Anda di halaman 1dari 12

diplomasi kopi antara Indonesia dan Amerika atau peningkatan jumlah ekspor

kopi indonesia ke amerika

Naura Fadhilah Adjie


Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
E-mail: naura19001@mail.unpad.ac.id

Abstrak

Diplomasi merupakan salah satu alat utama untuk mempromosikan eksistensi sebuah negara. Melalui
diplomasi inilah sebuah negara dapat membangun citra tentang dirinya atau bisa disebut state branding.
Gastro diplomasi dikenal sebagai bentuk diplomasi budaya baru yang memanfaatkan kuliner sebagai
instrumen berdiplomasi ke berbagai negara. Indonesia memiliki kekuatan tersendiri dalam pelaksanaan
gastro diplomasi melalui beragam potensi kuliner baik dari segi makanan maupun minumannya. Kopi
menjadi salah satu produk unggulan Indonesia karena memiliki cita rasa, sejarah, dan filosofi yang unik.
Hubungan diplomatik Indonesia dengan Mesir sudah terjadi sejak lama. Dengan hubungan love-hate
relation nya Indonesia dan Amerika telah banyak menjalin berbagai hubungan diplomasi. Diantara
banyaknya perjanjian diplomasi yang dijalin Indonesia dan Amerika, salah satu diantaranya adalah adanya
“diplomasi kopi”.

Kata kunci: Indonesia, Amerika, diplomasi budaya, diplomasi kopi, kopi

Abstract

Diplomacy is one of the main tools to promote the existence of a country. Through diplomacy, a country
can build an image of itself or state branding. Gastro diplomacy is known as a new style of cultural
diplomacy that uses culinary as an instrument of diplomacy to various countries. Indonesia has its own
strengths in the implementation of gastro diplomacy through a variety of culinary potentials both in terms
of food and beverages. Coffee is one of Indonesia's excellent products because it has a unique taste, history
and philosophy. Diplomatic relations between Indonesia and Egypt have existed for a long time. Starting
from the struggle for independence until now. Diplomatic relations between Indonesia and Egypt are very
well established, as evidenced by the many bilateral agreements that have been signed by the two
countries. Among the many diplomatic agreements between Indonesia and Egypt, one of them is the
existence of "coffee diplomacy".

Keywords: Indonesia, USA, cultural diplomacy, coffee diplomacy, coffee


1. PENDAHULUAN

Diplomasi adalah salah satu alat utama yang digunakan negara dalam
pelaksanaan politik luar negeri dan pencapaian kepentingan nasional yang kemudian
bisa menjadi nilai tawar atau state branding sebuah negara sehingga dapat membangun
citra atau image dari sebuah negara. (Effendy, 2014). Diplomasi digunakan untuk
mempromosikan dan meningkatkan eksistensi negara dengan menyebarkan pengaruh
ke negara lain untuk meraih kepentingan nasional bagi negara tersebut. Melalui
diplomasi inilah sebuah negara dapat membangun citra tentang dirinya. Diplomasi ialah
tingkat paling awal jika suatu negara hendak melakukan hubungan bilateral dengan
negara lain.
S.L. Roy dalam bukunya The Principle of Diplomacy mengkaji hal-hal penting yang
terdapat dalam berbagai definisi mengenai diplomasi:
1. Unsur pokok diplomasi adalah negoisasi,
2. Negoisasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan negara,
3. Tindakan-tindakan diplomatik diambil untuk menjaga serta memajukan kepentingan
nasional sejauh mungkin dan dilaksanakan secara damai, pemeliharaan perdamaian
dengan tanpa merusak kepentingan nasional merupakan tujuan utama diplomasi,
4. Teknik-teknik diplomasi yang sering dipakai untuk mempersiapkan perang bukan
untuk menghasilkan perdamaian,
5. Diplomasi berhubungan erat dengan tujuan politik luar negeri suatu negara,
6. Diplomasi modern berhubungan erat dengan sistem negara,
7. Diplomasi tidak bisa dipisahkan dari perwakilan negara
Dalam pelaksanaan diplomasi, budaya sering digunakan sebagai salah satu
pendukung. Deklarasi Universal Keragaman Budaya UNESCO menyatakan bahwa budaya
adalah seperangkat fitur spiritual, material, intelektual dan emosional masyarakat atau
kelompok sosial yang berbeda. Diplomasi budaya didefinisikan sebagai pertukaran ide,
informasi, seni, bahasa dan aspek budaya lainnya di antara bangsa-bangsa dan masyarakatnya
untuk menumbuhkan pemahaman bersama (mutual understanding) (Cummings, 2003).
Sejarah mencatat diplomasi budaya awalnya dilakukan oleh Presiden Soekarno dalam
pertunjukan seni tari dan wayang kulit serta seni Bali. Namun seiring berkembangnya waktu,
diplomasi budaya kini dapat dilakukan oleh setiap warga negara, baik dilakukan secara
langsung, yakni kegiatan budaya di luar negeri, baik secara pribadi maupun atas nama
organisasi, atau bisa juga melalui dunia maya (cyber-diplomacy). Aktor-aktor non-state
tersebut lambat laun memainkan peranan penting dan signifikan dalam mempromosikan
Indonesia di kancah internasional.
Diplomasi budaya bertujuan mencapai kepentingan nasional secara damai. Berkaitan
dengan peran yang halus, lunak dan saling menguntungkan, diplomasi budaya sering disebut
sebagai soft power diplomacy (Junior, 2009). Soft power diplomacy bukan berarti bersifat
tidak adanya kekuatan (power) atau lemah, tetapi kekuatan yang dimiliki bersifat humanis dan
bersahabat. Diplomasi budaya mampu membangun citra suatu negara sehingga kepercayaan
negara tumbuh dengan prestasi dan potensi negaranya yang nantinya akan berpengaruh
terhadap kepentingan nasional di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik. Citra negara
menjadi lebih positif terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengikuti budaya suatu negara
tersebut. Diplomasi budaya tidak bersifat transaksional yang biasanya menghasilkan bentuk
diplomasi menang atau kalah. Diplomasi budaya merupakan ajang promosi dibandingkan
dengan target-target politis. Diplomasi budaya juga bukan diplomasi ekonomi, akan tetapi
dalam beberapa hal, diplomasi budaya juga menghasilkan target yang bersifat ekonomis,
perspektifnya adalah keuntungan dan kerugian. Contohnya adalah diplomasi dengan
menggunakan kuliner, film laga dan film animasi. Penyebaran atau pengenalan budaya
melalui diplomasi telah banyak dilakukan oleh berbagai negara di dunia, salah satunya adalah
Indonesia. Sebagai negara multikultural, Indonesia memiliki keragaman dalam bahasa, ras,
suku, kuliner, agama, dan budaya. Berbagai budaya Indonesia ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi masyarakat internasional dalam melihat Indonesia.
Kebudayaan dalam berdiplomasi tidak selalu berkaitan dengan seni, musik, pakaian
khas, dan lain-lain. Akhir-akhir ini, dikenal bentuk soft power diplomacy baru yaitu gastro
diplomasi yang memanfaatkan kuliner sebagai instrumen berdiplomasi ke berbagai negara.
Gastrodiplomacy menggunakan kuliner ditujukan untuk menarik selera konsumen publik
secara global, serta membantu meningkatkan brand awareness dan reputasi suatu bangsa
(Marthini, 2013). Makanan dan minuman adalah hal yang dapat menyentuh langsung semua
elemen masyarakat dalam suatu negara sehingga gastrodiplomacy dianggap memiliki
kedudukan yang penting. Pihak-pihak yang terlibat di dalam gastro diplomasi ini pun tidak
hanya mengulas cita rasa, namun terdapat hal kompleks di dalamnya yang bisa dihubungkan
dengan kerjasama politik, ekonomi dan budaya guna mencapai kepentingan nasional suatu
negara.
Indonesia memiliki kekuatan tersendiri dalam pelaksanaan gastro diplomasi melalui
beragam potensi kuliner baik dari segi makanan maupun minumannya. Beberapa kuliner
Indonesia yang telah dikenal dunia, seperti Rendang dan Nasi Goreng. Selain itu juga kopi
luwak yang masuk dalam daftar kopi termahal di dunia sejak tahun 2005. Dari sekian
banyaknya kekayaan kuliner Indonesia, kopi menjadi salah satu produk yang memiliki cita
rasa, sejarah, dan filosofi yang unik dan mendalam. Indonesia merupakan salah satu produsen
kopi terbesar di dunia. Penggunaan kopi sebagai alat berdiplomasi pertama kali disampaikan
oleh Presiden Jokowi saat berkunjung ke Selandia Baru pada Maret 2019. Presiden Jokowi
menyebutkan bahwa diplomasi kopi akan menjadi perekat baru hubungan bilateral yang baik.
Melalui pernyataan tersebut, kopi semakin dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai media gastro
diplomasi di berbagai negara di dunia.

2. METODE PENELITIAN

Dalam penulisannya, artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu


prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu dengan penelitian studi
literatur. Studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan penelitian.
Sumber data diambil dari berbagai kajian literatur seperti jurnal, artikel, dan portal
berita.

3. PEMBAHASAN
3.1. Sejarah Awal Masuknya Kopi di Indonesia
Sebelum menelusuri kopi di Indonesia, mari menilik kembali pada sejarah bagaimana
asal mulanya kopi ditemukan oleh manusia. Jauh 3000 tahun yang lalu, seorang pengembala
kambing di dataran Afrika, negeri Ethiopia, melihat bagaimana kambing-kambingnya
memakan beberapa biji buah yang menyerupai berry di pepohonan dan melihat mereka tetap
aktif serta hidup terjaga berkat buah tersebut. Berawal dari sana, sang pengembala mencoba
untuk mengolah biji kopi tersebut dan memakannya. Kemudian pengembala tersebut
mendapatkan manfaat sama seperti yang dirasakan oleh kambing-kambingnya. Itulah awalnya
kopi dikenal sebagai makanan yang bermanfaat untuk menambah energi dan mengusir rasa
kantuk. Hingga 500 tahun kemudian, alat penghancur dan pengolah biji kopi ditemukan serta
menjadi awal mula kopi dinikmati sebagai minuman hingga saat ini.
Kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1696 saat Walikota Amsterdam,
Nicholas Witsen, memerintahkan komandan pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van
Ommen untuk membawa biji kopi ke Batavia. Kopi Arabika pertama-tama ditanam dan
dikembangkan di daerah timur Jatinegara yang kini lebih dikenal dengan nama Pondok Kopi.
Setelah itu, kopi menjadi komoditi dagang utama VOC. Ketika itu kopi Jawa sangat terkenal
di Eropa sehingga orang Eropa menyebut secangkir kopi menjadi secangkir Jawa. Di negara–
negara barat, meminum kopi di pagi hari memang sudah menjadi semacam ritual dan budaya.
Memulai aktivitas rasanya tidak lengkap tanpa menyeruput secangkir kopi. Kebiasaan
meminum kopi lalu menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kopi bukanlah menjadi
sekedar minuman penghilang rasa kantuk melainkan berubah menjadi sebuah gaya hidup
masyarakat dunia bahkan Indonesia. Semua kalangan dan lapisan masyarakat gemar
menyeruput minuman hitam ini karena memang aroma dan rasanya yang luar biasa.

3.2. Berbagai Jenis Kopi Indonesia dan Ciri Khasnya


Indonesia memiliki berbagai jenis kopi dengan cita rasa, sejarah, dan filosofinya yang
khas. Kopi Indonesia yang sudah terkenal ke mancanegara diantaranya ada kopi Arabika
Gayo dari Aceh sebagai salah satu kopi terbaik di dunia karena karakteristik kuat yang
dimilikinya. Kopi Arabika Gayo ini memiliki aroma sangat tajam, tidak memberi bekas rasa
pahit yang lekat di lidah setelah meminumnya, bertekstur lebih encer dan tak terlalu pekat
dengan tingkat keasaman yang seimbang. Lalu ada Kopi Arabika Kintamani, Bali yang
menjadi salah satu kopi yang populer di Jepang, Eropa, dan beberapa negara Arab karena memiliki
rasa yang unik dengan asam citrus segar serta aroma wangi bunganya yang dianggap eksotis. Kopi
Arabika Toraja, Sulawesi ikut menjadi salah satu kopi Indonesia yang menjadi tujuan utama
ekspor ke Jepang dan Amerika. Kopi Toraja ini cenderung memiliki rasa earthy, seperti rasa
tanah atau hutan dengan kandungan asam rendah. Karakter kopi Toraja terdapat pada
kecenderungan rasa floral dan fruity yang dihasilkan.
Kopi Liberika Rangsang Meranti, Riau menjadi kopi yang sangat populer di Malaysia
dan Singapura karena memiliki ciri khas biji yang sangat tebal, kadar kafein yang sangat
rendah dan rasanya yang unik seperti perpaduan nangka, kopi dan coklat. Kemudian ada kopi
Papua Wamena dengan ketajaman aroma dan cita rasa yang ringan dilengkapi dengan nuansa
harum coklat dan herbal serta teksturnya yang lembut tidak berampas. Selanjutnya ada kopi
Robusta Temanggung dengan aroma tembakau dengan rasa pahit pekat yang mendominasi
membuat kopi khas Temanggung, Jawa Tengah, ini sangat autentik. Pasar ekspornya sudah
mencapai negara-negara Eropa, Timur Tengah, hingga Amerika Latin.

3.3. Budaya Minum Kopi di Indonesia dan Amerika


Di Indonesia meminum kopi atau ngopi bukan hanya bagian dari gaya hidup tetapi sudah
menjelma menjadi budaya. Kopi dapat dikatakan menjadi teman untuk berkumpul dan juga
identitas diri bagi sebagian masyarakat. Kopi kini memposisikan dirinya lebih dari sekedar
minuman, sebagai simbol budaya, adat istiadat, tradisi, serta gaya hidup masyarakat modern.
Budaya minum kopi di Indonesia memiliki beberapa keunikan. Pertama ada angkringan
sebagai tempat semua orang dari berbagai latar belakang dapat duduk dan membicarakan apa
saja sambil ditemani secangkir kopi. Pengunjung perlu menjaga budaya angkringan, yaitu
teposeliro (toleransi), kemauan berbagi dan biso rumongso (menjaga perasaan orang lain).
Kedua ada budaya rumpi di warung kopi. Pada dasarnya orang Indonesia merupakan
masyarakat yang senang bersosialisasi, jarang ada masyarakat satu daerah yang tidak saling
mengenal. Biasanya sosialisasi yang dilakukan dalam bentuk ngobrol atau rumpi di warung
kopi ditemani secangkir kopi. Selain sebagai minuman pendamping saat bersosialisasi, kopi
rupanya berperan pula dalam ritual adat di beberapa tempat di Indonesia, khususnya di Jawa.
Salah satu ritual yang dilakukan adalah memberikan sesajen yang terdiri dari kelopak mawar
putih, dupa, teh, dan kopi. Kopi dalam hal ini dipercaya sebagai minuman para dewa, yang
digunakan untuk memberikan pencerahan dan koneksi pada dunia spiritual.
Sedangkan di Amerika, munculnya Starbucks untuk pertama kali merupakan salah satu
faktor penyebab meningkatnya para penggemar kopi dan nilai usaha kedai kopi. Kesuksesan
kedai kopi Starbucks di Amerika yang ditandai oleh tersebarnya kedai kopi Starbucks
diindustri pasar. Kopi bagi warga Amerika sudah seperti minuman wajib yang apabila tidak
diminum sehari akan menimbulkan rasa seperti ada yang kurang. Sehingga di Amerika sendiri
ada banyak sekali kedai kopi dengan berbagai macam brand.
3.4. Hubungan Diplomasi Indonesia dan Amerika
Hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia merupakan hubungan love and hate
relationship; suatu ketika Indonesia bisa sangat dekat dengan Amerika Serikat dan di lain
waktu hubungan Indonesia dan Amerika Serikat menjadi renggang. Hubungan Indonesia
dengan Amerika Serikat dimulai dari jaman Presiden Soekarno ,pada waktu itu Soekarno
sangat menentang keterlibatan Amerika Serikat dalam permasalah politik dalam negeri
Indonesia. Amerika Serikat pada masa Pemerintahan Soekarno juga memiliki reservasi
tersendiri tentang Indonesia.
Soekarno yang beraliran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) tidak sejalan
dengan pola Pemerintahan Amerika Serikat yang mengutamakan demokrasi dan liberalisasi.
Soekarno mengimbangi dengan membuat hubungan kedekatan dengan Uni-Sovyet. Hal ini
menyebabkan Amerika Serikat mulai menanam pengaruhnya di Indonesia untuk
menggulingkan Soekarno. Agen-agen CIA Amerika Serikat menyusup ke dalam kelompok
pemberontak di Indonesia untuk mengacaukan pemerintahan Soekarno .Hingga puncaknya
terjadi peristiwa G30S/PKI yang merupakan upaya Amerika Serikat untuk menggulingkan
Presiden Soekarno.
Naiknya Presiden Soeharto sebagai Presiden Indonesia membawa angin segar dalam
hubungan Indonesia dan Amerika Serikat. Soeharto merupakan Jenderal TNI yang pro
kebijakan Amerika Serikat. Bagi Amerika Serikat, yang terpenting adalah negara-negara di
dunia tidak menganut paham komunisme, sehingga keterbukaan Presiden Soeharto akan
demokrasi dan liberalisasi disambut baik oleh Amerika Serikat.. Soeharto bersikeras akan
penyerangan terhadap Timor-Timur karena di wilayah tersebut terdapat partai Fretlin yang
berkiblat pada aliran Komunisme.
Dengan alasan demi mencegah penyebaran komunisme di wilayah tersebut, Soeharto
meminta restu Amerika Serikat untuk menyerang wilayah Timor-Timur. Amerika Serikat
yang pada masa itu dipimpin oleh Presiden Ford memberikan restu kepada Indonesia untuk
menginvasi wilayah Timor-Timur. Operasi Saroja dimulai pada tahun 1976 dengan tujuan
untuk menghilangkan pengaruh komunisme di wilayah tersebut. Invasi Indonesia didukung
penuh oleh Amerika Serikat yang memberikan bantuan alutsista demi kelancaran operasi
Saroja. Bantuan dari Amerika Serikat terus berdatangan dalam berbagai bentuk mulai dari
penjualan alutsista hingga pelatihan dan pendidikan militer. Cikal bakal penjatuhan embargo
senjata oleh Amerika Serikat berawal dari keputusan Presiden Soeharto untuk menyerang
wilayah Timor-Timur yang dulunya merupakan wilayah jajahan Portugis
Runtuhnya Uni-Soviet sebagai lawan dari kekuatan Super Power mengubah kancah
geo politik Internasional Amerika Serikat dan dunia mulai mempertanyakan penyerangan
Indonesia terhadap Timor-Timur. Peristiwa penembakan di Gereja Santa Cruz dan Balibo five
menjadi hambatan bagi keberlangsungan hubungan Indonesia dan Amerika Serikat terutama
dalam bidang militer. Amerika Serikat menghentikan program pelatihan militer (IMET)
terhadap perwira Indonesia.
Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 menyebabkan Presiden Soeharto turun
dan digantikan oleh Presiden Habibie. Dalam masa jabatan Presiden Habibie yang singkat
(selama satu tahun), pemerintah Indonesia atas desakan asing memberikan referendum kepada
rakyat Timor-Timur untuk menentukan masa depan negaranya. Hasil dari referendum tersebut
adalah merdekanya Timor-Timur dari Indonesia. Setelah referendum yang dimenangkan oleh
rakyat Timor-Timur, Kopasus dan kelompok Militia yang pro Indonesia melancarkan aksi-
aksi yang menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) berati di Timor-
Timur. Akibat dari kekacauan yang disebabkan oleh Kopassus dan kelompok para military
Timor-Timur, terjadi exodus besaran-besaran warga Timor-Timur yang menghindari konflik
di negaranya. Banyak masyarakat Timor-Timur yang menjadi korban akibat tindakan dari
Kopasus dan kelompok para military Timor-Timur pro Indonesia.
Akibat dari perbuatan Kopassus, Amerika Serikat menjatuhkan embargo senjata
terhadap Indonesia. Semasa embargo senjata berlangsung, Indonesia mengalami kesulitan
untuk mendapatkan suku cadang dan perawatan untuk operasional kendaraan tempur, baik
angkatan Darat Laut dan Udara. Angkatan Udaralah yang paling parah terpengaruhi oleh
kebijakan embargo senjata Amerika Serikat terhadap Indonesia. Pesawat angkut dan pesawat
tempur yang dimiliki Indonesia terpaksa dihanggarakan. Tidak lama setelah Indonesia di
embargo senjata oleh Amerika Serikat, Indonesia mengalami masalah konflik etnis di
kepulauan Maluku. TNI mengalami kesulitan dalam bidang logistik akibat diberlakukannya
embargo senjata oleh Amerika Serikat.
Amerika kemudian mulai memperbaiki hubungan dengan Indonesia, dikarenakan hal -
hal berikut:
1) Peristiwa Bom Bali dan Terorisme
Peristiwa bom Bali satu dan bom Bali 2 merupakan awal mula perbaikan hubungan
Indonesia dan Amerika Serikat terutama dalam bidang militer. Presiden Bush ketika bertemu
dengan Presiden Megawati di Bali mengungkapkan keinginannya untuk memberikan bantuan
dalam penanggulangan tindak terorisme di Indonesia. Bencana Tsunami di Aceh juga
membantu untuk memperbaiki hubungan militer antara Indonesia dan Amerika Serikat.
2) Perubahan Indonesia ke arah Demokrasi Liberal
Pada bulan November tahun 2005 Amerika Serikat secara resmi mencabut embargo
senjata terhadap Indonesia. Pencabutan embargo senjata terhadap Indonesia. Alasan Amerika
Serikat mencabut embargo senjata terhadap Indonesia adalah Amerika Serikat merasa bahwa
dalam kurung waktu embargo senjata dijatuhkan, Indonesia telah banyak mengalami
perubahan yang baik. Indonesia telah menjadi Negara yang lebih demokratis, hal ini
ditunjukkan dengan berhasilnya diselenggarakan pemilu tahun 2004 secara jujur dan adil.
Selain perubahan politis yang dialami oleh Indonesia, Amerika Serikat juga merasa bahwa
Indonesia merupakan Negara yang menjadi sasaran serangan teroris. Peristiwa Bom Bali satu
dan dua, serta serangkaian aksi-aksi terorisme yang terjadi Indonesia menunjukkan bahwa
Indonesia merupakan mitra kerja global dalam menangani terorisme di Asia Tenggara.
3) Kerjasama untuk kemanusiaan
Bencana Tsunami Aceh yang terjadi pada penghujung tahun 2004 juga merupakan
sebuah berkah bagi hubungan bilateral antar kedua Negara. Atas dasar kemanusiaan Amerika
Serikat mencabut sebagian (partially lifting) embargo senjatanya terhadap Indonesia dan
membuka kembali jalur FMS (Foreign Military Sales) untuk suku cadang pesawat C-130
Hercules untuk membantu upaya penanggulangan bencana. Amerika Serikat juga memberikan
bantuan sumber daya manusia yang berasal dari U.S Marines untuk membantu TNI dalam hal
penanggulangan bencana di Aceh.
4) Adanya Cina sebagai the New Emerging Power
Naiknya Cina sebagai salah satu New Emerging Power di kawasan Asia Pasifik
menjadi sebuah kekhawatiran Amerika Serikat. Amerika Serikat merasa perlu mencari sekutu
dalam menanggapi permasalah di era baru ini. Indonesia yang memiliki prioritas dan orientasi
politik yang sama dan memiliki kebijakan politik bebas aktif (sehingga tidak memihak blok
atau negara manapun) merupakan sasaran tepat bagi Amerika Serikat dijadikan mitra kerja.
Ke empat hal di atas merupakan alasan utama Amerika mencabut embargo senjata
terhadap Indonesia, kemudian muncullah beberapa manfaat pengaruh pencabutan senjata
tersebut yaitu,
1) Terbukanya jalur diplomasi bilateral dengan lebih baik yang memungkinkan
kerjasama militer
Amerika Serikat mulai membuka kembali pelatihan militer IMET bagi perwira
Indonesia untuk bersekolah di Amerika Serikat. Hasil dari IMET adalah perwira Indonesia
dapat mengenyam pendidikan militer yang lebih advance dengan staff pengajar dan fasilitas
pendidikan yang lebih bagus daripada di Indonesia. Selain kembali terbukanya IMET bagi
perwira Indonesia, Amerika Serikat juga kembali melangsungkan latihan militer bersama
yang dijuluki Garuda Shield. Program Garuda Shield sudah berlangsung sejak tahun 2006.
Tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan kerja sama antara anggota CPX
(command Post Exercise) kedua Negara. Latihan bersama garuda Shield meliputi taktik-taktik
perang serta penggunaan alutsista buatan Amerika Serikat. Selain melatih kecakapan tentara
Indonesia untuk berperang, Garuda Shield juga mengajarkan cara-cara penanggulangan
bencana.
2) Terbukanya Jalur FMS
Pengaruh lain dari dicabutnya embargo senjata terhadap Indonesia oleh Amerika
Serikat adalah kembali terbukanya jalur FMS (Foreign Military Sales) untuk kepentingan
pemutakhiran alutsista Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Kolonel Wajariman, jumlah
pengiraman senjata Amerika Serikat telah meningkat signifikan dari tahun 2006 hingga 2012,
hal tersebut terbukti dari meningkatnya biaya kirim alutsista dari puluhan ribu U.S dollar pada
tahun 2006-2007 menjadi ratusan ribu U.S dollar pada tahun 2009-2012. Amerika Serikat
juga telah bersedia menghibahkan sejumlah 28 unit pesawat tempur F-16 kepada Indonesia,
pesawat tersebut merupakan pesawat preservasi Amerika Serikat yang sudah tidak digunakan
lagi oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.
3) Hubungan yang kembali baik dengan Kopassus
Dalam hal hubungan Amerika Serikat dengan Kopassus, juga mengalami perbaikan
setelah dicabutnya embargo senjata terhadap Indonesia. Amerika Serikat masih menyimpan
reservasi untuk Kopassus. Reservasi Amerika Serikat menyebabkan pada tahun 2005 ketika
embargo senjata secara resmi dicabut oleh Amerika Serikat, Kopassus masih terkena dampak
embargo tersebut. Pada kunjungan Secretary of Defense Amerika Serikat Robert Gates ke
Jakarta, embargo terhadap Kopassus mulai perlahan mulai dicabut. Amerika Serikat akan
mencabut embargo senjata terhadap Kopassus secara perlahan sembari mengkaji progress
yang dilakukan oleh Kopassus. Namun sebenarnya Amerika Serikat mengerti pentingnya
Kopassus dalam upaya pencegahan terorisme di Indonesia.
4) Terbukanya kerja sama anti terorisme
Dalam hal menanggulangi penyebaran terorisme di Indonesia, Amerika Serikat dan
Indonesia telah mengadakan kerja sama melalui IMET dan Garuda Shield untuk melatih TNI
menghadapi bahaya terorisme di kawasan Asia Pasifik. Pembukaan kembali hubungan
Amerika Serikat dengan Kopassus juga didasari bahwa kopassus merupakan pasukan khusus
Indonesia yang menangani permasalahan terorisme, sehingga cepat atau lambat pemerintah
Amerika Serikat harus kembali melanjutkan hubungan. Ke empat hal di atas merupakan
pengaruh langsung dari dihapuskannya Embargo Senjata terhadap Indonesia.
3.5. Diplomasi Kopi Indonesia Amerika
Indonesia sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar ketiga di dunia dan Amerika
sebagai konsumen kopi tertinggi di dunia. Kopi merupakan penghasil devisa terbesar keempat
untuk Indonesia setelah minyak sawit, karet dan kakao. Hasil produksi kopi Indonesia
kebanyakan adalah jenis robusta selain itu, Indonesia juga terkenal dengan kopi luwaknya
yang terkenal sebagai kopi termahal di dunia. Tingkat ekspor kopi Indonesia ke Amerika
Serikat terus meningkat setiap tahunya tentu tidak lepas dari pengaruh diplomasi kopi.
Keikutsertaan Indonesia dalam Specialty Coffee Association of America (SCAA) dari tahun
ke tahun menemui puncak kejayaanya tahun 2016 di Atlanta Amerika Serikat. Indonesia
dinobatkan sebagai “Official Portrait Country” yang menunjukkan keunggulan kopi terbaik
dari seluruh daerah penghasil kopi di Indonesia. Amerika Serikat adalah negara dengan
tingkat impor kopi terbesar di dunia yaitu sebesar US$ 5,88 dari 18,9% total impor dunia.
Konsumsi kopi Amerika Serikat dan Produksi kopi Indonesia yang berbanding lurus
merupakan potensi Indonesia untuk menjadi eksportir kopi utama ke Amerika Serikat.
Kopi Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat didominasi biji kopi tidak digongseng
dan tidak dihilangkan kafeinnya sebesar 99,97% (HS 090111 coffee, not roasted, not
decaffeinated). Sedangkan ekspor biji kopi digongseng ke AS hanya sebesar 0,03% (HS
090121 coffee, roasted, not decaffeinated). Dibandingkan dengan negara lain Amerika Serikat
masih menjadi tujuan ekspor pertama Indonesia yang kemudian diikuti oleh Jepang, Jerman,
Italia dan Malaysia. Peningkatan ekspor kopi Indonesia ke Amerika Serikat tidak terlepas dari
peran pemerintah, petani kopi dan para pengusaha kopi. Banyaknya keterlibatan aktor dalam
diplomasi kopi menggambarkan adanya kepentingan dari berbagai pihak yang dapat
mempengaruhi politik luar negeri Indonesia terhadap Amerika Serikat.
Konsumsi kopi di Amerika Serikat terus bertambah setiap tahun nya yang menyebabkan
kebutuhan untuk import biji kopi. Kopi sudah menjadi bagian dari budaya minum di Amerika
Serikat hal ini dikarenakan peminat kopi yang semakin banyak. Pada tahun 2017 sampai
dengan 2018 Amerika Serikat telah melakukan impor biji kopi sebanyak 31.502 karung dari
setiap negara termasuk Indonesia (theculturetrip.com, 2018). Indonesia merupakan
pengekspor kopi terbesar ketiga (di Dunia setelah Vietnam dan Brazil. Tujuan-tujuan Ekspor
kopi Indonesia yaitu pasar Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Negara-negara pengekspor
kopi ke Amerika Serikat menurut International Coffee Organitation (ICO) konsumsi kopi
meningkat dari tahun ke tahun sekitar 8% (indonesia-investments.com, 2018).

4. KESIMPULAN
Gastro diplomasi merupakan gaya diplomasi budaya baru yang digunakan Indonesia
untuk mempromosikan eksistensi negara atau state branding. Melalui beragam potensi kuliner
baik dari segi makanan maupun minumannya, Indonesia dapat yang memanfaatkan kuliner
berdiplomasi ke berbagai negara, salah satunya Amerika. Terdapat beragam jenis kopi khas
yang dapat ditemukan di Indonesia mulai dari kopi Arabika Gayo, Arabika Toraja, Papua
Wamena, Robusta Temanggung dan masih banyak lainnya.
Amerika Serikat sebagai salah satu Negara produksi kopi terbesar di dunia tentunya
menjadi pasar yang cocok bagi Indonesia yang merupakan negara Agraris dan memiliki kopi
sebagai salah satu andalan dalam sektor perkebunan. Dengan rata-rata ekspor kopi Indonesia
memiliki volume dan nilai ekspor terbesar dibanding ke negara-negara lain, volume ekspor
kopi Indonesia ke Amerika Serikat dan terus mengalami peningkatan. (Pamungkas, 2019)
(Gumulya et al., 2017)(Shertina, 2019)(Jamil, 2017)(Maulani & Wahyuningsih, 2021)
(Kartono & Demartoto, n.d.)

5. DAFTAR PUSTAKA

Cahaya, P. (2019). 7 Jenis Kopi Lokal Asli Indonesia yang Sukses Mendunia. Retrieved
Oktober 2021, from IDN Times:
https://www.idntimes.com/food/dining-guide/putriana-cahya/7-jenis-kopi-lokal-asli-
indonesia-yang-sukses-mendunia/7
Cummings, M. C. (2003). Cultural Diplomacy and the United States Government. United
States: Center for arts and culture.
Dewi, P., & S, N. P. (2018). PERAN NON-STATE ACTORS DALAM
GASTRODIPLOMACY INDONESIA MELALUI UBUD FOOD FESTIVAL.
Jurnal Ilmiah Hospitality Management
Effendy, T. D. (2014). E-Diplomacy Sebagai Sarana Promosi Potensi Daerah Kepada Dunia
Internasional. Retrieved from journal.unair.ac.id/filerPDF/4 e-Diplomacy Pemda
Indonesia, final edit OK.pdf
Humas. (2018). Presiden: Diplomasi Kopi Akan Jadi Perekat Baru Hubungan Bilateral RI
dan Selandia Baru. Retrieved Oktober 2021, from Sekretariat Kabinet Republik
Indonesia: https://setkab.go.id/presiden-diplomasi-kopi-akan-jadi-perekat-baru-
hubungan-bilateral-ri-dan-selandia-baru/
Junior, J. S. N. (2009). Soft Power: The Means To Success In World Politics (revised). New
York: PublicAffairs
Khatrunada, S. A., & Alam, G. N. (2019). Diplomasi Budaya Indonesia melalui International
Gamelan Festival 2018 di Solo. Padjadjaran Journal of International Relations
(PADJIR) .
Masyarakat, B. H., & Importer, E. C. (2020). Siaran pers. 5, 2019–2020.
Marthini, N. M. (2013). Potensi dan Tantangan Restoran Indonesia di Washington DC.
Retrieved from Laporan Atase Perdagangan Washington DC :
http://pushaka.kemendag.go.id/ereportv5/resource/doc/data/1953.pdf
Purwasito, A., & Kartinawat, E. (n.d.). WAYANG DAN BATIK SEBAGAI WAHANA
PRAKTEK DIPLOMASI KEBUDAYAAN. Journal of Language Education,
Literature, and Local Culture, 2019.
RAHMAN, M. A. (2021, April). Warga Mesir Semakin Gemari Kopi Indonesia. Retrieved
Oktober 2021, from LIPUTAN KHUSUS EKONOMI KREATIF:
https://www.kompas.id/baca/internasional/2021/04/26/warga-mesir-semakin-gemari-
kopi-indonesia?status=sukses_login&status_login=login
Rahman, V. E. (2021, Agustus). Di Mesir, Diplomasi Indonesia Hadir lewat Secangkir Kopi.
Retrieved Oktober 2021, from IDN Times:
https://www.idntimes.com/news/world/vanny-rahman/di-mesir-diplomasi-indonesia-
hadir-lewat-secangkir-kopi/3
S.L Roy. 1995. Diplomasi. Edisi Kedua. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

SUBAKTI, A. G. (2016). SEJARAH SINGKAT MENGENAI KOPI DI INDONESIA. Retrieved


Oktober 2021, from Binus University:
https://hotel-management.binus.ac.id/2016/08/15/sejarah-singkat-mengenai-kopi-di-
indonesia/
Gumulya, D., Helmi, I. S., Program, S., Desain, S., & Harapan, U. P. (2017). Kajian budaya
minum kopi indonesia. 13(2), 153–172.
Jamil, A. S. (2017). DAYA SAING KOPI INDONESIA DI PASAR AMERIKA SERIKAT :
PENDEKATAN TWO STAGE DEMAND MODEL. 2(1).
Kartono, D. T., & Demartoto, A. (n.d.). SEBAGAI BUDAYA MASYARAKAT KONSUMSI :
Studi Fenomenologi Pada Peminum Kopi Di Kedai Kopi Kota Semarang.
Maulani, R. D., & Wahyuningsih, D. (2021). Analisis Ekspor Kopi Indonesia pada Pasar
Internasional. 14(1), 27–33.
Pamungkas, R. (2019). Strategi asosiasi eksportir kopi indonesia (aeki) dalam meningkatkan
ekspor kopi indonesia ke amerika serikat 2016-2019. d, 802–814.
Shertina, R. (2019). Diplomasi Kopi : Kebijakan Luar Negeri Indonesia dalam Meningkatkan
Kerjasama Ekspor Komoditas Kopi ke Amerika Serikat. 7(2), 136–145.

Pratama W, C. (2013, september 9). Retrieved december 19, 2021, from


http://education.embassyofindonesia.org/2013/10/hubungan-amerika-serikat-dengan-
indonesia-sebulum-dan-sesudah-embargo-senjata-dikaji-dalam-didang-militer/

Anda mungkin juga menyukai