Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PARADIGMA BARU PKN


Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :

PEMBELAJARAN PKN MI 2

Dosen Pengampu :

THOHA PUTRA, M.Pd.

Di susun oleh kelompok 1 :


1. Agustin Nurul Azizah
2. Erna Dwi Agustina
3. Uun Isnaini

Semester : 4 (Empat )
Prodi : PGMI

INSTITUT AGAMA ISLAM HASANUDDIN (IAIH)


PARE-KEDIRI
TAHUN 2021-2022

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kita semua, sholawat serta salam selalu dilimpahkan ke Nabi Agung
Muhammad SAW, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini ,tepat pada
waktunya yang berjudul ”Paradigma Baru Pkn ‘’.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pula, Kami mengucapkan terimakasih
kepada:

1) Ketua IAI Hasanuddin Bapak Umar Faizi M.Pd.


2) Dosen pengampu mata kuliah, pembelajaran PKN MI 2 Bapak Thoha Putra,
M.Pd.

3) Semua Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini ,masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada teman- teman yang
telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pare, 15 Pebruari 2021

Kelompok 1

II
DAFTAR ISI

Halaman judul ………………………………………………………......i


Kata pengantar …………………………………………........................ii
Daftar isi …………………………………………………….................iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………..........
A. Latar belakang …………………………………………..4
B. Rumusan Masalah……………………………………….4
C. Tujuan Penelitian……………………..............................5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………..

A pengertian,tujuan dan dimensi PKN……………………6-7

B mengembangkan konsep, nilai ,moral dan norma PKN...8-9

C Penjelasan dimensi pembelajaran pkn …………………..11

D Maksud pembelajaran PKN………………………………12

BAB III PENUTUP………………………………………………..

A. KESIMPULAN………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....14

III
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia telah mengalami


perkembangan yang sangat dinamis dengan segala liku-liku permasalahannya.
Sejak diproklamirkan kebangsaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai
dengan saat ini, bangsa dan negara Indonesia telah mengalami pasang surut dalam
instrumentasi dan praktisi kehidupannya, walaupun secara formal landasan
filosofonya tetap, yakni pancasila. Kini konteks kehidupan global itu ditandai oleh
semakin terbukanya kerja sama dan sekaligus persaingan antarbangsa/antar negara,
yang berarti juga semakin kompleksnya bangsa Indonesia mengarungi era
reformasi diberbagai bidang kehidupan masyarakat.
Dalam proses perjalanan bangsa Indonesia menuju masyarakat madani, yakni
masyarakat bangsa dan negara yang berpijak dari dan bermuara pada konsep dan
nilai Pancasila dan UUD 1945, sebagai salah satu muatan kurikulum pendidikan
dasar, menengah, dan pendidikan tinggi, perlu menyesuaikan diri secara adaptif dan
koheren dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang selalu berubah. Pada
hakikatnya proses pembangunan karakter dan bangsa harus dengan sengaja
dimaksudkan untuk membangun masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang
demokratis, religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial. Dalam proses itulah,
pembangunan karakter dan bangsa harus disikapi dan diperlukan sebagai kebutuhan
yang sangat mendesak yang secara konseptual dan programatik memerlukan pola
pemikiran atau paradigma baru.
Misi PKn dengan paradigma barunya adalah mengembangkan pendidikan
demokrasi yang secara psikopedagogis dan sosio-andragogis berfungsi
mengembangkan tiga karakteristik pokok warga negara yang demokratis, yakni
kecerdasan wargan negara, tanggung jawab warga negara, dan partisipasi warga
negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian , Tujuan dan dimensi PKN ?


2. Bagaimana cara mengembangkan konsep, nilai ,moral dan norma PKN ?
3. Jelaskan apa dimensi pembelajaran pkn itu?
4. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran pkn ?

4
C. Tujuan Penelitian :

1. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengertian, tujuan dan dimensi PKN.


2. Tujuannya adalah untuk mengetahui konsep dan norma PKN
3. Tujuannya adalah untuk mengetahui penjelasan Dimensi PKN
4. Tujuannya adalah untuk mengetahui pembelajaran PKN

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Materi Terkait

1. Pengertian PKN

a. Pengertian PKn juga tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012


tentang Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat 3 yang berbunyi:

"Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan mencakup Pancasila, Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga
negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air".

Sedangkan menurut Cholisin dalam buku berjudul Pendidikan


Kewarganegaraan (2004) adalah aspek pendidikan politik yang berfokus pada
peranan warga negara dalam kehidupan bernegara agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945.

b. Tujuan Pendidikan kewarganegaraan/PKN adalah :

• menciptakan warga negara yang memiliki wawasan kenegaraan,


menanamkan rasa cinta tanah air, dan kebanggaan sebagai warga negara
Indonesia dalam diri para generasi muda penerus bangsa.

c. Dimensi PKN :

Pendidikan Kewarganegaraan yang ada di Indonesia seperti yang berkembang


di negara lain memiliki multidimensional, artinya bahwa program PKn bukan hanya
untuk satu tujuan.
Winataputra (2001) mengemukakan bahwa ada tiga dimensi PKn, yakni:
PKn sebagai program kurikuler;
PKn sebagai program akademik; dan
PKn sebagai program sosial kultural.
Dalam pelaksanaan program, tiga dimensi ini dapat saja terjadi secara simultan atau
secara bersamaan (overlaping), khususnya dalam mencapai tujuan umum, yakni
membentuk warga negara yang cerdas dan baik. Khusus untuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), tujuan PKn dapat dilihat dalam Undang-Undang

6
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada bagian Penjelasan Pasal 37 ayat (1) bahwa “Pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.”
Domain PKn sebagai program kurikuler merupakan program PKn yang
dirancang dan dibelajarkan kepada peserta didik pada jenjang satuan pendidikan
tertentu. Melalui domain ini, proses penilaian dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat penguasaan peserta didik terhadap program pembelajaran dan program
pembangunan karakter. Namun diakui oleh para pakar bahwa pencapaian program
PKn dalam domain kurikuler belumlah optimal karena masih adanya kelemahan
dalam dimensi kurikuler, seperti masalah landasan, pengorganisasian kurikulum,
buku pelajaran, metodologi, dan kompetensi guru.
Domain PKn sebagai program akademik merupakan program kajian ilmiah yang
dilakukan oleh komunitas akademik PKn menggunakan pendekatan dan metode
penelitian ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah konseptual dan operasional
guna menghasilkan generalisasi dan teori untuk membangun batang tubuh keilmuan
PKn. Kajian ini lebih memperjelas bahwa PKn bukan semata-mata sebagai mata
pelajaran dalam kurikulum sekolah melainkan pendidikan disiplin ilmu yang
memiliki tugas komprehensif dalam arti bahwa semua community of scholars
mengemban amanat (missions) bukan hanya di bidang telaah instrumental, praksis-
operasional dan aplikatif melainkan dalam bidang kajian teoritis-konseptual yang
terkait dengan pengembangan struktur ilmu pengetahuan dan body of knowledge.
Domain PKn sebagai program sosial kultural pada hakikatnya tidak banyak
perbedaan dengan program kurikuler dilihat dari aspek tujuan, pengorganisasian
kurikulum dan materi pembelajaran. Perbedaan terutama pada aspek sasaran,
kondisi, dan karakteristik peserta didik. Program PKn ini dikembangkan dalam
konteks kehidupan masyarakat dengan sasaran semua anggota masyarakat.
Tujuannya lebih pada upaya pembinaan warga masyarakat agar menjadi warga
negara yang baik dalam berbagai situasi dan perkembangan zaman yang senantiasa
berubah.
Bangsa Indonesia pernah menyelenggarakan PKn melalui program sosial
kultural pada masa pemerintahan Orde Baru, yakni melalui berbagai program
penataran P4. Program ini sekarang sudah tidak ada lagi karena dipandang telah
menyimpang dari tujuan sehingga tidak efektif lagi. Namun, dipandang dari sudut
kepentingan berbangsa dan bernegara, terutama dalam pembangunan karakter
bangsa, PKn melalui program sosial kultural ini sangat penting. Oleh karena itu,
program PKn dalam dimensi sosial kultural pada pasca dibubarkannya BP7 dan
penghentian program penataran P4 perlu direvitalisasi sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan pembangunan karakter warga negara Indonesia yang baik.
1

1
Dikutip dari https :pembelajaran pkn,search dimensi pkn.com diakses pada tanggal 15 peb 2021

7
B. Mengembangkan Konsep ,Nilai ,Moral Dan Norma Pkn
1. Konsep
Konsep dasar yang sering digunakan dalam pembelajaran PKn antara lain:
pemerintah, negara, bangsa, negeri, wilayah, pembangunan, negara berkembang,
negara sedang berkembang, negara tertinggal, pengambilan keputusan, moral,
nilai, karakter, perasaan, sikap, solidaritas, kekuasaan, kekuatan rakyat, kelas
penguasa, nasionalisme, demokrasi, perilaku, empati, wewenang, politik, partai
politik, pemilu, konstitusi, globalisasi, dan lain-lain.
Pengembangan konsep dasar Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
,salah satunya Langkah dalam penyusunan kurikulum 2013,penataan ulang PKN
menjadi PPKN dengan rincian sebagai berikut :

2.Nilai

Menurut Djahiri (1999),nilai adalah harga makna, isi dan pesan, semangat, atau
jiwa yang tersirat dan tersurat dalam fakta, konsep dan teori, sehingga bermakna
secara fungsional. Disini, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan
dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan standar perilaku.

Menurut Frankel (1978) dalam Sapria dkk., nilai adalah konsep. Seperti
umumnya konsep, makna nilai sebagai konsep tidak muncul dalam pengalaman
yang dapat diamati melainkan ada dalam pikiran orang. Nilai dapat diartikan
kualitas dari sesuatu atau harga dari sesuatu yang diterapkan pada konteks
pengalaman manusia. Pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan
dan menginternalisasikan nilai-nilai dalam diri siswa.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang berfungsi sebagai
pendidikan nilai karena mensosialisasikan dan menginternalisasikan nila-nilai
pancasila atau budaya bangsa melalui pembelajaran yang di lakukan dalam lingkup
sekolah Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara, nilai pancasila
merupakan standar hidup bangsa yang berideologi pancasila dan dianjurkan

8
disekolah-sekolah. Secara historis, nilai pancasila digali dari puncak-puncak
kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan dibeli
dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsIndonesia lahir. Oleh karena itu,
sudah sepantasnya jika pancasila mendapat predikat sebagai jiwa bangsa.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan, nilai
sangat penting untuk ditanamkan sejak dini karena nilai bermanfaat sebagai standar
pegangan hidup.
Nilai dapat dibagi atas dua bagian, yakni:
a. Nilai estetika, terkait dengan masalah keindahan atau apa yang dipandang indah atau
apa yang dinikmati oleh seseorang.
• Contoh : Adanya sebuah karya seni tari merupakan suatu keindahan. Akan
tetapi untuk tarian yang berasal dari suatu daerah dengan daerah lainnya
memiliki keindahan yang berbeda, semua itu tentu saja bergantung pada
perasaan orang yang memandangnya.

• Dalam memberikan penilaian lukisan juga begitu, kadangkala kita melihat


karya tersebut tidak menarik lantaran hanya berupa seketsa saja. namun
berbeda dengan pandangan pihak lain yang melihat bahwa lukisan sketsa
lebih indah dari pada lukisan yang berbentuk nyata.

b. Nilai etika, dengan tindakan-tindakan/ perilaku/akhlak atau bagaimana orang


berprilaku. Etika terkait dengan masalah moral tentang mana yang benar dan salah.
• Contoh : menghormati orang tua /guru
• Selalu bermusyawarah dalam menghadapi perbedaan pendapat.

3. Norma

Norma adalah tolok ukur/alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan
tindakan manusia. Norma juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-
rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai
benar/salah.
menurut isinya norma berwujud perintah dan larangan. Perintah merupakan
kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya
dipandang baik. larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat
sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.

Ada bermacam-macam norma yang berlaku di masyarakat:

a. Norma terdiri dari beberapa macam/jenis, antara lain yaitu:


Norma Agama Adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran aqidah suatu agama.
Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para penganutnya. Apabila
seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung
melanggar-norma-norma-agama.
• Contoh:
’’Kamu-dilarang-membunuh”.
“Kamu-dilarang-Mencuri”.
“Kamu-harus-patuh-kepada-Orang-tua”.
“Kamu-harus-beribadah”.
b. Norma Kesusilaan Norma ini didasarkan pada hati nurani atau ahlak manusia.
Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari pelanggaran dari norma
kesusilan. Contoh norma kesusilaan:

9
“Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
“Kamu-harus-berlaku-jujur”.

c. Norma Kesopanan Adalah norma yang berpangkal dari aturan tingkah laku yang
berlaku di masyrakat. Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh dari
norma-kesopanan.Contoh:
“orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.

d. Norma Hukum Adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah dan larangan yang
mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi norma hukum bersifat
mengikat dan memaksa. Melanggar rambu-rambu lalulintas adalah salah satu contoh
dari-norma-hukum.Contoh:
“ Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/ nyawa orang lain, dihukum
karena membunuh dengan hukuman setinggi- tingginya 15 tahun”.
“dilarang-mengganggu-ketertiban-umum”.

4.Moral

istilah moral berasal dari bahasa latin, mores, yaitu adat kebiasaaan. Istilah ini
erat dengan proses pembentukan kata, ialah mos, moris, manner, manners, morals.
Dalam bahasa Indonesia kata moral hampir sama dengan akhlak atau kesusilaan
yang mengandung makna tata tertib batin atau hati nurani yang dapat menjadi
pembimbing tingkah laku lahir dan batin manusia dalam menjalankan hidup dan
kehidupannya. Oleh karena itu moral erat kaitannya dengan ajaran- ajaran tentang
sesuatu yang baik dan buruk yang menyakngkut tingkah laku dan perbuatan
manusia. Dalam konteks etika, setiap orang akan memiliki perasaan apakah yang
akan dilakukan ini benar atau salah, baik atau jelek, pertimbangan ini dinamakan
pertimbangan nilai mora ( moral values).Pertimbangan nilai moral merupakan
aspek yang sangat penting khususnya dalam pembentukan warga Negara yang baik,
sebagai tujuan pendidikan kewarganegaraan. Tingkah laku sesuai dengan nilai-
nilai moral yang dianut dan ditampilkan secara sukarela diharapkan dapat diperoleh
melalui proses pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai transisi dari pengaruh
lingkungan masyarakat hingga menjadi otoritas di dalam dirinya dan dilakukan
berdasarkan dorongan dari dalam dirinya. Tindakan yang baik yang dilandasi oleh
dorongan dari dalam diri inilah yang diharapkan sebagai hasil pendidikan nilai,
dalam-Pendidikan-moral.

Menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik buruk yang ada
dan melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada di dalam
diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Moral
dan moralitas ada sedikit perbedaan, karena moral adalah prinsip baik buruk,
sedangkan moralitas merupakan kualitas pertimbangan baik buruk. Dengan
demikian, hakekat dan makna moralitas bisa dilihat dari cara individu yang
memiliki moral dalam mematuhi maupun menjalankan aturan. Moral bertujuan
membantu peserta didik untuk mengenali nilai-nilai dan menempatkannya dalam
kehidupan bermasyarakat. Pendidikan semacam ini semakin penting dan
menempati posisi sentral karena tingkat kadar persatuan dan kesatuan terutama
yang berkaitan dengan kesadaran akan nilai -nilai dalam masyrakat akhir-akhir ini
cenderung,semakin“pudar”.

Masalah Perilaku Moral Antara Lain:

• Mencuri
• Mencontek

10
• Tidak hormat pada pejabat publik/guru /orangtua dll
• Kekejaman terhadap teman seusia
• Menyerang keyakinan orang lain yang berbeda
• Bicara kasar/ tidak pantas
• Bertambahnya orientasi pada diri sendiri dan menurunnya tanggung jawab
sebagai warga Negara.
• Perilaku merusak diri sendiri

C. Penjelasan Dimensi

Penjelasan Secara garis besar mata pelajaran PKn memiliki 3 dimensi yaitu :
1) Dimensi Pengetahuan Kewarganegaraan (Civics Knowledge) yang mencakup
bidang politik, hukum dan moral.
2) Dimensi Keterampilan Kewarganegaraan (Civics Skills) meliputi keterampilan
partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3) Dimensi nilai nilai kewarganegaraan (civics values)mencakup antara lain
percaya diri,penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur.

D. Pembelajaran Pkn

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran


yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945. salah satunya pembelajaran PKN meliputi model model pembelajaran.
Kali ini kami akan memberikan model model pembelajaran di dalam kelas
sebagai berikut :
1. Model diskusi kelompok
2. Model induktif
Sebagai contoh penerapan pendekatan induktif dalam pembelajaran pkn di
madrasah ibtidaiyah : adalah topik tentang kedisiplinan , model ini
mengikuti Langkah Langkah :

3.

11
4.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa :

1) a."Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan mencakup Pancasila,


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air".
b. Tujuan Pendidikan kewarganegaraan/PKN adalah :
menciptakan warga negara yang memiliki wawasan kenegaraan,
menanamkan rasa cinta tanah air, dan kebanggaan sebagai warga negara
Indonesia dalam diri para generasi muda penerus bangsa.
c. tiga dimensi PKn, yakni:
PKn sebagai program kurikuler;
PKn sebagai program akademik; dan
PKn sebagai program sosial kultural.

2. Pengembangan konsep dasar Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan ,salah


satunya langkah dalam penyusunan kurikulum 2013, penataan ulang PKN menjadi
PPKN
3.Sebagai warga negara , Nilai, Norma dan Moral sangatlah penting dalam
kehidupan bermasyarakat.
4. pembelajaran PKN meliputi model model pembelajaran didalam kelas
diantaranya adalah : model diskusi kelompok, model Induktif, Ekspositori,
kolaboratif dan Kooperative.Jgsaw dan TGT(Teams Games Tournament)

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5669227/22-contoh-sikap-positif-terhadap-
nilai-nilai-pancasila-serta-pengertiannya

https://www.google.com/search?q=contoh+perilaku+nilai+estetika+dalam+pkn&ei=4K
MLYozlN9GWseMPoYWauAo&ved=0ahUKEwiM1drq4YH2AhVRS2wGHaGCBqcQ4dUDCA
0&uact=5&oq=contoh+perilaku+nilai+estetika+dalam+pkn&gs_lcp=Cgdnd3Mtd2l6EAM6
BwgAEEcQsAM6BAghEAo6BQgAEKIESgQIQRgASgQIRhgAUJwEWJMYYMYeaAFwAHgAgA
HkAYgBhA2SAQUwLjYuM5gBAKABAcgBCMABAQ&sclient=gws-wiz

https://www.google.com/search?q=latar+belakang+paradigma+baru+pkn&oq=&aqs=ch
rome.5.69i59i450l8.4888938j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anwar, Cholisin’’ Pendidikan Kewarganegaraan , 2004 :Solo

14

Anda mungkin juga menyukai