MATERI KOLABORASI
Nama Siswa :
Mata Pelajaran : Sosiologi, Geografi, Sejarah PMT
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
Kelas/Semester : XI IPS/Genap
Pembentukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Untuk menarik simpati rakyat setempat, Nippon
pada tahun 1963 menjadi salah satu jalan melakukan pelbagai propaganda. Misalnya,
merekauntuk mencapai kemerdekaan mereka dari disebarkanlah isu bahwa Jepang adalah “saudara
Indonesia. Pada masa awal dibentuknya organisasi tua” bangsa Indonesia; kedatangannya mengusir
ini terdiri dari dua faksi, yaitu faksi yang kolonialisme Barat untuk selama-lamanya.
dipelopori oleh Asser Demtekay dan Terianus Pemerintah pendudukan Jepang yang berpusat di
Aronggoar. Penyebab lain kuatnya gerakan ini Jakarta juga menyebarkan kampanye “3A”, yaitu
adalah merdekanya Papua Niew Guenna (PNG) semboyan “Nippon Cahaya Asia, Nippon
dari Indonesia pada 16 November 1957,
Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia".
bersamaan pula wilayah ini berbatasan langsung
Semula, pernyataan tersebut diterima
dengan wilayah Papua Barat.
gegap-gempita masyarakat Indonesia. Namun,
OPM semakin kuat kedudukannya didukung perasaan optimistis itu berubah menjadi
dengan beberapa sebab, yaitu adanya deskriminasi pesimisme dan bahkan kebencian. Faktanya,
terhadap pembangunan ekonomi, marjinalisasi
masyarakat Papua Barat yang terjadi puncaknya tentara Jepang bertindak sangat kejam terhadap
pada masa Orde Baru. warga tempatan.
Polisi rahasia Jepang (kenpeitai) juga sangat
Sumber : kompasiana.com ditakuti masyarakat. Kenpeitai bahkan dirasakan
lebih kejam daripada polisi kolonial pada zaman
penjajahan Belanda. Sebab, para personelnya suka
main pukul dan tendang kepada siapa saja yang
dianggap mencurigakan.
Rakyat diimpit suasana mencekam. Hampir setiap
malam, sering kali terdengar sirene kuso keho,
penanda bahaya serangan udara dari tentara
Sekutu. Semua orang cepat-cepat mematikan
lampu rumah, lalu melarikan diri ke bungker
terdekat. Pemerintah pendudukan Jepang
mewajibkan setiap rukun warga (tonarigumi)
untuk membuat goa tempat perlindungan yang
bisa diisi kira-kira lima orang.
• Menurut kalian sebutkan perbedaan yang terjadi pada konflik yang terjadi pada studi kasus 1
dan 2 ! (minimal 2)
• Analisilah bentuk konflik menggunakan teori konflik dari salah satu tokoh sosiologi !
• Amatilah kedua konflik diatas kemudian tulislah , perubahan-perubahan yang ditimbulkan akibat
konflik diatas yang berkaitan dengan keragaman budaya !
1. studi kasus 1 merupakan konflik antar kelompok sosial,sedangkan studi kasus 2 merupakan
konflik antar negara
2. kerterlibatan dalam konflik 1 kebanyakan hanyalah orang papua,sedangkan untuk studi kasus
2 melibatkan hampir seluruh warga jepang dan Indonesia bahkan belanda pun juga ikut
terlibat
menurut saya, 2 studi kasus tersebut menyangkut kekuasaan dan kepentingan sebuah kelompok yang
terhubung dalam sistem.Sebagaimana dalam teori yang diungkapkan oleh Ralf Dahrendorf,dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa 2 studi kasus diatas merupakan konflik yang melibatkan golongan
yang terhubung dalam suatu sistem.