Anda di halaman 1dari 22

Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM MENJAGA KUALITAS


LINGKUNGAN DI WILAYAH PENAMBANGAN
INTAN TRADISIONAL CEMPAKA

1
Abdul Halim Barkatullah, 2Dadang Abdullah
1,2
Fakultas Hukum, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Brigjend. H. Hasan Basry
Kayutangi Banjarmasin
E-mail: halim.ulmbjm@gmail.com, 2dadang.shmh@gmail.com
1

Abstract

The word of mining is like two sides of a coin that can not be separated and it alwaysbe
side by side. In a traditional activity diamond mine in the Cempakaof South Kalimantan
is mostly done by individuals, its not only have a positive impact to the surrounding
society, especially the impact of economic and welfare society but it has a negative
impact too on an environment, especially after mine. The method of the research is used
empirical legal research methods. The use of the research method is not merely analyze
the law as a series of norms or rules of act associated with the act of vigilantism and the
legal process, but need analyze how the law has a positive influence ofthe people's life.
Such the legal research, it canbe called as juridical sociological research methods. A
traditional mining activity carried out by a group of people or individual needs serious
attention, especially in terms of the protection of the environment. Policies regarding
mining arenot only the authority of the central government.In this case the autonomous
regions have the authority to regulate, so the damage can be prevented as early as
possible.
Keywords: Traditional Mine, Damage, Environment.

Abstrak

Kata pertambangan seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dan akan
selalu berdampingan. Dalam aktivitas tambang intan tradisional di Cempaka
Kalimantan Selatan yang banyak dilakukan oleh perorangan bukan hanya berdampak
positif bagi masyarakat sekitar terutama dampak ekonomi dan kesejahteraan
masyarakatnya tetapi juga berdampak negatif bagi lingkungan terutama pasca tambang.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum empirik.
Penggunaan metode penelitian yang demikian tidak hanya sebatas menelaah hukum
sebagai sederetan norma-norma atau kaidah-kaidah perUUan yang berhubungan dengan
perbuatan main hakim sendiri dan proses hukumnya, tetapi juga menelaah bagaimana
agar hukum berpengaruh positif dalam kehidupan masyarakat. Penelitian hukum yang
demikian, dapat pula disebut sebagai metode penelitian yuridis sosiologis. Aktivitas
tambang tradisional yang dilakukan oleh sekelompok orang atau perorangan perlu
mendapat perhatian serius, terutama ditinjau dari sisi perlindungan terhadap
lingkungannya. Kebijakan mengenai pertambangan bukan hanya kewenangan
pemerintah pusat, dalam hal ini daerah dengan otonominya memiliki kewenangan untuk
mengatur sehingga kerusakan bisa dicegah sedini mungkin.

Kata Kunci: Tambang Tradisional, Kerusakan, Lingkungan.

1
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

PENDAHULUAN konstitusi negara kita. Pembangunan


Pasal 33 UU Dasar Republik berkelanjutan (sustainable
Indonesia Tahun 1945 menyebutkan development) merupakan salah satu
bahwa : ³D\DW EHUEXQ\L perwujudan dari wawasan lingkungan.
Perekonomian disusun sebagai usaha Sebaliknya, prinsip pembangunan yang
bersama berdasar atas azas berkelanjutan juga harus diterapkan
kekeluargaan, ayat (2); Cabang-cabang dalam kebijakan pembangunan yang
produksi yang penting bagi Negara dan berwawasan lingkungan. Tidak ada
yang menguasai hajat hidup orang pembangunan berkelanjutan tanpa
banyak dikuasai oleh Negara, ayat (3) lingkungan hidup sebagai unsur
menyebutkan ; Bumi, air dan kekayaan utamanya, dan tidak ada wawasan
alam yang terkandung didalamnya lingkungan tanpa pembangunan
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan berkelanjutan.1
untuk sebesar- besarnya kemakmuran Sejalan dengan konsep
rakyat, ayat (4), Perekonomian nasional berkelanjutan dan berwawasan
diselenggarakan berdasar atas lingkungan, dalam UU Nomor 4
demokrasi ekonomi dengan prinsip Tahun 2009 tentang Pertambangan
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, Mineral dan Batubara (UU Minerba)
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, pada Pasal 2 huruf d menegaskan
kemandirian, serta dengan menjaga bahwa pertambangan mineral dan/atau
keseimbangan kemajuan dan kesatuan batubara dikelola berasaskan:
ekonomi nasional dan ayat (5); ³EHUNHODQMXWDQ GDQ EHUZDZDVDQ
Ketentuan lebih lanjut mengenai OLQJNXQJDQ´ \DQJ GDlam penjelasannya
pelaksanaan pasal ini diatur dalam adalah asas yang secara terencana
undang-undang. mengintegrasikan dimensi ekonomi,
Pasal ini merupakan sumber lingkungan, dan sosial budaya dalam
kebijakan pengelolaan sumber daya keseluruhan usaha pertambangan
alam di Indonesia. Pasal 33 ayat (4) mineral dan batubara untuk
telah menegaskan adanya prinsip
berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan yang terkandung dalam asas 1
Jimly Asshiddiqie. 2009. Green
Constitution: Nuansa Hijau UU Dasar Negara
demokrasi ekonomi yang dianut oleh Republik Indonesia Tahun 1945. Jakarta:
Rajawali Pers. Hlm. 134.

2
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

mewujudkan kesejahteraan masa kini Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang


dan masa mendatang. Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL
UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang apabila izin Kuasa Pertambangannya
Pertambangan Mineral dan Batubara, mencapai lebih dari 200 Ha atau luas
menggantikan UU Nomor 11 Tahun daerah terbuka untuk pertambangannya
1967 tentang Ketentuan-ketentuan mencapai lebih dari 50 Ha komulatif per
Pokok Pertambangan. Perubahan tahun.
mendasar yang terjadi adalah perubahan Perizinan sebagai salah satu
dari sistem kontrak karya dan perjanjian sarana Hukum Administrasi berfungsi
menjadi sistem perizinan, sehingga sebagai instrumen pencegahan
Pemerintah tidak lagi berada dalam pencemaran dan/atau kerusakan
posisi yang sejajar dengan pelaku usaha lingkungan hidup, sebagaimana diatur
dan menjadi pihak yang memberi izin dalam Pasal 14 huruf g UU Nomor 32
kepada pelaku usaha di industri Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
pertambangan mineral dan batubara. Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
Selain UU minerba, UU Nomor menggantikan UU Nomor 23 Tahun
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Hidup.
(UUPPLH) pada Pasal 15 Jo. Pasal 18 Kalimantan Selatan adalah salah
juga mewajibkan setiap rencana usaha satu propinsi yang kaya akan sumber
dan/kegiatan yang dapat menimbulkan daya alam dalam bentuk mineral, baik
dampak besar dan penting terhadap batubara, minyak bumi, emas dan
lingkungan hidup, wajib memiliki bermacam hasil bumi. Dari segi
analisis mengenai dampak lingkungan topografi, Kalimantan Selatan terdiri
untuk memperoleh izin melakukan dari 4 (empat) bagian jenis tanah, yakni
usaha dan/kegiatan. Selanjutnya aluvial, dataran rawa, perbukitan dan
Pemerintah mengeluarkan Peraturan pegunungan, dengan jenis tanah
Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 1999 dominan yakni podsolik merah kuning
Analisis Mengenai Dampak dan aluvial.
Lingkungan Hidup (AMDAL) dan Lahan basah memiliki perananan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup penting dalam pelestarian lingkungan,
Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis diantaranya sebagai penyumbang

3
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

keanekaragaman hayati, penyeimbang irigasi, mencegah air laut masuk,


iklim, sumber sirkulasi air dan sumber bekalan air dan navigasi.
pangan bagi masyarakat setempat. c. Konservasi untuk akuakultur dan
Masyarakat memanfaatkan lahan basah marikultur
untuk memenuhi berbagai kebutuhan, d. Pelepasan pestisida, herbisida, hara
utamanya kebutuhan hidup. Di Florida, dan sedimen, dari lahan pertanian
Amerika Serikat, lahan gambut dan kawasan permukiman.
dimanfaatkan untuk pariwisata. Di e. Penimbunan untuk membuat jalan
Malaysia, lahan gambut dimanfaatkan dan membangun kawasan
untuk perkebunan kelapa sawit yang permukiman dan industri, dan;
sekarang perlahan mulai ditiru oleh f. Penambangan gambut untuk bahan
2
beberapa daerah di Kalimantan, lahan energi.
gambut di Kalimantan Barat digunakan Kegiatan pertambangan termasuk
untuk bertanam holtikultura (nenas), penggalian batu mulia secara tradisional
sedangkan Masyarakat Banjar di merupakan kegiatan yang dilakukan
Kalimantan Selatan, memanfaatkan oleh sebagian masyarakat di Kalimantan
lahan basah untuk bertani, memelihara Selatan dan telah berlangsung puluhan
ikan dan bercocok tanam. tahun lamanya. Salah satu daerah
Akan tetapi pemanfaatan lahan penghasil batu mulia adalah Kecamatan
basah tersebut juga menjadi sebab Cempaka di Kota Banjarbaru, dan
kerusakan dan hilangnya lahan basah. menjadi bagian hidup tak terpisahkan
Tindakan manusia yang dapat merusak dari masyarakat Kecamatan cempaka,
langsung lahan basah adalah : sehingga Alat Linggangan yang
a. Pengatusan (drainage) untuk menggambarkan pendulangan intan di
pertanian, kehutanan dan tradisional di kecamatan Cempaka
pengendalian nyamuk. diadopsi menjadi salah satu unsur dalam
b. Pembuatan bending (dyke), lambang Kota Banjarbaru.
bendungan (dam), tanggul, dinding Namun seiring dengan
laut (seawall), jaringan saluran dan perkembangannya potensi bahan galian
pengubahan aliran sungai untuk
mencegah aliran banjir, menata air, 2
Dugan dalam Pemanfaatan Lahan
Basah, Kontroversi Yang Tidak Ada Habisnya,
Tejoyuwono Notohadiprawiro, Repro Ilmu
Tanah UGM, 2006, hal. 3

4
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

tersebut masih belum tertata dengan kebutuhan akan penjelasan lebih rinci
baik, hal ini dibuktikan dengan masih dan cermat terhadap persoalan hukum
banyaknya penambang intan yang secara lebih bermakna dengan
dikelola oleh rakyat tanpa melakukan perbandingan antara law in
pengkoordinasian dengan pemerintah book dengan law in action4.
setempat. Aktivitas pertambangan intan Konsekuensi dari penelitian
secara tradisional sebagian berjalan hukum yang menggunakan paradigma
secara turun temurun sehingga socio-legal sebagai paradigma utama
menimbulkan anggapan pada adalah menggunakan penggabungan
masyarakat bahwa lahan pertambangan metode yuridis normatif dengan metode
merupakan warisan yang tidak sosiologis kuantitatif. Sehingga dalam
memerlukan izin usaha. Hal ini tentu penelitian ini, terlebih dulu akan
menjadi permasalahan ketika menganalisis beberapa
pemerintah daerah berupaya untuk dokumen-dokumen hukum terkait
menertibkan kegiatan pertambangan dengan usaha pengelolaan
batu mulia untuk mencegah terjadinya pertambangan intan tradisional di
kerusakan lingkungan yang meluas. Cempaka Provinsi Kalimantan Selatan.
Analisis data dilakukan secara
METODE PENELITIAN
kualitatif, dengan menggunakan metode
Penelitian ini menggunakan
deskriptif analitis.5 Analisis yang
metode penelitian sosiologi hukum
dilakukan di dalam penelitian ini
(socio-legal research) dengan
diawali dengan melakukan reduksi data,
menggunakan pendekatan inter
yaitu berupa kegiatan pemilihan,
GLVLSOLQHU DWDX ³KLEULGD´ DQWDUD DVSHN
penyederhanaan, pengkodean,
penelitian normatif dengan pendekatan
pengorganisasian, dan pemutakhiran
sosiologis yang memakai cara analisis
data. Data yang sudah terkumpul
kualitatif, yakni dengan menganalisis
kemudian disusun dalam teks yang
suatu data secara mendalam dan holistik
diperluas, dijelaskan dan kemudian
sebagaimana dikemukakan oleh David
dianalisa untuk menarik suatu simpulan
M. Fetterman3 Hal ini untuk memenuhi

4
Ibid, hal. 175.
3 5
David M. Fetterman, Ethnography Winarno Surakhmad, Dasar dan
Step by Step, London, Sage Publishing, 1998, Teknik Research, Bandung: Tarsito, 1978, hal.
hal. 19 132

5
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

HASIL DAN PEMBAHASAN dan dianggap sebagai perwujudan fisik


1. Tanggung Jawab Negara Dalam belaka.7
Menjaga Kualitas Lingkungan Disamping lingkungan hidup fisik
Hidup jasmani, terdapat juga lingkungan hidup
1.1. Pengertian Lingkungan Hidup sosial atau sering juga digunakan
dan Hukum Lingkungan pengertian lingkungan sosial budaya
Istilah lingkungan mengandung (social cultural environment), yang
pengertian yang luas. Secara ilmu merupakan cerminan dari sifat tiap-tiap
bahasa akan memerlukan penguraian makhluk hidup, khususnya manusia.
yang panjang lebar dan menyangkut Dalam perikehidupan sosial itu,
berbagai apek kehidupan manusia serta manusia menghasilkan budi dayanya,
makhluk hidup pada umumnya. Yang yang lazim di cakup dalam pengertian
dimaksud dengan lingkungan dalam kebudayaan (culture). Dalam
tulisan ini adalah pengertian yang dalam pengertian ini maka lingkungan hidup
bahasa Inggris di istilahkan dengan sosial budaya, disebut juga lingkungan
³HQYLURQPHQW´ .LWD VHULQJ PHPEDFD hidup buatan manusia (man made
kelengkapan dari environment, environment) sebagai pasangan dari
misalnya life environment, human lingkungan hidup fisik jasmani atau
environment, physical environment dan lingkungan alami (natural
6
sebagainya. environment). Pencemaran lingkungan
Pengertian lingkungan yang dapat mengenai/ mencemari lingkungan
dimaksud adalah environment dalam alamiah ataupun lingkungan buatan
artian yang luas, yang menyangkut (social cultural), yang mana faktor
hubungan dengan lingkungan hidup penyebabnya akan berbeda sekali,
manusia, hewan, dan tumbuh- sehingga pola pengamanan hukumnya
tumbuhan yang diwadahi di dalamnya. pun berbeda pula.
Selanjutnya dijelaskan adanya Lingkungan hidup berdasarkan
lingkungan hidup alam fisik atau Pasal 1 angka 1 UULH-UUPLH adalah:
jasmani yang terdapat dalam alam. ³NHVDWXDQ UXDQJ GHQJDQ VHPXD EHQGD
Dalam pengertian ini, maka manusia, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
hewan dan tumbuh-tumbuhan itu dilihat termasuk manusia dan perilakunya,

6 7
Ibid l hal. 34 Jimly Asshiddiqie,. Op.cit. hal. 123

6
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

yang mempengaruhi kelangsungan peri hidup lainnya yang apabila dilanggar


9
kehidupan dan kesejahteraan manusia dapat dikenakan sanksi.
VHUWD PDNKOXN KLGXS ODLQ´ Pada pengelolaan lingkungan kita
Istilah Hukum Lingkungan dalam berhadapan dengan hukum sebagai
beberapa bahasa asing adalah:8 sarana pemenuhan kepentingan.
a. Bahasa Belanda : Milieurecht; Berdasarkan kepentingan-kepentingan
b. Bahasa Inggris : Environmental lingkungan yang bermacam-macam
Law; dapat dibedakan bagian-bagian Hukum
10
c. Bahasa Jerman : Umweltrecht; Lingkungan :
d. Bahasa Perancis : Droit de a. Hukum Bencana (Rampenrecht);
,¶HQYLUonment; b. Hukum Kesehatan Lingkungan
e. Bahasa Malaysia: Hukum Alam (Milieuhygienerecht);
Seputar (=Sekeliling) c. Hukum tentang Sumber Daya Alam
f. Bahasa Tagalog : Batas nan (Recht betreffende natuurlijke
Kapaligiran; rijkdommen) atau Hukum
g. Bahasa Thailand : Sin-ved-lom Konservasi (Natural Resources
kwahm; Law);
h. Bahasa Arab : Qonun al ± d. Hukum tentang Pembagian
%L¶DK. Pemakaian Ruang (Recht
Hukum lingkungan menyangkut Betrefende de verdeling van het
penetapan nilai-nilai (warden- ruimtegebruik) atau Hukum Tata
beoordelen), yaitu nilai-nilai yang Ruang;
sedang berlaku dan nilai-nilai yang e. Hukum Perlindungan Lingkungan
diharapkan diberlakukan di masa (Milieubeschermingsrecht).
PHQGDWDQJ VHUWD GDSDW GLVHEXW ³KXNXP Sebagai disiplin ilmu hukum yang
yang mengatur tatanan lingkungan sedang berkembang, sebagian besar
KLGXS´ +XNXP OLQJNXQJDQ DGDODK materi Hukum Lingkungan merupakan
hukum yang mengatur hubungan timbal bagian dari hukum administrasi
balik antara manusia dengan makhluk (administratiefrecht). Hukum
lingkungan mengandung pula aspek
hukum perdata, pidana, pajak,
8
Yunial Laili Mutiari, Penegakan
9
Hukum Lingkungan, www.google.com, diakses Ibid
10
tanggal 26 Oktober 2016 Ibid

7
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

internasional, dan penataan ruang dalam bentuk campur tangan terhadap


sehingga tidak dapat digolongkan ke berbagai segi kehidupan dalam
dalam pembidangan hukum klasik. masyarakat yang semakin kompleks.
Dengan demikian, substansi Hukum Segi Hukum Lingkungan administratif
Lingkungan menimbulkan terutama muncul apabila keputusan
pembidangan dalam Hukum penguasa yang bersifat kebijaksanaan
Administratif, Hukum Lingkungan dituangkan dalam bentuk penetapan
Keperdataan, Hukum lingkungan (beschikking) penguasa, misalnya dalam
Kepidanaan, Hukum Lingkungan prosedur perizinan, penentuan baku
Internasional yang sudah berkembang mutu lingkungan, prosedur analisis
menjadi disiplin ilmu hukum tersendiri mengenai dampak lingkungan
dan Hukum Tata Ruang. Dari substansi (AMDAL) dan sebagainya.
hukum yang merupakan materi hukum Hukum lingkungan berhubungan
lingkungan, maka mata kuliah hukum erat dengan kebijaksanaan lingkungan
lingkungan digolongkan ke dalam mata yang ditetapkan oleh penguasa yang
kuliah hukum fungsional (functionele berwenang di bidang pengelolaan
rechtsvakken), yaitu mengandung lingkungan. Dalam menetapkan
terobosan antara berbagai disiplin ilmu kebijaksanaan lingkungan, penguasa
hukum klasik (tradisional). Jadi ingin mencapai tujuan tertentu. Untuk
hukum lingkungan sebagai genus itu dapat dipergunakan berbagai sarana,
merupakan cabang ilmu tersendiri, misalnya penyuluhan, pendidikan,
namun bagian terbesar substansinya subsidi, pelaksanaan kegiatan-kegiatan
merupakan rating dari hukum nyata dan sebagainya.
administrasi.
1.2. Tanggung Jawab Negara
Hukum lingkungan dikenal
terhadap Lingkungan Hidup
sebagai hukum gangguan (hinderrecht) Negara hukum kesejahteraan
yang bersifat sederhana dan menegaskan bahwa negara bertanggung
mengandung aspek keperdataan. jawab dalam pelaksanaan setiap
Namun lambat laun perkembangannya kegiatan bernegara. Negara bertanggung
hukum lingkungan juga mengarah pada jawab untuk mewujudkan kesejahteraan
bidang hukum administrasi, sesuai seluruh rakyatnya. Setiap kegiatan
dengan peningkatan peranan penguasa ekonomi dan pembangunan merupakan

8
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

upaya untuk mewujudkan tujuan dan wetgever aan een bestuursorgaan


cita-cita nasional bagi bagi setiap (atribusi adalah pemberian weweang
warganya. pemerintah oleh pembuat undang-
Tanggung jawab yang melekat undang kepada organ pemerintah. b,
pada negara ini merupakan salah satu delegatie: overdacht vvoegheid van het
kewajiban yang dimiliki pemerintah ene bestuursorgaan aan een ander.
sebagai tugas menjalankan fungsi (delegasi adalah pelimpahan wewenang
pemerintahan. Tanggung jawab ini pemerintahan dari satu organ
sebagai akibat dari kewenangan dan pemerintahan kepada organ
kekuasaan yang melekat padanya. pemerintahan lainnya). c, mandaat:een
Kekuasaan ini mempunyai peranan bestuursorgaan laat zijn bevoegheid
yang dapat menentukan nasib names hem uitoefenen door een ander
berjuta-juta manusia.11 Dasar Legalitas (mandat terjadi ketika organ
merupakan dasar dalam setiap pemerintahan mengijinkan
penyelenggaran negara dan kewenangannya dijalankan oleh organ
pemerintahan, setiap penyelenggaraan lain atas namanya).
kenegaraan dan pemerintahan harus Tanggung jawab pemerintah
memiliki kewenangan yang diberikan terhadap penegakan hukum lingkungan
oleh Undang-undang. 12 Berarti bahwa diberikan oleh Undang-undang.
substansi dari asas legalitas adalah Undang-Undang No.32 Tahun 2009
wewenang. Sumber wewenang Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
pemerintah berasal dari perintah Lingkungan Hidup dalam Pasal 1 ayat
Undang-undang. Kewenangan ini 37, 38, 39 disebutkan: Pemerintah
diperoleh melalui tiga cara, yaitu: pusat, yang selanjutnya disebut
atribusi, delegasi dan mandat. Pemerintah, adalah Presiden Republik
Menurut H.d.Van Wijk/ Willem Indonesia yang memegang kekuasaan
Konijnbelt, a. Attributie: toekening van pemerintahan Negara Republik
een bestuursbevoegheid door een Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

11
Undang-Undang Dasar Negara
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu
Pengantar.Jakarta, 1982, Dikutip Dalam Republik Indonesia Tahun 1945.
Jawade Hafdz Arsyad, Korupsi Dalam
Perspektif HAN, Sinar Grafika, Jakarta, 2013, Pemerintah daerah adalah gubernur,
hal.72.
12
Ibidt, hal.100.
bupati, atau walikota, dan perangkat

9
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

daerah sebagai unsur penyelenggara Kewenangan yang diberikan oleh


pemerintah daerah. Menteri adalah UU No. 32 Tahun 2009 bahwa
menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintah Pusat, Presiden dalam hal
pemerintahan di bidang ini Menteri, gubernur, atau
perlindungan dan pengelolaan bupati/walikota sesuai dengan
lingkungan hidup. kewenangannya wajib melakukan
Upaya perlidungan dan pengawasan terhadap ketaatan
pengelolaan lingkungan hidup adalah penanggung jawab usaha dan/atau
upaya sistematis dan terpadu yang kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan
dilakukan untuk melestraikan fungsi dalam peraturan perundang-undangan di
lingkungan hidup dan mencegah bidang perlindungan dan pengelolaan
terjadinya pencemaran dan atau lingkungan hidup.13
kerusakan lingkungan hidup yang Menteri dalam hal ini Menteri
meliputi perencanaan, pemanfaatan, Lingkungan Hidup, gubernur, atau
pengendalian, pemeliharaan, bupati/walikota, pejabat pengawasan
pengawasan dan penegakan hukum. sesuai dengan kewenangannya wajib
Untuk itu tugas Pemerintah melakukan pengawasan ketaatan
menjalankan fungsi dan penanggung jawab usaha dan/atau
kewenangannya untuk men- kegiatan terhadap izin lingkungan 14 .
sejahterakan warga masyarakatnya Menteri dapat melakukan pengawasan
seperti tertuang dalam pembukaan UUD terhadap ketaatan penanggung jawab
1945 alenia ke 4 dan batang tubuh UUD usaha dan/atau kegiatan yang izin
45 Pasal 28 (H) ayat (1), Pasal 28 (I) lingkungannya diterbitkan oleh
dan Pasal 33 ayat (3) dan (4) pemerintah daerah jika pemerintah
membawa konsekuensi pelaksanaan menganggap terjadi pelanggaran yang
kegiatan pembangunan nasional serius di bidang perlindungan dan
diberbagai sektor akan selalu memiliki pengelolaan lingkungan hidup.15
dampak langsung maupun yang tidak Menteri dapat melakukan
langsung terhadap lingkungan hidup, pengawasan terhadap ketaatan
baik yang positif maupun negatif penanggung jawab usaha dan/atau
terhadap kualitas fungsi lingkungan.
13
Pasal 71 UUPPLH ayat 1
14
Pasal 71 ayat 2 UUPPLH
15
Pasal 72 UUPPLH

10
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

kegiatan yang izin lingkungannya dan organisme lainnya) maupun


diterbitkan oleh pemerintah daerah jika dengan lingkungan alam atau fisik.16
pemerintah menganggap terjadi Sebagian besar pakar hukum
pelanggaran yang serius di bidang lingkungan mengakui bahwa
perlindungan dan pengelolaan substansi hukum lingkungan merupakan
lingkungan hidup. Pejabat pengawas bagian terbesar dari hukum hukum
lingkungan hidup sebagaimana administrasi. 17 Siti Sundari Rangkuti
dimaksud dalam Pasal 71 ayat (3) menyebutkan hukum lingkungan
berwenang: administrasi muncul apabila
a. melakukan pemantauan; keputusan penguasa yang bersifat
b. meminta keterangan; kebijaksanaan dituang dalam bentuk
c. membuat salinan dari dokumen penetapan (beshickking) penguasa,
dan/atau membuat catatan yang misalnya dalam hal perizinan,
diperlukan; penentuan baku mutu lingkungan,
18
d. memasuki tempat tertentu; prosedur AMDAL, dsb. Jika
e. memotret; dicermati hukum lingkungan
f. membuat rekaman audio visual; administrasi sebenarnya tidak
g. mengambil sampel; sesederhana itu, karena tidak hanya
h. memeriksa peralatan; berkaitan dengan kebijakan lingkungan
i. memeriksa instalasi dan/atau alat dalam bentuk beshikking, akan tetapi
transportasi; dan/atau menyangkut juga keputusan yang
j. menghentikan pelanggaran tertentu. bersifat mengatur (regulasi).
Hukum lingkungan pada Hukum lingkungan akan
dasarnya merupakan seperangkat aturan berhubungan erat dengan kebijaksanaan
hukum (legal rules) yang bertujuan lingkungan yang ditetapkan oleh
untuk menata lingkungan hidup. penguasa yang berwenang dibidang
Penataan lingkungan mengandung pengelolaan lingkungan. Instrumen
makna bahwa yang ditata adalah pencegahan pencemaran dan/atau
hubungan antara manusia dengan
lingkungannya, baik dengan lingkungan
16
Muhammad Akib, Hukum Lingkungan
makhkuk hidup lainnya (flora, fauna Perspektif Global dan Nasional, Raja Grapindo
Persada, Jakarta, Edisi Revisi, 2014, hal. 91.
17
Ibid, hal. 91-92.
18
Ibid., hal.5

11
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

kerusakan lingkungan hidup, terdiri c. Meningkatkan nilai ekonomis


atas: wilayah yang berfungsi ekologis;
a. KLHS; dan
b. Tata ruang; d. Menerapkan tanggungjawab sosial
c. Baku mutu lingkungan hidup; dan lingkungan perusahaan
d. Kriteria baku kerusakan lingkungan (corporate social responsibility).
hidup; Peran serta masyarakat dalam
e. AMDAL; pengelolaan lingkungan hidup dan
f. UKL-UPL; penaatan Hukum Lingkungan adalah
g. Perizinan; sebagai berikut :
h. Instrumen Ekonomi Lingkungan a. Memberikan kontribusi terhadap
Hidup; pengelolaan lingkungan hidup di
i. Peraturan Perundang-Undangan Daerah;
Berbasis Lingkungan Hidup; b. Menjadi pelaku dalam pengelolaan
j. Anggaran Berbasis Lingkungan lingkungan hidup di Daerah;
Hidup; c. Menjaga, memelihara dan
k. Analisis Risiko Lingkungan Hidup; melestarikan lingkungan hidup; dan
dan d. Melaksanakan pemantauan dan
l. Audit Lingkungan Hidup. pengawasan dalam rangka
Peran serta dunia usaha dalam peningkatan kualitas lingkungan
pengelolaan lingkungan hidup dan hidup.
penaatan Hukum Lingkungan adalah
2. Dampak Lingkungan dari
sebagai berikut :
Tambang Intan Tradisonal di
a. Memberikan kontribusi terhadap
Kecamatan Cempaka Banjarbaru
pengelolaan lingkungan hidup di
2.1 Penambangan Intan
Daerah;
Tradisional di Kecamatan
b. Bermitra usaha dengan Pemerintah
Cempaka
dan/atau masyarakat setempat
Intan atau berlian adalah mineral
dalam pengelolaan lingkungan
yang secara kimia merupakan bentuk
hidup di Daerah;
Kristal atau alotrop dari karbon. Intan
terkenal karena memiliki sifat-sifat
fisika yang istimewa, terutama factor

12
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

kekerasannya dan kemampuannya dengan rata-rata ketinggian topografi


mendispersikan cahaya. Sifat-sifat ini antara 50 sampai 150 meter di atas
yang membuat intan digunakan dalam permukaan laut (Pusat Statistik Provinsi
perhiasan dan berbagai penerapan di Kalimatan Selatan: 2016). Sehingga
dalam dunia industry. praktis, kawasan pendulangan intan, di
Harga intan dipasaran sangat Pumpung atau Ujung Murung misalnya,
mahal karena dalam proses pencarian juga dikelilingi oleh bukit-bukit yang
sangat sulit dan barang tersebut bisa menyembul.
dibilang barang yang langka. Tidak Kawasan pendulangan intan
seperti barang tambang yang lain tradisional di Kecamatan Cempaka,
misalnya emas yang bisa dibilang masih paling banyak tersebar di Kelurahan
mudah ditemukan bila dibandingkan Sungai Tiung. Kelurahan seluas 21,50
dengan intan. Juga tidak semua daerah Km2 dengan jumlah kepadatan 306
di Indonesia dapat ditemukan sebagai jiwa per Km2, ini memiliki dua
tempat pertambangan intan yang sudah kawasan pendulangan intan tradisional
cukup dikenal oleh masyarakat adalah yang telah dikenal di mata dunia, yaitu
Kalimantan Selatan. Proses pencarian Desa Pumpung. Desa Pumpung,
dilakukan baik yang secara tradisional terkenal karena temuan intan sebesar
ataupun cara modern dengan telur ayam dengan berat 166,7 kerat,
menggunakan mesin-mesin yang pada 30-an tahun silam. Belakangan
canggih. intan tersebut dinamai Trisakti. Di
Kecamatan Cempaka adalah Kecamatan ini, area tanahnya
kawasan penambangan intan dan emas merupakan tanah pendulang-
yang terletak 47 km dari Kota an. Sebagian besar penduduknya
Banjarmasin dan 7 km dari Kota bermata pencaharian sebagai
Banjarbaru. Di tempat ini pengunjung pendulangan intan. Untuk menuju
dapat melihat langsung bagaimana para kawasan wisata pendulangan intan
pekerja mencari Intan atau Emas di tradisional ini, banyak akses
lobang-lobang penuh galian dan penuh transportasi darat yang bisa kita pilih,
lumpur. Kecamatan Cempaka kota tentunya relatif cepat, mudah dan
Banjarbaru, didominasi oleh murah.
karakteristik geografis dataran tinggi

13
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

Sistem penambangan intan di (morfologi dan topografi), yaitu


Kecamatan Cempaka Banjarbaru adalah perubahan sudut pandang dan bentuk
PHQJJXQDNDQ VLVWHP ³GXPSLQJ´ \DLWX lereng. Pengupasan, penimbunan tanah
suatu cara penambangan dengan penutup dari penggalian sumber daya
mengupas tanah permukaan yang alam menimbulkan perubahan pada
kemudian dilanjutkan dengan drainase, debit air sungai, dan kualitas
penggalian, namun setelah selesai permukaan pada saat hujan.
penambangan, lapisan tanah atas (top
2.2. Dampak Pertambangan Intan
soil) tidak dikembalikan ke tempat
Tradisional Terhadap
asalnya. Secara fisik, keadaan lokasi
Lingkungan
bekas tambang sangat buruk, berupa
Seperti aktivitas pertambangan
lubang-lubang besar mirip seperti danau
lainnya di Indonesia, pertambangan
dan dikelilingi tumpukan- tumpukan
intan di Kalsel juga telah menimbulkan
tanah bekas galian, seperti bukit-bukit
dampak kerusakan lingkungan yang
kecil yang tidak beraturan. Dengan
cukup parah. Kegiatan eksploitasi,
kondisi demikian, apabila areal bekas
lubang-lubang besar yang tidak
tambang tersebut dimanfaatkan sebagai
mungkin ditutup kembali apalagi
lahan pertanian, maka sangat sulit
dilakukan reklamasi telah
dalam pengelolannya. Untuk
mengakibatkan terjadinya kubangan air
mengembalikan kualitas bekas areal
dengan kandungan asam yang sangat
sehingga dapat dijadikan lahan
tinggi. Limbah yang dihasilkan dari
pertanian memerlukan investasi yang
proses pencucian mencemari tanah dan
sangat besar, yang sebenarnya
mematikan berbagai jenis tumbuhan
kewajiban penambang.
yang hidup diatasnya. Pembiaran
Penambangan intan yang tidak
lubang-lubang bekas galian yang
memperhatikan aspek lingkungan akan
ditinggalkan begitu saja dan
menyebabkan terancamnya daerah
pencemaran lingkungan akibat aktivitas
sekitarnya dari bahaya erosi dan tanah
pertambangan tersebut seperti debu,
longsor sebagai hilangnya vegetasi
rembesan air asam tambang dan limbah
penutup tanah. Pembongkaran lahan
pencuciannya terjadi di hampir semua
secara besar- besaran juga
lokasi pertambangan dan bahkan
menyebabkan terjadinya bentang alam

14
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

mencemari air/sungai yang dapat tertampung lagi, sehingga DAS


dimanfaatkan oleh warga. semakin menyempit setelah terpengaruh
Akibat pengelolaan yang buruk longsoran atau erosi tanah dari atas
ini terjadi kerusakan lingkungan dan lahan yang sudah ditambang.
kehancuran ekosistem di banyak tempat, Dalam rangka terciptanya
praktek pelanggaran terhadap hak-hak pembangunan berkelanjutan, kegiatan
rakyat, perampasan sumber kehidupan usaha pertambangan harus dilaksanakan
rakyat, dan penghancuran nilai-nilai dan dengan memperhatikan prinsip
budaya masyarakat adat/lokal. lingkungan hidup, transparansi, dan
Pengelolaan, hingga eksploitasi yang partisipasi masyarakat. Kegiatan
mestinya dapat meningkatkan harkat, pertambangan jika tidak dilaksanakan
martabat, dan kesejahteraan bagi rakyat secara tepat dapat menimbulkan
Kalimantan Selatan malah justru dampak negatif terhadap lingkungan,
sebaliknya menimbulkan kerusakan terutama gangguan keseimbangan
lingkungan yang cukup parah, permukaan tanah yang cukup besar.
peminggiran terhadap masyarakat Dampak lingkungan akibat kegiatan
lokal/adat dan kemiskinan. Saat ini pertambangan antara lain: penurunan
pertambangan intan telah meng- produktivitas lahan, tanah bertambah
hancurkan sumber daya alam di Kalsel. padat, terjadinya erosi dan sedimentasi,
Aktivitas pertambangan terbuka yang terjadinya gerakan tanah atau longsoran,
telah menghabiskan tutupan lahan terganggunya flora dan fauna,
mengancam keberadaan daerah aliran terganggunya kesehatan masyarakat,
sungai (DAS). Sekitar 50 persen DAS serta perubahan iklim mikro. Oleh
di Kalsel airnya sudah keruh, karena karena itu perlu dilakukan kegiatan
pengaruh kegiatan pertambangan reklamasi dan kegiatan pascatambang
terbuka yang menimbulkan erosi. yang tepat serta terintegrasi dengan
Secara kasat mata, akibat pertambangan kegiatan pertambangan.
terbuka di atasnya, mengakibatkan
2.3. Pembinaan dan Pengawasan
kondisi DAS di Kalsel cukup
Pemerintah Daerah dalam
mengkhawatirkan. Banjir pun kerap
Memelihara Lingkungan
mengancam. Akibatnya, saat
Pertambangan
hujanvdebit air yang melimpah tidak

15
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

Tujuan utama diterbitkannya memberiakan wewenang pembinaan


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dan pengawasan tersebut.
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Dijelaskan dalam penjelasan
Lingkungan Hidup yaitu melestarikan umum peraturan pemerintah tersebut
fungsi lingkungan hidup itu sendiri bahwa pemanfaatan kekayaan alam
sebagaimana disebutkan dalam berupa mineral dan batubara harus
ketentuan Pasal 1 angka 2 dikelola secara profesional dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun transparan agar memiliki nilai tambah
2009, perlindungan dan pengelolaan bagi peningkatan pendapatan nasional
lingkungan hidup adalah upaya guna mewujudkan kesejahteraan
sistematis dan terpadu yang dilakukan masyarakat Indonesia. Dalam rangka
untuk melestarikan fungsi lingkungan mewujudkan pengelolaan mineral dan
hidup dan mencegah terjadinya batubara yang memenuhi prinsip
pencemaran dan/atau kerusakan eksternalitas, akuntabilitas, dan
lingkungan hidup yang meliputi efisiensi, perlu dilakukan pembinaan
perencanaan, pemanfaatan, pengen- dan pengawasan terhadap
dalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penyelenggaraan pengelolaan usaha
penegakan hukum. pertambangan dan pelaksanaan kegiatan
Melalui pelaksanaan fungsi usaha pertambangan.
pembinaan dan pengawasan, upaya Penyelenggaraan pengelolaan
penerapan kaidah-kaidah lingkungan usaha pertambangan tidak hanya
hidup dalam usaha tambang batu bara dilakukan oleh Pemerintah tetapi juga
dapat dipastikan tercapai sesuai yang dilakukan oleh pemerintah provinsi dan
diharapkan. Untuk itu pemerintah pemerintah kabupaten/kota sesuai
menerbitkan Peraturan Pemerintah dengan kewenangannya. Oleh karena
Nomor 55 Tahun 2010 tentang itu, penyelenggaraan pembinaan dan
Pembinaan dan Pengawasan pengawasan harus dilakukan
Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha berdasarkan pedoman dan standar yang
Pertambangan Mineral dan Batubara baku agar diperoleh kejelasan dan
sebagai tindaklanjut Undang-Undang kepastian bagi pelaku usaha yang
Nomor 4 Tahun 2009 yang melakukan kegiatan usaha di bidang
mineral dan batubara.

16
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

Pembinaan dan pengawasan berbagai regulasi mengenai kewajiban


dilakukan selain terhadap kegiatan pembinaan dan pengawasan dengan
usaha pertambangan mineral dan tujuan agar seluruh kegiatan
batubara, pertambangan rakyat juga pertambangan dapat dikontrol dan
dilakukan terhadap pelaksanaan dikendalikan.
program pengembangan dan Pembinaan yang dilakukan
pemberdayaan masyarakat sekitar pemerintah tersebut meliputi 4 (empat)
kegiatan usaha pertambangan. Dalam kegiatan yaitu pemberian pedoman dan
rangka pembinaan dan pengawasan standar pelaksanaan pengelolaan usaha
dalam penyelenggaraan pengelolaan pertambangan, pemberian bimbingan,
usaha pertambangan dan pelaksanaan supervisi, dan konsultasi, pendidikan
kegiatan usaha pertambangan mineral dan pelatihan, dan perencanaan,
dan batubara, perlu ditetapkan Peraturan penelitian, pengembangan, pemantauan,
Pemerintah tentang Pembinaan dan dan evaluasi pelaksanaan penyelengga-
Pengawasan Penyelenggaraan raan usaha pertambangan di bidang
Pengelolaan Usaha Pertambangan mineral dan batubara.
Mineral dan Batubara. Kewenangan pembinaan oleh
Dari seluruh rangkaian proses menteri tersebut, dapat dilimpahkan
penegakan kaidah hukum lingkungan kepada gubernur, namun terbatas
tersebut, fungsi pembinaan dan terhadap penyelenggaraan penge- lolaan
pengawasan merupakan salah satu usaha pertambangan yang dilaksanakan
tahapan yang penting untuk menjamin oleh pemerintah kabupaten/kota.
terlaksanakan seluruh ketentuan dalam Tanggung jawab pembinaan yang
bidang pertambangan, terutama dilaksanakan oleh menteri, gubernur
mengenai reklamasi lahan dan bupati/ walikota tersebut mencakup
pascatambang sebagai upaya sektor ini pelaksanaan kegiatan usaha
mencegah dan/atau meminimalisasi pertambangan yang dilakukan oleh
dampak lingkungan hidup yang pemegang izin usaha pertambangan,
ditimbulkan dari kegiatan pertambangan izin usaha pertambangan rakyat dan izin
tersebut. Oleh karena itu di sektor usaha pertambangan khusus.
pertambangan, pemerintah dan Peran dan tugas pemerintah pusat
pemerintah daerah menerbitkan maupun pemerintah daerah dalam

17
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

perlindungan dan pengelolaan lingkungan dan peraturan


lingkungan hidup, pemerintah perundang-undangan di bidang
mempunyai tugas dan kewenangan: perlindungan dan pengelolaan
a. Menetapkan kebijakan tingkat lingkungan hidup;
provinsi; j. Mengembangkan dan menerapkan
b. Menetapkan dan melaksanakan instrumen lingkungan hidup;
KLHS tingkat provinsi; k. Mengoordinasikan dan
c. Menetapkan dan melaksanakan memfasilitasi kerja sama dan
kebijakan mengenai RPPLH penyelesaian perselisihan antar
provinsi; kabupaten/antar kota serta
d. Menetapkan dan melaksanakan penyelesaian sengketa;
kebijakan mengenai AMDAL dan l. Melakukan pembinaan, bantuan
UKL-UPL; teknis, dan pengawasan kepada
e. Menyelenggarakan inventarisasi kabupaten/kota di bidang program
sumber daya alam dan emisi gas dan kegiatan;
rumah kaca pada tingkat provinsi; m. Melaksanakan standar pelayanan
f. Mengembangkan dan melaksanakan minimal;
kerja sama dan kemitraan; n. Menetapkan kebijakan mengenai
g. Mengoordinasikan dan tata cara pengakuan keberadaan
melaksanakan pengendalian masyarakat hukum adat, kearifan
pencemaran dan/atau kerusakan lokal, dan hak masyarakat hukum
lingkungan hidup lintas adat yang terkait dengan
kabupaten/kota; o. Perlindungan dan pengelolaan
h. Melakukan pembinaan dan lingkungan hidup pada tingkat
pengawasan terhadap pelaksanaan provinsi;
kebijakan, peraturan daerah, dan p. Mengelola informasi lingkungan
peraturan kepala daerah hidup tingkat provinsi;
kabupaten/kota; q. Mengembangkan dan
i. Melakukan pembinaan dan menyosialisasikan pemanfaatan
pengawasan ketaatan penanggung teknologi ramah lingkungan hidup;
jawab usaha dan/atau kegiatan r. Memberikan pendidikan, pelatihan,
terhadap ketentuan perizinan pembinaan, dan penghargaan;

18
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

s. Menerbitkan izin lingkungan pada terhadap ketentuan perizinan


tingkat provinsi; dan lingkungan dan peraturan
t. Melakukan penegakan hukum perundang- undangan;
lingkungan hidup pada tingkat j. Melaksanakan standar pelayanan
provinsi. minimal;
Sedangkan perlindungan dan k. Melaksanakan kebijakan mengenai
pengelolaan lingkungan hidup, tata cara pengakuan keberadaan
pemerintah kabupaten/kota bertugas dan masyarakat hukum adat, kearifan
berwenang: lokal, dan hak masyarakat hukum
a. Menetapkan kebijakan tingkat adat yang terkait dengan
kabupaten/kota; perlindungan dan pengelolaan
b. Menetapkan dan melaksanakan lingkungan hidup pada tingkat
KLHS tingkat kabupaten/kota; kabupaten/kota;
c. Menetapkan dan melaksanakan l. Mengelola informasi lingkungan
kebijakan mengenai RPPLH hidup tingkat kabupaten/kota;
kabupaten/kota; m. Mengembangkan dan melaksanakan
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan sistem informasi
kebijakan mengenai AMDAL dan lingkungan hidup tingkat
UKL-UPL; kabupaten/kota;
e. Menyelenggarakan inventarisasi n. Memberikan pendidikan, pelatihan,
sumber daya alam dan emisi gas pembinaan, dan penghargaan;
rumah kaca pada tingkat o. Menerbitkan izin lingkungan pada
kabupaten/kota; tingkat kabupaten/kota; dan
f. Mengembangkan dan melaksanakan p. Melakukan penegakan hukum
kerja sama dan kemitraan; lingkungan hidup pada tingkat
g. Mengembangkan dan menerapkan kabupaten/kota.
instrumen lingkungan hidup; Dengan demikian, Kementerian
h. Memfasilitasi penyelesaian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan
sengketa; Pemerintah Daerah memiliki tugas
i. Melakukan pembinaan dan merumuskan kebijakan, merencanakan
pengawasan ketaatan penanggung pelaksanaan dan mengkoordinasikan
jawab usaha dan/atau kegiatan segala kegiatan dibidang pengelolaan

19
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

Lingkungan Hidup. hal ini menunjukan seharusnya akan memiliki banyak


bahwa pengelolaan lingkungan di alternatif pilihan dalam menentukan
Indonesia lebih bersifat koordinatif langkah dalam penyelenggaraan
dengan keterpaduan sebagai ciri kegiatan yang menyangkut kepentingan
utamanya.19 masyarakat, ³SXEOLF SROLF\ LV ZKDWHYHU
Instrumen penegakan hukum goverments choose to do or not to do.22
lingkungan itu dapat dilakukan melalui Pelaksanaan tanggung jawab
penegakan tiga pilar hukum, yakni negara dibidang lingkungan hidup
administrasi, perdata dan pidana. dijabarkan dalam bentuk kebijakan
Dimana kebijakan terhadap lingkungan lingkungan yang dituangkan dalam UU
hidup di Indonesia didasari pada Perlindungan dan Pengelolaan
peraturan perundang-undangan, Lingkungan Hidup. Thomas Dye
peraturan pemerintah dan peraturan menyebutkan bahwa masalah
pelaksana lainnyayang merupakan lingkungan hidup tidak akan selesai
instrumen kebijakan (instrumenten van hanya dengan penyediaan peraturan
beleid). Peraturan perundang- perundang-undanga maupun dana
undangan yang ada khususnya dalam pelaksanaannya. Tindak
Undang-Undang lingkungan hidup lanjutnya adalah penetapan tujuan yang
masih membutuhkan penjabaran yang hendak dicapai agar ditaati oleh
23
lebih lanjut dan terperinci dalam masyarakat.
pelaksanaannya. Keadaan ini meunjukan Pemerintah daerah dalam menjaga
adanya hubungan yang erat antara lingkungan di kawasan pertambangan
20
hukum dan kebijaksanaan. Siti intan tradisional, bertanggung jawab
Sundari juga menyebutkan bahwa dari untuk mengatur dan mengawasi setiap
segi banyaknya tugas pemerintah; thus tindakan individu maupun pelaku
public policies may regulative, usaha/kegiatan pertambangan yang
organizational, distributive or berkaitan dengan lingkungan hidup agar
extractive- or all these things at once.21 sesuai dengan daya dukung lingkungan
Sebelumnya Thomas R. Dye dan kemampuan lingkungan dalam
memaparkan bahwa pemerintah menunjang kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Undang-undang
19
Ibid,. hal.84
20 22
Ibid. hal.112-113. Ibid, 111.
21 23
Ibid Ibid.

20
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

No. 32 tahun 2009 dengan tegas kecil yang tidak beraturan. Dengan
memberikan kewenangan kepada kondisi demikian, apabila areal bekas
pemerintah untuk memberikan sanksi tambang tersebut dimanfaatkan sebagai
bagi pelaku perusakan dan pencemaran lahan pertanian, maka sangat sulit
lingkungan dalam kegiatan usaha dalam pengelolannya.
perindustrian yang dijalankan. Pasal Penambangan intan tradisional
Pasal 76, bahwa: Menteri, gubernur, pada umumnya kurang memperhatikan
atau bupati/walikota menerapkan sanksi aspek lingkungan, dan akan
administratif kepada penanggung jawab menyebabkan terancamnya daerah
usaha dan/atau kegiatan jika dalam sekitarnya dari bahaya erosi dan tanah
pengawasan ditemukan pelanggaran longsor sebagai hilangnya vegetasi
terhadap izin lingkungan. Sanksi penutup tanah. Aktivitas tambang
administratif terdiri atas: a. teguran tradisional yang dilakukan oleh
tertulis; b. paksaan pemerintah; c. sekelompok orang atau perorangan
pembekuan izin lingkungan; atau d. perlu mendapat perhatian serius,
pencabutan izin lingkungan. terutama ditinjau dari sisi perlindungan
terhadap lingkungannya. Kebijakan
KESIMPULAN mengenai pertambangan bukan hanya
Sistem penambangan intan kewenangan pemerintah pusat, dalam
di Kecamatan Cempaka Banjarbaru hal ini daerah dengan otonominya
adalah menggunakDQ VLVWHP ³GXPSLQJ´ memiliki kewenangan untuk mengatur
yaitu suatu cara penambangan dengan sehingga kerusakan bisa dicegah sedini
mengupas tanah permukaan yang mungkin. Pemerintah daerah
kemudian dilanjutkan dengan bertanggung jawab dalam menjaga
penggalian, namun setelah selesai lingkungan di kawasan pertambangan
penambangan, lapisan tanah atas (top intan tradisional, bertanggung jawab
soil) tidak dikembalikan ke tempat untuk mengatur dan mengawasi setiap
asalnya. Secara fisik, keadaan lokasi tindakan individu maupun pelaku
bekas tambang sangat buruk, berupa usaha/kegiatan pertambangan yang
lubang-lubang besar mirip seperti danau berkaitan dengan lingkungan hidup agar
dan dikelilingi tumpukan-tumpukan sesuai dengan daya dukung lingkungan
tanah bekas galian, seperti bukit-bukit dan kemampuan lingkungan dalam

21
Al[Adl, Volume VIII Nomor 3, September - Desember 2016 ISSN 1979 - 4940

menunjang kehidupan manusia dan Yunial Laili Mutiari, Penegakan Hukum


makhluk hidup lainnya. Lingkungan, www.google.com,
diakses tanggal 26 Oktober 2016.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan
Buku-Buku
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
David M. Fetterman, Ethnography Step
tentang Pertambangan Mineral
by Step, London, Sage Publishing,
dan Batubara
1998.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Dugan dalam Pemanfaatan Lahan
tentang Perlindungan dan
Basah, Kontroversi Yang Tidak
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Ada
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
Habisnya, Tejoyuwono
1999 Analisis Mengenai Dampak
Notohadiprawiro, Repro Ilmu
Lingkungan Hidup (AMDAL)
Tanah UGM, 2006.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Jimly Asshiddiqie. 2009. Green
Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Constitution: Nuansa Hijau UU
Jenis Rencana Usaha
Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Jakarta: Rajawali
Pers.
Muhammad Akib, Hukum Lingkungan
Perspektif Global dan Nasional,
Raja Grapindo Persada, Jakarta,
Edisi Revisi, 2014.
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu
Pengantar.Jakarta, 1982,
Jawade Hafdz Arsyad, Korupsi Dalam
Perspektif HAN, Sinar Grafika,
Jakarta, 2013.
Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik
Research, Bandung: Tarsito,
1978.

22

Anda mungkin juga menyukai