Literasi Agama Di SMA N 2 Kota Kediri
Literasi Agama Di SMA N 2 Kota Kediri
SKRIPSI
OLEH
LILIS ANI RIFATIN NINGSIH
NPM. 16.01.0.8415
NIRM. 2016.4.008.0101.1.005640
SKRIPSI
Diajukan kepada
Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Lilis Ani Rifatin Ningsih
NPM. 16.01.0.8415
NIRM. 2016.4.008.0101.1.005640
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Ketua Sekretaris
Tim Penguji,
1. Penguji Utama
Yasin Nur Falah, M.Pd.I (……………………………….)
NIDN. 2110077701
2. Penguji I
Zainal Arifin, M.Pd.I (……………………………….)
NIDN. 2125058501
3. Penguji II
Amar Kukuh Wicaksono, S.Pd.I (……………………………….)
“Yang penting bukan apa kata orang tentang kita sekarang, melainkan apa
yang akan di catat oleh sejarah setelah kita berpulang”
(Drs. KH. Mahfudh Syamsul Hadi MR. M.Pd)
PERSEMBAHAN
iv
Rasa syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
kesehatan, nikmat, rahmat, hidayah dan inayah. Serta sholawat yang selalu
tercurahkan kepada sang pejuang sejati, pembuka mata hati, beliaulah baginda
Rasulillah Ibn Abdillah Muhammad SAW, beliau insan sumber inspirasi dalam
segala tindakan dan langkah hidup saya.
Dengan ketulusan hati dan luapan rasa terimakasih yang tidak bisa dibalas
hanya dengan kata-kata, serta dengan berharap Ridho-Nya. Penulis persembahkan
karya kecil ini untuk orang-orang yang selalu membimbing, mendidik,
mendukung dan menasehati saya selama proses kuliah di kampus tercinta IAI
Tribakti Lirboyo Kediri, terkhusus kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, ayahanda (Ali Mustofa) dan Ibunda (Khurotin)
yang do’anya selalu mengalir tiada henti, tak pernah lelah memberi
semangat dan nasehat. Beliaulah malaikat tak bersayap. Atas do’a dan
ridho beliau, akhirnya Lilis bisa berdiri sampai saat ini.
2. Kedua kakakku, M. Khusnul Arifin dan M. Nur Kholis. Engkau adalah
panutanku. Meskipun sekarang sudah menjadi seorang suami dan ayah,
namun kasihsayang, perhatian dan ketulusan yang engkau berikan tak
pernah pudar, tetaplah menjadi kakak terbaik untuk Lilis.
3. Terakhir, karya kecil ini kupersembahkan untuk almamater tercinta Institut
Agama Islam Tribakti Lirboyo Kediri. Tempat dimana aku mendapatkan
ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang takkan pernah ku lupakan.
KATA PENGANTAR
v
Bismillahirrohmaanirrohiim..
vi
7. Seluruh Bapak Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan bekal
ilmu kepada penulis.
8. Kedua orangtua dan keluarga yang tak pernah lelah memberikan semangat
dan nasehat seta do’a yang terus mengalir tiada henti sampai penyelesaikan
skripsi ini.
9. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat
Tribakti Kediri.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu. Tanpa
mengurangi rasa hormat, semoga segala kebaikan, bantuan, dan dukungan
semuanya mendapatkan balasan dengan pahala yang berlipat.
DAFTAR ISI
Halaman
vii
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii
HALAMAN MOTTO................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ viii
DAFTAR GRAFIK DAN BAGAN ............................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
ABSTRAK .................................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 6
E. Definisi Operasional .......................................................................... 8
F. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 14
BAB II : KAJIAN TEORI .......................................................................... 15
A. Gerakan Literasi Sekolah .................................................................. 15
1. Tahapan Gerakan Literasi Sekolah ........................................ 18
2. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah .......................................... 23
3. Ruang Lingkup Gerakan Literasi Sekolah ............................ 25
4. Prinsip-Prinsip Gerakan Literasi Sekolah ............................. 25
5. Strategi Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah .................... 26
B. Evaluasi Program Literasi ................................................................. 28
Halaman
ix
Bagan 1. Struktur Organisasi SMAN 2 Kediri............................................... 50
Grafik 1. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan....................................... 51
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
Gambar 1. Suasana Kegiatan Literasi Agama Islam ..................................... 91
Gambar 2. Suasana Kegiatan Literasi Agama Kristen .................................. 91
Gambar 3. Suasana Kegiatan Literasi Agama Katholik ................................ 91
Gambar 4. Wawancara dengan Kepala Sekolah ........................................... 92
Gambar 5. Wawancara dengan Waka Humasi .............................................. 92
Gambar 6. Wawancara dengan Kordinator Literasi Agama.......................... 93
Gambar 6. Kegiatan sebelum literasi dimulai ............................................... 93
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 1. Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 2. Permohonan Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 3. Surat Balasan Penelitian Skripsi
Lampiran 4. Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 5. Transkip Wawancara
Lampiran 6. Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran 7. Riwayat Hidup Penulis
ABSTRAK
xii
NINGSIH, LILIS ANI RIFATIN. 2020: Strategi Sekolah dalam Menerapkan
Literasi Berbasis Agama di SMA Negeri 2 Kediri. Pendidikan Agama
Islam, Tarbiyah, IAIT Kediri, Dosen Pembimbing Zainal Arifin, M.Pd.I.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
dalam gerakan literasi tersebut adalah kegiatan 15 menit membaca buku non
membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi yang
dibaca berisi tentang nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional,
1
Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Saku Gerakan
Literasi Sekolah, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud RI.
2017), h.05.
2
Lisa Nopilda, Muhammad Kristiawa, “Gerakan Literasi Sekolah Berbasis Pembelajaran
Multiliterasi Sebuah Paradigma Pendidikan Abad Ke-21”, Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan
Supervisi Pendidikan, Vol. 3, No. 2, (Juli-Desember 2018), h. 218
1
2
dan global yang dapat disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.3
membaca sebesar 371 poin, sedangkan pada periode sebelumnya, yaitu PISA
2015 skor kemampuan membaca adalah 397 poin. Hal ini menunjukkan
rendah.4
baca di Indonesia baru mencapai 0,001%. Ini berarti dari 1000 orang, hanya
satu orang yang memiliki minat baca tinggi. Terdapat fakta lainnya yang
menunjukkan bahwa tingkat buta huruf di Indonesia tiap tahun kian menurun.
Indonesia dinyatakan tidak buta huruf dan kurang dari 2,07% atau sebanyak
3.387.035 jiwa yang masih mengalami buta huruf.5 Berdasarkan data yang
Indonesia masih sangat rendah dan bisa dikatakan bahwa praktik pendidikan
3
Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Buku Saku Gerakan
Literasi Sekolah, h. 03
4
Maimunatun Habibah, “Pengembangan Budaya Literasi Agama di SMA Negeri 2
Kediri”, Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES), Vol.2, 2 (Desember 2019), h.
204.
5
Francisca Novita, “PISA dan Literasi Indonesia”. http://www.kompasiana.com/
frncscnvt?5c1542ec677ffb3b533d6105/pisa-dan-literasi-indonesia, 16 Desember 2018, diakses
tanggal 25 Desember 2019.
3
Selain itu, Abdullah Abu Bakar selaku wali Kota Kediri dalam
website resminya pada tahun 2017 menyatakan bahwa anak-anak atau siswa
Kediri kurang dalam membaca.7 Hal ini cukup menarik yakni kota Kediri
membaca siswa.
literasi ini.8 Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan, harus memiliki
inovasi dan strategi yang mendukung gerakan tersebut agar bisa meningkat
dan menjadi sebuah budaya di sekolah. Terutama pada gerakan literasi dasar
literasi membaca yakni SMA Negeri 2 Kota Kediri atau yang lebih dikenal
Literasi Sekolah (GLS). Kegiatan ini sudah dilaksanakan mulai dari bulan Juli
2016. Dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang pertama kali diterapkan
6
Agus Widayoko, Supriyono Koes H dkk, “Analisis Progam Implementasi Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) deng an Pendekatan Goal-Based Evalution”, Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Pendidikan, Vol. XVI, 1 (Juni, 2018), h. 79
7
Pemerintah kota Kediri “Wali Kota Dorong Guru Tingkatkan Baca Anak”
https://www.kedirikota.go.id/p/dalamberita/1599/wali-kota-dorong-guru-tingkatkan-minat-baca-
anak, 24 Februari 2017, diakses tanggal 05 Juni 2020.
8
Yulisa Wandasari, “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Sebagai Pembentuk
Pendidikan Berkarakter” Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan, Vol. I. 1
(Juli-Desember, 2017), h. 326.
4
Sekolah mampu menerapkan kegiatan literasi ini dengan baik, salah satu
bukti yakni banyaknya hasil karya tulis siswa SMA Negeri 2 Kediri yang
kumpulan puisi karya beberapa siswa yang sudah diterbitkan dalam sebuah
buku. Literasi membaca dan menulis ini sudah berjalan kurang lebih 3 tahun
dan dari program ini akhirnya muncul beberapa small group atas inisiatif
dan adanya keresahan guru agama terkait minat baca siswa terhadap kitab
suci yang dikategorikan masih sangat rendah, hal ini terbukti dari banyaknya
siswa yang belum bisa membaca al-Qur’an dengan baik dan benar. Untuk itu,
buku non pelajaran, untuk saat ini diarahkan pada literasi membaca berbasis
adalah penguatan pendidikan karakter (PKK) hal ini sesuai dengan visi yang
dimiliki oleh SMAN 2 Kota Kediri yaitu manusia unggul spiritual.10 Untuk itu
adanya program ini ternyata membawa banyak dampak positif tidak hanya
untuk siswa SMA Negeri 2 Kediri sendiri namun juga untuk pihak staf dan
9
Hasil wawancara, Waka Kurikulum SMAN 2 Kediri, 24 September 2019
10
Hasil wawancara Kepala Sekolah SMAN 2 Kediri, 24 September 2019
5
membaca berbasis agama ini, baik dari guru keagamaan ataupun dari guru
umum. Karena ada beberapa guru yang dulunya belum bisa membaca al-
Qur’an dengan baik dan benar, dengan adanya program literasi membaca
berbasis agama ini mampu membantu guru dalam belajar membaca al-
Qur’an.
dimasukkan dalam satu mata pelajaran yaitu pelajaran keagamaan, untuk itu
dengan adanya kegiatan literasi membaca berbasis agama ini selain untuk
literasi membaca berbasis agama ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan
B. Fokus Penelitian
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
D. Kegunaan Penelitian
manfaat dan berguna bagi pihak yang berkaitan. Adapun manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca
7
E. Definisi Operasional
8
1. Strategi Sekolah
F. Penelitian Terdahulu
Tesis yang ditulis oleh Siska Eka Chyntia pada tahun 2018 yang
kegiatan yang lebih dari sekedar membaca buku, tetapi juga meliputi cakupan
literasi secara lebih luas seperti literasi sains dan matematika. Kendati
memiliki konsep literasi yang mirip tetapi kebijakan yang dikeluarkan oleh
kedua kepala sekolah tersebut berbeda. Disis lain, perlu adanya penelitian
objek penelitian. Dalam tesis ini penelitian dilakukan pada dua lembaga
satu lembaga yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kediri selain itu
membahas salah satu dari tiga tahapan dalam gerakan literasi dasar yaitu
sebelum pelajaran karena masih terbatasnya buku bacaan non pelajaran. Hal
Banyumas. Persamaan dari skripsi dan penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah kegiatan literasi ini ditujukan untuk meningkatkan minat baca siswa,
14
Indah Wijaya Antasari, “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Tahap Pembiasaan di
MI Muhammadiyah Gandatapa Sumbang Banyumas”, Jurnal, (Vol.9, No.1, tahun 2017)
11
skripsi ini menerapakan literasi membaca buku non pelajaran sedangkan pada
penelitian yang dilakukan oleh penulis terfokus pada literasi berbasis agama.
siswa menjadi lebih antusias dan termotivasi untuk lebih meningkatkan minat
berbagai metode peningkatan minat baca dan Pojok Baca yang merupakan
Membaca. Perbedaan dari artikel jurnal diatas dan penelitian yang dilakukan
oleh penulis terletak pada apa yang dibaca oleh siswa, pada skripsi ini siswa
membaca buku non pelajaran untuk menunjang minat baca siswa sedangkan
15
Arum Nisma Wulanjani, Candradewi Wahyu Anggraeni, “Meningkatkan Minat
Membaca melalui Gerakan Literasi Membaca bagi Siswa Sekolah Dasar”, Artikel Jurnal,
September 2019.
12
Gerakan Literasi Sekolah di SMK Negeri 1 Suak Tapeh pada tahun ke-3
paparan artikel jurnal di atas, Lisa Nopilda dan Muhammad Kristiawan lebih
Sekolah.
16
Lisa Nopilda dan Muhammad Kristiawan, “Gerakan Literasi Sekolah Berbasis
Pembelajaran Multiliterasi Sebuah Paradigma Pendidikan Abad Ke- 21 di SMK Negeri 1 Suak
Tapeh Banyuasin”, Jurnal, (Vol.3, No.2, Juli-Desember 2018)
13
membaca setiap siswa yang seharusnya dapat terukur melalui penilaian yang
praktis dan terstandar. Dari penjelasan diatas sudah terlihat berbeda dengan
judul yang penulis ambil dalam penyusunan skripsi. Penulis fokus kepada
Hal demikian bukan tanpa alasan. Sebelum jauh kepada instrument penilaian,
G. Sistematika Penulisan
sebagai berikut:
Sistematika Penulisan.
Strategi Sekolah b) Literasi Membaca. Pada bab ini berisi tentang materi dan
dari itu, kajian pustaka berada di urutan nomor dua dari atas.
Ketiga yaitu BAB III Metode Penelitian, yang membahas tentang: (a)
penelitian ini disusun sebelum bab hasil penelitian dan pembahasan karena
KAJIAN PUSTAKA
sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target
15
16
satuan pendidikan pusat, termasuk pelibatan wali siswa, dan masyarakat. Ada
sekolah.
Harus ada alokasi waktu yang cukup dari sekolah untuk pelaksanaan
18
Mulyo Teguh, Gerakan Literasi Sekolah Dasar, 2017, h. 24
17
ramah literasi bukan tidak mungkin akan menjadikan warga sekolah tersebut
menjadi individu-individu yang unggul dan literat. Dampak positif pun akan
bagi seluruh warganya, tidak hanya siswa yang dituntut melakukan gerakan
literasi, tapi pihak sekolah baik kepala sekolah, guru dan staff kependidikan
sekolah.
a. Tahap Pembiasaan
dalam hati dan membacakan nyaring oleh guru. Kedua kegiatan ini
bertujuan untuk :
sekolah masing-masing.
19
dinilai.
b. Tahap Pengembangan
sekitarnya.
diperhatikan, diantaranya :
21
peserta didik.
tahap pembelajaran.
pustakawan sekolah.
membaca harian.
tanggapan.
c. Tahap Pembelajaran
teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam tahap ini
khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata
pelajaran, selain itu juga ada tagihan yang sifatnya akademis (terkait
taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah
strategi membaca.19
sekolah lebih rajin membaca, mampu menuangkan ide dari hasil bacaan
ini ditujukan agar siswa mampu meningkatkan minat membaca buku dari
19
Kemendikbud, Desain Gerakan Literasi Sekolah, 2016, h. 5
20
Patricia, Mayaagustina, dkk, Budaya Literasi Siswa Dalam Mendukung Program
Ecoschool di SMPN 23 Surabaya, Jurnal Mahasiswa, 2017, Vol.4, No.2
25
diantaranya:21
mereka.
karena itu, strategi membaca dan jenis teks yang dibaca perlu
21
Utama, dkk, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, (Jakarta:Direktorat
Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan). 2016, h. 3
26
bahan bacaan kaya ragam teks, seperti karya sastra untuk anak
dan remaja.
pelajaran.
yang bermakna.
literasi.
yaitu proses penilaian, atau menilai. Evaluasi merupakan salah satu rangkaian
sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang
29
prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang
sudah ditentukan. Seorang ahli yang sangat terkenal dalam evaluasi program
keputusan.22
makro (program) dan evaluasi mikro (kelas). Secara umum, evaluasi terbagi
dalam tiga tahap sesuai proses belajar mengajar yakni dimulai dari evaluasi
input, evaluasi prosess dan evaluasi output. Setiap jenis evaluasi memiliki
fungsi yang berbeda satu dengan yang lain. Evaluasi input mencakup fungsi
22
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
Edisi Kedua Cet. 5, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h. 2.
30
karena dipandang program tersebut tidak ada manfaatnya atau tidak dapat
berhasil dengan baik jika dilaksanakan lagi di tempat waktu yang lain.
kali ditawarkan oleh Stufflebeam pada tahun 1965 sebagai hasil usahanya
jenjang baik itu proyek, program maupin institusi. Dalam bidang pendidikan
Input, Process, and Product, sehingga model evaluasi yang ditawarkan diberi
apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan
yang diperlukan.
sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi proses
23
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), h. 7
24
Hamid Hasan, Evaluasi Kurikulum, cetakan kedua, (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2009)
32
25
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Calon Pendidik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009)
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.27 Pada
atau ada.29
26
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset, 2012), h.140
27
Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2006), h.4
28
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian, (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2012), h. 22
29
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
h. 26.
33
34
berbagai metode dan teknik serta banyak sumber informasi untuk memahami
secara efektif.
dari sejarah literasi membaca dan menulis di SMA 2 Kediri yang sudah
agama sedangkan jika melihat baground sekolah yaitu Sekolah Umum bukan
Madrasah, maka pemilihan metode studi kasus ini didasari pada fakta bahwa
penelitian ini termasuk penelitian yang unik dan merupakan kegiatan yang
perlu dikembangkan.
30
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 116.
35
B. Lokasi Penelitian
berada di SMA Negeri 2 Kota Kediri atau yang sering dikenal dengan sebutan
SMADA.
SMA Negeri 2 ini merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di
Kediri. Sebelum adanya sistem zonasi, tak sedikit siswa yang berasal dari luar
daerah Kediri memilih untuk melanjutkan studi disini. SMA Negeri 2 Kediri
1950, yang pada pasal pertamanya memustuskan membuka filial dari Sekolah
Menengah Umum Bagian Atas (SMA) Negeri Kota Kediri terdiri atas kelas-
kelas tingkatan 1, 2, dan 3. Tujuan dari pembukaan sekolah filial ini adalah
Baru pada tahun 1959, tepatnya per 1 Agustus 1959, SMA Negeri 2
menjadi sekolah tersendiri dengan nama SMA Negeri II/AC yang merupakan
26 November 1959.
karena sekolah ini merupakan sekolah rujukan yang ada di Kediri dan
berjalan dari bulan Juli 2016. Meskipun SMA Negeri 2 ini merupakan
sekolah umum bukan berbasis agama, namun gerakan literasi yang diterapkan
sekarang ini lebih diarahkan pada literasi membaca berbasis agama sesuai
C. Kehadiran Peneliti
peneliti karena peneliti sebagai instrument utama atau alat penelitian. Oleh
karena itu peneliti sebagai instrument harus mengetahui seberapa jauh peneliti
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara
lain merupakan alat pengumpulan data utama, dan menjadi instrument atau
alat teliti adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus
wawancara.
Maka dari itu, peneliti sendiri terjun ke lapangan dan terlibat langsung
D. Sumber Data
diwawancarai atau dalam hal ini yang secara langsung menjadi subyek
31
Sugiyono, Metode Pnenelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 222.
32
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 114.
38
penelitian dan data yang diperoleh dari dokumen seperti catatan, hasil
bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.33 Dalam penelitian kulitatif tidak ada
Data ini diperoleh dari dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Waka
2 Kota Kediri.
diatas, dalam hal ini diperoleh dari sumber bacaan lainnya untuk mendukung
laporan penelitian. Misalnya dokumen resmi, hasil studi ataupun data lainnya.
bagi peneliti.34 Data pendukung pada penelitian ini diperoleh dari dokumen-
33
Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2006), h.157.
34
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Jakarta:
GhaliaIndonesia, 2002), h. 82.
39
1. Metode Observasi
non partisipan, dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan
35
S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 158.
36
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga Universitas Press,
2001), h. 142.
40
wawancara.
37
Burhan Bungin, Analisis Data Peneltiian Kualitatif, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,
2007), h.155.
38
S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 165.
39
S. Nasution, Metodologi Riset (Penelitian Ilmiah), (Bandung: Jemmars, 1991), h. 154.
40
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1994), h. 207.
41
membawa instrument wawancara yang berisi garis besar hal yang akan
ditanyakan.
3. Metode Dokumentasi
presentasi, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. 42 Dalam hal ini
41
S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 181.
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Kualitatif Pendekatan Suatu Praktek,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 207
42
Teknik analisis data adalah proses mencari data dan menyusun secara
mana yang penting untuk akan dipelajari dan direfleksikan serta membuat
kesimpulan sehingga mudah diambil oleh diri sendiri dan orang lain.43
mencari tema dan polanya agar memberikan gambaran data yang lebih
jelas
43
Nana Syaodih Sukmadinata, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2011), h. 222.
44
Sugiyono, Metodologi Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),
(Bandung:Alfabeta, 2012), h. 338-345
43
bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan apa yang ada
a. Perpanjangan Pengamatan
dengan sumber data yang sudah ditemui atau sumber data baru. Dengan
dengan sumber data atau subyek penelitian akan semakin akrab, terbuka
semakin lengkap.
b. Triangulasi
yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
c. Member Check
yang dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau ahsil akhir
teman sebaya yang memliki pengetahuan yang sama dengan apa yang
H. Tahap-tahap Penelitian
terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-
mengumpulkan data.
A. Setting Penelitian
lokasi penelitian, pada bagian ini peneliti akan membahas hal-hal yang
berikut :
Mei 1950, yang pada pasal pertamanya memustuskan membuka filial dari
Sekolah Menengah Umum Bagian Atas (SMA) Negeri Kota Kediri terdiri
47
48
Baru pada tahun 1959, tepatnya per 1 Agustus 1959, SMA Negeri
informasi serta perubahan pola pikir setiap masyarakat dan orang tua
a. Visi
Internasional.
b. Misi
sekolah.
dogotal library.
orang-orang yang mampu bekerja dan mengelola sesuai dengan fungsi dan
tujuan.
KORD. ADMINISTRASI
GURU
SISWA
masing jabatan yang telah ada sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan
30
25
20
SD
15 SMP
SMA
D3
10 S1
S2
5
0
Guru Tenaga Guru Tidak Tenaga
Pendidik Tetap Kependidikan
terdiri dari 48 Guru Tenaga Pendidik, 18 Guru tidak tetap dan 12 Tenaga
(S1) sebanyak 27 orang dan untuk lulusan Sarjanan Strata 2 (S2) sebanyak
orang, lulusan Sarjana Strata 1 (S1) sebanyak 15 orang dan untuk lulusan
yang lulusan SMP ada 3 orang dan yang paling banyak yaitu lulusan SMA
sebanyak 6 orang.
penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti serta data yang telah
Sekolah (GLS). Pada tahun 2016 kegiatan literasi ini semakin terstruktur
dan adanya guru PAI yang resah terkait minat baca siswa terhadap kitab
suci yang dikategorikan masih sangat rendah, maka dari itu kegiatan
persiapan agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah
48
Abdul Karim, Wawancara, Masjid SMA Negeri 2 Kediri, 28 Januari 2020.
55
disatukan. Maka dari itu, bagi siswa muslim kegiatan literasi agama
49
Luwi Adi Basuki, Wawancara Depan Kantor SMA Negeri 2 Kediri, 21 Februari 2020.
56
setiap agama memiliki kitab suci yang berbeda. Maka dari itu tempat
guru PAI dan guru kerohanian. Adapun pihak yang terlibat dalam
Guru PAI, guru kerohanian serta dibantu oleh guru yang mengajar
50
Adara Cantika, Wawancara, Ruang Keagamaan Katholik, 21 Februari 2020.
57
literasi secara umum yang ini ini itu nggak Secara umum ada,
tapi tidak membawahi yang ini.”51
(dua lembar). Dalam satu juz terdapat dua puluh halaman (10
51
Abdul Karim, Wawancara, Masjid SMA Negeri 2 Kediri, 28 Januari 2020.
52
Luwi Adi Basuki, Wawancara, Depan Kantor SMA Negeri 2 Kediri, 21 Februai 2020.
58
baca kegiatan literasi sudah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu satu
53
Sony Tataq Setya Suwasono, Wawancara, Ruang Kepala Sekolah SMA Negeri 2
Kediri, 21 Februari 2020.
54
Abdul Karim, Wawancara, Depan Kelas XII MIA 1 SMA Negeri 2 Kediri, 26
November 2019.
59
dan hadis yang berjilid serta untuk kitab yang dibaca, siswa
55
Abdul Karim, Wawancara, Masjid SMA Negeri 2 Kediri, 28 Januari 2020.
60
kegiatan. Kegiatan akan berjalan dengan baik jika sudah melalui tahap
guru PAI terkait rendahnya minat baca siswa pada kitab suci.
Sekolah:
“Ya itu anu, malah itu justru tujuannya dari pak Son,
alasan mendasar itu karena pak Son kan orangnya
religius mbak, menurut pak Son kalau membaca buku
tanpa disuruh pun pasti anak-anak juga akan membaca
tapi kalau Al-Qur’an belum tentu anak mau membaca
kalau tidak dipaksa. Makanya biar anak mau membaca
Al-Qur’an maka harus sedikit memaksa dengan adanya
perintah langsung dari atas. Dengan pertimbangan kalau
agamanya bagus yang lainnya itu kata pak Son juga akan
ikut bagus.”57
2) Dukungan Sekolah
56
Sony Tataq Setya Suwasono, Wawancara, Ruang Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kediri,
21 Februari 2020
57
Abdul Karim, Wawancara, Masjid SMA Negeri 2 Kediri, 28 Januari 2020
62
Humasi:
2 Kediri meliputi tiga aspek yaitu sumber daya manusia, sarana dan
literasi agama ini tidak hanya diikuti oleh siswa namun juga
Humasi:
tidak hanya agama Islam saja, namun juga ada agama Kristen,
tafsir juga banyak, hadis yang berapa jilid pun juga ada,
dan kalaupun guru agama ingin tafsir apa aja pasti
dibelikan.”61
sudah mencukupi.
61
Abdul Karim, Wawancara, Masjid SMA Negeri 2 Kediri, 28 Januari 2020.
62
Abdul Karim, Wawancara, Masjid SMA Negeri 2 Kediri, 28 Januari 2020
63
Luwi Adi Basuki, Wawancara Depan Kantor SMA Negeri 2 Kediri, 21 Februari 2020.
66
literasi ini.
c. Evaluasi Proses
1) Planning (Perencanaan)
membaca kitab.
2) Organizing
3) Actuating
66
Luwi Adi Basuki, Wawancara, Depan Kantor SMA Negeri 2 Kediri, 21 Februai 2020.
67
Luwi Adi Basuki, Wawancara, Depan Kantor SMA Negeri 2 Kediri, 21 Februai 2020.
69
4) Controlling
seminggu sekali.
d. Evaluasi Produk
hukum bacaan dan tajwid serta makna dari apa yang dibaca. Selain
adanya kegiatan literasi agama ini, tak sedikit orangtua yang melapor
produk dari kegiatan literasi agama ini sangat banyak, yang intinya
C. Pembahasan
69
Abdul Karim, Wawancara, Masjid SMA Negeri 2 Kediri, 28 Januari 2020.
71
penerbitan buku hasil literasi siswa namun juga keresahan guru PAI
70
J. Salusu, Pengambilan Keputusan Strategik untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit (Jakarta: PT. Gramedia, 2015), h. 409
72
dilaksanakan setiap hari. Untuk hari jum’at pada kegiatan literasi, siswa
a. Struktur
serta dibantu guru yang mengajar pada jam pertama. Tidak ada
guru PAI dan guru kerohanian. Adapun pihak yang terlibat dalam
Humasi, Guru PAI, guru kerohanian serta dibantu oleh guru yang
b. Proses
literasi berlangsung.
penghormatan.
secara bergantian.
oleh seluruh warga sekolah, begitu juga guru dan staf sekolah.
3) Penentuan Tempat
75
sampai Jum’at.
dicapai.
Qur’an dengan tartil dan benar. Selain itu, target membaca kitab
5) Penyediaan Fasilitas
siswa.
terdiri dari guru PAI, guru kerohanian dan guru yang mengajar
literasi peserta didik. Hasil laporan dari tim literasi guru sangat
dimasing-masing kelas.
kitab suci.
c. Perilaku
Dalam hal ini hubungan antara kepala sekolah dan guru atau
namun guru lainnya ikut serta dan mendukung penuh kegiatan ini.
yang solid.
dari evaluasi ini adalah untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar
berikut:
71
Musa Hubies dan Muhammad Najib, Manajemen Strategik dalam Pengembagan Daya
Saing Organisasi (Jakarta, PT. Alex Medi Computindo, 2014), h. 28.
72
Diana Nurus Sa’adah, “Evalausi Program Pembelajaran Kitab Kuning di MA
Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen Pati”, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Walisongo,
Semarang, 2014), h.40.
73
Suharismi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
Edisi Kedua Cet.5, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h.2.
80
berikut :
membaca siswa yang mulai meningkat dan adanya guru agama yang
resah terkait minat baca siswa terhadap kitab suci yang dikategorikan
2 Kediri yang awalnya membaca buku non pelajaran, untuk saat ini
dukungan penuh dari sekolah. Meskipun tidak ada dana khusus dari
semua warga sekolah baik guru, pegawai dan siswa. Sekolah juga
74
Suharismi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan,
(Jakarta: Sinar Grafika Offdet, 2014), h. 8
82
secara maksimal.
adalah tempat, karena siswa terdiri dari beberapa agama tentu dalam
sudah tersedia di setiap ruangan. Maka dari itu sarana dan prasarana
dikatakan baik.
75
Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi
Pendidik dan Canlon Pendidik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h.29
83
1) Planning (Perencanaan)
2) Organizing (Pengorganisasian)
seperti ini bisa dikatakan baik apabila semua pihak sadar akan
karena tidak ada struktur yang jelas akan peran, tugas dan
3) Actuating
4) Controlling (Pengawasan)
seminggu sekali.
d. Evaluasi Produk
selanjutnya, baik mengenai hasil yang telah dicapai atau apa yang
karakter siswa menjadi pribadi yang unggul spiritual. Hal ini terbukti
78
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komuniaksi, (Bandung:Alfabeta,
2010), h.88.
86
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sekolah.
literasi agama dan dukungan sekolah., kedua yaitu Evaluasi input yang
meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana serta dana
atau anggaran. Ketiga yaitu Evaluasi proses, dalam hal ini dilihat dari 4
87
88
B. Saran
sedangkan untuk literasi agama siswa yang muslim masih dalam tahap
pembelajaran.
struktrual dan jelas agar tugas dan tanggungjawab bisa dijalankan lebih
3. Untuk tindaklanjut dari kegiatan ini, alangkah lebih baiknya jika sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Habibah, Maimunatun. “Pengembangan Budaya Literasi Agama di SMA Negeri 2
Kediri”, Indonesian Journal of Islamic Education Studies, (2019), Vol.2/2:
203-215.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 1994.
Hasan, M. Iqbal. Pokok-pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta:
GhaliaIndonesia, 2002.
Kemendikbud, Desain Gerakan Literasi Sekolah. 2016.
Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,
1999.
Margono, S. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2006.
Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta, 2010.
Nasution, S. Metodologi Riset (Penelitian Ilmiah). Bandung: Jemmars, 1991.
Nopilda, Lisa dan Muhammad Kristiawan. “Gerakan Literasi Sekolah Berbasis
Pembelajaran Multiliterasi Sebuah Paradigma Pendidikan Abad Ke-21”.
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan, (2018), vol.
3/2: 149-279.
Novita, Francisca. “PISA dan Literasi Indonesia”. http://www.kompasiana.com/
frncscnvt/5c1542ec677ffb3b533d6105/pisa-dan-literasi-indonesia,diakses
25 September 2019.
Patricia, Mayaagustina, dkk. “Budaya Literasi Siswa Dalam Mendukung Program
Ecoschool di SMPN 23 Surabaya”, Jurnal Mahasiswa (2017), Vol.4/2.
Pemerintah Kota Kediri “Wali Kota Dorong Guru Tingkatkan Baca Anak”
https://www.kedirikota.go.id/p/dalamberita/1599/wali-kota-dorong-guru-
tingkatkan-minat-baca-anak, 05 Juni 2020.
Prasika, Dinda. “Strategi Kepala Madrasah dalam Meningkatka Mutu Pendidikan
di MTS Al-Islam Jamsaren Surakarta Tahun Pembelajaran 2017/2018”.
Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2018.
Prastowo, Andi. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2012.
91
TRANSKIP WAWANCARA
pertama jam 7 kurang seperempat atau jam 06.45 itu guru sudah di
kelas, pertama menyanyikan Indinesia Raya dulu baru nanti
membaca al-Qur’an. Ya alhamdulilah akhirnya motivasi guru juga
ingin belajar ngaji.
Peneliti : Kalau untuk agama selain non muslim pripun pak?
Informan : Kalau non muslim sama, sebelum jam 7 harus sudah dikelas.
Kalau yang katholik ya di kelas Katholik, yang Kristen ya di kelas
Kristen.
Peneliti : Oh disini berarti ada kelas sendiri nggih pak?
Informan : Iya mbak ada sendiri jadi mereka kumpul di ruangan kelas
keagamaan dan dibina oleh guru kerohanian masing-masing.
Kalau yang dulu kan memang semua buku yang penting buku non
pelajaran. Itupun ada kelas yang akhirnya juga diisi al-Qur’an gitu
lho akhirnya ya ini ada kebijakan disamakan ngaji seperti itu tapi
masih hanya sebatas membaca, inshaAllah nanti kedepan dalam
15 menit itu 10 menitnya untuk ngaji dan 5 menitnya ya untuk
menjelaskan beberapa hal, itu rencananya. Kan masih dalam
proses ini mbak.
Peneliti : Kira-kira ada target khusus mboten pak dalam membaca al-
Qur’an?
Informan : 4 lembar, eh empat apa ya itu namanya mbak?
Peneliti : 4 halaman pak
Informan : Nah nggih 4 halaman mbak. Bacanya kan pelan, yang penting
tartil.dan juga anak yang dikirim itu memang program saya mbak.
Nanti kedepannya itu tim pembaca harus disamakan lagnya, tapi
kan dini jalan dulu aja jadi nanti kalau sudah berjalan kan lagunya
tidak berubah-ubah. Ini kana da yang pake ummi, ada yang biasa
tempo dulu ya yang jelas ada peningkatan yang jelas Bapak Ibu
guru akhirnya juga tertarik ingin belajar ngaji.
Peneliti : Tujuan utama literasi diarahkan menjadi literasi agama niku nopo
pak?
102
Informan : Ya itu anu, malah itu justru tujuannya dari pak Son, alasan
mendasar itu karena pak Son kan orangnya religius mbak, menurut
pak Son kalau membaca buku tanpa disuruh pun pasti anak-anak
juga akan membaca tapi kalau Al-Qur’an belum tentu anak mau
membaca kalau tidak dipaksa. Makanya biar anak mau membaca
Al-Qur’an maka harus sedikit memaksa dengan adanya perintah
langsung dari atas. Dengan pertimbangan kalau agamanya bagus
yang lainnya itu kata pak Son juga akan ikut bagus. Kalau setiap
amal sudah diawali dengan kalam Allah, inshaAllah gerakannya
tidak akan terlepas dari itu, dengan diawali membaca al-Qur’an.
Jadi bahasanya itu mencuci pelan-pelan, agak sedikit memaksa
lah. Kalau rencana itu tidak dapat dukungan dari atas kan kita
berat mbak, nah ini kan malah permintaan Kepala Sekolah jadi
kita tidak ada masalah. Minimal kan ada perintah ini gitu, jadi
saya ya Alhamdulillah apalagi saya berjuang kan sudah lama,
udah lama ingin seperti itu maka kalau saya pasa ngajar agama itu
selalu seperempat jam saya pake ngaji tapi itu dulu. Alhamdulillah
semenjak ada literasi al-Qur’an kan setiap hari anak-anak sudah
minimal membuka al-Qur’an meskipun lewat aplikasi di hp, itu
kan sudah lumayan sih. Makanya ada strategi yaitu disentralkan
semuanya membaca al-Qur’an jadi pagi nuansanya seperti nuansa
pondok pesantren
Peneliti : Berarti membacanya tidak langsung memakai al-Qur’an nggih
pak?
Informan : Sekarang itu justru rata-rata pakai aplikasi semua mbak, di hp
anak-anak kan sudah punya semua aplikasi al-Qur’an dan di hp itu
sudah lengkap dengan warna tajwidnya, jadi kalau masih belajar
tajwid kan tahu ohh ini bacaannya apa gitu hehe (sambil ketawa
kecil)
Informan : Makanya kan itu tadi, ini kan tahap awal jadi pertama baca dulu,
kedua kita sampaikan lagunya, selanjutnya muatan-muatan kita
kasih berapa gitu supaya nanti juga ya sama itu pendidikan
karakter. Makanya kita seorang agama itu kan harus memikirkan
yang lain. Jadi kita kan yakin to (beliau membacakan dalil al-
Qur’an tapi bacaannya kurang jelas) artinya iman taqwa kan akan
nyaman, aman nah itu. Makanya Alhamdulillah bapak Kepala
Sekolah malah minta seperti itu. Padahal dua tiga tahun dulu
sudah kita umumkan nggak mempan dengan berbagai teknis,
ternyata kalau yang memerintah langsung dari yang atas itu tidak
ada masalah.
Peneliti : Untuk strateginya sendiri itu bagaimana pak?
Informan : Ya itu jadi sementara itu masih ya manual itu maksudnya ya kita
membaca bersama-sama itu nanti untuk peningkatan yang lain-lain
mengikuti. Ya kita itu tidak bisa terlalu cepat ya mbak, jadi kan
maklum sekolah kita kan sekolah umum bukan sekolah agama
makanya kalau berbuat agama kan cukup berat. Kalau di sekolah
umum itu satu ada yang agamanya kuat, menengah pas-pasan
bahkan ada yang cuek dia tidak mau tahu juga ada. Meskipun
notabennya dia KTPnya Islam. Tapi ya Alhamdulillah dengan
berjalannya waktu untuk guru yang muslim semuanya sudah
ebrkerudung, yang gak berkerudung itu memang beliau non
muslim. Itu untuk guru. Kalau yang pegawai amsih ada satu yang
belum berkerusung. mungkin itu jugas ebagian dakwah kita juga
ya adri pakaian kan nggak apa-apa to dari apa yang diapakai,
meskipun dirumah ndak, yan enting dikolah. nah penanaman
seperti itu
Peneliti : Berarti tujuan literasi agama ini mengarah ke pendidikan karakter
ya pak?
Informan : Iya mbak. Meskipun awalnya kita membaca dulu kan tidak ada
salahnya to?
104
yang sekarang itu langsung saya sendiri dari Pembina GMA atau
Pembina agama. Kepala sekolah terus pembina agama jadi tidak
seperti struktur literasi secara umum yang ini ini itu nggak. Jadi
nggak tau apa istilahnya ya.. ya ini itu apa ya.. Modinnya ini
(sambil ketawa ringan) Secara umum ada, tapi tidak membawahi
yang ini.
Peneliti : Berarti yang terlibat hanya guru PAI nggih pak?
Informan : Iya mbak semua guru PAI, tapi juga ada guru kerohanian untuk
yang non muslim.
Peneliti : Kalau untuk dana sendiri pripun pak? Ada dana khusus dari
pemerintah mboten?
Informan : Loh kalau rujukan itu ada tp bukan diperuntukkan untuk yang ini
melainkan untuk pembuatan cerpen, lomba untuk penulisan-
penulisan atau apa tapi hanya dia bukan untuk literasi qur’an.
Karena kalau literasi qur’an ndak, karena guru agama nek njelasne
mestine kan gratis. Yang religius yo nek ngerti wonge mesti lillahi
ta’ala to mbak.
Peneliti : Teng nopo kok mboten wonten dana khusus untuk kegiatan literasi
agama niki pak?
Informan : Ini kan masih tahap pembiasaan membaca al-Qur’an mbak, bagi
saya diberi kesempatan untuk mengenalkan al-Qur’an itu saya
sudah sangat bersyukur. Sebenarnya untuk pendanaan kegiatan
keagamaan itu inshaAllah ada. Pendanaan dari infaq setiap jum’at
itu kan ngumpul banyak mbak. Kalau pengen beli apapun untuk
kegiatan agama bisa memakai itu.
Peneliti : Kalau untuk fasilitasnya pripun pak?
Informan : Alhamdulillah fasilitas sudah sangat tercukupi mbak karena
disetiap kelas sudah ada speaker yang menghubungkan suara dari
pusat ke setiap kelas untuk kegiatan membaca al-Qur’an,
sedangkan untuk tafsir-tafsir juga banyak, hadis yang berapa jilid
pun juga ada, dan kalaupun guru agama ingin tafsir apa aja pasti
106
dibelikan.
Peneliti : Untuk sistem pembacaannya dan targetnya sendiri pripun pak?
Informan : Kalau untuk yang membaca itu bergantia mbak setiap kelas 3
anak, dan untuk targetnya sehari 4 apa itu mbak namanya, oh iya 4
halaman sama seperti 2 lembar mbak. Kita kan tidak banyak-
banyak karena target kita itu anak-anak bisa membaca al-Qur’an
dengan tartil dan benar.
Peneliti : Kalau tanggapan guru selain guru PAI dengan diterapkannya
literasi agama niki pripun mbak?
Informan : Ya Alhamdulillah hampir semua guru mendukung mbak, tidak
hanya guru PAI saja. Banyak kok mbak guru-guru yang bukan
PAI itu senang dan juga mendukung kegiatan membaca al-Qur’an
ini, katanya ngeneki yo karo belajar ngaji.
Peneliti : Oh nggih pak bagus kalau saling mendukung ngoteniku pak..
Berarti tidak ada masalah nggih untuk guru sendiri?
Informan : Alhamdulillah nggak ada mbak, malah guru-guru itu bersyukur
karena dengan kegiatan ini mereka jadi tertarik untuk belajar ngaji.
Wis to mbak pokok nek kita yakin, niate apik inshaAllah yo
berkah mbak. Bener to mbak?
Peneliti : Hehe nggih leres pak.. Lah kalau untuk sanksi bagi siswa yang
tidak mengikuti kegiatan literasi niku pripun pak?
Informan : Untuk siswa yang tidak mengikuti kegiatan literasi ini kan sama
dengan telat, nah kalau telat sudah ada yang bertugas untuk
menghukumnya. Kalau untuk siswa yang tidak mengikuti kegiatan
keagamaan, sanksinya kadang menulis surat Yasin, membuat
khotbah dan ditulis dengan tangan.
Peneliti : Lha teng nopo kok hukumane ngoten pak?
Informan : Karena hukuman menurut saya tidak harus dengan fisik namun
bisa dengan pengetahuan, jadi tujuannya agar anak-anak
mendapatkan ilmu dari hukuman tersebut dan kenapa hasilnya
ditulis dengan tangan kok tidak diketik saja, karena kalau diketik
107
TRANSKIP WAWANCARA
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Materai 6000
Tanda tangan
Lilis Ani Rifatin Ningsih lahir di Ngajuk pada tanggal 10 Januari 1996.
Merupakan putri ketiga dan terakhir (ragil) dari bapak Ali Mustofa dan Ibu
Khurotin. Memiliki 2 kakak laki-laki. Beralamatkan di Dsn. Pagak, Ds. Cengkok,
Kec. Ngronggot, Kab. Nganjuk. Sekarag telah menyelasaikan (S-1) Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Tribakti (IAIT)
Kediri.