Anda di halaman 1dari 6

SEMAKAN AL-QUR’AN SEBAGAI METODE DAKWAH PONDOK

PESANTREN ‘AINUL HUDA KEPADA IBU-IBU MASYARAKAT DESA


KESUGIHAN CILACAP

A. Latar Belakang
Sejak berdirinya pada abad yang sama dengan masuknya agama islam di
Indonesia, pondok pesantren telah berinteraksi dengan masyarakat luas. Pesantren
telah memiliki pengalaman yang banyak dalam menghadapi berbagai corak
masyarakat dalam rentang waktu itu. Sulthon Masyhudi mengutip pendapat
Azyumardi Azra, mengatakan bahwa ada tiga fungsi pondok pesantren, yaitu
1. Sebagai transmisi dan transfer ilmu-ilmu islam.
2. Pemeliharaan tradisi islam.
3. Reproduksi ulama.1

Di antara peran dan fungsi pondok pesantren adalah sebagai lembaga


dakwah. Merupakan suatu fungsi yang cukup berat dalam mengemban tugas
agama dan risalah nubuwwah. Dalam mengemban amanat ini pondok pesantren
mempunyai pola tersendiri, sebab ia harus berhadapan dengan berbagai tantangan
di dalam masyarakat global, maupun tantangan zaman yang setiap saat mesti dan
harus berubah sebagai tanda kehidupan yang dinamis.2

Pondok pesantren mengembangkan dakwahnya melalui berbagai cara dan


metode, tak jauh terlepas dari metode dakwah Rosulullah mengenai pondok
pesantren. Metode dakwah pondok pesantren adalah sebagai berikut.

1. Persuasi
2. Hikmah
3. Metode Pendidikan dan Pengajaran Agama

1
Kompri, M.Pd.I. Manajemen Dan Kepemimpinan
Pondok Pesantren Jakarta 2018 Prenadamedia
Group hlm 6
2
Adi sasono et.al., Solusi Islam Atas Problematika
Umat : Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah Jakarta
1998 Gema Insani Press hlm 149 (diakses 23
Februari 2020)
4. Metode Langsung3

Dengan adanya metode tersebut pondok pesantren mempunyai tradisi yang


sudah menjadi ciri khasnya dalam berdakwah ke masyarakat. Pondok Pesantren
‘Ainul Huda Kesugihan Cilacap mempunyai tradisi yaitu Semakan Al-Qur’an
dalam metode dakwahnya kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana semakan al-qur’an sebagai metode dakwah kepada ibu-
ibu di pondok pesantren ‘ainul huda ?
2. Bagaimana materi dakwah dalam semakan al-qur’an tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas tujuan penelitian yang dilakukan
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui semakan al-qur’an sebagai metode dakwah
kepada ibu-ibu di pondok pesantren ‘ainul huda
2. Untuk mengetahui materi dakwah dalam semakan al-qur’an
tersebut
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini memberikan manfaat dalam pengembangan teori
semakan al-qur’an sebagai metode dakwah pondok pesantren .
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan hasil penelitian di
jurnal Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Institut Agama Islam Imam Ghazali Cilacap.
E. Landasan Teori
Adapaun landasan teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3
Adi sasono et.al., Solusi Islam Atas Problematika
Umat : Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah Jakarta
1998 Gema Insani Press hlm 156 (diakses 23
Februari 2020)
1. Dakwah
a. Pengertian
b. Subjek
c. Objek
d. Materi
2. Semakan Al-Qur’an
a. Pengertian Al-Qur’an
b. Qiroatul Qur’an
c. Pengertian Semakan Al-Qur’an
F. Telaah Pustaka
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian pada penelitian ini adalah kualitatif, penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak
dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara-
cara lain dari kuantifikasi.
Ada beberapa alas an yang cukup valid untuk melakukan penelitian
kualitatif. Salah satunya adalah konvensi dari para peneliti didasarkan atas
pengalaman dalam penelitian. Beberapa peneliti juga berangkat dari suatu
disiplin keilmuan seperti antropologi atau mengikuti orientasi filsafat seperti
fenomenologi. Keduanya merupakan disiplin ilmu pengetahuan yang bisa
dilacak dengan menggunakan metode kualitatif untuk data yang disusun
dengan analisis. Pemakaian metode kualitatif banyak memberikan hasil yang
memuaskan. Alasan lainnya ialah sifat masalah itu sendiri, misalnya
penelitian yang berusaha untuk menemukan sifat suatu pengalaman seseorang
dengan suatu fenomena seperti gejala kesakitan, pindah agama, atau gejala
ketagiahan. Metode kualitatif juga dapat digunakan untuk menemukan dan
memahami apa yang tersembunyi di balik fenomena (gejala) yang kadangkala
merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui atau dipahami. Metode
kualitatif dipakai untuk memperoleh suatu cerita, pandangan yang segar dan
cerita mengenai segala sesuatu. Metode kualitatif diharapkan mampu
memberikan penjelasan secara terperinci tentang fenomena yang sulit
disampaikan dengan metode kuantitatif (Strauss dan corbin,1997).4
2. Tempat dan waktu penelitian
Penelitia ini dilakukan di Pondok Pesantren ‘Ainul Huda Kesugihan
Cilacap, dan di rumah ibu-ibu jamangah semakan al-qur’an yang berada di
desa Kesugihan Kidul Cilacap.
Penelitian ini dilakukan pada saat peneliti menempuh kuliah di semester 6
dan berakhir pada saat akhir semester 6 pada saat dilakukan Ujian Akhir
Semester (UAS).
3. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti dalam kebanyakan penelitian kualitatif mengumpulkan beragam
jenis data dan memanfaatkan watu seefektif mungkin untuk mengumpulkan
informasi di lokasi penelitian prosedur-prosedur pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif melibatkan empat jenis strategi.
a. Observasi kualitatif
Obesevasi kualitatif merupakan observasi yang di dalamnya
peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan
aktifitas individu-individu di lokasi penelitian. Dalam pengamatan ini,
peneliti merekam / mencatat baik dengan cara terstruktur maupun
semistruktur (misalnya, dengan mengajukan sejumlah perntanyaan
yang memang ingin diketahui oleh peneliti) aktifitas-aktifitas dalam
lokasi penelitian.
b. Wawancara kualitatif
Peneliti dapat melakukan face to face interview (wawancara
berhadap hadapan) dengan partisipan, wawancarai mereka dengan
telepon, atau terlibat dalam focus group interview (interview dalam
kelompok tertentu) yang terdiri dari enam sampai delapan partisipan
perkelompok. Wawancara-wawancara seperti ini tentu saja
memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang secara umum tidak

4
Nur sayidah, Metodologi Penelitian 2018
Zifatama Jawara hlm 14.
terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka (openended) yang
dirancang untuk memuculkan pandangan dan opini dari para
partisipan.
c. Dokumen kualitatif
Dokumen ini bisa berupa dokumen public (seperti Koran, makalah,
laporan kantor) ataupun dokumen privat (seperti, buku harian, diari,
surat, email).
d. Materi audio dan visual
Data ini bisa berupa foto, objek-objek seni, videotape, atau segala
jenis suara atau bunyi.5
Adapaun jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Data Primer
Data primer didapatkan dari sumber utama yaitu pondok
pesantren ‘ainul huda yang dalam hal ini adalah Kyai Kholidun
Ahsan Al-Hafidz sebagai salah satu pengasuh dari pondok
pesantren ‘Ainul huda sekaligus menjadi subjek dari kegiatan
semakan al-qur’an.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang melengkapi data primer
yang dalam hal ini adalah para ibu-ibu jamangah semakan al-
qur’an yang diadakan oleh pondok pesantren ‘Ainul Huda.
4. Teknik Analisis Data
H. Sistematika Pembahasan

5
John W. Creswell Research Design Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. (Yogyakarta
2012) Pustaka Pelajar hlm 267-270
Daftar Pustaka

Kompri, M.Pd.I. Manajemen Dan Kepemimpinan Pondok Pesantren Jakarta


2018 Prenadamedia Group hlm 6
Adi sasono et.al., Solusi Islam Atas Problematika Umat : Ekonomi, Pendidikan
dan Dakwah Jakarta 1998 Gema Insani Press hlm 149 (diakses 23 Februari 2020)
Nur Sayidah, Metodologi Penelitian 2018 Zifatama Jawara hlm 14.
John W. Creswell Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. (Yogyakarta 2012) Pustaka Pelajar hlm 267-270

Anda mungkin juga menyukai