Pengolahan
Daging Sapi,
Daging Ayam,
dan Seafood
Kelompok 7 - Keamanan Pangan dan Kesehatan
Anggota Kelompok 7
Artikel Jurnal 1
01 Iradiasi berkas elektron untuk
mengontrol biohazards dalam
seafood.
Artikel Jurnal 2
02 Evaluasi Elektrolit Penghasil Asam
Hipoklorit ('Air Elektrolisis') untuk
Sanitasi Daging dan Permukaan
Kontak Daging
01
Artikel Jurnal 1
Informasi Jurnal
Judul:
Iradiasi berkas elektron untuk mengontrol
biohazards dalam seafood.
Penulis:
Raj Kamal Gautam dan Vazhiyil Venugopal
Penerbit: Elsevier
Pendahuluan
● Ketahanan pangan erat kaitannya dengan ketersediaan pangan yang
aman dan bergizi dalam jumlah yang cukup untuk dikonsumsi masyarakat.
Makanan yang aman memberikan manfaat gizi, menyebabkan risiko
kesehatan yang dapat diabaikan bagi konsumen.
● Jurnal ini akan membahas mengenai efek menguntungkan dari iradiasi berkas
elektron untuk meningkatkan keamanan mikroba produk perikanan dan
prospek komersialnya.
Seafood dalam
Ketahanan Pangan
dan Gizi Global
● Seafood (Makanan Laut), dalam perspektif yang lebih luas, terdiri dari ikan
bersirip dan kerang dari habitat laut, muara, payau, dan air tawar dan
membentuk komponen yang cukup besar dari total produksi pangan dunia
● Pada tahun 2018, produksi makanan laut global sebesar 179 juta ton (MT), yang
mencakup sekitar 96 MT perikanan tangkap, terdiri dari berbagai jenis ikan.
Sejumlah 156 MT makanan laut digunakan untuk konsumsi manusia, dengan
perdagangan internasional 67,1 MT, 44% di antaranya termasuk makanan
hidup, segar atau dingin diikuti oleh produk beku sebesar 35%. Konsumsi
makanan laut dunia diperkirakan akan mencapai 204 MT pada tahun 2030
(FAO, 2020).
● Seafood sendiri memiliki kaya akan gizi yang tinggi salah satunya Omega-3
yang mana baik untuk tubuh. Kesadaran konsumen akan nilai gizi tercermin
dari peningkatan konsumsi ikan per kapita global dari 5,2 kg pada tahun 1961
menjadi 19,7 kg pada tahun 2017 (FAO, 2020). Oleh karena itu, kebutuhan untuk
mempromosikan perikanan berkelanjutan termasuk akuakultur untuk
ketahanan pangan dan gizi telah ditekankan
Aspek Keamanan
Seafood
Sumber Bahaya Seafood
Karakteristik
Instriksi Proses
keanekaragaman Pengulitan, fillet
hayati yang luas dari dan operasi lainnya.
produk perikanan
Distribusi dan
Lingkungan konsumen
Habitat, tingkatan Penyebabarannya
laut dan komposisi dan kosumen dapat
terdekat laut minimalnnya
proses
Biohazard
● Bahaya biologis, sering disebut sebagai biohazards,
disebabkan oleh bakteri patogen, virus, parasit dan
racun. Habitat, pengolahan dan distribusi juga dapat
menyebabkan bahaya ini. Mikroorganisme termasuk
patogen, virus dan parasit dari limbah mentah dan
biowaste industri dapat mencemari badan air, yang
pada gilirannya, memasuki produk perikanan.
● Perubahan faktor lingkungan lainnya, seperti salinitas dan pH, juga dapat
mengakibatkan perubahan dalam distribusi patogen dan virulensi.
Mikroorganisme Patogen
Iradiasi Berkas Elektron Efisiensi tinggi, dapat Penetrasi terbatas (0,5 cm per
(E-beam) dioperasikan hidup dan mati, MeV), jangkauan operasi
proses lebih cepat terbatas
Pengendalian Biohazards oleh Iradiasi Berkas Elektron
- Mikroorganisme patogen secara umum sangat sensitif dan paling sensitif oleh radiasi
- Iradiasi menyebabkan inaktivasi bakteri karena terjadi pemotongan untai tunggal atau ganda
DNA yang disebabkan oleh radikal bebas. Selain itu, radiasi juga dapat merusak membran
dan struktur lain yang menyebabkan cedera sub letal pada sel hidup.
- iradiasi pada dosis berkisar 2-6 kGy dapat secara efektif menghilangkan patogen
- radiasi dalam kondisi beku dengan 2,25 kGy menghasilkan penurunan Salmonella secara
signifikan. Hal ini, menunjukkan efektivitas metode ini
Pengendalian Biohazards oleh Iradiasi Berkas Elektron
Pengendalian Virus
- Iradiasi memiliki keterbatasan untuk mengendalikan virus karena virus memiliki daya tahan yang
tinggi. Dosis tinggi 8,7-16,3 kGy diperlukan untuk menghilangkan virus Tulane (TV).
- Namun demikian, iradiasi pada dosis yang lebih rendah dapat secara signifikan mengurangi jumlah
pembawa virus sehingga meningkatkan kualitas higienis produk seafood, seperti kerang dan tiram
bercangkang keras.
Inaktivasi Parasit
- Dalam penggunaan dosis yang rendah, dapat menghilangkan parasit dari ikan dingin/beku dan juga
serangga dari produk perikanan kering.
- Penggunaan dosis rendah (1,0 KGy) dapat menggantikan teknik fumigasi karena dapat
menonaktifkan protozoa atau parasit cacing
Keuntungan Lain
Kontaminasi oleh mikroorganisme gram negatif Dosis 0,15 kGy dapat mencegah perkembangan
menyebabkan pembusukan yang cepat dari produk serangga pada ikan kering pada tingkat kelembaban di
perikanan. Iradiasi ikan segar, pada dosis mulai dari 1 bawah 20%. Meskipun beberapa hama mungkin hidup
sampai 3 kGy, dapat menghasilkan inaktivasi dalam produk yang diolah, mereka tidak akan dapat
preferensial pembusukan yang menyebabkan berkembang biak lebih banyak.
perpanjangan umur simpan
Prospek Komersial Iradiasi Berkas Elektron
Ramah lingkungan
Metode iradiasi berkas elektron dinilai ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi pada
lingkungan
Hemat Biaya
Penelitian telah menunjukkan bahwa sekitar 20% konsumen potensial bersedia untuk mengkonsumsi tiram
yang diiradiasi karena keamanannya yang ditingkatkan. Metode iradiasi berkas elektron dinilai lebih murah
dibandingkan dengan metode lainnya dan dapat digunakan dalam produksi massal.
Kesimpulan
Kesimpulan
Terdapat berbagai macam biohazard yang ada pada makanan laut. karakteristik produksi
perikanan, pengolahan, perdagangan dan praktik sosial di beberapa bagian dunia untuk
mengkonsumsi ikan mentah memerlukan sebuah peningkatan upaya untuk
mengendalikan bahaya tersebut. Tindakan pengendalian konvensional memiliki
keterbatasan sehingga iradiasi sinar-E dapat menjadi solusi yang efektif untuk
meningkatkan keamanan makanan laut. Penggunaan radicidation dengan E-beam adalah
proses yang aman, efisien, ramah lingkungan dan hemat energi untuk secara signifikan
mengurangi biohazards, terutama mikroba patogen. Dengan penggunaan teknik ini,
Produk dapat tetap aman dan dilindungi dari kontaminasi mikroba sehingga
memungkinkan perdagangan domestik maupun internasional yang akan berdampak
positif terhadap ketahanan pangan perairan
02
Artikel Jurnal 2
Informasi Jurnal
Judul:
Evaluasi Elektrolit Penghasil Asam
Hipoklorit ('Air Elektrolisis') untuk Sanitasi
Daging dan Permukaan Kontak Daging
Penulis:
Shawnna Veasey dan Peter M. Muriana
Penerbit: MDPI
Pendahuluan
● Antimikroba seperti asam organik dan sodium hipoklorit umum digunakan
pada industri daging sapi dan ayam.
● Tujuan jurnal ini adalah memeriksa apakah penggunaan asam hipoklorit lebih
cocok digunakan pada daging mentah dan olahan atau penggunaan untuk
peralatan makan.
Bahan dan
Metode
Strain Bakteri
● Strain bakteri L. monocytogenes yang digunakan pada penelitian ini dikelompokan
sesuai adherensinya pada permukaan antibiotik, yakni:
➔ Tingkat sedang (L. monocytogenes 39-2 (isolat hotdog), V7-2 (serotipe ½ a,
isolat susu), 383-2 (isolat daging), dan Scott A-2 (serotipe 4b, isolat klinis).
➔ Tingkat kuat (L monocytogenes 99-38 (isolat daging), CW62, CW50, dan CW77.
● Dua strain E. coli generik (ATCC 51739 dan ATCC 8955) digunakan untuk menginokulasi
bangkai daging,
● Lima strain patogen E. coli dan dua strain Salmonella Enteridis juga digunakan dalam
larutan air yang dielektrolisis.
● Seluruh bakteri dipindahkan dari kulkas bersuhu -75 derajat celcius ke media TSB
steril dalam tabung pengenceran 10-2, diinkubasi semalaman dengan suhu 30 derajat
celcius, dan ditransfer lagi selama 18-20 jam dengan suhu 30 derajat celcius sebelum
digunakan.
Electrolyzed Water Generator
● Electrolyzed water dibuat menggunakan EcaFlo 08 EW
generator dan dipasok ke Universitas Oklahoma dengan
SanAquel LLC.
● Klorin bebas yang tersedia diukur menggunakan titrator digital Hach bernama DPD-FEAS.
Dalam percobaan lain, campuran multi-strain Listeria monocytogenes ditambahkan ke electrolyzed water untuk
menghasilkan klorin bebas yang tersedia akhir dengan tingkat 5, 25, 50, atau 100 ppm (pH 6,4-6,6).
Sistem Spray
● Larutan gelatin dilarutkan pada air suling pada tingkat 1%, 0,5%,
dan 0,25%. 10 ml volume ditambahkan ke 90 ml sampel
electrolyzed water untuk memperoleh konsentrasi air
masing-masing dengan tingkat 0,1%, 0,05%, dan 0,025%.
Pengaruh Air yang Dielektrolisis pada Pisau
Pengiris yang Terkontaminasi
● Pengaruh electrolyzed water pada penghambatan L. monocytogenes pada 5 x 5 cm2 bagian pisau
yang diinokulasi dari pisau diperiksa menggunakan pisau pengiris bersih dan kotor.
● Pisau bersih bebas dari bahan organik sebelum diinokulasi. Pisau kotor diolesi dengan potongan ham
yang telah diproses untuk menstimulasi proses pengirisan daging olahan, kemudian dibiarkan kering
untuk diinokulasi.
● Setiap pisau telah ditandai dengan template 5x5 cm2 menggunakan spidol permanen.
Setelahnya,100 L four-strain cocktail dari sel-sel yang dicuci dari strain-strain L. monocytogenes
adheren disebar dengan tangan yang dilapisi sarung tangan di seluruh area yang ditandai.
● Inokulum dibiarkan menempel pada pisau selama 30 menit dengan suhu 5 derajat celcius sebelum
digunakan. Pisau selanjutnya ditaruh di keranjang steril dan dilakukan spray bertekanan selama 30
detik (20-40 psi). Air sulung kaca deionisasi dipakai untuk mengontrol bilasan, sementara larutan air
yang dielektrolisis digunakan pada 5-, 25-, dan 250 ppm FAC.
● Setelah dilakukan spray, bakteri dihilangkan dari pisau
menggunakan spons yang telah diberikan 25 ml BPW 0,1%).
Pada konsentrasi FAC 250 ppm, tidak ada sel hidup yang
ditemukan dari uji coba serta terjadi pengurangan
sebesar >6-log untuk masing-masing bakteri yang diuji