INOVASI PELAYANAN
LABORATORIUM PATOLOGY
KLINIK RUMAH SAKIT ERA BPJS
tanto tanto
LABORAT ORIUM RUMAH SAKIT MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING (KOMPET IT IVE ADVAN…
t ant o t ant o
ANALISIS ST RAT EGI DIST RIBUT OR FARMASI DENGAN PENDEKATAN BLUE OCEAN ST RAT EGY DAN BAL…
Hart ant o t ant o
INOVASI PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGY KLINIK RUMAH SAKIT
ERA BPJS
Oleh : Hartanto
ABSTRAK
5. Pemantapan mutu
Dalam kaitannya dengan mutu laboratorium, maka data hasil uji
analisa laboratorium dikatakan bermutu tinggi apabila data hasil uji
tersebut dapat memuaskan pelanggan dengan mempertimbangkan
aspek aspek teknis sehingga precision and accuracy atau ketepatan
dan ketelitian yang tinggi dapat dicapai dan data tersebut harus
terdokumentasi dengan baik, sehingga dapat dipertahankan secara
ilmiah (sumber : Riyono; pengendalian mutu laboratorium klinik
dilihat dari aspek mutu hasil analisis laboratorium klinik; Surakarta,
2006). Pemantapan mutu laboratorium merupakan suatu instrument
yang digunakan untuk melakukan pengawasan mutu dengan
menggunakan konsep pengawasan proses statistic (statistical process
control). Pengawasan proses dengan statistic ini adalah sebuah cara
yang memungkinkan operator menentukan apakah suatu proses
sedang berproduksi, dan mungkin terus berproduksi dan
mneghasilkan keluaran yang sesuai. Tidak semua laboratorium klinik
Rumah Sakit mempunyai SDM dengan pengetahuan khusus untuk
setiap aspek dari laboratorium dari berbagai bidang sehingga
kelancaran kerja kadang tidak terjadi optimal. Sistim Teknologi
Informasi yang seharusnya dapat mempermudah pekerjaan namun
juga dapat menimbulkan konflik karena kompatibilitasnya tidak
sempurna. SDM yang kurang kompeten juga akan menyebabkan
proses laboratorium menjadi kurang seperti yang diharapkan dan
out-put hasil pemeriksaan menjadi tidak kredible. Untuk itulah
dibutuhkan upaya peningkatan kapabilitas SDM penatalaksana
laboratorium klinik yang berkelanjutan (continuousely) berdasarkan
expertice Laboratory practice yang meliputi :
a. Pemantapan Mutu Internal
Salah satu program pengendalian mutu laboratorium adalah
pemantapan mutu laboratorium intra laboratorium
(pemantapan mutu internal). Tujuan dilaksanakanya
pemantapan mutu internal laboratorium adalah mengendalikan
hasil pemeriksaan laboratorium tiap hari dan untuk mengetahui
penyimpangan hasil laboratorium untuk segera diperbaiki.
Manfaat dari melaksanakan kegiatan pemantapan mutu internal
laboratorium antara lain mutu presisi maupun akurasi hasil
laboratorium akan terjaga dan meningkat lebih baik,
kepercayaan dokter terhadap hasil laboratorium juga akan
meningkat. Hasil laboratorium yang kurang tepat akan
menyebabkan kesalahan dalam penatalaksanaan pengguna
laboratorium. Manfaat lain yaitu pimpinan laboratorium akan
mudah melaksanakan pengawasan terhadap hasil laboratorium.
Kepercayaan yang tinggi terhadap hasil laboratorium ini akan
membawa pengaruh pada moril penatalaksana laboratorium
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan disiplin kerja di
laboratorium tersebut (PATELKI, 2006).
b. Pemantapan Mutu External.
Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksternal saat ini diatur
dalam Pedoman Penyelenggaraan Pemantapan Mutu Eksterna
Laboratorium Kesehatan yang dikeluarkan oleh Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Depkes Tahun 2004. Dengan
pengertian bahwa program ini dilakukan untuk menilai
penampilan pemeriksaan laboratorium pada saat tertentu secara
periodik, serentak, dan berkesinambungan yang dilakukan oleh
pihak luar laboratorium dengan jalan membandingkan hasil
pemeriksaan laboratorium peserta terhadap nilai target.
c. Pemantapan mutu Internasional
Program ini dilakukan untuk menilai penampilan pemeriksaan
laboratorium yang di dukung oleh principal/vendor instrument
diagnostic pada event pemantapan mutu internasional.
Upaya untuk menjamin mutu pelaksanaan pelayanan laboratorium
kesehatan telah di atur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun
2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik yang
isinya mewajibkan laboratorium kesehatan mengikuti akreditasi secara
nasional maupun internasional. Dalam skala internasional, akreditasi
laboratorium yang menggunakan standard ISO/IEC Guide 17025:1999 yang
telah diperbaharui menjadi ISO/IEC Guide 17025:2005 General Requirements
for the Competence of testing and Calibration laboratories, untuk
laboratorium penguji, dan ISO 15189:2003 diperbaharui dengan ISO
15189:2007 Medical laboratories – Particular requirements for quality and
competence dan terkini ISO 15189:2009 Laboratorium medik - Persyaratan
khusus untuk mutu dan kompetensi. untuk laboratorium medis/klinis, juga
mewajibkan laboratorium mengikuti Uji Profisiensi. Uji Profesiensi adalah
penentuan unjuk kerja penguji laboratorium dengan cara membandingkan
atau determination of laboratory testing performance by means of
interlaboratory comparisons yang tertuang dalam ISO Guide 43:1997,
(Proficiency testing by interlaboratory comparisons). Pelaksanaan kegiatan
Pengendalian Mutu Eksternal yang diatur dalam PERMENKES atau Uji
Profisiensi yang diatur dalam ISO Guide 43 yang mensyaratkan bahwa
penyelenggara bersifat independent, melibatkan laboratorium rujukan serta
para ahli (stakeholder).
SNI ISO 15189:2009 (Laboratorium medik – persyaratan khusus untuk mutu
dan kompetensi) merupakan standar yang berisi persyaratan bagi
laboratorium medik untuk menunjukan kompetensinya dalam memberikan
pelayanan yang dapat dipercaya. SNI ISO 15189:2009 merupakan standar
berdasarkan ISO/IEC 17025 dan ISO 9001 yang memasukan persyaratan
khusus untuk laboratorium medik. Standar ini berisi kompetensi personel
yang terlibat pada pemeriksaan di laboratorium medik, fasilitas beserta
peralatan, reagen dan perlengkapan, faktor pra-pemeriksaan, pemeriksaan,
pertimbangan jaminan mutu, dan faktor pasca-pemeriksaan. Akreditasi
laboratorium medik berdasarkan SNI ISO 15189:2009 menunjukan bahwa
laboratorium medik tersebut memenuhi keseluruhan persyaratan
manajemen dan teknis yang terdapat pada standar SNI ISO 15189:2009
sehingga memastikan kompetensi laboratorium medik dalam memberikan
hasil yang tepat waktu, akurat dan dapat dipercaya. Selain itu penggunaan
standar internasional sebagai kriteria penilaian untuk laboratorium medik
adalah salah satu cara untuk membangun saling keberterimaan hasil
pemeriksaan dengan negara lain. Komite Akreditasi Nasional (KAN) telah
mengoperasikan pelayanan akreditasi untuk laboratorium medik
berdasarkan SNI ISO 15189:2009 sejak tahun 2005. Sistem akreditasi yang
dijalankan oleh KAN berdasarkan ISO 17011 (Confority assessment – General
Requirement for accreditation bodies accrediting conformity assessment
bodies). Agar dapat diakreditasi oleh KAN, Laboratorium Medik , Sistem
manajemen mutu telah diimplementasikan secara efektif dalam setiap
pemeriksaan yang diajukan dalam ruang lingkup permohonan minimum 3
bulan sebelum mengajukan permohonan, dan telah melaksanakan satu kali
audit internal dan kaji ulang manajemen yang telah selesai ditindaklanjuti.
Yang tidak kalah penting pula dalam proses akreditasi, laboratorium medik
telah mempunyai hasil pemantapan mutu eksternal ( PME ), uji banding
dan atau pemantapan mutu internal ( PMI ) atau internal quality control
(IQC). Untuk menilai kompetensi laboratorium medik berdasarkan SNI ISO
15189:2009 maka KAN akan melakukan asesmen, yang dilakukan terdiri dari
2 tahap, yaitu audit kecukupan (pemeriksaan dokumen mutu terhadap
kesesuiannya dengan persyaratan akreditasi) dan asesmen lapangan untuk
melihat efektifitas implementasi SNI ISO 15189:2009 di laboratorium medik.
Proses pengambilan keputusan akreditasi dilakukan oleh Konsil KAN,
setelah mendapat pertimbangan teknis dari tim panitia teknis yang
diberikan pada sekretaris Jenderal KAN. (source ; http://www.kan.or.id/
Komite Akreditasi Nasional (KAN) 14 -08-2012). SNI ISO 15189:2009,
Laboratorium medik-klinik adalah Persyaratan-kualifikasi khusus untuk
mutu dan kompetensi Laboratroium klinik yang merupakan adopsi identik
dengan metode terjemahan dari ISO 15189:2007, Medical laboratories –
Particular requirements for quality and competence versi Bahasa Inggris SNI
ini dirumuskan oleh sub-panitia Teknis Perumusan Standar Nasional
Indonesia Penilaian Kesesuaian PK 03-01, Lembaga Penilaian Kesesuaian
(ISO 15189) yang merupakan sub-panitia teknis dari PT 03-01, Lembaga
Penilaian Kesesuaian dan telah dikonsensuskan pada tanggal 14 Februari
2009 di Hotel Bumi Wiyata, Depok. (source : ICS 03.120.10;11.100.01 Badan
Sertifikasi Nasional (BS) , SNI ISO 15189-2009).
V. MEMBANGUN KEUNGGULAN BERSAING LABORATORIUM KLINIK
RUMAH SAKIT MELALUI CO-SOURCHING
Pada KSO pola revenue Sharing, kedua belah pihak menyepakati tidak
membentuk entitas baru, pola kerjasama lebih diutamakan pada pembagian
tugas pokok dan fungsi dari masing-masing pihak. Namun Kendali managerial
laboratorium tidak dalam kendali penuh Managemen Laboratorium Rumah
Sakit, khususnya untuk kendali Managemen Logistik-Inventory, Keuangan dan
Liaison officer, menjadi kendali bersama managemen Rumah Sakit dan Mitra
kerjasama operasional. Proses Transaksi bisnis bukan berupa perdagangan
barang namun berupa Jasa bagi hasil (revenue sharing) dalam proses
pemeriksaan laboratorium. Ada offering dalam hal tarif pemeriksaan
laboratorium yang disepakati kedua belah pihak, sehingga revenue diperoleh
dari jumlah tindakan pemeriksaan dikalikan dengan tarif. Transaksi berupa jasa
bagi hasil (revenue sharing) dan berkorelasi pada transaksi pajak PPh pasal 23
(Jasa).
Pada pola KSO Cost Per Reportable Report (CPRR) kedua belah pihak
menyepakati tidak membentuk entitas baru, pola kerjasama lebih diutamakan
pada pembagian tugas pokok dan fungsi dari masing-masing pihak. Namun
Kendali managerial laboratorium tidak dalam kendali penuh Managemen
Laboratorium Rumah Sakit, khususnya untuk kendali Managemen Logistik-
Inventory, Keuangan dan Liaison officer, menjadi kendali bersama managemen
Rumah Sakit dan Mitra kerjasama operasional. Proses Transaksi bisnis bukan
berupa perdagangan barang namun berupa Jasa per tindakan/ test dalam proses
pemeriksaan laboratorium. Rumah Sakit menerima offering tarif per test
tindakan pemeriksaan selanjutnya membayar jasa pemeriksaan kepada mitra
kerjasama operasional sejumlah test dikalikan dengan tarif yang disepakati
sehingga dalam transaksi pajak bukan PPN namun PPh pasal 23 .
Sumber : Work flow laboratory, berdasarkan permenkes 43 tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang baik
Sumber : Diolah oleh penulis berdasarkan lampiran Permenkes No.43 tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang baik dan Permenkes No 82 tahun 2013 tentang
Sistem Informasi Managemen Rumah Sakit (SIMRS);
VII. PREFERENSI END USER LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT
Laboratorium klinik adalah Laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pemeriksaan spesimen klinik untuk mendapatkan informasi kesehatan
perorangan, yang digunakan untuk membantu melakukan diagnosis
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Untuk
menghasilkan out-put yang baik (quality assurance), cepat dan tepat
Laboratorium klinik modern-terpadu membutuhkan sarana dan prasarana
sebagai berikut :
1. Ruangan Laboratorium
a. Gambar-Lay out existing dan design alur kerja.
b. Ruangan Laboratoium Sentral dan loket pelayanan phlebotomy
(sesuai bab 4.2.2.kualifikasi infrastruktur)
2. Transport Pnumatic tube
1. Lay out-schema pneumatic transport
2. Kemampuan teknis
3. Kontrak service (free maintenance service selama masa kerja sama)
4. Garansi respon time teknisi 1 x 24 jam.
3. Laboratory Information system (sesuai bab 4.4. sistem informasi
laboratorium)
4. Phlebotomy labeling automation system
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan supply suku cadang (free of charge selama masa KSO)
3. Jaminan maintenance 1 x 24 jama (free of charge selama masa KSO)
5. Pre-Analitik Automation
a. Kemapuan teknis
b. Jaminan supply reagensia
c. Jaminan supply suku cadang (free of charge selama masa KSO)
d. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge selama
masa KSO)
e. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali (free of charge selama
masa KSO)
6. Sero-Imun Automation Analyzer
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
3. Jaminan supply reagensia
4. Jaminan supply suku cadang(free of charge selama masa KSO)
5. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge selama
masa KSO)
6. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge selama
masa KSO)
7. Chemitry Automation Analyzer
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
3. Jaminan supply reagensia
4. Jaminan supply suku cadang(free of charge selama masa KSO)
5. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge selama
masa KSO)
6. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge selama
masa KSO)
8. Blood Gaz Analyzer
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
3. Jaminan supply reagensia
4. Jaminan supply suku cadang(free of charge selama masa KSO)
5. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge selama
masa KSO)
6. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge selama
masa KSO)
9. Hemostasis Analyzer
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
3. Jaminan supply reagensia
4. Jaminan supply suku cadang(free of charge selama masa KSO)
5. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge selama
masa KSO)
6. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge selama
masa KSO)
10. Hematology Automation Analyzer
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
3. Jaminan supply reagensia
4. Jaminan supply suku cadang(free of charge selama masa KSO)
5. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge selama
masa KSO)
6. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge selama
masa KSO)
11. Analisa Gas Darah dan Electrolyte Analyzer
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
3. Jaminan supply reagensia
4. Jaminan supply suku cadang(free of charge selama masa KSO)
5. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge selama
masa KSO)
6. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge selama
masa KSO)
12. Urinalisa
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
3. Jaminan supply reagensia
4. Jaminan supply suku cadang(free of charge selama masa KSO)
5. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge selama
masa KSO)
6. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge selama
masa KSO)
13. Mikrobilogy
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
3. Jaminan supply reagensia
4. Jaminan supply suku cadang(free of charge selama masa KSO)
5. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge selama
masa KSO)
6. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge selama
masa KSO)
14. Glucose Monitoring System
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan supply reagensia
3. Jaminan supply suku cadang (free of charge)
4. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge)
5. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge)
6. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
15. Lactate Monitoring System
1. Kemampuan teknis
2. Jaminan supply reagensia
3. Jaminan supply suku cadang (free of charge)
4. Jaminan maintenance service 1 x 24 jam, 7d/w (free of charge)
5. Jaminan kalibrasi alat minimal 6 bulan sekali. (free of charge)
6. Jaminan menyediakan 1 main unit dan 1 back up unit.
16. Sarana Penunjang Laboratorium lainya
Implementasi konsep KSO laboratorium saat ini berkembang dalam bentuk :
4) KSO pola Rental Diagnostik
5) KSO pola revenue Sharing
6) KSO pola Cost Per Reportable Report
VIII. RENCANA BISNIS DAN KERANGKA ACUAN KERJA
8.1. Rencana Bisnis
Salah satu penyebab kegagalan bisnis adalah tidak adanya rencana bisnis
yang memadai. Bisnis dalam skala kecil, skala korporasi yang baru berdiri
maupun yang sudah lama menjalankan operasi, low tech maupun high
tech, proses rencana bisnisnya adalah sama, yang membedakan adalah
FOKUS sebagai pelaku bisnis. Rencana Bisnis (Business Plan)
Laboratorium Rumah Sakit membutuhkan pendekatan Strategic Business
Unit (SBU) dimana rencana bisnis di susun secara komprehensif meliputi
Visi, Misi, sumber daya eksisting, proyeksi pasar, historical jumlah test
eksisting, proyeksi pertumbuhan jumlah test, biaya reagensia dan bahan
habis pakai 1(satu) tahun terakhir dan kebutuhan dana dari BLU, Anggaran
Belanja Pemrintah (APBD,APBN) dan inovasi-terobosan mendapatkan
sumber pendanaan eksternal (non-organik) yaitu dengan pola
CoSourching-Kerjasama Operasional (KSO).
Managemen Rumah Sakit dapat mempertimbangkan aspek kendali Mutu
Laboratorium yang menjadi kewenangan penuh dibawah otoritas
managemen Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit, sehingga
menentukan efesiensi costing per tindakan pemeriksaan dan benefit
lainya, sesuai dengan PSAK 39 (Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan)
yang mengatur kegiatan Kerjasama Operasi (KSO) sebagai bentuk
Kerjasama Operasional (KSO) tanpa entitas hukum, dimana hanya satu
pihak saja yang secara signifikan memiliki kendali atas aset maupun operasi
KSO, sedimikan rupa sehingga Managemen Rumah Sakit mempunyai
preferensi pola KSO Reagen rental. Namun demikian dengan segala
kelebihan dan kelemahanya, Managemen Rumah Sakit dapat juga
mempertimbangkan aspek Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium sebagai
Jasa (offshore) sehingga menggunakan Kerjasama Operasional (KSO) pola
Cost Per Reportable Report (CPRR) ataupun Cost-Revenue Sharing.
Menyusun rencana bisnis atau Business plan, hal yang membedakan rencana
antara entitas profit dan non-profit adalah sebagai berikut :
No Deskribsi Profit Non profit
Target pemasaran- Pelanggan- Audience-penerima
1
marketing customer program
Pendapatan-Penerimaan
berdasarkan sumber
Pendapatan-
2 Chart Account penerimaan al : yayasan,
Revenue
dana dari public, dana
bantuan
Laporan
3 Laporan laba rugi Profit and Loss kegiatan(statement of
activity)
Laporan Posisi keuangan
4 Neraca Balance sheet (statement of financial
statement)
Pinson.Linda, Anatomy of a Business Plan, Mozaik tahun 2009