Anda di halaman 1dari 13

Venture Capital

Sumber : id.techinasia dan 1000startupdigital.id


Venture Capital atau biasa disingkat VC merupakan elemen yang tidak bisa
dilepaskan dalam dunia startup
Apa itu Venture Capital?

• Venture Capital (VC) adalah modal dalam bentuk uang yang diberikan
kepada startup yang potensial dan sedang berkembang. Mereka yang
menjalankan aktivitas manajemen dan administrasi pendanaan, penyaluran,
serta pengawasan VC ini biasa disebut Venture Capital fund atau Venture
Capitalist. Jadi Venture Capital adalah uangnya, dan Venture Capitalist adalah
mereka yang menjalankan bisnisnya.
Apa itu Venture Capital?

• Venture Capitalist sederhananya, punya proyeksi keuntungan dari


kepemilikan yang mereka dapatkan dari perusahaan yang mereka berikan
investasi. Mereka sendiri bisa punya uang untuk alokasi investasi startup
karena mereka diinvestasi juga dari investor mereka yang biasa disebut
Limited Partners (LP). LP ini biasanya adalah para orang-orang super kaya,
perusahaan keluarga, dana pensiun, dana mengendap (endowment), atau
sumber-sumber lainnya yang bisa banyak macam jenisnya.
• Venture capital (VC) merupakan sebuah lembaga keuangan yang memberikan
pendanaan kepada berbagai startup, yang kemudian ditukar dengan saham
kepemilikan dari startup tersebut
Uang yang dimiliki VC tidak turun dari langit

Di Indonesia sendiri, ada berbagai jenis


VC dengan investor yang berbeda-beda.
Contohnya adalah MDI Ventures yang
merupakan VC milik Telkom, SMDV
yang didukung oleh Sinar Mas Group,
serta Venturra Capital yang mendapat
dana dari Lippo Group.
VC mempunyai “masa hidup”
Ketika memberikan sebuah pendanaan, para investor atau
LP dari sebuah VC biasanya akan menentukan seberapa
besar keuntungan yang mereka harapkan (biasanya sekitar
tiga hingga lima kali lipat), serta kapan VC tersebut harus
mengembalikan dana kepada para LP.

“Umur dari sebuah investasi yang diberikan pada VC bisa


bervariasi, mulai dari empat tahun hingga sepuluh tahun,”
ujar Joshua. Umur dari investasi ini secara tidak langsung
akan menentukan kapan sebuah startup sebaiknya (atau
bahkan harus) “mengembalikan” dana dari VC tersebut,
baik dengan cara membuka pendanaan lanjutan maupun
masuk ke bursa saham.
Bagaimana VC mendapat keuntungan?

• Setiap VC biasanya mempunyai dua jenis sumber pemasukan, yaitu Management Fee dan
Carried Interest. Management Fee adalah biaya operasional yang harus diberikan para LP di
awal investasi, dan tidak bisa ditarik kembali. Management Fee ini biasanya berkisar antara
dua hingga tiga persen dari total investasi.
• Sebagai contoh, sebuah VC A mendapat investasi sebesar Rp100 miliar yang harus
dikembalikan dalam jangka waktu empat tahun. Apabila VC A tersebut membebankan
Management Fee sebesar dua persen, maka mereka akan mendapat biaya operasional senilai
Rp2 miliar, alias Rp500 juta per tahun.
• Adapun Carried Interest, adalah biaya yang dibebankan VC kepada investor mereka untuk
setiap keuntungan dari investasi yang mereka lakukan. Besaran dari Carried Interest ini
biasanya sekitar 20 hingga 30 persen.
Bagaimana VC mendapat keuntungan?
• Sebagai contoh, VC A menginvestasikan dana sebesar Rp10 miliar untuk kepemilikan saham 20 persen di
startup B. Apabila empat tahun kemudian startup B diakuisisi oleh startup lain dengan nilai Rp200 miliar,
maka nilai saham VC A tentu akan naik menjadi Rp40 miliar.

• Selisih antara nilai saat akuisisi (Rp40 miliar) dan nilai investasi awal (Rp10 miliar) yang berjumlah Rp30 miliar
akan disebut sebagai keuntungan investasi. Apabila VC A membebankan Carried Interest sebesar 20 persen
dari keuntungan investasi tersebut, maka mereka akan mendapatkan dana sebesar Rp6 miliar.

• “VC dengan kemampuan investasi yang telah teruji, biasanya akan membebankan Management Fee yang
kecil, namun dengan Carried Interest yang lebih besar kepada para investor mereka,” ujar Joshua.
Setiap VC melakukan investasi yang berbeda-
beda
• Hal-hal yang disebutkan di atas, mulai dari karakter LP yang memberikan investasi kepada VC, besaran
keuntungan yang mereka harapkan, hingga umur dari pendanaan yang diberikan, akan mempengaruhi
bagaimana sebuah VC menentukan startup yang akan diberi investasi.

• “MDI Ventures contohnya, merupakan VC yang mendapat dana dari Telkom. Oleh karena itu, kami akan
memprioritaskan startup yang bisa mendukung layanan-layanan milik Telkom,” jelas Joshua.

• Para VC pun mempunyai prioritas untuk berinvestasi pada tahapan yang berbeda-beda. Sebagai contoh East
Ventures dan 500 Startups yang biasanya berinvestasi di pendanaan awal, sedangkan MDI Ventures dan
Monk’s Hill Ventures cenderung memberi pendanaan di tahap Seri A maupun Seri B.
Valuasi dari startup adalah “harga jual”

• Mengutip kata-kata seorang profesor keuangan bernama Aswath Damodaran, Joshua menjelaskan kalau
valuasi yang diberikan VC kepada sebuah startup sebenarnya bukanlah merupakan penilaian atas bisnis yang
dijalankan oleh startup tersebut. Valuasi itu justru merupakan “harga jual” dari startup tersebut di kemudian
hari.

• Damodaran menjelaskan kalau VC akan berusaha menekan “harga” dari sebuah startup ketika mereka akan
berinvestasi. Setelah itu, mereka akan berusaha membantu startup tersebut dalam memperbaiki cashflow dan
mendapat keuntungan, agar bisa “dijual” kembali dengan harga yang tinggi.

• “Untuk sukses dalam bisnis VC, kamu tak hanya perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk masuk ke
dalam sebuah bisnis, namun yang lebih penting adalah kamu harus memperhitungkan kapan waktu yang tepat
untuk keluar,” jelas Damodaran.
VC suka melakukan investasi secara bersamaan

VC merupakan sebuah bisnis yang


penuh risiko. Oleh karena itu, ketika
memberi investasi, biasanya sebuah VC
akan melakukannya bersama-sama
dengan VC lain demi mengurangi risiko
tersebut.

“Karena itu, penting bagi sebuah startup


untuk menjalin komunikasi tak hanya
dengan satu VC ketika menggalang
pendanaan,” ujar Joshua.

Anda mungkin juga menyukai