LAPORAN KASUS
OLEH :
Pembimbing :
DEPARTEMEN
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT & ILMU KEDOKTERAN
KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
BAB 1
LATAR BELAKANG
ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa.(1) Negara telah menjamin hak warga
perkawinan yang sah, menjamin hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang yang diatur melalui hukum yang berlaku bagi seluruh masyarakat
atau hal hal lain yang dianggap tidak memenuhi syarat. (3) Di NTT ada beberapa
Etnis Lio di Kabupaten Sikka dikenal memiiki sebuah tradisi lokal yang
unik, yakni tradisi lokal pernikahan sedarah yang sebagian besar masyarakat
menolaknya dan dianggap tidak sesuai nilai/etik tradisi lain. (4) Budaya pernikahan
Mollo Selatan , TTS, Nusa Tenggara Timur yang berjarak sekitar 10 km dari pusat
kota Soe. Kehidupan dari masyarakat sebagian besar bekerja sebagai petani dan
2
Sehingga tidak jarang terjadi perkawinan antar saudara.(5) Perkawinan sedarah
tersebut dilarang secara hukum, dan agama, karena alasan-alasan sosial dan
frekuensi gen resesif dalam populasi, sehingga secara relatif lebih banyak
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kata “pernikahan” berasal dari kata “nikah”, menurut kamus besar bahasa
indonesia nikah adalah ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan
ketentuan hukum dan ajaran agama. Perkawinan menurut kamus besar bahasa
kelamin dan bersetubuh. Negara telah menjamin hak warga negara untuk
menjamin hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
1945.(2)
1 Tahun 1974 yaitu “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Undang-undang ini menjadi syarat yang akan menjadikan sah nya suatu
perkawinan sacara yuridis. Dari pasal diatas daat ditarik kesimpulan bahwa
4
Pada pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974
saudara, antara seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang
c) Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri menantu dan ibu/bapak tiri;
d) Berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan
e) Berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari
Norma-norma atau aturan-aturan yang telah ada kemudian menjadi suatu adat
bermasyarakat sebab perkawinan tidak hanya menyangkut wanita dan pria yang
5
bakal menjadi suami istri bahkan kedua keluarga mempelai. Perkawinan adalah
suatu ikatan yang menyatukan hubungan perdata antara mempelai perempuan dan
mempelai laki-laki dan juga terhadap keluarga dari masing-masing mempelai dan
perikatan adat adalah perkawinan yang mempunyai akibat hukum terhadap hukum
anak terhadap orangtua dan sebaliknya, kedudukan anak terhadap kerabat dan
sebaliknya, dan masalah perwalian anak. sistem perkawinan menurut paham ilmu
1. Exogami merupakan seorang pria harus mencari istri di luar marga dan
dilarang kawin dengan wanita yang berasal dari satu kelompok marga.
Sistem ini cenderung terjadi di sumatra utara (suku bata), maluku dan lain
sebagainya.
kasta di Bali.
exogami. Larangan yang terdapat dalam sistem ini adalah larangan yang
6
bertalian dengan ikatan kekeluargaan yaitu larangan karena nasab (turunan
dekat) seperti kawin dengan nenek, ibu, anak kandung, cucu (keturunan
garis lurus keatas) juga dengan saudara kandung, saudara bapak dan juga
Berdasarkan register serta survei sipil dan medis setidaknya 10% manusia
adalah keturunan dari orang tua yang terkait sebagai sepupu kedua atau lebih
dekat. Peristiwa perkawinan sedarah seperti itu dapat terjadi karena alasan yang
berbeda: bisa karena kebiasaan sosial budaya, seperti yang digambarkan secara
simbolis untuk keluarga kerajaan Eropa, (kawin inbreeding pilihan), atau secara
kebetulan, misalnya jika ada terlalu banyak individu terkait dalam populasi,
keturunan dari perkawinan itu. Keturunan dari kawin sedarah mewarisi dua
salinan gen leluhur yang sama (autozigositas). Karena semua anggota suatu
spesies terkait sampai tingkat tertentu, semua individu juga “berkawin sedarah”
sampai tingkat tertentu, tetapi ada variasi antar individu dalam seberapa dekat atau
jauh kekerabatan orang tua mereka. Secara luas diamati di seluruh spesies bahwa
kebugaran dan kebugaran yang lebih rendah Efek ini, yang disebut '' depresi
7
kawin sedarah''. Dalam populasi manusia, perkawinan antara kerabat atau sedarah
sistem kawin sedarah, atau sistem perkawinan incest. Mereka terbiasa melakukan
anggota keluarga bebas untuk menikah dengan sesama anggota keluarga yang
memiliki ikatan darah. Sistem perkawinan ini sudah berlangsung begitu lama
sejak zaman kolonial Belanda. Dan meskipun itu dianggap tidak biasa atau
bahkan aneh, tetapi budaya itu masih ada sampai hari ini dan mungkin akan tetap,
selama masih belum ada perubahan dalam pola pikir masyarakatnya. (11) tidak
terkecuali beberapa daerah di NTT juga masi banyak ditemukan budaya kawin
sedarah.
warisan leluhur harus dilesatarikan. Dilain sisi pernikahan sedarah tersebut juga
berbagai lapisan masayarakat warisan tersebut masih dijalankan sampai saat ini.
Desa Bikekneno Kecamatan Mollo Selatan , TTS, Nusa Tenggara Timur yang
8
perkawinan dalam satu merga yang berarti masih sedarah atau kerabat dekat.
Kebiasaan budaya ini sudah ada sejak lama dan hingga sekarang tetap
dan diukur secara rinci oleh Charles Darwin, yang melakukan percobaan pada 57
memiliki 10 anak, tiga di antaranya meninggal saat masih anak-anak. Tiga dari
infertilitas. Dan Darwin sendiri, yang menderita sakit tak kunjung sembuh.(12)
dalam genetik, berupa variasi genetik yang lebih rendah yang dapat menyebabkan
ekspresi alel resesif, atau hilangnya kekuatan hibrida, yang merusak dan
perkawinan sedarah.(13)
9
Gambar 2.1 Charles Darwin dan anaknya
Bukti efek merusak dari perkawinan sedarah telah ditemukan pada sifat
meningkatkan risiko kanker. Misalnya, kasus kanker tiroid telah ditemukan jauh
lebih tinggi pada perkawinan sedarah dan leukemia akut telah ditemukan terkait
yang disebabkan oleh parasit/patogen dan perubahan iklim global. varian genetik
gen interferon tidak hanya dikaitkan dengan resistensi patogen (termasuk infeksi
10
Gambar 2.2 Hemofilia Pada Ratu Victoria
peningkatan risiko prenatal yang membahayakan seperti lahir mati, berat badan
lahir rendah, kelahiran prematur, aborsi, kematian bayi dan anak, cacat lahir
secara keseluruhan adalah 2,5 kali lebih tinggi pada anak-anak dari keluarga
TTS
11
Aen’Ut adalah sebuah kampung yang terletak di Desa Bikekneno,
terletak disebalah utara dari kota Soe dan berjarak ±12 Km dari Kota Soe.
Masyarakat Aen’Ut terdiri dari 68 kepalah keluarga, dengan jumlah jiwa 288
orang yang terdiri dari 147 laki-laki dan 141 perempuan. Hampir sebagian besar
tamatan sekolah rakyat (SR) dan sekolah dasar (SD). Sebagian kecil yang sadar
Hal ini disebabkan karena ketersediaan fasilitas pendidikan yang sangat terbatas.
Untuk pendidikan SMP dan SMA, anak-anak usia sekolah mereka harus
menempuh jarak lebih dari 7 km dan ini masih menjadi masalah bagi mereka.
Selain sebagai petani, mereka juga menjadi peternak, tukang bangunan atau
buruh bangunan. Hal itu disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah dan
12
secara musiman. Ada juga yang berprofesi sebagai PNS. Namun jumlahnya
sangat terbatas yaitu dari 288 orang, hanya 5 orang yang berprofesi PNS.
13
BAB 3
FILOSOFI DI MASYARAKAT
hampir semua mereka merupakan saudara bersaudara. Hal itu dapat dilihat dari
system perkawinan yang terjadi pada masyarakat di desa Aen’Ut yang tidak
jarang ada perkawinan antar saudara. Hal ini sebenarnya bertentangan dengan
dengan adat dan budaya tetapi karena sistem kekerabatan yang dibangun sehingga
tidak menjadi masalah. Perkawinan sedarah yang terjadi pada masyarakat di desa
Aen’Ut dipengaruhi oleh budaya leluhur yang sudah diwarisi secara turun
adalah salah satu kebiasaan yang membuat sistem kekerabatan mereka tetap asli
dan tidak terpecah belah. Karena jika mereka menikah dengan suku lain maka
akan terjadi beda pemikiran dan tidak saling mendengar satu dengan yang lain.
Pada masyarakat ini juga menganggap bahwa warisan mereka hanya bisa
diturankan kepada saudara-saudaranya saja dan tidak boleh ada orang luar yang
boleh masuk untuk mengusai harta warisan mereka. Masyarakat di sana juga
percaya bahwa pernikahan itu guna untuk tetap menjalin tali persaudaraan antara
mereka.
Selain sebagai petani, mereka juga menjadi peternak, tukang bangunan atau buruh
bangunan. Hal itu disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah dan juga
14
kemampuan memiliki keterampilan yang terbatas. Dari latar belakang ini
perkawinan sedarah dikarenakan karena tuntutan adat dari daerah lain yang
menurut mereka sangat berat untuk dipenuhi sehingga masyarakat di desa Aen’Ut
ketika menikah ada budaya, keluarga dari lelaki wajib memberikan belis. Belis
adalah suatu upacara dimana pihak laki-laki memberi mas kawin barang berupa
hewan, uang dan kain kepada pihak perempuan. Belis merupakan unsur yang
penting dalam sebuah pernikahan, hal ini bukan hanya mencakup tradisi yang
memiliki nilai – nilai luhur dan bentuk penghargaan terhadap perempuan tetapi
sebagai pengikat tali kekeluargaan dan symbol untuk mempersatukan laki – laki
dan perempuan sebagai suami – istri. Selain itu, belis memiliki arti dalam
hubungan kekeluargaan adalah sebagai tanda terima kasih kepada wanita yang
rela pindah untuk membangun sebuah keluarga yang baru dan belis juga
menentukan sahnya perkawinan sebagai imbalan atau jerih paya orang tua. Belis
adalah hak mutlak mempelai wanita dan kewajiban mempelai pria untuk
kepercayaan akan tuntutan belis di daerah lain itu mahal atau nilainya lebih tinggi
sendiri. Mereka percaya bahwa keluarga atau saudara mereka sendiri tidak akan
menuntut hal yang memberatkan atau hal yang tidak mungkin mereka sanggupi.
15
BAB 4
Masyarakat Aen‟ut memiliki dua rumpun marga yaitu marga Opat dan
Opat berperan sebagai yang berada dan mengurus hal-hal di dalam rumah (atoin
amaf) sedangkan marga Kase berperan sebagai yang mengurus hal-hal di luar
rumah (Atoin mon‟ne). Ketika ada dalam suatu acara adat maka marga Opat lah
yang berhak untuk bertutur adat, sedangkan Marga Kase tidak diperbolehkan
untuk bertutur adat. Marga Kase hanya berperan di luar rumah misalnya
menyiapkan makanan bagi para undangan, membuat tenda dan lain sebagainya.29
Marga sangat penting dalam kehidupan masyarakat Timor. Jika tidak adanya
bantuan seorang juru bicara. Seorang yang ditunjuk sebagai juru bicara biasanya
harus pandai mengetahui adat setempat, pandai berbicara pantun atau natoni,
melihat apakah wanita yang dipinang sudah cukup umur atau tidak. Kalau semua
beberapa anak tetapi salah satu dari anak mereka diharuskan menikah dengan
saudaranya sendiri. Adapun manfaat dari perkawinan masuk ini yaitu agar
keturunan mereka tetap asli dan tidak berubah. Sebenarnya ada larangan baik dari
pihak tokoh masyarakat maupun pemerintah untuk perkawinan satu darah ini
16
tetapi karna sudah terjadi sejak dahulu dan melekat dalam kehdupan mereka maka
merupakan tradisi yang diwariskan oleh para leluhur mereka. Didalam benak
setempat tetap terjaga keasliannya. Adapun alasan lain yaitu jika mereka menikah
diwariskan. Semua yang sudah diatur oleh para leluhur mereka tidak dapat
dilanggar. Artinya bahwa tradisi ini akan melekat dalam alam bawa sadar mereka.
Hal ini merupakan suatu tatanan nilai yang sangat berarti untuk dilakukan bagi
masyarakat setempat. Budaya menikah sedarah ini bukan hanya urusan adat
efek merusak pada sifat dan penyakit termasuk kecerdasan manusia seperti
prenatal seperti lahir mati, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, aborsi,
menempuh pendidikan SD. Masih belum ada penelitian disana terkait tingkat
17
kognitif masyarakat, apakah dikarenakan faktor budaya kawinn sedarah atau
dari daerah lain yang menurut mereka sangat berat untuk dipenuhi sehingga
masyarakat di desa Aen’Ut lebih memilih menikahi saudara mereka. Hal ini
18
BAB 5
5.1. SARAN
sepihak atau dari sudut pandang negatifnya saja mengenai tradisi lokal
warisan dari leluhur mereka. Kita harus melakukan pendekatan secara bertahap.
pengamatan di lapangan tidak terdapat keturunan yang cacat fisik, tetapi secara
psikologi belum diteliti. secara medis tetap harus ada upaya untuk memberi
apa saja yang dialami masyarakat disana dihubungkan dengan adat kawin sedarah.
5.2. KESIMPULAN
Selatan, TTS memiliki nilai-nilai adat isti-adat yang begitu kuat dan merupakan
hal yang sakral, dalam menjaga keutuhan nilai dan etik adat mereka, Hal ini sudah
diajarkan dari para leluhur mereka secara turu-temurun. Tradisi lokal tesebut
yang cacat fisik belum dilaporkan,. hingga saat ini masyarakat disana masih
19
DAFTAR PUSTAKA
20