Anda di halaman 1dari 1

Butiran hujan masih terdengar jelas turun dari atap rumah.

Sayup - sayup angin di sertai


hawa dingin terasa menembus kulit. Terlihat Winda dan Tia sedang sibuk memoles diri,
mulai dari memilih baju, hingga riasan yang ingin mereka gunakan. Aku hanya memilih
merebahkan tubuhku di kasur empuk sambil menarik ulur beranda Instagram. "Baganti
sudah Ning, la abis Ujang barenti, tong langsung pigi" ujar Winda padaku. Lekas ku bangun
dari tempat tidur dan bersiap - siap. Atasan hodie berwarna abu serta jilbab hijau lumut
menjadi atasan ku, bawahan polyester hitam dan sneakers menjadi outfit simple ku pada
malam itu.

Sekarang kami bertiga sudah berada di ruang tamu. Hujan juga sudah berhenti, lekas kami
pamit kepada orang rumah. Bukan tanpa alasan, kepergian kami tentunya untuk menonton
film di bioskop. Karena letak rumah yang agak jauh, membuat kami harus berjalan
menyusuri gang sempit untuk samping ke jalan utama. Setelah sampai, kami langsung naik
angkot dan menuju ke mall.
Sepanjang perjalanan, banyak pemandangan yang ku lihat. Mulai dari pendagang kaki lima
yang sedang asyik berjualan, hingga berbagai jenis kendaraan yang berlalu lalang.

Waktu yang di tempuh untuk sampai ke mall berkisar hanya lima menit. Setelah sampai,
langkah kaki kami di sambut dengan pelataran mall yang masih basah. Saat hendak ingin
naik eskalator menuju ke lantai tiga, pandangan mata saya tertuju pada sebuah restoran
cepat saji yang berada tepat di samping kanan. Di dalamnya terdapat banyak orang yang
sedang asyik melahap santapan mereka. Ada juga yang masih mengantri mengambil
pesanan.

Saat sampai di bioskop, kami langsung membeli tiket dan menuju teater. Namun, karena
pemutaran filmnya belum di mulai, Winda mengajak untuk ke toilet terlebih dahulu.
Tujuannya adalah hanya ingin berfoto. Rasanya lucu saja jika mendengarkan hal itu, tapi
karena rasa penasaran ku tentang gambaran toilet bioskop akhirnya aku memutuskan untuk
ikut. Bunyi air terdengar dari dalam toilet, ada juga beberapa gadis yang terlihat sibuk
merapikan diri di depan cermin. Kurang lebih begitu yang ku saksikan saat berada dalam
toilet.

"Ning buka kamera la tong bafoto" tanpa perlu bertanya aku mengeluarkan hp dari saku
celana dan kami bertiga mengambil beberapa pose di depan cermin. Saat Ayik berfoto, tiba
- tiba terdengar pengunguman bahwa pintu teater 3 telah di buka. Sesuai dengan yang
tertulis di tiket kalau ruangan pemutaran film yang kami beli adalah teater 3, jadi kami
langsung bergegas menuju ke sana.

Bagi ku, Kesan pertama saat masuk ke teater memanglah sangat asing. Maklum, itu
merupakan pengalaman ku untuk pertama kalinya ke bioskop. Ada banyak kursi bioskop
yang berjejer rapi, juga sound system yang tergantung di samping - samping dinding.
"Wahh, pemandangannya benar - benar seperti yang ku lihat di tv". Sahutku dalam hati.

Tiket film yang kami beli ber genre horror, dengan judul "Asih 2". Di banding film romantis,
aku lebih suka nonton film horror, action dan thiller. Alasannya karena tiga gendre film
tersebut lebih membawa rasa penasaran, juga lebih seru saat kita tonton.

Anda mungkin juga menyukai