Anda di halaman 1dari 13

MENYUSUN RENCANA PENGEMBANGAN SEKOLAH DENGAN PRINSIP

PARTISIPATIF TRANSPARAN DAN AKUNTABEL


Oleh: H. Syaiful Sagala

Abstrak

Karakteristik perencanaan adalah rasional dan masuk akal. Perencanaan


pengembangan sekolah berkaitan dengan tujuan sosial, sarana, proses dan kontrol
program dan kegiatan yang direncanakan sebelumnya. Perencanaan
pengembangan sekolah bersifat dinamis. Proses penyusunannya menggunakan
metode ilmiah, namun mengikuti tren, dan arah perubahan. Penyusunan
perencanaan meliputi prosedur, konten, manusianya, benda-benda fisik, ekologi,
dan antar hubungan mereka dalam organisasi sekolah. Aktualitas perencanaan
sekolah disengaja, terorganisir, proses terus-menerus mengidentifikasi berbagai
elemen dan aspek, menentukan keadaan sekarang dan interaksinya,
memproyeksikan mereka dalam periode waktu akan datang, serta merumuskan dan
memrogramkan serangkaian tindakan, rencana dan sasaran untuk mencapai hasil
yang diinginkan sesuai visi dan misi sekolah

Kata kunci: perencanaan, sasaran, rencana pengembangan sekolah

PENDAHULUAN akademik; (g) tata tertib satuan


pendidikan, yang minimal meliputi tata
Karakteristik sekolah diukur dari tertib pendidik, tenaga kependidikan dan
(1) karakteristik guru; (2) fasilitas peserta didik, serta penggunaan dan
material dan kurikulum; dan (3) pemeliharaan sarana dan prasarana; (h)
karakteristik kelompok atau kelas di kode etik hubungan antara sesama warga
mana para murid ditempatkan di dalam lingkungan satuan pendidikan
(Scheerens, 2003:29). Adapun PP No. 19 dan hubungan antara warga satuan
tahun 2005 Pasal 52 ayat (1) menegaskan pendidikan dengan masyarakat; dan (i)
setiap satuan pendidikan harus memiliki biaya operasional satuan pendidikan.
pedoman yang mengatur tentang (a) Sejalan dengan PP No. 19 tahun
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan 2005 (telah diperbaharui menjadi PP No.
silabus; (b) kalender 32 Tahun 2013) tersebut tampak bahwa
pendidikan/akademik, yang manajemen pendidikan merupakan suatu
menunjukkan seluruh kategori aktivitas proses yang mengintegrasikan sumber-
satuan pendidikan selama satu tahun dan sumber yang semula tidak berhubungan
dirinci secara semesteran, bulanan, dan satu dengan lainnya menjadi suatu
mingguan; (c) struktur organisasi satuan sistem yang menyeluruh untuk mencapai
pendidikan; (d) pembagian tugas di tujuan organisasi (Sagala, 2005:15).
antara pendidik; (e) pembagian tugas di Prosesnya di sekolah menerapkan pola
antara tenaga kependidikan; (f) peraturan demokratis, artinya ada keterlibatan yang

13
jelas para dewan pendidik, komite Dalam hal Rencana
sekolah dan stakeholders sekolah. Hal ini Pengembangan Sekolah(RPS) menurut
sejalan dengan PP No. 19 Pasal 53 ayat Penegasan PP No 19 tahun 2005 ini
(1) setiap satuan pendidikan dikelola atas ditampilkan lebih lengkap, karena
dasar rencana kerja tahunan yang sebagai dasar penting untuk penyusunan
merupakan penjabaran rinci dari rencana RPS dalam hal pengelolaan sekolah.
kerja jangka menengah satuan Perencanaan (Planning) adalah fungsi
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) manajemen yang menentukan secara
tahun; dan (2) Rencana kerja tahunan jelas pelimpahan pola-pola pengarah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk para pengambil keputusan
meliputi (a) kalender sehingga terdapat koordinasi dari
pendidikan/akademik yang meliputi demikian banyak keputusan dalam suatu
jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kurun waktu tertentu dan mengarah pada
kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur; tujuan-tujuan yang telah ditentukan
(b) jadwal penyusunan kurikulum tingkat (Sagala, 2005:19).
satuan pendidikan untuk tahun ajaran Untuk mencapai tujuan sekolah
berikutnya; (c) mata pelajaran atau mata perlu disusun perencanaan jangka
kuliah yang ditawarkan pada semester menengah di tingkat sekolah yang
gasal, semester genap, dan semester disebut Rencana Pengembangan Sekolah
pendek bila ada; (d) penugasan pendidik atau rencana kerja sekolah (RKS) untuk
pada mata pelajaran atau mata kuliah dan jangka waktu 4 tahun. Kemudian rencana
kegiatan lainnya; (e) buku teks pelajaran jangka pendek yang disebut Rencana
yang dipakai pada masing-masing mata Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah
pelajaran; (f) jadwal penggunaan dan (RAPBS) atau Rencana Kerja tahunan
pemeliharaan sarana dan prasarana Sekolah (RKT) untuk jangka waktu satu
pembelajaran; (g) pengadaan, tahun. Perilaku organisasi sekolah yang
penggunaan, dan persediaan minimal efektif ditampakkan pada penerapan
bahan habis pakai; (h) program fungsi perencanaan, manajemen, dan
peningkatan mutu pendidik dan tenaga berfungsinya organisasi. Scheerens
kependidikan yang meliputi sekurang- (2003:77) mengatakan paradigma
kurangnya jenis, durasi, peserta, dan rasionalitas dipilih sebagai kerangka
penyelenggara program; dan (i) jadwal untuk mendiskusikan model perencanaan
rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi dan cara bagaimana hal ini dapat
satuan pendidikan dengan orang tua/wali dihubungkan dengan efektifitas sekolah
peserta didik, dan rapat satuan secara empiris. Paradigma rasionalitas
pendidikan dengan komite terletak pada inti teori tentang
sekolah/madrasah, untuk jenjang perencanaan dan pembuatan kebijakan
pendidikan dasar dan menengah. sekolah. Penyusunan RPS tentu penting
dilandasi pemikiran yang rasional.

14
Mengacu pada latar belakang pemikiran Rencana Pengembangan Sekolah
ini, maka fokus kajian adalah menyusun (RPS)
rencana pengembangan sekolah dengan Salah satu kompetensi yang
prinsip partisipatif transparan dan dimiliki kepala sekolah dalam memimpin
akuntabel. sekolah adalah kemampuan menyusun
rencana pengembangan sekolah (RPS)
PEMBAHASAN dengan prosedur dan cara yang benar.
Proses penyusunan RPS melibatkan
Perencanaan adalah proses dasar semua pemangku kepentingan sekolah
yang digunakan untuk memilih tujuan dengan cara duduk bersama membahas
dan menentukan cakupan pencapaiannya. setiap kategori program yang
Merencanakan berarti mengupayakan dirumuskan. Tujuan utama penyusunan
penggunaan sumber daya manusia RPS adalah agar sekolah dapat
(SDM) untuk mencapai tujuan. mengetahui secara rinci tindakan apa
Perencanaan sebagai suatu proses yang harus dilakukan dan mengetahui
bertahap dari tindakan yang terorganisasi kewajiban dalam penyelenggaraan
untuk menjembatani perbedaan antara pendidikan. Maksud penyusunan RPS
kondisi yang ada dan aspirasi organisasi. agar tujuan dan sasaran pengembangan
Sejalan dengan pemikiran itu, maka sekolah dapat dicapai dengan standar
proses penyusunan rencana kualitas yang telah ditentukan. RPS yang
pengembangan sekolah memiliki diimplementasikan secara konsisten akan
karakteristik dasar tertentu yang menjamin bahwa semua
menegaskan aktivitas dasar peroses program/kegiatan yang dilaksanakan
perencanaan. Aktivitas dasar tersebut memenuhi harapan pemangku
sekurang kurangnya dalam merumuskan kepentingan, dan kondisi nyata sekolah.
tujuan mencakup pengembangan
Prinsip penyusunan RPS (1)
program untuk mencapai sasaran, partisipatif, hal ini mendorong dan
pelaksanaan program, dan
melibatkan tiap warga sekolah (Kepala
pengorganisasian proses perencanaan itu
Sekolah, Guru, siswa, orang tua siswa,
sendiri. Kajian ini akan membahas
dan Komite Sekolah) untuk
rencana pengembangan sekolah,
mempergunakan hak dalam
menentukan sasaran jangka menengah (4
menyampaikan pendapat dalam proses
tahun), tim sekolah merumuskan
pengambilan keputusan, sehingga mereka
program dan kegiatan, prinsip proses
merasa memiliki dan ikut bertanggung
penyusunan RPS, dan Rincian Pos-pos
jawab terhadap kemajuan sekolah. Jika
RAPBS.
sekolah tidak mendapat kesulitan baik
juga melibatkan stakeholder lain misal;
unsur Pemerintah (Dinas pendidikan

15
kecamatan), Swasta, LSM Peduli fasilitas, dan peralatan yang dimiliki
Pendidikan, dan lain lain; (2) sekolah, dan kondisi eksternal; (2)
transparan, hal ini diperlukan dalam menentukan sasaran jangka 4 tahun; dan
rangka menciptakan kepercayaan timbal (3) menentukan indikator keberhasilan.
balik antar stakeholder melalui Berdasarkan kesiapannya tim sekolah
penyediaan informasi dan menjamin bisa menentukan sasaran jangka
kemudahan dalam memperoleh informasi menengah. Besar kecilnya sasaran jangka
yang akurat dan memadai; (3) menengah akan ditentukan berdasarkan
akuntabel, segala pelaksanaan rencana (1) hasil analisis kesiapan sekolah; dan
dan kegiatan diusahakan dapat (2) tingkat keberanian/ optimisme
meningkatkan akuntabilitas sekolah mencapai sasaran.
(pertanggunggugatan) para pengambil
Beberapa hal perlu diingat dalam
keputusan dalam segala bidang yang
perumusan sasaran adalah.
menyangkut kepentingan masyarakat
1. Besarnya sasaran yang dibuat
luas; (4) berwawasan kedepan, karena
bisa sama dengan besarnya
RPS adalah suatu rencana yang disusun
kesenjangan atau kurang
untuk mencapai tujuan di masa depan,
daripada kesenjangannya.
perlu diingat bahwa segala sesuatu
Perumusan sasaran harus
haruslah disusun dengan mempunyai
realistis dan dapat diukur.
wawasan yang luas dan kedepan; dan (5)
Kalau terdapat kesenjangan
spesifik, Terjangkau, dan Realistis, pada nilai matematika peserta
dalam menyusun RPS, sekolah mengacu
didik sebesar 3 (nilai
pada hal-hal yang sesuai kebutuhan
perolehan siswa 5 sedangkan
sekolah masing-masing, tidak terlalu
harapan nilai 8) berarti ada
muluk, dan berpijak pada kenyataan yang
selisih antara kenyataan dan
ada (kemampuan SDM, keuangan, dan
harapan. Keputusan untuk
material). menentukan sasaran sebesar 3
Menentukan sasaran jangka adalah keputusan yang
menengah (4 tahun) dilandasi pertimbangan yang
matang.
Sebelum merumuskan program, 2. Rumusan sasaran bersifat
terlebih dahulu sekolah merumuskan “kualitatif” ditulis secara
sasaran. Tanpa perumusan sasaran naratif, sasaran secara
sekolah tidak tahu ke mana program di “kuantitatif” dirumuskan
arahkan. Sasaran merupakan apa yang dalam “indikator
ingin dicapai pada periode 4 tahun keberhasilan”
mendatang. Perumusan sasaran dilakukan 3. Sasaran harus dirumuskan
dengan langkah-langkah (1) menganalisis secara tepat, karena rumusan
kesiapan sekolah dalam bidang SDM,

16
ini akan menentukan jenis Makmun (2005:120) dimungkinkan
program yang akan melalui adanya sasaran. Sasaran
dirumuskan. Contoh rumusan merupakan pernyataan yang
” guru kelas VIII sudah harus memungkinkan dari segi pengukuran
mempunyai kompetensi maupun segi pencapaiannya. Sesudah
mengajar matematika”, atau sasaran ditentukan, maka sekolah
“mempunyai kompetensi merumuskan serangkaian program dan
mengajar matematika” kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran
berbeda dengan “mempunyai tersebut. Rumusan program mengikuti
pengetahuan yang setara langkah-langkah (1) memahami
dengan D 3 matematika”. lingkup/pengetahuan sebab-sebab
4. Jangan hanya menentukan adanya kesenjangan; (2) merumuskan
sasaran berdasarkan sumber program-program alternatif; (3)
dana yang sudah pasti atau menentukan program atau program-
sumber dana yang program utama; (4) merumuskan
konvensional saja, tetapi indikator keberhasilan setiap program
susunlah sasaran berdasarkan utama; dan (5) menentukan siapa yang
kebutuhan. bertanggung jawab atas program-
program utama tersebut.
Oleh karena itu harus dijelaskan Agar program menjadi lebih
secara ringkas langkah-langkah spesifik perlu diatur langkah-langkah
penentuan rumusan program dan perumusan program. Langkah-langkah
reasoning-nya mengapa perlu dilakukan yang dilakukan (1) merumuskan sasaran
program tersebut. Langkah-langkah yang akan dicapai dan indikator
perumusan sasaran dan alasannya keberhasilannya; (2) merumuskan
mengapa perlu dilakukan program dan program prioritas; (3) merumuskan
kegiatan dengan menjelaskan secara rinci rincian kegiatan; dan (4) menyusun
langkah-langkah pelaksanaan program rencana biaya. Merumuskan program-
dan kegiatan satu-persatu sampai program alternatif apabila sasaran bisa
menghasilkan kesimpulan untuk paling dicapai melalui lebih dari satu program
sedikitnya dua sasaran. dan kegiatan. Hal yang perlu
Tim Sekolah Merumuskan Program diperhatikan (1) harus mengacu pada
dan Kegiatan sasaran dan (2) harus dirumuskan
kaitannya dengan sebab utama
Tujuan merumuskan program kesenjangan yang sudah didalami dan
adalah terumuskannya program jangka kesiapan sekolah. Cara yang dapat
menengah, indikator keberhasilan, ditempuh mencapai sasaran tersebut
rincian kegiatan dan rencana biaya. antara lain (1) melatih guru kelas
Perwujudan tujuan menurut Sa’ud dan manapun untuk mencapai kompetensi

17
yang diperlukan; dan (2) merekrut guru karena tingkat kompetensi yang
honorer baru dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
dipersyaratkan. Namun demikian kewajiban
Selanjutnya mentukan program sekolah merupakan faktor penting dalam
utama, karena sekolah harus menentukan penentuan prioritas. Apabila suatu
program yang merupakan program utama program merupakan jawaban langsung
(main programs). Paling sedikit ada tiga atas kewajiban sekolah, maka perlu lebih
faktor yang perlu dipergunakan dalam diprioritaskan dibandingkan dengan yang
menentukan urutan prioritas, yaitu (1) kurang mempunyai kaitan dengan
hasil analisis kesiapan sekolah; (2) kewajiban sekolah. Program les
kewajiban sekolah; dan (3 pengaruh tambahan bagi siswa umpama saja adalah
langsung dari program pada peserta kurang prioritasnya dibandingkan dengan
didik. Analisis kesiapan sekolah program untuk melakukan remedial bagi
melaksanakan program dan kegiatan peserta didik yang kurang dapat
merupakan faktor sangat menentukan mengikuti pelajaran dan pengayaan bagi
dalam pemilihan program dan kegiatan. siswa yang mempunyai kecepatan dalam
Merealisasikan program “melatih belajar. Program yang berpengaruh
guru diperlukan bukan hanya biaya langsung pada peserta didik perlu lebih
pelatihan, tetapi juga biaya hidup yang diprioritaskan dari pada yang tidak
bersangkutan (apabila yang bersangkutan langsung. Program remedial, pengayaan,
dilatih di luar kota, dan jauh lokasinya), dan program bimbingan pada peserta
uang transpor, honorarium guru didik yang mempunyai problem adalah
pengganti (selama yang bersangkutan contoh program yang langsung untuk
tidak di sekolah). Disamping itu resiko kepentingan peserta didik.
menurunnya prestasi peserta didik selama Merinci rencana kegiatan dari
guru honorer tersebut mengajar, karena program-program utama/prioritas
asumsinya guru honorer tersebut langkah ini mencakup (1) merinci lebih
kualitasnya lebih rendah dari guru yang lanjut semua kegiatan yang telah
digantikannya (walaupun tidak selalu dirumuskan dalam rencana kegiatan.
demikian), perlu juga dipertimbangkan. Dalam melaksanakan tahap ini,
Perlu dikaji berkaitan dengan program pengertian mengenai rincian atau
pelatihan yang telah diprogramkan subkegiatan–subkegiatan dari kegiatan-
misalnya (1) apakah semua guru mampu kegiatan yang pernah atau sedang
mengikuti program tersebut; (2) apakah dilaksanakan (yang didapat pada langkah
guru yang akan mengikuti pelatihan Analisis pola biaya dan pendanaan saat
sudah terlalu tua untuk mengikuti ini) akan sangat menolong di dalam
program tersebut; dan (3) sedangkan merinci lebih lanjut semua kegiatan ke
yang lainnya meskipun belum terlalu tua dalam rincian atau subkegiatan-
tetapi, sudah terlalu berat buat mereka subkegiatan sehingga dapat ditetapkan

18
satuan (volume/luas) serta harga/biaya atau jabatan (fungsional), umpama guru
satuannya; (2) menghitung satuan kelas VII. Siapa yang bertanggung jawab
(volume atau luas) dari masing-masing tentu tergantung jenis programnya dan
rincian kegiatan. Tugas menghitung rumusan tugas dan fungsi di sekolah.
volume dan/atau luas dari rincian Penanggung jawab akan merinci program
kegiatan biasanya dibebankan pada utama/prioritas ke dalam kegiatan-
anggota Tim yang sudah biasa kegiatan pokok. Apabila program
menanganinya. Tim sekolah cukup prioritas sudah disepakati, maka
memberikan contoh-contoh cara program-program tersebut perlu dirinci
menghitung; dan (3) memilah kegiatan ke dalam kegiatan-kegiatan. Perincian
dan rinciannya kedalam tahun-tahun program ke dalam kegiatan-kegiatan
pelaksanaan. Pada tahap ini, tahun-tahun akan lebih memperjelas
pelaksanaan ditetapkan untuk setiap tindakan/kegiatan apa saja yang perlu
kegiatan dan rincian kegiatannya. dilakukan.
Untuk mengukur apakah program Rincian ini dapat berupa (1) isi
dapat memajukan layanan belajar, maka dari program; (2) proses dari program
tim sekolah harus merumuskan indikator (pentahapan dari pelaksanaan program);
keberhasilan pada setiap program utama. dan (3) bisa berorientasi pada
Indikator harus dirumuskan agar sasaran penyusunan anggaran, atau berorientasi
yang ditetapkan bisa diukur pada perumusan peran dan tanggung
keberhasilannya dan benar-benar dapat jawab. Suatu sekolah dapat mempunyai
diukur. Sebaiknya indikator harus rincian kegiatan yang berbeda dengan
merupakan indikator yang kuantitatif. sekolah lain, karena berbeda daya
Apabila tidak dapat ditemukan, maka dukungnya masing masing, sehingga
indikator dapat dipilih yang kualitatif, target pencapaiannyapun berbeda.
namun harus masih bisa diukur. Setelah Perbedaan ini dipengaruhi cara
indikatornya jelas dirumuskan melakukan perincian (1) tersedianya data
selanjutnya menentukan siapa yang biaya satuan di suatu sekolah. Apabila
bertanggung jawab atas program- rincian tersebut sudah dapat dipakai
program utama yaitu siapa yang ditunjuk untuk menghitung biaya, maka sudah
untuk bertanggung jawab atas selesainya cukup. Hal ini diperlukan untuk
program. penyiapan Rencana Anggaran
Adanya penanggung jawab ini Pendapatan dan Biaya Sekolah (RAPBS)
akan mempermudah pelaksanaan dengan periode tahunan, maka akan
program sehingga bisa menghasilkan memerlukan rincian yang lebih detil lagi,
keluaran yang sudah ditentukan. Yang yang akan berupa pos-pos pengeluaran;
bertanggung jawab dapat suatu unit, dan (2) apabila tim sekolah menghendaki
umpama saja komite sekolah, tetapi juga rincian untuk maksud penentuan peran
bisa orang – dengan menyebutkan nama dan tanggung jawab antar organ-

19
organ/unit-unit internal, maka sekolah orang tua siswa, dll) yang
akan memiliki rincian yang lain. Sesudah dihadapi sehingga akan dapat
program dan rincian kegiatan teridentifikasi aspek kesenjangan
dirumuskan, maka sekolah harus (perbedaan harapan dengan
menerjemahkannya ke dalam rencana kenyataan);
biaya, agar dapat diketahui berapa biaya 2. Dari berbagai kesenjangan yang
yang akan diperlukan untuk muncul, tim sekolah mencari dan
melaksanakan program dan kegiatan.
memukan akar penyebabnya,
Penyusunan rencana biaya dibagi
serta tentukan alternatif
menjadi (1) analisis mengenai pola biaya
pemecahan masalah secara
dan pendanaan saat ini; dan (2)
sementara dengan berbagai
perumusan anggaran biaya dari program
pertimbangan yang
dan kegiatan-kegiatannya.
mendasarinya;

Prinsip Proses Penyusunan RPS 3. Dari beberapa alternatif


pemecahan masalah, harus dicari
Proses penyusunan RPS di alternatif yang paling realistis,
sekolah pada prinsipnya dibuat bersama terjangkau, dan spesifik sesuai
secara partisipatif antara pihak sekolah keadaan sekolah. Pengunaan
(KS dan guru), bersama dengan analisis SWOT (kekuatan,
stakeholder (pihak yang berkepentingan kelemahan, peluang, dan
lainnya), misalnya: Komite sekolah, tantangan), digunakan sebagai
tokoh masyarakat, dan pihak lain yang salah satu alternatif pendekatan
peduli pendidikan di sekitar sekolah. meskipun bukan satu-satunya
Proses yang demikian ini menunjukkan pendekatan;
sikap keterbukaan dan siap bekerjasama, 4. Dari berbagai kegiatan yang
meningkatkan rasa memiliki, dapat muncul akibat pemecahan
mengundang simpati, sehingga masalah, memilih yang paling
masyarakat akan merasa senang mendesak (urgent), menegaskan
memberikan dukungan atau bantuan yang alasan mengapa, dan
diperlukan sekolah. Urut-urutan mempatkannya sebagai prioritas
pembahasan menyusun RPS antara lain awal pelaksanaan. Kemudian
dapat dilakukan. mengelompokkan skala prioritas
1. Membahas bersama komponen skala jangka pendek, menengah,
visi-misi, harapan, dan kenyataan dan atau panjang;
(siswa, guru, personil sekolah, 5. Untuk memudahkan memonitor
prasarana/sarana, lingkungan program, menyusun usulan
sekolah, masyarakat sekitar, RAPBS dan RPS pada bagan

20
sesuai dengan Tabel yang tahun. Pada tahun ke 2, dibuatkan detail
disiapkan tim sekolah, sesuai grafik bulanan baru sesuai dengan
urutan prioritas kegiatan dan kebutuhan.
sesuai kebutuhan; Selanjutnya tim sekolah secara
bersama menghitung harga/biaya satuan
6. Menghitung anggaran biaya yang
dibutuhkan dalam memenuhi yang akan dipakai untuk setiap rincian
semua kegiatan yang telah kegiatan dengan berbagai cara, seperti (1)
diprogramkan; mendapatkan daftar harga/biaya satuan
yang biasanya ditetapkan oleh
7. Secara bersama tim sekolah Pemerintah Kabupaten/Kota setiap tahun;
mempelajari, berapa besar dan (2) melakukan survai harga beli atau
dari mana saja selama ini sumber harga pembuatan/perbaikan, misalnya
daya keuangan (Pendapatan) untuk buku/alat/barang, terhadap
diperoleh (APBN (pusat dan beberapa toko yang ada di
Provinsi), APBD (provinsi dan kabupaten/kota; dan (3) membuat
kabupaten/kota, Komite Sekolah, estimasi harga/biaya satuan dengan
Donatur, dll). Jika rencana menaikkan harga/biaya satuan yang
pengeluaran (Belanja) ternyata dipakai pada tahun anggaran berjalan,
lebih besar dari rencana misalnya dengan menambahkan
pendapatan, maka perlu komponen inflasi sebesar 10%.
dipikirkan bagaimana alternatif Nilai inflasi bisa didapat dari Biro
pendanaan lainnya. Pusat Statistik setempat sekalian
meminta penjelasan tentang naik
Jika semua sumber dan turunnya inflasi. Untuk mencari Volume
pengeluaran telah teridentifikasi, tim pekerjaaan, biasanya digunakan besaran
sekolah menyusun rekapitulasi serta yang umum, misalnya: jumlah HOK
pengelompokan program yang akan (Hari Orang Kerja), JOK ( Jam Orang
dituangkan pada RAPBS. RPS dan Kerja) atau yang lainnya dikalikan
RAPBS memberikan gambaran secara dengan besar biaya per unit ( Rp per
terintegrasi seluruh (rencana) Pendapatan orang/hari, Rp per barang, Rp per jasa,
dan Belanja (pengeluaran) Sekolah dan lain lain). Sebenarnya Pemda telah
selama periode tertentu (bisa bulanan, merancang bentuk RAPBS lengkap
kuartalan, ataupun tahunan). Jika skala dengan pos-pos pembukuannya. Hal ini
prioritas telah disusun, penyusun mulai baik untuk penyeragaman dan
memetakan program. Umumnya kegiatan konsolidasi, sepanjang tetap
jangka pendek (12 bulan) dapat memperhatikan bahwa perencanaan
digambarkan untuk satu tahun ajaran harus disusun dan dibuat oleh tim
(misal: Juli s.d. Juni). Untuk jangka sekolah dan memperhatikan otonomi
menengah RPS memakan waktu 2-4 sekolah. Dalam kaitan ini, Pemda

21
berfungsi sebagai fasilitator untuk swasta); (6) Donatur, pos ini
mengkonsolidasikan perencanaan dan membukukan segala jenis pendapatan
pelaporan. yang berasal dari donatur, misalnya: a.
Block Grant/Hibah atau Material dari
Donor (seperti dari donor:
Rincian Pos-pos RAPBS Belanda/UNICEF/UNESCO/USAID/BA
Rincian pos pos RAPBS dan RPS NK DUNIA, dan donor lainnya), b.
terdiri dai pendapatan dan belanja. Pemberian dana/material/pelatihan dari
Pendapatan dalam kaitan ini adalah Proyek (seperti yang dilakukan oleh
segala pendapatan yang diterima oleh MBE/PQIP/SQIP, REDIP, Prioritas, dan
sekolah yang berupa uang atau setara lain sebagainya), c. Sumbangan dari
uang (buku, peralatan, material, dll) pengusaha/swasta; dan (7) Lain-lain, pos
dalam satu tahun anggaran. Pendapatan ini membukukan segala jenis pendapatan
bisa bersumber dari (1) APBN yang berasal di luar pos-pos di atas,
(Anggaran Pendapatan dan Belanja misalnya: a. hasil lelang, b. penjualan
Negara). Pos ini membukukan segala asset sekolah, c. hasil dari kegiatan
jenis pendapatan yang berasal dari APBN penyewaan ruangan, dan lainnya.
(Pemerintah Pusat), misal : a. DBO, b. Demikian seterusnya berkaitan dengan
Block Grant (dari Pusat), dll.; (2) APBD peluang yang mungkin untuk
Provinsi, pos ini membukukan segala memperoleh dan meningkatkan
jenis pendapatan yang berasal dari APBD pendapatan sekolah.
(Pemerintah Provinsi), misal: a. Buku Adapun belanja sekolah, adalah
dan b. Dana operasional untuk murid; (3) segala belanja/pengeluaran yang
APBD Kabupaten/Kota, pos ini dilakukan sekolah dalam bentuk uang
membukukan segala jenis pendapatan atau setara uang dalam satu tahun
yang berasal dari APBD (Pemerintah anggaran. Belanja sekolah antara lain (1)
Kabupaten/Kota), misal :a. Gaji, b. Dana gaji pegawai tetap, pos ini membukukan
operasional (DOP/BOP), c. Subsidi UAS, segala jenis belanja untuk gaji semua
dan lainnya.; (4) Komite Sekolah, pos ini pegawai tetap, yang terdiri atas: a. Guru,
membukukan segala jenis pendapatan b. Selain Guru, dan c. Jika ada yang
yang berasal dari Komite Sekolah, lainnya; (2) honor, pos ini membukukan
misalnya: a. Biaya Pendaftaran siswa segala jenis belanja untuk honor yang
Baru, b. Iuran Rutin yang diperbolehkan, terdiri atas: a. Guru, b. Selain Guru, dan
c. Iuran Ekstra Kurikuler yang telah c. Jika ada yang lain; (3) operasional
disepakati, dan lainnya semuanya sesuai kegiatan belajar mengajar (KBM), pos ini
ijin yang diberikan bupati/walikota; (5) membukukan segala jenis belanja
Yayasan, pos ini membukukan segala opersional yang digunakan untuk
jenis pendapatan yang berasal dari mendukung KBM, dan dianggap habis
Yayasan (pada umumnya untuk sekolah dalam satu tahun, umumnya terdiri atas:

22
a. Buku, b. Alat Tulis Kantor (ATK), c. menghitungnya. Pada tahap ini,
Biaya transportasi untuk olimpiade harga/biaya satuan untuk 2 tahun
Matematika, d. Rapat manajemen, dll. anggaran mendatang, 3 tahun anggaran
Item dapat dikembangkan sesuai dengan mendatang, dan seterusnya,
kondisi sekolah; (4) pemeliharaan/ menggunakan harga/biaya satuan yang
renovasi ringan, pos ini membukukan akan dipakai untuk tahun anggaran
segala jenis belanja untuk pemeliharaan/ mendatang. Sebelum setiap tahun
renovasi ringan. Umumnya terdiri dari : anggaran baru mulai, tentunya
a. Pengecatan bagian yang kotor, b. harga/biaya satuan yang akan dipakai
Perbaikan atap ringan/genteng bocor, c. didalam perhitungan Rencana Anggaran
Dan lain sebagainya; (5) pembangunan Pendapatan dan Biaya Sekolah (RAPBS)
fisik/investasi, pos ini membukukan harus diperbaharui sesuai harga yang
segala jenis belanja untuk pembangunan aktual.
fisik atau investasi, yang tidak habis
dalam/berumur lebih dari satu tahun.
Umumnya terdiri dari : a. Pembangunan 1. Analisis pola biaya dan pendanaan
Fasilitas/ Gedung baru, b. Rehabilitasi saat ini
berat, c. Pembelian Investasi/ Asset yang
berumur lebih dari satu tahun, misal : Analisis pola biaya dilaksanakan
Komputer, alat peraga, d. Dan lain dengan menginventarisasi semua
sebagainya; (6) lain-lain, pos ini program yang tercakup dalam RAPBS
membukukan segala jenis belanja diluar untuk tahun anggaran yang sedang
jenis belanja selain dari pos-pos di atas, berjalan. Termasuk rincian satuan atau
misalnya: a. biaya sewa ruangan untuk volume/luas, harga/biaya satuan, total
perpisahan, b. biaya transportasi untuk biaya, dan sumber dana. Informasi
tamasya bersama, c. biaya pembelian Rincian Kegiatan, Biaya, Sumber Dana
piala untuk kejuaraan sepak bola, dan Tahun Anggaran yang didapat dijabarkan
lain lain. Pastikan bersama-sama bahwa kedalam suatu tabel yang disediakan
harga/biaya satuan yang tersedia didapat untuk itu, agar lebih mudah
dari sumber yang dapat dipertanggung- mengidentifikasinya. Setelah semuanya
jawabkan dan masuk akal, sehingga menjadi jelas, dilanjutkan dengan
harga/biaya satuan yang tersedia tidak perumusan anggaran biaya terdiri dari (1)
merupakan angka rekaan saja. merinci rencana kegiatan dari program-
Apabila ada sebagian rincian program utama/prioritas; (2) menetapkan
kegiatan atau subkegiatan yang belum biaya/harga satuan baru; dan (3)
mempunyai harga/biaya satuan, maka tim menghitung anggaran biaya per
sekolah mendiskusikan cara kegiatan/per tahun.
mengatasinya, baik dengan mencarinya
dari sumber data lain, maupun dengan

23
2. Surplus/ Kelebihan atau Defisit/ PENUTUP
Kekurangan
Kegiatan adalah tindakan-
tindakan yang akan dilakukan dalam
Kelebihan (Surplus) atau
program. Perincian program ke dalam
kekurangan (defisit) muncul jika total
kegiatan akan memperjelas isi program.
pendapatan tidak sama besar dengan total
Tindakan/ kegiatan yang akan dilakukan
belanja. Surplus/kelebihan, terjadi jika
bisa menunjukkan upaya untuk mencapai
pendapatan lebih besar dari belanja,
indikator keberhasilan. Rincian program
sehingga sekolah masih mempunyai
akan memudahkan sekolah menyusun
dana/uang yang belum terpakai.
anggaran biaya/pengeluaran (costing).
Defisit/kekurangan, terjadi jika
Suatu sekolah dapat mempunyai rincian
pendapatan lebih kecil dari belanja,
kegiatan yang berbeda dengan sekolah
sehingga sekolah harus berupaya mencari
lain. Program sekolah disusun secara
alternatif pendanaan untuk menutupi
partisipatif melalui tim sekolah
kekurangan tersebut.
(pimpinan sekolah dewan pendidik,
Tim sekolah bersama komite
komite sekolah, orang tua peserta didik,
sekolah berfungsi: (1) memfasilitasi
dan tokoh masyarakat) sebagai bagian
kegiatan RPS dan RAPBS, Kelompok
dari transparansi sekolah, sehingga
Kerja Guru (KKG), dan Kelompok Kerja
menunjukkan akuntabilitas yang tinggi.
Kepala Sekolah (KKKS) dalam
Implementasi model manajemen berbasis
melaksanakan kegiatannya; (2)
sekolah akan menjamin mutu sekolah
memfasilitasi peningkatan kinerja
personel sekolah dan manajemen jika manajemennya dikelola secara
sekolah; dan (3) memfasilitasi penataran, partisipatif, transparan, dan akuntabel.
pendampingan, dan aplikasi PAKEM Dengan demikian, maka hasil yang
diperoleh akan memenuhi standar dan
dalam penerapan kurikulum berbasis
kompetensi (KBK) di sekolah dengan kualitas yang jelas, terjangkau dan
terukur.
menggunakan narasumber sesuai yang
dibutuhkan. Apabila program dan
indikator keberhasilan dalam RPS dan KEPUSTAKAAN
RAPBS sudah disepakati, maka program
Decentralized Basic Education (2005).
perlu dirinci ke dalam kegiatan,
kemudian disiapkan anggaran sesuai Rencana Pengembangan
anggaran yang tersedia di sekolah. Sekolah (SD/MI): Panduan
Bagi Fasilitator Empat Tahap
Cara Praktis Penyusunan
RPS. Jakarta: Tidak
diterbitkan (untuk kalangan
sendiri).

24
Dunn, W. (1994). Public Policy Analysis:
An Introduction Secon Edition. New
Jersey: Englewood Cliffs.

Sagala. H. S. (2004). Administrasi


Pendidikan Kontemporer.
Bandung Alfabeta.
Sagala, S. (2005). Manajemen Berbasis
Sekolah dan Masyarakat: Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu.
Jakarta: Nimas Multima.

Sa’ud, Udin Syaefudin dan Makmun,


Abin Syamsudin (2005).
Perencanaan Pendidikan: Suatu
Pendekatan Komprehensif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Scheerens, Jaap (2003). Improving


School Effectiveness:
Menjadikan Sekolah Efektif.
Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Presiden RI (2005). Peraturan


Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Jakarta:
Sekretariat Negara.

25

Anda mungkin juga menyukai