1 April 2017
ABSTRAK
Persaingan di sektor pariwisata semakin kompetitif hal tersebut merupakan satu dorongan
bagi pemerintah untuk meningkatkan dan mengembangkan industri pariwisata agar
mampu bersaing dengan negara ASEAN lainnya, dalam sub sektor pariwisata budaya,
Indonesia masih kalah dari negara ASEAN lainnya. Hal itu sangat disayangkan karena
Indonesia sendiri memiliki berbagai macam keanekaragaman budaya. Dari data World
Economic Forum 2009, dari 10 poin penilaian diketahui bahwa di Point “Culture
Resource” Indonesia mendapatkan skor 3.21 dari top skor 6.77, dengan kondisi tersebut,
maka perlu melakukan koreksi terhadap kegiatan budaya di Indonesia guna kembali
meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara. Penelitian ini merupakan penelitian
Kualitatif dengan menggunakan pendekatan Inquiry Filosofi. Hasil penelitian ditemukan
bahwa Salah satu cara untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara
adalah dengan membangun dan memperbaiki sarana prasarana Pariwisata yang sudah ada
melalui Inovasi dengan mengkombinasi unsur budaya dengan sarana prasarana pariwisata
yang sudah ada atau belum terbangun. Dengan kombinasi sarana prasarana dengan unsur
budaya lokal akan tercipta keunikan yang khas pada sarana prasarana Pariwisata di Jawa
Barat dengan demikian tingkat kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkat serta
unsur budaya tidak akan hilang atau tergerus oleh budaya asing yang dibawa oleh
wisatawan asing yang datang di Jawa Barat dan pada akhirnya akan meningkatkan tingkat
kunjungan wisata di indonesia pada umumnya.
Abstract
The competition in the tourism sector the more competitive it is one momentum for the
Government to improve and develop the tourism industry in order to be able to compete
with other ASEAN countries. in the sub sectors of cultural tourism, Indonesia still lost to
other ASEAN countries. It is unfortunate because Indonesia itself has a wide range of
cultural diversity. Data from the World Economic Forum 2009, scoring 10 points of note
that in Point "Culture Resource" Indonesia get score 3.22 of the top score, with 6.77 the
condition, then need to make a correction against the cultural activities in Indonesia in
order to improve the return visits of foreign tourists. This study is a Qualitative research
approach using Inquiry our philosophy. The research found that one way to increase the
level of the visit of foreign tourists is to build Tourism infrastructure and improve existing
ones through innovation by combining elements of cultural tourism infrastructure with
existing or not yet awakened. With a combination of infrastructure with the local cultural
elements will be created a distinctive uniqueness on the tourism infrastructure in West
Java thus traffic levels will increase foreign tourists as well as cultural elements will not
be lost or eroded by foreign cultures brought by foreign tourists who came in West Java
and will ultimately increase the level of tourist visits in Indonesia in General.
Keywords: Culture, Infrastructure, West Java
dengan budaya dan kulturrya yang kuat, mempunyai nilai atau daya tarik lebih
namun sulit dijumpai warga yang daripada sebelumnya (Ghani, 2015).
berpakaian tradisional Jawa Barat Inovasi sarana prasarana merupakan cara
(kecuali di kraton), padahal akan terasa terpenting bagi suatu organisasi guna
unik apabila hal tersebut terlihat semenjak menciptakan nilai bagi pengunjung dan
wisatawan memasuki daerah Cirebon yang mencapai keunggulan yang kompetitif,
dikenal sebagai daerah yang kuat kultur proses inovasi produk tersebut akan
budayanya. Saat ini gedung atau berdampak secara langsung terhadap
bangunan kuno yang mencerminkan keberhasilan suatu organisasi yang
budaya asli sudah tergeser menjadi ditunjukan dengan peningkatan revenue
bangunan-bangunan modern, dan bahkan maupun profitnya (Elittan, 2009). Maka
makanan tradisional jaman dulu sudah dari itu pengembangan sarana prasarana
mulai tergantikan oleh makanan- makanan pariwisata mengedepankan unsur budaya
yang berasal dari budaya luar. Dapat merupakan suatu hal yang baru dan
dikatakan bahwa wisatawan justru diharapkan mampu meningkatkan
menjumpai kehidupan yang modern, yang kunjungan wisatawan, dan mampu
mengadopsi ulang dari budaya luar negeri. menaikan kembali unsur budaya lokal
Dalam penelitian Waani 2016 sebelumnya yang sudah mulai tergerus oleh budaya
ditemukan fakta bahwa ternyata pariwisata asing.
dapat berkembang dengan baik apabila Berdasarkan latar belakang yang sudah
ditunjang dengan peningkatan aspek sosial dipaparkan maka terlihat bahwa
budaya masyarakatnya (Waani, 2016), hal pentingnya nilai-nilai budaya lokal dan
tersebut bisa mengindikasikan bahwa sarana prasarana menjadi unsur utama bagi
berkembangnya pariwisata juga dapat suatu daerah dalam hal ini jawa barat
diperoleh dengan cara meningkatkan untuk menarik wisatawan mancanegara
budaya lokal daerahnya, karena hal untuk datang dan berwisata di Jawa Barat
tersebut bisa jadi daya tarik lebih bagi sehingga mampu meningkatkan tingkat
wisatawan untuk mengunjungi daerah kunjungan Wisatawan mancanegara ke
tersebut. Maka dari hal itu sangatlah Indonesia.
penting bagi suatu daerah mengedepankan
kebudayaanya guna menjadi trademark KAJIAN LITERATUR
dari daerah tersebut. Sarana dan Prasarana Pariwisata
Faktor sosial budaya dalam menunjang Sarana
bidang pariwisata merupakan hal yang Sarana Pariwisata adalah segala sesuatu
penting dan memiliki perannya masing-
yang melengkapi dan bertujuan untuk
masing, ada 3 hal yang berkaitan dengan
aspek sosial dan budaya, antara lain memudahkan proses kegiatan pariwisata
Pendidikan, etnis dan bahasa, nilai budaya dapat berjalan lancar (Ghani, 2015).
dan kesenian, kondisi sosial masyarakat Sarana kepariwisataan dibagi menjadi tiga
dalam hubungannya dengan bidang kelompok, diantaranya (Yoeti, 2012) :
pariwisata (Waani, 2016). Jawa Barat Sarana pokok (main tourism
merupakan salah satu daerah di indonesia superstructure)
yang memiliki keragaman alam dan
Sarana pokok kepariwisataan adalah
budaya, aspek sarana prasarana
pariwisatanya pun sudah mulai perusahaan yang hidup dan kehidupannya
ditingkatkan karena provinsi jawa barat sangat tergantung kepada kedatangan
masuk ke dalam 10 daerah favorit tujuan orang yang melakukan perjalanan wisata.
wisata di Indonesia. Yang termasuk ke dalam kelompok ini
Pengembangan sarana prasarana di Jawa adalah
Barat dapat dilakukakan dengan a. Travel agent
berinovasi, membuat baru sarana dan
b. Tour operator
prasarana ataupun mengubah sarana
prasarana yang ada menjadi lebih c. Angkutan wisata
1. Wujud ideal sifatnya abstrak tidak tradisional termasuk juga prosesi ritual. c.
dapat dilihat atau diraba; ide, gagasan, Beragam hasil kerajinan dan seni; lukisan,
nilai, norma rotan, batik berbagai macam olahan
dan tradisi. makanan (kuliner), yang sangat terkait
2. Wujud sistem sosial mengenai pada potensi daerah dan memberikan
kelakuan yang berpola pada diri identitas pada daerah tersebut.
manusia; aktivitas, berinterkasi, Keragaman Budaya Sebagai Sistem
pergaulan dari hari ke hari dan Simbolik
seterusnya. Levi-Strauss memandang budaya sebagai
3. Wujud kebudayaan fisik merupakan sistem simbolik yang dimiliki bersama,
keseluruhan total hasil pikiran dan dan merupakan ciptaan pikiran (creation of
aktivitas manusia dalam bentuk mind) secara kumulatif. Dia berusaha
konkret. menemukan dalam penstrukturan bidang
Demikian halnya kepariwisataan kultural (dalam mitologi, kesenian,
merupakan bagian dari kebudayaan yang kekerabatan, dan bahasa) prinsip-prinsip
mencakup ketiga wujud kebudayaan dari pikiran (mind) yang menghasilkan
tersebut, seperti: a. Tradisi, kearifan lokal, budaya itu. Kondisi material dari mata
genius lokal dari beragam suku yang ada pencaharian hidup dan ekonomi memberi
di Indonesia, b. Beragam Struktur kendala (bukan menentukan) bentuk dunia
kehidupan dan aktivitas masyarakat yang kita hidupi ini.
METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan Metode Penelitian mempertimbangkan adanya ide ataupun
Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. isu-isu dari semua perspektif untuk
untuk memperoleh deskripsi atau kemudian merumuskan pertanyaan dan
gambaran secara sistematis mengenai mengajukan jawaban dan menyarankan
sarana Prasarana menggunakan pendekatan implikasi dari jawaban – jawaban yang
Inquiry Filosofi dimana peneliti telah ditemukan dengan sumber data
berasal dari wawancara dan data pustaka.
Ke lima DPP tersebut memiliki Dari beberapa DPP terlihat bahwa setiap
kebudayaan sunda dengan identitasnya DPP memiliki kekhasannya budayanya
tersendiri, dan memiliki ciri khasnya masing-masing, dengan begitu sarana
masing-masing. Ada 3 DPP yang memiliki prasarana pariwisata dapat disesuaikan
perbedaan dari unsur budaya ataupun dengan kekhasan DPP nya. Adapun
keseniannya yang potensial untuk contoh pengaplikasian Budaya terhadap
dikembangkan yakni: Sarana prasarana Pariwisata dapat dilihat
1. Destinasi Pariwisata Cirebon Raya, sebagai berikut:
Cirebon dengan perpaduan budaya
keraton dan Islami Cirebon dengan
ciri khas perpaduan budaya Priayi
Jawa Cirebon dan China, yang unik
(Darsiharjo, 2009).
2. Destinasi Pariwisata Pangandaran-
Tasikmalaya-Garut-Cianjur, daerah
selatan Jawa Barat khususnya
Tasikmalaya mempunyai kultur
budaya sunda yang kuat, karakter
masyarakatnya masih memegang
Gambar 3. Angkutan Wisata. Sejumlah wisatawan
teguh kebiasaan leluhur, salah satu asing menaiki becak saat melintas di Jalan Kompol
perkampungan yang masih menjaga Bambang Suprapto, Kota Yogyakarta, Senin
budaya leluhurnya adalah Kampung (16/4/2012). Keberadaan moda transportasi
Naga di Kab. Tasikmalaya. tradisional seperti becak merupakan aset daya tarik
wisata terutama untuk wisatawan asing. (sumber:
3. Destinasi Pariwisata Bogor-Cianjur- http://travel.kompas.com)
Sukabumi. Kota Sukabumi atau DPP
Bogor-Cianjur-Sukabumi terdapat
bangunan-bangunan Heritage beserta
Situs Gunung Padang, dengan
karakteristik masyarakatnya yang
masih tradisional pedesaan.
PENUTUP
Komitmen Gubernur untuk
mengembangkan sarana prasarana
pariwisata serta kebudayaan Jawa barat
dapat dilakukan secara bersama-sama guna
menarik minat berkunjung wisatawan
Gambar 6. Sarana Akomodasi: Event Khas Sunda di asing yang berkunjung ke daerah Jawa
Hotel Grand Clarion Hotel Kendari.
Barat, artinya pemerintah harus berinovasi
guna menciptakan nilai lebih dengan
menggabungkan sarana dan prasarana yang
sudah ataupun belum terbangun di daerah-
daerah tujuan wisata dengan unsur budaya
lokal Jawa barat dimasukan kedalam
sarana prasarana pariwisatanya (Ghani,
2015), hal tersebut bisa saja dilakukan,
pendapat I Gede ardika yang menyatakan
bahwa budaya bukan hanya tentang tarian
dan pertunjukan dapat diaplikasikan
terhadap sarana prasarana sehingga sarana
prasarana yang ada di Jawa barat lebih hilang atau tergerus oleh budaya asing
mempunyai nilai atau daya tarik lebih yang dibawa oleh wisatawan asing yang
daripada sebelumnya. datang di Jawa Barat.
Sarana dan prasarana pariwisata adalah
unsur-unsur yang melengkapi dan
bertujuan untuk memudahkan proses REFERENSI
kegiatan pariwisata dapat berjalan lancar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi
Sarana yang terdiri dari Travel agent, Tour Jawa Barat, PERDA No.15 Tahun
operator, Angkutan wisata, Rumah makan, 2015
Akomodasi (Hotel/Penginapan), Objek
wisata, Atraksi wisata serta prasarana yang Ellitan, Lena & Anatan. (2009).
terdiri dari Fasilitas pelengkap seperti MANAJEMEN INOVASI :
Aksesibilitas, Toilet, dan Petugas
Transformasi Menuju Organisasi
keamanan.
Gambar – gambar yang telah disajikan Kelas Dunia. Bandung : Alfabeta.
merupakan bukti bagaimana Sarana dan
Fajriah, S. D. (2014). Pengembangan
Prasarana Pariwisata dapat dikombinasikan
Sarana dan Prasarana untuk
dengan budaya asli daerah. Seperti di bali Mendukung Pariwisata Pantai yang
prasarana keamanan dinamakan Berkelanjutan ( Studi Kasus :
“pecalang” dengan kekhasan atributnya Kawasan Pesisir Pantai Wonokerto
yang menggunakan baju tradisional Bali, Kabupaten Pekalongan ), 10(2), 218–
Prasarana aksesibilitas menggunakan 233.
kendaraan tradisional, di Jawa barat sendiri
Ghani, Y. . (2015). Pariwisata, Vol. II No.
terkenal dengan “Delman dan Pedati 2 September 2015, II(2), 98–110.
(kendaraan yang ditarik oleh Sapi/
Delman)”,dll. Namun, Kekhasan dari Harris, M. 1968. The Rise of Cultural
Sarana Prasarana dapat dibedakan Theory. New York: Crowell.
tergantung karakter serta lingkungan di
ketiga daerah Destinasi Pariwisata Provinsi Harris, M. (2001). The rise of
di Jawa Barat seperti, Destinasi Pariwisata anthropological theory: A history
Cirebon Raya, Destinasi Pariwisata of theories of culture. AltaMira
Pangandaran-Tasikmalaya-Garut-Cianjur,
Press.
dan Destinasi Pariwisata Bogor-Cianjur-
Keesing, R. M. (1997). “Teori-Teori
Sukabumi. Misal karakter destinasi Tentang Antropologi” Terjemahan
Cirebon dan sekitarnya adalah perpaduan dari “Theories of Culture” dalam
budaya Priayi Jawa Cirebon dan China Anual Review of Anthropology
yang unik, maka kelengkapan Sarana (1974) oleh Amri Marzali.
Prasarana Pariwisatanya pun harus Antropologi Indonesia, 52(52).
memiliki identitas lokal kerajaan dan
sedikit unsur budaya china yang Koentjaraningrat. (1985). Kebudayaan,
menempel pada sarana prasarana Mentalitas, dan Pembangunan.
Pariwisatanya. Gramedia: Jakarta.
Penggabungan sarana prasarana dengan
unsur budaya lokal akan menciptakan Marvin Harris , "Monistic Determinism:
Anti-Service," Journal of
keunikan yang khas pada sarana prasarana
Anthropological Research 42, no. 3
di Jawa Barat dengan demikian tingkat (Autumn, 1986): 365-372.
kunjungan wisatawan mancanegara akan
meningkat serta unsur budaya tidak akan
ISSN: 2355-6587, e-ISSN: 2528-2220
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp 30
Jurnal Pariwisata, Vol. IV No. 1 April 2017
Biodata
Yosef Abdul Ghani, saat ini adalah
Instruktur di STP ARS Internasional yang
memiliki ketertarikan pada bidang
Pariwisata, khusunya Budaya dan Ekologi.