Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS

“Prinsip-Prinsip Ekonomi Manajerial”

Oleh:

Yuwanda Ainilza

Nirm 05.13.19.1903

Kelas 3E

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN GOWA

2022
2

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Prinsip-Prinsip
Ekonomi Manajerial”.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada


dosen mata kuliah Manajemen Agribisnis. Penyusun tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jeneponto, 14 Januari 2022

Penyusun

Yuwanda Ainilza
3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PRINSIP-PRINSIP EKONOMI MANAJERIAL....................................................4
1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial....................................4
1.2 Prinsip Dasar Ilmu Ekonomi..........................................................................9
1.3 Teori Perusahaan..........................................................................................11
1.4 Keputusan Manajerial...................................................................................15
BAB II....................................................................................................................26
KESIMPULAN......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
4

BAB I

PRINSIP-PRINSIP EKONOMI MANAJERIAL

1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial

1.1.1 Pengertian Ekonomi Manajerial

Ekonomi Manajerial adalah aplikasi dari prinsip ekonomi


dan metodologi yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan pada suatu perusahaan atau organisasi. Secara lebih
khusus ekonomi manajerial menggunakan alat dan teknik analisis
ekonomi untuk menganalisis dan memecahkan masalah-masalah
manajerial. Pada prinsipnya ekonomi manajerial menghubungkan
ilmu ekonomi tradisional dengan ilmu-ilmu pengambilan keputusan
dalam pembuatan keputusan manajerial.

Meskipun ilmu ini dititik beratkan pada penerapan-


penerapannya di dunia bisnis, tetapi harus pula diketahui bahwa
konsep-konsep ekonomi manajerial bisa juga diterapkan pada tipe-
tipe organisasi lainnya. Prinsip-prinsip ekonomi manajerial tersebut
antara lain berkaitan dengan bagaimana mengalokasikan
sumberdaya-sumberdaya yang langka secara efisien. Dengan
demikian prinsip tersebut juga relevan dengan manajemen
nonbisnis, organisasi-organisasi nirlaba seperti lembaga-lembaga
pemerintah, sekolah-sekolah, rumah sakit, museum, dan lain-lain.

1.1.2 Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial

Untuk memahami konsep-konsep ekonomi manajerial


secara lebih jelas, dapat diperhatikan dari hubungannya dengan:

1. Ilmu Ekonomi Tradisional


Studi-studi ilmu ekonomi tradisional adalah sebagai berikut.
 Teori :
5

Ekonomi mikro dititik beratkan pada konsumen,


perusahaan-perusahaan, dan industri-industri secara
individual. Ekonomi makro dititik beratkan pada
agregasi dari unit-unit ekonomi, terutama perekonomian
nasional.
 Cabang-Cabang Tradisional :
o Ekonomi Pertanian
o Perbandingan Sistem Ekonomi – Ekonometrika
o Ekonomi Pembangunan
o Organisasi Industri
o Uang dan Bank
o Ekonomi Perkotaan dan Regional
 Penekanan
Ekonomi normatif ditekankan kepada pernyataan-
pernyataan yang bersifat preskriptif, yaitu menetapkan
aturan-aturan untuk pencapaian tujuan-tujuan tertentu.
Ekonomi Positif ditekankan kepada deskripsi, yaitu
menjelaskan bagaimana kekuatan-kekuatan ekonomi
bekerja apa adanya tanpa memperhatikan bagaimana
seharusnya kekuatan-kekuatan tersebut bekerja.
Oleh karena setiap cabang ilmu ekonomi berkaitan
dengan pembuatan kebijaksanaan manajerial, maka
semua cabang tersebut digunakan di dalam analisis
ekonomi manajerial. Tetapi dalam prakteknya, ada
beberapa cabang yang lebih relevan untuk perusahaan
bisnis dari pada yang lainnya misalnya ekonomi
manajerial ini. Ekonomi mikro dan makro secara umum
memiliki peran penting dalam analisis ekonomi
manajerial, meskipun demikian, teori ekonomi mikro
perusahaan secara khusus peranannya sangat penting
dan lebih berarti. Bisa juga dikatakan bahwa teori
perusahaan merupakan satu-satunya unsur yang paling
6

penting dalam ekonomi manajerial. Oleh karena secara


individual perusahaan dipengaruhi oleh situasi
perekonomian nasional yang merupakan bidang bahas
ekonomi makro, sehingga ekonomi manajerial juga
memanfaatkan analisis ekonomi makro.
Penekanan ekonomi manajerial tentu saja pada teori
ekonomi normatif. Dengan kata lain, ekonomi
manajerial ini memberikan aturan-aturan dalam
pembuatan keputusan untuk membantu para manajer
mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi
mereka. Namun, jika para manajer akan menetapkan
aturan-aturan pengambilan keputusan yang sahih
(valid), maka mereka harus memahami lingkungan
bisnis di mana mereka bekerja, sehingga untuk alasan
inilah ekonomi positif dan ekonomi deskriptif menjadi
penting perananya.
2. Ilmu-Ilmu Pengambilan Keputusan (Decision Sciences)
Ilmu ekonomi memberikan kerangka teoritis dalam
menganalisis masalah masalah pengambilan keputusan
manajerial. Seperti halnya ilmu ekonomi, ilmu-ilmu
pengambilan keputusan juga memberikan seperangkat alat
dalam pembentukan model-model untuk membantu mengambil
keputusan, menganalisis pengaruh dari serangkaian tindakan
alternatif, dan mengevaluasi hasil-hasil yang diperoleh dari
model-model tersebut.
Ekonomi manajerial ini banyak menggunakan teknik-teknik
optimasi, termasuk kalkulus deferensial dan program matematis
yang dapat membantu sistem manajemen untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Perangkat
statistik juga digunakan untuk mengestimasi hubungan antara
variabel-variabel penting dalam masalah-masalah pengambilan
keputusan tersebut. Selain itu juga digunakan teknik-teknik
7

peramalan (forecasting techniques) yang memainkan peranan


penting dalam pembuatan keputusan manajerial, dan dalam
studi ekonomi manajerial.
Seperti halnya dalam ilmu ekonomi, dikotomi yang
digunakan dalam pengklasifikasian ilmu-ilmu pengambilan
keputusan di sini tidaklah mutlak. Tata cara optimasi inheren
dalam hubungan-hubungan statistis, baik teknik optimasi
maupun hubungan statistis berperanan penting dalam
pengembangan metode peramalan.
Di samping adanya ketidakjelasan dalam klasifikasi ilmu
ekonomi dan ilmu-ilmu pengambilan keputusan, ada
ketidakjelasan yang substansional diantara keduanya. Misalnya,
kaidah ekonomi mikro yang sangat terkenal yang menyatakan
bahwa maksimisasi laba tercapai jika penerimaan marginal atau
marginal revenue (MR) sama dengan biaya marginal atau
Marginal Cost (MC) diperoleh dari teknik optimasi kalkulus
diferensial. Karena saling keterkaitan inilah, maka perbedaan-
perbedaan pengertian mengenai ekonomi manajerial hanyalah
masalah “bahasa” saja.
3. Administrasi Bisnis
Secara umum administrasi bisnis dikelompokkan ke dalam
4 kategori utama yaitu:
 Cabang-cabang fungsional
Cabang-cabang fungsional antara lain meliputi:
Akuntansi, Keuangan, Pemasaran, Personalia, dan
Produksi. Cabang-cabang fungsional cukup penting
peranannya, karena baik dunia bisnis maupun sekolah-
sekolah bisnis biasanya terdiri dari departemen-
departemen seperti itu.
 Cabang-cabang alat
Cabang-cabang alat antara lain meliputi: Akuntansi,
Sistem Informasi manajemen, Ekonomi Manajerial,
8

Perilaku Organisasi, Metode Kuantitatif : Riset,


Operasi, dan Statistik. Cabang-cabang alat dan pemandu
(integrating courses) tidak begitu mudah
mengkategorikannya. Akuntansi, misalnya merupakan
suatu fungsi di dalam perusahaan. Oleh karena itu,
akuntansi tercatat baik sebagai cabang fungsional
maupun alat.
 Cabang-cabang khusus
Cabang-cabang khusus antara lain meliputi:
Perbankan, Asuransi, Bisnis Internasional, Real Estate,
dan Regulasi. Cabang-cabang khusus juga besar
peranannya, dan posisinya dalam kurikulum
administrasi bisnis
 Cabang-cabang pemandu.
Cabang-cabang pemandu antara lain meliputi:
Kebijaksanaan Perusahaan, dan Ekonomi Manajerial.
Cabang-cabang pemandu (integrating courses) tidak
begitu mudah mengkategorikannya.
Walaupun banyak perusahaan yang mempunyai
departemen-departemen ekonomi, namun departemen-
departemen tersebut biasanya kecil, dan ilmu ekonomi
perseorangan bukanlah merupakan suatu fungsi utama
di dalam perusahaan. Satu kemungkinannya adalah
memasukkan ekonomi manajerial ini sebagai suatu
cabang khusus.
Dari penjelasan diatas dapatlah dikatakan bahwa
ekonomi manajerial mempunyai dua tempat dalam studi
administrasi bisnis. Pertama, ekonomi manajerial
sebagai mata kuliah alat (tool course) yang mencakup
teori, metode-metode, dan teknik-teknik analisis
ekonomis yang selanjutnya digunakan dalam cabang-
cabang fungsional. Kedua, ekonomi manajerial sebagai
9

mata kuliah pemandu (Integrating course) yang


menggabungkan berbagai cabang fungsional dan tidak
hanya menunjukkan bagaimana cabang-cabang tersebut
berinteraksi satu sama lain dalam pencapaian tujuan
perusahaan, tetapi juga bagaimana perusahaan
berinteraksi dengan lingkungan di mana perusahaan
tersebut beroperasi.

1.2 Prinsip Dasar Ilmu Ekonomi


Prinsip ekonomi adalah panduan dalam kegiatan ekonomi untuk
mencapai perbandingan rasional antara pengorbanan yang dikeluarkan dan
hasil yang diperoleh. Prinsip ekonomi adalah berusaha dengan pengorbanan
sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil tertentu atau dengan pengorbanan
tertentu ingin memperoleh hasil maksimal. Prinsip ekonomi berlaku dalam
tiga kegiatan ekonomi yaitu produksi, distribusi dan konsumsi.

1.2.1 Ciri-ciri prinsip ekonomi

Ciri-ciri orang yang menerapkan prinsip ekonomi antara


lain:

1. Bersikap hemat Seseorang dalam melakukan tindakan ekonomi


selalu menghindari pemborosan dengan membeli barang-
barang yang memang benar-benar dibutuhkan.
2. Menyusun skala prioritas Dalam memenuhi kebutuhannya,
seseorang membuat urutan pemenuhan kebutuhan berdasarkan
tingkat kepentingan. Skala prioritas dimulai dari pemenuhan
kebutuhan yang paling mendesak sampai kebutuhan yang
pemenuhannya bisa ditangguhkan.
3. Bertindak rasional Dalam melakukan kegiatan atau tindakan
ekonomi selalu menggunakan akal sehat, bukan berdasarkan
emosi atau hawa nafsu.
4. Memperhitungkan untung rugi Dalam melakukan kegiatan
ekonomi selalu memperhitungkan keuntungan dan kerugian
yang akan didapat.
10

1.2.2 Manfaat prinsip ekonomi

Manfaat dari penerapan prinsip ekonomi yaitu:

1. Mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk memperoleh


keuntungan maksimal.
2. Bekerja hemat, cepat dan tepat untuk memperkecil risiko
kerugian atau kerusakan.
3. Mencapai tujuan dengan tepat waktu dan berhasil untuk
mencapai tingkat kemakmuran yang diinginkan.
4. Mencapai hasil kerja yang terjamin mutunya untuk
memenuhi tingkat kepuasan pelaku ekonomi.
5. Hidup lebih maju dalam persaingan sehat.

Tujuan prinsip ekonomi Secara umum, penggunaan


prinsip ekonomi mempunyai tujuan: Memaksimalkan
keuntungan di mana kita mendapatkan hasil yang sebesar-
besarnya. Meminimalkan kerugian dengan pengorbanan
yang sekecil-kecilnya.

1.2.3 Prinsip Ekonomi

Nicholas Gregory Mankiw dalam Principles of Economics


(1998) menjabarkan terdapat 10 prinsip ekonomi. Kesepuluh
prinsip ekonomi tersebut dinilai merepresentasikan inti kebijakan
ekonomi zaman sekarang. 10 prinsip ekonomi menurut Gregory
Mankiw meliputi:

1. Orang-orang menghadapi trade-off.


2. Biaya adalah apa yang orang korbankan untuk
mendapatkan sesuatu.
3. Orang rasional berpikir pada batas-batas.
4. Orang tanggap terhadap insentif.
5. Perdagangan menguntungkan semua pihak.
11

6. Pasar adalah tempat yang baik untuk mengorganisasikan


kegiatan ekonomi.
7. Pemerintah terkadang mampu meningkatkan hasil-hasil
dari pasar.
8. Standar hidup suatu negara bergantung pada
kemampuannya menghasilkan barang dan jasa.
9. Harga-harga meningkat jika pemerintah mencetak uang
terlalu banyak.
10. Masyarakat menghadapi trade-off jangka pendek antara
inflasi dan pengangguran.

1.3 Teori Perusahaan


Sebuah perusahaan bisnis adalah kombinasi antara orang, aset fisik
dan keuangan dan informasi (teknis, pemasaran, koordinatif, dll). Perusahaan
berdiri Karena mereka sangat bermanfaat dalam mengalokasikan
sumberdaya-sumberdaya yaitu menghasilkan dan mendistribusikan barang
dan jasa. Perusahaan-perusahaan tersebut pada dasarnya merupakan unit-unit
ekonomi.

Beberapa alasan adanya perusahaan:

 Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan


mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk
memproduksi barang dan jasa untuk dijual.
 Perusahaan ada untuk menghemat biaya transaksi (transaction
cost).
 Model dasar dari suatu perusahaan bisnis diperoleh dari teori
perusahaan dalam versi yang tradisional, tujuan suatu perusahaan
adalah memaksimalkan laba dimana manager dari suatu
perusahaan dianggap selalu berusaha untuk memaksimalkan laba
jangka pendek perusahaannya

Beberapa fungsi perusahaan antara lain meliputi:


12

 Untuk membeli sumber daya ataupun input berupa tenaga kerja,


modal dan bahan mentah untuk diubah menjadi barang jadi atau
jasa yang akan dijual.
 Memiliki penekanan terhadap laba yang diperluas untuk
mencakup dimensi ketidakpastian (uncertainty) dan dimensi
waktu, sehingga perusahaan menjadi memaksimalisasikan nilai
perusahaan.

Teori Perusahaan, mengakui maksimisasi kekayaan yang diharapkan


bukan lagi sekedar maksimisasi laba jangka pendek yang mencakup dimensi
ketidakpastian (uncertainty) dan waktu. Sasaran maksimisasi nilai/kekayaan
yang diharapkan sekarang dipandang sebagai tujuan utama bisnis dalam
model ekonomi tentang perilaku perusahaan.

1.3.1 Pengertian Nilai

Dasar dari model ekonomi adalah maksimisasi nilai suatu


perusahaan. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai sekarang
dari arus kas bersih perusahaan yang diharapkan pada masa
mendatang. Aliran-aliran kas tersebut untuk saat ini bisa
disamakan dengan laba.

Berikut adalah rumus yang dapat digunakan untuk


menghitung nilai perusahaan:

Nilai Perusahaan = PV dari laba yang diharapkan pada masa yang


akan datang.

π1 π2 πn
+ + .. .+
(1+ i)1 (1+i )2 (1+ i )n
Nilai Perusahaan =
n
π
∑ (1+i1 )1
1=1
= (1)

π 1 ,π 2
Disini dan seterusnya mewakili laba yang diharapkan setiap
tahun. t dan i adalah suku bunga atau suku diskonto yang sesuai.
13

π
Karena laba ( ) sama dengan pendapatan total (TR) dikurangi
biaya total (TC), persamaan 1 dapat ditulis ulang sebagai berikut:
n
TRt −TC t
∑ (1+i )t
t=1
Nilai =
(2)

Konsep penting dalam ekonomi manajerial adalah bahwa


keputusan manajerial di keseluruhan perusahaan harus dianalisis
dalam bentuk pengaruh keputusan tersebut terhadap berbagai
faktor penentu nilai yang diekspresikan dalam persamaan 1 dan 2
diatas.

Nilai sekarang perusahaan adalah nilai laba pada masa


mendatang yang diharapkan dan yang didiskontokan kembali ke
saat ini dengan suku bunga yang sesuai.

Nilai Mendatang perusahaan dapat dihitung dengan rumus:


FVn = PV(1 + i) n , di mana FVn adalah nilai mendatang dari sebuah
jumlah awal, PV, yang dimajemukkan dengan suku bunga i persen
selama n periode. Bagian (1 + i)n adalah faktor bunga nilai
mendatang. Berdasarkan rumus tersebut dapat kita hitung nilai
sekarang: PV = FVn [1/(1 + i)]n. Bagian [1/(1 + i)]n adalah faktor
bunga nilai sekarang.

1.3.2 Batasan/Kendala Teori Perusahaan

Kebanyakan keputusan manajerial dibuat berdasarkan


batasan yang menyangkut teknologi, kelangkaan sumber daya,
kewajiban kontrak dan batasan-batasan pemerintah. Untuk
mengambil keputusan yang memaksimumkan nilai, para manajer
harus mempertimbangkan baik implikasi jangka pendek maupun
jangka panjang serta bagaimana berbagai batasan eksternal
tersebut mempengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai
tujuan organisasi. Tiga kategori batasan/kendala perusahaan
adalah:
14

a. Batasan sumber daya


contoh:
 Tenaga terlatih
 Bahan mentah
 Mesin
 Ruang gudang
b. Batasan kuantitas atau kualitas output
contoh :
 Tingkat output minimum yang harus diproduksi
untuk memenuhi pesnan yang telah disepakati
 Persyaratan nutrisi untuk manusia
 Persyaratan keandalan untuk produk-produk
elektronik
 Persyaratan jumlah minimum pelanggan yang bisa
diberikan pelayanan khusus
c. Batasan hokum
contoh :
 Kebijakan pemerintah yang menetapkan tingkat
upah minimum
 Standar kesehatan dan keselamatan kerja
 Batas toleransi tingkat polusi
 Persyaratan efisiensi bahan bakar
 Praktek penetapan harga yang wajar
Besarnya pengaruh dari batasan/kendala tersebut dalam
proses pembuatan keputusan manajerial membuat topic optimisasi
terkendala (constrained optimization) memiliki peranan yang
sangat penting dalam ekonomi manajerial.

1.3.3 Keterbatasan Teori Perusahaan

Teori ekonomi perusahaan, seperti telah dijelaskan diatas


menyatakan bahwa seorang manajer berusaha untuk
memaksimumkan nilai perusahaan dengan tunduk pada kendala-
15

kendala keterbatasan sumberdaya, teknologi, dan masyarakat.


Secara eksplisit teori tersebut tidak mengakui adanya tujuan-tujuan
lainnya, termasuk kemungkinan bahwa para manajer bisa
melakukan tindakan-tindakan yang akan lebih bermanfaat bagi
orang lain selain pemegang saham, mungkin manajer itu sendiri,
atau masyarakat umum, tetapi akan mengurangi kekayaan
pemegang saham.

Model ekonomi dari perusahaan ini benar-benar cukup


sebagai dasar studi kita tentang pengambilan keputusan
manajerial, karena:

a. Riset telah memperlihatkan bahwa persaingan yang ketat


pada umumnya, baik di pasar produk maupun pasar
modal (untuk memperoleh modal) memaksa para
manajer untuk mengusahakan maksimisasi nilai dalam
proses pengambilan keputusan mereka.
b. Meskipun tujuan maksimisasi nilai ini terlalu
menyederhanakan beberapa tujuan perusahaan lainnya,
namun konsep dan pengertian yang dikembangkan teori
ekonomi perusahaan dapat membantu dalam proses
pengambilan keputusan.
c. Para manajer harus mempertimbangkan baik biaya
maupun keuntungan dari setiap tindakan sebelum mereka
dapat membuat keputusan yang beralasan.
d. Model maksimisasi nilai memberikan pendalaman untuk
kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial suka rela
perusahaan, walaupun jika dilihat sekilas, tampaknya
model ini menyingkirkan kemungkinan tersebut.

1.4 Keputusan Manajerial


Keputusan manajerial yang dibuat berbeda dengan keputusan
individual. Keputusan manajerial dibuat dengan mempertimbangkan tujuan
organisasi dan disesuaikan dengan keberadaan organisasi secara keseluruhan.
16

Keputusan manajerial memiliki efek yang luas ketimbang keputusan


individual.

Pembicaraan mengenai pembuatan keputusan manajerial selain


pembuatan keputusan, juga membicarakan kondisi yang mempengaruhi
pembuatan keputusan, gaya pembuatan keputusan manajerial, dan perangkat
kuantitatif guna membantu pembuatan keputusan.

1.4.1 Pembuatan Keputusan Manajerial

Seorang manajer harus, secara terus-menerus, membuat


keputusan. Keputusan dibuat dalam rangka menyelesaikan
masalah. Pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah adalah
proses berkelanjutan dalam hal evaluasi atas kondisi organisasi
atau masalah yang muncul, mempertimbangkan alternatif,
membuat pilihan, dan tindakan-tindakan yang diperlukan sebagai
bagian dari keputusan.

Dalam satu kondisi, pembuatan keputusan dapat singkat.


Dalam situasi lain, proses dapat memakan waktu berminggu-
minggu atau berbulan-bulan dan bahkan tidak pernah diambil
keputusan sama sekali. Seluruh proses pembuatan keputusan
bergantung pada ketepatan informasi yang tersedia bagi orang yang
tepat dan saat yang tepat.

Alur proses pembuatan keputusan sekurangnya sebagai


berikut:

a. Menentukan Masalah 
Proses pembuatan keputusan diawali dengan
identifikasi masalah oleh manajer. Masalah tersebut harus
yang sesungguhnya, bukan rekaan. Jika masalah tidak
ditentukan secara akurat, setiap langkah pengambilan
keputusan akan salah pijakannya dan keputusan pun tidak
akan menyelesaikan masalah yang sesungguhnya. Salah
17

satu cara mengenali masalah yang sesungguhnya adalah


dengan memisahkan masalah dari kembangan-
kembangannya (simptom).
b. Menentukan Batasan Masalah 
Setiap manajer ingin membuat keputusan terbaik.
Untuk itu, mereka harus punya sumber daya yang ideal
seperti informasi, waktu, personil, perlengkapan, dan
supply serta kemampuan menentukan batasan masalah.
Secara realitis, manajer beroperasi di suatu
lingkungan yang normalnya tidak menyediakan sumber
daya ideal. Misalnya, mereka kekurangan anggaran atau
tidak punya informasi dan budget yang cukup. Sebab itu,
mereka harus menentukan batasan masalah disela-sela
kekurangan tersebut.
c. Mengembangkan Alternatif Jawaban 
Tekanan waktu kerap menyebabkan manajer hanya
membuat keputusan berdasar satu pertimbangan jawaban.
Namun, penyelesaikan masalah yang baik harus melalui
pengujian, dan pemberian keputusan secara cepat
bukanlah solusi permanen. Sebab itu, manajer harus
berpikir melalui dan menyelidiki beberapa solusi alternatif
bagi satu masalah sebelum cepat membuat keputusan.
Salah satu metode terkenal dalam membangun
alternatif adalah “brainstorming.”Pada metode ini,
sekelompok manajer bekerja secara bersama untuk
menghasilkan gagasan dan solusi alternatif. Asumsi di
balik brainstorming adalah, dinamika kelompok akan
merangsang pemikiran. Pemikiran manajer A bertemu
dengan manajer B, dan seterusnya. Gagasan tersebut
menular pada satu sama lain dan solusi pun mengalir.
Biasanya metode brainstorming memakan waktu 30 menit
18

hingga 1 jam. Dalam brainstorming, terdapat aturan


sebagai berikut:
1. Konsentrasi pada Masalah. Aturan ini
membatasi diskusi dan menghindari
kecenderungan meluaskan persoalan atau
membahas masalah lain.
2. Sikapi seluruh Gagasan. Idealnya, makin
banyak ide yang muncul makin baik. Dengan
kata lain, tidak ada ide yang buruk. Upaya
membebaskan kelompok tersebut untuk
menawarkan jawaban adalah penting. Partisipan
harus melontarkan gagasan, betapapun
konyolnya itu.
3. Penekanan pada Gagasan yang Cocok. Seluruh
penilaian jangan dulu dilakukan sebelum
seluruh pemikiran dilontarkan, dan kelompok
manajer tersebut harus menentukan gagasan
terbaik.
Selain metode brainstorming, metode pencarian
alternatif jawaban dapat berupa NominalGroup ataupun
Delphi. NominalGroup melibatkan penggunaan pertemuan
yang terstruktur, lengkap dengan agenda, dan membatasi
diskusi atau komunikasi pribadi selama proses pembuatan
keputusan. Teknik Delphi adalah teknik dimana partisipan
tidak bertemu muka, tetapi pemimpin kelompok
menggunakan kuesioner untuk membuat keputusan.
d. Menganalisa setiap alternatif 
Tujuan langkah ini adalah menguji daya jawab
masing-masing alternatif jawaban. Manajer harus
mengidentifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap
alternatif sebelum membuat keputusan akhir.
e. Memilih Alternatif 
19

Setelah manajer memilih seluruh alternatif, ia wajib


memutuskan satu yang terbaik. Alternatif terbaik adalah
yang menghasilkan banyak keuntungan dan sedikit
ruginya. Kadang, proses pemilihan dapat berlangsung
cepat seperti yang banyak pro-nya ketimbang kontra-nya.
Kadang pula, solusi optimal merupakan kombinasi antar
alternative.
f. Melaksanakan Keputusan
Manajer dibayar untuk membuat keputusan.
Namun, sesungguhnya juga mereka dibayar untuk
memperoleh hasil dari keputusan tersebut. Hasil positif
harus mengikuti suatu keputusan. Setiap orang yang
terlibat dalam pembuatan keputusan harus tahu peran
mereka masing-masing atas keputusan tersebut. Guna
memastikan pekerja paham perannya, manajer harus
menggunakan program, prosedur, aturan, atau kebijakan
guna membantu mereka dalam proses pembuatan
keputusan.
g. Memastikan sistem kontrol dan evaluasi atas keputusan 
Tindak penerapan keputusan harus dimonitor.
Sistem evaluasi harus menghasilkan umpan balik seputar
berapa baik keputusan diterapkan. Apa saja hasilnya, dan
penyesuaian apa yang dibutuhkan untuk beroleh hasil
yang dimaksud tatkala keputusan dibuat.
Dalam rangka mengevaluasi keputusannya, manajer
perlu mengumpulkan informasi guna menentukan
efektivitasnya.

1.4.2 Kondisi yang Mempengaruhi Pembuatan Keputusan

Keputusan tidak dibuat di ruang hampa. Terdapat sejumlah


kondisi yang mempengaruhi keputusan-keputusan yang diambil
seorang manajer. Berdasarkan sifatnya, keputusan dapat
dikategorikan sebagai keputusan (1) Terprogram dan (2) Tidak
20

Terprogram. Berdasarkan kemungkinan kegagalannya, keputusan


dibuat dalam kondisi: (1) Kepastian, (2) Risiko, (3) Ketidakpastian,
dan (4) Ambiguitas.

Semakin mendekati situasi pasti, gagalnya suatu keputusan


untuk menyelesaikan masalah semakin rendah. Semakin mendekati
situasi ambiguitas, gagalnya suatu keputusan untuk menyelesaikan
masalah semakin tinggi. Semakin mendekati situasi kepastian,
keputusan terprogram bisa dilaksanakan. Semakin mendekati
situasi ambiguitas, keputusan tidak terprogram kerap harus dibuat.

a. Keputusan Terprogram
Keputusan ini melibatkan situasi yang kerap terjadi
sehingga memungkinkan suatu keputusan dikembangkan
dan diterapkan di masa mendatang. Keputusan ini
merupakan respon atas masalah yang berulangkali muncul.
Termasuk ke dalamnya, misalnya, keputusan untuk
memperbaharui stok kertas dan alat tulis mingguan atau
bulanan. Keputusan Terprogram memungkinkan manajer
mendelegasikannya kepada bawahan sehingga ia bisa fokus
pada masalah lain.
b. Keputusan Tidak Terprogram
Keputusan ini dibuat sebagai respon atas situasi
unik, kurang didefinisikan, tidak terstruktur, dan punya
konsekuensi besar atas organisasi. Keputusan untuk
membuat pabrik baru, membuat produk baru, memasuki
wilayah pasar baru, atau memindahkan kantor ke lain lokasi
merupakan misal dari Keputusan Tak Terprogram.
c. Kepastian
Artinya seluruh informasi yang dibutuhkan pembuat
keputusan tersedia. Manajer punya informasi seputar
kondisi operasional, biaya sumberdaya atau hambatan,
21

sehingga keputusan bisa diambil dan dilaksanakan lewat


serangkaian tindakan yang terukur.
d. Risiko
Artinya keputusan punya tujuan jelas dan dan
informasi tersedia, tetapi hasil di masa datang dari setiap
alternatif dalam kemungkinan berubah. Kendati demikian,
informasi yang mencukupi tersedia untuk memungkinkan
hasil yang diharapkan bagi setiap alternatif. Misalnya,
untuk memutuskan lokasi baru McDonald dapat
menganalisasi aspek demografi, pola lalu lintas, persediaan
barang, dan kompetisi yang potensialbagi setiap alternatif
lokasi yang mereka miliki.
e. Ketidakpastian
Artinya manajer tahu tujuan apa yang mereka ingin
capai, tetapi informasi alternatif dan peristiwa di masa
datang tidak lengkap. Manajer tidak punya informasi yang
cukup seputar alternatif atau menaksir risiko. Faktor-faktor
yang berdampak pada keputusan misalnya harga, biaya
produksi, volume, atau tingkat suku bunga di masa datang
sulit dianalisa dan diprediksi. Manajer mungkin harus
membuat asumsi guna memaksakan sebuah keputusan,
tetapi jika asumsi salah, keputusan juga bisa salah.
f. Ambiguitas
Artinya tujuan yang hendak dicapai atau masalah
yang hendak diselesaikan tidak jelas, alternatif sulit
ditentukan, dan informasi seputar hasil tidak tersedia.
Ambiguitas tampak seperti apa yang dirasakan siswa
tatkala guru membentuk kelompok tetapi tidak memberi
topik bahasan, arahan, atau tugas-tugas sehingga siswa
meraba-raba apa yang diinginkan si guru.

1.4.3 Model-model Pembuatan Keputusan


22

a. Pendekatan Pengambilan Keputusan


Biasanya, pendekatan yang digunakan seorang
manajer tatkala mengambil keputusan jatuh ke dalam tiga
kategori : (1) Model Klasik, (2) Model Administratif, dan
(3) Model Politik. Pilihan atas setiap model bergantung
pada pilihan personal tiap manajer, apakah keputusan
Terprogram atau Tidak Terprogram, dan karakter situasi
seperti risiko, ketidakpastian, atau ambiguitas.
b. Model Klasik
Model ini didasarkan atas asumsi bahwa manajer
seharusnya membuat keputusan-keputusan yang masuk
akal yang sekaligus merupakan kepentingan ekonomi
terbaik bagi organisasi.
Model Klasik juga disebut model normatif karena
menjelaskan bagaimana pembuat keputusan seharusnya
membuat keputusan. Ia bukan menjelaskan bagaimana
manajer sesungguhnya membuat keputusan. Guna dari
model klasik ini adalah kemampuannya membantu manajer
untuk membuat manajer bersikap rasional atau lebih
rasional lagi, karena banyak manajer cenderung membuat
keputusan berdasarkan intuisi dan pilihan pribadi.
c. Model Administratif
Model ini menjelaskan bagaimana manajer
sesungguhnya membuat keputusan dalam situasi yang
dicirikan oleh keputusan Tidak Terprogram, ketidakpastian,
dan ambiguitas. Model ini muncul karena banyak
keputusan manajerial bukanlah bercorak Terprogram dan
manajer tidak mampu membuat keputusan yang rasional
secara ekonomi kendatipun mereka menginginkannya.
Model Administratif dalam pembuatan keputusan
didasarkan atas karya Herbert Alexander Simon. Simon
mengajukan dua konsep yang dapat digunakan dalam
23

membentuk model administratif: (1) Rasionalitas Terbatas


dan (2) Pemuasan.
Rasionalitas Terbatas adalah konsep bahwa orang
hanya punya waktu dan kemampuan kognitif (mengetahui)
yang terbatas dalam memproses informasi yang mendasari
suatu keputusan. Keterbatasan seorang manajer untuk
memproses informasi organisasi yang rumit dan terbatasnya
waktu yang mereka miliki adalah dasar dari Rasionalitas
Terbatas.
Sementara yang dimaksud dengan Pemuasan adalah
pembuat keputusan memilih alternatif solusi pertama yang
memuaskan kriteria keputusan yang minimal. Ketimbang
mempelajari seluruh alternatif untuk menjawab satu
permasalahan, manajer akan memilih solusi pertama yang
muncul guna menjawab permasalahan, kendati pada
alternatif lainnya solusi yang lebih baik mungkin akan
ditemui. Manajer tidak dapat mengendalikan waktu dan
biaya untuk menganalisis seluruh alternatif jawaban.
Asumsi Model Administratif adalah:
1. Tujuan keputusan kerap konfliktual dan kurang
konsensus di antara para manajer. Manajer kerap
kurang tanggap atas masalah dan peluang yang ada
dalam organisasi.
2. Prosedur rasional tidak selalu digunakan, yang
kendatipun ada, mereka dianggap pandangan yang
simplistik atas masalah yang tidak mampu
menangkap kerumitan organisasi yang
sesungguhnya.
3. Pencarian manajer atas alternatif terbatas akibat
hambatan manusia, informasi, dan sumber daya.
4. Sebagian besar manajer cenderung pada solusi
pemuasan ketimbang maksimal, sebagian akibat
24

mereka hanya punya informasi terbatas dan sebagian


karena mereka hanya mengenali kriteria yang
mereka pahami saja.

Model Administratif juga menggunakan intuisi.


Intuisi adalah pengenalan instant atas situasi keputusan
berdasar pengalaman manajer sebelumnya tetapi tanpat
pemikiran yang sadar. Pembuatan keputusan secara intuitif
bukanlah irasional karena ia didasarkan pada pengalaman
bertahun-tahun dan penanganan langsung atas masalah oleh
seorang manajer.

d. Model Politik
Model ini berguna untuk membuat keputusan Tidak
Terprogram dengan kondisi ketidakmenentuan, terbatasnya
informasi, dan manajer saling berbantahan seputar tujuan
yang hendak dicapai atau tindakan apa yang harus dibuat.
Dalam organisasi, kerap masing-masing manajer mengejar
tujuan yang berbeda dan mereka harus bicara satu sama lain
untuk sharing informasi dan meraih kesepakatan.
Untuk membangun kesepakatan dan mengejar
tujuan, para manajer membangun koalisi. Koalisi adalah
aliansi informal di antara para manajer yang mendukung
tujuan spesifik yang sama. Model Politik paling mendekati
situasi pembuatan keputusan yang sesungguhnya. Asumsi
yang mendasari model ini adalah:
1. Organisasi terdiri atas sejumlah kelompok yang beda
kepentingan, tujuan, dan nilai-nilai. Para manajer
menunjukkan kondisi saling tidak setuju, punya
prioritas sendiri-sendiri, dan mungkin tidak saling
memahami berbagai tujuan dari pengambilan
keputusan tersebut.
25

2. Informasi bersifat ambigu dan tidak lengkap. Upaya


untuk rasional dibatasi oleh kerumitan dari sejumlah
masalah seperti halnya dengan hambatan-hambatan
personal dan keorganisasian.
3. Manajer tidak punya waktu, sumber daya atau
kapasitas mental untuk mengidentifikasi seluruh
dimensi masalah dan memproses infomasi-informasi
yang relevan. Manajer saling bicara satu sama lain
dan bertukar sudut pandang guna memperoleh
informasi dan mengurangi ambiguitas.
4. Manajer terlibat dalam tarik ulur perdebatan untuk
memutuskan tujuan pengambilan keputusan seraya
mendiskusikan alternatif keputusan. Keputusan yang
dihasilkan adalah hasil tawar menawar dan diskusi
di antara anggota koalisi. 
26

BAB II

KESIMPULAN

Ekonomi manajerial sangat membantu perusahaan amaupun organisasi


dalam memecahkan dan mencari solusi dari masalah-masalah perusahaan ataupun
organisasi. Ekonomi manajerial menggunakan pendekatan analsis ilmu ekonomi
dalam menganalisa masalah perusahaan atau organisasi dengan menghubungkan
antara ilmu ekonomi tradisional dengan ilmu-ilmu pembuatan keputusan dalam
pengambilan keputusan manajerial.
Dalam pembuatan keputusan manajerial harus dipertimbangkan tujuan
perusahaan atau organisasi dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan atau
organisasi tersebut. Pembuatan keputusan manajerial ini dapat dilakukan dengan
alur mulai dari menentukan masalah, menentukan batasan masalah,
mengembangkan alternatif jawaban, menganalisa setiap alternatif, memilih
alternatif, melaksanakan keputusan hingga memastikan sistem kontrol dan
evaluasi atau keputusan.
Pembuatan keputusan manajerial ini dapat dilakukan dengan empat
macam model yaitu, pertama pendekatan pengambilan keputusan yang digunakan
jika manajer dalam mengambil keputusan jatuh kedalam tiga model lainnya yaitu
model klasik, model administratif, dan model politik. Pembuatan keputusan
manajerial biasanya dipengaruhi oleh kondisi kepastian, risiko, ketidakpastian,
dan ambigiutas.
27

DAFTAR PUSTAKA
Putri, Arum Sutrisni. 2020. Prinsip Ekonomi : Pengertian, Ciri-ciri, Manfaat dan
Tujuan. Kompas.com.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/06/160000369/prinsip-
ekonomi-pengertian-ciri-ciri-manfaat-dan-tujuan?page=all#:~:text=Prinsip
%20ekonomi%20adalah%20berusaha%20dengan,tertentu%20ingin
%20memperoleh%20hasil%20maksimal.&text=Prinsip%20ekonomi
%20berlaku%20dalam%20tiga,yaitu%20produksi%2C%20distribusi
%20dan%20konsumsi. Diakses 14 Januari 2022.

Basri, Seta. 2012. Pengambilan Keputusan Manajerial. Seta Basri.


http://www.setabasri.com/2010/12/pengambilan-
keputusan.html#:~:text=Keputusan%20manajerial%20yang%20dibuat
%20berbeda,yang%20luas%20ketimbang%20keputusan%20individual.
Diakses 14 Januari 2022.

Putra, Ariefda. Topik I Sifat Dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial.


Academia.edu.
https://www.academia.edu/22791847/TOPIK_I_SIFAT_DAN_RUANG_LI
NGKUP_EKONOMI_MANAJERIAL. Diakses 14 Januari 2022.

Anda mungkin juga menyukai