Anda di halaman 1dari 2

Syekh Abdul Qadir Al,Jailani mengatakan: "Saudaraku, kalian belum berarti apa-apa.

Islam kalian
dianggap tidak sah! Kalian mengucapkan La ilaha illa Allah, namun mendustakannya, karena dalam batin
kalian terdapat banyak tuhan. Rasa takut kalian pada penguasa dan pemimpin berarti mempertuhankan
mereka. Bersandar pada usaha, kekuatan, dan kekejaman, berarti telah menganggap itu sebagai tuhan.
Melihat baik dan buruk, pemberian dan penolakan makhluk, berarti kalian menjadikan hal tersebut
sebagai tuhan kalian. Bagaimana kalian katakan La ilaha illa Allah, sedangkan di hatimu terdapat banyak
tuhan. Intinya, segala sesuatu selain Allah yang menjadi sandaran dan perlindungan kalian adalah
berhala kalian. Tauhid tidak bermakna apa-apa jika disertai dengan syirik dalam hatimu. Maka,
tinggalkan kemusyrikan! Bertauhidlah kepada Allah! Dialah pencipta segala sesuatu, wahai pencari
sesuatu selain Allah." ---Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Fath Rabani

"Keselamatan Jasad berapa pada makanan yang sedikit, Keselamatan Ruh terdapat pada sedikitnya
melakukan dosa, dan keselamatan agama terdapat pada shalawat atas baginda Rasulullah saw"

Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum wr wbr Salam Sang Sejati 🙏 Segala Puji bagi Allah semata
yang telah memuliakan Anak cucu Adam (Manusia) dan memilih dari jumlah manusia itu sejumlah
Ulama-ulama. Dan Allah memilih pula dari golongan itu mereka yang zahid. # Allah utamakan dari
golongn-glongan tersebut mereka yang Arifin (Ahli Ma’rifat ) kepda Allah, sifat-sifatNya serta asmaNya.
Allah rasakan pula buat mereka kelezatan cinta kasih dan Allah tunjukkan pula untuk mereka hakekat
segala sesuatu di bumi dan di langit. Sholawat dan salam terhadap junjungan kita Muhammad SAW
penutup segala Nabi-nabi yang Ia ciptakan NUR MUHAMMAD itu dari DZAT-NYA dan Ia ciptakan pula
segala sesuatu itu daripada NUR MUHAMMAD Shalawat dan salam untuk seluruh Sahabat Beliau
sebagai Pimpinan Para Auliya Demikian juga selanjutnya sholawat dan salam untuk para Tabi’in dan
Tabi’it tabi’in semoga kebaikan selalu buat mereka sampai Hari Pembalasan.# Aamiinn Tak perlu susah-
susah mencari karena yg mencari itulah yg di cari Mesrakan saja dalam segala gerak dan diam kita
bahwa semuanya karena qudrat dan irodatnya Wallahu kholaqokum wama ta'malun ashofat 96 Apapun
itu bentuknya Baik pada bentuk (rupa) dan isi (hakekatnya) seperti Iman dan Taat. Jelek pada bentuk
(rupa) namun baik pada pengertian isi (hakekat) seperti KUFUR dan MAKSIAT Dikatakan ini jelek pada
bentuk karena adanya ketentuan hukum/syara yang mengatakan demikian Dikatakan baik pada
pengertian isi (hakekat) karena hal itu adalah suatu ketentuan dan perbuatan dari Allah Yang Maha Baik
Maka “Kaifiyat” (cara) untuk melakukan pandangan (Syuhud/musyahadah) sebagaimana dimaksudkan di
atas ialah : “Setiap apapun yang disaksikan oleh mata hendaklah di tanggapi oleh hati, bahwa semua itu
adalah AF’AL (perbuatan) dari pada Allah SWT" Tidaklah Engkau yang melempar (Hai Muhammad) tetapi
Allah-lah yang melemparkan ketika Engkau melempar al-anfal 17 Imam Gazali juga menyampaikan
bahwa perbuatan Allah adalah total atas segala sesuatu yang terjadi atas makhlukNya seperti yang
disampaikan : “Dari Dialah, kebaikan dan keburukan, manfaat dan mudharat dan iman dan kekufuran.”
Namun demikian lihatlah kenyataan, banyak orang tidaklah demikian, terutama bagi orang yang tiada
beriman dan hanya mengaku-ngaku beriman. sudah tentu kesadaran ini dipertanyakan. Dirinya akan
mengatakan kalau gerak dan perbuatannya adalah murni dari hasil usaha dirinya sendiri. Dalam kitab
Maghfirotul Qulub disampaikan bahwa Kekuasaan dan Kehendak Allah (Qudrat dan Iradat) tidaklah
dapat ditembus oleh kehendak dan kemauan manusia dan bila itu dilakukan, hanyalah menjadikan bukti
kelemahan dan keaiban manusia dihadapan Allah. Karena itu menjadi jelas hanya manusia yang
mengikhtiarkan ke jalan selamat sajalah yang tidak akan penasaran dan bingung soal hal ini dengan tidak
mendambakan pada kemampuan  dan kekuatan sendiri. Seharusnya orang yang mengandalkan kepada
perbuatan diri sendiri hendaknya dapat merenung hal-hal yang mendukung geraknya baik yang dari
dalam maupun dari luar. sebagai contoh yang dari dalam, siapa yang kuasa atas gerak matanya, gerak
kemauannya, gerak fikiran, hatinya, gerak denyut jantungnya setiap saat. Kemudian faktor dari luar
siapa yang mengaruniakan udara, oksigen, cuaca yang baik dan orang-orang yang mendukungnya atas
pekerjaan yang dilakukan apa iya itu hasil sendiri?. Maka jawablah pertanyaan itu. Bila ini diteruskan
dan sportif,  maka diri pastilah mengakui kelemahan itu, karena tidak semuanya berada dalam
jangkauan dan kemampuan dirinya, Allahlah dibalik semua keadaan itu.  Dalam hal ini dirinya berada
dalam kondisi fana. Dalam kitab Futuhul Ghaib, Sheikh Abdul Qadir Jailani mengatakan : Bahwa
janganlan bergantung kepada dirimu sendiri dalam hal hal yang bersangkutan dengan dirimu.
Serahkanlah dan sandarkanlah kepada Allah, karena Dialah yang memelihara dan menjaga segalanya.
Awalin dan akhirin, Dialah yang menjaga dirimu sejak dalam rahim dan memelihara kamu saat masih
bayi. Tanda-tanda seseorang sudah tidak lagi bergantung kepada diri sendiri dengan bersandar kepada
Allah adalah apabila seseorang itu sudah tidak lagi bergantung pada kebutuhan-kebutuhannya. Dirinya
mantap berkeyakinan bahwa sudah tidak ada tujuan dan maksud lain dari perbuatannya kecuali berbuat
karena Allah SWT Mudah-mudahan bermanfaat Wassalamualaikum wr wbr🙏

Anda mungkin juga menyukai