NPM : 202010133 Kelas : C – Administrasi Publik Mata Kuliah : Teori Administrasi Publik Dosen : PROF. DR. H. BENYAMIN HARITZ, M.S REGAN VAUGHAN S.IKOM MAP.
Teori Adm Publik
Kontrak Mata Kuliah
• Mahasiswa di wajibkan untuk selalu melakukan presensi pada setiap jadwal kuliah • Mahasiswa wajib on cam pada saat zoom meeting sistem penilaian : Kehadiran : 20% Tugas : 20% UTS : 25% UAS : 35% Deskripsi Mata kuliah Teori Adm Publik • mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep-konsep dan penaerapan teori-teori administrasi publik meliputi: governance, agency theory, pengambilan keputusan, pilihan publik, deliberasi, institusional dan new institusional, citizen charter, post modern, human development, feminim, CSR dan proqurement, berbasis entrepreneurship. Pengertian Teori Teori berasal dari bahasa latin “Theoria”, dalam bahasa yunani disebut “theoros” yang berarti spectator atau “pengamat”, yaitu orang yang mengamati, menyaksikan atau melihat atau memandang. Kata kerja “theoro”, berarti melihat (look at). Kamus bahasa inggris oxford menjelaskan bahwa “Theory” adalah: 1. A suppasition or system of idea explaining something. 2. A speculative view. 3. The spere of abstract knowledge of speculative thought. 4. The exposition of the principles of science, etc. 5. Math. A collection of proposition to ilustrate the principles of a subject. Jadi, teori dapat diartikan sebagai hasil pengamatan atau penglihatan manusia yang kemudian di abstraksi (kadang-kadang dikembangkan secara spekulatif), disusun proposi-proposisi (dalil-dalil) yang digunakan untuk mengkomunikasikan secara ringkas dan padat hasil pengamatan tersebut. Teori kadang-kadang tidak mudah untuk dipahami, karena sifatnya yang cenderung abstark (tidak jelas). Teori dapat digunakan untuk menganalisis, menjelaskan dan menerangkan suatu fenomena tertentu. Analisis dan penjelasan yang dilakukan bukanlah sekedar penjelasan yang berdasarkan perasaan, prasangka atau akal sehat, melainkan penjelasan rasional atau bersifat ilmiah. Bentuk Teori Menurut Prajudi Atmosudirdjo (2003) bentuk teori terdiri dari: 1. Bentuk Definisi, yaitu merupakan rumusan singkat dan lengkap tentang sesuatu yang bersifat sederhana atau dapat disederhanakan menampilkan pokok atau intinya. 2. Bentuk Tesis, yaitu suatu pendapat tentang suatu problem atau hal yang ringkas atau baru yang telah diperoleh melalui kajian ilmiah. 3. Bentuk Deskriptif, yaitu merupakan pendapat seorang ahli setelah melakukan riset ilmiah yang dirumuskan dengan kata-kata, deskripsi mengenai suatu benda, keadaan, kondisi atau situasi disusun dengan mempergunakan terminologi yang berllaku, sehingga dapat dipahami. 4. Bentuk Eksplisit, yaitu suatu teori yang menjelaskan hal ihwal atau duduk perkara suatu fenomena atau seperangkat fenomena (tatanan, kaitan, perilaku) setelah dikaji atau diteliti secara ilmiah. 5. Bentuk Normasi, yaitu menetapkan syarat-syarat, kriteria atau standar yang harus dipenuhi oleh sesuatu untuk dapat disebut (diberi nama atau identitas) sebagaimana yang dikehendaki. 6. Bentuk Prinsip, yaitu menjelaskan duduk perkara atau suatu tata hubungan antara orang dan orang, orang dan benda, hak dan kewajiban serta yang lainnya. Fungsi Teori Menurut Prajudi Atmosudirdjo (2003), fungsi teori ada 3 hal: 1. Sebagai rumusan daripada ilmu pengetahuan secara lengkap (understanding and knowledge). 2. Sebagai pedoman atau pegangan (guidance) di dalam menghadapi praktek lingkungan sehari-hari. 3. Sebagai bahan pendidikan (learning material) untuk mentransfer knowledge, mendidik menjadi sadar (awareness), memahami (understand) dan melatih untuk mendapatkan (skill) kepada orang lain. Definisi Administrasi Sebelum lebih lanjut membahas teori administrasi publik, dilakukan pemahaman atau menggunakan persepsi tentang apa yang dimaksud administrasi sebagai berikut: 1. Herbert A Simon (1993), mendefinisikan administrasi sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. 2. Benyamin Harits (2014), mendefinisikan administrasi adalah proses kegiatan kerjasama antara orang-orang di dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama. Dari definisi di atas disimpulkan bahwa administrasi adalah: 1. Kegiatan-kegiatan untuk mecapai tujuan. 2. Di dalamnya ada kerjasama antar orang. 3. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Definisi Publik - Benyamin Harits (2014), publik adalah sekumpulan manusia yang terbentuk atas kesamaan pandang dengan tujuan yang sama berdasarkan pada falsafah hidup yang dianut. - H. George Frederikson (1997), menjelaskan konsep “publik” ke dalam 5 perspektif: 1. Publik sebagai kelompok kepentingan yang melahirkan kepentingan masyarakat. 2. Publik sebagai pemilik yang rasional, yaitu masyarakat yang terdiri atas individu-individu yang berusaha memenuhi kebutuhan dan kepentingan sendiri. 3. Publik sebagai perwakilan kepentingan masyarakat yang diwakili melalui “suara”. 4. Publik sebagai konsumen, yaitu masyarakat yang diberi hak pelayanan dengan sebaik- baiknya. 5. Publik sebagai warga negara, yaitu warga negara dianggap sebagai publik, karena keikutsertaannya dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Definisi Administrasi Publik Chadler dan Plano dalam Keban (2004), bahwa administrasi publik adalah proses dimana sumberdaya dan personel publik diorganisir dan di koordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan dan mengelola keputusan-keputusan dalam kebijakan publik. Benyamin Harits (2014), administrasi publik merupakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan eksekutif, legislatif dan yudikatif dalam mencapai ketertiban dan kesejahteraan masyarakat. Teori Administrasi Publik Teori administrasi publik menjelaskan konsep-konsep administrasi public berkaitan dengan praktek-praktek administrasi publik. Uraiannya dimulai dengan pemikiran- pemikiran sebagai berikut: Pemikiran awal dari Henry Fayol (1841-1925), Fayol sering disebut sebagai Bapak Administrasi (Father of modern operation theory Menurut Fayol, administrasi adalah suatu pendekatan dari pimpinanteratas sampai pada tingkat pimpinan terbawah. Sedangkan menurut Taylor manajemen adalah perdebatan dari bawah ke atas (sebaliknya dari Fayol), tetapi keduanya bertitik berat pada efisiensi dan efektivitas. Fayol adalah seorang Insinyur bangsa Prancis yang bekerja pada Industri Pertambangan, hasil studinya menyimpulkan: bahwa prinsip-prinsip pokok adminitrasi dapat diterapkan pada semua bentuk organisasi. Permasalahan yang dihadapi Fayol dalammemimpin perusahaannya adalah bagaimana ia dapat menyelamatkan suatu perusahaan pertambangan yang menghadapi kebangkrutan, setelah mengalami kemunduran dan kerugian untuk dibangkitkan kembali menjadi perusahaan yang mapan. Dalam menghadapi kebangkrutan perusahaannya, Fayol mencoba membuat solusi dengan menggunakan metode-metode pekerjaan dan perencanaan pekerjaan dengan menyimpulkan metode-metode ilmiahnya yang memberikan sumbangan besar bagi pemikiran administrasi dengan menetapkan dan mengungkapkan pemikirannya sebagai berikut: 1) Aktivitas Organisasi. 2) Menetapkan fungsi atau tugas pemimpin. 3) Menerapkan prinsip-prinsip administrasi atau manajemen. Setelah itu Fayol merumuskan prinsip-prinsip administrasi dengan rumusan, antara lain: 1) planning, 2) organizing, 3) commanding, 4) coordinating, 5) controlling (PO3C). Sedangkan Taylor merumuskan prinsip-prinsip manajemen, antara lain: 1) planning, 2) organizing, 3) actuating, 4) controlling (POAC). Prinsip-prinsip Administrasi Lebih lanjut Fayol dalam Robbins (2001) akan menemukan 14 prinsip administrasi sebagai berikut: 1. Pembagian pekerjaan, prinsip ini sama dengan pembagian tenaga kerja menurut Adam Smith tentang spesialisasi tenaga kerja yang lebih efisien mengenai pembuatan peniti. 2. Wewenang, manajer harus memberi kewenangan kepada bawahan untuk membagi pekerjaan. 3. Disiplin, tenaga kerja harus membantu dan melaksanakan aturan yang telah ditentukan organisasi. 4. Kesatuan komando, setiap tenaga kerja seharusnya hanya menerima perintah dari atasan langsung. 5. Kesatuan arah, unit-unit kerja organisasi mempunyai tujuan yang sama sesuai perintah manajer. 6. Pengorbanan, mendahulukan kepentingan individu/pribadi untuk kepentingan umum, tidak membeda-bedakan perlakuan kepada tenaga kerja. 7. Pemberian upah, setiap pekerja harus dibayar dengan upah yang jelas dan wajar. 8. Pemusatan, setiap keputusan diambil oleh atasan bukan oleh pegawai. 9. Rentang kendali, garis wewenang dari manajemen puncak pada tingkatan di bawahnya merepresentasikan rantai scalar. 10. Tata tertib, personil dan material ditempatkan pada posisi yang tepat dan dalam waktu yang tepat pula. 11. Keadilan, manajer bersifat terbuka pada bawahannya dengan cara yang baik. 12. Stabilitas, melakukan perputaran jabatan pada personal saat dibutuhkan. 13. Inisiatif, melakukan pekerjaan tanpa harus diperintahkan atasan. 14. Rasa persatuan, terciptanya keharmonisan dan kesatuan dalam organisasi Karakteristik Teori Administrasi Publik (Sumber: Modul Administrasi Negara) 1. Pelayanan yang diselenggarakan Administrasi Publik lebih bersifat urgent atau mendesak daripada yang diselenggarakan organisasi swasta. 2. Pelayanan organisasi publik pada umumnya bersifat monopoli atau semi - monopoli. 3. Kegiatan instansi negara (birokrasi) pada umumnya terikat pada hukum formal (kebijakan publik). 4. Kegiatan negara atau pemerintah selalu mendapat sorotan publik. 5. Pelayanan publik tidak terikat pada harga pasar. Menurut William L Marrow dalam Mufiz (2004), teori administrasi publik dibagi kedalam beberapa bagian: 1. Teori deskriptif, yaitu teori yang menggambarkan tentang apa yang nyata terjadi dalam suatu organisasi sehingga dapat dianalisis. 2. Teori perspektif, yaitu teori yang menggambarkan perubahan-perubahan di dalam arah kebijakan, dengan mengeksploitasi keahlian birokrasi dalam kerangka pembaharuan, koreksi dan perbaikan. 3. Teori normatif, yaitu teori yang mempersoalkan birokrasi dalam melaksanakan tugas dan kebijakan pemerintahan. 4. Teori asumtif, yaitu teori yang memusatkan perhatiannya pada usaha-usaha untuk memperbaiki praktek administrasi dengan penekanan pada kemanusiaan. 5. Teori Instrumental, yaitu teori yang bermaksud melakukan konseptualisasi mengenai cara- cara memperbaiki teknik manajemen untuk mencapai kebijakan yang lebih realistis. Paradigma Administrasi Negara Paradigma dalam disiplin ilmu adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma administrasi menurut Robert T Golembiewski (Thoha, 2008) Hanya dapat dipahami dalam hubungannya dengan lokus dan fokusnya, sehingga paradigma administrasi dimulai pada tahun 1900an sampai saat ini telah melewati lima jenis paradigma. Paradigma Administrasi Negara Lama(Klasik) dan Administrasi Negara Baru 1.Paradigma administrasi negara lama, merupakan awal perkembangan studi administrasi negara dengan tokohnya: Wodrow Wilson dengan konsep dikotomi politik-administrasi yang berarti administrasi negara harus didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen ilmiah dan terpisah dari intervensi kepentingan politik. 2.Paradigma administrasi negara baru, muncul pada tahun 1970- an. Konsep ini merupakan kritik terhadap konsep paradigma administrasi negara lama yang terlalu menekankan pada parameter ekonomi. Menurut paradigma administrasi negara baru, kinerja administrasi publik tidak hanya dinilai dari pencapaian nilai ekonomi, efisiensi dan efektivitas, tetapi juga pada nilai-nilai social equity = kesamaan sosial. Menurut modul Teori administrasi negara, karakteristik paradigma administrasi negara sebagai berikut: 1. Dilihat dari Paradigma administrasi negara lama. a. Dari sisi nilai: ekonomi, efisiensi dan efektivitas. b. Dari sisi ide atau prinsip dasar administrasi negara lama (Den Hart and Den Hart, 2003) mengacu pada: 1) Fokus kerja pemerintahan pada pelayanan publik secara langsung melalui badan-badan pemerintah. 2) Kebijakan publik menyangkut perumusan implementasi kebijakan dengan penentuan tujuan yang dirumuskan secara politis dan bersifat tunggal. 3) Administrasi Publik mempunyai peranan yang terbatas dalam pembuatan kebijakan dan kepemerintahan serta lebih banyak dibebani dengan fungsi implementasi kebijakan publik. 4) Pemberian pelayanan publik harus dilakukan oleh administrator yang bertanggung jawab kepada elected official (pejabat-birokrat politik) dan memiliki diskresi (keterpaksaan) terbatas dalam menjalankan tugasnya. 5) Administrasi Publik bertanggung jawab secara demokratis kepada pejabat politik. 6) Program administrasi publik dilaksanakan melalui organisasi hierarkis dengan manajer yang menjalankan kontrol dari puncak organisasi. 7) Nilai utama organisasi publik adalah efisiensi dan rasionalitas. 8) Organisasi publik beroperasi sebagai sistem tertutup, sehingga partisipasi warga negara terbatas. 9) Peranan administrator publik dirumuskan sebagai POSDCORB 2. Dilihat dari karakteristik paradigma administrasi negara baru a. Dari sisi nilai: tidak hanya pada ekonomi, efisiensi dan efektivitas, tetapi juga pada nilai sosial equity = kesamaan sosial. b. Dari sisi ide atau prinsip dasar administrasi negara baru berkaitan dengan: Usaha untuk membuat organisasi publik mampu mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan secara maksimal yang dilaksanakan dengan pengembangan sistem desentralisasi dan organisasi demokratis yang representative dan partisipatif serta dapat memberikan pelayanan publik secara merata. Perbedaan paradigma administrasi negara lama dengan paradigma administrasi negara baru ( modul : teori administrasi negara) 1. Fokus paradigma administrasi negara lama : ditujukan pada pelayanan pulik secara langsung melalui badan – badan pemerintah. 2. Fokus paradigma administrasi negara baru : meliputi usaha – usaha untuk membuat organisasi publik mampu mewujudkan nilai – nilai kemanusiaan secara maksimal yang dilaksanakan seiring dengan perkembangan sistem desentralisasi dan organisasi demokratis yang responsif dan partisipatif serta dapat memberikan pelayanan publik secara merata. 3. Fokus Nilai paradigma administrasi negara lama pada ekonomi, efisiensi dan efektifitas. 4. Fokus Nilai paradigma administrasi negara baru pada ekonomi, efisiensi, dan efektifitas tetapi juga pada nilai “sosial equity” atau kesamaan sosial. 5. Fokus Struktur paradigma administrasi negara lama pada birokrasi modern. 6. Fokus Struktur paradigma administrasi negara baru tidak bersifat birokratis. Paradigma administrasi negara baru Paradigma administrasi negara baru terdiri dari paradigma new public management (NPM) dan new public service (NPS). Kedua paradigma ini, masing – masing dijelaskan sebagai berikut : 1. Paradigma new public management (NPM) Paradigma ini memiliki prinsip dasar NPM, yaitu menjalankan administrasi publik sebagaimana menggerakkan sektor bisnis, yang mengacu pada sekelempok ide dan praktek kontemporer untuk menggunakan pendekatan – pendekatan dalam sektor privat (Bisnis) pada organisasi sektor publik. NPM adalah suatu gerakan yang mencoba menanamkan prinsip – prinsip organisasi sektor privat ke dalam organisasi pemerintah. NPM sering disosialisasikan juga dengan istilah managerialism ( Pollit), Market based public administrasion. 2. Paradigma new public service (NPS) Paradigma new public service, menjalankan administrasi pemerintahan tidaklah sama dengan organisasi bisnis. Administrasi publik harus Digerakkan, sebagaimana menggerakkan pemerintahan dengan demokratis, paradigma NPS memperlakukan publik sebagaimana pengguna layanan publik dan sebagai warga negara (citizen) bukan sebagai pelanggan (castumer). NPS merupakan pola terbaru diera ini dalam mereformasi kinerja birokrasi dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam memperbaiki kinerja birokrasi dalam sistem NPS sebagai perbaikan dari layanan public. Perbedaan paradigma new public management (NPM) dan new public service (NPS) 1. Prinsip dan paradigma NPM, menjalakan administrasi publik sebagaimana menggerakkan sektor bisnis 2. Prinsip dasar paradigma NPS, menjalakan organisasi pemerintahan tidak sama dengan organisasi bisnis 3. Nilai pada paradigma NPM mengarahkan (stering) dan mengayuh (rawing) 4. Nilai pada paradigma NPS yaitu teori politik demokratis, terutama yang berkaitan dengan relasi warga negara dan pemerintah 5. Peran birokrasi paradigma NPM, mengarahkan (stering), sebagai fasilitator atau supervisor penyelenggaraan urusan publik 6. Peran birokrasi NPS, desentralisasi organisasi dengan kontrol utama pada pelayanan (serving). 7. Struktur organisasi NPM, desetralisasi organisasi dengan kontrol utama berada di para agent. 8. Struktur organisasi NPS, yaitu struktur kolaboratif dengan kepemilikan yang terbagi secara internal dan external. 9. Model birokrasi paradigma NPM, yaitu hierarki formalitas menjadi tidak relevan untuk menjawab problem publik di era global . 10.Model birokrasi paradigma NPS, negara di era global tidak lagi diyakini sebagai satu – satunya intitusi atau akar yang mampu bertindak secara efisien, ekonomis dan adil dalam menyediakan bentuk pelayanan publik, sehingga paradigma ini memandang penting adanya kemitraan dan jaringan antar banyak stokholderes dalam penyelenggaraan urusan public. 11.Responsitas birokrasi publik, yaitu paradigma NPM pada customer, yaitu pelanggan. 12.Responsitas birokrasi publik, yaitu paradigma NPS pada citizen, yaitu rakyat /masyarakat.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional