Anda di halaman 1dari 4

ILMU KEBUMIAN

CUACA DAN IKLIM

PUTU ANANDIA PRATIWI NIM 1613071009

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2017
1. Mengapa di Indonesia memiliki dua musim tidak seperti di negara lain yang memiliki empat
musim ?

Jawab :

Karena Indonesia terletak di garis khatulistiwa atau garis equator sehingga beriklim tropis.
Iklim tropis ialah iklim yang terletak pada garis khatulistiwa dan selalu mengalami dua musim
yaitu musim kemarau dan penghujan dan mendapat sinar matahari yang merata setiap
tahunnya. Selain itu, dikarenakan pergergerakan semu matahari. Pergerakan semu matahari
menyebabkan angin yang dikenal dengan Monsun dan melewati wilayah Indonesia. Angin ini
merupakan angin yang bertiup dari benua Asia menuju Australia dan juga sebaliknya dan
menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia. Pada bulan Mei – September,
matahari saat itu berada di bagian bumi utara, akibatnya tekanan udara di wilayah utara
khatulistiwa menjadi rendah, sehingga udara akan bergerak dari daerah selatan khatulistiwa
(Australia) menuju utara Khatulistiwa (Asia). Angin yang terjadi saat itu adalah Monsun
Australia. Angin ini merupakan angin yang bergerak dari Australia menuju Asia dan melewati
wilayah Indonesia. Angin ini membawa udara yang bersifat kering dan dingin, oleh sebab itu
saat terjadi angin ini maka Indonesia mengalami musim kemarau.

Sebaliknya saat bulan November – Maret, matahari berada di bagian bumi selatan. Tekanan
udara di wilayah selatan khatulistiwa akan rendah sehingga angin akan bergerak dari wilayah
utara khatulistiwa (Asia) menuju selatan khatulistiwa (Australia). Angin yang terjadi adalah
Monsun Asia. Angin ini melewati wilayah Indonesia dengan membawa massa udara yang
bersifat basah dan lembab, oleh karena itu pada bulan-bulan tersebut Indonesia akan
mengalami musim hujan.

Pada bulan April dan Oktober Indonesia mengalami musim Pancaroba (peralihan). Bulan
April merupakan peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Di daerah Jawa bulan ini
dikenal dengan nama “Mangsa Mareng”. Sebaliknya pada bulan Oktober merupakan
peralihan antara musim kemarau ke musim hujan atau dikenal dengan nama “Mangsa
Labuh”.
1. Mengapa musim di Indonesia tidak menentu ?

Jawab :

Musim di Indonesia tidak menentu disebabkan oleh global warming atau pemanasan global.
Global warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan
Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan
abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca
akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca. Meningkatnya suhu global diperkirakan
akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intensitas fenomena musim yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola
presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian,
hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Ada beberapa penyebab terjadinya
Global Warming, diantaranya:

1. Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit)
yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Efek rumah kaca disebabkan
karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer.
Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar
minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan
tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

2. Efek Umpan balik : Analisis penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai
proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada
kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada
awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap
air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah
jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek
rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO 2
sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara,
kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara
menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena
CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. Efek umpan balik karena pengaruh awan
sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan
memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan
efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar
Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan.
Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada
beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini
sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila
dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar
125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke
Empat).

Singkatnya, musim tak menentu dikarenakan oleh naiknya suhu bumi. Jika suhunya lebih
tinggi maka air laut lebih cepat berevaporasi menjadi awan, hujan dan kemudian musim,
badai dan hujan. Musim itu adalah proses alami untuk mendistribusi panas supaya merata di
maka bumi. Cara pemerataan suhu bumi itu ada hubungannya dengan distributsi air melalui
awan dan hujan. Lebih tinggi perbedahan suhu dari bagian bumi tertentu dengan yg lain lebih
cepat pergerakan angin, awan, hujan dan badai. Musim yang tidak menentu sekarang di
sebabkan ketinggian suhu yang meningkat terus yg mempercepat reaksi bumi untuk
mengimbangan ketidak stabilnya yang drastis.

Anda mungkin juga menyukai