Anda di halaman 1dari 127

Universitas Prof. Dr.

Moestopo (Beragama)
Fakultas Ilmu Komunikasi

SKRIPSI

PEMAKNAAN LOGO BATIK SEMAR


Diajukan Oleh:

Nama : Afdol Arif Irawan

NIM : 2011-41-541

Konsentrasi : Periklanan

Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Guna Mencapai


Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Jakarta
2015
2
3
4
5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan, karna berkat rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, demikian juga kepada dosen

pembimbing serta teman-teman yang telah membantu penulis dan menyelesaikan

skripsi ini.

Sehingga penuls dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemaknaan Logo

Batik Semar” dengan baik. Dalam penelitian kali ini mencoba mengkaji bagaimana

cara menyampaikan pesan atau makna melalui simbol atau gambar. Salah satunya

melalui logo, karena logo memiliki pengaruh besar terhadap sebuah brand karena

melalui logo yang mudah diingat akan memudahkan konsumen.

Penelitan ini diharapkan dapat berguna untuk kepentingan umum baik secara

praktis maupun akademis, sehingga segala penelitian yang sudah dilakukan dapat

diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, terutama untuk mewujudkan sikap

toleransi antar sesame suku bangsa, menjalin suatu komunikasi yang lebih terbuka.

Demikian penelitian ini saya buat semoga bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat

dn mohon maaf jika ada salah atau kurang baik dalam penulisan

Jakarta, 20 Agustus 2015

Afdol Arif Irawan


6

Ucapan Terimakasih

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala kemudahan,


kelancaran, kesabaran, dan segala kekuatan yang diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan banyak terima
kasih kepada:

1. Kepada kedua Orangtua saya tercinta Bapak saya Raden Sayugo Irawan dan ibu
saya Murnawati, serta kakek, nenek ibu Linawati dan Bapak Rudi Susinto.
2. Dr. H. Hanafi Murtani, MM, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Unversitas Prof.
Dr. Moestopo (Beragama).
3. Dr. Hendri Prasetyo, M.Si, Ketua Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi
Unversitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
4. Dr. Yunita Sari, M.Si. dan Nasrullah Kusajibrata, S.sos, M.Si selaku dosen
pembimbing skripsi Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama)
5. Kepada kedua dosen penguji saya Olivia Dwi Ayu Qurbaningrum, S.sos, M.Si.
dan Dr. H. Muhtadin, MA.
6. Kepada seluruh dosen serta para staf Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama),
yang selalu memberikan masukan yang sangat berguna dalam bimbingan
informalnya selama menulis penelitian ini.
7. Kepada rekan Batik Semar yang terus memberikan saya semangat dan saran yang
berguna Cicilia Sudargo, Marischka Prudence, Gunawan Lim, Willman, Eko,
Garry Liliardy, Jeremy, Nik Thjin, Emir Yanwardana, Septania, Nindi, Oliv.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi dapat bermanfaat


Jakarta, 20 Agustus 2015

Afdol Arif Irawan


7

DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Ucapan Terima Kasih ................................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
Abstrak ...................................................................................................................... vii

Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 9
1.3. Rumusan Masalah .............................................................................................. 10
1.4. Tujuan Masalah .................................................................................................. 10
1.5. Kegunaan Penelitian.......................................................................................... 10

Bab II
Tinjauan Literatur Dan Kerangka Pemikiran
2.1. Tinjauan Literatur……………………………………………………………... 12
2.1.1. Kajian Pustaka-Penelitian Sejenis............................................................ 12
2.1.2. Pengertian Iklan………………………………………………………… 16
2.1.3. Brand…………………………………………………………………… 19
2.1.4. Pengertian Komunikasi…………………………………………………. 26
2.2. Teori Komunikasi Antar Budaya…………………………………………… ... 30
2.2.1. Tujuan Komunikasi Antar Budaya……………………………………... 33
2.2.2. Pengertian Budaya…………………………………………………….... 34
2.2.3. Sifat-sifat Kebudayaan………………………………………………….. 35
1. Batik………………………………………………………………………. 36
2. Wayang…………………………………………………………………… 37
8

3. Komunikasi Sebagai Proses Penyampaian Tanda dan Makna………….... 38


4. Copywriting………………………………………………………………. 41
5. Kreatif…………………………………………………………………….. 42
6. Tipografi…………………………………………………………………... 43
7. Logo………………………………………………………………………. 44
8. Desain Grafis……………………………………………………………… 52
9. Bentuk…………………………………………………………………….. 58
10. Warna……………………………………………………………………. 60
1.1. Semiotika Charles Sanders Peirce…………………………………………….. 62
Bab III
Metode Penelitian
3.1. Paradigma Penelitian.......................................................................................... 69
3.2. Pendekatan Penelitian ........................................................................................ 72
3.3. Metodologi Penelitian ........................................................................................ 73
3.4. Teknik Analisis Data .......................................................................................... 75
3.5. Objek Penelitian ................................................................................................. 80

Bab IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1. Deskripsi Objek Penelitian…………..…………………………………………. 73
4.2. Deskripsi Subyek Penelitian .............................................................................. 85
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................................. 83
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………………. 92

Bab V
Kesimpulan dan Saran
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 105
3.2. Saran................................................................................................................... 106

Lampiran
9

Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
10

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI

ABSTRAK

Nama : Afdol Arif Irawan

NIM : 2011-41-541

Konsentrasi : Periklanan

Judul : Pemaknaan Logo Batik Semar

Jumlah Halaman : 5 Bab, 106 Halaman, 33 Lampiran

Bibilografi : 23 Buku, 5 Website

Pembimbing I : Dr. Yunita Sari, M.Si

Pembimbing II : Nasrullah Kusadjibrata, S.os, M.Si

Komunikasi tidak hanya menggunakan bahasa mau pun tulisan. Komunikasi


juga bisa dilakukan melalui tanda, simbol atau gambar, salah satunya adalah logo.
Logo sangat berpengaruh dalam mengkomunikasikan makna dan tujuan baik sebuah
perusahaan mau pun organisasi. Logo juga bisa mempunyai daya tarik tersendiri bagi
sebuah perusahaan yang menjual barang dan jasa untuk menarik minat konsumen
untuk membeli atau menarik konsumen.

Batik Semar adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industry batik
yang telah lama berdiri dan memutuskan untuk mengganti logo lamanya dengan logo
barunya. Mengingat bahwa ketertarikan masyarakat pada saat ini lebig mengacu
kepada bentuk visual dibadingkan dengan tulisan. Oleh sebab itu peneliti tertarik
untuk meneliti lebih dalam tentang pemaknaan logo Batik Semar.
11

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI: ILMU KOMUNIKASI

ABSTRACT
Name : Afdol Arif Irawan
Student Number : 2011-41-541
Concetratio

n : Advertising
Title : Meaning Of Batik Semar Brand
Page : 5 Bab, 106 Page, 33 Attachments
Bibilography : 23 Book, 5 Website
Adviser I : Dr. Yunita Sari, M.Si
Adviser II : Nasrullah Kusadjibrata, S.os, M.Si

Communication does not just want to use the language of the writings .
Communication can also be done through signs, symbols or images , one of
which is the brand. Brand is very influential in communicating the meaning
and purpose of both a company like any organization. The brand may also
have a special attraction for a company that sells goods and services to
attract consumers to buy or attract consumers .
Batik Semar is a company engaged in the batik industry which has a long
standing and decided to replace the old logo with the new brand. Given that
the public interest at this time refers to the visual form dibadingkan with
writing . Therefore, researchers interested in studying more about the
meaning of the brand of Batik Semar
12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam segala aspek kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan

dalam hal komunikasi. Bahkan komunikasi telah menjadi kebutuhan

dasar selain juga dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan

perekonomian, pemasaran, perdagangan dan bentuk bisnis lainnya.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan yang salah

satu tujuannya adalah dapat menimbulkan suatu respon dari

komunikasi tersebut.

Salah satu bentuk komunikasi yang dapat menyampaikan suatu

pesan dan membentuk suatu image adalah melalui logo. Sebuah logo

mempunyai makna-makna yang tersirat sebagai bentuk komunikasi

melalui visual. Peranan logo juga menggambarkan tujuan dan arah dari

suatu yang diwakili. Logo digunakan sebagai pembentuk citra dan

identitas pribadi yang akan dipublikasikan. Tidak hanya perusahaan

yang memiliki logo, tetapi lembaga, produk, agensi, asosiasi, institusi

maupun suatu acara juga memiliki logo sebagai pembeda.

Dalam berbagai cara, logo merupakan suatu pola gambar,

sehingga pendekatan desainnya sama dengan desain grafis per

lambang dan elemen-elemen komunikasi lainnya. Bentuk, garis dan


13

jarak diperkenalkan dalam desain grafis tertentu. Elemen-elemen ini

dapat menghasilkan atau merusak suatu pola desain yang baik.

Lambang kreatif yang mudah dibaca akan menjadi logo yang baik

karena langsung menyampaikan pesan penting dengan cara

menyenangkan sedangkan suatu pola yang terlalu rumit akan sulit

dimengerti dan akibatnya tidak mencapai tujuan yang diharapkan.

Keseimbangan dalan desain logo juga harus diperhatikan.

Keseimbangan dalam logo dapat tercapai jika setiap bagian desain

saling melengkapi agar tetap dalam keadaan seimbang, dan merupakan

suatu kesatuan. Logo adalah alat untuk mencapai tujuan, jadi logo

bukanlah tujuan. Dalam membuat suatu logo harus memperhatikan

susunan yang baik, dimana adanya keseimbangan dan proporsi

sehingga memiliki sebuah nilai yang mengandung maksud dan makna

dari logo sehingga dapat memperkuat logo itu sendiri.

Sebuah logo biasanya dirancang dengan filosofi-filosofi tertentu.

Selain menggambarkan citra yang diwakilinya, sebuah logo juga harus

tampil menarik.Terutama logo perusahaan yang pada setiap warna dan

bentuknya memiliki makna yang membentuk citra dari perusahaan

tersebut, sebagai simbol komitmen perusahaan tersebut kepada khlayak

atau masyarakat.

Pada umumnya sebuah logo adalah penggabungan antara tulisan

dengan gambar, dan dari penggabungan tersebut diharapkan sebuah

logo mampu memberikan imajinasi yang baik, sehingga dapat


14

memberikan kesan yang baik bagi siapa saja yang melihat logo tersebut.

Logo sebagai pesan selanjutnya akan dinikmati dan diperhatikan oleh

individu.

Biasanya masing-masing individu akan menginterpretasikan

pesan dalam bentuk logo tersebut. Hasil interpretasi itu merupakan

pemahaman atau pengetahuan individu terhadap arti pesan yang

diterimanya. Suatu logo dapat membangkitkan perhatian melalui

penggunaan bentuk-bentuk dan warna-warna.

Salah satu brand yang melakukan perubahan logo salah satunya

adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha busana tradisional batik

yaitu Batik Semar asal Solo Jawa Tengah, yang baru-baru ini mengganti

logo dari perusahaan tersebut. Peneliti melakukan penelitian pada salah

satu Store yang ada di Jakarta yang beralamat JL. Tomang Raya 54,

Jakarta Barat.

Batik Semar didirikan oleh keluarga Kasigit pada tahun 1947.

Selain mengembangkan usaha batik, salah satu tujuannya adalah

mempertahankan seni warisan budaya Bangsa Indonesia.

Pada mulanya perusahaan Batik Semar memproduksi batik

dengan nama Batik Bodronoyo yang tak lain adalah nama dari Semar itu

sendiri. Tetapi karena nama Semar lebih dikenal dimasyarakat pada

umumnya, maka dipakailah nama tersebut pada tahun 1966 sebagai

Batik Semar. Alasan dipilihnya nama tersebut karena Semar merupakan


15

sosok panutan dalam dunia pewayangan, yang diakui sebagai Batara

Ismaya, sekaligus menjadi pengasuh keluarga Pandawa.

Bagi Perusahaan sendiri nama Semar dapat diartikan sebagai :

S = Sarwi atau bersama-sama

E = Ening atau suci bersih

M = Marsudi atau berusaha tanpa putus asa

A = Ajuning atau perkembangan

R = Rasa atau seni

Artinya secara umum adalah :

Dengan niat yang tulus, secara berkesinambungan berusaha terus

untuk mengembangkan produk batik.

Visi Perusahaan:

Menjadi perusahaan industri batik solo yang senantiasa mampu

bersaing dan tumbuh berkembang dengan sehat

Misi Perusahaan:

1. Memproduksi berbagai jenis batik Solo yang mampu memberikan

kepada masyarakat dengan mutu, harga dan pasokan yang berdaya

saing tinggi melalui pengelolaan yang profesional demi kepuasan

pelanggan.

2. Memberikan perhatian yang tulus kepada masyarakat melalui

penciptaan lapangan kerja, dukungan pembinaan sosial dan

lingkungan.
16

Keberadaan logo Batik Semar tersebut diperbaharui bukan

semata-mata sebagai sesuatu yang dapat menarik perhatian, namun

dengan adanya pembaharuan logo Batik Semar merupakan salah satu

bentuk dari komitmen dari perusahaan yang selalu bergerak mengikuti

perkembangan jaman terutama dalam berbusana batik yang mulai

digemari anak muda dan juga untuk menjaga loyalitas dari pengguna

Batik Semar dengan tampilan logo yang lebih baru dan berkesan bisa

diterima disemua kalangan baik muda mau pun tua, selain itu dalam

lambang terbaru Batik Semar juga menyampaikan visi dan misi serta

komitmen Batik Semar untuk menjaga peningkatan mutu dan kwalitas

pelayan kedepan dan mengingat kian hari semakin banyak kompetitor

yang melakoni usaha yang sama dengan farian model batik yang terbaru

dengan sekmentasi untuk kaum muda.

Mengingat saat ini batik telah menjadi ikon Indonesia dan

sekmentasi penggunanya yang tadinya hanya digunakan orang tua untuk

acara formil kini sudah mulai banyak disukai anak muda. Oleh sebab itu

penggatian logo dirasa sangat penting dikarenakan logo yang lama

terkesan kuno dan ketinggalan jaman sedangkan konsumen sudah mulai

mengarah kepada konsumen anak muda yang secara tampilan visual

sangat mempengaruhi minat untuk membeli atau menentukan

keputusan.

Pada logo terbaru Batik Semar tetap mempertahankan tokoh

pewayangan semar sebagai ciri khas dari perusahaan Batik Semar


17

tersebut, logo yang terbaru saat ini menggunakan mencoba untuk

menarik bentuk gunungan yang ada didalam logo sebelumnya menjadi

latar belakang. Warna hijau menjadi latar belakang di desain logo Batik

Semar yang terbaru karena warna hijau itu sendiri memiliki makna

kesegaran dan berhubungan dengan sesuatu natural atau biasa disebut

juga dengan alami sesuai dengan harapan perusahan yang ingin

memberikan warna baru dan kesegaran dalam dunia bisnis batik tengah

persaingan perusahan batik yang kian hari kian banyak. Lalu yang tetap

menjadi ikon utama yaitu tokoh Semar itu sendiri.

Logo lama Logo terbaru

Sumber gambar : www.google.com

Penggunaan unsur-unsur diatas merupakan hal yang positif,

tetapi pada kenyataannya sebagai pembentukan citra positif yang ingin

dibentuk oleh perusahaan pakaian batik tersebut masih terdapat

beberapa permasalahan yang terjadi mulai dari promosi yang kurang

gencar lalu website yang kurang terurus hingga pemasaran melalu

media internet yang masih minim padahal target yang ingin disasar

adalah segala usia baik orang muda dan orang tua yang pada

kenyataanya kenyataan internet sebagai media yang murah dan cepat


18

untuk menyampaikan pesan terutama pesan secara visual yaitu melalui

logo.

Dilihat dari segi budaya pada logo Batik Semar yang terdahulu

dan sekarang penulis melihat banyak sekali mengalami perubahan yang

sangat jauh berbeda. Dimana pada logo Batik Semar terdahulu baik dari

segi warna yang didominasi oleh warna-warna hitam, kuning, merah dan

putih, Yang berkesan sangat kalem, simple dan mudah diterima oleh

berbagai golongan.

Warna-warna tersebut menurut penulis cukup menggambarkan

budaya Jawa yang kebanyakan masyarakatnya bersikap ramah, kalem

dan tenang dalam pembawaanya terutama dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu tulisan yang terdapat pada logo batik semar yang menggunakan

huruf dengan ukuran yang agak besar dan hampir mendominasi

sebagian logo dari Batik Semar yang mempunyai kesan kokoh serta kuat

yang menunjukan bahwa Batik Semar sebagai perusahaan yang

berkomitmen kuat terhadap batik sebagai warisan Indonesia, Terutama

batik Solo yang menjadi produk unggulan dari perusahaan Batik Semar.

Dari segi visual atau gambar Batik Semar menggunakan gambar-

gambar Tokoh Semar dan gambar gunungan. Secara budaya gambar-

gambar tersebut sangatlah akrab dengan keseharian mereka yang pada

dasarnya memang adat istiadatnya masih mempertahankan pertujukan

wayang, Yang menjadi warisan leluhurnya secara turun-temurun. Selain

itu wayang tidak hanya milik masyarakat Jawa saja karena di beberapa
19

wilayah lain di Indonesia ada juga yang memiliki kesenian wayang.

Tokoh Semar selalu ada dalam alur ceritanya. Sehingga menurut penulis

penggunaan gambar tokoh Semar sangatlah tepat dengan budaya

Indonesia yang memang dari dulu sudah akrab dan mengenal budaya

perwayangan.

Sehingga komunikasi antar budaya secara nonverbal yaitu melalui

tampilan visual dengan logo dapat diterima dengan baik oleh masyarakat

Jawa dan luar Jawa. Kerena didalam logo Batik Semar tersebut

mengandung pesan budaya yang mudah dipahami .

Pada tampilan logo Batik Semar terbaru lebih didominasi oleh

warna hijau mudah dan hijau tua sebagai latar bekangnya, Serta tulisan

yang terdapat pada logo Batik Semar yang lebih terlihat dinamis.

Pada logo ini menurut penulis akan lebih mudah masuk pada

sekmentasi anak muda yang dinamis dan enerjik, Karena tampilan warna

yang lebih segar dan bentuk tulisan yang lebih menarik dengan

perubahan gambar tokoh wayang Semar yang dibuat lebih unik dengan

membuat visualnya seperti kartun serta tetap menampilkan gambar

gunungan yang lebih diperbesar sebagai background dari logo tersebut.

Menurut penulis pada logo terbaru ini komunikasi yang ingin

dicapai kepada anak muda tetap bisa tersampaikan namun tetap tidak

menghilangkan segi budaya yang ada pada logo awal karena pada logo

baru ini tetap menjadikan Semar dan gunungan sebagai ikon logo.

Menurut penulis pesan budaya yang ingin disampaikan melalui logo


20

terhadap sekmentasi anak muda cukup bisa diterima mengingat dimana

anak muda menyukai hal yang unik terutama bentuk visual seperti

karikatur dan kartun.

Permasalahan tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti

logo Batik Semar, karena peneliti ingin mencari tahu lebih dalam makna-

makna yang terkandung pada logo Batik Semar ini baik dari segi bentuk

maupun komposisi warna yang sebenarnya memiliki makna yang baik

sebagai wujud perubahan citra dari Batik Semar itu sendiri melalui logo

terbarunya.

1.2. Pembahasan Masalah

Sebuah logo dapat menjadi representasi perusahaan yang

menggunakannya.Hubungan tersebut dapat ditinjau dari elemen visual

yang diterapkan dalam logo. Kecenderungan perubahan suatu logo

dalam suatu perusahaan bertujuan untuk lebih memajukan suatu

perusahaan dengan strategi dan kekuatan yang baru. Perubahan logo

mempengaruhi citra perusahaan.

Penulis akan membahas tentang pemaknaan logo baru

perusahaan Batik Semar serta memahami desain logo tersebut sesuai

dengan tujuan komunikasinya. Penulis akan membahas makna logo

tersebut berdasarkan unsur-unsur yang terkandung didalamnya seperti

bentuk logo, warna, bentuk, hubungan antara unsur-unsur logo, dan citra

yang dicerminkan oleh logo.


21

1.3. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka yang

menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengungkap

Bagaimana makna logo Batik Semar yang baru berdasarkan

desain ?

1.4. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka

penelitian ini bertujuan untuk

1. Mengetahui makna logo Batik Semar yang terkandung dalam logo

Batik Semar yang terbaru .

1.5. Kegunaan penelitian

Dengan deskripsi tujuan yang dikemukakan, maka manfaat yang

diharapkan dari keseluruhan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perkembangan ilmu komunikasi dan teori-teori komunikasi,

khususnya dalam bidang periklanan tentang kajian pemaknaan suatu

logo sebagai salah satu unsur penting pada suatu iklan.


22

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi Batik

Semar untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan

problematika sejenis.Sehingga untuk kedepannya Batik Semar dapat

meningkatkan image brand yang ingin dicapai melalui komunikasi

non verbal yaitu melalui logo.


23

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Literatur

2.1.1. Kajian Pustaka-Penelitian Sejenis

Peneliti mencatumkan beberapa kajian pustaka

penelitian sebelumnya yang sejenis. Peneliti sejenis yang dipilih

oleh peneliti ialah penelitian yang memiliki relevansi dengan apa

yang sedang diteliti oleh peneliti. Berikut data dan informasi yang

didapatkan.

1. Nama Peneliti : Niken Sukamto Jati Putri

Judul Penelitian : Pemaknaan Logo Starbucks Coffee

Perguruan Tinggi : Universitas Prof. Dr. Moestopo

(Beragama)

Fakultas : Ilmu Komunikasi (Periklanan)

Nim : 2007- 41- 210

Penelitian ini adalah penelitian mengenai perubahan

logo starbucks, Peneliti ini mencoba untuk meneliti

bagaimana pemaknaan gambar visual pada logo Starbucks

terbaru?. Peneliti menggunakan teori semiotika Charles

Sanders Peirce, dimana pada teori ini membahas mengenai

pemaknaan symbol atau tanda. Metodologi yang digunakan

peneliti dalam penelitiannya adalah kualitatif. Data-data yang

diperlukan peneliti ambil dengan cara observasi,


24

dokumentasi dan wawancara. Penelitian ini juga dilakukan

untuk melihat bagaimana menyampaikan komunikasi non

verbal yang dilakukan melalui gambar, tanda, warna, bentuk

atau simbol.

2. Nama Peneliti : Melvina Karina

Judul Penelitian : Representasi Identitas Nasional Dalam

Logo SEA Games 2011

Perguruan Tinggi : Universitas. Prof. Dr. Moestopo

(Beragama)

Fakultas : Ilmu Komunikasi (Periklanan)

Nim : 2008- 41 -101

Penelitian ini merupakan penelitian mengenai

representasi mengenai logo SEA Games. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pesan yang

terdapat dalam logo tersebut dapat dimengerti oleh para

negara peserta SEA Games, terutama pesan persahabatan

dan sprotifitas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teori semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif dengan menggunakan observasi,

dokumentasi dan wawancara, Peneliti mencoba meneliti

pemaknaan dari logo SEA Games 2011 dan pesan yang

ingin disampaikan memalalui berbagai simbol,warna dan

gambar.Terutama untuk menyampaikan pesan solidaritas

kepada negara dikawasan Asia Tenggara yang ikut

bertanding dalam SEA Games


25

Tabel 2.1.

Penelitan Sejenis

Niken Sukamto Jati Afdol Arif


Keterangan Melvina Karina
Putri Irawan
Judul Pemaknaan Logo Representasi Pemaknaan Logo
Baru Starbucks Identitas Nasional Batik Semar
Coffee Dalam Logo SEA Terbaru
Games 2011

Masalah Bagaimana Bagaimana makna Bagaimana


pemaknaan gambar identitas nasional makna logo Batik
visual pada logo sebagai unsur Semar
Starbucks? wajib di berdasarkan
representasikan desain?
dalam logo SEA
Games?

Tujuan Mengetahui makna Dapat Dapat


keseluruhan gambar menggambarkan menggambarkan
visual dalam logo secara secara tipografi
Starbucks terbaru keseluruhan dan copy writing
makna identitas logo Batik Semar
nasional Indonesia melalui bentuk,
yang terkandung warna dan tulisan
di dalam logo SEA yang terdapat
Games 2011 pada logo Batik
melalui bentuk dan Semar .
warna logo itu
sendiri.
26

Teori Teori Semiotika Teori Semiotika Teori Semiotika


Charles Sanders Roland Barthes Charles Sanders
Peirce Peirce
Metodologi 1. Pendekatan 1. Pendekatan 1. Pendekatan
Kualitatif Kualitatif kualitatif
2. Metode: analisis 2. Metode: analisis 2. Metode:
wacana wacana analisis
3. Pengumpulan 3. Pengumpulan wacana
data: observasi, data: observasi, 3. Pengumpulan
wawancara, wawancara, data:
dokumentasi dokumentasi observasi,
wawancara,
dokumentasi
Hasil Dengan merubah Dapat mengetahui
logo Starbucks yang pesan atau makna
sudah menjadi ikon dibalik Logo SEA
atau gaya hidup Games 2011.
konsumen terutama Sehingga pesan
masyarakat yang yang ingin
menyukai kopi. disampaikan dapat
Starbucks diharapkan dimengerti dengan
dapat memastikan baik oleh khalayak
logo barunya mampu umum.
mewakili gaya hidup
konsumen.
27

2.1.2. Pengertian Iklan

Iklan adalah percakapan dengan konsumen tentang

produk.Ia mendapat perhatian, memberikan informasi, mencoba

untuk membuat titik dan mendorong anda untuk

membeli,mencoba atau melakukan sesuatu.Akan mencoba

untuk menciptakan beberapa jenis respon atau reaksi. Iklan

berbicara kepada jantung dan kepala.”

Sedangkan menurut kamus istilah periklanan Indonnesia,

Periklanan (advertising) dapat diartikan, pesan yang dibayarkan

dan disampaikan melalui sarana media (pers, radio, televisi,

bioskop,dll) yang membujuk konsumen untuk melakukan

tindakan membeli atau mengubah perilakunya.

Menurut Hovland Janis & Kelly, komunikasi adalah suatu

proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan

stimulus (biasanya berbentuk kata-kata) dengan tujuan untuk

mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya

(khalayak).

Iklan merupakan bentuk dari komunikasi massa, karena

setiap iklan ditujukkan kepada masyarakat luas, selain itu bentuk

komunikasi dari iklan lebih kompleks dibandingkan dengan

sebuah percakapan.

Pengertian periklanan dapat ditinjau dari media, proses,

gaya komunikasi, dan reaksi konsumen, yaitu :


28

1. Media informasi : Iklan merupakan suatu media informasi

produk yang disampaikan kepada konsumen.

2. Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang

diprakarsai produsen untuk disampaikan melalui iklan

ditujukan kepada konsumen sebagai penerima pesan.

3. Komunikasi persuasive: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang

diterapkan pada iklan mengakibatkan konsumen terbius

masuk lingkaran konotasi positif terhadap produk yang

diinformasikan.

4. Reaksi Konsumen: Informasi yang jelas melalui iklan akan

membuahkan reaksi atau tindakan hingga kesadaran untuk

mengkonsumsi produk yang diinformasikan.

Selain itu juga ada pendapat dari Wright yang dikutip

oleh Rhenald Khasali mengemukakan bahwa “ iklan merupakan

suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang

sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual

barang, memberikan layanan serta gagasan atau ide-ide melalui

sarana tertentu dalam bentuk informasi yang persuasive”.

2.1.2.1. Fungsi Iklan

Menurut Philip Kotler, tujuan periklanan yang berkaitan

dengan sasarannya dapat digolongkan sebagai berikut:


29

a. Iklan untuk memberikan informasi kepada khalayak


tentang seluk beluk suatu produk
b. Iklan untuk membujuk (persuasive), dilakukan dalam
tahap kompetitif. Tujuannya adalah membentuk
permintaan selektif merek tertentu.
c. Iklan untuk mengingatkan (reminding), yaitu untuk
menyegarkan informasi yang pernah diterima oleh
masyarakat.”

Fungsi utama iklan adalah menyampaikan informasi

tentang produk kepada masyarakat. Penyampaian informasi

tentang produk kepada masyarakat. Penyampaian pesan

dilakukan secara terstruktur dan menggunakan elemen-elemen

verbal maupun nonverbal dan dalam menjalankan fungsi

komunikasinya, ini iklan memiliki berbagai gaya, baik penyajian

maupun iklan itu sendiri.

Di samping menyampaikan informasi tentang produk pada

khalayak atau target pembeliannya, iklan memiliki fungsi paling

mendasar yaitu untuk menjual benda-benda kepada kita. Inilah

tujuan utama setiap perusahaan yang akan mengiklankan

produk atau jasanya. Sebagai salah satu elemen promosi iklan

diharapkan mendukung tujuan akhir yaitu tujuan penjualan.

Selain menyebarkan informasi tentang produk dan

berusaha menarik perhatian khlayak, iklan mempunyai fungsi

lain yaitu bertujuan menyegarkan informasi yang telah diterima

khalayak dan mengangkat citra produk.

Manajemen merek dan iklan sangat dipengaruhi oleh

logo.Iklan kreatif lebih mudah dengan logo karena terdiri dari


30

gambar dan bukan kata-kata. Logo dalam sebuah iklan

membantu mengangkat citra produk dan perusahaan.

Kepribadian logo membuat memiliki keuntungan tambahan.

Seorang pelanggaran yang melihat logo akan melihat

perusahaan sebagai tidak sebanyak bisnis sebagai itu adalah tim

orang dengan kepribadian mereka yang unik.Untuk mengatakan

dengan cara lain, logo menunjukan wajah perusahaan. Orang

akan mengigat bisnis atau produk ketika logo dibuat dan

digunakan dalam iklan.

2.1.3. Brand

2.1.3.1. Pengertian Brand (Merek)

Merek merupakan nama, istilah , tanda, simbol. Lambang,

desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk

lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan

diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya suatu

merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten

menyampaikan serangkaian ciri-ciri , manfaat dan jasa tertentu

kepada para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan

jaminan tambahan berupa jaminan kualitas.

Merek sendiri Mempunyai peran yaitu :

1. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi


atau membedakan produk suatu perusahaan dengan
produk perusahaan saingannya. Ini akan
memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat
berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.
31

2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.


3. Untuk membina citra yaitu dengan memberikan
keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu
kepada konsumen.
4. Untuk mengendalikanpasar. Merek memegang
peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan
yang cukup besar antara produk dan merek (Aaker,
1996).

Menurut David A. Aaker Ekuitas merek adalah

seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan

suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau

mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa

kepada perusahaan dan para pelanggan perusahaan.

David Aaker dalam bukunya managing Brand Equity

“Brand Awareness is the ability of a costumer potensial to

recognize or recall that a brand is a member of certain product

category."

Mendefinisikan Brand Awarenes sebagai kemampuan dari

pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa

suatu merek termsuk dalam kategori produk tertentu. Brand

Awarenes sendiri memberikan value antara lain:

1. Memberikan tempat bagi asosiasi terhadap merek

2. Memperkenalkan merek

3. Merupakan sinyal bagi bagi keberadaan komitmen dan

substansi merek

4. Membantu memilih kelompok merek untuk di pertimbangkan

dengan serius.
32

2.1.3.2. Tingkatan dari brand Awarenes

1. Unaware of brand: Tahapan ini pelanggan merasa ragu atau

tidak yakin apakah sudah mengenal merek yang disebutkan

atau belum.

2. Brand Reconition: Pada Tahap Ini pelanggan mampu

mengidentifikasi merek yang disebutkan .

3. Brand Recall: Pada Tahap ini pelanggan mampu mengingat

merek tanpa di berikan stimulus .

4. Top Of Mind : Pada Tahap Ini pelanggan mengingat merek

sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara

mengenai kategori produk tertentu .

2.1.3.3. Ekuitas Merek

Ekuitas merek dapat dikelompokkan dalam empat kategori yang

meliputi:

1. Kesadaran merek (brand awareness)

Kesadaran merek (brand awareness) menunjukkan

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau

mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian

dari kategori produk tertentu.

2. Asosiasi merek (brand association)

Asosiasi merek (brand association) menunjukkan pencitraan

suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya


33

dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk,

geografis, harga, selebritis (spoke person) dan lain-lain.

3. Persepsi kualitas (Perceived quality)

mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan

kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan

berkenaan dengan maksud yang diharapkan.

4. Loyalitas merek (brand loyalty)

Loyalitas merek (Brand loyalty) mencerminkan tingkat

keterikatan konsumen dengan suatu merek produk Teori dari

Aaker ini akan dibahas lebih dalam lagi pada bagian

selanjutnya, sebagai landasan teori yang dipakai dalam

penelitian ini. (Durianto,dkk,2001:4)

2.1.3.4. Logo

Asal kata logo berasal dari Yunani, Logos , yang berarti

kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih

dulu populer adalah istilah logotype, bukan logo”.

Pertama kali istilah logotype muncul tahun 1810-1840,

diartikan sebagai ; tulisan nama entitas yang didesain secara

khusus dengan menggunakan teknik littering atau memakai jenis

huruf tertentu.Pada perkembangannya orang membuatnya

makin unik/berbeda satu sama lain. Mereka mengolah huruf itu,

menambahkan elemen gambar bahkan tulisan dan gambar


34

berbaur jadi satu dan semua itu masih banyak yang

menyebutnya dengan istilah logotype.

Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru

muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih popular dari pada

logotype. Logo bisa menggunakan elemen :

1. Tulisan

2. Logogram

4. Ilustrasi, dan lain-lain

Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen

gambar atau simbol pada identitas visual.

Mengutip “Design Dictionary” dari Board of Internasional

Research in Design (BIRD): “Logo biasanya mengandung teks,

gambar atau kombinasi keduanya”.

Dalam salah satu artikel di majalah Concept, Design

Institute Australia mengatakan: “Logo adalah sebuah sebuah

simbol atau gambar pengidentifikasi perusahaan tanpa

kehadiran nama perusahaan Logotype adalah cara khusus

menuliskan nama perusahaan”.

Logo merupakan suatu identitas merek yang

mengkomunikasikan secara luas tentang produk, pelayanan dan

organisasi dengan cepat.Logo tidak sekedar label, tetapi

menampilkan pesan kualitas dan semangat produk lewat

pemasaran, periklanan, dan kinerja produk.


35

Identitas produk yang kuat membuat program perkulihan

dan hubungan masyarakat menjadi lebih efektif karena logo-logo

tersebut berfungsi sebagai steno visual dari makna yang melekat

padanya dan dengan demikian memungkinkan konsumen untuk

menerima pesan perusahaan dengan lebih mudah.Produk-

produk yang menyandang logo dari perusahaan-perusahaan

yang terkenal dan berkualiatas tinggi diuntungkan oleh persepsi

bahwa produk-produk tersebut juga memiliki kualitas super.Daya

tarik produk bagi konsumen yangd demikian semakin diperkuat

oleh merek yang telah dikenal baik oleh konsumen.

Pada dasarnya tujuan logo adalah sebagai identitas

produk atau perusahaan dan menanggung beban yang besar

bagi citra perusahan atau produk.Oleh sebab itu, maka logo

hendaklah ditampilkan secara baik dan benar. Seperti yang

dikatakan oleh John Murphy dan Michael Rowe bahwa logo

mempunyai arti yang lebih dari sekedar cap dagang, logo juga

bisa menjadi, indikasi kualitas, posisi produk dipasar, keaslian

produk serta kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.

Logo bisa melekat dalam ingatan dan dapat didetifikasi

begitu banyak arti yang berbeda. Logo itu sendiri sebenarnya

bukan menjadi perangkat komunikasi tetapi jelas dapat berfungsi

sebagai simbol dari apa yang disampaikan (atau berharap


36

tersampaikan) oleh perusahaan sekaligus simbol dari persepsi

konsumen yang muncul. Sebagai bendera perusahaan, logo

adalah aset visual yang paling peting sekaligus katalisator dari

perasaan baik dan buruk.

Visualisasi logo yang baik menurut David E Carter

mencakup beberapa pertimbangan antara lain:

1. Origin and Destinctive

Memiliki nilai kekhasan,keunikan dan daya beda yang jelas.

2. Legible

Mempunyai tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun

diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berda-

beda.

3. Simple

Sederhana dalam pengertian mudah ditangkap dan

dimengerti oleh khalayak luas dalam waktu yang relatif

singkat.

4. Memoriable

Cukup mudah untuk diingat, karena keunikannya, bahkan

dalam kurun waktu yang relatif lama

5. Easily associated with the company

Logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan

dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan.


37

6. Easily adaptable for all graphic media

Faktor kemudahan aplikasi logo, baik menyangkut bentuk,

warna, maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis

perlu diperhitungkan pada saat proses perancangannya agar

tidak menimbulkan kesulitan dalam penerapannya.

2.1.4. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication

berasal dari kata latin yaitu communis yang berarti sama yang

dapat dimaksudkan berarti sama makna. Menurut Everret

M.Rogers yang dikutip oleh Hafied Cangara, menjelasakan

bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan

dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud

untuk mengubah tingkah laku mereka.(Cangara, 2003 : 20)

Robert T Craig yang dikutip oleh Littlejohn mengatakan

bahwa :

“…komunikasi merupakan proses utama dimana


kehidupan kemanusiaan dijalani komunikasi mendasari
kenyataan.Komunikasi sendiri bersifat dinamis terhadap
banyak situasi.”
Craig menggambarkan pentingnya pemikiran ini terhadap

komunikasi sebagai sebuah bidang:

“…Komunikasi bukanlah fenomena sekunder yang dapat


dijelaskan oleh faktor-faktor psikologis, sosiologis, kultural
atau ekonomi; tetapi komunikasi itu sendiri merupakan
proses sosial yang utama dan mendasar yang
menjelaskan semua faktor lain”
(LittleJhon, 2009 : 9)
38

Craig membagi dunia komunikasi ke dalam tujuh tradisi

pemikiran:

1. Semiotik
Semiotik atau penyelidikan simbol-simbol merupakan
tradisi pemikiran yang penting dalam teori komunikas.
Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang
bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda,
ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar
tanda-tanda itu sendiri. Penyelidikan tanda-tanda tidak
hanya memberikan cara untuk melihat komunikasi,
melainkan memiliki pengaruh yang kuat pada hampir
semua perspektif yang sekarang diterapkan pada teori
komunikasi. Konsep dasar yang menyatukan tradisi ini
adalah tanda yang didefinisikan sebagai stimulus yang
menandakan atau menunjukan beberapa kondisi lain.
Konsep dasar kedua adalah simbol yang biasanya
menandakan tanda yang kompleks dengan banyak
arti, termasuk arti yang sangat khusus.
2. Fenomologi
Istilah phenomenon mengacu pada kemunculan
sebuah benda,kejadian, atau kondisi yang dilihat.Oleh
karena itu, fenomologi merupakan cara yang
digunakan manusia untuk memahami dunia melalui
pengalaman langsung.Stanley Deetz menyimpulkan
tiga prinsip dasar fenomologi, pertama, pengetahuan
ditemukan secara langsung dalam pengalaman
sadar.Kedua, makna benda terdiri atas kekuatan
benda dalam kehidupan seseorang.Ketiga adalah
bahwa bahasa merupakan kendaraan makna.
3. Sibernetika
Sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks
yang didalamnya banyak orang saling berinteraksi,
memengaruhi satu sama lainnya. Dalam sibernetika,
komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian
atau variabel-variabel yang saling memengaruhi satu
sama lainnya, membentuk, serta mengontrol karakter
keseluruhan sistem, dan layaknya organisme,
menerima keseimbangan dan perubahan.
4. Sosiopsikologis
Kajian individu sebagai mahluk sosial merupakan
tujuan dari tradisi sosiopsikologis. Berasal dari kajian
psikologi sosial, tradisi ini memiliki tradisi yang kuat
dalam komunikasi. Teori-teori tradisi ini berfokus pada
perilaku social individu, variable psikologis, efek
individu, kepribadian dan sifat, persepsi, serta kognisi.
39

Bagian yang masih popular dalam pendekatan


sosiopsikologis adalah teori sifat, yang
mengidentifikasi variable kepribadian serta
kecenderungan-kecenderungan pelaku komunikasi
yang memengaruhi bagaimana individu bertindak dan
berinteraksi.
5. Sosiokultural
Pendekatan sosiokultural terhadap teori komunikasi
menunjukan cara pemahaman kita terhadap makna,
norma, peran, dan peraturan yang dijalankan secara
interaktif dalam komunikasi. Tradisi ini memfokuskan
diri pada karakteristik individu atau model mental.
Sosiokultural memiliki beragam sudut pandang yang
berpengaruh:
simbolis,konstruksionisme,sosiolinguistik, filosofi
bahasa, etnografi, dan etnometodologi.
6. Kritik
Tradisi kritik berlawanan dengan banyak asumsi dasar
dari tradisi lainnya. Sangat dipengaruhi oleh karya-
karya di Eropa, feminism Amerika, dan kajian-kajian
post-modernisme dan post-kolonialisme. Tradisi ini
berkembang pesat dan berpengaruh pada teori
komuikas. Tradisi kritik memiliki tiga keistimewaan
pokok.
Pertama tradisi kritik mencoba memahami sistem
yang sudah dianggap benar, struktur kekuatan, dan
keyakinan dengan pandangan tertentu dimana minat-
minat disajikan oleh struktur-struktur kekuatan
tersebut. Kedua, para ahli teori kritik pada umumnya
tertarik dengan membuka kondisi-kondisi sosial yang
menindas dan rangkaian kekuatan untuk
mempromosikan emansipasi atau masyarakat yang
lebih bebas dan lebih berkecukupan. Teori kritik yang
ketiga, menciptakan kesadaran untuk
menggabungkan teori dan tindakan. Teori-teori kritik
sangat luas,sehingga teori-teori tersebut selalu sulit
ditempatkan dan dikelompokan dalam keseluruhan
teori komunikasi.
7. Retorika
Kajian retorika secara umum didefinisikan sebagai
simbol yang digunakan manusia. Pada awalan, ilmu
ini berhubungan dengan persuasi, sehingga retorika
adalah seni penyusunan argument dan pembuatan
naskah pidato. Pusat dari trasidi retorika adalah
kelima karya agung retorika: penemuan,penyusunan,
40

gaya, penyampaian, dan daya ingat. (Ibid, 2001 : 53-


73)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tradisi

komunikasi semiotika. Karena dalam teori semiotika didalamnya

membahas berbagai macam tanda-tanda dan arti. Selain itu teori

yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teori desain,

Karena desain merupakan komunikasi yang disampaikan melalui

gambar yang bisa disebut sebagai komunikasi non verbal,

Seorang desain grafis harus bisa mengkomunikasikan memalui

visual kepada masyarakat (konsumen).

Desainer grafis menyelesaikan masalah komunikasi dan

melahirkan rancangan yang membujuk konsumen menerima

gagasan yang bisa membangkitkan emosi, logika atau keinginan.

Desainer grafis ditugaskan untuk memilih, meciptakan, atau

mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan dan garis di

atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan

dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Tugas desainer grafis

juga termasuk menciptakan identitas visual untuk institusi dan

secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi, seperti

membuat logo.

Buku desain menjadi sumber pemikiran sumber

pemikiran dan pengetahuan penulisan dalam karya tulisan

ilmiah. Buku yang membahas logo di Indonesia adalah buku


41

Surianto Rustan yang berjudul Mendiesain Logo. Dalam bukunya

dijelaskan bahwa

“…Suatu logo yang ideal secara keseluruhan merupakan


instrument rasa harga diri dan nilai-nilai yang mampu
mewujudkan citra positif dan bonafiditas.Pada akhirnya
adalah refleksi cita bisnis perusahaan, Institusi, Instansi,
dan lain sebagainya yang disimbolisasikan serta
direpresentasikan secara utuh dan total, bahwa logo
tersebut mengandung arti atau makna suatu “kebijakan
berfikir” dan “maksud tertentu”.

Badan usaha (aspirasi perusahaan), suatu kualitas dan

nilai-nilai yang ditunjukan”.(Rustan, 2009:8)

2.2. Teori Komunikasi Antar Budaya

Penting bagi kita memahami apa itu komunikasi antar budaya,

karena dapat dilihat secara jelas negara Indonesia ini adalah wilayah

nusantara dengan berbagai keragaman, dan seharusnya kita kembali

pada pedoman bangsa ini yaitu ‟Bhinneka Tunggal Ika‟, yang artinya

berbeda-beda tetapi tetap sama, sehingga keharmonisan antar bangsa

dapat terjalin harmonis.

Budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan,

pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, dan diwariskan dari

generasi ke generasi, melalui usaha individu dan kelompok. Budaya

menampakan diri, dalam pola-pola bahasa dan bentuk-bentuk kegiatan

dan perilaku; gaya berkomunikasi; objek materi, seperti rumah, alat,


42

dan mesin yang digunakan dalam industri dan pertanian, jenis

transportasi, dan alat-alat perang. (Sihabudin, 2011:19).

Begitu banyak suku, agama, dan ras di negara ini, namun

sebaiknya hal itu tidak dijadikan penghalang untuk negara ini menjadi

berkembang, melainkan membuat semuanya itu menjadi kesatuan

hingga tercipta negara yang solid, dan dapat bekerjasama untuk

memajukan negara ini dimata dunia.

Setiap kebudayaan harus memiliki nilai-nilai dasar yang

merupakan pandangan hidup dan sistem kepercayaan dimana semua

pengikutnya berkiblat. Nilai dasar itu membuat para pengikutnya

melihat diri mereka kedalam, dan mengatur bagaimana caranya

mereka melihat keluar. Nilai dasar itu merupakan filosofi hidup yang

mengantar anggotanya kemana dia harus pergi. (Liliweri, 2011: 137) .

Model komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan

adalah anggota suatu budaya lain dan penerima pesannya anggota

budaya lain. Dalam keadaan demikian, maka dapat diharapakan

kepada masalah-masalah yang ada dalam suatu situasi di mana suatu

pesan disandi dalam suatu budaya dan harus disandi baik dalam

budaya lain.
43

Gambar II.1 Model komunikasi antarbudaya.

Keterangan:

a. Budaya A dan B relatif serupa

b. Budaya C sangat berbeda dari budaya A dan B . Perbedaanya

tampak pada pemisah hubungan antara budaya A dan B yang

saling berdampingan .

Proses komunikasi antarbudaya dilukiskan oleh panah-panah yang

menghubungkan antarbudaya.

1. Pesan mengandung makna yang dikehendaki oleh penyandi

(encoder) .

2. Pesan mengalami suatu perubahan dalam arti pengaruh budaya

penyandi balik (decoder), telah menjadi bagian dari makna pesan .

c. Makna pesan berubahan selama fase penerimaan / penyandian

balik dalam komunikasi antar budaya karena makna yang dimiliki

decoder tidak mengandung makna budaya yang sama dengan

encoder .
44

Panah-panah pesan menunjukan:

a. Perubahan antara budaya A dan B lebih kecil dari pada berubahan

budaya A dengan budaya C.

b. Karena budaya C tampak berbeda dari budaya A dan B,

penyandian baliknya juga sangat berbeda dan lebih menyerupai

pola budaya C .

Model menunjukan bahwa bisa terdapat banyak ragam

perbedaan budaya dalam komunikasi antarbudaya. Komunikasi

antarbudaya terjadi dalam banyak ragam, situasi, yang berkisar dari

ragam interaksi antara orang-orang yang memiliki budaya dominan

yang sama, tetapi subkultur dan subkelompok berbeda. (Sihabudin,

2011: 22-23)

2.2.1 Tujuan Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi antarbudaya, memiliki tujuan

a. Meningkatkan pengetahuan kita tentang diri kita sendiri

dengan menjelaskan sebagian dari perilaku komunikatif yang

tidak kita sadari.

b. Menjelaskan kendala-kendala terhadap pemahaman atas

proses lintas budaya yang selama ini hampir tak teratasi.

(Mulyana, 2006; 55)


45

Budaya mempengaruhi komunikasi dalam banyak hal.

Budaya dalam hal ini, melukiskan kadar dan tipe kontak fisik

yang dituntut oleh adat kebiasaan, dan intensitas emosi yang

menyertainya. Budaya meliputi hubungan antara apa yang

dikatakan dan apa yang dimaksudkan seperti “tidak” maksudnya

“mungkin” dan “besok”maksudnya “tak pernah”

2.2.2. Pengertian Budaya

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya

yang berarti cinta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenernya

berasal kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa

Inggris, kata budaya berasal dari kata culture , dalam bahasa

Belanda distilahkan dengan kata culture, dalam bahasa Latin,

berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan,

menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani) .(Setiadi, 2003:

27)

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi,

mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa

dan cipta masyarakat . Dengan demikian, kebudayaan atau

budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik

material mau pun non-material. Sebagian besar ahli yang

mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat

dipengaruhi padangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang


46

mengatakan bahwa kebuyaan itu akan berkembang dari tahapan

yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks. (Setiadi,

2003: 28)

Kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala

macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam

masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri,

baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai,

pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

2.2.3. Sifat-Sifat Kebudayaan

Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap

masyarakat tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari

berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap

kebudayaan memiliki ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut

bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal.

Dimana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri yang sama

bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras,

lingkungan alam, atau pendidikan.

Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya

dimanapun. Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:

1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku


manusia
2. Budaya telah terlebih dahulu daripada lahirnya suatu
generasi dan tidak akan mati dengan habisnya usia
generasi yang bersangkutan.
47

3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan


dalam tingkah lakunya.
4. Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima
dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan
tindakan-tindakan yang diizinkan. (Setiadi, 2003: 33-
34)

1. Batik

Kain batik adalah bahan tekstil ( katun, sutra atau organdi)

yang telah dibatik dan digunakan orang untuk sandang seperti kain,

selendang atau sarung. Orang lain yang melihat akan memadukan

hasil penglihatan dan perasaan sehingga memberikan ungkapan

akan keindahan motif dan warna. Keindahan motif dan warna akan

dapat diterima masyarakat sesuai seni budaya yang sedang

berkembang pada saat itu. Hasilnya terjadilah perkembangan batik,

batik motif maupun kegunaannya.

Batik adalah pelekatan lilin pada kan putih sebelum kain

tersebut diberi warna. Cara pelekatan lili ini ada bermacam-macam,

antara lain menggunakan canting, canting cap atau kuas.

Kebudayaan batik tradisional semula tumbuh di dalam keraton-

keraton jawa dan berkembang di dalam lingkungan itu.

Perkembangan teknik memproduksi batik terjadi di keraton juga.

Situasi yang masih erat dengan kehidupan tradisional, situasi

lingkungan yang masih mempertahakan unsur-unsur kebudayaan

Hindu- Jawa, memberi kesempatan para wanita keraton mendalami


48

salah satu dasar pendidikan seni kriya batik, mulai dari menyusun

motif sampai membatiknya.

Motif batik yang dipakai sebagai pakaian harian ada

bermacam-macam coraknya. Pada upacara adat tertentu seperti

perkawinan, motif batik yang digunakan antara lain truntum,

grompol, nogosari, gringsing ceplok mangkoro, sidoasih, sidomulyo,

sidomukti, semen rama dan nitik cakar ayam . Semua motif

tersebut melambangkan kesuburan dalam mengarungi kehidupan

baru. Upacara-upacara lain yang menggunakan motif khusus

antara lain supitan (sunatan), taraban (mulai haid), mitoni atau

tingkeban dan kematian .(Samsi, 2011: 7)

2. Wayang

Wayang merupakan salah satu karya seni dari masyarakat

Indonesia yang luar biasa selain itu wayang juga dipengaruhi oleh

akulturasi dari budaya India dan Arab. Penampilan wayang bisa

dilihat dari dua aspek penting, yaitu aspek estetis atau keindahan

dan aspek etis atau ajaran moral. Penonton bisa menyaksikan

keindahan wayang melalui seni rupa , seni gerak atau sabet , seni

suara, seni musik dan lain sebagainya. Melalui wayang kita dapat

mengetahui ajaran-jaran petuah dan nasehat-nasehat untuk

membentuk watak dan budi pekerti.


49

Ajaran-ajaran moral dapat disampaikan secara lebih baik

kepada kita karena tidak hanya sekedar tutur kata saja tetapi juga

ditampilkan melalui contoh-contoh tingkah laku. Pembuatan bahan

ajar ini mempertimbangkan kebutuhan untuk menyampaikan

pesan-pesan moral secara efektif kepada kita. Dalam sejarah

wayang telah terbukti menjadi sarana yang paling efektif untuk

menyampaikan pesan-pesan moral. Pada masa lalu, para wali

menyampaikan pesan dakwah melalui wayang. Wayang terbukti

mendapat tempat simpati masyarakat pada waktu itu karena

disampaikan secara bijak. (Nurrochsyam, 2014 :1-2)

3. Komunikasi Sebagai Proses Penyampaian Tanda dan Makna

Salah satu dari banyak teori komunikasi yang sudah ada dan

diketengahkan oleh para ahli komunikasi adalah yang

dikekmukakan oleh Jhon Fiske dalam bukunya Introduktion to

Communication studies edisi kedua yang menjelaskan bahwa

“…Komunikasi dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni


yang memandang sebagai proses dan yang memandang
komunikasi sebagai tanda dan makna.” (Fiske,1990:1)

Komunikasi memiliki dua sudut pandang yang berbeda,

sudut pandang yang pertama menggangap bahwa komunikasi

merupakan sebuah proses, yang dimaksud proses disini adalah

proses pernyataan antara manusia yang satu dengan manusia

yang lainnya. Yang dinyatakan adalah pemikiran atau perasaan

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol sebagai


50

alat penyalur atau adanya seorang komunikator, pesan dan

komunikan, media dan efek. Definisi tersebut diperkuat oleh

formula dari Lasswell yaitu, “Who says what in which channel to

whom with what effect”.

Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan

dari komunikator terhadap komunikan melalui suatu media yang

akan menimbulkan sebuah efek tertentu. Hal ini menunjukan bahwa

komunikasi merupakan sebuah pengoprasian lambang-lambang

komunikasi oleh masing-masing individu, dimana lambang-lambang

tersebut memiliki banyak makna sehingga dapat menyampaikan

maksud dan tujuan yang ingin disampaikan.

Sudut pandang yang kedua, menganggap komunikasi

sebagai tanda dan makna.Pendapat ini melihat bahwa tanda-tanda

dalam pesan adalah unsur terpenting. Untuk itu memahami

keseluruhan isi pesan dianggap hal penting karena tanda-tanda

dalam pesan mengandung makna-makna tertentu, baik yang

mempengaruhi maupun yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya,

yang lebih luas dalam interaksinya kepada manusia.

Komunikasi tidak hanya melulu membahas kata-kata atau

sematik saja, komunikasi juga membutuhkan simbol yang sebagai

pemaknaan dibandingkan menggunakan kata-kata. Simbol dapat

menyampaikan pesan secara langsung sebagai bagian upaya

untuk membujuk khalyak secara tidak langsung.Penggunaan


51

simbol sebagai alat komunikasi sebenarnya telah lama digunakan

oleh manusia bahkan sejak awal sejarah umat manusia. Simbol

digunakan untuk memandatkan dan mengirimkan pesan-pesan

kompleks yang membutuhkan banyak kata-kata untuk menjelaskan

pesan yang dimaksud. Menurut A.H Baker dalam buku “Analisis

Teks Media” karangan Alex Sobur, menyatakan beberapa

ungkapan yaitu sebagai berikut:

“Simbol atau lambang merupakan satu kategori tanda (sign).

Tanda (sign) terdiri atas ikon (icon), indeks (index) dan simbol

(symbol).” (Sobur, 2003 :157-158)

Simbol sering diartikan sama dengan tanda, namun simbol

lebih subtansif daripada tanda. Sebenarnya, tanda berkaitan

langsung dengan objek, sedangkan simbol memerlukan proses

pemaknaan yang lebih intensif setelah menghubungkan simbol

dengan tanda.

Logo mengandung simbol, warna, yang diselaraskan

sedemikian rupa sehingga mengandung kesan dibalik tampilannya.

Logo merupakan simbol yang mempunyai tujuan komunikasi untuk

mencerminkan citra perusahaan. Dengan demikian logo bukan

hanya sekedar gambar atau simbol atau lambang yang tidak

memiliki arti. Penulis ingin menyikapi makna yang terkandung

dalam sebuah logo tersebut sehingga penulis dapat lebih

mengetahui dan mengerti pesan apa yang hendak disampaikan.


52

4. Copywriting

Copywriting adalah menulis suatu tulisan secara persuasive

dengan tujuan mencapai penjualan atau pemasaran.Sedangkan

copywriter adalah orang yang menulis naskah iklan. Copywriting

berbeda dengan scriptwriting yang merupakan tulisan naskah

kreatif yang secara khusus dibuat untuk suatu program acara

televisi atau radio.

Frank Jenkis memberikan pengertian terhadap copywriting

sebagai tulisan karya copywriter dalam bentuk karangan-karangan

iklan yang dibuat semenarik mungkin. Beliau juga mengatakan

bahwa copywriting adalah seni penulisan pesan penjualan yang

paling persuasif dan kuat, yang melatar belakangi kewiraniagaan

melalui media-media yang berkaitan.

Copywriting bertujuan untuk membangkitkan emosi dan

membentuk imajinasi sehingga mempengaruhi pembaca atau

pendengar untuk berbuat sesuai dengan apa yang diharapkan.

Karya tulis yang disusun secara kreatif dengan kata-kata kaya

olahan sehingga kesatuan dan keajaiban makna tercipta.

Tulisan-tulisan dalam copywriting harus bisa menarik

perhatian, ketertarikan, keinginan, keyakinan dan tindakan. Posisi

copywriting memang ditujukan untuk menterjemahkan dan

mendeskripsikan sebuah produk ataupun jasa yang ditawarkan.


53

Tujuan copywriting yang utama adalah untuk membentuk

dan menciptakan perilaku pembeli. Kemudian tujuan lainnya adalah

untuk mengungkapkan atau menyampaikan hal-hal yang tersirat

sekaligus yang tersurat. Seiring perkembangan zaman dan

teknologi,produk dan jasa apapun jika dibuatkan iklan namun tidak

mengenal baik jenis media promosinya adalah sama dengan sia-

sia.

Berhasil atau tidaknya sebuah copywriting dapat dinilai dari

seberapa jauh penampilan sebuah iklan dapat mengangkat angka

penjulan dari produk atau jasa yang ditawarkan.

5. Kreatif

Kreatif diartikan sebagai “Suatu pilihan cara yang menarik

untuk mengekspresikan posisi merek dalam suatu format iklan”.

Kepentingan nyata dari ide kreatif berasal dari kesadaran adanya

kesulitan orang-orang kreatif dalam menyederhanakan kata-kata

bagi posisi merek dalam suatu iklan di media. Sehingga ide kreatif

sangatlah digunakan bagi semua perusahaan dalam membuat

iklan.

Seorang kreatif dituntut berpikir secara taktis dan manajerial

tetapi tidak meninggalkan kreatifitas.

Sesuatu disebut kreative jika:

a. Unik dan beda/Unique & Different

b. Diingat/Recognized
54

c. Asli/original

d. Punya efek/Impactfull

e. Mengejutkan/Shocking

f. Sifat kebaruan/Novelty

g. Inovatif

6. Tipografi

Tipografi dapat didefinisikan sebagai keterampilan mengatur

bahan cetak secara baik dengan tujuan tertentu: seperti mengatur

tulisan, membagi-bagi ruang/ spasi dan menata/menjaga huruf

untuk membantu secara maksimal agar pembaca memahami teks.

Tipografi merupakan cara hemat untuk benar-benar membuat

bermanfaat dan hanya secara kebetulan mencapai hasil estetis,

oleh karena menikmati pola-pola, jarang sekali menjadi tujuan

utama pembaca.

Menurut Ruan Mc Lean menyatakan bahwa tipografi adalah

“…seni atau keterampilan mendesain komunikasi melalui kata-kata

tercetak”.

Ia juga mengungkapkan bahwa tipografi adalah suatu cara

ketika kata-kata yang terpikir dalam benak seseorang lalu ditulis

pada kertas dengan pinsil atau pena, kemudian menjadi

dimungkinkan untuk digandakan sebanyak-banyaknya.

(Purwanto,2006 : 108-109)
55

Dari penggambaran tersebut dapat disimpulkan tipografi

adalah untuk memudahkan pembaca berkomunikasi dengan

penulisanya melalui penentuan jenis dan pengolahan susun

hurufnya. Adapun kesulitan atau kekurangan lancaran dalam

memahami teks akibat kurang baik dan benarnya susunan bahasa

merupakan urusan editor/penyutingan bahasa.

7. Logo

Asal kata logo berasal dari Yunani, Logos, yang berarti kata,

pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih dulu

populer adalah istilah logotype, bukan logo”.(Rustan,2009 : 12)

Pertama kali istilah logotype muncul tahun 1810-1840,

diartikan sebagai ; tulisan nama entitas yang didesain secara

khusus dengan menggunakan tehnik littering atau memakai jenis

huruf tertentu. Pada perkembangannya orang membuatnya makin

unik/berbeda satu sama lain. Mereka mengolah huruf itu,

menambahkan elemen gambar bahkan tulisan dan gambar berbaur

jadi satu dan semua itu masih banyak yang menyebutnya dengan

istilah logotype.

Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru

muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih popular dari pada

logotype.
56

Logo bisa menggunakan elemen :

a. Tulisan

b. Logogram

c. Ilustrasi, dan lain-lain

Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar

atau symbol pada identitas visual.

Peranan logo juga menggambarkan tujuan dan arah dari

suatu yang diwakili. Logo digunakan sebagai pembentuk citra dan

identitas pribadi yang akan dipublikasikan. Tidak hanya perusahaan

yang memiliki logo, tetapi lembaga, produk, agensi, asosiasi,

institusi maupun suatu acara juga memiliki logo sebagai pembeda.

Pada umumnya sebuah logo adalah penggabungan antara

tulisan dengan gambar, dan dari penggabungan tersebut

diharapkan sebuah logo mampu memberikan imajinasi yang baik,

sehingga dapat memberikan kesan yang baik bagi siapa saja yang

melihat logo tersebut. Logo sebagai pesan selanjutnya akan

dinikmati dan diperhatikan oleh individu.

Biasanya masing-masing individu akan menginterpretasikan

pesan dalam bentuk logo tersebut. Hasil interpretasi itu merupakan

pemahaman atau pengetahuan individu terhadap arti pesan yang

diterimanya. Suatu logo dapat membangkitkan perhatian melalui

penggunaan bentuk-bentuk dan warna-warna.


57

Perancangan dari logo yang baik menurut David E Carter

(Sihombing,2001: 53 )yaitu:

a. Logo memiliki keaslian dan keunikan .

b. Logo harus mudah dibaca.

c. Logo harus sederhana dan mudah dimengerti.

d. Logo harus mengesankan dan mudah diingat.

e. Logo mudah mencerminkan perusahaan/badan/lembaga.

f. Logo mudah diaplikasikan pada semua media grafis.

Pada penggunaanya, logo bukanlah sebuah gambar yang

dapat diubah-ubah seenaknya. Karena konsentrasi suatu logo akan

berdampak pada apa yang diwakilinya, namun perubahan suatu

logo dapat terjadi dalam rangka untuk memperbaiki image,

mewakili harapan-harapan baru, perubahan-perubahan positif dan

semangat baru yang ingin dikedepankan.

Dalam dunia periklanan, logo merupakan aspek yang dapat

menunjang baik buruknya sebuah iklan. Logo termasuk dalam

aspek pokok dalam sebuah iklan, khususnya untuk

menyempurnakan tampilan visual dari iklan itu sendiri.Keberadaan

logo sendiri biasanya untuk meningkatkan ekuitas merk suatu

produk. Sedangkan untuk logo yang ada dalam iklan suatu event,

digunakan untuk menggungah kesadaran publik akan event itu

sendiri.
58

Tidak sedikit yang masih mempunyai anggapan bahwa

pengaruh logo tidak terlalu besar dalam sebuah iklan, padahal

seiring dengan perkembangan zaman logo menjadi satu ciri khas

yang mudah melekat dibenak publik. Logo harus mampu

memberikan kesan yang baik, Karena jika logo memberikan

imajinasi yang buruk, maka dapat dipastikan tak satu pun yang

akan menghiraukan produk ataupun tergugah akan keberadaan

brand.

Mengutip “Design Dictionary” dari Board of Internasional

Research in Design (BIRD): “Logo biasanya mengandung teks,

gambar atau kombinasi keduanya”.(Rustan, 2009 : 13)

Dalam salah satu artikel di majalah Concept, Design Institute

Australia mengatakan:

“…Logo adalah sebuah sebuah symbol atau gambar


pengidentifikasi perusahaan tanpa kehadiran nama
perusahaan Logotype adalah cara khusus menuliskan nama
perusahaan”.
Logo merupakan suatu identitas merek yang

mengkomunikasikan secara luas tentang produk,pelayanan dan

organisasi dengan cepat. Logo tidak sekedar label, tetapi

menampilkan pesan kualitas dan semangat produk lewat

pemasaran, periklanan, dan kinerja produk.

Identitas produk yang kuat membuat program perkulihan dan

hubungan masyarakat menjadi lebih efektif karena logo-logo

tersebut berfungsi sebagai steno visual dari makna yang melekat


59

padanya dan dengan demikian memungkinkan konsumen untuk

menerima pesan perusahaan dengan lebih mudah. Produk-produk

yang menyandang logo dari perusahaan-perusahaan yang terkenal

dan berkualiatas tinggi diuntungkan oleh persepsi bahwa produk-

produk tersebut juga memiliki kualitas super. Daya tarik produk bagi

konsumen yangd demikian semakin diperkuat oleh merek yang

telah dikenal baik oleh konsumen.

Pada dasarnya tujuan logo adalah sebagai identitas produk

atau perusahaan dan menanggung beban yang besar bagi citra

perusahan atau produk.Oleh sebab itu, maka logo hendaklah

ditampilkan secara baik dan benar. Bahwa logo mempunyai arti

yang lebih dari sekedar cap dagang, logo juga bisa menjadi,

indikasi kualitas, posisi produk dipasar, keaslian produk serta

kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut.

Logo bisa melekat dalam ingatan dan dapat didetifikasi

begitu banyak arti yang berbeda. Logo itu sendiri sebenarnya

bukan menjadi perangkat komunikasi tetapi jelas dapat berfungsi

sebagai simbol dari apa yang disampaikan (atau berharap

tersampaikan) oleh perusahaan sekaligus simbol dari persepsi

konsumen yang muncul. Sebagai bendera perusahaan, logo adalah

aset visual yang paling peting sekaligus kata lisator dari perasaan

baik dan buruk.


60

Visualisasi logo yang baik menurut David E Carter mencakup

beberapa pertimbangan antara lain: ( David,1976 : 43)

a. Origin and Destinctive

Memiliki nilai kekhasan,keunikan dan daya beda yang jelas.

b. Legible

Mempunyai tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun

diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berda-

beda

c. Simple

Sederhana dalam pengertian mudah ditangkap dan dimengerti

oleh khalayak luas dalam waktu yang relatif singkat.

d. Memoriable

Cukup mudah untuk diingat, karena keunikannya, bahkan

dalam kurun waktu yang relatif lama

e. Easily associated with the company

Logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan

dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan.

f. Easily adaptable for all graphic media

Faktor kemudahan aplikasi logo, baik menyangkut

bentuk,warna, maupun konfigurasi logo pada berbagai media

grafis perlu diperhitungkan pada saat proses perancangannya

agar tidak menimbulkan kesulitan dalam penerapannya.


61

a. Jenis-jenis logo

Pembagian jenis logo secara sederhana terbagi atas dua

bagian yaitu:

1) Word marks atau Brand Name atau Logotype,yaitu logo

yang tersusun dari bentuk terucapkan (rangkaian huruf

yang dapat dibaca dan diucapkan)

2) Device Marks atau Brand Mark atau Logo gram, yaitu logo

yang tersusun dari bentuk yang tak terucapkan (gambar).

Jenis-jenis logo menurut John Murphy dan Michael

Rowe berdasarkan elemen visualnya: (John, 1998:100)

1) Logo berupa nama (Name only logos)

Logo ini terdiri atas nama saja dari produk atau lembaga.

Logo ini akan berfungsi dengan tepat untuk nama yang

pendek dan mudah dieja.

2) Logo berupa nama dan gambar (Name / symbol logos)

Logo ini terdiri dari nama dengan tipe huruf yang

berkarakter dan dipadu dengan gambar yang sederhana

yang keduanya merupakan satu kesetauan yang utuh yang

saling melengkapi.

3) Logo berupa inisial / singkatan nama (Initial letter logos).

Logo dengan nama singkatan dari nama lembaga yang

panjang dan sulit serta perlu banyak waktu untuk

mengingatnya. Masalah yang sering timbul dari logo ini


62

adalah khalayak tidak mengetahui apa kepanjangan dari

singkatan tersebut walaupun logonya sudah dikenal.

4) Logo berupa nama dengan visual yang khusus (Pictorial

name logos)

penting dan menojol yang secara keseluruhan memiliki ciri

yang sangat khusus. Bahkan jika nama / kata / teks / dari

logo tersebut diganti dengan yang lain tidak akan terlihat

berbeda dari sebelumnya. Contohnya logo Coca Cola dan

Roll Roys. Jika kedua nama lembaga tersebut diganti maka

kekhususan dan integritas dari logo akan tetap terlihat.

5) Logo asosiatif (Associative logos)

Logo ini biasanya berdiri sendiri dan bukan berupa nama

produk atau lembaga, namun memiliki asosiasi langsung

dengan nama lembaga, produk atau daerah aktivitas yang

dijalani oleh lembaga tersebut. Contoh Shell Oil, Greyhound

Corporation, Monsieur Bibendum of Michelin,British

Airways. Oleh karena itu logo jenis ini biasanya sederhana

dan memilki tampilan visual yang sederhana dan memiliki

tampilan visual dari pengolahan teks dan gambar yang

secara langsung. Juga memiliki kelebihan mudah dipahami

dan memberikan pertimbangan yang flesibel bagi pemilik

logo tersebut.
63

6) Logo dengan bentuk-bentuk kiasan (Allusive logos)

Logo jenis ini memiliki tampilan visual yang mengiaskan

bentuk dari benda-benda tertentu misalnya Mercedes

dengan bentuk kiasan stir mobil, Philip dengan bentuk

kiasan gelombang audio, walaupun mungkin saja

hubungan logo dengan bentuk-bentuk kiasan tersebut tidak

terlihat oleh sebagian besar masyarakat (audience). Namun

bentuk-bentuk kiasan tersebut merupakan penarik (fokus of

interest) yang dapat digunakan dalam hubungan

masyarakat (public relation).

7) Logo dengan bentuk abstrak (Abstract logos)

Banyak logo yang dibuat saat ini mengunakan bentuk-

bentuk abstrak atau tidak memiliki asosiasi dengan bentuk

apapun yang ada di alam. Bentuk-bentuk ini dalam proses

pengenalannya pada khalayak menuntut waktu dan biaya

yang tidak sedikit disbanding dengan bentuk-bentuk yang

sudah akrab apalagi sampai melekatnya dalam benak

khalayak. Masalah yang sering timbul adalah kemiripan

dengan logo lainnya yang beredar di masyarakat.

8. Desain Grafis

Kata grafis menurut etimologi adalah berasal dari kata

graphic (bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Latin graphé


64

(yang diadopsi kata Yunani graphos), yang berarti menulis,

menggores atau menggambar diatas batu.

Pengertian desain yang berasal dari kata designare yang

berarti suatu ide keindahan, yang dinyatakan dalam gambar,

bentuk, dan warna. Desain adalah suatu konsep pemecahan

persoalan bentuk, bahan teknik, rupa, fungsi, dan sebagainya,

dalam kaitannya dengan upaya pemenuhan kebutuhan manusia.

Desain sendiri merupakan proses pemikiran dan perasaan yang

akan menciptakan sesuatu, dengan menggabungkan fakta,

konstruksi, fungsi, dan estetika untuk memenuhi kebutuhan

manusia atau desain grafis juga bisa diartikan suatu konsep

pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, guna dan

pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.

Dari definisi maka dapat disimpulkan bahwa Desain Grafis

adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang

memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk

memilih, menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi,

foto, tulisan,dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk

diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan.

Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang

menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan

informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan


65

kognatif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar

dan page layout.

Menurut M.Suyanto, Desain Grafis dapat didefinisikan


“…suatu aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi
untuk kebutuhan bisnis dan industry (yang biasa disebut seni
komersial). Aplikasi-aplikasi ini dapat meliputi periklanan dan
penjualan produk; menciptakan pesan dalam publikasi”.(
Suyanto, 2006: 14)

Dalam desain grafis masalahnya mencakup berbagai bidang

seperti teknik perencanaan gambar, bentuk, simbol, huruf, fotografi

dan proses cetak disertai pula dengan pengetahuan tentang bahan

dan biaya. Biasanya Desain grafis diterapkan untuk media-media

statis seperti buku, majalah, dan brosur tetapi sejalan dengan

perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan untuk media-

media statis, seperti buku ,majalah, dan brosur tetapi sejalan

dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam

media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif

atau desain multimedia .

a. Elemen-elemen desain grafis

1) Titik

Titik merupakan elemen grafis yang wujudnya relatif kecil,

di mana dimensi panjang dan lebarnya dianggap tidak

berarti. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk

kelompok, dengan variasi jumlah, susunan dan kepadatan

tertentu.

2) Garis
66

Garis adalah salah satu elemen grafis yang banyak

berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek.Ciri

khasnya adalah terdapat arah serta dimensi memanjang.

3) Bidang

Bidang merupakan elemen desain yang berdimensi

panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya bidang dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometrid dan

bidang non-geometri atau tidak beraturan.

4) Ruang

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya suatu

bidang.Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga

dimensi sehingga ruang dapat dibagi menjadi dua, yaitu

ruang nyata dan ruang semu. Keberadaan ruang sebagai

elemen grafis tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti.

5) Warna

Warna sebagai elemen grafis yang berkaitan dengan bahan

yang mendukung keberadaanya ditentukan oleh jenis

pigmenya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan

oleh cahaya. Warna sangat bergantung pada Hue

(spectrum warna),Saturation (kepekatan), dan Lightness

nilai cahaya dari gelap ke terang.Hal yang paling

menentukan adalah lightness. Jika ia bernilai 0,maka

seluruh palet warna akan berubah menjadi hitam,


67

sebaliknya jika bernilai 100, maka warna akan berubah

menjadi putih atau tidak berwarna karena terlalu silau.

Nilai yang pas adalah 40 hingga 40, disini kita akan melihat

warna-warna dengan jelas.

6) Tekstur

Tekstur merupakan nilai raba dari suatu permukaan ditinjau

dari efek tampilannya, tekstur dibedakan menjadi tekstur

nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata bila ada kesamaan

antara hasil raba dan pengelihatan. Sedangkan tekstur

semu terdapat perbedaan antara hasil raba dengan

penglihatan.

b. Prinsip-prinsip desain garis

1) Kesatuan

Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip desain

yang menekankan pada keselarasan dari unsur-unsur yang

disusun, baik dalam wujudnya maupun kaitannya dengan

ide yang melandasinya. Kesatuan diperlukan dalam suatu

karya grafis yang terdiri dari beberapa elemen didalamnya.

Dengan adanya kesatuan inilah, elemen-elemen yang ada

saling mendukung sehingga diperoleh fokus yang dituju.

2) Keseimbangan
68

Keseimbangan atau balance merupakan salah satu prinsip

dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah

atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-

unsur rupa atau desain.

3) Irama

Irama adalah penyusun unsur-unsur dengan mengikuti

suatu pola penataan tertentu agar didapatkan kesan yang

menarik. Penataannya dapat dilaksanakan dengan

mengadakan pengulangan maupun pergantian secara

teratur.

4) Kontras

Kontras diperlukan sebagai vitalitas dalam suatu komposisi

agar tidak terkesan monoton. Kontras ditampilkan

secukupnya saja karena bila terlalu berlebihan, akan

muncul ketidak teraturan dan kontradiksi yang jauh dari

kesan harmonis.

5) Fokus

Fokus selalu diperlukan dalam suatu komosisi desain

sebagai pusat perhatian. Penjagaan keharmonisan dalam

membuat suatu fokus dilakukan dengan menjadikan segala

sesuatu yang berbeda di sekitar fokus mendukung fokus

yang telah ditentukan.

6) Proporsi
69

Proporsi adalah perbandingan antara bagian dengan

bagian dan antara bagaian dengan keseluruhan. Prinsip

desain tersebut menekankan pada ukuran dari suatu unsur

yang akan disusun dan sejauh mana ukuran itu menunjang

keharmonisan tampilan suatu desain.

9. Bentuk

Dalam dunia desain grafis dua dimensi, yang paling cepat

dikenali oleh otak manusia pertama kali adalah bentuk-bentuk

dasar (basic shape/primitive shape) seperti: segitiga, lingkaran,

kotak, dan lain-lain. (Rustan,2009: 46)

Pengertian bentuk menurut Leksikon Grafika adalah macam

rupa atau wujud sesuatu, seperti bundar elips, bulat segi empat dan

lain sebagainya. Dari definisi tersebut dapat diuraikan bahwa

bentuk merupakan wujud rupa sesuatu, biasa berupa segi empat,

segi tiga, bundar, elips dan sebagainya.

Pada proses perancangan logo, bentuk menempati posisi

yang tidak kalah penting dibandingkan elemen-elemen lainnya,

mengingat bentuk-bentuk geometris biasa merupakan simbol yang

membawa nilai emosional tertentu. Hal tersebut biasa dipahami,

karena pada bentuk atau rupa mempunyai muatan kesan yang

kasat mata. Seperti yang diungkapkan Plato, bahwa rupa atau


70

bentuk merupakan bahasa dunia yang tidak dirintangi oleh

perbedaan-perbedaan seperti terdapat dalam bahasa kata-kata.

Sebuah lingkaran, digunakan untuk menandakan sifat

dinamis, bergerak, berulang, tak terputus, alam semesta yang tidak

bertepi, mewakili sifat keabadian , tak berawal dan tak berakhir.

Lingkaran juga menjadi simbol ideografi kuno, ditemukan di goa-

goa prasejarah dikolombia, ada lukisan lingkaran yang

digambarkan kosong, dan lingkaran yang diberi titik ditengahnya.

Lingkaran yang kosong memberi makna mata atau mulut yang

terbuka, lingkaran yang diberi titik ditengahnya yang

menggambarkan matahari atau “mata” dari penguasa alam.

Ideografi lingkaran ini sudah digunakan oleh hampir setiap

kebudayaan yang ada dimuka bumi ini. Menurut Cooper , dalam

agama Buddha lingkaran merupakan “ round of existence”

melingkupi semua hal luar biasa yang ada didunia ini, dalam ZEN

lingkaran kosong adalah pencerahan , sedangkan lingkaran yang

bertitik ditengahnya menggambarkan kesempurnaan siklus.

(Cooper,1998:36) Dalam astrologi bentuk lingkaran

menggambarkan matahari, serta merupakan simbol dari dewa-

dewa matahari.

Bentuk lain adalah segitiga, yang mewakili sifat stabil, diam,

kokoh, teguh, rasional, api, kekuatan, gunung, harapan, terarah,

progress, bernilai, suci, sukses, sejahtera dan keamanan. Segitiga


71

juga digunakan untuk menegaskan konsep tri-tunggal, seperti

kelahiran, kehidupan dan kematian, Filsuf Yunani, Pita goras pada

abad ke enam sebelum masehi menggunakan segitiga ini sebagai

simbol dari kearifan. Meurut Cooper, segitiga adalah sorga, bumi

dan manusia atau ayah, ibu dan anak. Masih banyak lagi

kepercayaan-kepercayaan dimuka bumi ini yang menggunakan

bentuk segitiga sebagai simbol yang memiliki arti

religious.(Ibid,2001:179)

Bentuk segiempat mewakili sifat keunggukan teknis, formal,

dapat diandalkan dan integritas. Tetapi segi empat memiliki arti

simbolis yang berlawanan dengan bentuk lingkaran. Jika lingkaran

mewakili keabadian dan penguasa alam semesta, maka segi empat

menendakatan pembatasan, kebendaan, dan tanah. Menurut

Cooper, bila lingkaran menggambarkan dinamis dan kehidupan,

maka segi empat menggambarkan hal yang berlawanan,yaitu statis

dan kematian.(Ibid, 2001:157)

10. Warna

Warna adalah sensasi yang diciptakan sistem visual kita

karena adanya eksitasi radiasi elektromagnetik yang dikenal

sebagai cahaya. Atau untuk lebih detailnya, warna adalah hasil

persepsi dari cahaya didaerah spectrum elektromagnetik yang


72

dapat dilihat, yang mempunyai panjang gelombang dari 400nm

sampai 700 nm yang datang keretina manusia.(Sudiana,1986:38)

Warna sebagai termasuk dalam ranah nirmana. Terkadang

pemakaian warna sangat membantu dalam pemilihan font dalam

typografi. Warna adalah element penting dalam grafis desain atau

desain garis. Dalam ilmu seni rupa warna bisa mewakili emosi dari

karya grafis desain atau desain grafis tersebut sehingga pesan dari

karya tersebut bisa lebih mudah diterima oleh audience.

Warna berpengaruh pada rasa dan estetika hingga merayap

kedalam ungkapan perasaan mendalam hingga hampir semua ilmu

yang dipelajari oleh manusia mengandung warna. Elemen warna

dalam desain grafis mempunyai maknanya sendiri namun juga

dipengaruhi oleh bidang keilmuan lainya dalam hal warna seperti

bidang psikologi dan fengsui.

Sebagai bagian dari elemen logo warna sangatlah penting

memegang peranannya sebagai sarana untuk lebih mempertegas,

memperkuat kesan/ tujuan dari logo tersebut.

Kemampuan warna menciptakan impresi yang cepat dan

kuat, warna itu mempengaruhi kelakuan,memegang peranan yang

penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka

tidaknya kita akan bermacam-macam benda. Warna bahkan

memainkan peran besar dalam pengambilan keputusan dalam

pembelian barang.
73

11. Semiotika Charles Sanders Peirce

Semiotik atau semiology merupakan terminology yang

merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiology lebih banyak

digunakan di Eropa sedangkan semiotic lazim dipakai oleh ilmuan

Amerika istilah yang berasal dari kata Yunani “semeion” yang

berarti “tanda “atau “sign” dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu

yang mempelajari sistem tand a seperti: bahasa, kode, sinyal, dan

sebagainya

Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang

tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara funngsinya,

hubunganya dengan tanda-tanda lain , pengirimannya dan

penerimaannya oleh mereka yang menggunakananya. Semiotik

mempelajari sistem-sistem,aturan-aturan, konfensi-konfensi yang

memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti.

(Kriyantono,2008: 263)

Semiotik biasanya disefiniskan sebagai teori umum yang

berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol

sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk

mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual

dan verbal serta tactile dan olfactory (semua tanda atau sinyal yang

bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki)
74

ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara

sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di

setiap kegiatan dan perilaku manusia)

Menurut Peirce, tanda (representamenti) iyalah sesuatu yang

dapat mewakili sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu (eco,

1979:15) Tanda akan mengacu kesesuatau yang, oleh Peirce

disebut objek (denotatum).(Sumbo, 2007: 13)

Sumber Gambar : www.google.com

Charles Sanders Peirce dalam lingkungan semiotik melihat

sebuah tanda, acuan dan penggunannya sebagai tiga titik dalam

segitiga Peirce yang biasanya dipandang sebagai pendiri tradisi

semiotika Amerika menjelaskan modelnya secara sederhana yaitu

tanda sebagai sesuatu yang dikaitakan kepada seseorang untuk

sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas dan seringkali

mengulang-ulang pernyataan bahwa secara umum tanda adalah

yang mewakili sesuatu bagi seseorang.


75

Tanda menunjuk pada seseorang, yakni menciptakan

dibenak seseorang tersebut suatu tanda yang setara atau barang

kali suatu tanda yang lebih berkembang. Tanda tersebut disebut

interpretant dari tanda-tanda pertama. Perumusan yang terlalu

sederhana dari Peirce ini menyalahi kenyataan tentang adanya

suatu funngsi tanda: tanda A menunjukan suatu fakta (dari objek

B), kepada penafsirnya yaitu C.

Oleh karena itu suatu tanda itu tidak pernah berupa suatu

entitas yang sendirian, tetapi yang memiliki ketiga aspek tersebut

(A,B dan C). Peirce mengatakan bahwa tanda itu sendiri

merupakan contoh dari kepertamaan objeknya adalah keduaan dan

penafsirnya adalah sebagai unsur pengantara yang berperan

sebagai ketigaan. Kegiatan yang ada dalam konteks pembentukan

tanda juga membangkitakan semiotika yang tak terbatas,selama

suatu penafsir (gagasan) yang membaca tanda sebagai tanda bagi

yang lain (yaitu sebagi wakil dari suatu makna atau penanda) bisa

ditangkap oleh penafsir lainnya.

Penafsir ini adalah unsur yang harus ada untuk

mengaikatan tanda dengan objeknya (induksi, deduksi dan

penangkapan [hipotesis] membentuk tiga jenis penafsir yang

penting). Agar bisa ada sebagai suatu tanda maka tanda tersebut

harus ditafsirkan (dan berarti harus memiliki penafsir).


76

Bagi Peirce,tanda”is something which stands to somebody

for something in some respect or capacity”. Artinya, sesuatu yang

digunakan agar tanda bisa berfungsi didebut ground oleh

Pierce.Konsekuensinya , tanda selalu terdapat dalam hubungan

triadik, yakni ground, object, dan interpretant. Atas dasar hubungan

ini, Pierce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan

dengan ground baginya menjadi qualisign, sinsign, dan lesign.

Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya

kata-kata kasar, keras, lemah lembut, merdu. Sinsign adalah

eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda;

misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air

sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu

sungai.Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda,

misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang

boleh dilakukan manusia.(Sobur,2009:41)

Pierce juga menandaskan bahwa kita hanya dapat berfikir

tanda.Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana

tanda.Tanda dalam kehidupan manusia bisa berati gerakan

ataupun isyarat. Anggukan ataupun gelengan dapat berarti sebagai

setuju dan tidak setuju, tanda peluit, gendering, suara manusia

bahkan bunyi telepon merupakan suatu tanda. Tanda dapat berupa

tulisan, angka dan bisa juga berbentuk rambu lalu lintas contohnya
77

merah berarti berhenti (berbahaya jika melewatinnya) dan masih

banyak ragamnya.

Merujuk teori Pierce, tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat

dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotika. Pierce

membagi tanda menjadi tipe-tipe: ikon, indeks dan simbol. Pierce

merasa bahwa ini merupakan model yang sangat bermanfaat dan

fundamental mengenai sifat tanda. Tanda adalah sesuatu yang

mewakili sesuatu. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran,

gagasan atau perasaan. Jika sesuatu misalnya A adalah asap

hitam yang mengepul dikejauhan, maka ia dapat mewakili B,yaitu

misalnya sebuah kebakaran (pengalaman).

Tanda semacam itu dapat disebut sebagai indeks yakani

antara A dan B ada keterkaitan (contiguity).Tanda juga bisa berupa

lambang ataupun simbol, Burung dara sudah diyakini sebagai

tanda atau lambang perdamaian; Burung Dara tidak begitu saja

bisa diganti dengan burung atau hewan yang lain. Ikon adalah

hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat

kemiripan (menunjukan suatu kemiripan), ini yang kerap kali jelas

dalam tanda-tanda visual misalnya foto seseorang dapat dikatakan

ikon; sebuah peta adalah ikon; gambar yang ditempel di pintu

kamar kecil pria dan wanita adalah ikon. Pada dasarnya ikon

merupakan suatu tanda yang bisa menggambarkan ciri utama


78

sesuatu meskipun sesuatu yang lazim disebut sebagai objek acuan

tersebut tidak hadir. Model tanda objek interpretant dari.

Pierce merupakan sebuah ikon dalam upayanya

mereproduksi dalam konkret struktur relasi yang abstrak di antara

unsur-unsurnya. Dapat pula dikatakan sebagai ikon atau tanda

yang memiliki ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkan.

Misalnya: Foto atau gambar Soekarno adalah ikon seorang

presiden pertama di Indonesia atau bapak orator Indonesia.

Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat

dengan apa yang diwakilinya. Atau disebut tanda sebagai suatu

bukti. Contohnya; asap dan api, asap akan menunjukan adanya api

disekitarnya. Jejak telapak kaki di tanah merupakan tanda indeks

orang yang melewati tempat itu. Tanda tangan (signature) adalah

indeks dari keberadaan seseorang yang menorah tanda tangan

tersebut.

Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan

atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat

dipahami jika seseorang sudah mengerti arti yang telah disepakati

bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah

mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya. Contohnya:

Garuda Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah burung yang

memiliki perlambang yang kaya makna. Namun bagi orang yang

memiliki latar budaya yang berbeda, seperti orang eskimo, Garuda


79

Pancasila akan dianggap sebagai burung yang biasa saja yang

disamakan dengan burung-burung sejenis elang lainnya.

Logo merupakan hal-hal yang bersifat ikoni, sesuatu yang

dapat mengisyaratkan adalah tanda-tanda yang bersifat Indeksial.

Sesuatu tanda yang dapat diucapkan baik secara oral maupun

dalam hati, arti atau makna dari gambar, bau, lukisan gerak,

merupakan sesuatu yang bersifat simboli


80

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan pola/model tentang bagaimana sesuatu

terstruktur (bagian/hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian

berfungsi (perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus/dimensi

waktu). Kuhn (1962 dalam The Struktur of Scientific Revolutions)

mendefinisikan “paradigma ilmiah” sebagai contoh yang diterima tetang

praktek ilmiah yang sebenarnya, contoh-contoh termasuk hukum, teori,

aplikasi dan instrumentasi secara bersama-sama yang menyediakan

model yang darinya muncul hubungan yang koheren dari penelitan

ilmiah. (Moleong,2000;49)

Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari,

pertanyaan-pertayaan apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-

kaidah apa yang seharusnya diikuti dalam menafsirkan jawaban yang

diperolehnya. Dengan demikian paradigma adalah ibarat sebuah

jendela tempat orang mengamati dunia luar, tempat orang bertolak

menjelahi dunia dengan wawasannya (world-wide).(Agus Salim,

2001;33)

Dari pengertian tersebut penulis melihat bahwa paradigma

merupakan pandangan dalam menjalani kepercayaan dan berperan


81

sebagai pembatas ruang gerak dalam melakukan penelitian, serta

merupakan landasan dalam melihat suatu masalah.

Terdapat tiga paradigma ilmu pengetahuan yang dikembangkan

oleh para ilmuan dalam mengembangkan suatu ilmu, yaitu :Positivisme

dan Post-postivisme, Konstruktivisme (interpretative), dan Critical

Theory atau teori-teori kritis.

Tiga perspektif/paradigma ilmu sosial1

Positivisme dan Konstruktivisme Critical Theory


Postpositivisme (Interpretatif) (Teori-teori kritis)
Memandang ilmu Memandang ilmu sosial Mendefinisikan ilmu
sosial seperti halnya sebagai analisis sitematis sosial sebagai suatu
dalam ilmu fisika. terhadap socially proses yang secara kritis
Menempatkan ilmu meaningfull action. Ilmu berusaha
social sebagai diperoleh melalui mengungkapakan “the
metode yang pengalamatan langsung real structures” dibalik
terorganisir untuk dan rinci terhadap ilusi atau kesadaran
mengombinasikan perilaku sosial dalam palsu yang ditampakkan
deductive logic suasana keseharian dipermukaan.Bertujuan
dengan pengamatan yang alamiah, agar membantu membentuk
empiris. mampu memahami dan kesadaran sosial agar
Bertujuan menafsirkan bagaimana seseorang atau
menemukan hukum pelaku sosial yang masyarakat dapat
sebab akibat yang bersangkutan memperbaiki dan
dipergunakan menciptakan/memelihara mengubah kondisi
memprediksi pola- dan mengelola dunia. kehidupannya.
pola umum dari
gejala sosial tertenu.

Paradigma penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini

adalah paradigm Konstruktivisme. Alasan peneliti memakai paradigm

Konstruktivisme, karena setuju bahwa sebuah realitas yang ada di

masyarakat tidak bisa digeneralisasikan ke setiap orang seperti yang

1
Dedy,N.Hidayat,Paradigma dan Methodologi, 1998, hal.102.
82

dilakukan oleh penganut paham paradigma positivis. Fenomena yang

akan diteliti harus dapat diobservasikan, harus dapat diukur, eksistensi

fenomena tersebut harus dapat dijelaskan melalui karakteristik yang

ada di dalamnya.

Pada sisi ontology, paradigma ini menyatakan bahwa realitas

bersifat sosial dan karenanya akan menumbuhkan beragam teori atas

realitas majemuk didalam masyarakat. Pernyataan ini didasarkan pada

pemikiran bahwa tidak ada suatu realitas yang dijelaskan tuntas oleh

suatu ilmuan pengetahuan. Dalam kontruktivisme penemuan ilmu

adalah lebih condong kepada penciptaan ilmu yang diekspresikan

dalam bentuk pola-pola teori, jaringan atau hubungan timbal balik

sebagai hipotesis kerja bersifat sementara,lokal dan spesifik.(Salim

Agus,2006;89)

Pendekatan penelitian ini merupakan studi tentang

penggambaran atau pendeskripsian yang mengarah pada subjektifitas

peneliti,maksudnya dengan pendekatan semacam ini dianggap tidak

ada replikasi atau suatu bentuk yang sama persis hasil penelitian ini

dengan hasil penelitian lain dengan objek ataupun subjek yang sama

karena ini merupakan suatu dekripsi subjektif dari interpretasi penelitian

dan realitas yang diteliti selalu terkait oleh konteks ruang dan waktu

dinamis yang dapat berubah.

Peneliti mendapatkan masalah yang terkandung dalam logo baru

Batik Semar yakni perbedaan pandangan yang terjadi saat setiap orang
83

melihat dan memperhatikan logo tersebut sehingga menimbulkan

perbedaan persepsi yang menyangkut logo tersebut.Mengapa terjadi

hal demikian? Itu dikarenakan setiap manusia memiliki latar budaya,

pendidikan, dan pola pikir berbeda satu sama lainnya.

3.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang

merupakan suatu metode berganda dalam fokus, yang melibatkan

pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap pokok permasalahan

yang dikajinya. Ini berarti bahwa penelitian kualitatif bekerja di dalam

setting yang alamiah, dan berupaya memahami dan memberi tafsiran

pada fenomena yang dilihat dari makna yang diberikan orang-orang

kepada fenomena tersebut. (Salim, 2006:34)

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen

(1982) adalah seperti berikut: (Sugiyono, 2009:13)

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya


adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti
adalah instrumen kunci.
2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak
menekankan pada angka.
3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada
produk atau outcome.
4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif
5. Penelitan kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik
yang teramati).

Melihat dari itu maka dapat kita simpulkan bahwa penelitian

kualitatif lebih menekankan pada pengumpulan data-data dan bukan


84

berdasarkan perhitungan statistik. Penelitian kualitatif mengembangkan

pemahaman atas pokok permasalahan yang dihadapi, maka dari itu

penelitian bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.

Pemahaman mengandung makna pemahaman dari dalam

(verstehen) yang mempunyai arti bahwa peneliti dalam melakukan

penelitian hendaknya memahami permasalahan dari dalam konteks

masalah yang diteliti, oleh karena itu peneliti kualitatif tidak mengambil

jarak dengan yang diteliti sebagaimana penelitian pendekatan

kuantitatif yang membedakan antar peneliti sebagai subjek dan yang

diteliti sebagai obyek. Dalam penelitian kualitatif peneliti berbaur

menjadi satu dengan yang diteliti sehingga peneliti dapat memahami

persoalan dari sudut pandang yang diteliti itu sendiri. (Sarwono,

2006:193)

Peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif karena

peneliti ingin menjelaskan atau menjabarkan bagaimana mendalami

pemaknaan Logo Batik Semar, maka dari itu hasil dari penelitian ini

berupa data-data.

3.3. Metodologi Penelitian

Tenik Analisis Alfred Schutz

Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, Phainoai, yang

berarti „menampak‟ dan phainomenon merujuk pada „yang menampak‟.

Istilah ini diperkenalkan oleh Johann Heirinckh. Istilah fenomenologi

apabila dilihat lebih lanjut berasal dari dua kata yakni;


85

phenomenonyang berarti realitas yang tampak, dan logos yang

berarti ilmu. Maka fenomenologi dapat diartikan sebagai ilmu yang

berorientasi unutk mendapatan penjelasan dari realitas yang tampak.

Lebih lanjut, Kuswarno menyebutkan bahwa Fenomenologi

berusaha mencari pemahaman bagaimana manusia mengkonstruksi

makna dan konsep penting dalam kerangka intersubyektivitas

(pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita

dengan orang lain).

Alfred Schutz merupakan orang pertama yang mencoba

menjelaskan bagaimana fenomenologi dapat diterapkan untuk

mengembangkan wawasan ke dalam dunia sosial. Schutz memusatkan

perhatian pada cara orang memahami kesadaran orang lain, akan

tetapi ia hidup dalam aliran kesadaran diri sendiri.

Perspektif yang digunakan oleh schutz untuk memahami

kesadaran itu dengan Engkus Kuswarno, Fenomenologi; fenomena

pengemis Kota bandung . (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009), 2.23

konsep intersubyektif. Yang dimaksud dengan dunia intersubyektif

ini adalah kehdupan-dunia (life-world) atau dunia kehidupan sehari-

hari. Dunia kehidupan sehari-hari ini membawa Schutz

mempertanyakan sifat realitas sosial para sosiolog dan siswa yang

hanya peduli dengan diri mereka sendiri. Dia mencari Jawaban dalam

kesadaran manusia dan pikirannya. Baginya, tidak ada seorang pun


86

yang membangun realitas dari pengalaman intersubjective yang

mereka lalui.

Kemudian, Schutz bertanya lebih lanjut,apakah dunia sosial

berarti untuk setiap orang sebagai aktor atau bahkan berarti baginya

sebagai seorang yang mengamati tindakan orang lain? Apa arti

dunia sosial untuk aktor/subjek yang diamati, dan apa yang dia

maksud dengan tindakannya di dalamnya? Pendekatan semacam ini

memiliki implikasi, tidak hanya untuk orang yang kita pelajari, tetapi

juga untuk diri kita sendiri yang mempelajari orang lain. Instrument

yang dijadikan alat penyelidikan oleh Scutz adalah memeriksa

kehidupan batiniyah individu yang direfleksikan dalam perilaku

sehari- harinya.

3.4. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan tehnik analisis

semiotika dari Peirce. “menggantikan” (stand for) di antara tanda

dengan objectnya melalui interpretant. Representament adalah sesuatu

yang bersifat inderawi yang berfungsi sebagai tanda. Kehadirannya

membangkitkan interpretant, yakni suatu tanda lain yang equivalen

dengannya, di dalam benak seseorang. Namun pada dasarnya

representament dan interpretant adalah tanda, hanya saja

representament, object, dan interpretant ini membentuk sebuah struktur

triadik.
87

Langkah-langkah dalam karya tulis ilmiyah adalah, penulis akan

mencari ikon, indeks dan simbol dari tiga element utama yang berada

pada iklan. Pada saat penulis meneliti ikon, indeks dan simbol penulis

menemukan jenis, bentuk, dan warna yang digunakan serta gambar

visual logo Batik Semar. Setelah penulis mencari dan menjelaskan

mengenai ikon, indeks dan simbol yang berbeda pada logo Batik Semar

sebelumnya, penulis dapat menentukan tanda, objek dan interpretant.

Setelah selesai menentukan tanda, objek dan interpretant maka penulis

akan menemukan makna yang terdapat dalam logo Batik Semar.

Menurut Peirce tanda dibentuk oleh hubungan segitiga yaitu

representament yang oleh Peirce disebut juga tanda (sign)

berhubungan dengan object yang dirujuknya. Hubungan tersebut

membuahkan interpretant. Yang dikupas dalam teori segitiga makna

Peirce adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda

ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi.

Hubungan segitiga makna Peirce

Interpretant

Representament Objek

sumber; John Fiske, Introduction to communication studies ,2nd edition,London 1990,hal 42.
88

Peirce, memaparkan tiga trikotomi tanda, yaitu pemerimaan atas

dari mana dan bagaimana suatu tanda berasal.

Trikotomi pertama, dilihat dari sudut pandang representament,

yang semata-mata sebagai posibilitas. Tanda atau representament

adalah bagian tanda yang merujuk pada suatu cara atau berdasarkan

kapasitas tertentu. Peirce mengistilahkan representament sebagai

benda atau objek yang berfungsi sebagai tanda. Kemudian Peirce

membedakan tanda-tanda menjadi qualisign, sign,dan legisign .

(budiman,2003;54)

Qualisign adalah suatu kualitas yang merupakan tanda.

Walaupun pada dasarnya ia belum dapat menjadi tanda sebelum

mewujud (embloied). Sehingga dapat dikatakan tanda berdasarkan

suatu sifat. Sinsign, tanda yang merupakan tanda atas dasar

tampilannya kenyataan, suatu hal yang ada (Exisistent) secara aktual

yang berupa tanda tunggal. Legisign, tanda atas dasar suatu peraturan

yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode, seperti suatu

hukum (Law).

Trikotomi kedua, dipandang dari sisi hubungan representament

dengan objeknya, yakni hubungan “menggantikan” atau the „ standing

for relation‟,tanda-tanda diklasifikasikan oleh Peirce menjadi ikon

(icon),indeks (index) dan symbol (simbol). Icon adalah tanda yang

didasarkan atas “keserupaan” atau “kemiripan” dan melaksanakan

fungsinya sebagai penanda yang serupa dengan bentuk objeknya.


89

Indeks, tanda yang memiliki kaitan fisik, eksternsial, atau casual

diantara representament dan objeknya sehingga seolah-olah akan

kehilangan karakter yang menjadikannya tanda jika objeknya

dipindahkan atau dihilangkan.

Fungsinya lebih sebagai penanda yang mengisyaratkan

penandanya. Simbol, tanda yang representamentnya merujuk kepada

objek tertentu tanpa motivasi (unmotivated), simbol terbentuk melalui

konvensi-konvensi atau kaidah-kaidah. Tanpa adanya kaitan langsung

diantara representament dengan obyeknya. Fungsinya lebih sebagai

penanda yang oleh secara konvensi telah lazim digunakan dalam

masyarakat.

Objek adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Biasanya objek

merupakan sesuatu yang lain itu sendiri atau objek dan tanda bisa jadi

merupakan entitas yang sama. Adanya beberapa macam objek yang

dikemukakan oleh Peirce, yaitu :

1. Object Representasi: objek sebagaimana direpresentasikan oleh

tanda.

2. Object Dinamik: objek yang tidak tergantung pada tanda,objek

inilah yang merangsang penciptaan tanda.

Trikotomi Ketiga, Lebih menekankan pada hakikat

interpretannya, Peirce membagi tanda menjadi rema (rheme), tanda

disen (dicent sign atau design) dan argumen (argument). Rema, suatu

kemungkinan kualitatif (a sign of qualitative possibility) yakni tanda


90

apapun yang tidak betul dan tidak salah,penanda bertalian dengan

mungkin terpahaminya objek petanda bagi penafsir. Tanda disen atau

design, tanda eksistensi aktual, suatu tanda faktual (a sign of fact),

biasanya berupa sebuah proporsi, penanda menampilkan informasi

tentang petandanya. Argumen, tanda “hukum” (law) atau kaidah, suatu

tanda nalar (a sign of reason) didasari oleh leading principal yang

menyatakan bahwa peralihan dari premis-premis tertentu kepada

kesimpulan tertentu adalah benar.

Interpretant merupakan efek yang ditimbulkan dari proses

penandaan atau bisa juga, interpretant adalah tanda sebagaimana

diserap oleh benak kita.Sebagaimana objek, menurut Peirce

interpretant dibagi tiga macam:

1 . Immediate interpretant (makna pertama)

Makna yang muncul ketika kita memahami tanda secara

bebas. Efek pertama atau potensi makna sebuah tanda,sebelum

adanya penafsiran.

2. Dynamic Interpretant (makna dinamis)

Makna yang merupakan efek langsung tanda.Efek langsung yang

betul-betul dihasilkan sebuah penanda penafsiran, yang berbeda

dari satu penafsirannya (meskipun ditafsirkan oleh seorang

penafsir).

3. Final interpretant (makna akhir)

Makna yang merupakan efek tanda yang relatif jarang secara

penuh berfungsi pada setiap contoh penggunaan, sesuatu yang


91

akhirnya diputuskan sebagai tafsiran yang sebenarnya.

3.5. Objek Penelitian dan Unit Analisis

Objek yang diteliti adalah unsur-unsur yang ada dalam

warna,bentuk dan gambar di dalam logo Batik Semar. Dilihat pula

keseluruhan makna yang ada pada logo yang didasarkan atas

pengetahuan penulis dan didukung oleh informasi yang didapat dari

sumber lain. Unit analisis dalam penelitian ini adalah bentuk, gambar,

dan warna yang terdapat pada logo Batik Semar. Unit-unit analisa yang

digunakan berdasarkan sistem pengorganisasian tanda yang

dikemukakan oleh Sanders Pierce.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai penulis adalah teknik

pengamatan non-partisipan tak berstruktur dan dengan menggunakan

studi literature. Menurut Lexy J.Maleong, pengalaman non-partisipan ini

adalah pengamatan yang hanya melakukan satu fungsi yakni

mengamati ikon, indeks, dan simbol tidak melakukan hal lain yang

mungkin mempengaruhi keadaan yang diamati tidak mengganggu

struktur unit analisis dalam hal ini karakteristik dari design. Dimana

pengamatan tidak melakukan manipulasi ataupun campur tangan

peneliti pada latar penelitian atau dapat dikatakan bahwa disini peneliti

tidak sama sekali terlibat dalam membuat latar, semua alamiah

saja.(Maleong,2000;4)
92

Di dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan oleh

manusia, yakni peneliti sendiri. Di sini peneliti merupakan perencana,

pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada

akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. Maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa di penelitian ini manusia adalah instrument

penelitiannya atau alat penelitiannya.


93

BAB IV

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi obyek penelitian

Salah satu bentuk komunikasi yang dapat menyampaikan suatu

pesan dan membentuk suatu image adalah melalui logo.Sebuah logo

mempunyai makna-makna yang tersirat sebagai bentuk komunikasi

melalui visual.

Dalam berbagai cara, logo merupakan suatu pola gambar,

sehingga pendekatan desainnya sama dengan desain grafis

perlambang dan elemen-elemen komunikasi lainnya. Bentuk, garis dan

jarak diperenalkan dalam desain grafis tertentu. Elemen-elemen ini

dapat menghasilkan atau merusak suatu pola desain yang baik.

Lambang kreatif yang mudah dibaca akan menjadi logo yang baik

karena langsung menyampaikan pesan penting dengan cara

menyenangkan sedangkan suatu pola yang terlalu rumit akan sulit

dimengerti dan akibatnya tidak mencapai tujuan yang diharapkan.

Keseimbangan dalan desain logo juga harus diperhatikan.

Keseimbangan dalam logo dapat tercapai jika setiap bagian desain

saling melengkapi agar tetap dalam keadaan seimbang, dan

merupakan suatu kesatuan. Logo adalah alat untuk mencapai tujuan,

jadi logo bukanlah tujuan. Dalam membuat suatu logo harus

memperhatikan susunan yang baik, dimana adanya keseimbangan dan


94

proporsi sehingga memiliki sebuah nilai yang mengandung maksud dan

makna dari logo sehingga dapat memperkuat logo itu sendiri.

Sebuah logo biasanya dirancang dengan filosofi-filosofi tertentu.

Selain menggambarkan citra yang diwakilinya, sebuah logo juga harus

tampil menarik. Terutama logo perusahaan yang pada setiap warna

dan bentuknya memiliki makna yang membentuk citra dari perusahaan

tersebut, sebagai simbol komitmen perusahaan tersebut kepada

khalayak atau masyarakat.

Salah satu brand yang melakukan perubahan logo salah satunya

adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha busana tradisional

batik yaitu Batik Semar asal Solo Jawa Tengah, yang baru-baru ini

mengganti logo dari perusahaan tersebut. Keberadaan logo Batik

Semar tersebut diperbaharui bukan semata-mata sebagai sesuatu yang

dapat menarik perhatian, namun dengan adanya pembaharuan logo

Batik Semar merupakan salah satu bentuk dari komitmen dari

perusahaan yang selalu bergerak mengikuti perkembangan jaman.

Terutama dalam berbusana batik yang mulai digemari anak

muda dan juga untuk menjaga loyalitas dari pengguna Batik Semar

dengan tampilan logo yang lebih baru dan berkesan bisa diterima

disemua kalangan baik muda mau pun tua, selain itu dalam lambang

terbaru Batik Semar juga menyampaikan visi dan misi serta komitmen

Batik Semar untuk menjaga peningkatan mutu dan kwalitas pelayan

kedepan dan mengingat kian hari semakin banyak competitor yang


95

melakoni usaha yang sama dengan farian model batik yang terbaru

dengan sekmentasi untuk kaum muda .

Mengingat saat ini batik telah menjadi ikon Indonesia dan

sekmentasi penggunanya yang tadinya hanya digunakan orang tua

untuk acara formil kini sudah mulai banyak disukai anak muda. Oleh

sebab itu penggatian logo dirasa sangat penting dikarenakan logo yang

lama terkesan kuno dan ketinggalan jaman sedangkan konsumen

sudah mulai mengarah kepada konsumen anak muda yang secara

tampilan visual sangat mempengaruhi minat untuk membeli atau

menentukan keputusan.

Pada logo terbaru Batik Semar tetap mempertahankan tokoh

pewayangan semar sebagai ciri khas dari perusahaan Batik Semar

tersebut, logo yang terbaru saat ini menggunakan mencoba untuk

menarik bentuk gunungan yang ada didalam logo sebelumnya menjadi

latar belakang.Warna hijau menjadi latar belakang di desain logo Batik

Semar yang terbaru karena warna hijau itu sendiri memiliki makna

kesegaran dan berhubungan dengan sesuatu natural atau biasa

disebut juga dengan alami sesuai dengan harapan perushaan yang

ingin memberikan warna baru dan kesegaran dalam dunia bisnis batik

tengah persaingan perusahan batik yang kian hari kian banyak.Lalu

yang tetap menjadi ikon utama yaitu tokoh Semar itu sendiri.
96

4.2. Deskripsi Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek di penelitian ini antara lain :

Konsumen Batik Semar :

Nama : Agus Nia

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Domisili : Jakarta

Jenis Kelamin : Wanita

Konsumen Batik Semar :

Nama : Andika Ahmaludin

Umur : 24 tahun

Domisili : Jakarta

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Jenis kelamin : Pria

Konsumen Batik Semar :

Nama : Simon natanael

Umur : 26 tahun

Domisili : Bogor

Pekerjaan : Wiraswasta

Jenis kelamin : Pria


97

EA konsultan Brand

Nama : Servasius Joseph Kanugrahan

Umur : 29 tahun

Domisili : Tangerang Selatan

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Jenis kelamin : Pria

Desain Grafis

Nama : Tri Budi Kurniawan

Umur : 27 tahun

Domisili : Jakarta

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Jenis kelamin : Pria


98

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian berdasarkan Semiotika Pierce melalui Identifikasi

tanda pada gambar karikatur Semar dalam logo baru Batik Semar

secara Ikon, Indeks dan Simbol seperti tabel di bawah ini :

Tabel 1

Ikon Indeks Simbol

Tokoh Semar Berwarna hijau dan putih Dalam pewayangan


dengan bentuk Semar Jawa Tokoh Semar
yang lebih terlihat seperti dianggap tokoh yang
karikatur. Terdapat paling dikenal terutama
didalam gunungan yang dalam cerita
disimbolkan sebagai dunia pewayangan
Punakawan. Oleh
sebab itu Batik Semar
memilih Semar sebagai
Ikon produk mereka
karena Semar sudah
dikenal akrab untuk
masyarakat Jawa.

Pada logo baru Batik Semar yang menjadi gambar utama adalah

salah satu penokohan wayang yaitu Semar. Semar yang sering disebut

Ki Lurah Semar adalah punakawan utama dalam dunia pewayangan.

Seperti juga tokoh Punakawan lainnya , Semar merupakan tokoh

wayang asli Indonesia. Dalam kitab Mahabharata sama sekali tidak

pernah disebut adanya tokoh unik itu. Dalam dalang ia sering disebut

dewa ngejawantah. Artinya, dewa yang mengubah wujud dirinya

sebagai manusia di alam dunia. Namun karakter Semar tetap rendah


99

hati, tidak sombong, jujur dan tetap tidak lupa diri. .( Sudjarwo,

2010:1027)

Diharapkan kedepannya menurut Kanu sebagai pembuat konsep

logo terbaru ini

“…Batik Semar selalu menjadi yang terdepan dan menjadi


panutan dengan hasil-hasil karya batiknya yang tidak hanya
dapat dinikmati di Indonesia saja tetapi juga bisa dinikmati
sampai ke mancanegara. Dalam logo sebelumnya tetap
menggunakan gambar penokohan wayang Semar namun
perbedaanya dengan gambar pada logo Batik Semar yang
terbaru adalah logo terbaru gambar Semar dibuat lebih
menyerupai karikatur.Sedangkan pada logo lamanya gambar
Semar menyerupai gambar aslinya sehingga kurang dapat
diterima oleh sekmentasi konsumen jaman sekarang yang
kebanyakan berasal dari anak muda. Mengapa anak muda?
Karena Batik Semar ini sendiri ingin mengubah taget pasar yang
tadinya orang dengan usia 30 tahun keatas menjadi sekmentasi
yang lebih muda yaitu antara 17 keatas.” 2

Strategi yang digunakan salah satunya dengan mengubah

gambar Semar agar pesan yang disampaikan kepada sekmentasi anak

muda ini dapat diterima dengan mudah, karena gambarnya terlihat

lebih lucu dan mudah diingat. Seperti yang pernah diungkapkan oleh

salah satu konsumen Batik Semar, menurut Nia

”…Logo batik Semar yang sekarang lebih unik mas dari pada
logo sebelumnya, lebih lucu.Sedangkan logo yang sebelumnya
saya melihatnya agak menyeramkan dan jadul banget kalo logo
yang sekarang saya lebih suka karena lucu”. 3

2
Wawancara Kanu (AE konsultan Brand), 10 Juli 2015 ,Pasar Raya Blok m
3
Wawancara Nia (Konsumen) ,9 Juli 2015 ,Pasar Raya Blok m
100

Tabel 2

Ikon Index Simbol

Gunungan Gunungan dibuat Gunungan dalam


berwarna hijau sebagai latar belakang pewayanganjawa
atau background dari diibaratkan sebagai
Tokoh Semar.
dunia yang dimana di
Dalam dunia itu terdapat
banyak tantangan
diharapkan Batik Semar
dapat menjawab semua
tantangan seiring dengan
berkembangnya Batik.

Gunungan adalah wayang berbentuk segitiga lancip

melambangkan kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu dan semakin

tua usia, manusia harus semakin mengekerucut manunggaling jiwa,

rasa, cipta, karsa dan karya dalam kehidupan kita dengan sang

Pencipta. Ini mencerminkan bahwa dalam menjalankan perusahaan ini

banyak rintangan yang harus dilalui agar menuju titik ujung yaitu

kesempurnaan. Selain itu juga Batik Semar harus bisa menjawab

tantangan seiring berkembangnya industri batik dan bermunculannya

kompetitor-kompetitor baru dalam perindustrian Batik di Indonesia

Bentuk logo Batik Semar adalah segitiga, Segitiga sendiri

memiliki makna sebagai penunjuk arah, untuk itu kesan yang timbul

adalah pencapaian tujuan. Bentuk ini dapat menyimbolkan stabilitas

dan pencerahan.(S.Anggraini, 2014 : 33).


101

Namun menurut penulis nilai-nilai budaya yang harusnya

menjadi ukuran dalam membuat logo mulai hilang karena dari hasil

wawancara dan data yang penulis dapat dilapangan. Mendapatkan

hasil yang berbeda dari yang diharapkan, karena konsultan brand dan

pemilik Merk Batik Semar lebih mementingkan nilai jual dan

mengkesampingkan makna-makna yang terdapat dalam logo tersebut.

Terlihat pada saat wawancara yang dilakukan penulis kepada

narasumber selaku AE yang menangani Batik semar kanu menyatakan

“..Saya kurang begitu memahami dengan toko Semar itu sendiri


saya hanya mengetahui sedikit saja dan yang terpenting dengan
penggatian logo baru ini tingkat penjual terutama dimedia online
meningkat dan kebanyakan pemesan berasal dari anak muda,
terlihat dari model pakaian yang mereka pesan.”4

Dari pernyataan tersebut penulis menilai bahwa nilai-nilai budaya

dalam pembuatan logo terbaru ini tidaklah menjadi suatu acuan, justru

yang terjadi adalah bagaimana meningkatkan minat pembeli dengan

menampilkan visualisasi yang unik sehingga konsumen tertarik dan

akhirnya membeli barang tersebut. Dalam hal ini menurut penulis visi

dan misi yang diusung pada logo Batik Semar kurang tersampaikan

dengan baik.

4
Wawancara Kanu (AE konsultan Brand), 10 Juli 2015 ,Pasar Raya Blok m
102

Tabel 3

Ikon Indeks Simbol

Warna Hijau Dominasi warna hijau. warna hijau itu sendiri


Arti dari warna hijau di harapkan Batik
itu sendiri adalah Semar dapat
memiliki arti memberikan
kesegaran, muda, kesegaran atau
hidup dan tumbuh. berubahan yang pada
akhirnya disukai oleh
semua kalangan baik
tua mau pun Muda.
Dalam adat Jawa
sendiri warna hijau
juga sering di
identikan dengan
warna-warna yang
berhubungan dengan
simbol keimanan.

Dalam kebudayaan Jawa warna Hijau sendiri mempunyai makna

yang amat dalam, sebab didalam Budaya Jawa sendiri warna hijau

diidentikan dengan warna yang religius. Hampir disetiap upacara adat

istiadat Jawa selalu tidak pernah lepas dari penggunaan warna hijau.

Tabel 4

Ikon Indeks Simbol

Tokoh Semar Yang Posisi Semar yang Sebagai makna


menghadap kiri. menghadap kearah pelayanan dan
kiri sambil menujuk pengabdian kepada
kearah kiri memiliki Masyarakat.
makna yang Diharapkan Batik
mendalam. Semar dapat
memberikan
pelayanan yang
sebaik-baiknya
kepada pelangan.
103

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.1. Pembahasan Hasil Analisis Pada Logo Batik Semar

Dari hasil analisis diatas ditemukan adanya 3 simbol, pada

simbol ini maknanya mengarah kepada visi dan misi Indonesia

dalam perusahaan Batik Semar.

Berdasarkan kepercayaan orang jawa tokoh Semar

sangat dikenal apa lagi dalam tokoh pewayangan Jawa. Dimana

tokoh Semar ini adalah sosok yang lucu dan jenaka, Semar

sendiri tidak memiliki jenis kelamin yang jelas karena Semar

sendiri memiliki payudara yang besar dan memiliki kumis, serta

memiliki perut yang amat besar yang dilambangkan sebagai

dunia.Hingga saat ini di jawa khususnya masih banyak masyakat

yang memuja sosok Semar tersebut, oleh sebab itu menjadi

salah alasan kuat perusaan batik asal Solo ini memilih sosok

Semar sebagai Ikon dari brand tersebut.

Karena Semar sendiri sudah amat dikenal dan melekat

pada budaya jawa, sehingga dengan ketenaran sosok Semar ini

diharapkan nantinya kedepan brand Batik Semar ini akan mudah

diingat dan dihafal oleh masyarakat jawa tentunya. Pada logo

Batik Semar terbaru ini pembuat logo melakukan modifikasi pada

logo lama dengan cara membuat bentuk sosok Semar dalam

bentuk karikatur, perubahan ini didasari oleh pemilik Batik Semar


104

saat ini ingin melakukan perubahan besar dalam bisnis Batiknya

salah satunya dengan merubah target konsumen.

Pada awalnya konsumen Batik Semar adalah kalangan

orang tua mulai dari usia 30 tahun keatas, namun seiring

munculnya pesaing yang semakin banyak dan banyak inovasi

dalam desain dan model Batik untuk anak muda. Batik semar

memutuskan untuk merubah sekmentasi pasar dengan target

anak muda, salah satu cara menarik perhatian konsumen muda

ini dengan merubah sosok Semar yang awalnya terlihat kaku

dan menyeramkan menjadi Semar yang menarik serta lucu

dengan cara melakukan perubahan betuk Semar dalam bentuk

karikatur. Sehingga bentuk Semar pada logo terbaru ini terlihat

lebih dinamis dan masuk pada sekmentasi anak muda saat ini.

Bentuk kedua terlihat pada gunungan yang berbentuk

besar yang menjadi latar belakang pada logo Batik Semar

terbaru ini, berbanding terbalik dengan logo lama pada logo

terbaru ini bentuk gunungan dibuat lebih besar. Dari hasil

temuan wawancara dengan pembuat desain logo Batik Semar

bentuk segitiga yang menyerupai gunungan itu memiliki makna

filosofi yang sangat mendalam.

Makna filosofi dari bentuk gunungan itu adalah

menduniawi yang bisa diartikan bahwa Batik Semar kini lebih

menduniawi atau lebih tepatnya lebih menghargai alam. Maksud


105

dari menghargai alam disini adalah Batik Semar menggunakan

bahan pewarna yang alami sehingga limbah hasil produksi tidak

mecermari alam dan lingkungan. Sedangkan dalam teknik

desain grafis itu sendiri bentuk segitiga itu sendiri mempunyai

makna sebagai penunjuk arah, sebagai tingkatan tertinggi dan

memiliki unsur ketegasan.

Diharapkan Batik Semar memiliki arah dan tujuan

sebagai salah satu pelopor perusahaan batik yang sudah berdiri

lama, serta diharapkan dengan pemaknaan segitiga tersebut

arah dan tujuan yang diingikan oleh perusahaan dapat terwujud

melalui hasil karya yang inovatif, kreatif dan memberikan

kesegaran bagi dunia industri Batik di tanah air.

Sedangkan warna hijau yang menjadi warna utama pada

logo Batik Semar memiliki makna kesegaran, religius dan alami.

Dalam adat istiadat jawa sendiri warna hijau merupakan salah

satu warna sakral atau warna yang diagungkan, sebab dalam

adat jawa warna hijau sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan

regius dan bahkan warna hijau menjadi warna wajib disetiap

acara upacara adat.

Oleh sebab itu warna hijau menjadi salah satu pilihan

yang digunakan oleh Batik Semar untuk menjadi warna pada

logo terbarunya, yang pada nantinya diharapkan Batik Semar

menjadi sesuatu yang utama, memberikan warna baru dalam


106

indutri Batik dan memberikan kesegaran melalui model-model

batik yang kreatif.

Menurut Tri sebagai desain grafis warna hijau dipilih

karena

”…Warna hijau dipilih sebagai warna dasar logo karena


warna hijau termasuk dalam warna dingin dan sejuk. Hijau
menyimbolkan alam, lingkungan, abadi, udara,
keseimbangan, kenyamanan harmoni, stabil, tenang,
kreatif, pertumbuhan, alami, kesehatan, padangan yang
enak, dan pembaruan. Warna hijau yang dipakai sebagai
warna dasar logo Batik Semar ini merupakan
pencampuran warna Red (Merah), Green (Hijau), Blue
(Biru) dengan proporsi Red (Merah) 7, Greean (Hijau)
118, Blue (Biru) 75. Dalam budaya Jawa itu sendiri warna
hijau diibaratkan sebagai warna religi yang selalu ada
disetiap kegiatan religi di pulau jawa. Karena menurut
masyarakat jawa warna hijau itu sebagai lambang
keimanan.Diharapkan Batik Semar kedepannya disukai
banyak orang dengan kualitas pakaiannya yang nyaman,
murah dan modelnya selalu mengikuti jaman. Sehingga
memberikan kesegaran kepada setiap pelanggannya.”

4.4.2. Analisis Segitiga Semiotik Pierce

Setelah penulis menganalisis logo Batik Semar

berdasarkan ikon, indeks, dan simbol, tahapan selanjutnya

penulis akan memecahkan segitiga Pierce yang terdiri dari sign

(tanda), object (objek) dan interpretant.


107

a. Sign (tanda) adalah, sesuatu yang terbentuk fisik yang dapat

ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan

sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar

tanda itu sendiri.

Pada logo baru Batik Semar yang menjadi tanda adalah

logo Batik Semar secara keseluruhan. Logo Batik Semar

terdiri dari tiga bagian utama yaitu warna, bentuk, dan

gambar. Gambar yang terdapat dalam logo adalah Tokoh

salah satu pewayangan yang terkenal dijawa yaitu Semar

yang lebih dikenal dalam masyarakat Jawa sebagai

penokohan Punakawan.

Semar sendiri bukan sosok wanita atau pria, tangannya

kanannya ke atas dan tangan kirinya kebelakang memiliki

makna simbol Sang Maha Tunggal sedangkan tangan kirinya

mempunyai makna berserah total dan mutlak serta sekaligus

simbol keilmuan yang netral namun simpatik.


108

Sedangkan rambut Semar yang membentuk kuncung

memiliki makna sebagai kepribadian melayani umat tanpa

pamrih untuk melaksakan ibadah amaliah sesuai dengan

sabda ilahi.

Pembaharuan desain yang dilakukan adalah dengan

mengubah gambar Tokoh Semar dengan gambar karikatur

Semar dan warna hijau menjadi warna yang mendominasi

pada logo ini. Sang desainer mengubah tampilan yang

awalnya gambar Semar terlihat kaku dengan dominasi warna

hitam dan kuning menjadi gambar yang lebih unik dengan

menggunakan gambar karikatur.

Desainer juga menarik gambar gulungan menjadi lebih

besar dibandingkan dengan logo sebelumnya, lalu

menjadikan gunungan tersebut menjadi latar belakang logo

dengan dominasi warna hijau. Gunungan sendiri diperjelas

dengan tujuan untuk memberikan kesan tegas dan konsisten

dalam memajukan dan megembangkan perusahaan. Pada

logo ini warna hijau memberikan efek pandangan yang sejuk,

nyaman, tenang dan selalu berinovasi untuk menciptakan

sesuatu yang baru.

Elemen pembentuk logo Batik Semar yang terakhir

adalah bentuk. Dalam dunia desain grafis dua dimensi, yang

paling cepat dikenali oleh otak manusia adalah bentuk-


109

bentuk dasar ( Basic shapes/ primitivie shapes) contohnya

segitiga, lingkaran, kotak dan lain-lain (Rustan: 2009: 47)

Bentuk yang digunakan pada Logo Batik Semar adalah

segitiga.

b. Objek merupakan konteks sosial yang menjadi referensia

dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

Menurut Kanu sebagai AE yang memiliki konsep

perubahan logo ini mengatakan bahwa dengan membuat

gambar Semar menjadi bentuk karkatur, kualitas narasi jauh

lebih kuat dan lebih menarik. Wajah yang yang lebih unik

dan gambar yang mudah diterima oleh konsumen terutama

kaum muda jaman sekarang .

Semar ini mengasumsikan bahwa tokoh in adalah salah

satu tokoh dimana paling disegani dan mudah dikenal oleh

masyarakat jawa khususnya Sehingga pemilik berfikir

dengan memasukan gambar Semar berharap brand yang

dipasarkan akan terkenal seperti Semar.

Memang terbukti melelui Semar sebagai ikon utama

yang membuat Batik Semar terkenal hingga saat ini dan

hingga saat ini merk Batik Semar sendiri masih bisa tetap

bersaing dan tetap eksis diantara pesaing sesama

perusahaan Batik Terutama di Solo sebagai tempat lahirnya

Batik Semar.
110

Lebih dari itu dalam rangka perubahan logo ini, Batik

Semar ingin menuju kea rah yang lebih matang, dengan

keragaman produk dan pembaruan inovasi.

Bentuk dari logo Batik Semar adalah sebuah

gunungan yang menyerupai segitiga menandakan sifat yang

ketegasan, sebagai penunjuk arah dan kekokohan (Rustan:

2009: 49)

Menurut Tri selaku desain grafis

“…Segitiga memiliki makna sebagai pencapaian yang


terus menerus yang dibuat oleh Batik Semar dalam
mengembangkan usahanya hal ini terlihat dari bentuk
segitiga yang mengkerucut dibagian atas yang
diibaratkan sebagai sebuah pencapaian tertinggi.” 5

Batik Semar juga mempunyai tujuan untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat kecil dengan

memperkerjakan karyawan didaerahnya dengan upah yang

layak.

Batik Semar juga amat peduli dengan lingkungan

sekitar dengan cara tidak membuang limbah disembarang

tempat dan menggunakan bahan pewarna yang alami

sehingga aman untuk digunakan dan yang terpenting tidak

merusak lingkungan.

5
Tri Budi Kurniawan desain grafis logo Batik Semar wawancara via telepon
111

“…Sekmentasi pengguna batik kini telah bergeser


tidak hanya orang tua saja tapi kini batik sudah
menjadi bagian dari fashion anak muda terlihat dari
banyak model batik dan mulainya bermunculan
desainer batik ternama kedepannya saya yakin bakal
banyak anak muda yang akan menjadi pelangga batik
sebagai salah satu pilihan dalam berpakaian, oleh
sebab itu saya membuat konsep logo baru ini agar
logo baru ini dapat mudah diingat oleh banyak orang
terutama oleh anak muda yang menjadi target
konsumen kedepannya” 6 Jelas Kanu.

c. Interpretan atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran

dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke

suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak

seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Menurut Kanu sebagai seorang AE di perusahaan


yang menjadi konsultasi brand Batik Semar,
“…Batik Semar saat ini sedang mencoba untuk
merambah pada sekmentasi anak muda sebagai
konsumennya. Karena Batik Semar sendiri sudah
mulai melihat bahwa pengguna batik kini tidak hanya
orang tua saja, tetapi sudah merambah pada
sekmentasi anak muda. Perubahan itu sendiri terjadi
pada saat ditetapkannya batik oleh UNESCO sebagai
salah satu warisan budaya milik Indonesia, semenjak
itu orang beramai-ramai setiap hari jumat
menggunakan batik sebagai suatu wujud kebanggan.
Semenjak itu pula mulai banyak bermunculan model-
model batik yang disukai anak muda, oleh sebab itu
Batik Semar melihat ini sebagai kesempatan untuk
merubah sekmentasi pasar dari usia 25 tahun keatas
menjadi 16 tahun keatas. Mengingat saat ini mulai
banyak kompetitor dengan produk sejenis yang mulai
ber inofasi dengan model-model yang disukai anak
muda.”

6
Wawancara Kanu (AE konsultan Brand), 10 Juli 2015 ,Pasar Raya Blok m
112

Salah satu cara untuk menarik peminat anak muda ini

adalah dengan cara komunikasi yang bisa diterima oleh anak

muda, salah satu caranya dengan merubah logo lama

menjadi logo baru yang lebih unik sehingga pesan yang ingin

disampaikan melalui logo dapat ditangkap oleh sekmentasi

yang dituju. Karena menurut Kanu sebagai AE logo yang

lama sudah tidak efektif untuk menarik minat anak muda.

Oleh sebab itu logo lama digantikan oleh logo baru

yang lebih mudah diterima oleh sekmentasi anak muda.

Dalam logo baru ini mengubah hampir secara

keseluruhan baik dari segi warna yang pada awalnya

didominasi oleh warna hitam dan kuning kini sudah berubah

menjadi warna hijau yang mempunyai makna kesegaran,

sedangkan bentuk dasar logo yang pada awalnya berbentuk

bulat kini berubah menjadi segitiga yang memiliki arti

sebagai penunjuk arah dan ketegasan serta komitmen dari

Batik Semar dalam melestarikan budaya batik dan

menghidupkan ekonomi disekitarnya.

Perubahan juga terjadi pada ikon logo yaitu Semar.

Pada logo awal Semar terlihat kaku dan terkesan kuno,

sedangkan pada logonya saat ini gambar Semar sudah

berubah menjadi tampilan yang lucu dengan bentuk karikatur

dengan menggunakan sedikit tulisan dibandingkan dengan


113

logo sebelumnya yang banyak terdapat bentuk tulisan.

Menurut Kanu

“..Sejauh ini responnya cukup positif yah dimana kita


juga mempromosikan brand ini dimedia sosial dan
website kami,Rata-rata dari mereka menggap ini
sesuatu yang baru dan unik dimana kita mengangkat
salah satu tokoh wayang dengan memodifikasi
menjadi karikatur.Dan sejauh ini banyak juga peminat
batik yang memesan via online dan rata-rata mereka
anak muda yang kebetulan buka medsos terus
mungkin mereka melihat promo batik Semar dan
akhirnya tertarik untuk membeli. Menurut saya sudah
cukup dimengeti karena designnya yang simple unik
tidak terlalu ramai dengan warna yang soft mudah
untuk dimengerti konsumen,secara garis besar
mereka paham karena sebelumnya kita udah
melakukan riset tentang apa yang digemari orang saat
ini mengenai batik dan hasilnya cukup positif sebab
logo baru Batik Semar ini mendapat mudah diterima
oleh masyarakat, terutama masyarkat jawa yang amat
kental dengan adat istiadat”.7

Dalam penelitian ini peneliti melihat bahwa melalui

perubahan logo ini perusahaan Batik Semar ingin

mengkomunikasikan brandnya dalam bentuk visual atau

biasa disebut dengan komunikasi non verbal. Dengan tujuan

untuk mengubah taget pasar yang ingin dicapai yang

awalnya adalah usia 25 tahun keatas menjadi 18 tahun

keatas. Oleh sebab itu perubahan logo dilakukan agar

menarik minat usia 18 tahun ini agar tertarik berkujung ke

stand Batik Semar.

7
Wawancara Kanu (AE konsultan Brand), 10 Juli 2015 ,Pasar Raya Blok m
114

Peneliti mempunyai kesimpulan bahwa Batik Semar

ingin mengubah sekmentasi pasar,perubahan ini dilakukan

dengan cara bertahap salah satunya perubahan yang

mendasar Batik Semar berani melakukan perubahan

memalui logo Batik Semar. Karena menurut analisa peneliti

Batik Semar ingin merangkul taget pasarnya dengan

melakukan komunikasi non verbal yaitu melalui gambar.

Melihat kecenderungan orang secara psikologis lebih

tertarik melihat gambar dibanding dengan tulisan. Oleh

sebab itu pembuat gambar juga harus bisa menyampaikan

pesan yang ingin dicapai memalui gambar yang mudah

ditangkap atau di mengerti target pasarnya. Menurut penulis

dalam perubahan logo baru ini ada sisi postif dan negatifnya

juga, sisi positif dilihat dari mulai banyaknya anak muda yang

tertarik dengan merek Batik Semar karena tampilan

visualnya menurut sebagian anak muda lucu dan unik selain

itu pemasarannya juga gencar dilakukan dimedia online

maupun media sosial terlihat dari meningkatnya pemesanan

via online yang rata-rata memesan dengan model anak

muda saat ini.

Sedangkan sisi negatifnya terlihat dari beberapa

pelanggan yang sudah lama menggunakan Batik Semar

bahkan bisa dibilang sebagai pelanggan setia Batik Semar,


115

yang tidak tau tentang perubahan ini bahkan sampai ada

pelanggan yang kebingungan dengan logo yang baru ini dan

itu di kawatirkan bisa membuat pelanggan lama pergi karena

mereka tidak mengetahui perubahan logo tersebut tentu saja

ini akan merugikan Batik Semar karena beberapa

langganannya pergi karena bingung dengan perubahan logo

yang baru.

Selain hal tersebut peneliti juga menemukan bahwa

nila-nilai budaya dalam menyampaikan komunikasi melalui

logo tidak begitu menjadi patokan, karena pembuat logo

lebih mementingkan pada gambar yang unik dengan tujuan

meningkatkan nilai jual dari merek Batik Semar. Dan

mengesampingkan nilai visi dan misi yang Batik Semar

usung lalu mengutamakan visual dengan menggunakan

karikatur Semar sebagai Ikon baru logo Batik Semar.

Sebaiknya saran dari penulis Batik Semar juga harus

menyadari bahwa perubahan logo ini tidak serta merta

melupakan pelanggan lama yang sudah bertahun-tahun

menggunakan Batik Semar. Mereka juga harus menjadi

perhatian dengan cara mungkin melakukan promosi yang

lebih gencar lagi tidak hanya melalui media dunia maya saja

tetapi juga melalui media lain seperti brosur, spanduk, Koran,

poster baliho dan lain-lain.


116

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dan pembahasan yang telah

penulis lakukan maka kesimpulan dari makna logo baru Batik Semar

adalah:

1. Peneliti menemukan fakta dilapangan bahwa dalam pembuatan

logo baik AE atau desain grafis juga tidak begitu mengutamakan

visi dan misi dari perusahan, tetapi lebih mementingkan nilai jual

dari logo tersebut. Tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan

nilai penjualan dan menarik minat pembeli dengan bentuk logo

yang lucu serta mudah untuk diingat.

2. Jangan lupa bahwa banyak pelanggan setia Batik Semar yang

sudah berusia lanjut dan terkadang mereka kebingungan dengan

perubahan logo baru ini, karena ini suatu hal baru untuk mereka

malah yang ditakutkan mereka malah tidak menyadari bahwa itu

adalah merek Batik Semar. Sebaiknya pemilik harus juga

melakukan promosi dengan memanfaatkan media ruang terbuka

jangan hanya terfokus pada media sosial saja.


117

b. Saran

1. Perubahan desain visual pada logo membawa pengaruh pada

makna brand sesunggguhnya. Perubahan ini harus

dipertimbangkan secara mendalam karena membawa implikasi

pada persepsi dan sikap konsumen.

2. Batik Semar harus mempunyai salah satu ciri khas terutama logo

yang mudah untuk diingat konsumen kedepannya . Jadi tidak

hanya mengejar dari sisi penjualan saat ini saja melainkan Batik

Semar juga harus memperhatikan dari aspek-aspek pesan yang

ingin disampaikan dalam bentuk logo. Karena pada saat logo ini

peneliti melihat bahwa dibuat hanya untuk menarik minat

sekmentasi pasar terutama anak muda, tetapi mengesampingkan

visi misi Batik Semar itu sendiri.

3. Logo Batik Semar ini dibuat untuk memberikan warna yang berbeda

didunia industri batik di Indonesia dan harus mampu bersaing dengan

para kompetitor seperti Batik Keris,Danar Hadi, dan lain-lain. Selain

itu juga Batik Semar harus diimbangi dengan peningkatan Mutu

layanan terutama untuk pemesanan online, waktu pengiriman harus

lebih dipercepat.
118

Lampiran

Tempat wawancara : Plaza blok m

Waktu : 18:00-selesai

Tanggal : 30 Juni 2015

Penulis: Selamat Sore Mas, apa kabar? Ketemu lagi nih kita. Maaf kalo
sebelumnya saya menggagung waktu mas Kanu nih,Saya
mau mewawancarai Mas Kanu sebagai narasumber dalam
penelitian skripsi saya mengenai perubahan logo batik
Semar.Apakah mas Kanu bersedia?

Narasumber: Iya Afdol saya bersedia, kira-kira apa nih yang bisa saya
bantu?

Penulis: Jadi begini mas Kanu mas kan sebagai AE dikunsultan tan
brand ini yang menggarap projek Batik Semar nah saya mau
tau nih, Apa yang mas Kanu ketahui tentang Batik dan
kebudayaan Jawa?

Narasumber: Batik itu yang saya tahu dulu adalah bukan hanya sebagai
pakaian yang buat keondangan atau pakaian formil saja tetapi
dalam adat Jawa yang saya ketahui didalam kain batik
terutama coraknya itu mengandung pesan yang amat
mendalam.Bukan seperti sekarang yang menjadikan batik itu
sebagai model fasion,Tetapi dulu terutama dalam budaya
Jawa penggunaan batik itu mempunyai model dan motif yang
berbeda satu sama lain dan setiap motif itu menggambarkan
filosofi yang berbeda-beda tentunya, misalnya begini saat kita
akan berkunjung ketempat orang nikahan dengan kita
berkunjung ke tempat orang meninggal jelas batik yang
digunakan oleh adat jawa kuno jelas berbeda.tidak seperti
sekarang yang penting batik ya toh…sudah dianggap formil
sudah bisa dipakai ke nikahan,sudah bisa dipakai rapat atau
ke acara resmi.Padahal belum tentu batik yang digunakan itu
benar bisa saja dia pergi ke pernikahan nggak taunya dia
menggunakan batik yang buat ke tempat orang berduka,Jadi
menurut saya batik itu dijaman sekarang ini sudah bergeser
menajadi kebutuhan model fesion bukan lagi sebagai
penyamapai pesan, Karena jamannya sudah berbeda apa lagi
dulu tuh saat batik diajadikan warisan budaya Indonesia k
119

unesco semua orang setiap hari jumat berbondong-bondong


menggunakan batik,Padahal dulu yang kita tau yah…batik
pasti buat keondangan batik buat rapat,batik dipakai oleh
orang tua. Semuanya itu sudah mulai bergeser seiring
berjalanya waktu sekarang batik udah menjadi tren digaris
bawahi yah tren dikalangan kaum muda,bukan lagi oleh orang
tua.

Penulis: Oke lalu yang saya mau tau lagi nih dari mas Kanu, Sejauh
manakah mas Kanu mengenal wayang, terutama tokoh Semar
itu sendiri dalam pewayangan punakawan?

Narasumber: Waduh kalo wayang…saya g begitu paham sekali tetapi


sedikit-sedikit saya mengerti soal wayang,Itu pun saya baca
dari buku atau liat digoogle,hahaha…punakawan setau saya
itu salah satu cerita dalam pewayangan jawa dan dalam
punakawan itu sendiri terdiri dari Semar,Petruk bentar-bentar
saya ingat-ingat lagi….oh ya gareng sm Bagong.Kalo tidak
salah mereka itu anak-anaknya Semar yang tercipta dari
bayangannya.hehehe…paling segitu aja sih mas yang saya
tau.. Em…Semar yah jadi gini sayang juga kurang begitu
paham yah mas mengenai wayang itu sendiri,Jadi begini
Semar itu yang saya tahu adalah salah satu tokoh dari
punakawan yang mempunyai badan yang cukup tambun
dengan wajah yang menurut saya agak sedikit lucu dengan
rambut dikuncir dan dia kalo nggak salah turun kebumi
menjelma jadi manusia dan sampai sekarang yang pernah
saya baca tuh si Semar ini dimasyarakat jawa masih dipuja-
puja jadi sebagai dewa gitu.Dan dimasyarakata jawa tokoh
Semar ini salah satu tokoh yang bisa dibialang paling dipuja
dan sampai saat ini masih banyak pengikutnya.

Penulis: Oke yang mau saya tau selanjutnya nih mas Kanu, Menurut
mas Kanu sendiri mengapa logo dari perusahaan Batik
Semar ini harus diubah?apakah logo yang lama kurang
menarik minat pembeli?

Narasumber: Itu dia salah satu alasan mengapa si pemilik Batik Semar ini
memilih Tokoh Semar ini karena pertama Tokoh ini punya
pengaruh yang kuat banget dijawa sampai dia punya
pengikut,kedua hampir semua masyarakat dijawa terutama
jawa tengah dan sekitarnya tu tau mengenal tokoh si Semar
120

ini nah mungkin nih dari sipemilik yang memilih Semar


sebagai ikonnya mengharapkan kelak si batik ini setenar
nama semar tadi yang selalu disukai banyak orang dan
memiliki katakanlah penggemar fanatiklah bisa dikatakan
seperti itu,Karena yang meminta adanya gambar Semar pada
logo ini bukan saya tetapi keinginan dari klient dan saya
mencoba mewujudkannya menjadi suatu brand..Sebenarnya
penggatian logo tersebut ada beberapa factor salah satunya
karena memang karena kepemilikan berubah dari pemilik awal
kepada anak petamanya dan kebetulan beliau memiliki
keinginan untuk membuat seuatu yang baru untuk
perusahaannya.Oleh sebab tiu kami sebagai konsultan brand
menyarankan untuk melakukan beberapa perubahan salah
satunya adalah perubahan logo.Karena kami mecoba
merepresentasikan keinginan beliau yang ingin brandnya ini
lebih dikenal pada semua sekmentasi baik muda mau pun tua
tapi tujuan utamanya adalah anak muda mengingat produk
pesaing yang dengan inovasinya mencoba menawarkan
beberapa pilihan dengan design yang menarik minat anak
muda, sebenernya juga ingin merubah sekmentasi bahwa
batik juga oke kok buat anak muda nggak harus identik
dengan orang tua,formil, keondangan dan lain-lain.nah kami
mencoba menyampaikan komunikasi tersebut melalui
komunikasi non visual yaitu dengan gambar salah satunya
yaitu tadi perubahan logo yang lebih unik,lebih anak muda
karena gambar semarnya kita buat seperti karikatur,dari
warna juga kita beli dominan hijau yang memberikan
kesegaran atau warna baru dalam logo.

Penulis: Menurut anda sebagai seoarang AE, Dalam pembuatan


sebuah logo tentu didasari filosofi tertentu, apa yang menjadi
filosofi dari logo Batik Semar yang terbaru?

Narasumber: Oke karena saya disini sebagai AE saya akan coba


menjelaskan menurut sudut padang saya karena tim design
saya kebetulan sudah tidak bekerja lagi bersama saya.Jadi
begini filosofinya adalah masih sama seperti yang diusung
oleh pemilik sembelumnya.Tapi sebelumnya Semar sendiri
memiliki singkatan ni singkatannya adalah

S= Sarwi atau bersama-sama


121

E= Ening atau suci bersih

M= Marsudi atau berusaha tanpa putus asa

A= Ajuning atau perkembangan

R= Rasa atau seni

Jadi filosofi ini yang tetap kami pertahankan sebagai acuan


dalam membuat logo Batik Semar ini sesuai dengan
permintaan beliau.Kira-kira seperti itu mas yang menjadi
filosofi dari pembuatan logo ini.

Penulis : Menurut pandangan mas Kanu nih makna keselurahan logo


Batik Semar itu sendiri apa?

Narasumber: Oke kalau logo yang lama designnya kan berbentuk lingkaran
berwarna hitam dengan tulisan yang berwarna kuning dan
didalamnya terdapat gambar Semar da nada gunungan yang
ada dalam wayang tetapi Semar dan gunungan
terpisah,sedangkan logo baru berwarna hijau yang memiliki
arti sebagai sesuatu yang memberikan kesegaran sesuatu
yang baru dan fresh diharapankan Batik Semar selalu dapat
memberikan inofasi baru yang pastinya tidak ketinggalan
jaman,sedangkan tulisan dibuat lebih singkat tidak seperti logo
lama yang terlalu banyak tulisan, tulisan juga menggunakan
huruf sambung dengan tujuan agar mudah diingat dan dengan
pengunaan tulisan sambung memiliki kesan yang elegan,Lalu
gunungan menjadi background dari Semar maksudnya disini
gunungan digambarkan sebagai bumi dalam
pewayangan,disini ingin pembuat logo ingin menggambarkan
bahwa logo batik Semar selalu fleksibel mengikuti
perkembangan jaman dan selalu dekat dihati masyarakat
terutama pencinta batik.

Penulis: Nah mas Kanu yang saya perhatikan batik sekarang sudah
mulai disukai oleh anak muda, menurut mas Kanu respon
anak muda sendiri ini terhadap Batik Semar itu sendiri seperti
apa?

Narasumber: Sejauh ini responnya cukup positif yah dimana kita juga
mempromosikan brand ini dimedia social dan webside
kami,Rata-rata dari mereka menggap ini sesuatu yang baru
122

dan unik dimana kita mengangkat salah satu tokoh wayang


dengan memodifikasi menjadi karikatur.Dan sejauh ini banyak
juga peminat batik yang memesan via online dan rata-rata
mereka anak muda yang kebetulan buka medsos terus
mungkin mereka melihat promo batik Semar dan akhirnya
tertarik untuk membeli.

Penulis: Mas Kanu kalo saya boleh tau kira-kira waktu yang mas
butuhkan untuk membuat design logo ini berapa lama yah
mas?

Narasumber: Waktu yang diperlukan nggak terlalu lama kok sekitar 2


mingguan kalo tidak salah.Karena kita sudah memiliki patokan
atau konsep seperti apa yang nantinya akan dibuat.

Penulis: Mas saya mau Tanya nih dari respon konsumen yang sudah
menjadi langganan atau pelanggan lama sendiri saat melihat
logo baru batik Semar bagaimana?Bingung nggak sih dengan
adanya logo baru?

Narasumber: Mereka suka dengan dengan perubahan logo ini,ya tetapi


masih ada mungkin beberapa pelanggan yang sudah lama
agak bingung dengan perubahan logo baru ini,misalnya saja
saya pernah dapat cerita dari salah satu cabang penjualan
disolo, sampe ada pelanggan yang bolak-balik
mengkonfirmasi kepada sales kita “ini benar nggk batik merk
Semar?? Kok beda gambarnya, takut salah masuk
saya”haha…

Penulis: Pertanyaan terakhir menurut Mas Kanu nih apakah


komsumen cukup mengerti dengan penyampaian pesan yang
ingin disampaikan melalui logo Batik Semar yang baru ini?

Narasumber: Menurut saya sudah cukup dimengeti kok karena designnya


yang simple unik nggak terlalu rame kan dengan warna yang
soft mudah kok untuk dimengerti konsumen,secara garis
besar mereka paham kok soalnya sebelumnya kita udah
melakukan riset apa nih yang digemari orang saat ini
mengenai batik dan hasilnya positif dan mudah diterima oleh
masyarakat.
123

Penulis: Terimakasih mas buat waktu dan kesediaanya untuk bertemu


dan saya wawancarai semoga wawancara saya bermanfaat
dan dapat berguna buat teman-teman yang lain.

Narasumber: Iya mas Afdol sama-sama saya hanya bisa bantu


segini.Sama-sama mas, semoga mas cepet lulus
yah,hehehe….
124
125
126
127

Anda mungkin juga menyukai