atau trauma (Marzoeki, 1993). Keparahan luka tergantung dari besarnya trauma yang
diterima oleh jaringan (Pavletic, 1992). Luka terjadi karena rusaknya struktur dan
fungsi anatomi normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun
eksternal dan mengenai organ tertentu. Luka dapat diklasifikasikan secara sederhana
1. Luka bersih (Clean wounds), yaitu luka bedah tak terinfeksi, tidak terjadi
segar, luka akibat kecelakaan dan operasi dengan kerusakan besar dengan
teknik aseptik atau terkontaminasi dari saluran cerna, pada kategori ini
17%.
4. Luka kotor atau infeksi (Dirty wound), ialah jenis luka yang terjadi pada
lingkungan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, termasuk juga luka akibat
lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka superficial dan
adanya tanda klinis seperti abrasi, blister atau lubang yang dangkal.
meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai
pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka
timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa
Kesembuhan Luka
Kesembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan saling berhubungan,
dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi jaringan yang rusak kembali seperti normal atau
mendekati normal.
Skin Graf
Skin Graf adalah Tindakan memindahkan bagian dari kulit yang telah di pisahkan dari tempat suplai
darah lokalnya ke lokasi lain.
Split Thickness Skin Graft (STSG)
Ada beberapa tahap pelaksanaan prosedur skin graft dengan jenis STSG, antara
lain: proses pemotongan, pelubangan, pemasukan graft, dan proses pembalutan.
a. Pemotongan
Untuk memperoleh hasil pemotongan terbaik pada graft tentunya harus ditunjang
dengan teknik pemotongan yang benar. Pemotongan pada STSG dapat ditempuh
dengan tiga cara yaitu
1. Mata pisau nomor 22
2. Pisau Humby
3. Dermatom.
b. Pelubangan
Teknik ini berguna untuk memperluas permukaan area graft hingga 9 kali
permukaan area donor. Teknik ini juga sangat berguna jika kulit donor tida cukup
untuk menutup area luka yang luas. Pelubangan pada STSG dapat ditempuh dengan
dua cara yaitu.
1. Menggunakan Mezer
2. Menggunakan Pisau 15
c. Pemasukan graft
Graft harus benar-benar diletakkan dengan benar pada daerah resipien
untuk menjamin perlekatan dasar serta proses penyembuhan. Tahap ini diakhiri
dengan penjahitan bertujuan merekatkan untuk menjaga agar graft menempel kuat
pada kulit disekitar dasar luka. Penjahitan dilakukan menggunakan Benang SILK
3/0 Cutting.
d. Pembalutan
Pembalutan dilakukan untuk memberikan tekanan yang sama pada seluruh
area graft tanpa adanya perlekatan. Pembalutan juga bertujuan untuk
mengimobilisasikan area graft dan mencegah pembentukan hematom pada bagian
bawah graft.