Anda di halaman 1dari 15

FUNGSI MANAJEMEN MENURUT HENRY FAYOL (1841-1925)

Henry Fayol mengarang buku "General and Industrial management". Pada


tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat
memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan
manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan
satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol
berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu
pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen
yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu
keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan
teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi
perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barangbarang
produksi.
b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan
mentah dan menjual hasil produksi.
c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha
mendapatkan dan menggunakan modal.
d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi
pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang,
keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.
f. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :
1) Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang
memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil
dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan
agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber
daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam
mencapai tujuannya.
5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk
membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana
mestinya.
Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol lainnya yaitu :
1. Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat pada
tingkatan organisasi, yang rendah lebih membutuhkan keterampilan dan
kemampuan teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer
tingkat atas.
2. Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan dipelajari,
sehingga tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek, timbul tenggelam
sepertl orang belajar menyelam tanpa guru.
3. Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan pada segala bentuk
dan jenis organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah, partai, industri dan lainlain.
4. Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum manajemen, karena hukum
bersifat kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes, sehingga dapat disesuaikan
pada keadaan yang dihadapi.
5. Ada 14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :
a. Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia
dalam pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban
berjalan.
b. Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui
perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang
formil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan
orang lain.
c. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan

dan kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan
ini dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan terhadap prestasi
serta penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
d. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya
menerima perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya
dari dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan
kerancuan wewenang yang harus dipatuhi.
e. Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan
yang mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang
manajer dengan satu rencana kerja.
f. Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan
umum (Subordination of Individual interest to general interes), yaitu
kepentingan perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai
satu keseluruhan.
g. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang
adil bagi karyawan dan pengusaha.
h. Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak
pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan
sesuai kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.
i. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang
tersusun dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada
bagan organisasi.
j. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada
tempat dan waktu yang tepat.
k. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer
terhadap bawahannya.
l. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak
banyak pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m. Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi
kesalahan-kesalahan.
n. Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat
berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi
langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.
Banyak kritik yang dilemparkan kepada teori organisasi dan peranannya terhadap
prilaku manajer yang efektif. Juga keyakinannya bahwa prinsip-prinsip manajemen
itu dapat diajarkan dan dipelajari. Kritik terhadap teori salah satu datang dari Henry
Mintzberg yang menyatakan bahwa teori ini hanya sesuai untuk organisasi masa
lampau yang lebih stabil dengan lingkungan yang lebih mudah diramalkan. Teori ini
juga terlalu berpegang kepada kewenangan formil dan sering antara satu prinsip
tidak sejalan dengan prinsip lainnya, seperti antara prinsip Division of Labor
dengan Unity of Command



TEORI FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
By: Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I
(Guru Sang Dewo (SMPN 2 Pagerwojo) & Akademisi UIN Maliki Malang)

Dalam teori organisasi klasik yang pertama kali diperkenalkan olel B.I. Fayol (1841-1925),
manajemen membahas hal-hal sebagai berikut.
1. Technical: kegiatan memproduksi dan mengorganisasikannya Dalam kaitannya dengan
pendidikan, lembaga pendidikan melakukan kegiatan menghasilkan lulusan lembaga
pendidikan yang siap kerja.
2. Commercial: kegiatan membeli bahan dan menjual produk. Dalam lembaga pendidikan,
kegiatan ini berkaitan dengan penjaringan anak didik dan mengelolanya dengan pendidikan,
sehingga hasilnya akan bermanfaat untuk anak didik dan masyarakat.
3. Financial: kegiatan pembelanjaan. Lembaga pendidikan membutuhkan pendanaan untuk
mengadakan sarana dan prasarana serta pelaksanaan pendidikan.
4. Security: kegiatan menjaga keamanan. Kaitannya dengan pendidikan terletak pada sistem
pengamalan lingkungan pendidikan secara internal maupun eksternal, pergaulan anak didik di
dunia luar, dan sistem pengamanan diri dari pengaruh lingkungan dan kebudayaan yang dapat
merusak moral, melalui pendidikan agama dan akhlak.
5. Accountancy: kegiatan akuntansi. Lembaga pendidikan melibatkan kegiatan perhitungan
pemasukan dana dan pengeluaran yang baik, sistematis, akurat, dan efisien. Tidak
melaksanakan kegiatan pendidikan yang kurang proporsional dengan kemampuan, apalagi
kegiatan yang hanya menghambur-hamburkan uang, sedangkan hasil kegiatan kurang
bermanfaat.
6. Managerial: melaksanakan fungsi manajemen. Pendidikan membutuhkan perencanaan dan
pengelolaan yang baik, sebagaimana adanya pengorganisasian dan pengoordinasian untuk
semua kegiatan kependidikan.
Menurut para pakar ilmu manajemen, fungsi manajemen adalah sebagai berikut.
1. Henry Fayol merinci lebih sistematis tentang fungsi-fungsi manajemen, yaitu:
(1) planning(perencanaan); (2) organizing (pengorganisasian);
(3) coordinating (pengoordinasian); (4)commanding (pengarahan); dan
(5) controlling (pengawasan). Bertitik tolak dari fungsi manajemen tersebut, Fayol
menetapkan asas-asas manajemen yang bersifat umum, yaitu: (1) asas pembagian kerja; (2)
asas wewenang dan tanggung jawab; (3) disiplin; (4) kesatuan perintah; (5) kesatuan arah; (6)
asas kepentingan umum; (7) pemberian janji yang wajar; (8) pemusatan wewenang; (8) rantai
berkala; (9) asas keteraturan; (10) asas keadilan; (11) kestabilan masa jabatan; (12) inisiatif;
(13) asas kesatuan.
2. Menurut Harold Koontz dan Cyril ODonnell, fungsi manajemen, selain perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan, ada pula fungsi staffing, yaitu penyusunan staf atau
kepegawaian dan directing, artinya pengarahan.
3. Luther M. Gullich menambah fungsi manajemen dengan fungsi reporting, yaitu penyampaian
laporan dan budgeting, penyusunan anggaran pembelanjaan.
4. George R. Terry menambahnya dengan fungsi actuating, yaitu penggerakan.
5. Louis A. Allen menyatakan adanya fungsi leading, yaitu kepemimpinan.
6. John R, Beisline mengutarakan hal yang sama dengan Fayol,
yaitu: (1) planning; (2)organizing; (3) commanding; (4) controlling.
7. Prajudi Atmosudirjo merinci fungsi manajemen sama dengan Louis A. Allen.
8. William H. Newman menambahkan dengan fungsi assembling resources, yaitu penyusunan
pegawai atau personalia.
9. Sondang P. Siagian dengan menambahkan fungsi motivating, yaitu mendorong seluruh
pegawai untuk bekerja sesuai dengan arahan dan tujuan yang telah ditetapkan.
10. Lyndal F. Urwick menyatakan adanya fungsi forecasting, yaitu mengadakan prediksi,
memperkirakan berbagai kemungkinan yang akan terjadi.
11. Winardi menjelaskan adanya fungsi komunikasi dalam suatu organisasi.
12. The Liang Gie rnenjelaskan adanya fungsi decision making, membuat keputusan dan
fungsiimproving, yaitu melakukan improvisasi, pengayaan pendekatan, metode, dan strategi
dalam mencapai tujuan.
13. Jhon D. Millet menambahkan fungsi facilitating, yaitu pemberian fasilitas.

Pendapat-pendapat di atas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
TABEL 1.1
Pendapat para ahli tentang fungsi-fungsi manajemen
Nama Ahli Fungsi-Fungsi Manajemen
Louis A. Allen Leading, Planning, Organizing, Controlling.
Prajudi Atmosudirjo Planning, Organizing, Directing, Actuating, Controlling.
John R. Beishline Planning, Organizing, Commanding, Controlling.
Henry Fayol

Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
Controlling.
Luther Gullich

Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting, Budgeting.
Kontz dan ODonnel Organizing, Staffing, Directing, Planning, Controlling.
William H. Newman

Planning, Organizing, Assembling Resources, Directing,
Controlling.
Sondang P. Siagian Planning, Organizing, Motivating, Controlling.
George R. Terry Planning, Organizing, Actuating, Controlling.
Lyndal F. Urwick

Forecasting, Planning, Organizing, Commanding,
Coordinating, Controlling.
Winardi

Planning, Organizing, Coordinating, Actuating, Leading,
Communicating, Controlling.
The Liang Gie

Planning, Decision Making, Directing, Coordinating,
Controlling, Improving.
Nama Ahli Fungsi-Fungsi Manajemen
Jhon D. Millet Directing dan Facilitating.
Fungsi-fungsi manajemen di atas berkaitan secara langsung dengan lembaga pendidikan,
karena salah satu jenis organisasi. Dengan demikian, fungsi-fungsi manajemen diterapkan
dalam seluruh kegiatan organisasi, tidak terkecuali lembaga pendidikan.
SEKIAN
SEMOGA BERMANFAAT
Seluruh mahasiswa program studi manajemen sudah pasti tahu dengan ahli manajemen yang satu ini. Dialah
yang disebut-sebut sebagai bapak ilmu manajemen atau manajemen ilmiah. George R. Terry memberikan
sumbangsi pemikirannya yang mendasari banyak ahli manajemen di dunia. Bahkan pelajaran manajemen untuk
Sekolah Menengah di Indonesia pun memakai teori manajemen dari Terry untuk diajarkan kepada para siswa.

Terry mendefinisikan manajemen dalam bukunya Principles of Management yaitu "Suatu proses yang
membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan baik
ilmu maupun seni demmi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya". Dari definisi Terry itulah kita bisa
melihat fungsi manajemen menurutnya. Berikut ini adalah fungsi manajemen menurut Terry:
1. Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang
akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan,
memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan
kegiatan yang bermaksuud untuk mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan
mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.
3. Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian
kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan.
4. Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan
rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai
secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.
Hakikat dari fungsi manajemen dari Terry adalah apa yang direncakan, itu yang akan dicapai. Maka itu fungsi
perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin agar dalam proses pelaksanaanya bisa berjalan dengan baik serta
segala kekurangan bisa diatasi. Sebelum kita melakukan perencanaan, ada baiknya rumuskan dulu tujuan yang
akan dicapai.



George Terry's Management Function
All students on management school is the management expert would know this one. He is mentioned as the
father of scientific management or management. George R. Terry gives sumbangsi rationale underlying many
management experts in the world. Even management lessons to high school in Indonesia was put on the
management theory of Terry to be taught to students.

Terry defines management in his book Principles of Management is "a process that distinguishes the planning,
organizing, mobilizing and monitoring by utilizing both the science and art of demmi achieve predetermined
goals." From this definition we can see that Terry management functions according to him. Here is a
management function by Terry:
1. Planning (planning) is the objectives and rationale for the preparation of the steps that will be used to
achieve the goal. Planning means preparing all the needs, carefully calculate what the pitfalls are, and
formulate shape bermaksuud specific activities to achieve goals.
2. Organizing (organization) that as a way to bring people together and put them with the skill and expertise in
the work that has been planned.
3. Mobilization (actuating) is to move the organization to run in accordance with the division of labor for each
other and move all available resources within the organization that performed the work or activity can
proceed according to plan and be reaching the destination.
4. Supervision (controlling) is to monitor whether the movement of these organizations are in accordance with
the plan or not. And supervising the use of resources within the organization to be used effectively and
efficiently without being deviated from the plan.
The nature of the management functions of Terry's what is planned, it is to be achieved. So that the planning
should be done as possible so that the implementation process can run smoothly and any shortcomings can be
overcome. Before we do the planning, it helps formulate the first goal to be achieved.

Pengertian Manajemen
Istilah manajemen berasal dari kata management (Bahasa Inggris), berasal dari kata to manage
yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga manajemen dapat diartikan bagaimana cara
mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya agar usaha
yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Banyak ahli
yang memberikan definisi tentang manajemen, diantaranya:
1. Harold Koontz & O Donnel dalam bukunya yang berjudul Principles of Management
mengemukakan, Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang
dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain (Dayat, n.d,p.6).
2. George R. Terry dalam buku dengan judul Principles of Management memberikan definisi:
Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atasperencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni,
agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Dayat, n.d,p.6).
3. Ensiclopedia of The Social Sciences
Manajemen diartikan sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan
dan diarvasi.
4. Mary Parker Follet
Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
5. Thomas H. Nelson
Manajemen perusahaan adalah ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas, proses, bahan dan
orang-orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat dan menjualnya dengan
menguntungkan.
6. G.R. Terri,
Manajemen diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan usaha mencapai sasaran-
sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
7. James A. F. Stoner
Manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
8. Oei Liang Lie
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian
dan pengawasan sumber daya manusia dan alam, terutama sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh
diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam prakteknya harus diusahakan agar prinsip-
prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja diubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas :
1. Pembagian kerja yang berimbang
Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer
hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang
berimbang.
2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas Setiap kerabat kerja
atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan
baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan secara langsung.
3. Disiplin
Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan
waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.
4. Kesatuan perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang
atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-
sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut.
5. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung
serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan).

Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka akan timbul perpecahan diantara para kerabat
kerja/karyawan. Karena ada yang diberi tugas yang banyak dan ada pula yang sedikit, padahal
mereka memiliki kemampuan yang sama (Dayat,n.d,pp.7-9).
manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain. Dengan demikian berarti
dalam manajemen terdapat minimal 4 (empat) ciri, yaitu:
1. Ada tujuan yang hendak dicapai
2. Ada pemimpin (atasan)
3. Ada yang dipimpin (bawahan)
4. Ada kerja sama.

Fungsi dan Tujuan Manajemen
Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemennya. Pekerjaan itu akan
berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana manajemen itu sendiri merupakan suatu
perangkat dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Maksudnya adalah
serangkaian tahap kegiatan mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir
tercapainya tujuan kegiatan atau pekerjaan.
Pembagian fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, di antaranya yaitu :
1. Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam Management Principles and Management,
fungsi manajemen terbagi menjadi :
Perencanaan (Planning).
Pengorganisasian (Organizing).
Pengawasan (Controlling).
2. Menurut George R. Ferry (1990) dalam Principles of Management, proses manajemen terbagi
menjadi :
Perencanaan (Planning).
Pengorganisasian (Organizing).
Pengawasan (Controlling).
Pelaksanaan (Activating).
3. Menurut H. Koontz dan ODonnel (1991) dalam The Principles of Management, proses dan
fungsi manajemen terbagi menjadi :
Perencanaan (Planning).
Pengorganisasian (Organizing).
Pengawasan (Controlling).
Pengarahan (Directing).

Fungsi - Fungsi manajemen :
l) Fungsi perencanaan
Pada hakekatrya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang merupakan dasar
bagi kegiatan-kegiatan/tindakan-tindakan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang.
Pross ini memerlukan pemikiran tentmg apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan di mana
suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya.
2) Fungsi pengorganisasian
Fungsi Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan-hubungan
antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan
disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.
3)Fungsi pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir tindakan-tindakan agar betul-betul
dilaksanakan. Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan
meliputi pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan
perintah-perintah tersebut.
4)Fungsi pengkoordinasi
Suatu usaha yang terkoordinir ialah di mana kegiatan karyawan itu harmonis. terarah dan
diintergrasikan menuju tujuan-tujuan bersama. Koordinasi dengan demikian sangat diperlukan
dalam organisasi agar diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
5)Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai dengan persyaratan-
persyaratan yang ditentukan dalam rencana. Sehingga pengawasan membawa kita pada fungsi
perencanaan. Makin jelas. lengkap serta terkoordinir rencana-rencana makin lengkap pula
pengawasan.


Makalah Teori Manajemen (George R. Terry)
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengadakan bermacam-macam aktifitas fisik maupun
psikis untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya secara maksimal. Salah satu aktifitas itu
ditujukan sebagai sebuah proses untuk menyelesaikan tugas yang diakhiri dengan sebuah karya yang
dapat dinikmati oleh manusia. Proses itulah yang dalam kehidupan kita sebut bekerja.
Dimasa sekarang ini, manusia selalu saling membutuhkan satu sama lain agar tujuan dalam hidup
dapat lebih mudah tercapai. Dari rasa saling membutuhkan ini muncul keinginan untuk bekerja
sama dalam satu hal ataupun lainnya. Dari kerja sama ini kemudian muncul keinginan untuk dapat
mengatur, merencanakan, dan mengevaluasi tujuan kerja sama yang semula diharapkan.
Organisasi memulai fungsi pertama yaitu perencanaan dalam mencapai tujuan. Kemudian
dilaksanakan melalui berbagai upaya seperti berbagai tugas menempatkan petugas yang tepat.
Temuan dalam pengawasan merupakan umpan balik yang sangat berguna untuk memperbaiki
perencanaan tahapan berikutnya. Inilah kesinambungan sustainable dan perencanaannya disebut
rulling plan.
Terdapat berbagai macam pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen, tetapi yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah fungsi manajemen dari Terry.


BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah pemikiran yang logis dan rasional derdasarkan data atau informasi sebagai
dasar kegiatan atau aktifitas organisasi, manjemne, maupun individu dalam upaya mencapai
tujuan.
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan
perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Manfaat Perencanaan
1. Sebagai penerjemah dari kebijakan yang bersifat makro
2. Peramalan, terhadap masa dating yang penuh ketidakpastian
3. Sebagai alat pemersatu arah dari pelaksanaan operasional dari berbagai tingkatan dan divisi.
4. Sebagai alat untuk melakukan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi
5. Untuk menjamin kepastian tujuan

II.2 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua
aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja.
Departementalisasi adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-
kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada
struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi.
Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggung
jawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses
pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan
mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai
dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu :
1. Bagan organisasi formal
2. Pembagian kerja
3. Departementalisasi
4. Rantai perintah atau kesatuan perintah
5. Tingkat-tingkat hirarki manajemen
6. Saluran komunikasi
7. Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan.
Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan
organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan
oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat
diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya
yang tidak perlu.
3. Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota
organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan
membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisiensian
dan konflik.

II.3 Pengarahan (Actuating)
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian
tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena
disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang
dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka
bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di
atas. Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan
dapat dilakukan dengan baik.
2. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk
melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3. Delegasi wewenang. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari
wewenang yang dimilikinya kepada bawahannya.

II.4 Pengawasan (Contolling)
Pengawasan ialah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin
agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Tolak ukur pengawasan adalah rencana, oleh karenanya dikatakan bahwa perencanaan dan
pengawasan merupakan dua sisi dari mata uang yang sama. Dengan pelaksanaan fungsi pengawasan
diharapkan dapat dicapai :
1. Tereliminasinya penyimpangan
2. Memotivasi kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan
3. Memperbaiki kesalahan
4. Meningkatkan tanggung jawab
5. Diperolehnya umpan balik
6. Mengukur kompetensi personel
Metode dan Teknik pengawasan
Metode pengawasan yang umumnya digunakan adalah :
1. Observasi langsung
2. Laporan
3. Metode statistical yang diolah secara statistic
Adapun teknik pengawasan adalah :
1. Pengawasan terhadap penyimpangan yang menonjol
2. Pengawasan terhadap pengeluaran biaya
3. Pengawasan terhadap penggunaan waktu
4. Pengawasan terhadap penggunaan bahan bahan baku
5. Pengawasan terhadap produksi
6. Pengawasan terhadap personel terutama personel kunci
7. Pengawasan terhadap prosedur atau proses serta aspek teknis lainnya

II.5 Evaluasi (Evaluating)
Penilaian adalah kegiatan sistematis dan terencana untuk mengukur, menilai dan klasifikasi
pelaksanaan dan keberhasilan program. Penilaian harus dikembangkan bersama perencanaan suatu
program. Penilaian pada kegiatan evaluasi dilakukan pada komponen input, proses dan
input.penilaian selalu terkait dengan proses pengambilan keputusan.
Tujuan penilaian
1. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan program dan perencanaan program yang ada
2. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber daya
3. Sebagai alat untuk memperbaiki pelaksanaan suatu kegiatan yang sedang berjalan
4. Sebagai alat untuk melaksanakan perencanaan kembali yang lebih baik pada suatu program
Secara umum evaluasi dibagi atas 3, yaitu :
1. Penilaian pada tahap awal program
2. Penilaian pada tahap pelaksanaan program
3. Penilaian pada tahap akhir program
Berdasarkan waktu penilaian dapat dilakukan
1. Evaluasi formative
2. Evaluasi critical review
3. Evaluasi midterm
4. Evaluasi summative

STUDI KASUS
Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul di komunitas adalah gizi buruk pada anak. Data
UNICEF tahun 2006 menunjukkan, penderita gizi buruk pada anak meningkat jumlahnya. Dari 1,8
juta jiwa pada tahun 2005 meningkat menjadi 2,3 juta jiwa pada tahun 2006. Ini menggambarkan
bahwa tingkat kehidupan masyarakat saat ini masih di bawah garis kemiskinan. (Nurhamidah, 2008)
Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh
keadaan gizi yang jelek. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar
dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan
balita didasari oleh keadaan gizi anak yang jelek. (Republika, 4 April 2007)
Pengurangan jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target Tujuan Perkembangan Milenium
(Millenium Development Goals atau MDGs). Indonesia berkomitmen untuk mengurangi hingga
setidaknya tinggal 18% penduduk yang mengalami malnutrisi pada tahun 2015, di mana angka tahun
ini masih 28%, sementara pelaksanaan MDGs tahun ini sudah memasuki periode sepertiga terakhir.
Program perbaikan gizi masyarakat dalam beberapa tahun ini sudah masuk dalam program tugas
wajib Pemerintah Daerah. (Antonius Wiwan Koban, 2008)
Salah satu sasaran dari MDGs kaiatannya pada masalah gizi buruk nampak pada poin 4 yaitu upaya
menurunkan angka kematian balita. Angka kematian balita memiliki hubungan yang erat dengan
masalah gizi buruk pada anak.
Dari studi kasus diatas, maka dibuat program Keluarga Binaan dalam Mengatasi Masalah Gizi Buruk
pada Anak. Kerangka programnya dapat dibuat sebagai berikut :
1. Planning
Program Keluarga Binaan dalam mengatasi permasalahan gizi buruk yang mana akan dikirim seorang
perawat yang disebut juga perawat komunitas yang akan membantu dalam Praktik yang bertujuan
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan
peran serta masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan.
2. Organizing
a. Pemerintah atau dinas kesehatan setempat mengirim tenaga perawat komunitas pada setiap
puskesmas di tiap daerah.
b. Setiap puskesmas memberikan informasi yang dibutuhkan perawat komunitas tentang keluarga
yang hidup didaerah sekitar puskesmas setempat.
c. Setiap perawat komunitas memberikan pengarahan pada keluarga binaan.
d. Keluarga binaan melaksanakan kegiatan sesuai arahan perawat komunitas tentang kesehatan gizi
pada keluarganya terutama pada bayinya.

3. Actuating
a. Melakukan pengkajian fisik dan psikososial
b. Menetapkan masalah kesehatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Menetapkan tingkat kemandirian keluarga melalui 7 dari 9 peran perawat keluarga: sebagai
pendidik, pemberi pelayanan, penemu kasus, kolaborator, fasilitator, pengelola, dan advocator
e. Melakukan rujukan terhadap kasus yang ditemukan untuk pemeriksaan lebih lanjut (bila perlu)

4. Controlling
a. Mengamati proses kegiatan (apakah sudah sesuai prosedur atau tidak) yang dilakukan oleh
keluarga binaan.
b. Mengontrol keluarga binaan agar tetap melaksanakan kegiatan untuk hidup sehat sesuai arahan.
c. Mengawasi pelaksanaan kegiatan agar konsisten terhadap waktu yang telah ditentukan, misalnya
jika memang waktu pelaksanaan telah ditentukan sebelumnya.

5. Evaluating
a. Melakukan penilaian terhadap proses kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya.
b. Melaksanakan evaluasi terhadap program keluarga binaan oleh perawat komunitas (apakah telah
dapat dilaksanakan secara terus-menerus oleh keluarga binaan).
c. Memberi penilaian pada keluarga binaan mengenai apa yang telah dicapainya.
d. Mereview kekurangan kegiatan agar tahun berikutnya dapat diperbaiki dan ditingkatkan lagi.

BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN
Manajemen (GR. Terry) adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber
daya lain. Dan satu tahap akhir yang juga perlu dilakukan tidak lain adalah evaluasi sebagai fungsi
akhir dari suatu manajemen.
suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga
adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai
hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman,
pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Program kesehatan di jalankan dengan berdasarkan fungsi fungsi manajemen. Dengan harapan,
program kesehatan dapat berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan derajat kesehatan
mayarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://akur-stbajia.blogspot.com/2007_11_01_archive.html
http://jakerz.ngeblogs.com/
http://jyus-yudistira.blogspot.com/2008/01/bab-i.html
http://liaedu.files.wordpress.com/2008/08/manajemen1.pdf
http://organisasi.org/fungsi_manajemen_perencanaan_pengorganisasian_pengarahan_pengendalia
n_belajar_di_internet_ilmu_teori_ekonomi_manajemen
http://wynon4.ngeblogs.com/


Fungsi Manajemen Startegis
Manajemen startegis berperan dalam pengambilan keputusan secara startegis, menyusun
rencana rencana startegis dan meninjau secara startegis. Manajemen startegis akan
mengambil keputusan stategis berdasarkan tujuan dan sasaran dari organisasi tersebut. Setelah
itu manajemen startegis akan menentukan apa yang akan dilakukan untuk masa depan dari
organisasi tersebut. Dan menentukan siapa yang akan menanganinya untuk tercapainya tujuan
yang telah ditentukan. Setelah itu manajemen startegis akan meninjau dan memantau cara kerja
dari pihak pihak yang terlibat dalam proses pengembangan hal yang dilakukan.

Seperti yang sudah pernah dipelajari dapat diketahui beberapa fungsi manajemen, planning
(perencanan), organize (organisasi), staffing (staff), direct (mengarahkan), control
(mengendalikan).

1. Planning (perencanaan).
Suatu kegiatan dimana Manager akan merencanakan suatu hal guna mencapai hasil yang
diinginkan.

2. Organize (organisasi).
Suatu kegiatan penetapan manusia atau sumber daya fisik lain-nya untuk menjalankan suatu
rencana yang telah ditentukan agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan.

3. Staffing (penyusunan pegawai).
Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengerjakan hal-hal yang dituju. Dengan menyusun
pegawai sesuai dengan bidang dan keahlian mereka dalam bekerja.

4. Direct (pengarah-an).
Suatu kegiatan untuk mengarahkan para pegawai untuk melakukan hal yang telah ditentukan
oleh manajemen.

5. Control (pengendali-an).
Suatu kegiatan untuk mengendalikan pegawai dalam proses kerja. Mengendalikan sistem kerja
yang akan dilakukan dan menentukan hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

Banyak sekali ahli-ahli yang menyebutkan fungsi-fungsi manajemen secara berbeda beda.
Pemikiran setiap orang berbeda sehingga memunculkan pernyataan yang bermacam - macam
juga. Seperti pendapat para ahli-ahli dibawah ini :

Menurut George R. Terry, fungsi manajemen :
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Actuating (Penggerakkan)
d. Controlling (Pengawasan).
Menurut Harold Koontz dan Cyril ODonnel, fungsi manajemen :
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Staffing (Penyusunan Pegawai)
d. Directing (Pembinaan Kerja)
e. Controlling (Pengawasan).
Menurut Henry Fayol, fungsi manajemen :
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Commanding (Pemberian Komando)
d. Coordinating (Pengkoordinasian)
e. Controlling (Pengawasan).

Menurut Lyndall F. Urwick menambahkan pendapat Henry Fayol dengan Forecasting
(Peramalan), fungsi manajemen :
a. Forecasting (Peramalan)
b. Planning (Perencanaan)
c. Organizing (Pengorganisasian)
d. Commanding (Pemberian Komando)
e. Coordinating (Pengkoordinasian)
f. Controlling (Pengawasan).

Anda mungkin juga menyukai