NIM 2105176032
Pas foto KELOMPOK : I (SATU)
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN
KOMPUTER KELAS : REGULER B
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PERCOBAAN 5
Pembuatan Larutan
Disusun oleh:
Nama : Bonaventura Eko Wardono imun
NIM 2105176032
Kelompok : I (Satu)
Kelas : Reguler B
Program Studi : Pendidikan Komputer
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA 2021
HALAMAN PENGESAHAN
A. Tujuan
1. Menunjukkan karakteristik senyawa ionik dan senyawa kovalen
2. Mengamati hubungan antara ikatan ionik dan ikatan kovalen dengan sifat-
sifat fisik zat.
B. Teori Singkat
Senyawa ionik dan senyawa kovalen memiliki karakteristik dan sifat fisik
yang berbeda, antara lain dalam hal daya hantar listrik, dan kelarutannya. Senyawa
ionik adalah senyawa yang terbentuk dari penggabungan ion-ion positif dengan ion-
ion negatif. Penggabungan ini menghasilkan ikatan ionik yang sangat kuat dalam
senyawa Kristal padat. Beberapa senyawa ionik yang banyak dijumpai antara lain
adalah garam-garam klorida, garam-garam oksida, garam-garam sulfida, dan lain-
lain. Susunan ion-ion dalam Kristal ini sangat rapat sehingga padatan NaCl tidak
menghantarkan listrik. Ikatan yang sangat kuat antara ion-ion positif dengan ion-ion
negatif menyebabkan senyawa ionik memiliki titik leleh yang tinggi. Jika dilarutkan
dalam air, senyawa ionik akan larut membentuk ion- ion positif dan ion-ion negatif
yang bergerak bebas dalam pelarut air. Itulah sebabnya lelehan dan larutan senyawa
ionik dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan padatan senyawa ionik tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena ion-ion positif terikat.
sangat kuat pada ion-ion negatif sehingga semua ion tidak bebas bergerak.
Senyawa kovalen tersusun dari molekul-molekul yang mengandung ikatan
kovalen. Ikatan kovalen dalam molekul sangat kuat karena pasangan elektron ikatan
terletak dalam ruang tumpang tindih 2 atom. Namun, gaya tarik antarmolekul dalam
ikatan kovalen sangat lemah sehingga senyawa kovalen meleleh dan mendidih pada
suhu yang rendah. Tidak seperti halnya senyawa ionik, meskipun dilelehkan,
kebanyakan zat-zat kovalen merupakan penghantar listrik yang buruk. Pada zat-zat
kovalen, elektron- elektron tidak bebas bergerak dan tidak ada ion-ion sehingga tidak
ada partikel pengemban muatan listrik.
Kimia adalah bagian dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang sifat
materi, struktur, komposisi materi, perubahan materi, dan energi yang menyertai
perubahan materi.
Ikatan kimia merupakan salah satu materi kimia yang bersifat abstrak dan sangat dekat
dengan kehidupan sehari-hari.
(Mike Rahayu.Ifah Silfianah.Azzilani Tahta Arsyka,Abraham Laurens
Rettob(Hal 2)
1. IKATAN ION
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik
antara ion positif dan ion negatif. Ikatan ion terjadi antara atomatom yang mempunyai
energi ionisasi yang rendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang
besar. Unsur-unsur logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah
sedangkan unsur-unsur non-logam mempunyai afinitas elektron yang tinggi. Oleh
karena itu, ikatan ion dapat terjadi antara unsur-unsur logam dan nonlogam. 1.
Pembentukan Ikatan Ion Ikatan ion terjadi karena atom-atom yang mempunyai energi
ionisasi rendah (mudah melepas elektron) akan melepas elektronnya dan membentuk
ion positif. Elektron yang dilepas akan ditangkap oleh atom yang mempunyai afinitas
elektron besar (mudah menarik elektron) untuk membentuk ion negatif. Ion positif dan
ion negatif yang terbentuk akan saling tarik-menarik dengan gaya elektrostatis
membentuk senyawa yang netral. Jumlah ion negatif dan positif dalam senyawa yang
terbentuk mempunyai perbandingan sedemikian rupa sehingga akan membentuk
senyawa netral. Adanya gaya elektrostatis menyebabkan ion positif dan ion negatif
tarik-menarik sehingga membentuk ikatan ion atau ikatan elektrovalen. Setiap ion
positif akan terikat dengan ion negatif. Ion negatif akan terikat dengan ion positif
membentuk kristal ion (padat) yang kokoh. Sejumlah energi kisi dibebaskan pada
pembentukan kristal ini. Umumnya, ikatan ion terjadi antara atom logam yang
cenderung melepaskan elektron dengan atom nonlogam yang cenderung menerima
elektron.
(IKATAN KIMIA BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP, Siti Jamilah,
2018 ( Hal 32 )
Ikatan ionik
Kebanyakan guru mengajarkan ikatan ion dimulai dengan proses transfer elektron
pada pembentukan senyawa NaCl dalam fase gas. Itu juga ditemukan di beberapa
konten di Buku ajar yang menjelaskan tentang ikatan ion diawali dengan proses transfer
electron membentuk senyawa NaCl dalam fase gas. Seperti reaksi berikut.
Na(g) + Cl (g) → NaCl(g) (1)
Effendy, berpendapat bahwa topik terkait ionik yang diawali dengan penjelasan di atas
dapat menimbulkan miskonsepsi. Salah satu miskonsepsi yang dapat muncul adalah
siswa menganggap ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk melalui transfer elektron
dari logam dan nonlogam
(Septyadi David Eka Aryungga,Effendy, Suharti.2017(Hal 3)
Ikatan ion (atau ikatan elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk
antara ion-ion logam dengan nonlogam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui
gaya tarik menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-
menarik antara dua ion yang berbeda muatan.
Keberadaan ikatan ion mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari senyawa yang
dihasilkan. Ada beberapa karakteristik yang menonjol dari ikatan ion dan di sini adalah
daftar dari beberapa karakteristik itu yaitu berikut:
1. Karena dari kenyataan bahwa logam cenderung kehilangan elektron dan non-logam
cenderung untuk mendapatkan elektron, ikatan ion yang umum antara logam dan non-
logam. Oleh karena itu, tidak seperti ikatan kovalen yang hanya dapat terbentuk antara
non-logam, ikatan ion dapat terbentuk antara logam dan nonlogam.
2. Sementara penamaan senyawa ion, nama logam selalu datang pertama dan nama
non-logam datang kedua. Misalnya, dalam kasus natrium klorida (NaCl), natrium
merupakan logam sedangkan klorin adalah non-logam.
3. Senyawa yang mengandung ikatan ion mudah larut dalam air serta beberapa pelarut
polar lainnya. Ikatan ion, dengan demikian, memiliki efek pada kelarutan senyawa yang
dihasilkan.
4. Ketika senyawa ion dilarutkan dalam pelarut untuk membentuk larutan homogen,
larutan cenderung untuk menghantarkan listrik.
5. Ikatan ion memiliki efek pada titik leleh senyawa juga, karena senyawa ion
cenderung memiliki titik leleh yang lebih tinggi, yang berarti bahwa ikatan ion tetap
stabil untuk rentang suhu yang lebih besar.
(KIMIA ORGANIK Palembang, Dr. Kgs. Ahmad Roni, MT(Hal 51-53)
B. IKATAN KOVALEN
Ikatan antaratom berdasarkan penggunaan elektron secara bersamasama, disebut
ikatan kovalen. Pada umumnya, ikatan kovalen terjadi antara atom non-logam dengan
atom non-logam. Hal ini disebabkan atom-atom non logam cenderung menerima
elektron sehingga atom-atom non-logam bergabung dan saling menggunakan
sepasang elektron atau lebih untuk membentuk senyawa kovalen.
(IKATAN KIMIA BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP, Siti
Jamilah, 2018 ( Hal 35 )
Ikatan kovalen
ikatan kovalen adalah ikatan dalamdimana dua atom terikat satu sama lain melalui
penggunaan elektron bersama-samadan setiap atom memenuhi konfigurasi gas
mulia. Berdasarkan siswa tersebutasumsi, siswa memiliki pengertian penggunaan
elektron bersama-sama-ikatan kovalen'Gaya' yang menahan atom dalam molekul,
bukan gaya tarik elektrostatikantara elektron dan inti yang terlibat. Kasus lain, Boo
(2000) melaporkanbahwa huruf-huruf yang digunakan bersama disebut ikatan
kovalen.
(Septyadi David Eka Aryungga,Effendy, Suharti.2017(Hal 6)
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang memiliki karakteristik berupa
pasangan elektron yang saling terbagi (pemakaian bersama elektron) di antara
atom-atom yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan yang
terbentuk di antara atom-atom ketika mempergunakan bersama elektron dikenal
sebagai ikatan kovalen. Ikatan kovalen termasuk di dalamnya berbagai jenis ikatan,
yaitu ikatan sigma, ikatan pi, ikatan logam-logam, interaksi agostik, dan ikatan tiga
pusat dua elektron. Istilah bahasa Inggris untuk ikatan kovalen, covalent bond,
pertama kali muncul pada tahun 1939. Awalan co- berarti bersama-sama,
berasosiasi dalam sebuah aksi, berkolega, dll.; sehingga "co-valent bond" artinya
adalah atom-atom yang saling berbagi "valensi", seperti yang dibahas oleh teori
ikatan valensi. Pada molekul H2, atom hidrogen berbagi dua elektron via ikatan
kovalen. Kovalensi yang sangat kuat terjadi di antara atom-atom yang memiliki
elektronegativitas yang mirip.
(KIMIA ORGANIK Palembang, Dr. Kgs. Ahmad Roni, MT(Hal 47)
Ikatan kovalen dibagi menjadi dua, yaitu ikatan kovalen polar dan ikatan kovalen
nonpolar:
- Ikatan kovalen polar terjadi jika salah satu atom yang berikatan mempunyai
elektronegativitas yang jauh lebih besar daripada yang lain.
- Ikatan kovalen nonpolar terjadi jika kedua atom berikatan mempunyai afinas
elektron yang sama.
(KIMIA ORGANIK Palembang, Dr. Kgs. Ahmad Roni, MT(Hal 48)
C. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk dengan cara
pemakaian bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu
atom/ion/molekul yang memiliki PEB. Adapun atom/ion/molekul lain hanya
menyediakan orbital kosong. NH4Cl merupakan salah satu contoh senyawa
kovalen koordinasi. Perhatikan kovalen koordinasi pada NH4 + di bawah ini:
(KIMIA ORGANIK Palembang, Dr. Kgs. Ahmad Roni, MT(Hal 54)
D. Derajat ikat
atau orde ikat adalah sebuah bilangan yang mengindikasikan jumlah pasangan
elektron yang terbagi di antara atomatom yang membentuk ikatan kovalen. Istilah
ini hanya berlaku pada molekul diatomik. Walaupun demikian, ia juga digunakan
untuk mendeskripsikan ikatan dalam senyawa poliatomik.
1. Ikatan kovalen yang paling umum adalah ikatan tunggal dengan hanya satu
pasang elektron yang terbagi di antara dua atom. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan
sigma. Semua ikatan yang memiliki lebih dari satu pasang elektron disebut sebagai
ikatan rangkap atau ikatan ganda.
2. Ikatan yang berbagi dua pasangan elektron dinamakan ikatan rangkap dua.
Contohnya pada etilena. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan satu ikatan
pi.
3. Ikatan yang berbagi tiga pasang elektron dinamakan ikatan rangkap tiga.
Contohnya pada hidrogen sianida. Ia biasanya terdiri dari satu ikatan sigma dan dua
ikatan pi.
4. Ikatan rangkap empat ditemukan pada logam transisi. Molibdenum dan renium
adalah unsur yang umumnya memiliki ikatan sejenis ini. Contoh ikatan rangkap
ditemukan pada Ditungsten tetra(hpp).
5. Ikatan rangkap lima telah ditemukan keberadaannya pada beberapa senyawa
dikromium.
6. Ikatan rangkap enam ditemukan pada molibdenum dan tungsten diatomik
Senyawa ion dalam fase cair terdiri dari ionion positif dan ion-ion negatif yang
tersusun secara acak (random). Senyawa ion dalam fase padat terdiri dari ion-ion
positif dan ionion negatif yang tersusun secara teratur, berulang dan bergantian.
Sedangkan pada pembentukan senyawa ion dalam fase gas, transfer elektron
tersebut diikuti dengan terjadinya gaya tarik antara ion positif dan ion negatif
sehingga terbentuk senyawa ion yang tersusun atas ion ion yang merupakan
pasangan ion. Untuk pembentukan NaCl dalam fase gas terjadinya ikatan ion
ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut:
Na+ (g) + Cl- (g) → Na+Cl- (g) Atau Na+ (g) + Cl- (g) → NaCl (g) Deiya Gama
Ilyasa dan Kusumawati Dwiningsih, Model Multimedia Interaktif untuk …. 2581
Secara keseluruhan tahap-tahap pembentukan NaCl dalam fase gas dari atom-
atomnya dalam fase gas ditunjukkan dengan persamaan reaksi berikut (Gambar 1).
Na(g) → Na+ (g) + e (Pembentukan Kation) Cl (g) + e → Cl- (g) (Pembentukan
Anion) Na+ (g) + Cl- (g) → NaCl (g) (Pembentukan ikatan ion)
(Deiya Gama Ilyasa dan Kusumawati Dwiningsih (Hal 9-10)
D. Prosedur Kerja
1. Percobaan 1:
a. Isilah gelas dengan larutan HCl 1 M sebanyak 100 mL
b. Masukkan 2 buah elektroda pensil ke dalam gelas berisi
larutan HCl
c. Pasanglah 2 buah kabel pada bola lampu.
d. Hubungkan 1 kabel dari bola lampu dengan salah satu
elektroda dan 1 kabel lainnya dari bola lampu dengan
baterai melalui bagian yang bermuatan positif.
e. Hubungkan elektroda yang 1 lagi dengan baterai
melalui ujung yang bermuatan negatif.
E. A. Hasil Pengamatan
1. Tabel Pengamatan
a. Percobaan 1
Tabel 5.1 Daya Hantar Listrik Beberapa Zat
Daya Hantar Listrik
No Nama Zat
Gelembung Nyala Lampu
Larutan H2SO4 Terdapat
1. Lampu menyala
( Air Aki) Gelembung Gas
Larutan
Terdapat
2. Na2CO3( larutan Lampu menyala
gelembung gas
Soda)
Tidak terdapat Lampu tidak
3. Air Keran
gelembung gas menyala
Tidak terdapat Lampu tidak
4. Larutan gula
gelembung gas menyala
Larutan Garam Terdapat
5. Lampu menyala
dapur (NaCl) gelembung gas
Larutan Cuka Terdapat Lampu tidak
6.
(CH3COOH) gelembung gas menyala
Terdapat Lampu tidak
7. Teh
gelembung gas menyala
Terdapat Lampu tidak
8. Pocari
gelembung gas menyala
Tidak terdapat Lampu tidak
9. Yakult
gelembung gas menyala
b. Percobaan 2
Tabel 5.2 Kelarutan Beberapa Zat
Kelarutan dalam Pelarut
No Nama Zat Pelarut Nonpolar
Pelarut Polar (Air)
(Kloroform)
1. Minyak Tidak Larut Larut
2. Garam Dapur Larut Tidak Laarut
f. Pertanyaan
A. Nama Zat : Larutan H2SO4( Air Aki)
Daya Hantar Listrik:
Gelembung: Terdapat Gelembung Gas
B. Nyala Lampu: Lampu menyala
B. Nama Zat : Larutan Na2CO3( larutanSoda)
Daya Hantar Listrik:
A. Gelembung: Terdapat Gelembung
B. Nyala Lampu: Lampu menyala
Daftar Rujukan
Buku Panduan Pendidik IKATAN KIMIA BERORIENTASI CHEMO-
ENTREPRENEURSHIP, Siti Jamilah, 2018. Hal 32-33,35,43-46
KIMIA ORGANIK Palembang, Dr. Kgs. Ahmad Roni, MT,Maret 2021. Hal 47-48,51-54
Analisis Pemahaman Konsep Mahasiswa Tadris Biologi Tahun Pertama Pada Topik
Ikatan Ionik dan Kovalen, Mike Rahayu, Ifah Silfianah,Azzilani Tahta
Arsyka,Abraham Laurens Rettob,2021 Hal 2