Anda di halaman 1dari 15

PENYUSUNAN RENCANA KERJA SEKOLAH (RKS)

Abstrak: 
Setiap kegiatan pada satuan pendidikan dikelola atas dasar Rencana Kerja Sekolah
(RKS) yang merupakan penjabaran rinci dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
satuan pendidikan yang meliputi masa empat tahun sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada
hakikatnya Rencana Kerja Sekolah merupakan rencana kerja jangka menengah yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun, yang
berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang
mendukung peningkatan mutu lulusan. Rencana kerja sekolah adalah sebagai
kerangka acuan dalam mengembangkan sekolah, dasar untuk memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah, serta bahan acuan untuk
mengajukan sumber daya pendidikan yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.

Kata kunci: penyusunan, rencana, kerja, sekolah

Pendahuluan

Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat


dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa manajemen
tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan efisien.
Konsep tersebut berlaku di sekolah yang memerlukan manajemen yang efektif dan
efisien.[2] Dalam kerangka inilah tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen
berbasis sekolah, yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) lebih
besar kepada sekolah, memberikan fleksibelitas/keluwesan lebih besar kepada sekolah
untuk mengelola sumber daya sekolah, dan mendorong sekolah meningkatkan
partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah
dalam kerangka pendidikan nasional.[3]

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib memenuhi Standar Nasional Pendidikan
(SNP) yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan
pendidikan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Standar pengelolaan pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan


dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan.[4] Jika digambarkan dalam siklus,
perencanaan merupakan langkah pertama dari keseluruhan proses manajemen
tersebut. Perencanaan dapat dikatakan mempunyai fungsi terpenting di antara fungsi-
fungsi manajemen lainnya. Apapun yang dilakukan berikutnya dalam proses
manajemen bermula dari perencanaan. Perencanaan pada intinya merupakan upaya
penentuan ke mana sebuah organisasi akan menuju pada masa depan dan bagaimana
bisa sampai pada tujuan tersebut.[5] Hal ini menyebabkan setiap satuan pendidikan
harus memiliki rencana kerja yang jelas dan terperinci untuk melaksanakan semua
kegiatan sekolah agar lebih terarah.

Setiap kegiatan pada satuan pendidikan dikelola atas dasar Rencana Kerja Sekolah
(RKS) yang merupakan penjabaran rinci dari Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
satuan pendidikan yang meliputi masa empat tahun sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Oleh
karenanya satuan pendidikan wajib menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah yang
selanjutnya disebut Rencana Kerja Sekolah yang akan menggambarkan tujuan yang
ingin dicapai dalam kurun waktu empat tahun dan Rencana Kegiatan Anggaran
Sekolah (RKAS) yang dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Sekolah.

Untuk mengetahui teknik penyusunan rencana kerja sekolah tersebut, maka dalam
makalah ini difokuskan pada dua persoalan utama, yaitu pertama bagaimana konsep
dari Rencana Kerja Sekolah yang meliputi pengertian, tujuan, manfaat, dan landasan
hukum Rencana Kerja Sekolah, Kedua, bagaimana teknik penyusunan Rencana Kerja
Sekolah (rencana strategis sekolah dan rencana kegiatan dan anggaran sekolah).

Konsep Rencana Kerja Sekolah

Untuk memahami pengertian Rencana Kerja Sekolah (RKS), terlebih dahulu dapat
dipahami bahwa komponen-komponen dalam manajemen meliputi, perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), menggerakkan atau memimpin (actuating
atau leading), dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus
dijalankan dalam proses manajemen.[6] Perencanaan merupakan penentuan terlebih
dahulu apa yang akan dikerjakan.[7] Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal,
perencanaan adalah sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua
aktivitas yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai
tujuan.[8] Jadi perencanaan adalah segala sesuatu dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang sebelum melaksanakan suatu program agar mendapatkan hasil
yang sesuai dengan keinginan.

1. Pengertian Rencana Kerja Sekolah

Sekolah sebagai suatu lembaga atau intitusi mempunyai satu tujuan atau lebih. Dalam
rangka untuk mencapai tujuan tersebut, perlu disusun rencana strategis dan bagaimana
cara mencapai tujuan tersebut. Cara pencapaiannya dilakukan melalui berbagai
perencanaan dan program kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah.
[9] Rencana Kerja Sekolah adalah salah satu komponen dari perencanaan program
sekolah. Rencana Kerja Sekolah menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu tertentu sebagai dasar pengelolaan sekolah dalam mendukung
peningkatan mutu lulusan.[10] Kepala sekolah membentuk Tim kerja untuk menyusun
rencana sekolah yang terdiri atas wakil kepala sekolah, guru, guru BK/konselor, tenaga
kependidikan, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.
Jadi Rencana Kerja Sekolah adalah suatu dokumen yang memuat rencana program
pengembangan sekolah empat tahun ke depan dengan mempertimbangkan
sumberdaya yang dimiliki menuju sekolah yang memenuhi Standar Nasional
Pendidikan yang disusun oleh kepala sekolah bersama Tim kerja yang bertugas untuk
menyusun rencana kerja sekolah tersebut.

Rencana kerja sekolah harus disusun secara komprehensif dan menggambarkan upaya
sekolah dalam mencapai Standar Nasional Pendidikan sesuai dengan potensi sekolah
dan dukungan lingkungan setempat. Oleh karena itu program kerja sekolah disusun
berdasarkan hasil analisis yang mencakup:

a.  Analisis 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Pengelolaan, Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana Prasarana dan Standar Pembiayaan)
sebagai acuan dalam penyusunan KTSP.
b.  Analisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik, pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program.
c.  Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar
misalnya komite sekolah, dewan pendidikan, asosiasi, profesi, dunia industri dan dunia
kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.[11]

Rencana Kerja Sekolah terdiri atas Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan
Rencana Kerja Tahunan. Rencana Kerja Sekolah dituangkan dalam dokumen yang
mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait. Rencana Kerja Jangka Menengah dan
Tahunan sekolah disetujui rapat dewan guru setelah memperhatikan pertimbangan dari
komite sekolah[12] dan disahkan berlakunya oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota.
Pada sekolah swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara
sekolah.[13]
a.  Rencana Kerja Jangka Menengah menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan
perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.[14]
b.  Rencana Kerja Tahunan adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah yang
berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah
lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).
[15] Rencana kerja tahunan memuat ketentuan mengenai kesiswaan, kurikulum dan
kegiatan pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya,
sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan, budaya dan lingkungan sekolah,
peran serta masyarakat, kemitraan, dan rencana-rencana kerja lain yang mengarah
kepada peningkatan dan pengembangan mutu.[16]

2. Tujuan dan Manfaat Rencana Kerja Sekolah

Tujuan penyusunan rencana kerja sekolah sebagai berikut:


a.  Menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai
dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
b.  Mendukung koordinasi antar personil sekolah.
c.  Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar personil sekolah,
antar sekolah, dan Dinas Pendidikan.
d.  Menjamin keterkaitan antara perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
e.  Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
f. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan
dan berkelanjutan.[17]

Sedangkan manfaat dari rencana kerja sekolah adalah sebagai kerangka acuan dalam
mengembangkan sekolah, dan sebagai dasar untuk memonitor dan mengevaluasi
pelaksanaan pengembangan sekolah, serta bahan acuan untuk mengajukan sumber
daya pendidikan yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.

3. Landasan Hukum Rencana Kerja Sekolah

Dasar hukum penyusunan rencana kerja sekolah adalah:


1)  UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2)  PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3)  PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
4)  PP Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
5)  Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
6)  Permendiknas RI Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan.
7)  Permendiknas RI Nomor 69 Tahun 2010 tentang Standar Biaya Operasi Non
Personalia.
8)  Permendiknas RI Nomor 15 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar.

Langkah-Langkah Penyusunan Rencana Kerja Sekolah

Langkah-langkah dalam penyusunan rencana kerja sekolah adalah sebagai berikut:


1.  Kepala sekolah dan guru bersama komite sekolah membentuk Tim RKS yang
disebut dengan Tim Penyusun Rencana Kerja Sekolah (TPRKS) serta menugaskan
Tim kerja sekolah untuk menyusun RKS.[18] TPRKS dipersyaratkan terdiri dari orang-
orang yang memang memiliki komitmen dan mengonsep ide-ide besar pertumbuhan
dan perkembangan sekolah ke depan. Tim ini disebut Tim inti yang beranggotakan
minimal 6 orang, terdiri dari unsur kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, wakil dari
TU/administrasi, dan wakil dari komite sekolah.[19]
2.  Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang penyusunan rencana kerja
sekolah yang sekurang-kurangnnya memuat:
a.  Dasar penyusunan rencana kerja sekolah.
b.  Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan rencana kerja sekolah.
c.  Manfaat penyusunan rencana kerja sekolah.
d.  Hasil yang diharapkan dari penyusunan rencana kerja sekolah.
f.  Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam penyusunan kerja sekolah.

3.  Tim kerja sekolah menyusun rencana kegiatan penyusunan rencana kerja sekolah
sekurang-kurangnya berisi kegiatan, sasaran/hasil, pelaksana, dan jadwal pelaksanaan,
mencakup kegiatan:
a.  Pengumpulan bahan/data dan penyusunan draf Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM).
b.  Pembahasan dan reviu draf Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM).
c.  Finalisasi hasil revisi Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM).
d.  Penandatanganan dokumen RKJM.
e.  Penyusunan draf Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).
f.  Pembahasan dan reviu draf Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).
g.  Finalisasi hasil revisi Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS).
h.  Penandatangan dokumen RKAS.
4.  Tim kerja sekolah mengumpulkan, mengolah data dan informasi dan menyusun draf
rencana kerja jangka menengah (RKJM), yang mencakup:
a. Pendahuluan.
b. Dasar kebijakan.
c. Identifikasi tantangan nyata berdasarkan analisis konteks
d. Analisis kondisi.
e. Program strategis.
f. Strategi pencapaian.
g. Monitoring dan evaluasi.
h. Lampiran-lampiran.

5.  Kepala sekolah bersama Tim kerja, dewan guru, dan komite sekolah melakukan
reviu dan revisi draf rencana kerja sekolah jangka menengah.
6.  Tim kerja melakukan finalisasi hasil revisi rencana kerja jangka menengah.
7.  Kepala sekolah menandatangani hasil finalisasi rencana kerja jangka menengah
menjadi rencana strategis (renstra) sekolah.
8.  Tim kerja sekolah mengidentifikasi prioritas program/kegiatan dan menyusun draf
rencana kerja tahunan (RKT) yang mencakup:
a. Pendahuluan.
b. Dasar kebijakan.
c. Tujuan/sasaran.
d. Rencana kerja dan biaya untuk pencapaian sasaran.
e. Jadwal pelaksanaan rencana kegiatan.
f. Penanggung jawab kegiatan.
9.  Kepala sekolah bersama Tim kerja, dewan guru, dan komite sekolah melakukan
reviu dan revisi draf RKT.
10. Tim kerja melakukan finalisasi hasil revisi rencana kerja tahunan (RKT).
11. Kepala sekolah menandatangani hasil finalisasi RKT menjadi rencana kegiatan
anggaran sekolah (RKAS).[20]
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa rencana kerja sekolah terdiri atas rencana kerja
jangka menengah (RKJM) dan rencana kerja tahunan (RKT). Rencana kerja jangka
menengah menjadi rencana strategis (renstra) sekolah setelah ditandatangani oleh
kepala sekolah dari hasil finalisasi RKJM. Sedangkan rencana kerja tahunan (RKT)
menjadi rencana kegiatan anggaran sekolah (RKAS) setelah kepala sekolah
menandatangani hasil finalisasi dari RKT. Di bawah ini penulis menjelaskan tentang
langkah-langkah penyusunan rencana strategis            (renstra) sekolah dan rencana
kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS).

1. Langkah-langkah penyusunan rencana strategis (renstra) sekolah

a. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah


Dalam hal ini, sekolah melakukan kajian tentang faktor-faktor eksternal sekolah yang
dapat memengaruhi penyelenggaraan pendidikan diantaranya, kondisi sosial
masyarakat, kondisi ekonomi masyarakat nasional, kondisi geografis sekolah, kondisi
demografis masyarakat sekitar, kondisi keamanan lingkungan, perkembangan
globalisasi, perkembangan IPTEK, dan kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Hasil
kajian tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan visi sekolah.[21]
b. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini
Menilai situasi dan kondisi saat ini merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum
membuat perencanaan karena gambaran objektif yang ada dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan yang strategis yang sesuai dengan
visi dan misi sekolah.[22] Penilaian ini dimaksudkan untuk mengadakan refleksi
terhadap program-program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Selain itu,
langkah ini sebagai masukan dalam perencanaan yang akan datang.

Analisis ini lebih menitikberatkan pada analisis situasi pendidikan jenjang sekolah di
sekitar sekolah yang bersangkutan, khususnya pada sekolah sejenis. Unsur-unsur
sekolah yang secara internal dapat dikaji antara lain kondisi saat ini tentang PBM, guru,
kepala sekolah, tenaga TU, tenaga perpustakaan, sarana dan prasarana, media
pengajaran, buku, peserta didik, kurikulum, manajemen sekolah, pembiayaan dan
sumber dana sekolah, kelulusan, sistem penilaian, peran komite sekolah, dan
sebagainya.

c. Merumuskan dan menetapkan situasi dan kondisi yang diharapkan


Sekolah melakukan suatu kajian atau penelahaan cita-cita potret pendidikan yang
berstandar internasional di masa yang akan datang. Dalam analisis ini, melibatkan
semua stakeholder sekolah, khususnya mereka yang memiliki cara pandang
yang visioner sehingga dapat menentukan kondisi sekolah yang benar-benar ideal
sekaligus terukur, feasible, dan rasional.[23]

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang


Standar Nasional Pendidikan menetapkan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar
Nasional Pendidikan meliputi a) standar isi, b) standar proses, c) standar kompetensi
lulusan, d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, e) standar sarana dan
prasarana, f) standar pengelolaan, g) standar pembiayaan, dan h) standar penilaian
pendidikan.
d. Identifikasi tantangan nyata (kesenjangan kondisi)
Identifikasi tantangan nyata atau kesenjangan kondisi dilakukan berdasarkan analisis
situasi, baik internal maupun eksternal sekolah, dan analisis kondisi sekolah sekarang
dan yang diharapkan masa datang (empat tahun ke depan).[24]

Contoh:
Analisis identifikasi tantangan nyata dengan dasar pada aspek-aspek pengembangan Standar Nasional
Pendidikan.

NNo Kondisi saat ini Kondisi yangPersentase


diharapkan tantangan
Standar Isi: Standar Isi:
1 Kurikulum
a. Analisis
a. AnalisisStandar Isi harus
Standar Isi belumdisusun untuk40%
disusun untuksemua mapel
semua mapelpada setiap
pada setiapjenjang kelas,
jenjang kelas,memenuhi 100%
baru 60%

b. Danb. Dan
sebagainya sebagainya
Pengembangan Pengembangan
2 Proses Proses
Pembelajaran: Pembelajaran:

a. Prosesa. Proses
pembelajaran pembelajaran
belum memenuhisudah memenuhi50%
Standar NasionalStandar Nasional
Pendidikan, yaituPendidikan, yaitu
baru 50% guru100% guru
memenuhi memenuhi
standar proses. standar proses.

b. Dan
sebagainya. b. Dan
sebagainya.
e. Merumuskan visi sekolah
Konsep visi dalam manajemen pendidikan merupakan sebuah pendekatan yang sangat
strategis. Visi suatu sekolah menjadi sangat penting untuk menentukan masa depan
sekolah ke mana akan diorientasikan.[25] Visi adalah imajinasi moral yang
menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa yang akan datang. Dalam
menentukan visi tersebut, sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan
masa depan sebagai sekolah internasional. Visi sekolah harus dinyatakan secara jelas.
Penentuan visi harus menggunakan bahasa yang lugas, mudah dipahami dan
dilaksanakan oleh semua pihak, serta bersifat instruktif.[26]
Rumusan visi sebagai sekolah potensial harus mencerminkan:
1)  Berorientasi ke masa depan menuju SSN atau bahkan SBI secara utuh dan juga visi
untuk jangka waktu yang lama.
2)  Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik daripada sekarang,
sesuai dengan Norma dan harapan masyarakat daerah.
3) Mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai dengan SNP.
4)  Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat, dan
komitmen warga untuk mewujudkan sekolah yang berstandar internasional.
5)  Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan
sekolah kearah SSN.
6)  Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah.[27]
f. Merumuskan misi sekolah
Misi merupakan hal-hal penting yang harus dilakukan oleh sekolah dalam upaya untuk
mencapai visi. Misi sekolah dikembangkan dari kegiatan utama lembaga dengan
memerhatikan visi yang telah ditetapkan.dalam pembuatan misi, penting untuk
diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan:
1)  Misi harus mampu menggambarkan berbagai kepercayaan dan nilai-nilai yang
dianut sekolah.
2)  Statement misi harus berorientasi ke masa depan dan mampu menggambarkan
sekolah pada masa yang akan datang dengan berpijak pada apa yang telah ada.
3)  Statement misi harus fokus terhadap pencapaian visi.
4)  Statement misi harus singkat dan padat tidak lebih dari dua kalimat.[28]
g. Menentukan strategi pelaksanaan pada sekolah

Setelah program dirumuskan, hal yang harus dilakukan adalah menentukan strategi
apa yang harus dijalankan untuk melaksanakan program tersebut secara efektif, efisien,
jitu, dan tepat. Strategi pencapaian merupakan teknik, cara, atau metode dalam
pelaksanaan setiap program strategis yang telah disusun.[29] Strategi yang salah dapat
menyebabkan tidak tercapainya program. Misalnya, strategi untuk pencapaian program
pengembangan KTSP dimungkinkan berbeda dengan strategi untuk mencapai standar
prasarana atau fasilitas pendidikan.[30]
h. Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan
Berdasarkan tujuan, program, dan strategi pencapaiannya, selanjutnya dapat
dirumuskan tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai output), baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif dan dalam waktu berapa lama akan dicapai (satu tahun,
dua tahun, atau lima tahun, dst). Misalnya, dalam program pencapaian sarana dan
prasarana pendidikan, apa saja bentuk hasil yang akan dicapai dalam jangka lima
tahun.
i. Menentukan rencana biaya (alokasi Dana)
 Sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk kepentingan lima tahun.
Rencana tersebut dapat dirumuskan pertahun sehingga dalam jangka waktu lima tahun
ke depan dapat diketahui jumlah yang diperlukan dan dari mana sumber dana itu
didapatkan. Untuk menentukan keakuratan dalam rancangan biaya pertahunnya,
rencana untuk tahun pertama dapat dipergunakan sebagai dasar dalam menentukan
biaya di tahun kedua, ketiga dan keempat.[31]
j. Monitoring atau evaluasi
Monitoring atau evaluasi ini merupakan salah satu hal yang penting dalam rencana
program strategis. Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengukur ketercapaian
program-program strategis yang telah disusun. Monitoring dan evaluasi terutama
ditujukan untuk mengetahui kinerja sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya,
serta untuk mengetahui kecukupan unsur-unsur sekolah lainnya sesuai dengan SNP.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1)  Substansi yang dimonitor dan dievaluasi antara lain kinerja guru dan karyawan,
kinerja sekolah dan sumber daya sekolah lainnya, termasuk kesiswaan.
2)  Dilakukan oleh kepala sekolah atau Tim yang dibentuk sekolah.
3)  Bisa membuat atau mengadobsi instrument monitoring dan evaluasi dari berbagai
instrument yang ada seperti instrument akreditasi atau lainnya yang relevan.
4)  Bisa melakukan kerjasama dengan pihak lain (eksternal)
5)  Termasuk di dalamnya adalah program supervisi klinis oleh sekolah.[32]
2.  Langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS).
Rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) merupakan rencana biaya dan
pendanaan program/kegiatan secara rinci untuk satu tahun anggaran. RKAS adalah
dokumen anggaran sekolah resmi yang disetujui kepala sekolah serta disahkan oleh
Dinas Pendidikan setempat (bagi sekolah negeri), atau penyelenggara
pendidikan/yayasan (bagi sekolah swasta). Masa berlaku RKAS untuk satu tahun
ajaran yang akan datang, terdiri atas pendapatan dan belanja (pengeluaran).
Pendanaan yang dicantumkan dalam RKAS hanya mencakup pengeluaran dalam
bentuk uang yang diterima dan dikelola sekolah.

Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RKAS. Ketentuan yang
paling mendasar isinya tidak boleh menyimpang dari RKS. Ketentuan lainnya dalm
penyusunan RKAS yaitu:
a.  Menggunakan strategi analisis SWOT.
b.  Analisis SWOT dilakukan setiap tahun.
c.  RKAS merupakan penjabaran dari RKS.
d.  Program yang direncanakan lebih bersifat operasional.
e.  Ada benang merah antara tujuan empat tahunan dan sasaran satu tahun.
f.  Rencana dan program sekolah harus memerhatikan hasil analisis SWOT.

Langkah-langkah penyusuna RKAS adalah sebagai berikut:


a.  Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah.
b.  Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini.
c.  Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan (yang diharapkan).
d.  Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu
tahun kedepan.

No Kondisi saat ini Kondisi yangPersentase


diharapkan tantangan
Standar Isi: Kurikulum Standar Isi:
1
a. Kurikulum memenuhia. Kurikulum memenuhi
standar nasionalstandar nasional
pendidikan (perangkatpendidikan (perangkat25%
pembelajaran belumpembelajaran sudah
disusun untuk semuadisusun untuk semua
kelas 75% kelas 100%
b. Dan sebagainya
b. Dan sebagainya

Pengembangan Proses Pengembangan Proses


2 Pembelajaran: Pembelajaran:

a. Proses pembelajarana. Proses pembelajaran


belum memenuhisudah memenuhi
Standar NasionalStandar Nasional
Pendidikan, yaitu baruPendidikan, yaitu 100%40%
60% guru melaksanakanguru melaksanakan
CTL. CTL.

b. Dan sebagainya. b. Dan sebagainya.

e.  Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun ke depan (disebut juga dengan
sasaran atau tujuan situasional satu tahun).
f.  Mengidentifikasi fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk dikaji tingkat
kesiapannya.
g.  Melakukan analisis SWOT.

Contoh analisis SWOT

Tujuan:
Meraih ketuntasan/kelulusan sesuai dengan standar pencapaian ketuntasan
kompetensi/prestasi/kelulusan.
Tingkat
Komponen/Fungs Kriteria Kesiapan Kondisi Nyata
i dan Faktornya (Kondisi Ideal) Kesiapan
Faktor

Siap Tidak
Siap

(1) (2) (3) (4)   (5)

A. Internal
1. Guru Kualifikasi 100%Kualifikasi 100%v
S1. S1.

Pengalaman Pengalaman
pelatihan KTSP minpelatihan KTSP min
3 kali. 1 kali. v
Komputer pantiumKomputer pantium
5. 5.
2. Fasilitas Jumlah Komputer 5v
Jumlah computerbuah
10 buah v

B. Eksternal

1. Komunikasi Kehadiran rapatKehadiran dalam


dengan orang tua min 70% darirapat rata-rata 60%
keseluruhan dari keseluruhan
undangan. undangan. V

h.  Merumuskan dan mengidentifikasi alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan.


           Contoh alternatif pemecahan masalah

Sasaran Persoalan padaAlternatif pemecahan persoalan


komponen/faktor
·                     Mengadakan WS
1. Guru Pengalaman pelatihanCTL.
CTL kurang, baru 1
kali. ·                     Mengirimkan WS
CTL.
·                     Magang di sekolah
lain.

·                     PTK.
·      Mengadakan dengan cara
2. Fasilitas Jumlah computermembeli baru.
kurang 5 buah
·      Pinjam/kerjasama dengan
pihak lain.
·      Menyewa.

·      Mengajukan bantuan
kepada pemda/komite sekolah.

i. Menyusun Rencana Program.


j.   Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan/output apa dan kapan dicapai
(milestone).
k.  Menyusun rencana biaya (besar dana, alokasi, sumber dana).
l.   Menyusun rencana pelaksanaan program.
m. Menyusun rencana monitoring dan evaluasi.
n.  Membuat jadwal pelaksanaan program.
o.  Menentukan penanggungjawab program/kegiatan.

Penutup

1.  Rencana Kerja Sekolah adalah salah satu komponen dari perencanaan program
sekolah. Rencana kerja sekolah menggambarkan tujuan yang ingin dicapai dalam
kurun waktu tertentu sebagai dasar pengelolaan sekolah dalam mendukung
peningkatan mutu lulusan.
2.  Tujuan Rencana Kerja Sekolah adalah menjamin agar perubahan/tujuan sekolah
yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko
yang kecil.
3.  Manfaat dari rencana kerja sekolah adalah sebagai kerangka acuan dalam
mengembangkan sekolah, dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan
pengembangan sekolah, serta bahan acuan untuk mengajukan sumber daya
pendidikan yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.
4.  Dasar hukum penyusunan rencana kerja sekolah adalah: 1) UU RI Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2) PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan, 3) PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan, 4) PP Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, 5) Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, 6) Permendiknas RI Nomor
63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, 7) Permendiknas RI
Nomor 69 Tahun 2010 tentang Standar Biaya Operasi Non Personalia, dan 8)
Permendiknas RI Nomor 15 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal
Pendidikan Dasar.
5.  Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kerja Sekolah adalah: 1) Kepala sekolah
membentuk dan menugaskan Tim kerja sekolah untuk menyusun rencana kerja
sekolah, 2) Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang penyusunan rencana
kerja sekolah, 3)Tim kerja sekolah menyusun rencana kegiatan penyusunan rencana
kerja sekolah, 4) Tim kerja sekolah mengumpulkan, mengolah data dan informasi dan
menyusun draf RKJM, 5) Kepala sekolah bersama Tim kerja, dewan guru, dan komite
sekolah melakukan reviu dan revisi draf rencana kerja sekolah jangka menengah, 6)
Tim kerja melakukan finalisasi hasil revisi rencana kerja jangka menengah, 7) Kepala
sekolah menandatangani hasil finalisasi rencana kerja jangka menengah menjadi
rencana strategis (renstra) sekolah, 8) Tim kerja sekolah mengidentifikasi prioritas
program/kegiatan dan menyusun draf rencana kerja tahunan (RKT), 9) Kepala sekolah
bersama Tim kerja, dewan guru, dan komite sekolah melakukan reviu dan revisi draf
RKT, 10) Tim kerja melakukan finalisasi hasil revisi (RKT), dan 11) Kepala sekolah
menandatangani hasil finalisasi RKT menjadi (RKAS).
6.  Langkah-langkah penyusunan rencana strategis (renstra) sekolah adalah: 1)
Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah, 2) Melakukan analisis situasi
pendidikan sekolah saat ini, 3) Merumuskan dan menetapkan situasi dan kondisi yang
diharapkan, 4) Identifikasi tantangan nyata (kesenjangan kondisi), 5) Merumuskan visi
sekolah, 6) Merumuskan misi sekolah, 7) Menentukan strategi pelaksanaan pada
sekolah, 8) Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan, 9) Menentukan rencana
biaya (alokasi dana), dan 10) Monitoring atau evaluasi.
7.  Langkah-langkah penyusunan rencana kegiatan dan anggaran sekolah adalah: 1)
Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah, 2) Melakukan analisis pendidikan
sekolah saat ini, 3) Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan, 4)
Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang diharapkan satu
tahun kedepan, 5) Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun ke depan, 6)
Mengidentifikasi fungsi-fungsi sekolah untuk dikaji tingkat kesiapannya, 7) Melakukan
analisis SWOT, 8) Merumuskan dan mengidentifikasi Alternatif Langkah-langkah
Pemecahan Persoalan, 9) Menyusun Rencana Program, 10) Menentukan tonggak-
tonggak kunci keberhasilan/output apa dan kapan dicapai (milestone), 11) Menyusun
rencana biaya, 12) Menyusun rencana pelaksanaan program, 13) Menyusun rencana
pemantauan dan evaluasi, 14) Membuat jadwal pelaksanaan program, 15) Menentukan
penanggungjawab program/kegiatan.

Daftar Pustaka
Andang. 2014. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah: Konsep, Strategi, &
Inovasi Menuju Sekolah Efektif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Atiqullah. 2012. Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam: Strategi
Mengefektifkan Lembaga Pendidikan Agama & Pendidikan Keagamaan.Surabaya:
Pena Salsabila.
Bafadal, Ibrahim. 2012. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Direktorat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pembinaan SMA. 2010. Juknis Penyusun Rencana Kerja SMA.
Fattah, Nanang. 2012. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: Dalam Konteks
Penerapan MBS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fattah, Nanang. 2013. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hasibuan, Malayu SP. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Kepala Sekolah (LPPKS) Indonesia. 2013. Bahan Pembelajaran Diklat Calon Kepala
Sekolah: Pemyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah.
Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4.
Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A4.b.1.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007.
Manullang, M. 1988. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Muhaimin, dkk. 2010. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana.
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mutohar, Prim Masrokan. 2013. Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu
dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Prabowo, Sugeng Listyo. 2009. Implementasi Sistem Manajemen Mutu di Perguruan
Tinggi. Malang: UIN-Malang Press.
Rohiat. 2012. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung: PT Refika
Aditama.

[1]Penulis adalah mahasiswa Program Magister PAI Pascasarjana STAIN Pamekasan.


[2]E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), 20.
[3]Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik (Bandung: PT Refika Aditama,
2012), 55.Lihat juga E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), 36.
[4]Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Penyusun Rencana Kerja SMA (2010), 11. Lihat
juga Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu
dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 137-
144.
[5]Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Indonesia, Bahan Pembelajaran Diklat Calon
Kepala Sekolah: Pemyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (2013), 14-15.
[6]Atiqullah, Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam: Strategi Mengefektifkan
Lembaga Pendidikan Agama & Pendidikan Keagamaan (Surabaya: Pena Salsabila,
2012), 39. Lihat juga Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: Dalam
Konteks Penerapan MBS (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 70.
[7]M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 47.
[8]Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 42.
[9]Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2010), 199.
[10]Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4.
[11]Direktorat, Juknis.., 13.
[12]Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang
tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli
pendidikan. Lihat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia komite adalah sejumlah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas
tertentu (terutama dalam hubungan pemerintahan), sedangkan sekolah adalah
bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar dan memberi pelajaran. Jadi
komite sekolah adalah suatu badan yang berfungsi sebagai forum resmi untuk
mengakomodasikan dan membahas hal-hal yang menyangkut kepentingan
kelembagaan sekolah.
[13]Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A4.b.1.
[14]Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4.
[15]Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007.
[16]Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4.
[17]Muhaimin, Manajemen.., 201.
[18]Direktorat, Juknis.., 14.
[19]Muhaimin, Manajemen.., 202-203.
[20]Ibid, 14-15.
[21]Rohiat, Manajemen.., 101.
[22]Prim, Manajemen.., 138.
[23]Ibid, 101.
[24]Direktorat, Juknis.., 17.
[25]Andang, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah: Konsep, Strategi, & Inovasi
Menuju Sekolah Efektif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 79.
[26]Instruktif artinya visi yang ditetapkan memberikan dorongan kepada semua
komponen sekolah untuk mewujudkannya.
[27]Rohiat, Manajemen.., 103.
[28]Muhaimin, Manajemen.., 166.
[29]Direktoran, Juknis.., 19.
[30]Rohiat, Manajemen.., 104.
[31]Ibid, 105.

Anda mungkin juga menyukai