Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES BERPIKIR DAN PENYELESAIAN MASALAH

KELOMPOK 2
AFRILLYA SANDOVA PO72201201633
DEA KURNI SEPTIANI PO72201201637
FRENGKI HARDIANSYAH P.P PO72201201641
NUR AINUN PO72201201650
NUR ANNISA PO72201201651
SRI WAHYUNI PO72201201661

DOSEN PEMBIMBING
ARTIA DIARINA, SKM., MKM

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDOENESIA


POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan


hidayah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
berjudul “Prose Berpikir dan Penyelesaian Masalah” yang diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi, jurusan DIII ilmu keperawatan.

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini


masih terdapat banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk
menyempurnakan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.

Tanjungpinang, 09 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 3

BAB I .................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan ................................................................................................... 5

BAB II ................................................................................................................. 6

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6

2.1 Pengertian Berpikir ............................................................................... 6

2.2 Jenis-jenis Proses Berpikir .................................................................... 7

2.3 Langkah-langkah Dalam Proses Berpikir .............................................. 8

2.4 Pengertian Pemecahan Masalah ........................................................ 10

2.5 Strategi Pemecahan Masalah ............................................................. 11

2.6 Proses Pemecahan Masalah .............................................................. 12

2.7 Proses Berpikir dan Pemecahan Masalah Secara Kreatif ................... 14

BAB III .............................................................................................................. 17

PENUTUP ........................................................................................................ 17

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 17

3.2 Saran .................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan
prosesmental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau
remaja. Sebab, padaawalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu
filsafat tentang jiwa manusia. Menurutplato, psikologi berarti ilmu pengetahuan
yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwamanusia (psyche = jiwa; logos =
ilmu pengetahuan). Pada pokoknya, psikologi itumenyibukkan diri dengan
masalah kegiatan psikis, seperti berpikir, belajar, menanggapi, mencinta,
membenci dan lain-lain.
Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagimenjadi 4 kategori,
yaitu: 1) pengenalan atau kognisi, 2) perasaan atau emosi, 3) kemauan atau
konasi, 4) gejala campuran. Seperti yang kita ketahui, setiap orang, kelompok,
dan organisasi pasti selalu dihadapkan pada masalah-masalah baik untuk
perbaikan, peningkatan kinerja atau mencari peluang baru. Masalah yang sama
sering kali diselesaikan dengan solusi yangberbeda karena situasi yang
semakin dinamis. Hal ini membutuhkan kreativitas dalam menemukan solusi
pemecahan masalah yang tepat. Kunci utama dari kreativitas adalah
kemampuan dalam menggali ide-ide, metode lain dan pendekatan alternatif
untuk mencapai pemecahan masalah yang efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari berpikir?
2. Apa saja Jenis-jenis proses berpikir?
3. Apa saja Langkah-langkah dalam proses berpikir?
4. Apa Pengertian dari pemecahan masalah?
5. Bagaimana Strategi pemecahan masalah?
6. Bagaimana Proses pemecahan masalah?
7. Bagaimna proses berpikir dan pemecahan masalah secara kreatif?

4
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu berpikir dan pemecahan masalah serta
mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam proses berpikir dan strategi
unutuk memecahkan masalah. juga untukk tahu bgaimana proses berpikir dan
pemecahan masalah secara kreatif.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Berpikir


Berpikir adalah proses tingkah laku dengan menggunakan pikiran untuk
mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan
dan keputusan atau penyelesaian masalah. Secara sederhana, berpikir adalah
memproses informasi secara mental. Sementara itu, definisi yang paling umum
mengenai berpikir adalah berkembangnya ide dan konsep di dalam diri
seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses
penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam
diri seseorang yang berupa pengertian-pengertian. Dari gambaran ini dapat
dilihat bahwa berpikir pada dasarnya adalah proses psikologi. Pentingnya
proses berpikir dalam pemecahan masalah adalah untuk merangsang proses
belajar dan mengingan serta merespon dalam bentuk pengambilan keputusan.
Sementara itu, terdapat pula bentuk-bentuk dalam berpikir, di antaranya
adalah.
1. Berpikir dengan pengalaman (routine thinking)
Dalam bentuk berpikir ini, kita banyak menghimpun berbagai
pengalaman dari berbagai pengalaman pemecahan masalah yang
kita hadapi. Kadang-kadang satu pengalaman dilengkapi oleh
pengalaman-pengalaman yang lain.
2. Berpikir representative
Dengan berpikir representatif, kita sangat bergantung pada ingatan-
ingatan dan tanggapan-tanggapan saja. Ingatan dan tanggapan
tersebut kita gunakan untuk memecahkan masalah yang kita hadapi.
3. Berpikir kreatif
Dengan berpikir kreatif, kita dapat menghasilkan sesuatu yang baru
serta menghasilkan pengalaman-pengalamann baru.
4. Berpikir reproduktif
Dengan berpikir reproduktif, kita tidak menghasilkan sesuatu yang
baru, tetapi hanya sekadar memikirkan kembali dan mencocokkan
dengan sesuatu yang telah dipikirkan sebelumnya.

6
5. Berpikir rasional
Untuk menghadapi suatu situasi dalam memecahkan masalah
digunakanlah cara-cara berpikir logis. Dengan berpikir rasional,
sangat diperlukan keaktifan akal kita dalam memecahkan masalah.

2.2 Jenis-jenis Proses Berpikir


Secara garis besar, ada dua macam proses berpikir yaitu berpikir autistik
dan berpikir realistik. Berpikir autistik adalah proses berpikir yang biasanya
dikenal dengan melamun, seperti fantasi, menghayal, dan lain sebagainya.
Berpikir autistik menjadikan seseorang lari dari kenyataannya dan memandang
semua yang ada sebagai gambar-gambar fantastis. Pada kondisi seperti ini,
berpikir autistik merupakan kegiatan mental yang melantur dan tidak
mempunyai tujuan serta arah tertentu. Sementara, berpikir realistik adalah
proses berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata dan
diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi, atau
bisa disebut juga dengan nalar (reasoning).
Dalam berpikir, orang mengolah dan mengorganisasikan bagian-bagian
dari pengetahuannya, sehingga pengalaman-pengalaman dan pengetahuan
yang tidak teratur menjadi tersusun serta merupakan kebulatan-kebulatan yang
dapat dikuasai dan dipahami. Dalam hal ini, proses berpikir realistik dibagi
menjadi beberapa bagian.
1. Berpikir deduktif, merupakan proses berpikir yang dimulai dari hal-hal
yang bersifat umum menuju hal-hal yang bersifat khusus. Dalam cara
berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori, prinsip ataupun
kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Dari
situlah, ia menerapkannya kepada fenomena-fenomena khusus, dan
mengambil kesimpulan khusus yang berlaku bagi fenomena tersebut.
2. Berpikir induktif, merupakan kebalikan dari berpikir deduktif yaitu
proses pengambilan keputusan dimulai dari hal-hal yang bersifat
khusus menuju umum. Istilah ini dikenal dengan generalisasi.
Ketepatan berpikir induktif bergantung pada memadainya kasus yang
dijadikan dasar.

7
3. Berpikir evaluatif, merupakan proses berpikir secara kritis untuk
menilai baik atau buruk, tepat atau tidak, bahkan bermanfaat atau
tidaknya sebuah gagasan. Karena proses ini merupakan proses
berpikir yang bebas, maka seseorang bisa saja untuk menambah
atau mengurangi gagasan.
4. Berpikir analogi, merupakan berpikir yang didasarkan pada
pengenalan kesamaan. Biasanya, dengan menggunakan
perbandingan atau kontras. Dalam cara berpikir ini, orang
beranggapan bahwa kebenaran dari fenomena-fenomena yang
pernah dialaminya berlaku pula bagi fenomena yang sekarang.
Kesimpulan dipercaya. yang diambil dari berpikir analogi ini
kebenarannya kurang dapat Kebenarannya ditentukan oleh
faktor ”kebetulan” dan bukan berdasarkan perhitungan yang tepat,
dengan kata lain validitas kebenarannya sangat rendah.

2.3 Langkah-langkah Dalam Proses Berpikir


Langkah-langkah dalam proses berpikir diantaranya:
1. Pembentukan Pengertian
Pembentukan pengertian dibentuk melalui empat tingkat, sebagai
berikut :
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumlah unsur-unsurnya satu demi
satu. Misalnya mau membentuk pengertian manusia. Kita ambil
manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisis ciri-cirinya.
Misalnya, Manusia Indonesia ciri-cirinya : makhluk hidup, berbudi
berkulit sawo matang, berambut hitam ; Manusia Eropa ciri-
cirinya : Makhluk hidup, berbudi, berkulit putih, bermata biru
terbuka, berambut pirang atau putih ; Manusia Negro ciri-cirinya :
Maakhluk hidup, berbudi, berkulit hitam, bermata hitam melotot,
berambut hitam keriting.
b. Membanding-bandingkan ciri-ciri tersebut untuk ditemukan ciriciri
mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada,
dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki, dan mana
yang tidak hakiki.

8
c. Mengabstraksikan yaitu menyisihkan, membuang ciri-ciri yang
tidak hakiki. menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas,
ciri-ciri yang hakiki itu ialah makhluk hidup yang berbudi.

2. Pembentukan Pengertian Pemecahan Masalah


Yaitu menggabungkan atau memisahkan beberapa pengertian
menjadi suatu tanda yang khas dari masalah itu. Pendapat
dibedakan menjadi tiga macam, diantaranya.
a. Pendapat Afirmatif (positif), yaitu pendapat yang secara tegas
menyatakansesuatu, misalnya Si Abdul itu rajin, Si Dodi itu
pandai, dan sebagainya.
b. Pendapat Negatif, yaitu pendapat yang secara tegas
menerangkan tidakadanya suatu sifat sesuatu hal, misalnya Si
Toni itu bodoh, Si Desi malas,dan sebagainya.
c. Pendapat Modalitas (kebarangkalian), yaitu pendapat yang
menerangkankemungkinan-kemungkinan sesuatu sifat pada
suatu hal, misalnya hari inimungkin hujan, Si Teti mungkin tidak
datang, dan sebagainya.
3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk
pendapat baruberdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada
tiga macam keputusan, yaitu:
a. Keputusan Induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat-pendapat
khusus menuju kesatu pendapat umum. Misalnya: Tembaga di
panaskan akan memuai, Perakdi panaskan akan memuai, Besi di
panaskan akan memuai, Kuningan dipanaskan akan memuai.
Jadi (kesimpulan) semua logam kalau dipanaskanakan memuai
(umum).
b. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang
khusus, sehingga berlawanan dengan keputusan induktif.
Misalnya: semua logam kalau dipanaskan memuai (umum),
tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) tembaga kalau
9
dipanaskan memuai. Contoh lain: Semua manusia terkenanasib
mati, Si Karto adalah manusia. Jadi pada suatu hari si Karto akan
mati.
c. Keputusan Analogis
Keputusan analogis adalah keputusan yang diperoleh dengan
jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-
pendapat khususyang telah ada. Misalnya: Totok anak pandai,
naik kelas (khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang
pandai itu, tentu naik kelas.

2.4 Pengertian Pemecahan Masalah


Pemecahan masalah merupakan salah satu upayah untuk mendapatkan
yang lebih tepat dalam mencapai tujuan ketika tujuan tersebut belum dapat
tercapai. Seseorang yang menghadapi satu tujuan akan menghadapi persoalan
dan dengan demikian seseorang akan terpacu untuk mencapai tujuan tersebut
dengan berbagai usaha atau cara. Salah satu bagian dari proses pemecahan
masalah adalah pengambilan keputusan atau yang diartikan sebagai
pengambilan solusi terbaik dari sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambilan
keputusan yang tidak tepat akan mempengaruhi hasil dari pemecahan masalah
yang dilakukan
Pemecahan masalah menurut Robert W. Balley (1989: 116) merupakan
suatu kegiatan yang komplek dan tingkat tinggi dari proses mental
seseorang. Pemecahan masalah didefinisikan sebagai kombinasi dari gagasan
yang cemerlang untuk membentuk kombinasi gagasan yang baru, ia
mementingkan penalaran sebagai dasar untuk mengkombinasikan gagasan
dan mengarahkan kepada penyelesaian masalah. Ditambah pula bahwa,
seseorang yang telah banyak pengalanman untuk bidang tertentu selalu
memiliki respon yang siap dalam suatu situasi untuk mmecahkan masalah.
Robert W. Balley (989: 118121) mengemukakan bahwa pemecahan
masalah meemiliki tiga dimensi yaitu:
a. Kita berusaha bertanya apakah masalah itu benar-benar suatu masalah.
Mengacu pada pengertian bahwa suatu masalah membawa kota kepada
situasi dengan tidak segera dapat memecahkan masalah itu, misalnya

10
suatu masalah yang mempertanyakan “siapa yang pertama kali
menerbangkan pesawat terbang?”. Pertannyaan demikian bukanlah suatu
masalah.
b. Terdapat beberapa alamat pertanyaan. Oleh karena itu diperlukan
beberapa tipe sistematika dan pengorganisasian pemecahan, lalu
Pemecahan masalah mempunyai beberapa alternatif penyelesaian
(solution). Sementara pernyataan sederhana pada umumnya memerlukan
suatu penyelesaian yang pasti.

2.5 Strategi Pemecahan Masalah


Strategi pemecahan masalah yang tepat merupakan pendekatan
terstruktur untuk mengatasi masalah dan dapat mengarahkan ke solusi terbaik.
Pendekatan ini memberikan sense of control dan prediktabilitas yang lebih
akurat dalam menangani masalah. Berikut adalah langkah-langkah strategi
pemecahan masalah efektif yang dapat diterapkan:
1. Identifikasi masalah
Tahap pertama adalah pengenalan pada masalah. Cobalah fokus
menggambarkan masalah seobjektif mungkin, daripada berfokus
pada konsekuensi atau implikasi masalah tersebut. Hal ini dapat
membantu memahami masalah yang sedang ditangani saat ini.
Dapat di memulai dengan menerapkan Pareto Chart untuk
memudahkan organisasi untuk mengidentifikasi masalah utama
secara visual. Bagan tersebut memberikan gambaran terstruktur dan
logis mengenai suatu masalah yang akan membantu para pemimpin
dan bawahannya menangani masalah.
2. Analisis masalah
Tahap kedua dalam strategi pemecahan masalah adalah perlu
mencari tahu penyebab masalah, seperti apa masalah yang dihadapi
saat ini, dan urgensi menangani masalah tersebut. Temukan akar
masalahannya dengan cara melakukan penelitian terhadap masalah
yang dihadapi. Selain itu, evaluasilah semua cara yang berbeda di
mana masalah tersebut dapat berdampak.
3. Brainstorming berbagai macam solusi

11
Lakukan brainstorming dan hasilkan sebanyak mungkin solusi dalam
menangani masalah. Coba mulai mendiskusikan dengan kolega atau
teman terpercaya terkait solusi pemecahan masalah tersebut. Selain
itu, mendiskusikan dengan kelompok pemecahan masalah lintas-
fungsional juga dapat membantu. Proses ini pada akhirnya akan
membantu dalam melihat masalah dari berbagai perspektif.
4. Mengambil keputusan terkait solusi yang tepat
Evaluasilah solusi yang dibuat pada langkah sebelumnya. Coba
timbang pro dan kontra jangka pendek dan jangka panjang setiap
solusi tersebut. Serta juga harus mulai mengevaluasi kelayakan
setiap solusi tersebut. Tanyakan pada diri sendiri, seberapa jauh diri
kita mampu mengimplementasikan solusi masalah tersebut
5. Mengambil tindakan.
Tahap terakhir adalah mengambil tindakan terhadap pertimbangan
sebelumnya. Berdasarkan pertimbangan pro dan kontra setiap solusi,
disarankan untuk fokus mengambil tindakan solusi dengan risiko
rendah dan yang sesuai dengan prioritas serta tujuan masa depan.
Setelah menerapkan solusi tersebut, evaluasi bagaimana solusi itu
berhasil atau tidak berhasil diterapkan. Jika solusinya tidak
sepenuhnya mengatasi masalah, kemudian dapat berpindah ke
tahapan sebelumnya untuk mengatasi masalah.

2.6 Proses Pemecahan Masalah


Dalam memecahkan masalah ada beberapa tahap yang harus dilalui.
Polya menyarankan tahap-tahap tersebut sebagai berikut.
1. Memahami soal atau masalah
Memahami masalah artinya membuat representasi internal terhadap
masalah, yaitu memberikan perhatian pada informasi yang relevan,
mengabaikan hal-hal yang tidak relevan, dan memutuskan bagaimana
merepresentasikan masalah. Untuk mempermudah memahami masalah
dan mempermudah mendapatkan gambaran umum penyelesaian,
sebaiknya hal-hal yang penting hendaknya dicatat, dan kalau perlu
dibuatkan tabelnya atau pun dibuat sket atau grafiknya.

12
2. Membuat suatu rencana atau cara untuk menyelesaikannya
Membuat suatu rencana atau cara untuk menyelesaikannya, maksudnya
adalah merumuskan model matematika dari soal yang diberikan. Untuk
itu, perlu adanya aturan-aturan tertentu yang dibuat oleh siswa selama
proses pemecahan masalah berlangsung sehingga dapat dipastikan
tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan. Kemampuan ini
sangat tergantung dari pengalaman siswa dalam menjawab soal.
Semakin banyak variasi pengalaman siswa, ada kecenderungan siswa
lebih kreatif dalam menyusun rencana.
3. Melaksanakan rencana
Melaksanakan rencana, yaitu menyelesaikan model matematika yang
telah dirumuskan. Dengan kata lain siswa meyelesaikan soal itu dengan
cara yang telah dirumuskan pada tahap dua.
4. Menelaah kembali terhadap semua langkah yang telah dilakukan
Menelaah kembali terhadap semua langkah yang telah dilakukan, yaitu
berkaitan dengan penulisan hasil akhir sesuai permintaan soal,
memeriksa setiap langkah kerja, termasuk juga melihat alternatif
penyelesaian yang lebih baik.
Sementara, menurut Wessels ada empat langkah yang harus ditempuh
dalam memecahkan suatu masalah, yaitu:
1. Memahami masalah
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan memahami secara
tepat masalah yang sedang dihadapi. Untuk memahami masalah
diperlukan representasi situasi akurat tentang masalah yang sedang
dihadapi. Pada tahap ini, individu perlu melakukan diagnosis terhadap
sebuah situasi, peristiwa atau kejadian, untuk memfokuskan perhatian
pada masalah sebenarnya bukan pada gejala-gejala yang muncul
(Lasmahadi, 2005). Pada beberapa masalah, perlu digunakan diagram
atau notasi tertentu (misalnya x, y, dan z) untuk mempermudah
identifikasi dan pemahaman masalahnya (Kangguru, 2007).
2. Menyeleksi solusi
Setelah menentukan akar masalah yang sedang dihadapi, maka langkah
selanjutnya adalah merencanakan strategi pemecahan yang akan dan
mungkin dapat ditempuh. Copi (Woolfolk & Nicolich, 2004: 324)
13
mengemukakan bahwa salah satu metode yang cukup tepat untuk
diaplikasikan adalah pemikiran analitik (membuat alasan dengan
analogi). Metode ini memberi batas pencarian solusi pada situasi yang
memiliki beberapa kesamaan dengan dengan situasi yang sedang
dihadapi.
3. Memutuskan rencana
Tahap ini ditandai dengan pemilihan dan pengaplikasian suatu rencana
yang telah diseleksi dan dianalisis secara matang untuk memecahkan
suatu masalah. Memutuskan rencana berarti individu telah
mempertimbangkan semua kemungkinan dari masing-masing solusi
yang ada dan memilih solusi yang dianggap terbaik dari sekian solusi
yang ada.
4. Mengevaluasi hasil
Tahapan selanjutnya adalah mengevaluasi hasil yang telah dicapai.
Tahap ini meliputi verifikasi fakta, baik yang menguatkan maupun yang
melemahkan pilihan-pilihan yang ada.

2.7 Proses Berpikir dan Pemecahan Masalah Secara Kreatif


Unsur kreatif sangat diperlukan dalam proses berpikir untuk
menyelesaikan suatu masalah. Semakin kreatif seseorang, maka semakin
banyak alternatif penyelesaiannya. Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir di
mana seseorang mencoba menemukan hubungan-hubungan baru untuk
memperoleh jawaban baru terhadap masalah. Dalam berpikir kreatif ini,
seseorang dituntut untuk dapat memperoleh lebih dari satu jawaban terhadap
suatu persoalan. Maka dari itu, diperlukan yang namanya imajinasi. Sementara,
yang dimaksud dengan pemecahan masalah secara kreatif adalah upaya
pemecahan masalah dengan metode yang efektif dan komperhensif.Dalam
berpikir kreatif, proses yang terjadi ternyata harus melalui beberapa tahapan
tertentu. Suatu ide tidak dapat muncul secara tiba-tiba di dalam pikiran. Ide-ide
muncul setelah berbagai macam simbol diolah di alam bawah sadar kita.
Sehingga, agar mampu berpikir secara kreatif dalam pemecahan masalah,
pikiran harus dioptimalkan pada beberapa tahapan yang harus dilalui. Tahap-
tahap tersebut di antaranya:

14
1. Tahap Preparasi
Pada tahap preparasi (persiapan), pikiran harus mendapat sebanyak
mungkin informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dihadapi.
Si pemikir harus benar-benar mengoptimalkan pikirannya untuk mencari
pemecahan masalah melalui hubungan antara inti permasalahan, aspek
masalah, serta informasi yang dimiliki.Contoh: Pikiran akan berusaha
untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan
masalah.
2. Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi adalah tahap berpikir kreatif dan pengatasan masalah di
mana kejadian mental yang tadinya digerakkan oleh persiapan yang
direncanakan secara intensif, mencapai pencerahan mandiri sehingga
tercapai pemahaman yang mengarah pada pengatasan masalah. Pada
tahap inkubasi, ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu,
biarkan pikiran beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar
kita akan terus bekerja secara otomatis mencari pemecahan masalah.
Proses inkubasi yang tengah berlangsung itu akan sangat tergantung
pada informasi yang diserap oleh pikiran. Semakin banyak informasi,
akan semakin banyak bahan yang dapat dimanfaatkan dalam proses
inkubasi. Ciri-ciri utama tahap inkubasi adalah sebagai berikut.
a. Inkubasi banyak tergantung dari persiapan yang intensif dan berhati-
hati
b. Inkubasi tidak memerlukan kesadaran berpikir dalam menangani
masalah.
c. Inkubasi meningkatkan berfungsinya belahan otak kanan atau
imajinasi kreatif dengan permunculan pengatasan masalah
kreatif.Contoh: Pikiran akan beristirahat sebentar ketika berbagai
pemecahan berhadapan dengan jalan buntu. Pada tahap ini, proses
pemecahan masalah berlangsung terus dalam alam bawah sadar kita
3. Tahap Iluminasi
Pada proses keempat, yakni iluminasi (inspirasi), proses inkubasi
berakhir, karena si pemikir mulai mendapatkan ilham serta serangkaian
pengertian (insight) yang dianggap dapat memecahkan masalah.Contoh:
Masa inkubasi akan berakhir ketika pemikir memperoleh semacam
15
ilham, serangkaian insight yang memecahkan masalah. Misalnya
seperti: Aha!. Secara tiba-tiba pemecahan masalah muncul dengan
sendirinya.
4. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi terjadi setelah muncul pemecahan masalahnya, dengan
tujuan untuk menilai apakah pemecahan masalah tersebut sudah tepat
atau tidak. Bila ternyata cara yang diajukan tidak dapat memecahkan
masalah, si pemikir harus memulainya lagi dari awal pentahapan, untuk
mencari ilham baru yang lebih tepat.
5. Tahap Revisi
Apabila cara pemecahan masalah tersebut sudah tepat atau mungkin
masih memerlukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan di sana-sini,
maka tahap ini adalah tahap revisi, yaitu perbaikan dalam pemecahan
masalah agar dapat menjadi lebih tepat.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berpikir adalah proses tingkah laku dengan menggunakan pikiran untuk
mencari makna dan pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan
dan keputusan atau penyelesaian masalah. Secara sederhana, berpikir adalah
memproses informasi secara mental.
Pemecahan masalah merupakan salah satu upayah untuk mendapatkan
yang lebih tepat dalam mencapai tujuan ketika tujuan tersebut belum dapat
tercapai. Seseorang yang menghadapi satu tujuan akan menghadapi persoalan
dan dengan demikian seseorang akan terpacu untuk mencapai tujuan tersebut
dengan berbagai usaha atau cara.
Unsur kreatif sangat diperlukan dalam proses berpikir untuk
menyelesaikan suatu masalah. Semakin kreatif seseorang, maka semakin
banyak alternatif penyelesaiannya. Berpikir kreatif adalah suatu cara berpikir di
mana seseorang mencoba menemukan hubungan-hubungan baru untuk
memperoleh jawaban baru terhadap masalah. Dalam berpikir kreatif ini,
seseorang dituntut untuk dapat memperoleh lebih dari satu jawaban terhadap
suatu persoalan. Maka dari itu, diperlukan yang namanya imajinasi.

3.2 Saran
Kita harus belajar dan mengetahui bagaimana berpikir dengan baik dan
menyelesaikan masalah secara kreatif agar masalah tersebut dapat
terselesaikan dengan mudah serta memngetahui strategi dan langkag-langkah
dalam pemecahan masalah sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.

17
DAFTAR PUSTAKA

Afif, Mustafa. 2011. Berpikir Online. http://mutiarafatur.blogspot.com. Diakses


09 September 2021

Ahmadi, Abu. 1992. Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Hudari, Muhammad Saidul. 2013. Proses Berpikir dan Pemecahan Masalah


secara Kreatif Online. http://lettre-de-raphael.blogspot.com. Diakses 09
September 2021

Kurniawan, Intan. 2012. Berpikir dan Pemecahan Masalah Online.


http://buntataris.blogspot.com. Diakses 09 September 2021

Ndezz. 2011. Pemecahan Masalah secara Kreatif Online. http://ndezz-


ndezz.blogspot.com. Diakses 09 September 2021

Wardhani, Ericha. 2012. Proses Berpikir Kreatif Online. http://ericha-


wardhani.blogspot.com. Diakses 09 September 2021

18

Anda mungkin juga menyukai