Anda di halaman 1dari 4

PRAKTEK DEBAT

MAPEL:BAHASA INDONESIA
KELAS: X MIA 2
MOSI:COVID-19
GURU PEMBIMBING: SUBAEDAH,S.Pd.

SMA NEGERI 4 TAKALAR


TAHUN AJARAN 2021/2022
MODERATOR
selamat siang,
siang ini kita akan mengikuti kegiatan debat antara Tim afirmasi dari SMA
pembangunan Jaya,Tim oposisi Dari SMK Nusantara,serta Tim Netral dari MA AL -
IKHLAS.
pagi ini kedua tim akan berdebat tentang "penyerapan kosakata Bahasa Asing Bukti
Ketidakmampuan Bahasa Indonesia Dalam interaksi dengan bahasa lain".
sebelum melaksanakan debat,saya Akan membacakan tata tertib debat sebagai berikut.
selanjutnya,saya berikan kesempatan kepada juru bicara setiap Tim untuk
memperkenalkan diri.
Tim Afirmasi: (memperkenalkan diri)
Tim oposisi :(memperkenalkan diri)
Tim Netral:(memperkenalkan diri)
SELAMA 3 MENIT
MODERATOR: Coronavirus atau disebut juga dengan virus corona merupakan keluarga
besar virus yang mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas ringan
hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali
dalam hidupnya.
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan,
mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa
muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19).
Mosi: Peraturan daerah memberi sanksi kepada mereka yang menolak untuk divaksin.

Tim afirmatif (Prof. Eddy Hiariej - Wakil Menteri Hukum dan HAM): Hukum adalah seni
berintepretasi. Fungsi hukum pidana tidak serta merta langsung diterapkan. Lalu, kalau misalnya
tidak mau divaksin, harus ditanyakan dulu alasannya mengapa tidak mau. Misalnya saya tidak mau
divaksin dengan vaksin A, saya maunya dengan vaksin B. Tidak menjadi persoalan. Jadi ini
bergantung pada seni berintepretasi. Selain itu, edukasi tentang kesehatan kepada masyarakat juga
menjadi hal penting. Apakah jika tidak divaksin akan menimbulkan dampak berbahaya bagi orang di
sekitarnya?

Tim kontra (Viktor Santoso Tandiasa - Penggiat Uji Materi PERDA COVID-19): Banyak kekhwatiran
yang terjadi terhadap vaksin ini. Karena dari vaksinasi baru menggunakan satu jenis vaksin,
sedangkan ada enam jenis vaksin. Lalu kemudian misalnya saya akan divaksin, nah saya akan dapat
vaksin yang mana? 'Kan belum tahu. Maka jangan sampai kalau sanksi yang ada di dalam perda ini
dikenakan kepada warga negara ketika menolak (divaksin). Warga negara dapat menggunakan
haknya dalam Pasal 5 UU Kesehatan, misalnya dia menolak untuk divaksin.
Covid
Peraturan daerah memberi sanksi kepada mereka yang menolak untuk divaksin

Afirmasi

Saya percaya bahwa pemerintah mengeluarkan peraturan wajib vaksin adalah demi kebaikan
masyarakat itu sendiri. Pemberian sedikit sanksi bagi mereka yang menolak melakukan vaksinasi
tanpa adanya alasan yang valid sekiranya bukanlah masalah, karena itu untuk mendisiplinkan
mereka.

Oposisi

Saya tidak setuju bahwa masyarakat yg menolak melakukan vaksinasi harus di berikan sanksi.
Karena, Banyak kekhwatiran yang terjadi terhadap vaksin ini, Maka jangan sampai kalau sanksi yang
ada di dalam peraturan daerah ini dikenakan kepada warga negara ketika menolak melakukan
vaksinasi. Warga negara dapat menggunakan haknya semisal dia menolak untuk divaksin.

Netral

Menurut saya, vaksinasi harus dilakukan berdasarkan kesadaran masyarakat sendiri. Masyarakat
harus diberikan hak untuk memilih ingin melakukan vaksinasi atau tidak, dan harus menyertakan
alasan yang logis semisal mereka menolak. bagi masyarakat yang menolak vaksin tetapi tidak
memiliki alasan logis sekiranya harus diberikan sedikit sanksi.

Afirmasi

Anda mungkin juga menyukai