Abstrak
Diplomasi merupakan salah satu alat utama untuk mempromosikan eksistensi sebuah negara. Melalui
diplomasi inilah sebuah negara dapat membangun citra tentang dirinya atau bisa disebut state branding.
Gastro diplomasi dikenal sebagai bentuk diplomasi budaya baru yang memanfaatkan kuliner sebagai
instrumen berdiplomasi ke berbagai negara. Indonesia memiliki kekuatan tersendiri dalam pelaksanaan
gastro diplomasi melalui beragam potensi kuliner baik dari segi makanan maupun minumannya. Kopi
menjadi salah satu produk unggulan Indonesia karena memiliki cita rasa, sejarah, dan filosofi yang unik.
Hubungan diplomatik Indonesia dengan Mesir sudah terjadi sejak lama. Dengan hubungan love-hate
relation nya Indonesia dan Amerika telah banyak menjalin berbagai hubungan diplomasi. Diantara
banyaknya perjanjian diplomasi yang dijalin Indonesia dan Amerika, salah satu diantaranya adalah adanya
“diplomasi kopi”.
Abstract
Diplomacy is one of the main tools to promote the existence of a country. Through diplomacy, a country
can build an image of itself or state branding. Gastro diplomacy is known as a new style of cultural
diplomacy that uses culinary as an instrument of diplomacy to various countries. Indonesia has its own
strengths in the implementation of gastro diplomacy through a variety of culinary potentials both in terms
of food and beverages. Coffee is one of Indonesia's excellent products because it has a unique taste, history
and philosophy. Diplomatic relations between Indonesia and Egypt have existed for a long time. Starting
from the struggle for independence until now. Diplomatic relations between Indonesia and Egypt are very
well established, as evidenced by the many bilateral agreements that have been signed by the two
countries. Among the many diplomatic agreements between Indonesia and Egypt, one of them is the
existence of "coffee diplomacy".
Diplomasi adalah salah satu alat utama yang digunakan negara dalam
pelaksanaan politik luar negeri dan pencapaian kepentingan nasional yang kemudian
bisa menjadi nilai tawar atau state branding sebuah negara sehingga dapat membangun
citra atau image dari sebuah negara. (Effendy, 2014). Diplomasi digunakan untuk
mempromosikan dan meningkatkan eksistensi negara dengan menyebarkan pengaruh
ke negara lain untuk meraih kepentingan nasional bagi negara tersebut. Melalui
diplomasi inilah sebuah negara dapat membangun citra tentang dirinya. Diplomasi ialah
tingkat paling awal jika suatu negara hendak melakukan hubungan bilateral dengan
negara lain.
S.L. Roy dalam bukunya The Principle of Diplomacy mengkaji hal-hal penting yang
terdapat dalam berbagai definisi mengenai diplomasi:
1. Unsur pokok diplomasi adalah negoisasi,
2. Negoisasi dilakukan untuk mengedepankan kepentingan negara,
3. Tindakan-tindakan diplomatik diambil untuk menjaga serta memajukan kepentingan
nasional sejauh mungkin dan dilaksanakan secara damai, pemeliharaan perdamaian
dengan tanpa merusak kepentingan nasional merupakan tujuan utama diplomasi,
4. Teknik-teknik diplomasi yang sering dipakai untuk mempersiapkan perang bukan
untuk menghasilkan perdamaian,
5. Diplomasi berhubungan erat dengan tujuan politik luar negeri suatu negara,
6. Diplomasi modern berhubungan erat dengan sistem negara,
7. Diplomasi tidak bisa dipisahkan dari perwakilan negara
Dalam pelaksanaan diplomasi, budaya sering digunakan sebagai salah satu
pendukung. Deklarasi Universal Keragaman Budaya UNESCO menyatakan bahwa budaya
adalah seperangkat fitur spiritual, material, intelektual dan emosional masyarakat atau
kelompok sosial yang berbeda. Diplomasi budaya didefinisikan sebagai pertukaran ide,
informasi, seni, bahasa dan aspek budaya lainnya di antara bangsa-bangsa dan masyarakatnya
untuk menumbuhkan pemahaman bersama (mutual understanding) (Cummings, 2003).
Sejarah mencatat diplomasi budaya awalnya dilakukan oleh Presiden Soekarno dalam
pertunjukan seni tari dan wayang kulit serta seni Bali. Namun seiring berkembangnya waktu,
diplomasi budaya kini dapat dilakukan oleh setiap warga negara, baik dilakukan secara
langsung, yakni kegiatan budaya di luar negeri, baik secara pribadi maupun atas nama
organisasi, atau bisa juga melalui dunia maya (cyber-diplomacy). Aktor-aktor non-state
tersebut lambat laun memainkan peranan penting dan signifikan dalam mempromosikan
Indonesia di kancah internasional.
Diplomasi budaya bertujuan mencapai kepentingan nasional secara damai. Berkaitan
dengan peran yang halus, lunak dan saling menguntungkan, diplomasi budaya sering disebut
sebagai soft power diplomacy (Junior, 2009). Soft power diplomacy bukan berarti bersifat
tidak adanya kekuatan (power) atau lemah, tetapi kekuatan yang dimiliki bersifat humanis dan
bersahabat. Diplomasi budaya mampu membangun citra suatu negara sehingga kepercayaan
negara tumbuh dengan prestasi dan potensi negaranya yang nantinya akan berpengaruh
terhadap kepentingan nasional di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik. Citra negara
menjadi lebih positif terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengikuti budaya suatu negara
tersebut. Diplomasi budaya tidak bersifat transaksional yang biasanya menghasilkan bentuk
diplomasi menang atau kalah. Diplomasi budaya merupakan ajang promosi dibandingkan
dengan target-target politis. Diplomasi budaya juga bukan diplomasi ekonomi, akan tetapi
dalam beberapa hal, diplomasi budaya juga menghasilkan target yang bersifat ekonomis,
perspektifnya adalah keuntungan dan kerugian. Contohnya adalah diplomasi dengan
menggunakan kuliner, film laga dan film animasi. Penyebaran atau pengenalan budaya
melalui diplomasi telah banyak dilakukan oleh berbagai negara di dunia, salah satunya adalah
Indonesia. Sebagai negara multikultural, Indonesia memiliki keragaman dalam bahasa, ras,
suku, kuliner, agama, dan budaya. Berbagai budaya Indonesia ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi masyarakat internasional dalam melihat Indonesia.
Kebudayaan dalam berdiplomasi tidak selalu berkaitan dengan seni, musik, pakaian
khas, dan lain-lain. Akhir-akhir ini, dikenal bentuk soft power diplomacy baru yaitu gastro
diplomasi yang memanfaatkan kuliner sebagai instrumen berdiplomasi ke berbagai negara.
Gastrodiplomacy menggunakan kuliner ditujukan untuk menarik selera konsumen publik
secara global, serta membantu meningkatkan brand awareness dan reputasi suatu bangsa
(Marthini, 2013). Makanan dan minuman adalah hal yang dapat menyentuh langsung semua
elemen masyarakat dalam suatu negara sehingga gastrodiplomacy dianggap memiliki
kedudukan yang penting. Pihak-pihak yang terlibat di dalam gastro diplomasi ini pun tidak
hanya mengulas cita rasa, namun terdapat hal kompleks di dalamnya yang bisa dihubungkan
dengan kerjasama politik, ekonomi dan budaya guna mencapai kepentingan nasional suatu
negara.
Indonesia memiliki kekuatan tersendiri dalam pelaksanaan gastro diplomasi melalui
beragam potensi kuliner baik dari segi makanan maupun minumannya. Beberapa kuliner
Indonesia yang telah dikenal dunia, seperti Rendang dan Nasi Goreng. Selain itu juga kopi
luwak yang masuk dalam daftar kopi termahal di dunia sejak tahun 2005. Dari sekian
banyaknya kekayaan kuliner Indonesia, kopi menjadi salah satu produk yang memiliki cita
rasa, sejarah, dan filosofi yang unik dan mendalam. Indonesia merupakan salah satu produsen
kopi terbesar di dunia. Penggunaan kopi sebagai alat berdiplomasi pertama kali disampaikan
oleh Presiden Jokowi saat berkunjung ke Selandia Baru pada Maret 2019. Presiden Jokowi
menyebutkan bahwa diplomasi kopi akan menjadi perekat baru hubungan bilateral yang baik.
Melalui pernyataan tersebut, kopi semakin dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai media gastro
diplomasi di berbagai negara di dunia.
2. METODE PENELITIAN
3. PEMBAHASAN
3.1. Sejarah Awal Masuknya Kopi di Indonesia
Sebelum menelusuri kopi di Indonesia, mari menilik kembali pada sejarah bagaimana
asal mulanya kopi ditemukan oleh manusia. Jauh 3000 tahun yang lalu, seorang pengembala
kambing di dataran Afrika, negeri Ethiopia, melihat bagaimana kambing-kambingnya
memakan beberapa biji buah yang menyerupai berry di pepohonan dan melihat mereka tetap
aktif serta hidup terjaga berkat buah tersebut. Berawal dari sana, sang pengembala mencoba
untuk mengolah biji kopi tersebut dan memakannya. Kemudian pengembala tersebut
mendapatkan manfaat sama seperti yang dirasakan oleh kambing-kambingnya. Itulah awalnya
kopi dikenal sebagai makanan yang bermanfaat untuk menambah energi dan mengusir rasa
kantuk. Hingga 500 tahun kemudian, alat penghancur dan pengolah biji kopi ditemukan serta
menjadi awal mula kopi dinikmati sebagai minuman hingga saat ini.
Kopi pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1696 saat Walikota Amsterdam,
Nicholas Witsen, memerintahkan komandan pasukan Belanda di Pantai Malabar, Adrian Van
Ommen untuk membawa biji kopi ke Batavia. Kopi Arabika pertama-tama ditanam dan
dikembangkan di daerah timur Jatinegara yang kini lebih dikenal dengan nama Pondok Kopi.
Setelah itu, kopi menjadi komoditi dagang utama VOC. Ketika itu kopi Jawa sangat terkenal
di Eropa sehingga orang Eropa menyebut secangkir kopi menjadi secangkir Jawa. Di negara–
negara barat, meminum kopi di pagi hari memang sudah menjadi semacam ritual dan budaya.
Memulai aktivitas rasanya tidak lengkap tanpa menyeruput secangkir kopi. Kebiasaan
meminum kopi lalu menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kopi bukanlah menjadi
sekedar minuman penghilang rasa kantuk melainkan berubah menjadi sebuah gaya hidup
masyarakat dunia bahkan Indonesia. Semua kalangan dan lapisan masyarakat gemar
menyeruput minuman hitam ini karena memang aroma dan rasanya yang luar biasa.
4. KESIMPULAN
Gastro diplomasi merupakan gaya diplomasi budaya baru yang digunakan Indonesia
untuk mempromosikan eksistensi negara atau state branding. Melalui beragam potensi kuliner
baik dari segi makanan maupun minumannya, Indonesia dapat yang memanfaatkan kuliner
berdiplomasi ke berbagai negara, salah satunya Amerika. Terdapat beragam jenis kopi khas
yang dapat ditemukan di Indonesia mulai dari kopi Arabika Gayo, Arabika Toraja, Papua
Wamena, Robusta Temanggung dan masih banyak lainnya.
Amerika Serikat sebagai salah satu Negara produksi kopi terbesar di dunia tentunya
menjadi pasar yang cocok bagi Indonesia yang merupakan negara Agraris dan memiliki kopi
sebagai salah satu andalan dalam sektor perkebunan. Dengan rata-rata ekspor kopi Indonesia
memiliki volume dan nilai ekspor terbesar dibanding ke negara-negara lain, volume ekspor
kopi Indonesia ke Amerika Serikat dan terus mengalami peningkatan. (Pamungkas, 2019)
(Gumulya et al., 2017)(Shertina, 2019)(Jamil, 2017)(Maulani & Wahyuningsih, 2021)
(Kartono & Demartoto, n.d.)
5. DAFTAR PUSTAKA
Cahaya, P. (2019). 7 Jenis Kopi Lokal Asli Indonesia yang Sukses Mendunia. Retrieved
Oktober 2021, from IDN Times:
https://www.idntimes.com/food/dining-guide/putriana-cahya/7-jenis-kopi-lokal-asli-
indonesia-yang-sukses-mendunia/7
Cummings, M. C. (2003). Cultural Diplomacy and the United States Government. United
States: Center for arts and culture.
Dewi, P., & S, N. P. (2018). PERAN NON-STATE ACTORS DALAM
GASTRODIPLOMACY INDONESIA MELALUI UBUD FOOD FESTIVAL.
Jurnal Ilmiah Hospitality Management
Effendy, T. D. (2014). E-Diplomacy Sebagai Sarana Promosi Potensi Daerah Kepada Dunia
Internasional. Retrieved from journal.unair.ac.id/filerPDF/4 e-Diplomacy Pemda
Indonesia, final edit OK.pdf
Humas. (2018). Presiden: Diplomasi Kopi Akan Jadi Perekat Baru Hubungan Bilateral RI
dan Selandia Baru. Retrieved Oktober 2021, from Sekretariat Kabinet Republik
Indonesia: https://setkab.go.id/presiden-diplomasi-kopi-akan-jadi-perekat-baru-
hubungan-bilateral-ri-dan-selandia-baru/
Junior, J. S. N. (2009). Soft Power: The Means To Success In World Politics (revised). New
York: PublicAffairs
Khatrunada, S. A., & Alam, G. N. (2019). Diplomasi Budaya Indonesia melalui International
Gamelan Festival 2018 di Solo. Padjadjaran Journal of International Relations
(PADJIR) .
Masyarakat, B. H., & Importer, E. C. (2020). Siaran pers. 5, 2019–2020.
Marthini, N. M. (2013). Potensi dan Tantangan Restoran Indonesia di Washington DC.
Retrieved from Laporan Atase Perdagangan Washington DC :
http://pushaka.kemendag.go.id/ereportv5/resource/doc/data/1953.pdf
Purwasito, A., & Kartinawat, E. (n.d.). WAYANG DAN BATIK SEBAGAI WAHANA
PRAKTEK DIPLOMASI KEBUDAYAAN. Journal of Language Education,
Literature, and Local Culture, 2019.
RAHMAN, M. A. (2021, April). Warga Mesir Semakin Gemari Kopi Indonesia. Retrieved
Oktober 2021, from LIPUTAN KHUSUS EKONOMI KREATIF:
https://www.kompas.id/baca/internasional/2021/04/26/warga-mesir-semakin-gemari-
kopi-indonesia?status=sukses_login&status_login=login
Rahman, V. E. (2021, Agustus). Di Mesir, Diplomasi Indonesia Hadir lewat Secangkir Kopi.
Retrieved Oktober 2021, from IDN Times:
https://www.idntimes.com/news/world/vanny-rahman/di-mesir-diplomasi-indonesia-
hadir-lewat-secangkir-kopi/3
S.L Roy. 1995. Diplomasi. Edisi Kedua. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada