. Temometer air raksa
c. Selimut mandi
d. Alas linen tahan air
e. Handuk
f. Washlap
g. Botol air panas
h. Sarung tangan (jika klien ada luka terbuka)

4. Prosedur

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 49


No Prosedur Ya Tidak Ket
(1) (0)
Tahap Pra interaksi
1 Mengkaji kondisi klien, memeriksa catatan keperawatan
dan catatan medis klien
2 Mengidentifikasi indikasi Tindakan tepid sponge
3 Menyiapkan alat yang diperlukan dan privasi ruangan
4 Mencuci tangan
5 Mendekatkan alat
Tahap Orientasi
1 Memberi salam, panggil klien anak dengan Namanya
dan memperkenalkan diri (jika belum saling kenal)
2 Menanyakan kondisi dan keluhan klien
3 Menjelaskan prosedur Tindakan kepada klien dan
keluarga
4 Berikan kesempatan kepada klien/keluarga bertanya
sebelum kegiatan dilakukan.
Tahap kerja
1 Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan jika
diperlukan
2 Jaga privasi klien dengan menutup sampiran
3 Atur posisi nyaman untuk klien
4 Kaji kondisi dan tanda vital klien
5 Letakkan alas/linen tahan air dibawah klien
6 Lepaskan baju klien dan selimuti dengan selimut mandi
7 Cek temperatur air
8 Letakkan botol air panas tertutup pada samping kaki
klien untuk mengurangi sensasi dingin (jika klien
menggigil)
9 Celupkan washlap dalam air hangat, peras sebelum
digunakan untuk menyeka
10 Letakkan washlap lembab menutupi pembuluh darah
supervisial utama (aksila, selangkangan dan area
popliteal) ganti jika washlap telah hangat(Jika terdapat
bath tube klien dapat direndam selama 20-30 menit)
11 Seka/usap ekstremitas dengan lembut selama 5 menit
(perhatikan responklien), saat bersamaan ekstremitas
yang lain ditutup dengan washlap lembab
12 Keringkan ekstremitas dan kaji kembali kondisi serta
respon klien terhadapterapi
13 Lanjutkan menyeka pada ekstremitas yang lain,
kemudian seka dada dan abdomen selama 5 menit

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 50


14 Balikkan klien dan seka punggung sampai pantat selama
5-10 menit, jaga selalu klien dalam keadaan terselimuti
kecuali bagian tubuh yang diseka
15 Cek tanda vital setiap 15 menit (hentikan Tepid sponge
ketika klien mencapai temperature suhu yang
diinginkan), lanjutkan monitor sampai keadaan stabil
16 Observasi keadaan dingin, menggigil, pucat, sianosis
pada bibir/kuku serta perubahan tanda vital terutama
penurunan dan peningkatan nadi
17 Jika tidak ada efek samping, tepid sponge dilakukan
sedikitnya selama 30menit
18 Setelah tepid sponge dilakukan, yakinkan klien dalam
keadaan kondisi kering dan nyaman
19 Klien dan lingkungan dirapikan
20 Sarung tangan dilepas
Tahap Terminasi
1 Evaluasi perasaan klien
2 Simpulkan hasil kegiatan dan berikan umpan balik
positif
3 Kontrak pertemuan selanjutnya
4 Bereskan alat
5 Cuci tangan
Dokumentasi
Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 51


Muthaharah, S.Kep., Ns., M.Kep

Pemasangan Infus pada Anak


Penatalaksanaan Transfusi Darah
Pengendalian Infeksi pada BBL
Penatalaksanaan Phototherapy
Penatalaksanaan Exchange Transfusion

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 52


PEMASANGAN INFUS PADA ANAK

Defenisi : Memasukkan cairan (cairan obat atau makanan) langsung kedalam


pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan
menggunakan infus set.
Tujuan : a. Mempertahankan atau menganti cairan tubuh yang hilang
b. Memperbaiki keseimbangan asam basa
c. Memperbaiki komponen darah
d. Tempat memasukkan obat atau terapi intra vena
Persiapan klien : Minta orang tua atau keluarga untuk ikut berperan dalam melakukan
tindakan yang akan diberikan pada anak untuk mengurangi adanya
indikasi atraumatik care sehingga anak sebisa mungkin dalam
kondisi rilex.
Persiapan ruangan : Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dengan cukup
penerangan.

Skala
No Prosedur/ Langkah Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat
1. IV chateter (aboket) sesuai ukuran yang
dibutuhkan nomor 18 - 24
2. Infus set sesuai ukuran yang dibutuhkan,
mikro atau mikrodrips
3. Cairan infus sesuai kebutuhan pasien
4. Standar infuse
5. Torniquet
6. Kapas alcohol dalam tempat tertutup
7. Kasa steril dan on steril
8. Sarung tangan bersih
9. Plester
10. Bengkok (nierbekken)
11. Gunting verband
12. Spalak
13. Perlak

2. Prosedur pelaksanaan
Tahap pra interaksi
4. Melakukan verifikasi program pengobatan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 53


5. Memberi salam dengan mengucapkan
basmalah dan membaca do’a, kemudian
melakukan kontrak waktu dengan orang tua
atau keluarga pasien.
6. Menyiapkan alat yang akan di gunakan dengan
memperhatikan lima benar pemberian obat,
cek keamanan infus set.
7. Mencuci tangan
3. Tahap orientasi
4. Memberi salam kemudian menyapa orang tua
dan anak dengan cara memanggil nama anak.
5. Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya
tindakan dan menanyakan persetujuan
kesiapan anak dan orang tua sebelum kegiatan
dilakukan.
6. Mendekatkan alat
7. Mengatur pencahayaan ruangan agar
penerangan baik.

4. Tahap kerja
5. Pemasangan Infus set
a. Membuka plastik infus set dengan benar
b. Tetap melindungi ujung steril
c. Menyambungkan infus set dengan cairan
infus dengan posisi cairan infus mengarah
ke atas dan penyambungan dilakukan
dengan tidak memutar.
d. Menggantung cairan infus di standar cairan
infus
e. Mengisi kompartemen infus set dengan
cara menekan kompartemen tersebut
f. Mengisi selang infus dengan cairan yang
benar
g. Menutup ujung selang dan
mempertahnakan kestabilan dengan
mengontrol bagian loss clem.
h. Cek adanya udara di dalam selang
6. Mamakai sarung tangan bersih
7. Memilih posisi yang tepat untuk memasang
infus kemudian memasang perlak.
8. Memilih vena yang tepat dan benar
a. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena
cephalica).

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 54


b. Pada tungkai (vena saphenous).
c. Pada leher (vena jugularis) khusus pada
anak.
d. Pada kepala (vena frontalis / vena
temporalis) khusus pada anak.
9. Memasang tourniquet 5cm dari area insersi
10. Desinfeksi vena dengan teknik yang benar
dengan alkohol, dengan cara memutar atau ke
bawah dengan satu kali putaran
11. Buka kateter (aboket) dan periksa ada
kerusakan
12. Menusukkan kateter (aboket) pada vena yang
telah dipilih dengan sudut 30 derajat dan
lubang jarum menghadap ke atas
13. Memperhatikan adanya darah dalam
kompartemen darah dalam kateter (aboket),
bila ada maka turunkan posisi jarum 20
derajat.
14. Lepaskan Torniquet kemudian mandrin ditarik
dan kateter (aboket) sedikit demi sedikit
dimasukkan ke dalam vena
15. Lakukan teknik V saat melepas mandrin
dengan menekan port dan vena

16. Menyambungkan dengan terlebih dahulu


dikeluarkan cairannya sedikit dan sambil
dibiarkan menetes sedikit
17. Lakukan fiksasi antara sayap dan lokasi insersi
tanpa menutup lokasi insersi
18. Letakkan kapas/ kasa steril di atas area insersi
19. Memberi plester dengan benar, dengan
mempertahankan keamanan kateter (aboket)
agar tidak tercabut (fiksasi pada anak tidak
sama dengan orang dewasa)

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 55


20. Pasang spalak dengan benar lalu plester ke
empat ujung jari dengan spalak dan diberi kasa
bagian atas lalu pasang plester
21. Mengatur tetesan infuse sesuai dengan
kebutuhan klien
22. Membereskan alat – alat
23. Mencuci tangan

5. Tahap Terminasi
6. Observasi terhadap kondisi umum(vital sign,

keluhan nyeri, alergi)


7. Observasi kelancaran tetesan dan jumlah
tetesan
8. Observasi area insersi (warna kulit /
pembengkakan/ sakit)
9. Menyampaikan hasil tindakan pada orang tua
atau keluarga dengan mengajarkan do’a
kesembuhan ALLAHUMMA RABBANNAA
ADZHIBIL BA'SA WASY FIHU. WA ANTAS
SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA,
SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA
Artinya: “Ya Allah, Rabb manusia,
hilangkanlah kesusahan dan berilah dia
kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha
Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan
kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan
yang tidak meninggalkan penyakit lain” (HR
Bukhari dan Muslim).
10. Berpamitan sambil mengucapkan salam
11. Mencatat atau mendokumentasikan hasil
pelaksanaan tindakan.

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 56


PENATALAKSANAAN TRANSFUSI DARAH

Defenisi : Tindakan keperawatan yang di lakukan pada klien yang


membutuhkan darah dan/ atau produk darah dengan cara
memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set
transfusi.
Tujuan : 1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan,
trauma atau heragi).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulin
(misalnya: faktor pembekuan untuk membantu mengontrol
perdarahan pada pasien hemofilia).
Persiapan klien : Minta orang tua atau keluarga untuk ikut berperan dalam melakukan
tindakan yang akan dilkukan pada anak untuk mengurangi adanya
indikasi atraumatik care sehingga anak sebisa mungkin dalam
kondisi rilex.
Persiapan ruangan : Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dengan cukup
penerangan.

Skala
No Prosedur/ Langkah Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat
1. Standar Infus
2. Set Transfusi (Tranfusi Set)
3. Botol berisi NaCl 0,9%
4. Produk darah yang benar sesuai program
medis
5. Pengalas
6. Torniquet
7. Kapas alkohol
8. Plester
9. Gunting
10. Kassa steril
11. Betadine
12. Sarung tangan
2. Prosedur pelaksanaan
Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 57


2. Memberi salam dengan mengucapkan
basmalah dan membaca do’a, kemudian
melakukan kontrak waktu dengan orang tua
atau keluarga pasien.
3. Menyiapkan alat yang akan di gunakan dalam
pemberian transfusi
4. Mencuci tangan
3. Tahap orientasi
1. Memberi salam kemudian menyapa orang tua
dan anak dengan cara memanggil nama anak.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya
tindakan dan menanyakan persetujuan orang
tua atau keluarga sebelum kegiatan dilakukan.
3. Mendekatkan alat
4. Menggunakan sarung tangan

4. Tahap kerja
1. Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol
untuk digunakan setelah transfusi darah
2. Gunakan slang infus yang mempunyai filter
(slang 'Y' atau tunggal).
3. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% (baca:
Prosedur pemasangan infus) terlebih dahulu
sebelum pemberian transfusi darah
4. Memeriksa identifikasi kebenaran produk
darah, periksa kompatibilitas dalam kantong
darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi
pasien, periksa kadaluwarsanya, dan periksa
adanya bekuan
5. Buka set pemberian darah
a. Untuk slang 'Y' (three way), atur ketiga
klem
b. Untuk slang tunggal, klem pengatur pada
posisi off
6. Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :
a. Tusuk kantong NaCl 0,9%
b. Isi slang dengan NaCl 0,9%
c. Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan
hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
d. Tutup/ klem pada slang yang tidak di
gunakan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 58


e. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari
telunjuk (biarkan ruang filter terisi
sebagian)
f. Buka klem pengatur bagian bawah dan
biarkan slang terisi NaCl 0,9%
g. Kantong darah perlahan di balik-balik 1 -
2 kali agar sel-selnya tercampur.
Kemudian tusuk kantong darah pada
tempat penusukan yang tersedia dan buka
klem pada slang agar filter terisi darah
7. Cara transfusi darah dengan slang tunggal :
a. Tusuk kantong darah
b. Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari
telunjuk sehingga filter terisi sebagian
c. Buka klem pengatur, biarkan slang infus
terisi darah
8. Hubungkan slang transfusi ke kateter IV
dengan membuka klem pengatur bawah
9. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5
menit selama 15 menit pertama, dan tiap 15
menit selama 1 jam berikutnya
10. Setelah darah di infuskan, bersihkan slang
dengan NaCl 0,9%
11. Cuci tangan

5. Tahap Terminasi
1. Menyampaikan hasil tindakan dan
perkembangan pada orang tua atau keluarga
dengan mengajarkan do’a kesembuhan
ALLAHUMMA RABBANNAA ADZHIBIL
BA'SA WASY FIHU. WA ANTAS SYAAFI,
LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-
AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA Artinya:
“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah
kesusahan dan berilah dia kesembuhan,
Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan.
Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan
dari-Mu, kesembuhan yang tidak
meninggalkan penyakit lain” (HR Bukhari
dan Muslim).
2. Berpamitan sambil mengucapkan salam

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 59


3. Mencatat atau mendokumentasikan hasil
pelaksanaan tindakan seperti type, jumlah dan
komponen darah yang di berikan

PENGENDALIAN INFEKSI PADA BBL

Defenisi : Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang


dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan
terhadap infeksi dengan cra memperhatikan prinsip pengendalian
infeksi.
Tujuan : Untuk menghindari resiko terjadinya infeksi dan penularan infeksi
pada bayi baru lahir.
Persiapan klien : Minta orang tua atau keluarga untuk ikut berperan dalam melakukan
tindakan yang akan dilkukan pada bayi sebagai upaya penjaminan
keberhasilan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Persiapan ruangan : Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dan bersih.

Skala
No Prosedur/ Langkah Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat
1. Sarung tangan
2. Cairan disinfektan

2. Prosedur pelaksanaan
Tahap pra interaksi
1. Memberi salam dengan mengucapkan
basmalah dan mengucap syukur, kemudian
melakukan kontrak waktu dengan orang tua
atau keluarga pasien
2. Menyiapkan alat yang akan di gunakan
3. Mencuci tangan

3. Tahap orientasi
1. Memberi salam kemudian menyapa orang tua
dan anak dengan cara memanggil nama anak.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya
tindakan dan menanyakan persetujuan orang
tua atau keluarga sebelum kegiatan dilakukan.

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 60


4. Tahap kerja
Tahap kerja dilakukan dengan
mempertimbangkan prinsip kerja pengendalian
infeksi meliputi:
1. Membiasakan cuci tangan
a. Sebelum kontak dengan ibu ata bayi baru
lahir
b. Setelah melakukan kontak fisik lansung
dengan ibu atau bayi baru lahir
c. Sebelum memakai sarung tangan atau
disinfektan tingkat tinggi
d. Setelah menggunakan sarung tangan
(kontaminasi melalui lubang atau robekan
sarung tangan)
e. Setelah menyentuh benda yang mungkin
terkontaminasi oleh darah atau cairan
tubuh lainnya seperti selaput mukosa
hidung, mulut, mata dan lain-lain
meskipun saat itu menggunakan sarung
tangan.
2. Menggunakan sarung tangan
a. Menggunakan sarung tangan steril atau
disenfeksi tingkat tinggi untuk prosedur
apapun yang akan mengakbatkan kontak
dengan jaringan di bawah kulit seperti
pengambilan sampel darah.
b. Menggunakan sarung tangan yang bersih
untuk menangani darah atau cairan tubuh
c. Gunakan sarung tangan yang tebal untuk
mencuci peralatan, menangani sampah.
3. Perawatan secara umum
a. Memastikan semua peralatan yang
digunakan telah di sterilkan
b. Memastikan semua perlengkapan bayi
dalam kondisi bersih
c. Memastikan semua alat-alat yang
bersentuhan dengan bayi dalam kondisi
bersih
d. Menganjurkan ibu utnuk menjaga
kebersihan diri terutama payu dara, serta
mengajarkan ibu untuk merawat payu
dara untuk menghindari trauma pada payu

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 61


dara dan putting agar tidak terjadi
mastitis.
e. Membersihkan muka, pantat dan tali
pusat bayi dengan air bersih yang hangat
dan menggunakan sabun setiap hari, atau
setip menganti popok kemudian
keringkan
f. Menjaga bayi dari orang-orang yang
menderita infeksi
g. Basuh tempat tidur, meja, troli atau
barang-barang disekitar bayi dengan
emnggunakan cairan pembersih atau
larutan disinfektan.
h. Linen yang bersih di simpan dalam lemari
untuk menghindari adanya kontaminasi
dengan debu.
4. Pengelolaan sampah
a. Selalu sediakan ember bersih yang berisi
cairan disinfektan
b. Segera bersihkan jika terjadi kontaminasi
seperti darah dan cairan tubuh yang lain
dengan menyemprotkan cairan
disinfektan.
c. Sediakan tempat sampah sesuai dengan
anjuran, seperti tempat sampah infeksius
dan non infeksius yang telah diberi
kantong di dalamnya.
d. Saat membersihkan tempat sampah
hindari agar bagian luar kantung sampah
tidak terkontaminasi dengan sampah.

5. Tahap Terminasi
1. Mengajarkan orang tua atau keluarga do’a
kesembuhan atau pemulihan kondisi
kesehatan seperti: ALLAHUMMA
RABBANNAA ADZHIBIL BA'SA WASY
FIHU. WA ANTAS SYAAFI, LAA SYIFAA-A
ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-AN LAA
YUGHAADIRU SAQOMAA Artinya: “Ya
Allah, Rabb manusia, hilangkanlah kesusahan
dan berilah dia kesembuhan, Engkau Zat
Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada
kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu,

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 62


kesembuhan yang tidak meninggalkan
penyakit lain” (HR Bukhari dan Muslim).
2. Berpamitan sambil mengucapkan salam
3. Mencatat atau mendokumentasikan tindakan
yang telah dilakukan.

PENATALAKSANAAN FOTHOTHERAPHY

Defenisi : Tindakan keperawatan untuk membantu proses konyugasi bilirubin


pada bayi yang mengalami hyperbilirubin > 10 mg% dengan
menggunakan terapi sinar.
Tujuan : Mengurangi kadar bilirubin dalam darah 1 – 2 mg%
Persiapan klien : Minta orang tua atau keluarga untuk ikut berperan dalam melakukan
tindakan yang akan diberikan pada anak untuk mengurangi adanya
indikasi atraumatik care sehingga anak sebisa mungkin dalam
kondisi rilex.
Persiapan ruangan : Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dengan cukup
penerangan.

Skala
No Prosedur/ Langkah Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat
1. Set Fototerapi
2. Kain kasa
3. Plester
4. Penutup mata
5. Kain penutup tempat tidur
6. Sarung tangan

2. Prosedur pelaksanaan
Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan
2. Memberi salam dengan mengucapkan
basmalah dan membaca do’a, kemudian
melakukan kontrak waktu dengan orang tua
atau keluarga pasien.
3. Menyiapkan alat yang akan di gunakan dan
memeriksa kestabilan set fothotherapy
4. Mencuci tangan

3. Tahap orientasi

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 63


1. Memberi salam kemudian menyapa orang tua
dan anak dengan cara memanggil nama anak.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya
tindakan dan menanyakan persetujuan orang
tua atau keluarga sebelum kegiatan dilakukan.
3. Mendekatkan alat dan menggunakan sarung
tangan

4. Tahap kerja
1. Lepaskan pakaian bayi
2. Tidurkan bayi di tempat tidur
3. Tutup mata dengan kasa dan alat kelamin
dengan kasa atau menggunakan popok
4. Letakkan bayi ± 45 cm di bawah sinar lampu
5. Lampu dihidupkan kemudian diarahkan ke
pasien
6. Ubah posisi bayi setiap 2 jam.
7. Pertahankan suhu bayi 36,5OC–37,5OC.
Observasi suhu setiap 4 – 6 jam jika terjadi
kenaikan suhu, matikan lampu untuk
sementara
8. Intake adekwat jka memungkinkan beri
tambahan minum
9. Kadar bilirubin diperiksa tiap 8 jam,
sekurangnya sekali dalam 24 jam. Bila kadar
bilirubin telah turun menjadi 7,5 mg%,
walaupun belum seratus jam, matikan lampu
terapi
10. Mencuci tangan

5. Tahap Terminasi
1. Menyampaikan hasil tindakan dan
perkembangan terapi pada orang tua atau
keluarga dengan mengajarkan do’a
kesembuhan ALLAHUMMA RABBANNAA
ADZHIBIL BA'SA WASY FIHU. WA ANTAS
SYAAFI, LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA,
SYIFAA-AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA
Artinya: “Ya Allah, Rabb manusia,
hilangkanlah kesusahan dan berilah dia
kesembuhan, Engkau Zat Yang Maha
Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan
kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 64


yang tidak meninggalkan penyakit lain” (HR
Bukhari dan Muslim).
2. Berpamitan sambil mengucapkan salam
3. Catat jam, tanggal mulai tindakan dan hasil
pengamatan
PENATALAKSANAAN EXCHANGE TRANSFUTION

Defenisi : Transfusi tukar adalah suatu rangkaian tindakan mengeluarkan


darah pasien dan memasukkan darah donor untuk mengurangi kadar
serum bilirubin atau kadar hematokrit yang tinggi atau mengurangi
konsentrasi toksin-toksin dalam aliran darah pasien. Pada
hiperbilirubinemia, transfusi tukar dilakukan untuk menghindari
terjadinya kerm icterus yang biasanya dilakukan pada bayi yang
mengalami hyperbilirubinemia.
Tujuan : 4. Membantu memperbaiki kondisi bayi dengan menurunkan kadar
bilirubin indirek pada neonatus
5. Menurunkan kadar toksik dalam darah
6. Menurunkan kadar bilirubin dalam darah dengan cara
mengeluarkan darah dari tubuh bayi kemudian ditukar dengan
darah pengganti.
Persiapan klien : Minta orang tua atau keluarga untuk ikut berperan dalam melakukan
tindakan yang akan dilkukan pada bayi sebagai upaya mengurangi
adanya indikasi atraumatik care sehingga bayi sebisa mungkin
dalam kondisi tenang.
Persiapan ruangan : Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat dengan cukup
penerangan.

Skala
No Prosedur/ Langkah Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Persiapan alat
1. 2 pasang sarung tangan
2. Set vena suction
3. 2 buah Kateter (pholyethylena)
4. Spoit 2.5 cc, 5 cc, 20 cc masing-masing 2 buah
5. Knop Sonde
6. Lidi kasa
7. Duk lubang
8. Kassa
9. Transfution set 2 buah
10. Obat-obatan seperti heparin, kalsium
glukonas 10%

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 65


11. NaCl 0.9%
12. Iodium tincture 1%
13. Betadine 10%
14. Alat resusitasi, oksigen, thermometer,
stateskop, lampu pemanas (radiant warmer),
darah sesuai dengan identitas.

2. Prosedur pelaksanaan
Tahap pra interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan
2. Memberi salam dengan mengucapkan
basmalah dan membaca do’a, kemudian
melakukan kontrak waktu dengan orang tua
atau keluarga pasien setelah menjelaskan
prosedur tindakan.
3. Menganjurkan orang tua atau keluarga untuk
mempuasakan pasien 3-4 jam jika
memungkinkan 4 jam sebelum tindakan bayi
diberikan infus albumin 1 g/Kg BB.
4. Menyiapkan alat yang akan di gunakan dalam
pemberian tindakan termasuk hasil
pemeriksaan laboratorium seperti kadar
bilirubin, Hb, golongan darah dll.
5. Mencuci tangan

3. Tahap orientasi
1. Memberi salam kemudian menyapa orang tua
dan anak dengan cara memanggil nama anak.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya
tindakan dan menanyakan persetujuan orang
tua atau keluarga sebelum kegiatan dilakukan
baik lisan maupun tertulis.
3. Mendekatkan alat

4. Tahap kerja
1. Posisikan pasien dengan tidur terlentang
2. Nyalakan radiant warmer dan arahkan ke
pasien
3. Memakai sarung tangan
4. Lakukan tindakan anti septik pada daerah
kateter pembuluh darah kemudian pasang duk
berlubang.
5. Pemasangan transfusi set

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 66


a. Pasang transfuse set ke dalam wadah darah
untuk jalur pengisian darah.
b. Pasang transfuse set ke pembuangan darah
6. Hubungkan kedua transfuse set dengan 2 buah
three way (Y) sedemikian rupa sehingga
terdapat jalur pengisian dan pembuangan
darah.
7. Awasi keadaan umum pasien
8. Lakukan pengisapan darah sebanyak 20 cc lalu
dibuang
9. Masukkan darah sebanyak 20 cc diamkan
selama ± 5 menit, lali hisap kembali sebanyak
20 cc untuk dibuang.(ulangi prosedur tersebut
± 9 kali atau sebanyak 180 cc darah)
10. Setiap 160 cc darah yang ditukar, berikan
heparin sebanyak 0,5 cc/ Kg BB.
11. Setiap 180 cc darah yang ditukar tambahkan
kalsium glukonas sebanyak 0,5 cc/Kg BB.
12. Ulangi prosedur 8 sampai 11 agar mencapai
jumlah darah tukar sebanyak 200 cc/Kg BB.
13. Merapikan alat dan pasien setelah prosedur
selesai.
14. Mencuci tangan

5. Tahap Terminasi
1. Menyiapkan obat-obatan yang diperlukan
setelah pelaksanaan tindakan selesai.
2. Menyampaikan hasil tindakan dan
perkembangan pada orang tua atau keluarga
dengan mengajarkan do’a kesembuhan
ALLAHUMMA RABBANNAA ADZHIBIL
BA'SA WASY FIHU. WA ANTAS SYAAFI,
LAA SYIFAA-A ILLA SYIFAAUKA, SYIFAA-
AN LAA YUGHAADIRU SAQOMAA Artinya:
“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah
kesusahan dan berilah dia kesembuhan,
Engkau Zat Yang Maha Menyembuhkan.
Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan
dari-Mu, kesembuhan yang tidak
meninggalkan penyakit lain” (HR Bukhari
dan Muslim).
3. Berpamitan sambil mengucapkan salam

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 67


4. Mencatat atau mendokumentasikan tindakan
yang dilakukan seperti jumlah darah yang
keluar dan dimasukkan oleh perawat.

Panduan Labskill Keperawatan Anak I Page 68

Anda mungkin juga menyukai