Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TEKS KHUTBAH JUM'AT

Pembimbing : Drs. Siswanto, MM

Nama : Wahyu Nanda Riswana


Kelas : XII TKR 3
Absen : 25
Khutbah Pertama

‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع َلى َس ِّي ِد َنا‬ َ ‫ َونِعْ َم ِة ال ُّش ْك ِر َع‬،‫صب ِْر َع َلى الضَّرَّ ا ِء‬
َّ ‫ َوال‬.‫لى ال َّنعْ َما ِء‬ َّ ‫هلل اَّلذِيْ َأ َم َّد َأ ْولِ َيا َءهُ ِبقُوَّ ِة ال‬ َ ‫ ْا‬،‫هلل‬
ِ ‫لحمْ ُد‬ َ ‫ْا‬
ِ ‫لحمْ ُد‬
‫ص ْب ُر‬
َّ ‫“وال‬ َ ِ‫ث ال َّش ِريْف‬ ‫َأل‬ ‫َأل‬
َ ‫ َف َق ْد َجا َء فِي ْا‬،‫ َو َع َلى َءالِ ِه ْال َب َر َر ِة ْا ْت ِق َيا ِء‬،‫الطي ِِّبي َْن ْا صْ ِف َيا ِء‬
ِ ‫لح ِد ْي‬ ‫َأ‬ ‫َأل‬
َّ ‫ َو َع َلى صْ َح ِاب ِه‬،‫م َُح َّم ٍد َس ِّي ِد ْا ْن ِب َيا ِء‬
‫”ضِ َيا ٌء‬.

َ ‫ ( َياَأ ُّي َها اَّل ِذي َْن آ َم ُنوا ا َّتقُوا‬:‫لعظِ ي ِْم َف َق ْد َقا َل هللاُ َت َعا َلى‬
َ‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوال‬ َ ‫لعلِيِّ ْا‬ ِ ‫هللا ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬
َ ‫هللا ْا‬ ِ َ‫َأمَّا َبعْ ُد َف َيا عِ َباد‬
‫) َتم ُْو ُتنَّ ِإالَّ َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم ُْو َن‬.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita memperkuat keimanan kita dengan taqwa, senantiasa berusaha


menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan larangan-larangan Allah di
manapun dan kapan pun kita berada.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Musibah demi musibah datang bertubi-tubu mendera bangsa kita (bangsa


Indonesia), gempa bumi, banjir, kebakaran dan yang terakhir adalah pandemic
covid-19.

Sebagaiumat Islam, kita wajib meyakini bahwa semua musibah ini bukan karena
kehendak atau murka alam semesta, karena alam semesta adalah benda mati yang
tidak memiliki kehendak dan keinginan sama sekali, tetapi kita meyakini bahwa
semua ini terjadi dengan kehendak dan taqdir pencipta alam semesta yaitu Allah
subhanahu wata’aalaa. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

ْ‫ان َو َما َل ْم َي َشْأ َل ْم َي ُكن‬


َ ‫َما َشا َء هللاُ َك‬

Maknanya: Apap un yang dikehendaki oleh Allah (pada azal) maka pasti terjadi dan
apa yang tidak dikehendaki oleh Allah pada azal maka pasti tidak terjadi.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Bagi kita (seorang muslim) datangnya musibah dapat dimaknai dengan dua makna;
ujian atau adzab dari Allah ta’aalaa.

Pertama: musibah-musibah ini dapat dimaknai sebagai ujian dari Allah ta’aalaa
untuk meningkatkan derajat kita. Apabila kita mampu menahan hawa nafsu untuk
bersabar dengan ridla terhadap kehendak dan taqdir Allah tersebut, maka Allah
akan meningkatkan derajat kita di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam
bersabda:

‫َمنْ ي ُِر ِد هللاُ ِب ِه َخيْرً ا يُصِ بْ ِم ْن ُه‬


Maknanya: “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan maka Allah akan
menimpakan musibah kepadanya” (HR al Bukhari)

Berdasarkan hadits ini dapat dipahami bahwa apabila Allah mencintai seseorang
maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya. Semakin tinggi derajat
seseorang maka semakin berat musibah yang ditimpakan pada mereka, sehingga
dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:

ِ ‫اس َبالَ ًء ْاَأل ْن ِب َيا ُء ُث َّم ْاَألمْ َثا ُل َفاْالَمْ َثا ُل ُي ْب َت َلى الرَّ ُج ُل َع َلى َح َس‬
‫ب ِد ْي ِن ِه‬ ِ ‫َأ َش ُّد ال َّن‬

Maknanya: “Manusia yang paling berat bala’ (musibahnya) adalah para nabi
kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang-orang yang semisalnya,
seseorang diuji berdasarkan tingkatan agamanya”

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda:

َ ِّ‫ َف َمنْ َرضِ َي َف َل ُه الر‬،‫هللا َت َعا َلى ِإ َذا َأ َحبَّ َق ْومًا ا ْب َتالَ ُه ْم‬
ُ ‫ َو َمنْ َس َخ َط َف َل ُه الس ُّْخ‬،‫ضى‬
‫ط‬ ْ ‫لج َزا ِء َم َع ع‬
َ َّ‫ َوِإن‬،‫ُظ ِم ْال َبالَ ِء‬ ْ ‫ِإنَّ ع‬
َ ‫ُظ َم ْا‬

Maknanya: “Sesungguhnya besarnya balasan itu seimbang dengan besarnya bala’,


dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah pasti menguji
mereka, maka barang siapa ridla terhadap ujian itu, ia akan mendapat ridla Allah
dan barang siapa marah terhadapnya maka ia akan mendapat murka Allah”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Berdasarkan beberapa hadits di atas dapat dipahami bahwa musibah yang berarti
ujian adalah musibah yang ditimpakan kepada umat Islam yang taat kepada Allah
ta’aalaa, sebagai media untuk meningkatkan derajat mereka menurut Allah ta’aalaa.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Kedua: musibah-musibah tersebut dapat dimaknai sebagai adzab Allah yang


dimajukan di dunia sebelum adzab yang lebih pedih di akhirat.

Karena meskipun secara umum adzab atas dosa umat Muhammad akan ditimpakan
di akhirat, namun ada beberapa dosa yang adzabnya dimajukan di dunia.

Dalam beberapa riwayat hadits dijelaskan bahwa sebagian dosa yang dilakukan
oleh manusia dimajukan adzabnya di dunia seperti dosa durhaka kepada kedua
orang tua, dosa memutuskan silaturrahim dan dosa diamnya umat Islam dari
kemungkaran yang terjadi di masyarakat.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
imam Ahmad dalam Musnadnya bersabda:

ٍ ‫ك َأنْ َي ُع َّم ُه ُم هللاُ ِب ِع َقا‬


‫ب (رواه أحمد‬ َ ‫اس ِإ َذا َرَأ ْوا ْال ُم ْن َك َر َف َل ْم ي َُغ ّير ُْوهُ َأ ْو َش‬
َ ‫)ِإنَّ ال َّن‬

Maknanya: Sesungguhnya manusia apabila mereka melihat kemungkaran dan


mereka tidak mengubahnya maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan adzab
pada mereka secara merata”

Makna hadits di atas adalah bahwa Allah mengancam manusia dengan adzab yang
merata apabila mereka meninggalkan an nahyu anil munkar; mereka melihat
kemungkaran terjadi di masyarakatnya tetapi mereka diam saja dan tidak mau
berusaha untuk mencegahnya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Kemungkaran dan kemaksiatan sekarang ini telah merajalela di tengah-tengah


masyarakat, pergaulan bebas muda-mudi menjadi trend, perzinaan dianggap
sebagai hal biasa, minum minuman keras dan konsumsi narkoba dianggap sebagai
kebanggaan, perjudian dilegalkan dengan berbagai modus dan nama, pembunuhan
terjadi di mana-mana, praktik riba sudah menjadi kebiasaan, pencurian dan korupsi
dari mulai yang kelas teri sampai dengan yang ratusan milyar rupiah dilakukan oleh
rakyat biasa sampai para pejabat yang terhormat tanpa sedikitpun memiliki rasa
malu.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Kemungkaran yang paling besar dan paling berbahaya yang sedang menyebar saat
ini adalah kemungkaran kekufuran. Yaitu munculnya paham-paham yang
menyimpang dari paham Ahlussunnah wal Jama’ah; paham yang diajarkan oleh
Rasulullah dan sahabatnya.

Hari ini banyak berkembang paham khawarij yang mengkafirkan setiap umat Islam
yang tidak berhukum dengan hukum Islam meskipun hanya dalam satu
permasalahan kecil, paham ini mengakibatkan munculnya paham terorisme yang
sangat meresahkan.

Hari ini juga berkembang paham qadariyah muktazilah yang meyakini bahwa
manusia menciptakan perbuatannya sendiri (bukan Allah yang menciptakannya),
hari ini juga berkembang paham mujassimah/karramiyah yang meyakini bahwa Allah
adalah jisim yang memiliki anggota badan dan bertempat di suatu tempat tertentu.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah


Namun di sisi lain, sedikit sekali dari kita; umat Islam yang merasa prihatin melihat
fenomena kamaksiatan dan paham-paham kufur tersebut apalagi mau
mengingkarinya. Umat Islam saat ini banyak yang hanya sibuk mengurus
kepentingan dunianya, sebaliknya sangat tidak peka terhadap kondisi keagamaan
umat.

Bahkan sebagian umat Islam ada yang berprinpsip ‘yang penting saya dan keluarga
saya selamat’, orang lain itu urusan mereka sendiri’. Prinsip seperti ini jelas tidak
benar, karena di dalam Islam selain ada kewajiban menjaga diri sendiri dan keluarga
juga ada kewajiban dakwah dan al amru bil ma’ruf wan nahyu ‘an al munkar.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Allah ta’aalaa berfirman:

َ ‫ض الَّذِي َع ِملُوا َل َعلَّ ُه ْم َيرْ ِجع‬


‫ُون‏‬ ِ ‫ت َأ ْيدِي ال َّن‬
َ ْ‫اس لِ ُيذِي َقهُم َبع‬ ْ ‫َظ َه َر ال َف َسا ُد فِي ال َبرِّ َو ْال َبحْ ِر ِب َما َك َس َب‬

Maknanya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Q.S ar
Rum: 41)

Ayat ini tidak hanya dimaknai bahwa musibah-musibah yang menimpa kita itu
disebabkan perbuatan-perbuatan manusia berupa penggundulan hutan,
pembuangan sampah sembarangan, penataan kota yang tidak tepat dan
seterusnya. Tetapi lebih dari itu, adalah diakibatkan oleh perilaku-perilaku kufur dan
maksiat yang dilakukan oleh manusia. Dalam sebuah ayat Allah ta’aalaa berfirman:

َ ِ‫ك مِن َس ِّيَئ ٍة َفمِن َّن ْفس‬


‫ك‬ َ ‫ك مِنْ َح َس َن ٍة َفم َِن هَّللا ِ َو َما َأ‬
َ ‫صا َب‬ َ ‫مَّا َأ‬
َ ‫صا َب‬

Maknanya: “Kenikmatan yang menimpakamu adalah dari Allah dan musibah yang
menimpa kamu adalah balasan dari perbuatan diri kamu”.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dengan demikian, apabila kita ingin umat Islam ingin terbebas dari segala macam
bencana, maka marilah kita bersama-sama memperbaiki kehidupan agama
masyarakat. Kita ingatkan kerabat, teman, tetangga dan seluruh umat Islam dari
bahaya paham-paham sesat dan dari berbagai bentuk kemaksiatan.

Apabila kita mau berusaha meninggalkan segala bentuk maksiat dan mau untuk
mencegah kemungkaran yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat maka insya
Allah, Allah akan mengangkat segala musibah yang menimpa kita.
‫لعالَّ ِم َ‪.‬وهللاُ ُسب َْحا َن ُه َو َت َعا َلى َيقُ ْو ُل َو ِب َق ْولِ ِه َي ْه َتدِىْ ْال ُم ْه َت ُد ْو َن َوِإ َذا قُ ِرَئ ْالقُرْ آنُ َفاسْ َت ِمعُوا َل ُه‬ ‫ِإنَّ َأحْ َس َن ْال َكالَ ِم َكالَ ُم ِ‬
‫هللا ْال َملِكِ ْا َ‬
‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا‪ ،‬يُصْ لِحْ َل ُك ْم َأعْ َما َل ُك ْم‬ ‫الشيطان ا َلرجيم َيا َأ ُّي َها الَّذ َ‬ ‫َ‬ ‫هلل من‬
‫ُوذ ِبا ِ‬ ‫ُون اَع ُ‬‫َوَأ ْنصِ ُتوا َل َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم َ‬
‫از َف ْو ًزا َعظِ يمًا‬ ‫َو َي ْغفِرْ َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم ۗ َو َمن يُطِ ِع هَّللا َ َو َرسُو َل ُه َف َق ْد َف َ‬

‫لح ِكي ِْم‪َ ،‬أقُ ْو ُل َق ْولِيْ َوَأسْ َت ْغ ِف ُر َ‬


‫هللا لِيْ ِو َل ُك ْم‬ ‫الذ ْك ِر ْا َ‬ ‫فى ْا ْلقُرْ َأ ِن ْا ْل َعظِ ي ِْم و َن َفعِني وِإ َيا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن ْاَأل َيا ِ‬
‫ت َو ِّ‬
‫َبا َ َرك هللاُ لي و َل ُك ْم ِ‬
‫‪ِ .‬ول َِج ِمي ِْع ْالمُسْ لِ ِمي َْن َفاسْ َت ْغ ِفر ُْوهُ ِإ َّن ُه هُوُ ْا َ‬
‫لغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬

‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫صلِّيْ َوُأ َسلِّ ُم َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ْالمُصْ َط َفى‪َ ،‬و َع َلى آلِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َأهْ ِل ْال َو َفا‪َ .‬أ ْش َه ُد َأنْ اَّل ِإل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل‬
‫هلل َو َك َفى‪َ ،‬وُأ َ‬ ‫اَ ْل َحمْ ُد ِ‬
‫ْك َلهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َأنَّ َسيِّدَ َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬
‫‪َ .‬ش ِري َ‬

‫هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأمْ ٍر َعظِ ي ٍْم‪َ ،‬أ َم َر ُك ْم‬‫هللا ْال َعلِيِّ ْال َعظِ ي ِْم َواعْ َلم ُْوا َأنَّ َ‬ ‫َأمَّا َبعْ ُد‪َ ،‬ف َيا َأ ُّي َها ْالمُسْ لِم ُْو َن‪ُ ،‬أ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى ِ‬
‫صلُّوا َع َل ْي ِه َو َسلِّمُوا َتسْ لِيمًا‪،‬‬ ‫ِين آ َم ُنوا َ‬ ‫ون َع َلى ال َّن ِبيِّ ‪َ ،‬يا َأ ُّي َها الَّذ َ‬‫ُصلُّ َ‬ ‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َع َلى َن ِب ِّي ِه ْال َك ِري ِْم َف َقا َل‪ِ :‬إنَّ هَّللا َ َو َماَل ِئ َك َت ُه ي َ‬ ‫ِبال َّ‬
‫َ‬
‫اركْ َعلى‬ ‫آل َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َب ِ‬ ‫َ‬
‫ْت َعلى َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلى ِ‬‫َ‬ ‫صلي َ‬ ‫َّ‬ ‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َ‬ ‫َ‬
‫ص ِّل َعلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َعلى ِ‬ ‫َ‬ ‫اَل ٰلّ ُه َّم َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪.‬‬ ‫آل َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم‪ ،‬فِيْ ْال َعا َل ِمي َْن ِإ َّن َ‬
‫ت َع َلى َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِ‬ ‫ار ْك َ‬
‫آل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬ ‫َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى ِ‬
‫ت اَأْلحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َواَأْلمْ َواتِ‪ ،‬اللهم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َباَل َء َو ْال َغاَل َء َو ْال َو َبا َء‬ ‫والمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫اَل ٰلّ ُه َّم ْ‬
‫ف ْالم ُْخ َتلِ َف َة َوال َّشدَ اِئدَ َو ْالم َِح َن‪َ ،‬ما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪ ،‬مِنْ َب َل ِد َنا َه َذا َخاص ًَّة َومِنْ ب ُْلدَ ِ‬
‫ان‬ ‫َو ْال َفحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْال َب ْغ َي َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ك َع َلى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ٌر‬ ‫ْالمُسْ لِ ِمي َْن َعام ًَّة‪ِ ،‬إ َّن َ‬

‫ان َوِإ ْي َتا ِء ذِي ْالقُرْ َبى و َي ْن َهى َع ِن ال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َكر َوال َب ْغي‪َ ،‬يع ُ‬ ‫ْأ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫هللا َي ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬
‫هللا‪ ،‬إنَّ َ‬
‫عِ َبادَ ِ‬
‫ْ‬ ‫َأ‬
‫هللا ك َب ُر‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫هللا ال َعظِ ْي َم َيذكرْ ك ْم َولذِك ُر ِ‬ ‫‪َ .‬فاذ ُكرُوا َ‬

Anda mungkin juga menyukai