NIM : 118290030
Pada dasarnya Dataran Tinggi Tibet tidak begitu diperlukan untuk membentuk
monsoon Asia Timur, namun dataran tersebut memiliki peran untuk meningkatkan
aktivitasnya. Pada 5km atau lebih tinggi di atas muka laut, dataran tinggi memiliki
kedudukan yang lebih tinggi di atmosfer dan oleh karena itu udara di atasnya menjadi lebih
cepat naik suhunya daripada udara yang berada di ketinggian yang lebih rendah. Karena
udara di dataran Tibet itu lebih hangat daripada udara sejuk sekitarnya, maka udara tersebut
naik dan bertindak sebagai pompa udara panas, yang menghisap lebih banyak udara untuk
menggantikan posisinya sehingga terjadi sirkulasi aliran udara dan meningkatkan peredaran
atau pergerakan monsoon Asia Timur.
Monsoon di Asia Timur secara khusus disebabkan oleh kedudukan geografi dan
topografi serta sedikit peran dari konsentrasi CO₂ di udara yang menimbulkan pemanasan
lapisan atmosfer. Adapun hal yang meyakinkan konsentrasi CO₂ cukup berperan adalah
karena model iklim menunjukkan perjanjian dengan data geologi melalui masa lalu. Ini
bermakna kita mempunyai keyakinan yang lebih besar bahawa model iklim dapat
meramalkan dengan tepat bagaimana monsun akan memberi respon pada abad yang akan
datang kerana manusia terus melepaskan lebih banyak CO₂ ke atmosfer.
Secara umum pergerakan Monsoon Asia Timur Ini didorong oleh perbedaan suhu
antara benua Asia Timur dan Samudra Pasifik. Musim hujan Asia Timur dibagi menjadi
musim panas yang hangat dan basah serta musim dingin yang kering dan musim dingin.
Musim dingin dan musim dingin yang kering ini bertanggung jawab atas pengendapan debu
dan pedogenesis yang mengakibatkan terciptanya Dataran Tinggi Loess. Musim hujan juga
mempengaruhi pola cuaca di utara hingga Siberia, sehingga menyebabkan musim panas
basah yang kontras dengan musim dingin dan kering yang disebabkan oleh Dataran Tinggi
Siberia, yang mengimbangi efek musim hujan pada garis lintang utara.
Di sebagian besar tahun, aliran monsoon Asia Timur bergeser dalam pola yang dapat
diprediksi, dengan angin yang mengarah ke tenggara pada akhir Juni, membawa curah hujan
yang signifikan ke wilayah tersebut, mengakibatkan musim hujan di Asia Timur karena batas
monsun bergerak ke utara selama musim semi dan musim panas. Hal ini menyebabkan
lonjakan curah hujan yang dapat diandalkan pada bulan Juli dan Agustus. Namun, pola ini
terkadang gagal, menyebabkan kekeringan dan gagal panen. Pada musim dingin, angin
bertiup ke arah timur laut dan pita curah hujan monsun bergerak kembali ke selatan, dan
curah hujan yang intens terjadi di Cina bagian selatan dan Taiwan.
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Muson_Asia_Timur
https://en.wikipedia.org/wiki/East_Asian_Monsoon
https://ms.climateimpactnews.com/impact/weather/4184-the-east-asian-monsoon-is-many-
millions-of-years-older-than-we-thought