Anda di halaman 1dari 10

Identifikasi Unsur-Unsur dalam Novel “Di Tanah Lada” Karya

Ziggy Zezsyazeoviennabrizkie

Telaah Prosa Indonesia


Nama Kelompok :
Milzam Fadhil Khairan Fernanda (121811133112)
Moch. Afwan Muchlisin (121811133124)
Assyafa Almaida Fali (121811133126)
Tevin Muhammad Rifky (121811133130)
Dendy Firmansyah (121811133132)

Fakultas Ilmu Budaya


Bahasa dan Sastra Indonesia
2019
PENDAHULUAN
Dalam artikel ini, kami akan mengidentifikasikan unsur-unsur dalam novel Di Tanah Lada.
Seperti, urutan penceritaan, urutan cerita, tokoh dan penokohan, dan hubungan antar tokoh, latar,
sudut pandang, dan pencerita. Novel Di Tanah Lada karya Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie.
Novel Di Tanah Lada merupakan salah satu pemenang dalam sayembara novel yang
diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2014. Di Tanah Lada sendiri
menceritakan tentang kisah seorang anak perempuan berusia enak tahun yang kehidupannya cukup
kelam. Anak tersebut memiliki Papa yang kejam dan jahat, sementara Mamanya tidak berani
melawan. Suatu saat anak tersebut bertemu dengan seorang pengamen bernama P di sebuah rumah
susun yang bernama rusun nero. Novel ini cukup unik karena menggunakan sudut pandang
seorang anak berumur enam tahun. Tutur bahasa yang digunakan sesuai dengan tutur bahasa anak-
anak, yang terkadang berbicara kemana-mana.
Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie adalah seorang sastrawan asal Indonesia yang lahir pada
10 oktober 1993 di Bandar Lampung. Ziggy sendiri merupakan anak dari keempat bersaudara,
dimana ia memiliki nama yang sama dengan saudara-saudaranya, yaitu Ziggy. Ia berspekulasi
bahwa orang tuanya terinspirasi dari album ‘The Rise and Fall of Ziggy Stardust and the Spiders
from Mars’ karya David Bowie. Sedangkan nama belakang yang ayahnya berikan untuk masing-
masing anak berbeda satu sama lain. Pada bulan Maret 2017, Ziggy menyelesaikan studinya di
Fakultas Hukum, Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat. Ia memilih fakultas hukum karena
ingin mengikuti jejak ayahnya yang merupakan seorang pengacara. Sejak tahun 2010, Ziggy telah
menerbitkan total 27 buku, dengan buku pertama yang berjudul Indigo Girl yang ditulis pada tahun
2010. Ziggy sendiri tidak ingin masuk ke dunia sastra melalui kampus, karena ia takut tulisannya
menjadi terbatas dan takut terkekang apabila masuk jurusan sastra.

PEMBAHASAN
A. Urutan Penceritaan

Kakek Kia Meninggal


1. Hari Rabu tanggal 26 Juni 2013. Di berbagai belahan dunia, sekarang, berdasarkan
perhitungan cuaca, adalah musim panas.
2. Sejak hari Rabu itu, ada banyak hal yang yang dikerjakan mama dan papa.
3. Tapi, yang kuingat adalah, beberapa hari setelah semua itu selesai, Mama dan Papa
pergi menemui seorang laki-laki yang tangannya mirip cengcorang.
4. Hari ini, aku bangun pagi-pagi sekali. Biasanya, aku harus bangun pagi karena harus
pergi ke sekolah.
5. Mama, Papa, dan Aku berjalan melewati pintu keluar terminal kedatangan bandara.
Rusun Nero
6. Rusun Nero, masih tanggal 4 Juli 2013. Penjaga di meja depan menyerahkan
serenteng kunci kepada papa, dan papa menyuruhnya membawa ketiga koper kami.
7. Aku duduk di dekat pintu karena hari itu panas dan aku butuh angin.
8. Ketika aku berjalan memasuki pagar Rusun Nero, kulihat dia bersandar di bawah
tulisan SEDIA AYAM GORENG.
9. Sambil bersusah payah menanjaki tangga ke lantai tiga, kupikir, mungkin ini kata
yang tepat untuk menggambarkan anak pengamen tadi.

Tempat Judi
10. Kuharap hanya ada mama di tempat Judi, karena aku tidak mau bertemu dengan papa.
11. Rusun Nero menyeramkan dan gelap. Dan, jalanan yang kulalui itu juga tampak
seperti tempat tinggal setan.
12. Kami berdiri beberapa jauh dari kerumunan. Ada banyak sekali bapak-bapak
kerempeng berkerumun di sana.

Pagi Hari di Kamar Mandi


13. Anak-anak biasanya tidur di atas kasur.
14. Aku bangun di kamar mandi.
15. Aku terbangun karena suara ketukan pintu.
16. Kami berdua jalan berdampingan menuju pasar.
17. Setelah buburku habis, mama mulai mengajariku cara memakai ponsel
18. Sayangnya, begitu kami masuk melewati pagar rusun nero, kami melihat papa di depan
pos satpam.
19. Aku tidak tahu harus pergi ke mana setelah mama dan papa pergi.
20. Lalu, aku dan si anak pengamen berjalan berdampingan ke lantai atas.

Permaisuri
21. Aku tahu beberapa orang yang namanya dimulai dengan huruf P.
22. Aku melompat kaget ketika melihat rambut panjang berayun menyambut kami begitu
pintu terbuka.
23. Kak suri menyuruh kami masuk ke kamarnya.
24. Aku membuka pintu kamarku. Kami berdua (aku dan p si anak pengamen) berjalan
berduyun-duyun setelah kak suri menyuruh kami pulang.
25. Lalu, dia duduk bersila di depanku.

Ketika Anak-Anak Bangun Tidur


26. Dulu, sebelum kami pindah ke rusun nero, Mama selalu begitu. Aku suka sekali melihat
wajah mama di pagi hari.
27. Aku bangun lewat tengah malam. Di waktu yang disebut kakek kia sebagai ‘dini hari’.
28. Aku bangun di pagi hari. Aku berada di atas tempat tidur. Tapi aku tidak terbangun
karena suara mama.
29. Mama mendandaniku dan kami berdua turun untuk sarapan.
30. Kukeluarkan ponsel dari sakuku. Kuputuskan untuk menghubungi P si anak pengamen.
31. Tante lisa menghampiriku, lalu aku kembali ke meja.

Pemain Gitar
32. Seseorang sudah ada di dalam lift ketika aku memasukinya. Dalam diam, kami bergulir
turun ke lobi.
33. Aku duduk di belakang bersama Pepper. Di depan, Mas Alri duduk bersebelahan
dengan gitar-gitar yang mereka bawa.
34. Kami kembali ke Rusun Nero.
35. Dia mengambil sepeda tua yang sudah jelek sekali dari antara pot pecah. Pepper
menggiringnya keluar, ke depan Rusun Nero lagi.
36. Kami sudah tiba di tempat fotokopian sekarang

Kamar Kardus
37. Pepper duduk bersila dan bermain gitar lama sekali di pinggir jalan sambil menunggu
fotokopian selesai
38. Tahun lalu, aku pergi ke Yogyakarta bersama Kakek Kia. Kami berwisata selama
seminggu di sana
39. Dengan kuncinya, Pepper membuka pintu dan, tiba-tiba saja, kami berada di atap
Rusun Nero
40. Kamar Pepper kurang-lebih sama dengan kamarku.
41. Kak Suri menarik kami ke dalam kamar.

Tangis
42. aku tidak boleh masuk UGD
43. Aku mengangguk dan kami berdua berjalan ke kantin rumah sakit untuk makan mi
instan dengan telur rebus
44. Aku memikirkan berbagai kejadian yang sudah berlalu.

Rumah Tukang Sate


45. Malam hari, Di kios - kios, pepper menjual hp dan aku melihat - lihat koran.
46. Malam hari, di bajaj, menuju masjid besar untuk menginap.
47. Malam hari, di tempat sate, aku dan pepper makan, berbincang dengan bapak dan ibu
tukang sate.
48. Malam hari, diperjalanan menuju rumah tukang sate, aku digendong dan pepper
digandeng oleh ibu tukang sate.
49. Malam hari, di teras rumah tukang sate, bertemu mas suryo dan mas dun. Mas dun
menawarkan sepeda untuk aku dan pepper agar tidak perlu membeli sepeda di keesokan
hari.
50. Malam hari, di rumah tukang sate, aku dan pepper bersiap - siap dan akhirnya kami
tidur, namun sesekali aku terbangun.
51. Malam hari, di kamar rumah tukang sate, aku berencana dengan pepper untuk kabur
dari rumah itu agar kami tidak di laporkan dan di bawa ke polisi.
52. Malam hari, di kamar, aku dan pepper memutuskan untuk tidur.
Ayam di Sungai Hujan
53. Pagi hari, di kamar, pepper membangunkanku untuk menyegerakan kepergian kami.
54. Pagi hari, di rumah, aku ke kamar mandi, bersiap - siap, lalu kembali kekamar.
55. Pagi hari, di kamar, pepper menuliskan surat untuk pak wahyu dan bu wahyu.
56. Pagi hari, di depan teras rumah, aku memakai sepatu dan pepper mengambil sepeda
yang telah terparkir.
57. Pagi hari, di sepeda, aku dan pepper melewati keramaian menuju stasiun.
58. Pagi hari, di tenda makan pinggir jalan menuju stasiun, aku dan pepper memutuskan
untuk sarapan lontong sayur.
59. Pagi hari, di tenda makan, aku dan pepper makan, minum dan beristirahat sebelum
kembali melanjutkan perjalanan menuju stasiun.
60. Pagi hari, di perjalanan, kami melihat monas.
61. Saat itu, aku menjilat pagar besi, rasanya tidak enak dan aku berhenti berniat untuk
memakan monas.
62. Pagi menjelang siang, di stasiun, pepper menuju ke loket dan aku duduk menunggu.
63. ~~, di bangku stasiun, aku ditelfon oleh mas alri.
64. ~~, di bangku stasiun, mas alri datang, berbicara dengan aku dan pepper, lalu menuju
loket untuk menukarkan tiket yang telah kami beli, dan mengajak kami untuk pergi
dengannya.
65. ~~, di mobil mas alri, pepper mendapatkan gitar baru yang diberikan oleh mas alri
untuknya, karena gitar lamanya sudah rusak. Pepper terlihat sangat senang dan terharu
menerimanya.
66. ~~, di mobil, mas alri memberi bungkusan plastik berisi potongan pakaian baru untuk
aku dan pepper untuk mengganti pakaian setelah mandi nanti.
67. ~~, di kamar mandi, aku dan pepper mandi, mas alri menunggu diluar sambil kami ajak
berbicara dan mendengarkannya bernyanyi selagi menunggu kami.
68. ~~, di warung soto, mas alri makan, aku hanya meminum es jeruk dan pepper memakan
telur dari soto mas alri.
69. Di sungai hujan, kakek kia saat muda, memancing ayam yang terbawa aliran air di
sungai, kakek memancing bersama anak - anak kampung.
70. ~~, di minimarket, kami membeli banyak makanan.
71. ~~, di mobil, mas alri memberikan buku kepada pepper, pepper menerimanya hingga
ia menangis sebab ia sangat senang.
72. ~~, di mobil, pepper membuka buku yang berjudul Le Petit Prince lalu mas alri
menyalakan mobil dan kami berjalan pergi menuju rumah Nenek Isma.
Telur Penguin Berlabuh
73. Di mobil, mas alri menceritakan kepada aku dan pepper mengenai isi buku Le Petit
Prince yang diberikan kepada pepper hingga kami tertidur.
74. Siang hari, Di kapal, aku, mas alri, dan pepper turun dari mobil dan menuju ruang VIP.
75. Siang hari, di kapal, pepper dan aku pergi ke atas untuk bermain gitar, lalu menuju ke
musholla karena guncangan di pembatas tepian kapal lumayan keras bagi kami.
76. Siang hari, Di musholla, pepper mulai memainkan gitarnya di ambang pintu musholla
sembari memandang kosong ke langit.
77. Siang hari, di musholla, aku dan pepper berbagi cerita tentang kisah pepper yang seolah
- olah serupa dengan kisah pangeran kecil yang pergi dari planetnya ke planet lain.
78. Siang hari, Di musholla, aku berusaha menenangkan pepper yang menangis sebab ia
mengingat tentang papanya.
79. Siang hari, pepper tertidur, mas alri menyampaikan bahwa kami akan segera berlabuh.
Dengan coklat isi kacang dan kismis yang sedang dimakannya.
80. Siang hari, mas alri bercerita tentang alasannya menolong dan berbaik hati untuk
menolong pepper.
81. Siang hari, aku dan mas alri saling bercerita tentang banyak hal mengenai kehidupan.
82. Siang hari, aku dan mas alri memutuskan untuk menghabiskan waktu yang tersisa di
atas kapal ini dengan mencarikan nama untuk pepper di dalam buku kamus.

Truth artinya Kebenaran


83. kapal: percakapan di kapal
84. mobil : "mas alri berkendara sangat cepat seperti kesetanan"
85. baca buku "aku pernah baca buku nama-nama anak sekali"
86. warung pecel lele : "kami makan di warung pecel lele"
87. toko buku : "setelahnya, kami pergi ke toko buku"
88. mobil : "Mas alri segera meneruskan perjalanan"
89. mencari kata 'kebenaran' di kamus: "pada suatu hari, aku pernah mencoba mencari kata
itu di kamus.
90. pantai : "kami berhenti di pantai...."
91. perahu : "Mas Alri membantu aku dan Pepper naik ke perahu"
92. pantai : "Mas Alri mengajak kami berdua makan ikan di pantai"
93. penginapan : "kami membersihkan bekas makanan kami dan kembali ke penginapan"

Sehidup Semati
94. penginapan : "Di sampingku, ada Mas Alri yang tidur tanpa bergerak"
95. dermaga : "aku menyusuri dermaga kecil yang membentang...."
B. Urutan Cerita

Ketika
Pagi Hari di Rumah Ayam di Telur Truth
Kakek Kia Rusun Tempat Anak-Anak Pemain Kamar Sehidup
Kamar Permaisuri Tangis Tukang Sungai Penguin artinya
Meninggal Nero Judi Bangun Gitar Kardus Semati
Mandi Sate Hujan Berlabuh Kebenaran
Tidur

C. Tokoh, Penokohan, Hubungan antar Tokoh


Tokoh : Salva, Pepper, Mas Alri, Kak Suri, Papa Salva (Doni), Mama Salva (Helen), Papa palsu
Pepper, Pak tukang sate, Bu tukang sate, Mas Suryo, Tante Lisa., Kakek Kia, Nenek Isma, Pak
Satpam, Ibu-ibu, Ibu penjaga rusun, bapak penjaga rusun.

Penokohan :
1. Salva : Digambarkan sebagai bocah kecil yang sangat lugu yang ingin mengerti tentang
banyak hal.
2. Pepper : Bocah kecil yang mempunyai perhatian terhadap Salva.
3. Papa Salva : Digambarkan sebagai lelaki yang sangat jahat yang tidak menyayangi
keluarganya, dia juga seorang penjudi.
4. Mama Salva : Digambarkan sebagai seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya.
5. Om Ari : Digambarkan sebagai tokoh yang baik, yang mempersilahkan Salva dan
Mamanya tinggal di rumah mereka.
6. Kak Suri : Digambarkan sebagai seorang yang peduli terhadap Pepper, namun ia tidak
pernah mengaku kalau ia adalah ibunya.
7. Mas Alri : Digambarkan sebagai seseorang yang sangat menyayangi anak-anak terutama
Pepper karena dia adalah anaknya, tapi dia tidak menceritakan kepada Pepper dari dulu
kalau ia adalah ayahnya.
8. Pak Tukang Sate : Digambarkan sebagai orang yang sabar dan dermawan, yang mau
mempersilahkan Pepper dan Salva untuk menginap di rumahnya.
9. Bu tukang sate : Sama seperti pak tukang sate, dia adalah orang yang sabar dan
dermawan, karena mau mempersilahkan Pepper dan Salva untuk menginap di rumahnya.
10. Mas Suryo : Mas Suryo hanya sebagai tokoh sampingan, sehingga tidak dapat
didefinisikan karakternya.
11. Tante Lisa : Digambarkan sebagai seorang Tante yang peduli terhadap keponakan dan
kakaknya.

Hubungan Antar Tokoh

Kakek Kia Nenek Isma

Tante Lisa Doni (Papa Helen (Mama Om Ari (Adik


s (Kakak Doni) Salva) Salva) Helen)

Salva

Mas Alri Kak Suri


(Papa asli) (Mama asli)

Pepper

1 . Salva, mama, dan papa sebagai satu keluarga.


2. Salva dan Pepper adalah teman baik.
3. Pepper, Mas Alri, dan Kak Suri adalah keluarga.
4. Pepper dan Papa angkatnya seperti anak dan bapak.
5. Om Ari, Tante Lisa dan Salva adalah hubungan antara Om, Tante, dan keponakan.
6. Kakek Kita dan Nenek Isma adalah kakek dan nenek dari Salva.

D. Latar
1. Latar Tempat: Rumah Salva, Rusun Nero, Warung makan, tempat judi, atap rusun
Nero, pantai, hotel, pelabuhan, dermaga, penginapan dekat pantai, rumah penjaga
rusun, Jakarta.
2. Latar Waktu: Tahun 2013

E. Sudut Pandang
Sudut Pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama sebagai tokoh
utama, karena dalam novel tersebut menggunakan kata “aku”.

F. Pencerita
Pada novel Di Tanah Lada, orang yang bercerita adalah tokoh ‘aku’ dimana tokoh aku
tersebut adalah Salva seorang anak yang berusia enam tahun.

PENUTUPAN
Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan pada novel Di Tanah Lada karya Ziggy
Zezsyazeoviennazabriezkie, dapat ditemukan sebanyak 95 penceritaan. Dimana urutan cerita (alur)
dalam novel ini menggunakan alur maju, yaitu setiap babaknya berlanjut dari babak ke babak.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Salva seorang anak berumur enam tahun, Salva digambarkan
sebagai anak yang lembut dan polos. Selain tokoh utama juga terdapat tokoh tambahan yang juga
memiliki peran penting dalam novel ini, seperti Pepper, Papa Salva, Mama Salva, Mas Alri, Kak
Suri, Tante Lisa, Om Ari, Kakek Kia, dan Nenek Isma. Dimana tokoh-tokoh tersebut memiliki
hubungan atau ikatan satu sama lain salah satunya adalah hubungan antara Mas Alri, Kak Suri,
dan Pepper yang ternyata memiliki hubungan keluarga. Latar tempat yang digunakan adalah
suasana di Jakarta dengan latar waktu yang terjadi sekitar tahun 2013. Sudut pandang yang
digunakan adalah sudut pandang ‘aku’ sebagai tokoh utama, dimana tokoh aku tersebut adalah
Salva yang bercerita mulai dari awal babak sampai akhir babak.
Unsur-unsur yang ada dalam novel Di Tanah Lada saling berhubungan serta menunjang
tiap unsur untuk membentuk konflik yang ada. Hal tersebut membuat novel Di Tanah Lada
memiliki unsur-unsur cerita yang kuat dan dapat disimpulkan bahwa dalam novel ini memiliki
makna bagaimana pandangan seorang anak terhadap kekerasan yang ada dalam keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA
Zezsyazeoviennabrizkie, Ziggy. 2015. Di Tanah Lada. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
SUMBER INTERNET
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ziggy_Zezsyazeoviennabrizkie

Anda mungkin juga menyukai