Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Fadhil Abhimantra Jumat, 17 Desember 2021

NPM : 110 1200 200 511


Kelas : Hukum Hak Cipta dan Desain Industri
Tugas : UAS
----------------------------------------------------------------
Tinjauan Yuridis terhadap Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat atas Kasus Pelanggaran Hak Cipta:
Studi Kasus Putusan Nomor 60/Pdt.Sus-Hak Cipta/2020/PN Niaga Jakarta Pusat

A. Para Pihak
1. Penggugat, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
2. Tergugat, Iman Fauzan Syarief
3. Turut Tergugat, Pemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Indonesia c.q. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual c.q. Direktorat Hak Cipta dan
Desain Industri
B. Kasus Posisi
1. Bahwa Penggugat merupakan perusahaan penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi
terbesar di Indonesia yang dibentuk dan didirikan berdasarkan hukum Negara Republik
Indonesia dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sahamnya sebagian
besar dimiliki oleh Negara Republik Indonesia;
2. Bahwa untuk mendukung usahanya dibidang layanan telekomunikasi kepada masyarakat,
pada awal tahun 2013 berdasarkan hasil rapat internal yang dilakukan oleh Penggugat
telah disepakati untuk membangun alat bantu (tools) berupa aplikasi untuk mendukung
fungsi dari aplikasi berupa dasbor/papan penunjuk informasi (dashboard) yang telah ada
sebelumnya yaitu Telkom Revenue Management System (“TREMS”);
3. Bahwa kemudian Penggugat menunjuk Bapak A. Sindhu P. yang merupakan pegawai
Penggugat pada waktu itu selaku person in charge untuk mempersiapkan pembuatan
tools/aplikasi yang dibutuhkan tersebut;
4. Bahwa untuk mempersiapkan dan membangun tools yang dibutuhkan tersebut, pada
awal tahun 2013, Bapak A. Sindhu P. mengikutsertakan Tergugat sebagai salah satu tim
untuk membantu pengembangan aplikasi yang dibutuhkan tersebut;
5. Bahwa dalam kurun waktu kurang dari 3 (tiga) bulan sejak intruksi pembuatan aplikasi
dari Penggugat pada awal tahun 2013, aplikasi versi pertama telah selesai dibuat dan pada
awalnya diberi nama UNICORN, namun Penggugat memutuskan untuk mengubah nama
UNICORN tersebut menjadi CXM (Customer Experience Management) (Aplikasi CXM);
6. Selanjutnya Penggugat telah menggunakan dan mengimplementasikan Aplikasi CXM di
lingkungan Divisi Wholesale Service (“DWS”) pada April tahun 2013 yang kemudian pada
bulan Oktober tahun 2013 Aplikasi CXM tersebut juga diimplementasikan di Penggugat
pada Divisi Enterprise Service (“DES”) dan diimplementasikan di Divisi Business Service
(“DBS”);
7. Bahwa sejak awal dibuat sampai dengan bulan September tahun 2016 Aplikasi CXM
tersebut dapat berfungsi dan berjalan lancar serta digunakan oleh Penggugat. Dalam
periode yang sama tersebut juga, Tergugat yang pada saat itu masih bestatus sebagai
tenaga programmer yang telah mendapatkan kompensasi dari Penggugat;
8. Bahwa hingga pada tanggal 18 Oktober 2016 Aplikasi CXM tersebut mengalami gangguan,
karena Aplikasi CXM tersebut sengaja diarahkan (re-direct) oleh Tergugat ke situs
www.google.com dengan tujuan untuk menutup akses Penggugat ke Aplikasi CXM;
9. Bahwa berdasarkan komunikasi antara Penggugat dengan Tergugat melalui aplikasi pesan
telegram, ditemukan fakta penyebab bermasalahnya Aplikasi CXM adalah karena Aplikasi
CXM tersebut telah dinonaktifkan (dimatikan) secara jarak jauh (remote) dan secara
sepihak oleh Tergugat. Terkait dengan tindakan Tergugat yang
menonaktifkan/mematikan dan mengarahkan (re-direct) Aplikasi CXM secara sepihak ini
jelas-jelas dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan yang melawan hukum mengingat
kedudukan Penggugat selaku pemilik dan pencipta yang sebenarnya dari Aplikasi CXM;
a. Pada saat pembangunan Aplikasi CXM tersebut Penggugat menunjuk Tergugat
sebagai admin yang dapat mengatur user akses dan/atau aktifitas di Aplikasi CXM,
sehingga Tergugat dapat menonaktifkan/mematikan dan mengarahkan (re-
direct) Aplikasi CXM secara sepihak;
10. Bahwa sejak dinonaktifkan secara sepihak oleh Tergugat, untuk menjamin fungsi Aplikasi
dashboard TREMS berfungsi dengan baik Penggugat memutuskan untuk tidak lagi
menggunakan Aplikasi CXM tersebut dan pada awal tahun 2017 Penggugat telah
membuat aplikasi baru yang diberi nama Aplikasi MYCITRA untuk menggantikan fungsi
Aplikasi CXM yang dinonaktifkan secara sepihak dan melanggar hukum tersebut oleh
Tergugat;
11. Bahwa sangat penting Penggugat sampaikan bahwa dalam pembangunan Aplikasi
MYCITRA, Penggugat menggunakan rumus-rumus bahasa program dan kode-kode
sumber (source code) yang berbeda dengan Aplikasi CXM yang awal;
12. Bahwa lebih lanjut, pada sekitar bulan Agustus 2020 Penggugat baru mengetahui bahwa
pada tanggal 6 September 2018 Tergugat dengan tanpa hak telah melakukan pencatatan
ciptaan atas Aplikasi CXM kepada Turut Tergugat, selanjutnya dengan dasar pencatatan
ciptaan atas Aplikasi CXM tersebut Tergugat juga telah membuat laporan polisi terhadap
Penggugat di Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim POLRI
sebagaimana yang tercatat dalam Laporan Polisi Nomor: LP/B/0433/VIII/2020/Bareskrim,
tanggal 5 Agustus 2020 (“Laporan Polisi”);

2
13. Bahwa atas adanya pencatatan ciptaan atas Aplikasi CXM yang diajukan Tergugat tersebut
yang ditindaklanjuti dengan mengajukan Laporan Polisi telah menimbulkan kerugian
kepada Penggugat.
C. Ketentuan Hukum Terkait
1. Penggugat Memiliki Kedudukan Hukum (Legal Standing) Untuk Mengajukan Gugatan A
Quo Berdasarkan Ketentuan Pasal 97 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta
2. Penggugat Merupakan Pemegang Hak Cipta Atas Aplikasi Cxm Karena Penggugat Adalah
Pencipta Atas Aplikasi Cxm Dengan Dasar Ketentuan Pasal 33 Ayat (1) Dan Pasal 37 Uu
Hak Cipta
3. Turut Tergugat Berkewajiban Untuk Mencoret/ Menghapus Pencatatan Ciptaan Aplikasi
Cxm Dengan Nomor Pencatatan 000116753 Atas Nama Tergugat Dalam Daftar Umum
Ciptaan Berdasarkan Ketentuan Pasal 74 Ayat (1) Huruf C Uu Hak Cipta
D. Putusan Pengadilan

Dalam Eksepsi

1. Menyatakan Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat Tidak Dapat Diterima;

Dakam Pokok Perkara

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Penggugat adalah pihak yang berkepentingan untuk mengajukan gugatan a


quo sebagaimana dimaksud Pasal 97 ayat (1) Undang Undang Hak Cipta;

3. Menyatakan Penggugat merupakan pemegang hak cipta yang sesungguhnya atas Aplikasi
CXM karena merupakan pencipta Aplikasi CXM;

4. Menyatakan pencatatan ciptaan dengan nomor pencatatan 000116753 dengan judul


ciptaan Customer Experience Management System atas nama Tergugat tidak oriisinal,
karena Aplikasi CXM tersebut diciptakan dan diumumkan serta didistribusikan pertama
kali oleh Penggugat;

5. Menyatakan batal pencatatan ciptaan dengan nomor pencatatan 000116753 dengan


judul ciptaan Customer Experience Management System atas nama Tergugat dalam
daftar umum ciptaan Turut Tergugat dengan segala akibat hukumnya;

3
6. Memerintahkan Turut Tergugat untuk segera mencoret/menghapus pencatatan ciptaan
dengan nomor pencatatan 000116753 dengan judul ciptaan Customer Experience
Management System atas nama Tergugat dalam daftar umum ciptaan;

7. Memerintahkan Turut Tergugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini;

8. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara ini,
sejumlah Rp. 5.915.000,- (lima juta sembilan ratus lima belas ribu rupiah);

E. Analisis

PENGGUGAT MEMILIKI KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN


A QUO BERDASARKAN KETENTUAN PASAL 97 AYAT (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN
2014 TENTANG HAK CIPTA

1. Bahwa secara hukum telah diatur mengenai pihak mana saja yang dapat mengajukan
gugatan pembatalan pencatatan ciptaan dalam daftar umum ciptaan melalui Pengadilan
Niaga, sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal 97 ayat (1) UU Hak Cipta yang
menyatakan:

“Dalam hal Ciptaan telah dicatat menurut ketentuan Pasal 69 ayat (1), pihak lain yang
berkepentingan dapat mengajukan gugatan pembatalan pencatatan Ciptaan dalam
daftar umum Ciptaan melalui Pengadilan Niaga”;

2. Bahwa terkait dengan pihak yang berkepentingan telah dijelaskan oleh Prof. Ahmad Zen
Purba, S.H., LLM dalam persidangan Perkara Nomor: 03/HAKI/C/2011/PN.NIAGA.SMG
sebagaimana dikutip dalam pertimbangan putusan perkara tersebut sebagai berikut:
a. Prof. Ahmad Zen Purba, S.H., LLM menyampaikan bahwa yang dimaksud pihak
berkepentingan adalah sebagai berikut:
1) Bahwa yang dimaksud dengan yang berkepentingan adalah
berkepentingan dapat mengajukan gugatan, prinsipnya siapapun yang
berkepentingan, hakim dapat memutuskannya;
2) Bahwa yang dapat mengajukan pembatalan adalah yang berkepentingan
dan orang yang merasa dirugikan;
3) Bahwa yang dimaksud dengan pihak yang berkepentingan (apabila ada
yang mengajukan keberatan tentang Hak Cipta) adalah siapapun yang
merasa dirugikan tidak harus orang yang menciptakan,

4
3. Bahwa berdasarkan aturan hukum dan doktrin diatas, Penggugat dapat dikualifikasikan
sebagai pihak yang berkepentingan untuk mengajukan gugatan pembatalan pencatatan
ciptaan atas Aplikasi CXM (objek gugatan), dengan alasan-alasan sebagai berikut:
a. Bahwa untuk mendukung usahanya dibidang layanan telekomunikasi kepada
masyarakat, pada awal tahun 2013 berdasarkan hasil rapat internal yang
dilakukan oleh Penggugat telah disepakati untuk membangun alat bantu (tools)
berupa aplikasi untuk mendukung fungsi dari aplikasi berupa dasbor/papan
penunjuk informasi (dashboard) yang telah ada sebelumnya yaitu Telkom
Revenue Management System (“TREMS”);
b. Bahwa kemudian Penggugat menunjuk Bapak A. Sindhu P. yang merupakan
pegawai Penggugat pada waktu itu selaku person in charge untuk mempersiapkan
pembuatan tools/aplikasi yang dibutuhkan tersebut;
c. Bahwa untuk mempersiapkan dan membangun tools yang dibutuhkan tersebut,
pada awal tahun 2013, Bapak A. Sindhu P. mengikutsertakan Tergugat sebagai
salah satu tim untuk membantu pengembangan aplikasi yang dibutuhkan
tersebut;
d. Bahwa selanjutnya dalam proses pembangunan aplikasi tersebut Penggugat
merupakan pihak yang aktif memberikan petunjuk dan mengawasi serta
memberikan bimbingan guidance mengenai pembuatan aplikasi yang harus
dibuat oleh Bapak A. Sindhu P. beserta Tergugat sehingga sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan Penggugat dan dapat mendukung/kompatibel dengan
aplikasi TREMS yang sudah ada milik Penggugat. Sehingga dalam prosesdan
kegiatan pembuatan aplikasi tersebut peranan dan fungsi Tergugat semata-mata
hanya sebagai programmer yang bertugas menyusun kode-kode bahasa program
dan mengimplementasikan proses-proses yang dihasilkan sebagai output dari
aplikasi tersebut agar sesuai dengan hal-hal yang diperlukan Penggugat;
e. Bahwa Penggugat, melalui pihak-pihak yang relevan didalam organisasi
Penggugat, selaku pihak yang memberikan pekerjaan juga sangat jelas terlihat
peranannya dalam memimpin, mengarahkan, mengawasi, membimbing, dan
termasuk didalamnya mengoreksi aplikasi yang dibuat Bapak A. Sindhu P. dan
Tergugat. Hal mana dengan sangat jelas dan terang benderang terlihat dari fungsi
dari Aplikasi CXM tersebut digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan fungsi-
fungsi dan kemampuan yang ada di aplikasi TREMS oleh Penggugat. Hal ini telah

5
membuktikan bahwa Aplikasi CXM tidak dapat digunakan dengan baik tanpa
adanya aplikasi TREMS milik Penggugat;
f. Lebih lanjut Penggugat sampaikan bahwa dalam proses pengembangan Aplikasi
CXM tersebut, Penggugat telah memberikan kompensasi (biaya jasa) setiap
bulannya kepada Tergugat dan kepada anggota tim lain yang ikut dalam
pengembangan Aplikasi CXM tersebut;
g. Bahwa dalam kurun waktu kurang dari 3 (tiga) bulan sejak intruksi pembuatan
aplikasi dari Penggugat pada awal tahun 2013, aplikasi versi pertama telah selesai
dibuat dan pada awalnya diberi nama UNICORN, namun Penggugat memutuskan
untuk mengubah nama UNICORN tersebut menjadi CXM (Customer Experience
Management) (Aplikasi CXM);
h. Selanjutnya Penggugat telah menggunakan dan mengimplementasikan Aplikasi
CXM di lingkungan Divisi Wholesale Service (“DWS”) pada April tahun 2013 yang
kemudian pada bulan Oktober tahun 2013 Aplikasi CXM tersebut juga
diimplementasikan di Penggugat pada Divisi Enterprise Service (“DES”) dan
diimplementasikan di Divisi Business Service (“DBS”);
i. Dengan demikian telah ditemukan fakta apabila Penggugat selaku pihak yang
memberikan pekerjaan dan arahan adalah juga merupakan pihak yang pertama
kali melakukan pengumuman dan pendistribusian atas Aplikasi CXM tersebut, hal
mana Pengguga tdalam melakukan pengumuman dan pendistribusian atas
Aplikasi CXM tersebut tidak memerlukan izin apapun dari Tergugat atau pihak
lain;
j. Bahwa berdasarkan uraian fakta-fakta hukum diatas, maka telah terbukti apabila
Penggugat merupakan pihak yang memberikan pekerjaan, memimpin,
mengawasi dan memberikan arahan, petunjuk dan mengoreksi Tergugat dalam
pembuatan Aplikasi CXM dan juga merupakan pihak yang pertama kali melakukan
pengumuman dan pendistribusian atas Aplikasi CXM tersebut. Fakta ini secara
hukum menunjukan secara terang benderang kedudukan yang sebenarnya dari
Penggugat berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (1), Pasal 34 dan Pasal 37 UU Hak
Cipta yaitu sebagai pihak yang memberikan pekerjaan, memimpin, mengawasi
dan memberikan arahan, petunjuk dan mengoreksi suatu ciptaan maka
Penggugat adalah merupakan Pencipta dari ciptaan tersebut, dalam hal ini
Aplikasi CXM;

6
k. Dengan demikian berdasarkan fakta-fakta yang telah diuraikan tersebut diatas
yang dihubungkan dengan ketentuan Pasal 97 ayat (1) UU Hak Cipta, maka secara
hukum Penggugat merupakan pihak yang berkepentingan, sehingga secara
mutatis mutandis memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan
gugatan pembatalan pencatatan ciptaan atas Aplikasi CXM atas nama Tergugat
sebagaimana dimaksud Pasal 97 ayat (1) UU Hak Cipta melalui Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dengan demikian Majelis Hakim yang
memeriksa perkara a quo wajib memeriksa dan mengadili gugatan pembatalan
pencatatan ciptaan atas Aplikasi CXM a quo.

PENGGUGAT MERUPAKAN PEMEGANG HAK CIPTA ATAS APLIKASI CXM KARENA PENGGUGAT
ADALAH PENCIPTA ATAS APLIKASI CXM DENGAN DASAR KETENTUAN PASAL 33 AYAT (1) DAN
PASAL 37 UU HAK CIPTA

1. Terkait dengan perkara a quo, Penggugat merupakan pencipta atas Aplikasi CXM dengan
dasar pada ketentuan Pasal 33 (1) UU Hak Cipta, dengan uraian sebagai berikut:
a. Bahwa ketentuan Pasal 33 ayat (1) UU Hak Cipta telah mengatur: “Dalam hal
Ciptaan terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh 2 (dua)
Orang atau lebih, yang dianggap sebagai Pencipta yaitu Orang yang memimpin
dan mengawasi penyelesaian seluruh Ciptaan”;
b. Bahwa ketentuan Pasal 33 ayat (1) UU Hak Cipta ini dijadikan dasar untuk
menyatakan Penggugat sebagai pencipta Aplikasi CXM yang didasarkan adanya
fakta hukum apabila Penggugat adalah pihak yang memberikan petunjuk dan
mengawasi serta memberikan guidance dalam pembangunan dan
pengembangan Aplikasi CXM yang harus dibuat oleh Tergugat bersama dengan
tim lainnya, sehingga telah membuktikan apabila Tergugat hanya sebagai
programmer yang bertugas menerjemahkan maksud dibuatnya aplikasi,
menyusun kodekode bahasa program dan mengimplentasikan proses-proses
yang dihasilkan sebagai output dari aplikasi tersebut agar sesuai dengan hal-hal
yang diperlukan Penggugat yang mana dalam kegiatannya Penggugat adalah
pihak yang memberikan pekerjaan, memimpin, mengawasi dan memberikan
arahan, petunjuk dan mengoreksi proses pembuatan Aplikasi CXM agar Aplikasi
CXM tersebut bisa berfungsi sesuai keperluan Penggugat;

7
2. Penggugat Merupakan Pencipta Atas Aplikasi CXM Sebagaimana Dimaksud Pasal 37 UU
Hak Cipta Karena Merupakan Pihak Yang Pertama Kali Melakukan Pengumuman
Dan/Atau Pendistribusian Atas Aplikasi CXM
a. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 37 UU Hak Cipta telah mengatur: “kecuali
terbukti sebaliknya, dalam hal badan hukum melakukan Pengumuman,
Pendistribusian, atau Komunikasi atas Ciptaan yang berasal dari badan hukum
tersebut, dengan tanpa menyebut seseorang sebagai Pencipta, yang dianggap
sebagai Pencipta yaitu badan hukum.”;
b. Bahwa Penggugat selaku badan hukum yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara
adalah pihak yang pertama kali yang melakukan pengumuman dan
pendistribusian atas Aplikasi CXM a quo. Dimana dalam melakukan melakukan
pengumuman dan pendistribusian atas Aplikasi CXM ini dilakukan Penggugat
tanpa memerlukan izin dan atau persetujuan dari Tergugat maupun pihak terkait
lainnya karenasecara hukum sangat jelas bahwa Penggugat adalah merupakan
pemilik dan sekaligus Pencipta dari Aplikasi CXM tersebut;
c. Bahwa sangat penting untuk Penggugat sampaikan, pada tahun 2013 Penggugat
telah melakukan pendistribusian Aplikasi CXM ini di lingkungan DWS dan DES
yang keduanya merupakan divisi pada Penggugat;
d. Dengan demikian berdasarkan fakta-fakta yang telah terbukti apabila
Penggugatlah selaku badan hukum yang pertama kali yang melakukan
pengumuman dan mendistribusikan penggunaan Aplikasi CXM, sehingga secara
hukum Penggugatmerupakan pencipta Aplikasi CXM dengan Pasal 37 UU Hak
Cipta;
e. Disamping itu sangat penting untuk Penggugat sampaikan bahwa Aplikasi CXM ini
dibangun oleh tim yang terdiri dari karyawan Penggugat bersama dengan
Tergugat dan fasilitas serta seluruh sumber dana yang dibutuhkan untuk
membangun Aplikasi CXM tersebut berasal dari Penggugat, maka Aplikasi CXM
tersebut menjadi milik Penggugat. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat
(1) dan ayat (2) Peraturan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk Nomor: PD.6.05.00/r.00/HK000/COD-D0030000/2011 tentang
Pengelolaan Kekayaan Intelektual Dan Hak Kekayaan Intelektual, yang secara
tegas menyatakan:

8
1)Ayat (1): “KI dan HKI yang dihasilkan karyawan dan kegiatankedinasan
ataupun pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan menjadi milik
Perusahaan”.
2)Ayat (2): “KI dan HKI yang dihasilkan dari kegiatan kedinasan ataupun
pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan bersama-sama
dengan pihak lain dan yang fasilitas dan sumber dananya sebagaian atau
seluruhnya berasal dari perusahaan akan menjadi milik perusahaan, kecuali
diatur lain dalam kesepakatan kedua belah pihak dengan mengacu pada
ketentuan yang berlaku”.
3. Berdasarkan uraian tersebut diatas telah terbukti apabila Penggugat merupakan Pencipta
Aplikasi CXM sebagaimana dimaksud Pasal 33 ayat (1) dan Pasal 37 UU Hak Cipta,
sehingga secara mutatis mutandis Penggugat merupakan pemegang hak cipta Aplikasi
CXM berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 4 UU Hak Cipta.

TURUT TERGUGAT BERKEWAJIBAN UNTUK MENCORET/ MENGHAPUS PENCATATAN CIPTAAN


APLIKASI CXM DENGANNOMOR PENCATATAN 000116753 ATAS NAMA TERGUGAT DALAM
DAFTAR UMUM CIPTAAN

1. Bahwa dengan telah diuraikannya fakta-fakta yang menunjukkan bahwa Penggugat


adalah pencipta atas Aplikasi CXM berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (1) dan Pasal 37
UU Hak Cipta, maka bukti awal kepemilikan Aplikasi CXM yang dimiliki Tergugat harus
batal demi hukum karena telah terbukti bahwa Penggugatlah pencipta sesungguhnya atas
Aplikasi CXM;
2. Bahwa penghapusan pencatatan ini telah sesuai dengan ketentuan Pasal 74 ayat (1) huruf
(c) UU Hak Cipta yang mengatur: “Kekuatan hukum pencatatan Ciptaan dan produk Hak
Terkait hapus karena: c. putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap mengenai pembatalan pencatatan Ciptaan atau produk Hak Terkait.”
3. Oleh karena itu sudah beralasan menurut hukum untuk majelis hakim memerintahkan
Turut Tergugat agar mencoret/menghapuskan pencatatan ciptaan Aplikasi CXM atas
nama Tergugat dalam daftar umum ciptaan;

9
F. Kesimpulan

Upaya perlindungan hukum yang diberikan oleh UU Hak Cipta kepada pemegang hak cipta adalah
perlindungan preventif dan perlindungan represif. Perlindungan preventif yaitu perlindungan yang
mengarah pada tindakan yang bersifat pencegahan, berupa pencatatan hak cipta. Sedangkan
perlindungan represif adalah perlindungan yang diberikan dengan tujuan untuk menyelesaikan
sengketa apabila terjadi pelanggaran hak cipta. Penyelesaian sengketa tersebut dapat dilakukan
melalui penyelesaian secara non-litigasi seperti melalui Alternatif Penyelesaian Sengketa dan abitrase,
serta dapat melalui penyelesaian secara litigasi berupa pengajuan gugatan keperdataan maupun
gugatan pidana. Dalam Putusan Nomor 60/Pdt.Sus-Hak Cipta/2020/PN Niaga Jakarta Pusat, hakim
menguatkan putusan pengadilan niaga bahwa Penggugat merupakan pemegang hak cipta yang
sesungguhnya atas Aplikasi CXM karena merupakan pencipta Aplikasi CXM dan menyatakan
pencatatan ciptaan dengan nomor pencatatan 000116753 dengan judul ciptaan Customer Experience
Management System atas nama Tergugat tidak oriisinal, karena Aplikasi CXM tersebut diciptakan dan
diumumkan serta didistribusikan pertama kali oleh Penggugat, sehingga Pengadilan memerintahkan
Turut Tergugat untuk segera mencoret/menghapus pencatatan ciptaan tersebut dari Daftar Umum
Ciptaan.

10

Anda mungkin juga menyukai