Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN KARAKTER MAHASISWA

POLITEKNIK LP3I JAKARTA

PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan rohani dan jasmani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab, rasa sosial (bermasyarakat) dan
kebangsaan.

Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak


diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural, dan kemajemukan bangsa. Salah satu upaya dalam rangka mewujudkan
tujuan pendidikan nasional tersebut yaitu munculnya gagasan mengenai pendidikan
karakter bagi peserta didik, pelajar dan mahasiswa Indonesia. Gagasan ini muncul
dilatar belakangi oleh proses yang dilakukan dan dinilai belum sepenuhnya berhasil
dalam membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Penilaian ini didasarkan pada
banyaknya para lulusan sekolah dan sarjana yang cerdas secara intelektual, namun
tidak bermental tangguh dan berperilaku yang tidak sesuai tujuan mulia pendidikan. 

Perilaku yang tidak sesuai dengan tujuan mulia pendidikan tersebut bukan hanya
terjadi pada pelajar atau mahasiswa saja, seperti tawuran, minuman keras, dan lain
lain, tetapi juga terjadi pada kaum intelektual, misalnya tindak korupsi yang dilakukan
oleh para pejabat yang notabene adalah orang yang berpendidikan tinggi. Tindak
korupsi ini termasuk penyalahgunaan jabatan dan wewenang. Belum lagi tindak
kekerasan, padahal kita semua mengetahui dalam bermasyarakat kita harus saling
menghargai dan menghormati bukan malah main hakim sendiri.

Kelemahan atau kerusakan iman akan membuat perilaku seseorang tidak terpuji,
sehingga dapat melakukan amal perbuatan yang tercela yang tidak sesuai dengan
tuntunan agama. Oleh karena itu dalam perspektif agama, iman menjadi landasan
pundamental dalam kehidupan manusia, baru kemudian adab (karakter), menyusul
ilmu dan amal (perbuatan).

Apabila keempat unsur tersebut, yaitu iman, adab, ilmu dan amal dapat
terimplementasikan, maka akan terbentuklah generasi penerus bangsa yang memiliki
kepribadian religius, berkarakter baik (akhlakul karimah), berpikir kritis, inovatif,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang di landasi dengan iman dan
takwa (IMTAK) yang tinggi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Politeknik LP3I Jakarta (PLJ), menerapkan
kurikulum karakter bagi mahasiswanya melalui pendekatan agama yag dikemas dalam
program Mentoring Agama. Semoga Panduan Karakter yang sederhana ini dapat
dijadikan pedoman dalam menerapkan program pendidikan karakter bagi mahasiswa.
MAKSUD DAN TUJUAN

1. Agar mahasiswa dapat meningkatkan kualitas iman dan mengamalkan agama


dengan baik dan benar sesuai tuntunan Al-Qur’an dan Hadits Nabi Saw.
2. Membentuk pribadi mahasiswa yang berkarakter baik (akhlak mulia), karena dengan
memiliki karakter yang baik mereka akan mudah melakukan kebaikan dan
meninggalkan keburukan.
3. Mahasiswa memahami, bahwa menuntut ilmu merupakan bagian dari ibadah,
sehingga termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

TEKNIS PELAKSANAAN

Program ini dilaksanakan pada Semester 1 bagi seluruh mahasiswa Politeknik LP3I
Jakarta. Adapun pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) dibagi ke dalam 2 kondisi,
seperti berikut:

A. PBM Dalam Kondisi Normal

1. Lokasi Belajar

a. Di Masjid/Mushalla bagi kelompok putra


b. Di Masjid/Mushalla atau Tempat lain yang disetujui oleh kordinor agama kampus
bagi kelompok putri

2. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah Mentoring dalam arti satu orang mentor
menyampaikan materi, bimbingan dan dialog (mudzakarah) kepada kelompok
peserta belajar, dengan maksud agar mudah dipahami dan diamalkan oleh
mahasiswa/i.

3. Grouping

Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan ini, maka dibuat grouping/kelompok


belajar seperti berikut:

a. Jumlah peserta mentoring dikelompokkan sebanyak 15 mahasiswa perkelompok


b. Kelompok Putra dibimbing oleh Mentor Pria
c. Kelompok Putri dibimbing oleh Mentor Wanita
d. Pembagian kelompok diusahakan di luar jadwal perkuliahan umum.

4. Jumlah Pertemuan

Jumlah pertemuan sebanyak 12 kali tatap muka, dan 2 kali paraktek amal agama
berupa:

a. Orientasi Masjid dan Lingkungan (OML) bagi kelompok putra dan


b. Orientasi Pondok Pesantren (OPL) atau Ta’lim Masturot (TM) bagi kelompok
Putri.
5. Materi Perkuliahan

Materi perkuliahan disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) atau


Satuan Acara Pengajaran (SAP) yang dibuat dan diterbitkan oleh Direktorat
Politeknik LP3I Jakarta. Materi tersebut berhubungan dengan masalah karakter
(akhlak) bagi mahasiswa, yang dilengkapi dengan dalil Naqli (Al-Qur’an dan Hadits)
maupun dalil Aqli (pemikiran ulama), dan dikemas dalam bentuk modul (buku),
sebagai berikut:

1. Cinta Allah dan Rasul


2. Berbakti Kepada Ibu Bapak Kunci Sukses Dunia dan Akhirat
3. Akhlak Terpuji dan Tercela   
4.    Ikhlas Dalam Setiap Amal
5. Bersyukur dan Bersabar Sifat Orang Beriman
6. Jujur dan Amanah
7.    Percaya Diri dan Pekerja Keras
8. Taat Pada Pimpinan Ciri Orang Beriman
9.   Menjadi Manusia Pemurah dan Baik Hati
10.  Mengajak Kebaikan dan Mencegah Kemungkaran
11 & 12. Orientasi Masjid dan Lingkungan (OML) untuk kelompok Putra, dan
Orientasi Pondok Pesantren dan Lingkungan (OPL) untuk kelompok Putri.

6. Pembelajaran Al-Qur’an dan Hafalan Surat Pendek

Di samping materi di atas, dilaksanakan juga pembelajaran Tahsin Al-Qur’an,


dengan terlebih dahulu para Mentor melaksanakan tes lisan bacaan Al-Qur’an
mahasiswa untuk diketahui, siapa yang sudah bisa/lancar dan belum/terbata-bata.
Pembelajaran Al-Qur’an ini dilaksanakan dalam setiap pertemuan kuliah agama
dengan durasi sekira 20 - 30 menit. Tujuannya agar semua mahasiswa bisa membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan tajwidnya.

Selain pembelajaran Al-Qur’an, mahasiswa juga diwajibkan untuk menghafal


minimal 10 surat pendek/lebih (juz ‘amma), dimulai dari surat An-Naas, serta
membetulkan bacaan surat Al-Faatihah mereka.

Baik pembelajaran Al-Qur’an maupun hafalan surat pendek, keduanya dicatat dalam
formulir atau Kartu Belajar Al-Qur’an dan Hafalan Surat Pendek, sebagai bahan
evaluasi sampai sejauh mana pencapaian prestasinya.

7. Waktu belajar :

Waktu belajar diupayakan untuk tidak mengganggu jadwal belajar mata kuliah
umum, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Untuk kelas Pagi

Kegiatan belajar dan mengajar dilakukan pada siang hari, dimulai dari pukul
13.00 sampai Shalat Ashar berjama’ah.
 Untuk kelas Siang

Kegiatan belajar dan mengajar dilakukan pada pagi hari, dimulai dari pukul
10.00 sampai Shalat Dzuhur berjama’ah.

 Untuk kelas Sore dan mahasiswa kerja

Kegiatan belajar dan mengajar bagi mahasiswa kelas sore/malam/kerja, dapat


dilakukan sebagai berikut:

a. Hari Sabtu/Minggu

Dimusyawarahkan dengan mahasiswa bersangkutan untuk menentukan hari


Sabtu atau Minggu, dan waktu belajarnya, jika memungkinkan dibuat minimal 2
pertemuan/hari.

b. Atau setelah mahasiswa selesai mengikuti perkuliahan mata kuliah umum


secara keseluruhan, kemudian dilanjutkan dengan perkuliahan Mentoring
Agama (estafet). Dalam hal ini kordinator bekerjasama dengan bagian akademik
untuk membuat jadwal perkuliahan agama bagi mahasiswa dengan kondisi
tersebut.

8. Presensi Mahasiswa

Bagi mahasiswa yang beragama Islam, presensi mahasiswa terdiri dari 2 (dua) kolom,
yaitu:

a. Presensi kehadiran kuliah, yang diisi pada saat perkuliahan berupa tanda tangan
mahasiswa masing-masing.
b. Presensi Shalat berjamaah, yang diisi oleh Dosen, setelah mahasiswa melaksanakan
Shalat berjamaah.

Presensi mahasiswa dimasukkan dalam sebuah map, dilampirkan juga LKM, RPS, dan
Formulir nilai mahasiswa agar diketahui dari awal oleh para Dosen, dan
disosialisasikan kepada mahasiswa dalam kelompoknya, serta dokumen lain seperti
formulir belajar dan hafalan Al-Qur’an.

9. Sistem Penilaian

Program Pendidikan Karakter Mahasiswa ini diberikan nilai agar dapat diketahui siapa
yang lulus dan tidak. Adapun komponen nialainya adalah sebagai berikut:

No Komponen Prosentase

1 Kehadiran 10 %
2 Formatif (Tahsin Qur’an) 10 %
3 Tugas (Hafalan 10 surat pendek) 10 %
4 Ujian Tengah Semester 20 %
5 OML/TM/OPL (UAS) 30 %
6 Prilaku/Akhlak 20 %

Adapun kriteria yang digunakan:


a. Sangat memuaskan : 90 - 100
b. Memuaskan : 80 - 89
c. Baik : 70 - 79
d. Cukup : 60 - 69
e. Tidak lulus : 0 - 59

* Tanda kelulusan mahasiswa akan diberikan Sertifikat Mentoring Agama yang


ditanda tangani oleh Kepala Kampus dan Kordinator Agama kampus
bersangkutan.

10. Tata Tertib

a. Tata tertib Dosen/Mentor

1) Datang tepat waktu (10 menit sebelum perkuliahan dimulai)


2) Berpakaian Muslim & Rapi
3) Mengambil dan mengembalikan absensi pada setiap pertemuan, baik ke bagian
pendidikan maupun pada tempat yang telah diatur
4) Sebelum penyampaian materi, maka Mentor harus melakukan hal-hal sebagai
berikut :
a. Membuka dengan membaca Basmalah dan shalawat Nabi
b. Membimbing pembelajaran (tahsin) Al-Qur’an bagi mahasiswa selama 20 menit
5. Menyajikan materi yang mudah dimengerti oleh mahasiswa/i dan sesuai dengan
Satuan Acara Pengajaran (SAP) atau Silabus Pendidikan Agama, baik secara teori
maupun praktek
6. Secara hikmah menjelaskan materi dengan menghidupkan suasana dialogis
(mudzakarah)
7. Memberikan contoh sikap, perbuatan, dan perkataan yang dapat ditauladani
8. Bijaksana dalam menghadapi perbedaan pendapat atau paham (ikhtilaf)
9. Tidak membicarakan masalah politik praktis atau mengajak mahasiswa kedalam
partai
politik
10. Wajib mengisi laporan kegiatan mengajar (LKM)
11. Mengevaluasi bacaan dan gerakan shalat bagi mahasiswa setiap pertemuan minimal
2 orang secara bergantian
12. Wajib membuat soal ujian tengah semester (UTS) yang diserahkan kepada
koordinator masing-masing (bila dibutuhkan)
13. Wajib memberikan nilai akhir kepada koordinator atau bagian akademik pada waktu
yang telah ditentukan
14. Apabila berhalangan hadir, wajib memberitahukan kepada koordinator, minimal
jam
sebelum jadwal mengajar dilaksanakan
15. Wajib menyerahkan absensi mahasiswa dan laporan kegiatan belajar mengajar
kepada
koordinator atau ke bagian akademik pada setiap akhir bulan
16. Wajib mengisi Kartu Belajar Al-Qur’an dan Hafalan Surat Pendek
17. Memimpin doa penutup/kifarah majlis, setelah selesai perkuliahan
b. Tata tertib Mahasiswa

1. Datang tepat waktu (10 menit sebelum perkuliahan dimulai)


2. Berpakaian rapi (wajib) :
a. Putra : seragam kuliah atau almamater LP3I
b. Putri : pakaian muslimah dan almamater LP3I, serta membawa mukena
3. Melaksanakan shalat sunnah tahiyyatul masjid sebelum perkuliahan dimulai, dan
dianjurkan shalat duha bagi kelompok pagi
4. Membawa Al-Qur’an terjemah dalam setiap pertemuan
5. Berlaku sopan, baik terhadap dosen maupun sesama peserta kuliah agama
6. Menunggu dan wajib melaksanakan shalat berjama’ah setelah selesai perkuliahan
bersama jamaah lainnya, meskipun harus menunggu waktu shalat tiba (jika
perkuliahan selesai sebelum waktu shalat)
7. Tidak diperkenankan keluar masuk ruangan pada saat kegiatan kuliah
diselenggarakan
8. Apabila izin atau sakit, harus membuat surat dari orang tua atau surat keterangan
sakit dari dokter bagi yang sakit dan diserahkan kepada dosen agamanya masing-
masing, maksimal pada pertemuan berikutnya.
9. Membuat dan menyerahkan tugas yang diberikan oleh dosen / mentor tepat pada
waktunya
10. Tidak diperkenankan mengaktifkan handphon (HP) atau alat elektronik lainnya saat
belajar
11. Wajib melaksanakan shalat berjamaah atau awal waktu baik saat mentoring, maupun
ketika berada dilingkungan kampus LP3I, maupun diluar kampus LP3I

Sanksi-sanksi :
1. Apabila terlambat lebih dari 15 menit, dianggap tidak hadir, tetapi diperkenankan
mengikuti perkuliahan agama
2. Apabila tidak hadir lebih dari 2 kali selama satu semester dianggap mengundurkan
diri dan tidak lulus mata kuliah pendidikan agama (kehadiran minimal 80%), serta
tidak mendapatkan nilai atau sertifikat mentoring agama.
3. Jika tidak lulus mata kuliah mentoring agama semester 1, maka tidak bisa mengikuti
Mata kuliah agama semester 2 dan tidak mendapatkan sertifikat, serta tidak berhak
mendapatkan magang dan penempatan kerja dari LP3I.

B. PBM Dalam Kondisi Pandemi

Dalam masa pendemi PBM dilakukan secara daring (on line) dengan menggunakan
fasilitas aplikasi, seperti WhatsApp, Google Zoom, Google Meet, dan lain-lain), sebagai
penunjang/fasilitas perkuliahan.
1. Lokasi Belajar

Di rumah atau tempat lain yang dapat dijangkau oleh aplikasi pendukung.

2. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah Mentoring dalam arti satu orang mentor
menyampaikan materi, bimbingan dan dialog (mudzakarah) kepada kelompok
peserta belajar, dengan maksud agar mudah dipahami dan diamalkan oleh
mahasiswa/i.

3. Grouping

Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan ini, maka dibuat grouping/kelompok


belajar seperti berikut:

a. Jumlah peserta mentoring dikelompokkan sebanyak 15 mahasiswa perkelompok


b. Kelompok Putra dibimbing oleh Mentor Pria
c. Kelompok Putri dibimbing oleh Mentor Wanita
d. Pembagian kelompok diusahakan di luar jadwal perkuliahan umum.

4. Jumlah Pertemuan

Jumlah pertemuan sebanyak 12 kali tatap muka, dan 2 kali paraktek amal agama
berupa:

a. Orientasi Masjid dan Lingkungan (OML) bagi kelompok putra dan


b. Orientasi Pondok Pesantren (OPL) atau Ta’lim Masturot (TM) bagi kelompok
Putri.

Metode ini dapat dilakukan secara on line dengan materi yang dapat disesuaikan
dengan kondisi pandemi.

5. Materi Perkuliahan

Materi perkuliahan disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) atau


Satuan Acara Pengajaran (SAP) yang dibuat dan diterbitkan oleh Direktorat
Politeknik LP3I Jakarta. Materi tersebut berhubungan dengan masalah karakter
(akhlak) bagi mahasiswa, yang dilengkapi dengan dalil Naqli (Al-Qur’an dan Hadits)
maupun alil Aqli (pemikiran ulama), sebagai berikut:

1. Cinta dan Takut hanya kepada Allah


2. Cinta Rasulullah dan Mengikuti Ajarannya
3. Cinta Agama dan Mengamalkan Agama
4. Akhlak Terpuji dan Tercela   
5.    Ikhlas Dalam Setiap Amal
6. Bersyukur Atas Segala Nikmat
7. Jujur dan Amanah Dalam Bekerja
8.    Percaya Diri dan Pekerja Keras
9. Sabar dan Tidak Mudah Putus Asa
10.  Taat Pada Pimpinan
11.  Toleransi dan Suka Menolong
12. Berdoa dan Tawakkal
13. & 14. Orientasi Masjid dan Lingkungan (OML) untuk kelompok Putra, dan
Orientasi Pondok Pesantren dan Lingkungan (OPL) untuk kelompok Putri.
Materi di atas akan dilengkapi dalam bentuk Modul atau Buku Ajar Mentoring
Agama Islam.

7. Pembelajaran Al-Qur’an dan Hafalan Surat Pendek

Di samping materi di atas, dilaksanakan juga pembelajaran Tahsin Al-Qur’an,


dengan terlebih dahulu para Mentor melaksanakan tes lisan bacaan Al-Qur’an
mahasiswa untuk diketahui, siapa yang sudah bisa/lancar dan belum/terbata-bata.
Pembelajaran Al-Qur’an ini dilaksanakan dalam setiap pertemuan kuliah agama
dengan durasi sekira 20 - 30 menit. Tujuannya agar semua mahasiswa bisa membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan tajwidnya.

Selain pembelajaran Al-Qur’an, mahasiswa juga diwajibkan untuk menghafal


minimal 10 surat pendek/lebih (juz ‘amma), dimulai dari surat An-Naas, serta
membetulkan bacaan surat Al-Faatihah mereka.

Baik pembelajaran Al-Qur’an maupun hafalan surat pendek, keduanya dicatat dalam
formulir atau Kartu Belajar Al-Qur’an dan Hafalan Surat Pendek, sebagai bahan
evaluasi sampai sejauh mana pencapaian prestasinya.

7. Waktu belajar :

Waktu belajar diupayakan untuk tidak mengganggu jadwal belajar mata kuliah
umum, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Untuk kelas Pagi

Kegiatan belajar dan mengajar dilakukan pada siang hari, dimulai dari pukul
13.00 sampai Shalat Ashar berjama’ah.

 Untuk kelas Siang

Kegiatan belajar dan mengajar dilakukan pada pagi hari, dimulai dari pukul
10.00 sampai Shalat Dzuhur berjama’ah.

 Untuk kelas Sore dan mahasiswa kerja

Kegiatan belajar dan mengajar bagi mahasiswa kelas sore/malam/kerja, dapat


dilakukan sebagai berikut:
c. Hari Sabtu/Minggu

Dimusyawarahkan dengan mahasiswa bersangkutan untuk menentukan hari


Sabtu atau Minggu, dan waktu belajarnya, jika memungkinkan dibuat minimal 2
pertemuan/hari.

d. Atau setelah mahasiswa selesai mengikuti perkuliahan mata kuliah umum


secara keseluruhan, kemudian dilanjutkan dengan perkuliahan Mentoring
Agama (estafet). Dalam hal ini kordinator bekerjasama dengan bagian akademik
untuk membuat jadwal perkuliahan agama bagi mahasiswa dengan kondisi
tersebut.
8. Presensi Mahasiswa

Bagi mahasiswa yang beragama Islam, presensi mahasiswa terdiri dari 2 (dua) kolom,
yaitu:

b. Presensi kehadiran kuliah, yang diisi pada saat perkuliahan berupa tanda tangan
mahasiswa masing-masing.
b. Presensi Shalat berjamaah, yang diisi oleh Dosen, setelah mahasiswa melaksanakan
Shalat berjamaah.

Presensi mahasiswa dimasukkan dalam sebuah map, dilampirkan juga LKM, RPS, dan
Formulir nilai mahasiswa agar diketahui dari awal oleh para Dosen, dan
disosialisasikan kepada mahasiswa dalam kelompoknya, serta dokumen lain seperti
formulir belajar dan hafalan Al-Qur’an.

10. Sistem Penilaian

Program Pendidikan Karakter Mahasiswa ini diberikan nilai agar dapat diketahui siapa
yang lulus dan tidak. Adapun komponen nialainya adalah sebagai berikut:

No Komponen Prosentase

1 Kehadiran 10 %
2 Formatif (Tahsin Qur’an) 10 %
3 Tugas (Hafalan 10 surat pendek) 10 %
4 Ujian Tengah Semester 20 %
5 OML/TM/OPL 30 %
6 Prilaku/Akhlak 20 %

Adapun kriteria yang digunakan:


f. Sangat memuaskan : 90 - 100
g. Memuaskan : 80 - 89
h. Baik : 70 - 79
i. Cukup : 60 - 69
j. Tidak lulus : 0 - 59

* Tanda kelulusan mahasiswa akan diberikan Sertifikat Mentoring Agama yang


ditanda tangani oleh Kepala Kampus dan Kordinator Agama kampus
bersangkutan.

11. Tata Tertib

c. Tata tertib Dosen/Mentor


1) Datang tepat waktu (10 menit sebelum perkuliahan dimulai)
2) Berpakaian Muslim & Rapi
3) Mengambil dan mengembalikan absensi pada setiap pertemuan, baik ke bagian
pendidikan maupun pada tempat yang telah diatur
4) Sebelum penyampaian materi, maka Mentor harus melakukan hal-hal sebagai
berikut :
c. Membuka dengan membaca Basmalah dan shalawat Nabi
d. Membimbing pembelajaran (tahsin) Al-Qur’an bagi mahasiswa selama 20
menit
6) Menyajikan materi yang mudah dimengerti oleh mahasiswa/i dan sesuai
dengan Satuan Acara Pengajaran (SAP) atau Silabus Pendidikan Agama, baik
secara teori maupun praktek
7) Secara hikmah menjelaskan materi dengan menghidupkan suasana dialogis
(mudzakarah)
8) Memberikan contoh sikap, perbuatan, dan perkataan yang dapat ditauladani
9) Bijaksana dalam menghadapi perbedaan pendapat atau paham (ikhtilaf)
10) Tidak membicarakan masalah politik praktis atau mengajak mahasiswa
kedalam partai politik
11) Wajib mengisi laporan kegiatan mengajar (LKM)
12) Mengevaluasi bacaan dan gerakan shalat bagi mahasiswa setiap pertemuan
minimal 2 orang secara bergantian
13) Wajib membuat soal ujian tengah semester (UTS) yang diserahkan kepada
koordinator masing-masing (bila dibutuhkan)
14) Wajib memberikan nilai akhir kepada koordinator atau bagian akademik pada
waktu yang telah ditentukan
15) Apabila berhalangan hadir, wajib memberitahukan kepada koordinator,
minimal 24 jam sebelum jadwal mengajar dilaksanakan
16) Wajib menyerahkan absensi mahasiswa dan laporan kegiatan belajar
mengajar kepada koordinator atau ke bagian akademik pada setiap akhir bulan
17) Wajib mengisi Kartu Belajar Al-Qur’an dan Hafalan Surat Pendek
18) Memimpin doa penutup/kifarah majlis, setelah selesai perkuliahan

d. Tata tertib Mahasiswa

12. Datang tepat waktu (10 menit sebelum perkuliahan dimulai)


13. Berpakaian rapi (wajib) :
a. Putra : seragam kuliah atau almamater LP3I
b. Putri : pakaian muslimah dan almamater LP3I, serta membawa mukena
14. Melaksanakan shalat sunnah tahiyyatul masjid sebelum perkuliahan dimulai, dan
dianjurkan shalat duha bagi kelompok pagi
15. Membawa Al-Qur’an terjemah dalam setiap pertemuan
16. Berlaku sopan, baik terhadap dosen maupun sesama peserta kuliah agama
17. Menunggu dan wajib melaksanakan shalat berjama’ah setelah selesai perkuliahan
bersama jamaah lainnya, meskipun harus menunggu waktu shalat tiba (jika
perkuliahan selesai sebelum waktu shalat)
18. Tidak diperkenankan keluar masuk ruangan pada saat kegiatan kuliah
diselenggarakan
19. Apabila izin atau sakit, harus membuat surat dari orang tua atau surat keterangan
sakit dari dokter bagi yang sakit dan diserahkan kepada dosen agamanya masing-
masing, maksimal pada pertemuan berikutnya.
20. Membuat dan menyerahkan tugas yang diberikan oleh dosen / mentor tepat pada
waktunya
21. Tidak diperkenankan mengaktifkan handphon (HP) atau alat elektronik lainnya saat
belajar
22. Wajib melaksanakan shalat berjamaah atau awal waktu baik saat mentoring, maupun
ketika berada dilingkungan kampus LP3I, maupun diluar kampus LP3I

Sanksi-sanksi :
4. Apabila terlambat lebih dari 15 menit, dianggap tidak hadir, tetapi diperkenankan
mengikuti perkuliahan agama
5. Apabila tidak hadir lebih dari 2 kali selama satu semester dianggap mengundurkan
diri dan tidak lulus mata kuliah pendidikan agama (kehadiran minimal 80%), serta
tidak mendapatkan nilai atau sertifikat mentoring agama.
6. Jika tidak lulus mata kuliah mentoring agama semester 1, maka tidak bisa mengikuti
Mata kuliah agama semester 2 dan tidak mendapatkan sertifikat, serta tidak berhak
mendapatkan magang dan penempatan kerja dari LP3I.

PENUTUP

Demikian Panduan Perkuliahan karakter mahasiswa ini dibuat untuk dilaksankan


dengan sebaik-baiknya oleh semua kampus Politeknik LP3I Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai