Anda di halaman 1dari 101

1

Modul-1
PEMBELAJARAN LITERASI DI
SEKOLAH DASAR

Memiliki pemahaman urgensi pembelajaran literasi di sekolah


dasar dan memahami keterampilan abad 21

(1) (2)

Memahami urgensi Memahami keterampilan


pembelajaran literasi di sekolah yang harus dimiliki oleh
dasar peserta didik di abad ke-21

PENDAHULUAN____________________________

Pada Modul 1, Anda akan mempelajari urgensi pembelajaran


literasi di sekolah dasar dan keterampilan yang harus dimiliki oleh
peserta didik pada abad 21. Kemampuan literasi saat ini menjadi hal
yang sangat penting, karena dengan kemampuan literasi dapat
membantu peserta didik menguasai kompetensi abad ke-21. World
Economic Forum (2015) telah mengemukakan bahwa fokus utama
dunia Pendidikan tentang keterampilan abad ke-21 adalah sebagai
berikut.

2
Gambar 1.1 Fokus Utama Dunia Pendidikan pada Abad 21
Sumber: https://www.weforum.org/

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa terdapat


beberapa aspek yang menjadi fokus utama dunia pendidikan di abad
ke-21 yakni proses pembelajaran harus mendorong peserta didik
untuk terlibat secara aktif dalam berbagai aktivitas pembelajaran.
Dunia Pendidikan memiliki agenda yang besar, yaitu fokus untuk
mempersiapkan masa depan peserta didik agar dapat menjalani segala
tantangan dan tuntutan zaman di era modern saat ini. Sebagaimana
yang dipahami bersama, di abad ke-21 ini perkembangan teknologi
informasi begitu cepat. Perkembangan yang terjadi telah berdampak
pada segala lini kehidupan. Teknologi telah menciptakan pola
kehidupan baru dalam masyarakat modern ini. Abad ke-21 dikenal
dengan era teknologi informasi sehingga sudah menjadi kebiasaan
peserta didik dalam memanfaatkan teknologi mulai dari mengakses
berbagai informasi yang dibutuhkan, melakukan komunikasi, main
game dan lain sebagainya.
Untuk memahami urgensi pembelajaran literasi di sekolah
dasar serta keterampilan apa saja yang harus dikuasai peserta didik
pada abad 21 ini, maka pertanyaan berikut ini dapat menjadi dasar:

1. Apakah pembelajaran literasi memiliki peran penting di sekolah


dasar?
2. Apakah pembelajaran literasi dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memahami pembelajaran lainnya?
3. Apakah keterampilan abad 21 dapat menunjang pembelajaran
literasi?

3
Dengan pertanyaan di atas maka akan menentukan sejaumana arti
penting pembelajaran literasi di sekolah dasar dalam menunjang
pengembangan kemampuan peserta didik.
Pada modul ini Anda akan dibimbing untuk memahami arti penting
pembelajaran literasi di sekolah dasar serta keterampilan abad 21.

Kompetensi yang harus Anda Capai


Pada modul 1 ini, Anda diharapkan memiliki kompetensi sebagai
berikut :
1. Menjelaskan urgensi pembelajaran literasi di sekolah dasar.
2. Memahami keterampilan yang harus dimiliki peserta didik pada
abad 21.

Pentingnya Modul ini untuk Anda


Guru-guru merupakan garda terdepan dalam pendidikan. Pada abad
21 ini diharapkan guru-guru memiliki pemahaman terkait pentingnya
pembelajaran literasi di sekolah dasar dan keterampilan apa saja yang
harus dikuasai pada abad 21.

Kemampuan dan kesungguhan Anda dalam mempelajari modul ini


sangat menentukan keberhasilan belajar Anda. Kemampuan dalam
memahami pembelajaran literasi saat ini sangat dibutuhkan dalam
dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar. Dengan mempelajari
modul ini, diharapkan Anda menjadi kompeten dalam
mengembangkan pembelajaran literasi di sekolah dasar.

Petunjuk mempelajari modul ini


Untuk mengoptimalkan Anda dalam mempelajari modul ini,
perhatikan beberapa petunjuk belajar berikut.
1. Pelajari pendahuluan dari modul ini, cermati alasan rasional
perlunya materi pada modul ini dan tujuan pembelajaran /
indikator belajar yang harus Anda kuasai
2. Kerjakan latihan dengan memperhatikan petunjuk dalam
mengerjakan latihan pada setiap kegiatan belajar. Kerjakan pula
tes formatif untuk menguji pemahaman Anda dalam mempelajari
modul ini. Untuk mengetahui apakah jawaban Anda benar, Anda

4
dapat memeriksa jawaban pada kunci jawaban yang terletak di
bagian akhir dari modul ini

~Selamat Belajar~

5
Kegiatan Belajar-1
Urgensi Pembelajaran Literasi di
Sekolah Dasar
Pada Kegiatan Belajar 1 ini, Anda akan mempelajari tentang
urgensi pembelajaran literasi di sekolah dasar.
A. Pentingnya Pembelajaran Literasi di Sekolah Dasar
Keberadaan teknologi informasi telah menghilangkan jarak
antartempat. Informasi dari berbagai negara yang ada di dunia dapat
diakses dan diketahui melalui bantuan teknologi. Di samping
banyaknya informasi yang dapat diakses, juga menjadi kekhawatiran
tersendiri bagi orang tua dan guru untuk memastikan adanya filter
informasi bagi peserta didik yang menggunakan teknologi. Ini
menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan untuk
memberikan literasi informasi dan literasi teknologi kepada peserta
didik agar memiliki pemahaman dan keterampilan yang baik tentang
teknologi sehingga peserta didik dapat secara bijak menggunakan
teknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Abad ke-21 ini, penting bagi dunia pendidikan untuk melakukan
peninjauan kembali tentang pendidikan yang bermakna dalam
melahirkan generasi yang memiliki kompetensi abad ke-21. Karena
telah banyak referensi yang menguraikan kompetensi-kompetensi
abad ke-21 yang harus dimiliki oleh peserta didik agar dapat bersaing
di masyarakat global. Hal paling mendasar yang sangat penting untuk
dimiliki oleh setiap individu adalah mampu mengolah informasi
sehingga permasalahan-permasalahan yang kompleks dapat dengan
mudah diselesaikan.
Pembelajaran literasi sangat berguna bagi peserta didik dalam
menguasai berbagai kemampuan literasi. Para peserta didik
melakukan pembelajaran yang tidak lagi hanya sekedar berbasis
literasi tradisonal seperti membaca, menulis dan mendengarkan tetapi
peserta didik melakukan pembelajaran literasi dengan cara baru yang

6
telah diintegrasikan dengan tekonologi, sains dan komunikasi
sehingga menjadi pembelajaran literasi. Peserta didik dapat
mengumpulkan informasi dan berkomunikasi melalui internet yang
dapat menghubungkan mereka dengan banyak orang. Sumber
informasi yang dulunya mereka dapatkan melalui buku teks dan
bacaan yang terdapat diperpustakaan, sekarang meraka bisa
mendapatkannya dengan memanfaatkan teknologi digital. Peserta
didik dapat mengakses media, bacaan, foto, video dan sumber
informasi lainnya secara mudah dan praktis. Peserta didik juga dapat
membuat sebuah blog di mana mereka menulis melalui komputer
yang disusun dengan materi teks dan gambar yang memungkinkan
mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Dalam laporan KTT Literasi Abad ke-21, New Media
Consortium (NMC) berpendapat bahwa penggunaan bentuk-bentuk
digital dan media meningkatkan pembelajaran dalam membuat
multimedia kasual, mereka juga menciptakan kesempatan untuk
bereksperimen dan melatih peserta didik menjadi ahli dalam
menggunakan teknologi (2005). Hasil dari penelitian dan laporan-
laporan Lembaga Pendidikan dunia membuat disetiap negara berpikir
untuk mereformasi sistem pendidikan dan pembelajaran dalam
memfasilitasi peserta didik agar memiliki kompetensi baru.
Persoalan rendahnya budaya baca merupakan salah satu isu
penting dalam memahami rendahnya tingkat literasi anak Indonesia.
Pada tahun 2017, perpustakaan nasional melakukan penelitian tentang
durasi membaca orang Indonesia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
durasi membaca orang Indonesia setiap harinya rata-rata 30-59 menit,
sedangkan buku yang berhasil dibaca setiap tahunnya hanya berkisar
rata-rata 5-9 buku. Hal ini jelas tidak sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh UNESCO yang meminta setiap orangnya membaca
4-6 jam perhari bahkan negara-negara maju di dunia memiliki rata-
rata membaca 6-8 jam perhari. Hal tersebut menjadi salah satu
penyebab hasil survei kemampuan membaca di Indonesia sering
mendapatkan hasil yang rendah.
Kurangnya sarana dan prasarana yang dapat digunakan peserta
didik menjadi salah satu faktor yang juga membuat literasi peserta
didik rendah, perpustakaan dan tenaga pengelola perpustakaan

7
sekolah masih jauh dari kata memadai. Jumlah perpustakaan SD
terdata sekitar 61,45 persen dari seluruh jumlah sekolah, tetapi hanya
19 persen di antaranya dalam kondisi baik; SMP sebanyak 76,25
persen dan hanya 22 persen dalam kondisi baik; SMA sekitar 76,40
persen dan hanya 33 persen dalam kondisi baik; SMK sejumlah 60,34
persen dan hanya 27 persen dalam keadaan baik (Statistik Pendidikan
Dasar dan Menengah 2016/2017, Kemendikbud). Ditambah lagi
rendahnya akses masyarakat terhadap bacaan terkonfirmasi dari hasil
survei Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai jumlah persentase
penduduk berusia di atas 10 tahun yang mengakses media, terutama
apabila dibandingkan dengan meningkatnya akses masyarakat
terhadap televisi yang berbanding terbalik dengan akses masyarakat
terhadap surat kabar atau majalah.

Grafik 1.1. Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Mengakses


Media.
Sumber: Statistik Sosial Budaya 2015.
Gambar di atas telah menunjukkan bahwa kebiasaan peserta
didik yang mengakses media dan teknologi begitu tinggi. Namun
sangat disayangkan, akses yang begitu mudah bahkan saat ini peserta
didik dianggap sebagai generasi milenial yang memiliki akses
informasi yang tidak terbatas dengan menggunakan berbagai alat
teknologi, namun tidak diiringi dengan prestasi yang baik. Pada saat
yang sama, banyak anak yang tidak memiliki keterampilan, bakat, dan

8
kompetensi yang mereka butuhkan untuk mengambil manfaat dan
peluang. Hal ini mebuat peserta didik tidak hanya sekedar diberikan
informasi di sekolah, melainkan diarahkan memiliki kompetensi
dalam memanfaatkan teknologi dan informasi saat ini.
Bertemali dengan kondisi di atas, guru harus mengambil peran
penting. Guru haru mulai berperan sebagai fasilitator dan
membimbing peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir
tingkat tinggi dalam memanfaatkan banyaknya informasi yang
tersedia. Lebih lanjut, tugas guru di kelas juga harus mampu
membantu peserta didik dalam proses pembelajaran literasi, sehingga
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan yakni memiliki
pemikiran kritis secara intelektual, kreatif dalam pemikiran,
komunikatif dalam peragulan, dan berkarakter dalam berkehidupan.
B. Keterampilan Abad 21
Abidin (2015) mengemukakan bahwa pada abad ke-21,
pendidikan seyogyanya difokuskan untuk melahirkan generasi yang
memiliki pemikiran kritis secara intelektual, kreatif dalam pemikiran,
komunikatif dalam pergaulan, dan berkarakter dalam berkehidupan.
Hal ini penting dikuasai oleh peserta didik agar tidak tergerus dengan
perkembangan zaman. Sejalan dengan penjelasan tersebut, Morocco
et al. (2008) berpendapat bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh
setiap individu di abad ke-21 ini adalah kemampuan komunikasi,
kolaborasi, kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kompetensi ini
menjadi kompetensi global yang harus dimiliki oleh setiap individu
agar dapat menjalani kehidupan sesuai dengan kemajuan zaman.
Berbeda dengan pandangan di atas, Trilling & Fadel (2009)
secara sederhana meringkas keterampilan abad ke-21 yang dianggap
penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Beberapa keterampilan
tersebut digambarkan dalam pelangi keterampilan yaitu sebagai
berikut.

9
Gambar 1.2 Keterampilan Abad 21
Sumber:http://eu-acerforeducation.acer.com/education-trends
Gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat tiga
keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap individu atau peserta
didik di abad ke-21. Ketiga keterampilan tersebut diantaranya; (1)
keterampilan hidup dan berkarir, (2) keterampilan belajar dan
berinovasi meliputi keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi,
dan kolaborasi; dan (3) keterampilan teknologi informasi dan media.
Berkaitan dengan penjelasan di atas, agar lebih mudah dalam
menguasai kompetensi abad ke-21 maka, setiap peserta didik harus
menguasai kemampuan literasi. Kemampuan literasi dapat membantu
peserta didik dalam mengolah informasi sehingga memiliki
pemahaman yang tinggi. Kemampuan literasi memungkinkan peserta
didik membaca untuk memahami, menulis untuk berpikir, bicara yang
bertanggung jawab, dan terampil dalam menggunakan teknologi dan
media. Sejalan dengan hal tersebut, proses pembelajaran perlu
melakukan inovasi untuk mendorong peserta didik menguasai
kemampuan literasi.

10
?LATIHAN______________________
Apakah Anda sudah paham materi urgensi pembelajaran literasi di
sekolah dasar? Untuk lebih memperdalam pemahaman coba Anda
jelaskan hal di bawah ini!

Mengapa pembelajaran Uraikan keterampilan


No literasi penting di sekolah abad 21 yang harus dimiliki
. dasar peserta didik
........................................................
1 ........................................................
........................................................ ........................................................
2
........................................................ ........................................................
3

RANGKUMAN__________________________

§ Pembelajaran literasi sangat berguna bagi peserta didik dalam


menguasai berbagai kemampuan literasi. Para peserta didik
melakukan pembelajaran yang tidak lagi hanya sekedar
berbasis literasi tradisonal seperti membaca, menulis dan
mendengarkan tetapi peserta didik melakukan pembelajaran
literasi dengan cara baru yang telah diintegrasikan dengan
tekonologi, sains dan komunikasi sehingga menjadi
pembelajaran literasi.
§ Keterampilan abad 21 yang harus dimiliki peserta didik
diantaranya; (1) keterampilan hidup dan berkarir, (2)
keterampilan belajar dan berinovasi meliputi keterampilan
berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi; dan (3)
keterampilan teknologi informasi dan media.

11
TES FORMATIF________________________
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D di depan
jawaban yang paling benar!

1. Informasi dari berbagai negara yang ada di dunia dapat diakses dan
diketahui melalui bantuan …
A. Pembelajaran
B. Inovasi
C. Teknologi
D. Evaluasi

2. Salah satu isu penting dalam memahami rendahnya tingkat literasi


di Indonesia adalah...
A. Kemampuan menulis
B. Pemahaman yang rendah
C. Rendahnya budaya kewarganegaraan
D. rendahnya budaya baca

3. Durasi membaca orang Indonesia setiap harinya rata-


rata…menit.
A. 30-59
B. 30-45
C. 25-35
D. 35-59

4. Menurut Abidin (2015) menyatakan bahwa pada abad ke-21,


pendidikan seyogyanya difokuskan untuk melahirkan
generasi yang memiliki pemikiran kritis secara…, kreatif
dalam …, komunikatif dalam pergaulan, dan … dalam
berkehidupan.
A. Pemikiran,berkarakter, intelektual
B. Karakter, intelektual, pemikiran
C. Intelektual, pemikiran, berkarakter
D. Intelektual, berkarakter, pemikiran

12
5. Di bawah ini merupakan kemampuan literasi bagi peserta
didik adalah, kecuali…
A. membantu peserta didik dalam mengolah informasi
sehingga memiliki pemahaman yang tinggi.
B. membantu kemampuan membaca untuk memahami,
menulis untuk berpikir, bicara yang bertanggung jawab
C. terampil dalam menggunakan teknologi
D. Kemampuan literasi memungkinkan peserta didik
untuk belajar

13
Kegiatan Belajar-2
Literasi di Abad 21

A. KONSEP LITERASI DI ABAD 21


Negara-negara di dunia saat ini telah memiliki agenda besar yaitu
pendidikan yang berorientasi pada penguasaan kompetensi abad ke-
21. Para ahli pendidikan berlomba-lomba untuk mencari strategi yang
tepat untuk melakukan inovasi pembelajaran agar dapat memenuhi
kebutuhan belajar peserta didik. Proses pembelajaran di abad ke-21
harus diorientasikan untuk melatih peserta didik berpikir kritis,
berpikir kreatif, berkolaborasi, dan komunikasi.
Hal ini dikarenakan kemampuan tersebut dianggap sangat penting
bagi setiap individu dalam menjalankan berbagai aktivitas dan
mampu memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap kompetensi tersebut, masing-masing memerlukan
kemampuan literasi, peserta didik harus memiliki keterampilan
membaca, menulis, berdiskusi, menggunakan berbagai teknologi
digital dan media dalam menganalisis sumber informasi yang
diperoleh. Peserta didik harus mempertanyakan informasi yang
diperoleh, mengevaluasi berbagai bukti-bukti terkait informasi, dan
berpikir tentang alasan dari opini dan informasi yang diperoleh.
Mereka harus mempertimbangkan berbagai perspektif tentang benar
atau tidaknya suatu masalah yang diperolehnya.
Sejalan dengan penjelasan di atas, Howard Gardner (2006, hal. 46)
berpendapat bahwa "kemampuan untuk menyatukan informasi dari
sumber yang berbeda menjadi satu kesatuan yang koheren sangat
penting" di dunia di mana akumulasi pengetahuan mungkin berlipat
ganda setiap beberapa tahun. Lebih lanjut Daniel Pink (2006) juga
berpendapat bahwa tempat kerja masa depan akan menghargai
simfoni, istilah yang ia gunakan untuk kemampuan melihat hubungan
antara peristiwa atau ide yang tampaknya tidak terkait.

14
Sebagai generasi milenial, peserta didik tidak hanya sekedar
mengumpulkan informasi dan membuat sintesis, akan tetapi
bagaimana peserta didik dapat kreatif sehingga bisa membuat sebuah
inovasi. Robinson (2001) berpendapat bahwa sekolah adalah wadah
untuk membantu individu menemukan kemampuan kreatif mereka
dan bahwa kemampuan ini mengambil berbagai bentuk dan muncul
dalam gaya belajar yang berbeda. Sekolah juga menjadi wadah
bagaimana peserta didik belajar berkomunikasi dan berkolaborasi
dalam berbagai aktivitas baik di dalam kelas yang mengharuskan
mereka melakukan interaksi dalam kegiatan penemuan maupun
diskusi di dalam kelas. Selain itu, peserta didik juga dituntut agar bisa
menggunakan berbagai alat digital dan media secara benar.
Pendidikan literasi pada era teknologi dan informasi saat ini terus
berkembang untuk memenuhi tuntutan kehidupan yang terus
meningkat pada abad ke-21. Banyak perubahan yang terjadi pada
negara-negara di dunia khusunya sektor pendidikan. Tujuan
Pendidikan dalam kurikulum yang dulunya hanya berdasarkan pada
kebutuhan sumber daya disetiap negara, diubah menjadi keterampilan
global yang dapat digunakan untuk bersaing dan berkompetisi di era
revolusi industri 4.0 saat ini. Setiap peserta didik dituntut agar bisa
menguasai berbagai keterampilan literasi yang dapat
memudahkannya dalam melakukan aktivitas di lingkungan yang kaya
dengan penggunaan teknologi. Hal ini membuat tanggung jawab guru
menjadi lebih besar.
Guru dituntut memenuhi keterampilan peserta didik yang cukup
banyak. Dampak globalisasi dan penggunaan teknologi begitu sangat
terasa dalam hampir semua aktivitas, tak terkecuali pada proses
pembelajaran di kelas. Peserta didik yang dulunya hanya
menggunakan media dan bahan ajar sederhana kini harus terlibat
dengan penggunaan berbagai alat teknologi. Peserta didik memiliki
tanggung jawab untuk selalu meningkatkan kemampuan literasinya
bukan hanya dalam menggunakan bahan ajar cetak tetapi juga yang
berbentuk digital. Terlepas dari perubahan landscape yang cepat
melingkupi pendidikan saat ini, pertanyaan tentang hubungan antara
literasi dan berbagai mode komunikasi masih tetap belum terjawab.

15
Pada lingkungan sosial, penggunaan literasi perlu dipahami
sebagai sesuatu yang baru saat ini. Dalam hal praktik sosial literasi,
dapat dipahami bahwa ada banyak literasi yang dialami anak-anak di
rumah, komunitas, dan budaya mereka, yang membentuk cara mereka
memahami kemampuan membaca dan menganilisis permasalahan
yang ada.
B. PEMBELAJARAN LITERASI DI ABAD 21
Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam dunia
pendidikan selalu mengundang perhatian. Hal ini karena dianggap
selalu berubah-ubah dan menimbulkan banyak permasalahan lainnya
yang menghambat sehingga tidak terimplementasikan dengan baik.
Padahal kita ketahui bersama, pendidikan bersifat dinamis yaitu
berubah-ubah sesuai perkembangan zaman dan teknologi. Hal ini
harus dipahami semua perangkat pendidikan khususnya guru yang
menjadi ujung tombak tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Penting bagi guru juga dalam mengetahui informasi baru dalam dunia
pendidikan sebagai bentuk dari tanggung jawabnya mengajarkan
berbagai kompetensi yang dapat berguna bagi peserta didiknya di
masa yang akan datang. Informasi tentang pendidikan sekarang
sangat mudah ditemui oleh siapupun termasuk guru dalam mencari
informasi terkait strategi, model maupun hal-hal yang dapat
digunakan dalam membuat pelajaran lebih efektif dan efesien.
Kemampuan literasi menjadi hal yang sangat penting
diajarkan kepada peserta didik saat ini karena dapat menjadi dasar
dalam mendorong peserta didik memiliki keempat kompetensi abad
ke-21. Berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi menjadi
sebuah aset yang harus dimiliki setiap anak ataupun individu agar
dapat membantu mereka dalam melakukan segala aktivitas baik di
dalam kelas maupun kegiatan di luar kelas. Anak memperoleh
penalaran abstrak dan keterampilan memecahkan masalah untuk
mengevaluasi apa yang mereka dengar dan baca. Anak membangun
kapasitas mereka untuk berkomunikasi dengan baik dan bekerja
dengan orang lain dari latar belakang budaya yang berbeda.
Dari pengalaman peserta didik berkolaborasi dengan teman
sebayanya, mereka memupuk kebiasaan bersikap terbuka dan ingin
tahu tentang cara berpikir baru. Peserta didik membawa sikap moral

16
dan etis yang mereka kembangkan ketika mereka menyelidiki
masalah di dalam kelas maupun aktivitas mereka di luar kelas.
Saat ini yang menjadi pertanyaan adalah kemampuan literasi
apa saja harus dimililiki oleh setiap peserta didik agar mampu
menguasai keterampilan abad 21 (Berpikir kritis, kreatif, komunikasi
dan kolaborasi)? Beberapa prinsip dasar yang mewujudkan
pembelajaran abad ke-21 dalam pendidikan telah digambarkan
sebagai serangkaian proses yang melibatkan lebih banyak
fleksibilitas, di mana setiap orang dapat mengakses dan bertukar
informasi kapan dan di mana saja. Informasi dapat diperoleh dari
berbagai cara pandang peserta didik sehingga memberikan
pemahaman, bahwa pendekatan kuncinya adalah fokus pada apa yang
terjadi di kelas. Hal ini memungkinkan kesadaran akan peran guru,
filosofi mengajar mereka, dan pemahaman mereka tentang
pendekatan pedagogis dan metodologis yang akan memberikan jenis
fleksibilitas yang diperlukan untuk mengatasi tantangan pembelajaran
abad ke-21.
Oleh karena itu, memperkuat kebutuhan untuk memikirkan
kembali pendidikan guru, baik saat menempuh pendidikan guru
maupun dalam mengikuti program-progran pelatihan pengembangan
kompetensi. Sangat penting bahwa pendidikan guru secara kritis
memaparkan mahasiswa keguruan dengan cara yang berbeda dalam
memandang, memahami dan percaya, dan membongkar tradisi
filosofis yang menopang pandangan dunia yang berbeda.
Peran guru akan terus menjadi penting tetapi perlu menjadi
lebih fleksibel. Dalam proses pembelajaran guru harus menyesuaikan
konten dengan perkembangan zaman. Guru juga harus membantu
peserta didik menguasai berbagai kemampuan literasi dan
mendukung mereka untuk melakukan pembelajaran yang berorientasi
pada teknologi sebagai sarana untuk mengubah informasi menjadi
pengetahuan. Pengetahuan guru saat ini menjadi salah satu hal yang
diprioritaskan dalam memberikan apa yang harus didapatkan oleh
peserta didik. Saat ini, pendidikan guru secara teratur menjadi sorotan
dalam hal kekhawatiran tentang kualitas guru dalam menjalankan
tanggungjawabnya. Kekhawatiran membuat pemerintah melakukan
berbagai pengembangan kompetensi guru yang secara masif

17
dilakukan. Hal ini berdampak pada kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah dalam memberikan standar kepada calon guru yang ingin
mengajar. Pertanyaan besar bagi perkembangan pendidikan, apakah
guru cukup siap untuk menghadapi tantangan profesi mereka?,
sebagian besar tidak terjawab, sementara pendekatan untuk
pendidikan dan pengembangan mereka sebagian besar didasarkan
pada tradisi sejarah.
Pendidik harus diorientasikan sesuai dengan kebutuhan
zaman. Pembelajaran secara berkala harus dievaluasi. Sehingga
temuan tersebut mampu dipahami oleh pendidik untuk
membelajarkan pembelajaran bermakna pada peserta didik.
Kebermaknaan yang diperoleh oleh peserta didik dapat diperoleh
melalui aktivitas belajar yang melibatkan mereka secara aktif dalam
mengambil keputusan, diskusi, berpikir kritis dan kreatif, dan
pemecahan masalah.
Sejalan dengan penjelasan di atas, terdapat keterampilan
kunci yang sangat penting untuk dikuasai oleh peserta didik baik di
masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Keterampilan
kunci tersebut dikemukakan oleh Mitra (Future Learning, 2012)
bahwa keterampilan tersebut meliputi: (1) keterampilan membaca
pemahaman; (2) keterampilan mencari dan mengolah informasi; dan
(3) keterampilan berpikir kritis, atau mengetahui apa yang harus
dipercaya. Pemahaman membaca penting karena informasi masih
berbasis teks, serta bagaimana dalam mencari dan mengambil
informasi dengan memanfaatkan teknologi. Kemudian mampu
berpikir kritis dan membuat penilaian berdasarkan informasi tentang
kebenaran dan sumber informasi untuk menerjemahkannya menjadi
pengetahuan yang dapat digunakan dalam melakukan aktivitas
pembelajaran dan aktivitas di lingkungan mereka.
Peserta didik merupakan individu sadar yang terus
berkembang, di mana mereka dapat melebihi angka-angka yang
diberikan oleh guru di sekolah karena akhir sekolah tidak berarti
akhir pendidikan tetapi awal dari fondasi untuk pembelajaran seumur
hidup.

18
C. PERAN GURU DALAM MENGAJARKAN LITERASI DI
ABAD 21
Sampai saat ini kita telah banyak melihat perubahan yang
begitu cepat terjadi baik disekitar kita maupun di belahan dunia
lainnya. Hal ini terjadi bukan hanya dari satu sisi saja tetapi banyak
hal diantaranya dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan teknologi.
Perubahan yang terjadi telah membawa dampak yang cukup besar
bagi manusia dalam berinteraksi, berkomunikasi, hingga dalam
melakukan aktivitas dalam memenuhi kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, khususnya dalam dunia pendidikan, kita tidak
melihat perubahan-perubahan dalam mengejar ketertinggalan yang
dapat merubah cara berpikir dan keterampilan seseorang dalam
mengikuti perubahan. Mulai dari proses pembelajaran, fasilitas
pembelajaran, dan kemampuan mengajar guru masih terlihat tidak
mengalami perubahan yang besar padahal peserta didik dituntut dapat
mengambil manfaat dari zaman yang sudah modern ini.
Negara-negara di dunia mulai melakukan perubahan yang
didukung dengan kebijakan-kebijakan baru. Hal ini didorong oleh
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang merubah
negara mereka dalam menciptakan industri baru yang berbasis
pengetahuan. Negara-negara besar mulai melakukan pengembangan
kecerdasan buatan, otomatisasi pekerjaan, e-commerce, dan 'internet
of things' hampir semua sektor. Perubahan ini menandakan peralihan
masyarakat ke dunia baru yang dikenal sebagai revolusi industri 4.0.
Sejarah revolusi industri pertama dimulai dengan
menggunakan tenaga air dan uap untuk mekanisasi produksi. Pada
revolusi industri 2.0 ditandai dengan perubahan yang menggunakan
tenaga listrik untuk membuat produksi massal. Pada revolusi industri
3.0 ditandai dengan perubahan menggunakan elektronik dan
teknologi informasi untuk mengotomatisasi produksi. Saat ini, kita
mengenal revolusi industri 4.0 yang digaungkan dibanyak negara-
negara di dunia yang dibangun di atas revolusi digital yang telah
terjadi sejak pertengahan abad terakhir.
Revolusi industri 4.0 membuat dampak yang cukup besar
dalam beberapa sektor, salah satunya banyak pekerjaan yang telah
beralih dari menggunakan manusia sebagai tenaga kerja beralih

19
menggunakan tenaga mesin. Perubahan pola kehidupan sebagai
dampak dari kemajuan teknologi telah membuat kebiasaan baru yaitu
menginginkan sesuatu yang serba cepat dan praktis. Pola kehidupan
baru ini telah membuat peluang tersendiri bagi pengusaha jasa baik
layanan transportasi maupun pengantaran seperti jasa transportasi
online, jasa kurir, makanan dan banyak lagi yang lainnya.
Berkaitan dengan kondisi di atas, dunia pendidikan memiliki
tantangan yang cukup kompleks dan tidak mudah. Tantangan
mendasar dalam pendidikan yaitu mengubah pembelajaran menjadi
pembelajaran yang lebih baik, namun hal tersebut merupakan
pekerjaan yang sangat sulit karena sejumlah alasan. Alasan pertama
adalah bahwa ada sejumlah faktor budaya terkait dengan cara sekolah
bekerja yang tidak mendukung guru dalam merefleksikan dan
bertindak atas pembelajaran mereka. Alasan kedua adalah bahwa
pengembangan profesional yang diberikan kepada guru tidak
mendukung evaluasi diri dalam pembelajaran atau menawarkan cara
untuk mengambil ujian mandiri agar mengubah pembelajaran.
Kemudian alasan yang terakhir, yaitu alasan ketiga adalah bahwa
sebagai guru kita jarang memiliki kesempatan untuk bekerja sama
dengan orang lain dalam tugas yang sulit untuk mengubah
pembelajaran kita (lesson study). Selama pengambil kebijakan fokus
pada sistem dan perangkat pendidikan, maka tantangan mendasar
dalam pendidikan akan terabaikan. Jika guru dapat mengubah cara
mereka mengajar, mereka dapat mengajar peserta didiknya lebih baik
dari sebelumnya dan guru bahkan dapat membuat prestasi peserta
didik lebih baik dari sebelumnya. Hanya dengan mempelajari
kompetensi yang seharusnya dipelajari sesuai dengan kebutuhan
peserta didik saat ini, maka dipastikan akan memberikan perubahan
yang lebih berarti.
Dalam upaya menghadapi kondisi ini, reformasi pembelajaran
dianggap memiliki peran yang sangat strategis untuk membantu
peserta didik menguasai keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan.
Sejalan dengan hal tersebut, Michael Fullan (1993) pernah mencatat
dalam Change Forces bahwa perubahan tidak dapat diamanatkan,
ketika sifat perubahan membutuhkan pemikiran dan pengambilan
keputusan yang baik. Guru harus memiliki berbagai keterampilan
dalam mengajar yang dapat menfasilitasi peserta didik untuk

20
meningkatkan literasi mereka. Keterampilan, istilah yang digunakan
untuk menunjukkan apa yang dapat dilakukan, dipahami, dan
diketahui seseorang (Komisi Eropa, 2016). Dalam masyarakat global
dan ekonomi yang cepat berubah, keterampilan adalah yang
menentukan kemampuan untuk mendorong innovasi dan daya saing.
Keterampilan bukan hanya merupakan kunci investasi, tetapi juga
keterampilan berkontribusi pada siklus pertumbuhan dan penciptaan
lapangan kerja yang baik. Bertemali dengan paparan sebelumnya,
peran guru dalam membelajarkan literasi sangatlah vital. Dalam
membangun literasi peserta didik, guru juga harus memiliki
seperangkat keterampilan literasi. Keterampilan ini kemudian akan
dapat membangun kelas-kelas literasi.

?LATIHAN______________________
Untuk lebih memperdalam pemahaman materi literasi abad 21 maka
Anda harus membuat peta konsep dari Kegiatan Belajar 2!

RANGKUMAN__________________________
Selamat Anda telah mempelajari materi pada Kegiatan
Belajar-2 dengan Baik. Berikut adalah rangkuman dari modul 2
Kegiatan Belajar 2.
• Pendidikan literasi pada era teknologi dan informasi saat ini terus
berkembang untuk memenuhi tuntutan kehidupan yang terus
meningkat pada abad ke-21. Banyak perubahan yang terjadi pada
negara-negara di dunia khusunya sektor pendidikan. Tujuan
Pendidikan dalam kurikulum yang dulunya hanya berdasarkan
pada kebutuhan sumber daya disetiap negara, diubah menjadi
keterampilan global yang dapat digunakan untuk bersaing dan
berkompetisi di era revolusi industri 4.0 saat ini.

21
• Setiap peserta didik dituntut agar bisa menguasai berbagai
keterampilan literasi yang dapat memudahkannya dalam
melakukan aktivitas di lingkungan yang kaya dengan
penggunaan teknologi. Hal ini membuat tanggung jawab guru
menjadi lebih besar.
• Kemampuan literasi menjadi hal yang sangat penting diajarkan
kepada peserta didik saat ini karena dapat menjadi dasar dalam
mendorong peserta didik memiliki keempat kompetensi abad ke-
21. Berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi menjadi
sebuah aset yang harus dimiliki setiap anak ataupun individu agar
dapat membantu mereka dalam melakukan segala aktivitas baik
di dalam kelas maupun kegiatan di luar kelas.
• Peran guru dalam membelajarkan literasi sangatlah vital. Dalam
membangun literasi peserta didik, guru juga harus memiliki
seperangkat keterampilan literasi. Keterampilan ini kemudian
akan dapat membangun kelas-kelas literasi.

TES FORMATIF________________________
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D di depan
jawaban yang paling benar!

1. Proses pembelajaran di abad ke-21 harus diorientasikan untuk


melatih peserta didik......
A. berpikir kritis, berpikir kreatif, berkolaborasi, dan komunikasi
B. mendapatkan informasi
C. memahami informasi
D. TPACK
2. Peserta didik yang dulunya hanya menggunakan media dan bahan ajar
sederhana kini harus terlibat dengan penggunaan berbagai…
A. Media
B. Bahan ajar
C. Alat teknologi
D. Pembelajaran

22
3. Kebermaknaan yang diperoleh oleh peserta didik dapat diperoleh
melalui aktivitas belajar yang melibatkan mereka secara aktif
dalam beberapa hal di bawah ini, kecuali...mengambil keputusan,
diskusi, berpikir kritis dan kreatif, dan pemecahan masalah.
A. Berpikir kritis
B. Kreatif
C. Ide
D. Mengambil keputusan

4. Negara-negara besar mulai melakukan pengembangan kecerdasan


buatan, otomatisasi pekerjaan, e-commerce, dan 'internet of things'
hampir semua sektor. Perubahan ini menandakan peralihan
masyarakat ke dunia baru yang dikenal sebagai...
A. global
B. modern
C. modernisme
D. revolusi industry 4.0

5. Peran guru dalam membelajarkan literasi sangatlah vital. Dalam


membangun literasi peserta didik, guru juga harus memiliki...
A. Perangkat pembelajaran
B. Keterampilan literasi
C. RPP
D. Media

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes


formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban
Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar ini.

23
Rumus
Jumlah jawaban benar
Tingkat Penguasaan = X 100
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, Bagus!
Anda cukup memahami kegiatan belajar ini. Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi kegiatan belajar
ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

24
Kunci Jawaban Tes
TES FORMATIF KB-1
1. C
2. D
3. A
4. C
5. A

TES FORMATIF KB-2


1. A
2. C
3. C
4. D
5. B

25
Daftar Pustaka _____________________________________
Abidin, Y. (2015). Pembelajaran Literasi Sebuah Jawaban atas
Tantangan Pendidikan Abad ke-21 dalam Konteks
Keindonesiaan. Bandung: Refika Aditama.
Fullan, M. G. (1993). Why teachers must become change agents.
Educational leadership, 50, 12-12
Gardner, H. (2006). The development and education of the mind: The
selected works of Howard Gardner. Routledge.
Morocco, C. C., et.al. (2008). Supported Literacy for Adolescent:
Transforming Teaching and Content Learning for The Twenty-
First Century. San Fransisco: Jossey-Bass A Wiley Imprint.
Pink, D. H. (2006). A whole new mind: Why right-brainers will rule
the future. Penguin.
Robinson, P. (2001). Individual differences, cognitive abilities,
aptitude complexes and learning conditions in second language
acquisition. Second language research, 17(4), 368-392.
Trilling, Bernie and Fadel, Charles. (2009). 21st Century Skills:
Learning for Life in Our Times. John Wiley & Sons, 978-0-47-
055362-6

26
Modul-2
KONSEP PEMBELAJARAN
LITERASI

Memiliki pemahaman konsep pembelajaran literasi dan jenis-jenis


literasi

(1) (2)

Memahami konsep Memahami jenis-jenis


pembelajaran literasi literasi

PENDAHULUAN____________________________

Pada Modul 2, Anda akan mempelajari konsep


literasi dan jenis-jenis literasi. Dalam pembelajaran yang melibatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, guru harus mampu membimbing
peserta didik untuk menggunakan kemampuan literasi dasar mereka.
Saat ini timbul beragam pertanyaan tentang apakah membaca masih
penting untuk masa depan peserta didik? Bagaimana kita
mendefinisikan teks dan keterampilan membaca? apa yang
dibutuhkan peserta didik dalam melakukan pembelajaran yang
membuat mereka harus berpikir tingkat tinggi, mengingat banyak
jenis teks cetak dan digital yang mereka akses? Dapatkah peserta
didik belajar untuk membaca teks visual, teks yang mengintegrasikan
cetakan, video, foto, dan suara? Dengan adanya alat-alat baru untuk

27
mengomunikasikan informasi dan mengekspresikan ide-ide, praktik
menulis dan diskusi di kelas, apa yang dapat Anda libatkan dalam
mempersiapkan peserta didik untuk bekerja, berpartisipasi, dan
berefleksi dalam masyarakat yang terkoneksi? Jika literasi digital dan
media memiliki nilai dan energi yang jauh melebihi komunikasi dan
hiburan biasa, apa peran mereka dalam pembelajaran yang
mengharuskan peserta didik berpikir tingkat tinggi?
Untuk memahami konsep pembelajaran literasi dan teori-
teori yang melandasinya maka pertanyaan berikut ini dapat menjadi
dasar:

1. Apakah teori yang melandasi pembelajaran literasi relevan


dengan kondisi pembelajaran literasi di sekolah dasar?
2. Apakah pembelajaran literasi dapat diimplementasikan pada
pembelajaran di sekolah dasar?
3. Apakah jenis-jenis pembelajaran literasi dapat dikembangkan
sesuai dengan kemampuan dan karakteristik dan kemampuan
siswa sekolah dasar?

Dengan pertanyaan di atas maka akan menentukan sejaumana Anda


memahami konsep pembelajaran literasi serta jenis-jenis
pembelajaran literasi.

Pada modul ini Anda akan dibimbing untuk memahami konsep


pembelajaran literasi dan jenis-jenis pembelajaran literasi secara
umum.

Kompetensi yang harus Anda Capai


Pada modul 2 ini, Anda diharapkan memiliki kompetensi sebagai
berikut :
1. Memahami dan menganalisis konsep pembelajaran literasi
secara umum dan penerapannya di sekolah dasar.
2. Memahami jenis-jenis pembelajaran literasi.

Pentingnya Modul ini untuk Anda

28
Guru merupakan kunci utama pada pembelajaran di sekolah dasar.
oleh karena itu untuk mengikuti perkembangan zaman yang semakin
canggih maha guru harus mampu memahami konsep pembelajaran
literasi dan implementasinya dalam pembelajaran. Sehingga peserta
didik dapat berkomunikasi dalam menyampaikan ide pemikiran
mereka berdasarkan analisis berbagai sumber informasi dan
menciptakan kreativitas dari berbagai pemanfaatan lingkungan
sekitar.

Kemampuan dan kesungguhan Anda dalam mempelajari modul ini


sangat menentukan keberhasilan belajar Anda. Kemampuan dalam
memahami konsep pembelajaran literasi saat ini sangat dibutuhkan
dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar. Dengan
mempelajari modul ini, diharapkan Anda menjadi kompeten dalam
mengembangkan pembelajaran literasi di sekolah dasar.

Petunjuk mempelajari modul ini


Untuk mengoptimalkan Anda dalam mempelajari modul ini,
perhatikan beberapa petunjuk belajar berikut.
1. Pelajari pendahuluan dari modul ini, cermati alasan rasional
perlunya materi pada modul ini dan tujuan pembelajaran /
indikator belajar yang harus Anda kuasai
2. Kerjakan latihan dengan memperhatikan petunjuk dalam
mengerjakan latihan pada setiap kegiatan belajar. Kerjakan pula
tes formatif untuk menguji pemahaman Anda dalam mempelajari
modul ini. Untuk mengetahui apakah jawaban Anda benar, Anda
dapat memeriksa jawaban pada kunci jawaban yang terletak di
bagian akhir dari modul ini.

~Selamat Belajar~

29
Kegiatan Belajar-1
Teori Pembelajaran Literasi
Pada Kegiatan Belajar 1 ini, Anda akan mempelajari tentang
teori pembelajaran literasi.
TEORI PEMBELAJARAN LITERASI
Perspektif konstruktivis Piaget, yang menekankan peran
pengetahuan dan pengalaman sebelum belajar, dan lebih banyak teori
sosial-kognitif Vygotsky dan Bandura yang terkait dalam
pembelajaran yaitu mengakui pentingnya interaksi sosial dan
komponen lingkungan seseorang untuk belajar. Pembelajaran sebagai
konstruksi jangka panjang dan modifikasi pada struktur pengetahuan
yang ada adalah sebuah upaya untuk menciptakan pemahaman
pribadi tentang informasi yang masuk melalui pengalaman.
Beberapa penelitian yang berfokus pada literasi pada teknologi
baru seperti teks digital, mesin pencari internet, film dan video, dan
presentasi multimedia terintegrasi. Para peneliti ini menegaskan
bahwa literasi cetak dan non-cetak (online) terjadi bersamaan dalam
kehidupan peserta didik di luar sekolah. Lebih lanjut, peserta didik
dapat membangun keterampilan membaca dan menulis yang didorong
oleh tuntutan lingkungan sekitar, karena dalam konteks abad 21
kondisi sekitar sudah menggunakan beragam literasi (Alvermann,
2007). Banyak guru mendukung paradigma ini sehingga guru-guru
mulai mengintegrasikan internet, blog, pencarian web (pencarian
informasi terpadu di internet), podcast, dan alat multimedia ke dalam
pembelajaran mereka.
Istilah literasi baru banyak dikemukakan oleh para ahli dan
menggambarkan kemampuan literasi saat ini. Di mana beragamnya
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik membuat pembelajaran
literasi saat ini tidak sekedar pembelajaran literasi tentang membaca
dan menulis tetapi lebih kompleks. Literasi baru menggunakan istilah
diskusi untuk merujuk pada norma-norma tentang bagaimana anggota

30
berpartisipasi, berinteraksi, dan menggunakan bahasa dalam konteks
yang berbeda.
Para peneliti menegaskan bahwa literasi peserta didik saat ini
mencerminkan keterampilan dan wacana yang mereka pelajari di
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Mereka berpendapat
bahwa sekolah akan lebih adil, memotivasi, dan sukses jika guru
mendorong peserta didik untuk membawa keterampilan dan wacana
terkait literasi yang beragam melalui pembelajaran ruang kelas
(Cazden et al., 1996).
Dari paparan para ahli di atas, berikut ini adalah kemampuan
literasi yang perlu dikuasai oleh peserta didik diantaranya: (1) literasi
membaca (2) literasi sains, (3) literasi teknologi, dan (4) literasi
komunikasi. Keempat literasi tersebut merupakan bagian literasi yang
saat ini dipandang sebagai hal yang sangat penting untuk dikuasai
oleh peserta didik dalam melakukan berbagai aktivitas baik dalam
pembelajaran maupun dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Merujuk sejarah literasi dalam pendidikan, penting juga untuk
menyadari bahwa kebijakan pendidikan memiliki pengaruh dan
dampak agar pembelajaran literasi dapat digunakan sebagai alat yang
berguna dalam berbagai macam implementasi pendidikan saat ini,
maka literasi memiliki peran yang sangat penting pada setiap proses
pembelajaran, sehingga berpengaruh terhadap setiap capaian. Mereka
mendukung pertanyaan peserta didik dengan membantu mereka
menggali makna dari pengalaman mereka ketika terlibat dalam
menjawab pertanyaan yang bermakna (Dahlin et al., 2005).
Peserta didik dapat memanfaatkan kemampuan literasi dalam
memahami berbagai masalah dan memberikan bukti-bukti dalam
kegiatan penyelidikan, analisis kritis, dan pemecahan masalah.
Dengan kemampuan literasi peserta didik dapat dengan mudah
membaca grafik, membuat ringkasan dan mempresentasikannya ke
orang lain.

31
?LATIHAN______________________
Apakah Anda sudah paham materi teori pembelajaran literasi?
Apabila sudah paham, maka lakukan analisis pembelajaran literasi
yang pernah anda lakukan di lembaganya masing-masing, apakah
teori yang dikaji pada modul 2 KB 1 ini relevan dengan kondisi di
lapangan?

RANGKUMAN__________________________

§ Perspektif konstruktivis Piaget, yang menekankan peran


pengetahuan dan pengalaman sebelum belajar, dan lebih
banyak teori sosial-kognitif Vygotsky dan Bandura yang
terkait dalam pembelajaran yaitu mengakui pentingnya
interaksi sosial dan komponen lingkungan seseorang untuk
belajar. Pembelajaran sebagai konstruksi jangka panjang dan
modifikasi pada struktur pengetahuan yang ada adalah sebuah
upaya untuk menciptakan pemahaman pribadi tentang
informasi yang masuk melalui pengalaman.
§ kemampuan literasi yang perlu dikuasai oleh peserta didik
diantaranya: (1) literasi membaca (2)literasi sains, (3) literasi
teknologi, dan (4) literasi komunikasi.

32
TES FORMATIF________________________
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D di depan
jawaban yang paling benar!

1. Tokoh yang menekankan peran pengetahuan dan pengalaman


sebelum belajar adalah…
A. Bruner
B. Montessori
C. Piaget
D. Vygotsky

2. Di bawah ini merupakan tempat pemerolehan literasi peserta didik


adalah, kecuali...
A. Sekolah
B. Keluarga
C. Masyarakat
D. Lingkungan umum

3. Kemampuan literasi yang perlu dikuasai oleh peserta didik


diantaranya adalah, kecuali…
A. Literasi menyimak
B. Literasi membaca
C. Literasi sains
D. Literasi teknologi

4. Tokoh yang mencetuskan teori kognitif sosial adalah…


A. Vygotsky
B. Piaget
C. Brunner
D. Chomsky

5. Bandura dalam teorinya menjelaskan terkait hal di bawah


ini…
A. Pentingnya interaksi sosial dan komponen lingkungan
seseorang untuk belajar

33
B. Pentingnya pemikiran individu
C. Faktor lingkungan
D. Intelektual, pemikiran, berkarakter

34
Kegiatan Belajar-2
Jenis-Jenis Pembelajaran Literasi

Pada Kegiatan Belajar 2 ini, Anda akan mempelajari tentang


jenis-jenis pembelajaran literasi. Penjelasannya dirinci sebagai
berikut.
A. LITERASI MEMBACA
Pada masyarakat modern saat ini, literasi tidak bisa diartikan
lagi hanya sekedar membaca dan menulis, tetapi dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk menggunakan berbagai kemampuan
bahasa untuk berpikir dan berkomunikasi dalam situasi dan kondisi
tertentu. Pengetahuan dan pemahaman anak yang dimilki, sangat
membantu dalam menganalis dan mengomunikasikan ide-ide yang
telah didapatkan.
Pengetahuan kosakata peserta didik sangat berkorelasi dengan
pemahaman bacaan mereka dan keberhasilan membaca secara
keseluruhan. Nagy et al. (1993) menyatakan bahwa peserta didik
memperoleh pengetahuan kosakata yang baik secara tidak langsung
dengan menemukan kata-kata dalam teks, juga melalui penyampaian
secara langsung atau lisan. Beck, McKeown, & Kucan (2013)
menyarankan kosakata dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan, yaitu
kosakata tingkat satu, tingkat dua, dan tingkat tiga. Kosakata tingkat 1
terdiri dari kata-kata umum yang digunakan dalam komunikasi sehari-
hari. Pada tingkat menengah atau tingkat 2, mengacu pada kata-kata
yang sering digunakan di sekolah dan di tempat kerja serta dalam
buku, jurnal, teks, dan komunikasi untuk pengguna bahasa orang
dewasa. Kosakata tingkat 3 adalah kata-kata khusus untuk area konten
atau disiplin, menyebut ini sebagai kosa kata akademik umum
(spesifik domain).
Pengembangan pembelajaran literasi bukanlah sesuatu yang
dilakukan ketika anak mulai berada di kelas tinggi. Kemampuan
literasi anak sangat terkait terhadap kemampuan awal yang dimiliki
dengan kemampuan yang telah diajarkan di Sekolah. Pada penjelasan
yang telah dikemukakakan Chall (1983, 1996; Biemiller, 2001)

35
tentang tahapan pengembangan membaca, bahwa tahapan
pengembangan literasi tidak terpisah dan lengkap, tetapi berkelanjutan
dan tumpang tindih dan bergantung pada peserta didik yang
memperoleh basis informasi.
Pada tahap proses pembelajaran di sekolah, anak lebih banyak
mendapatkan bahasa akdemik dibandingkan dengan bahasa yang
mereka dengar dan digunakan sehari-sehari. Bahasa akademik
memiliki arti yang lebih luas dan dapat memiliki berbagai kalimat atau
penjelasan tentang objek. Hal ini sejalan dengan Snow (2010) yang
memaparkan karakter bahasa akademik, yaitu singkat, menghindari
redundansi, memiliki kepadatan tinggi kata-kata yang mengandung
informasi, dan dapat dikompres menjadi ide-ide rumit menjadi
beberapa kata.
Penggunaan kata-kata akademik telah lama digunakan pada
berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Kata-kata akademik telah menjadi konsumsi bagi
pelajar dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Penggunaan
kata akademik juga telah banyak digunakan pada forum-forum dan
diskusi publik. Hal ini membuat kata-kata akademik menjadi populer.
Terdapat beberapa daftar kata-kata yang popuer yang
dituliskan Pada tahun 2000, daftar kata-kata yang dituliskan
Coxhead's (2000) Academic Word List (AWL) dan kosakata yang
dikemukankan Marzano et al., (2013) pad Vocabulary for the
Common Core (VCC). AWL didasarkan pada kumpulan kata-kata
yang ditemukan di buku teks universitas di berbagai mata pelajaran
seperti pendidikan, hukum pidana dan komersial, akuntansi,
linguistik, hubungan industri, dan ilmu komputer. VCC Marzano &
Simms didasarkan pada kata-kata dari CCSS, dan dua dari Marzano
(2009) buku-buku sebelumnya, dengan fokus pada kata kerja kognitif.
Literasi membaca perlu fokus pada keterampilan membaca
tingkat tinggi dan pada pertanyaan makna teks. Sangat penting bagi
peserta didik dengan kesulitan membaca untuk memahami ide-ide
dalam teks dan untuk menghubungkan ide-ide itu dengan berbagai
materi yang dipelajari. Untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentang sebuah teks, maka semua peserta didik harus
mampu mengembangkan keterampilan membaca pemahaman
menggunakan strategi yang tepat. Untuk membaca teks baik dalam

36
buku maupun secara digital, peserta didik harus memiliki kebiasaan
membaca menggunakan strategi.
Sejumlah strategi membaca pemahaman memiliki basis
penelitian yang kuat, termasuk mengajukan pertanyaan untuk
membantu memahami apa yang peserta didik baca dan
menghubungkan teks dengan pertanyaan besar mereka. Peserta didik
yang menggunakan strategi dalam membaca mampu menghubungkan
bacaan mereka dengan apa yang telah mereka ketahui tentang suatu
topik. Mereka memprediksi apa yang mungkin terjadi selanjutnya
dalam teks bacaan, mengidentifikasi ide-ide paling penting, meringkas
apa yang mereka pahami, dan mengatur informasi secara visual
dengan grafik dan grafik (NICHD, 2000; Samuels, 2006). Mereka
memperhatikan pemikiran mereka ketika membaca dan menggunakan
kesadaran metakognitif atau kemampuan untuk memonitor tingkat
keterampilan atau pemahaman seseorang saat ini dan memutuskan
kapan hal itu tidak memadai (Bransford, Brown, & Cocking, 2000).
Dalam kegiatan membaca, peserta didik dapat mengevaluasi
sumber, akurasi, dan kelengkapan mengenai apa yang mereka baca
dalam teks cetak atau noncetak. Misalnya, dalam sebuah cerita,
peserta didik dibimbing untuk menemukan ide utama sebuah dokumen
untuk memperhatikan bahasa yang digunakan penulis untuk
mengemukakan sudut pandang.
Menulis dan membaca adalah satu bagian yang saling
berkaitan terhadap kemampuan literasi peserta didik. Dalam kegiatan
diskusi dan melakukan percobaan, peserta didik harus membuat
tulisan berupa laporan, esai, dan tes (penulisan presentasi) hingga
penulisan sepanjang investigasi. Mereka menulis untuk meringkas
beberapa artikel dan dokumen, untuk mempersiapkan diskusi
kelompok kecil, untuk mengekspresikan ide-ide mereka secara
informal kepada orang lain dan untuk mendapatkan umpan balik,
untuk memberi orang lain akses dalam menyalurkan ide-ide mereka,
dan untuk mengubah atau memperdalam pemahaman mereka sendiri
(penulisan eksplorasi).
Ketika membaca menyertakan istilah teknis dan konsep baru,
guru dapat menjelaskannya sebelum peserta didik membaca, dan
meminta mereka untuk berbicara tentang konsep baru dalam diskusi
mereka. Untuk membangun keterampilan penyelidikan kritis peserta
didik, guru biasanya tidak memberi tahu mereka apa arti teks. Sebagai

37
gantinya, guru dapat mendorong peserta didik berjuang untuk mencari
makna melalui membaca, menulis, dan berdiskusi.
Berkaitan dengan penjelasan di atas, agar berhasil membangun
dan mengekspresikan makna ide, peserta didik perlu menguasai
beberapa keterampilan menulis. Mereka harus dapat menggunakan
tulisan dan gambar untuk memahami teks, menggunakan tulisan untuk
berpikir kritis tentang konten, dan menulis dengan jelas untuk banyak
tujuan. Untuk memahami teks dengan mudah, peserta didik dapat
melakukan kegiatan menulis dan menggambar. Kegiatan menulis dan
menggambar dapat membantu pemahaman peserta didik tentang teks
dengan mudah (Applebee, 2000). Dalam praktiknya, peserta didik
dapat mengintegrasikan teks-teks di papan tulis atau di atas kertas
grafik yang menghubungkan dan mensintesis banyak gagasan. Peserta
didik juga dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat dan media
untuk mengekspresikan apa yang mereka pelajari .

B. LITERASI SAINS
National Research Council mendefinisikan literasi sains dalam
Standar Pendidikan Sains Nasional sebagai "pengetahuan,
pemahaman konsep, dan proses ilmiah yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan pribadi, partisipasi dalam kewarganegaraan
dan budaya, serta produktivitas ekonomi" (1996, hal. 22). Literasi
yang didukung dapat membantu peserta didik melek secara sains, dan
literasi merupakan bagian integral dari pembelajaran sains. Dengan
menguasai penggunaan literasi dalam konteks sains, peserta didik
dapat menjadi orang dewasa yang dapat menerapkan berbagai
keterampilan dan pengetahuan ilmiah untuk memahami dunia mereka
dan berkomunikasi tentang hal itu. Itu menuntut seperangkat
keterampilan yang mengintegrasikan pengetahuan tentang fakta-fakta
sains, konsep, dan proses dengan kemampuan untuk menggunakan
bahasa secara jelas dan tepat untuk memahami, mengartikulasikan,
dan berkomunikasi tentang isu-isu ilmiah dan ide-ide (Thier, 2002).
Membangun literasi sains peserta didik, dapat dilakukan
dengan melihat banyak gambar dalam mode multimedia, film, video,
foto, grafik dari beberapa perubahan dari fenomena alam yang terjadi
di dunia. Mereka membaca artikel, laporan, teks digital, dan data dari
internet menggunakan keterampilan membaca secara kritis untuk
menilai kredibilitas apa yang mereka baca. Mereka terlibat dalam

38
diskusi kelompok terstruktur yang difasilitasi oleh guru melaui
diskusi, membuat simpulan dan memberikan arahan untuk
menganalisis informasi yang diperoleh. Hal ini dapat membantu
peserta didik untuk berinteraksi dengan konsep sains sehingga peserta
didik memiliki pemahaman yang lebih tentang sains.
Kemampuan literasi sains merupakan kemampuan yang
sangat penting dalam membelajarkan peserta didik untuk menjadi
masyarakat yang melek terhadap sains. Literasi sains merupakan
kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi
pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam
rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam
dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas
manusia (OECD, 2003). Peserta didik yang memiliki literasi sains
yang baik dapat membantu mereka berpikir secara logis, rasional,
teliti, kritis, dan kreatif. Terlebih lagi apabila dalam praktiknya
menggunakan proses berpikir secara ilmiah dalam memahami literasi
sains. Ini akan meningkatkan aspek kognitif peserta didik sehingga
memiliki pemahaman yang tinggi.
Norris & Phillips (2003) menyatakan bahwa literasi sains
didasarkan pada basis pengetahuan yang sama yang mendasari sains
yang melibatkan alasan yang diperlukan untuk memahami,
menafsirkan, menganalisis, dan mengkritik teks apapun yang
merupakan alasan yang sama di jantung semua ilmu pengetahuan.
Literasi sains merupakan pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk
mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan
berdasarkan fakta, memahami karakteristik sains, membangun
kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan
alam, intelektual dan budaya, serta meningkatkan kemauan untuk
terlibat dan peduli dalam isu-isu yang terkait sains.
Berdasarkan paparan di atas mengenai definisi literasi sains,
maka dapat ditarik simpulan bahwa literasi sains merupakan
kemampuan individu yang berkembang dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang terkait dengan sains yang peserta didik butuhkan
untuk mengembangkan kemampuan menemukan (inquiry),
pemecahan masalah, membuat keputusan, serta menjadi pembelajar
seumur hidup. Literasi sains sangat penting sehingga perlu terus

39
ditingkatkan dengan harapan keterampilan berpikir peserta didik
dapat terus berkembang dengan maksimal.
Pengukuran keterampilan literasi sains telah dilakukan di
banyak negara. Salah satunya program rutin pengukuran sains
keterampilan literasi yang dilakukan tiga tahun sekali adalah program
penilaian peserta didik internasional atau yang biasa disebut dengan
PISA. Dari laporan PISA 2015, skor rata-rata literasi sains peserta
didik Indonesia adalah 403 berada pada peringkat 62 dari 70 negara
peserta tes. Terdapat dua faktor utama yang memengaruhi literasi
sains peserta didik, yaitu sumber belajar (misalnya Buku) dan
program pembelajaran itu mendukung mereka untuk memiliki
keterampilan literasi sains (Rusilowati, Susilowati, & Nugroho,
2016).
Penilaian kemunculan kemampuan literasi sains dapat dilihat
pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Hal itu dapat terlihat
dengan instrumen yang di dalamnya terdapat indikator-indikator
literasi sains. Dalam laporan OECD (2013) ada empat dimensi literasi
sains yaitu: (1) konteks sains; (2) konten sains; (3) kompetensi sains;
dan (4) sikap terhadap sains.
Selanjutnya, Shen (1975) mengidentifikasi 6 elemen literasi
sains diantaranya: (1) memahami konsep sains dasar; (2) memahami
sifat sains; (3) memahami etika yang memandu pekerjaan para
ilmuwan; (4) memahami keterkaitan di antara keduanya sains dan
masyarakat; (5) memahami keterkaitan antara sains dan humaniora;
dan (6) memahami hubungan dan perbedaan antara sains dan
teknologi. Dilain pihak, Harlen (2004, hal. 64) mengemukan bahwa
aspek-aspek yang terdapat pada literasi sains yaitu; konsep atau ide,
proses, sikap dan pemahaman.

C. LITERASI TEKNOLOGI
Sülün, Yurttas, & Ekiz (2009) menyatakan bahwa masyarakat
informasi di abad ke-21 menuntut individu yang mampu menguasai
ilmu pengetahuan dan literasi teknologi dalam membentuk visi dalam
ilmu pengetahuan. Belajar, sebagai tindakan, proses atau pengalaman
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap terjadi sepanjang
masa hidup manusia tidak dapat dihindari dipengaruhi oleh kemajuan
Teknologi dan informasi.

40
Seperti yang diutarakan oleh Luciano Fioridi dalam bukunya
"Onlife Manisfesto" (Floridi, 2015), pengalaman kami sehari-hari
dalam masyarakat yang sangat terhubung dan digital membentuk
jalan kita berinteraksi dengan orang lain dengan lingkungan kita, dan
cara kita memandang diri kita sendiri. Perubahan dalam perilaku dan
persepsi kita ini memiliki dampak yang jelas terhadap peranan
teknologi dalam pembelajaran dan bagaimana peran media interaktif
dalam mendukungnya. Bahkan, dimana-mana, komputasi sosial dan
mobile, virtual, augmented, dan campuran realitas, permukaan dan
ruang interaktif, robotika, alat Internet of Things (IoT) dan game
menjanjikan kesempatan belajar dan mengajar yang unik.
Tantangan pendidikan abad ke-21 diantaranya bagaimana
mendukung orang-orang yang sangat terhubung untuk
mengembangkan keterampilan seperti pemecahan masalah,
kreativitas, pemikiran kritis, kolaborasi dan komunikasi (Binkley et
al., 2012). Misalnya, kolaborasi selalu dinilai sebagai keterampilan
interpersonal yang penting dalam pendidikan, tetapi kerangka kerja
kolaborasi saat ini adalah mengandalkan lingkungan yang kompleks
yang dimediasi oleh teknologi dari intelijen terdistribusi dimana
orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat dan negara perlu
bekerja sama (Dede, 2010).
Saat ini, berbagai teknologi yang tersedia untuk mendukung
pembelajaran dan pengajaran sudah begitu luas sehingga memutuskan
apa yang akan digunakan, bagaimana mengintegrasikannya di kelas,
dan hasil apa yang diharapkan.
Belajar adalah konsep yang sangat luas, dan ini membuat sulit
untuk menjawab pertanyaan terkait apa faktor utama yang
memengaruhi pembelajaran? dan apakah teknologi dan metode yang
dapat mengoptimalkan pembelajaran (Lowyck, 2014). Pada saat yang
sama, dengan munculnya jenis teknologi baru, sumber daya dan
lingkungan pendidikan dibanjiri dengan peluang untuk peserta didik
dapat berinteraksi dengan konten dalam berbagai cara melalui
berbagai bahan dan pengalaman digital. Peserta didik berinteraksi
dengan teknologi yang dapat membantu memfokuskan perhatian
mereka pada konten. Mereka diminta merasa seperti bagian dari
situasi pembelajaran dan merasa nyaman dalam menjelajahi konten.
Peserta didik didorong untuk menggunakan, berbagi
informasi, dan menampilkan pengetahuan mereka yang sedang

41
berkembang. Peserta didik pun harus terlibat dalam merefleksikan
tujuan pembelajaran mereka sendiri (pengaturan diri). Teknologi
yang berkembang ini menawarkan lingkungan belajar yang kaya
dengan informasi, visualisasi, interaksi, koneksi sosial, dan dorongan
untuk melakukannya mendukung pembelajaran mandiri. Untuk
memahami perkembangan teknologi di era informasi, seseorang perlu
mengerti pentingnya literasi dalam teknologi telekomunikasi
(Barbatsis, Creswell, & Ducey, 1985). Teknologi dapat memberikan
kontribusi bagi dunia pendidikan sehingga harus betul-betul
dipertimbangkan penggunannya (Çelik & Keskin, 2009).
Lennon, et al.(2003) mengungkapkan bahwa literasi teknologi
didefinisikan sebagai minat, sikap, dan kemampuan individu untuk
menggunakan teknologi dan komunikasi digital secara tepat untuk
mengakses, mengelola, mengintegrasikan, dan mengevaluasi
informasi, membangun pengetahuan baru, dan berkomunikasi dengan
orang lain untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.
Literasi teknologi memungkinkan setiap individu dapat membekali
diri berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan
untuk bersaing dengan masayarakat yang lebih luas.
Sementara itu, Clay (2001) dalam (Kemendikbud, 2016: 8)
menyatakan bahwa Literasi Teknologi (Technology Literacy) adalah
kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi
seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika
dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan
dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan
mengakses internet. Dalam hal ini, seseorang yang melek teknologi
dapat mengakses internet untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dan membuat berbagai inovasi. Selanjutnya, Menurut
Committee on Technical Literacy (dalam Pearson & Young, 2002)
mengemukakan bahwa literasi teknologi dapat menyediakan alat
untuk menghadapi perubahan yang cepat. Orang yang melek
teknologi akan merasa lebih mudah untuk memahami pembaruan
dengan teknologi baru sehingga kecil kemungkinannya untuk
tertinggal. Sama pentingnya, orang yang melek teknologi akan
memiliki tingkat yang cukup tinggi, tingkat kenyamanan dan
pemahaman luas tentang teknologi untuk memasukkan perubahan
konteks dan menerimanya bahkan jika mereka tidak sepenuhnya
memahaminya.

42
Teknologi baru memiliki beberapa manfaat untuk
penyelidikan kritis. Teknologi baru secara praktis dirancang oleh
orang-orang yang sangat membutuhkan dan menggunakannya,
termasuk guru dan peserta didik. Teknologi terintegrasi dengan
banyak alat yang menyatu dalam lingkungan belajar. Peserta didik
dapat menggunakan teknologi sebagai alat untuk mencari informasi.
Dengan informasi yang didapatkan, peserta didik dapat melakukan
pengumpulan data, mengorganisir, menganalisis data dan
memecahkan masalah.
Lingkungan dan alat-alat ini membawa serangkaian praktik
literasi yang hampir tak terbatas yang terus berubah di dalam dan di
luar kelas dan mengambil keuntungan dari kecerdasan kolektif dari
kelompok peserta didik. Sebagai contoh, Wikis, Wikipedia,
wikiquote, dan wikibooks yang dijelaskan oleh Kadjer (2007) dalam
kutipan yang disampaikan adalah situs web yang seluruhnya dibuat,
diedit, dan dipantau untuk informasi yang tidak akurat oleh pengguna.
Peserta didik juga dapat menggunakan lingkungan online untuk
mengambil dan mengatur informasi, termasuk melakukan pencarian
internet dan menggunakan grafik untuk menampilkan informasi.
Mereka dapat berbagi ide dengan orang lain di komunitas terpencil
dengan mendesain blog, mengirim email kepada teman di seluruh
dunia, dan mengembangkan proyek multimedia. Mereka dapat
menggunakan perangkat lunak seperti power point dan photoshop
untuk membuat dokumen cetak dan multimedia. Selain itu, peserta
didik juga dapat belajar konsep melalui simulasi dan pembuatan
model serta mendistribusikan dokumen dan acara seperti blog dan
podcast.
Lingkungan pembelajaran online dapat membawa bentuk-
bentuk baru penyelidikan kolaboratif, dengan menghubungkan
pemikiran individu peserta didik dengan ide-ide dari teman sekelas
mereka dan dari komunitas di luar kelas. Alat pembelajaran
kolaboratif yang didukung komputer membantu peserta didik
mengatur ide-ide mereka di sekitar pertanyaan-pertanyaan kunci dari
pertanyaan mereka.
Penggunaan teknologi ini membantu peserta didik
membangun dan memahami konsep komunikasi dengan baik. Pada
saat yang sama, praktik-praktik ini menuntut peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan baru. Mereka harus belajar bagaimana

43
menggunakan alat teknologi untuk merepresentasikan konsep
kompleks dalam berbagai cara (Roschelle, Pea, Hoadley, Gordin, &
Means, 2000). Untuk mengurutkan, mengategorikan, dan mengaitkan
informasi, dan berkomunikasi dengan alat digital dan media peserta
didik dapat menggunakan fitur-fitur yang bisa mereka gunakan dalam
lingkungan online. Ketika mereka bersama-sama melakukan
percobaan laboratorium, peserta didik perlu belajar tentang berbagai
cara alat teknologi yang dapat mengatur, memanipulasi, dan
menampilkan data mereka.
Peserta didik dapat menggunakan teknologi digital untuk
mewakili konsep geografi secara visual. Peserta didik dapat memilih
dari beragam sumber yang memberi mereka berbagai perspektif,
keterampilan digital dan media sebagai alat yang dapat membantu
dalam proses ini. Namun, mereka harus dapat dengan seksama
memfilter data ini kemudian mengidentifikasi dan membuang
informasi yang tidak akurat atau tidak lengkap. Mereka juga harus
dapat mengkategorikan pentingnya informasi apa yang lebih penting
dan apa yang kurang penting. Selain itu, mereka harus memahami
bagaimana cara menghubungkan sumber dengan benar yang dapat
mereka sertakan dari internet dalam pekerjaan mereka sendiri dan
bagaimana cara menilai sumber yang baik di internet.
Peserta didik dapat merefleksikan dampak pribadi dan pesan
yang mereka komunikasikan menggunakan alat multimedia.
Keterampilan ini mengubah mereka dari konsumen menjadi penulis
yang dapat menggunakan bentuk komunikasi baru untuk menjangkau
audiens di luar ruang kelas mereka sendiri. Konsorsium Media Baru,
penulis A Global Imperative, berpendapat bahwa literasi abad ke-21
mencakup kelancaran kreatif serta fasilitas interpretatif: “Literasi
abad ke-21 menyiratkan kemampuan untuk mengartikulasikan dan
menciptakan ide-ide dalam bentuk-bentuk baru ini, serta memahami
lapisan makna yang bisa mereka sampaikan” (2005, hal. 2).
Memikirkan siapa yang akan mendengar podcast mereka membuat
peserta didik fokus pada bagaimana membuat pesan mereka jelas dan,
jika sesuai, maka akan memiliki dampak secara emosional. Mereka
“belajar langsung bagaimana menulis adalah tindakan komunikatif;
mereka belajar untuk bertanggung jawab atas kata-kata mereka, untuk
mempertahankan dan memodifikasinya berdasarkan reaksi dari
orang-orang nyata yang duduk di sekitar mereka ”(Kadjer, 2007).

44
Berdasarkan paparan di atas mengenai definisi literasi
teknologi maka dapat ditarik simpulan bahwa literasi merupakan
kemampuan individu, bekerja secara mandiri dan dengan orang lain,
untuk menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, tepat dan
efektif alat untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan,
mengevaluasi, membuat, dan berkomunikasi. Berikut ini adalah
standar kemampuan peserta didik dalam menggunakan teknologi
yakni sebagai berikut.
a) peserta didik mengumpulkan informasi dari sumber daya digital
menggunakan berbagai alat dan metode untuk membuat catatan
dan kesimpulan yang menunjukkan koneksi atau kesimpulan
yang bermakna;
b) peserta didik mengevaluasi akurasi, perspektif, kredibilitas dan
relevansi informasi, media, data atau sumber daya lainnya;
c) peserta didik mengumpulkan data atau mengidentifikasi
semumpulan data yang relevan, menggunakan alat digital untuk
menganalisisnya, dan merepresentasikan data dalam berbagai
cara untuk memfasilitasi penyelesaian masalah dan pengambilan
keputusan;
d) peserta didik merumuskan definisi masalah yang cocok untuk
metode yang dibantu teknologi seperti analisis data, model
abstrak dan pemikiran algoritmik dalam mengeksplorasi dan
menemukan solusi;
e) peserta didik mengembangkan dan menggunakan strategi untuk
memahami dan memecahkan masalah dengan cara yang
memanfaatkan kekuatan metode teknologi untuk
mengembangkan dan menguji solusi;
f) peserta didik memilih platform dan alat yang tepat untuk
memenuhi tujuan yang diinginkan dari penciptaan atau
komunikasi mereka;
g) peserta didik mengomunikasikan ide-ide kompleks dengan jelas
dan efektif dengan membuat atau menggunakan berbagai objek
digital seperti visualisasi, model atau simulasi;
h) peserta didik mempresentasikan atau menyajikan konten yang
menyesuaikan pesan dan media untuk audiens yang dituju;
i) peserta didik mengembangkan dan menggunakan strategi untuk
memahami dan memecahkan masalah dengan cara yang

45
memanfaatkan kekuatan metode teknologi untuk
mengembangkan dan menguji solusi.
Dampak teknologi muncul begitu cepat terhadap
perkembangan pemikiran, konsep dan mekanisme dalam
memfokuskan perhatian pada isu-isu tertentu yang lebih luas dari
berbagai informasi. Penilaian kemunculan kemampuan literasi
teknologi dapat dilihat pada saat melaksanakan proses pembelajaran.
Hal itu dapat terlihat dengan instrumen yang di dalamnya terdapat
indikator-indikator literasi teknologi. Lima studi internasional
berskala besar yang unggul yang yang berkaitan dengan literasi
teknologi adalah: IEA International Computer and Literacy Study
(ICILS), komponen Kemajuan dalam komputer berbasis IEA
International Literacy Study Study (ePIRLS), Program OECD untuk
Internasional Penilaian Peserta Didik (PISA) Penilaian Membaca
Digital, Penilaian dan Mengajar Keterampilan Abad ke-21
(AT21CS), dan Program OECD untuk Penilaian Internasional
Kompetensi Orang Dewasa (PIAAC).
Bloom’s menjelaskan beragam tingkatan berpikir dan
aktivitas dengan alat-alat teknologi digital yang biasa digunakan
sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran. Ini menambah
wawasan sekaligus cakrawala kita khususnya dalam dunia
pendidikan. Berikut ini terdapat taksonomi digital yang dikemukakan
oleh Bloom’s.

Gambar 2.1 Daftar teknologi taksonomi digital Bloom sesuai tingkat


keahlian
Sumber:https://www.theedadvocate.org/how-to-use-blooms-digital-
taxonomy

46
D. LITERASI KOMUNIKASI
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) meresap hampir di semua aspek kehidupan kita
sehari-hari dengan berkontribusi pada ekonomi, transformasi sosial,
dan pendidikan yang menjadi ciri khas pengetahuan saat ini
dimasyarakat (Marin et al. 2015). Hal ini mengakibatkan pengaruh
kepada setiap anak sehingga dianggap perlu untuk mengembangkan
keterampilan untuk interaksi sosial, informasi pengambilan dan
pemrosesan, partisipasi sipil, dan keberhasilan dan kemajuan
professional (Voogt dan Pareja Roblin 2012).
Dalam konteks ini, kompetensi TIK dikategorikan ke dalam
lima bidang yaitu, informasi, komunikasi, pembuatan konten,
keamanan, dan pemecahan masalah. menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) komunikasi merupakan pengiriman dan
penerimaan informasi, berita, atau pesan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih sehingga maksud atau pesan tersebut dapat dipahami.
Beberapa penelitian seperti penelitian Vraga & Tully (2016), Natalle
& Crowe (2013) menyebutkan bahwa literasi komunikasi memiliki
pengaruh dan peran penting di era teknologi, informasi dan
komunikasi saat ini. Pada saat ini manfaat kemampuan literasi sangat
besar di lingkungan masyarakat, sehingga perlu perhatian lebih dari
dunia pendidikan khusunya guru dalam membelajarkannya kepada
peserta didik agar mampu menguasai keterampilan tersebut.
Keterampilan komunikasi menunjukkan perilaku komunikatif yang
sesuai secara sosial. Syarat yang diperlukan dalam mengembangkan
keterampilan komunikasi adalah memulai tindakan komunikatif atau
menanggapi tindakan komunikatif orang lain (Larson, 1978).
Pertanggungjawaban terhadap pemikiran yang ketat
melibatkan upaya guru untuk mempromosikan penalaran peserta
didik untuk mendukung ide-ide mereka dan mengelaborasinya (Wolf,
Crossen, & Resnick, 2006). Mengekspresikan ide dan membangun
ide orang lain adalah dasar dari kemampuan komunikasi terhadap
isu-isu abad ke-21. Diskusi yang bertanggung jawab peserta didik
tidak hanya mengekspresikan ide-ide mereka dengan keras tetapi
melakukannya dengan cara yang baik dan dibangun di atas komentar
serta ide orang lain.
Diskusi yang merangsang pemikiran dan membangun
pemahaman juga otentik, karena mereka merupakan pertukaran

47
gagasan tanpa hasil yang diprediksi. Mereka memperluas dari waktu
ke waktu dan mendorong pemikiran peserta ketika mereka “membuat
prediksi, merangkum, menghubungkan teks satu sama lain, dan
dengan pengetahuan latar belakang, menghasilkan dan menjawab
pertanyaan terkait teks, memperjelas pemahaman, dan
mengumpulkan bukti yang relevan untuk mendukung interpretasi
(Applebee, Langer, Nystrand, & Gamoran, 2003.
Selain pandangan di atas, terdapat pandangan ahli yang
menegaskan bahwa klaim interpretatif, mengelaborasi interpretasi,
mempertanyakan pernyataan satu sama lain, dan merevisi interpretasi
merupakan keterampilan berargumentasi tingkat tinggi yang sangat
penting untuk pertumbuhan intelektual. Alat berbasis teknologi
seperti e-mail, blog, dan lingkungan diskusi online membuka peluang
yang tidak terbatas untuk percakapan yang melampaui kelas. Hal
tersebut memungkinkan peserta didik untuk mengekspresikan
perspektif mereka sendiri dan mencari perspektif dari orang lain.
Namun, untuk mencapai tujuan itu, peserta didik harus menguasai
beberapa keterampilan diskusi. Mereka perlu tahu bagaimana
menggunakan percakapan untuk memahami teks, mengatur peran
yang bertanggung jawab dalam diskusi rekan, dan untuk terlibat
dalam pemikiran kritis atau kreatif melalui diskusi.
Kegiatan diskusi dengan teman sebaya dapat mencakup
lingkaran literasi, grup teman kritis, proyek grup, atau pameran grup.
Keterampilan dalam menetapkan aturan dasar, memfasilitasi
percakapan teman sebaya, mendokumentasikan ide-ide yang
berkontribusi, mempresentasikan hasil ke kelas secara keseluruhan,
dan mengevaluasi produktivitas kelompok, membantu kelompok
berkolaborasi untuk menyelidiki topik yang kompleks. Peserta didik
mulai mengintegrasikan proses-proses itu ke dalam pemikiran mereka
sendiri, misalnya, dalam percakapan sains tentang tenggelam dan
mengambang, peserta didik berbicara tentang apa yang mereka amati,
dan mereka memeriksa berbagai klaim tentang apa yang membuat
benda-benda tenggelam.
Dalam lingkaran sastra, mereka mengajukan pertanyaan yang
menantang tentang karakter, menyatakan interpretasi mereka
terhadap teks, mendengarkan interpretasi yang berbeda, dan menulis
ulang interpretasi mereka sendiri. Diskusi adalah alat dan media untuk
terlibat dalam sintesis dan pengambilan perspektif yang menjadi ciri

48
remaja yang siap. Dalam berpikir keras dengan orang lain, dalam
ruang fisik atau virtual yang umum, di sekitar topik umum, peserta
didik mempraktikkan keterampilan berpikir kritis yang akan melayani
mereka dengan baik pada komunitas pembelajaran di masa depan.
Berdasarkan paparan di atas mengenai definisi literasi
komunikasi, maka dapat ditarik simpulan bahwa literasi komunikasi
didefinisikan sebagai penggunaan informasi untuk mencapai tujuan
bersama dan keterlibatan keseluruhan pribadi, cara berbicara, sikap,
tingkah laku, dan segala sesuatu yang terpancar dari pribadi
seseorang. metode penilaian digunakan untuk melihat tingkat
kompetensi peserta didik seperti melihat kemampuan literasi
komunikasi. Penilaian kemunculan kemampuan literasi komunikasi
dapat dilihat pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Hal itu
dapat terlihat dengan instrumen yang di dalamnya terdapat indikator-
indikator literasi komunikasi. Dalam mengukur atau melihat
kemampuan literasi komunikasi ada dua, yaitu metode penilaian
langsung seperti pengamatan (Hargittai 2002) dan, baru-baru ini,
penilaian berbasis kinerja (Aesaert et al. 2014)

49
?LATIHAN______________________
Untuk lebih memperdalam pemahaman materi berbagai jenis
pembelajaran literasi maka Anda harus membuat contoh-contoh
kegiatan pembelajaran di sekolah dasar yang menunjukkan bahwa
kegiatan tersebut merupakan kegiatan literasi membaca, literasi sains,
literasi teknologi dan literasi komunikasi!

RANGKUMAN__________________________
Selamat Anda telah mempelajari materi pada Kegiatan
Belajar-2 dengan Baik. Berikut adalah rangkuman dari modul 2
Kegiatan Belajar 2.
• Literasi tidak bisa diartikan lagi hanya sekedar membaca dan
menulis, tetapi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan berbagai kemampuan bahasa untuk berpikir dan
berkomunikasi dalam situasi dan kondisi tertentu.
• Literasi sains dalam Standar Pendidikan Sains Nasional diartikan
sebagai pengetahuan, pemahaman konsep, dan proses ilmiah yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan pribadi, partisipasi
dalam kewarganegaraan dan budaya, serta produktivitas ekonomi.
• Masyarakat informasi di abad ke-21 menuntut individu yang
mampu menguasai ilmu pengetahuan dan literasi teknologi dalam
membentuk visi dalam ilmu pengetahuan. Belajar, sebagai
tindakan, proses atau pengalaman mendapatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap terjadi sepanjang masa hidup manusia
tidak dapat dihindari dipengaruhi oleh kemajuan Teknologi dan
informasi.
• Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) meresap hampir di
semua aspek kehidupan kita sehari-hari dengan berkontribusi pada
ekonomi, transformasi sosial, dan pendidikan yang menjadi ciri
khas pengetahuan saat ini dimasyarakat

50
TES FORMATIF________________________
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D di depan
jawaban yang paling benar!

1. Pada masyarakat modern saat ini, literasi diartikan sebagai...


A. Kemampuan untuk menggunakan berbagai kemampuan
bahasa untuk berpikir dan berkomunikasi dalam situasi dan
kondisi tertentu
B. Mendapatkan informasi dari kegiatan membaca
C. Kegiatan membaca dan menulis
D. Kegiatan memecahkan masalah

2. Agar dapat membangun dan mengekspresikan makna ide, peserta didik


perlu menguasai beberapa keterampilan menulis, yaitu, kecuali…
A. menggunakan tulisan dan gambar untuk memahami teks
B. menggunakan tulisan untuk berpikir kritis tentang konten
C. menggunakan tulisan untuk membaca
D. menulis dengan jelas untuk banyak tujuan.

3. Dalam laporan OECD (2013) ada empat dimensi literasi sains


yaitu, kecuali...
A. Konteks sains
B. Konten sains
C. Kompetensi sains
D. Sikap literasi

4. Judul buku Luciano Fioridi yang menjelaskan pengalaman


sehari-hari dalam masyarakat yang sangat terhubung dan digital
membentuk jalan kita berinteraksi dengan orang lain dengan
lingkungan kita, dan cara kita memandang diri kita sendiri
adalah...
A. Onlife Manisfesto
B. modern
C. modernisme
D. revolusi industri 4.0

51
5. Tokoh yang menjelaskan bahwa beragam tingkatan berpikir dan
aktivitas dengan alat-alat teknologi digital yang biasa digunakan
sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran. Ini menambah
wawasan sekaligus cakrawala kita khususnya dalam dunia
pendidikan adalah...
A. Piaget
B. Bloom
C. Brunner
D. Vygotsky

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes


formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban
Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar ini.

52
Rumus
Jumlah jawaban benar
Tingkat Penguasaan = X 100
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, Bagus!
Anda cukup memahami kegiatan belajar ini. Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi kegiatan belajar
ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

53
Kunci Jawaban Tes
TES FORMATIF KB-1
1. C
2. D
3. A
4. A
5. A

TES FORMATIF KB-2


1. A
2. C
3. D
4. A
5. B

54
Daftar Pustaka _____________________________________
Aesaert, K., & van Braak, J. (2014). Exploring factors related to
primary school pupils’ ICT self-efficacy: A multilevel
approach. Computers in Human Behavior, 41, 327-341.
Alvermann, D. E., Hinchman, K. A., Moore, D. W., Phelps, S. F., &
Waff, D. R. (2007). Reconceptualizing the literacies in
adolescents' lives. Routledge.
Applebee, A. N., Langer, J. A., Nystrand, M., & Gamoran, A. (2003).
Discussion-based approaches to developing understanding:
Classroom instruction and student performance in middle and
high school English. American Educational research journal,
40(3), 685-730.
Barbatsis, G., Creswell, K., & Ducey, R. V. (1985). Technology
literacy: A model for identifying abilities in
telecommunications. Telematics and Informatics, 2(3), 235-
243.
Beck, I. L., McKeown, M. G., & Kucan, L. (2013). Bringing words
to life: Robust vocabulary instruction. Guilford Press.
Biemiller, A. (2001). Teaching vocabulary: Early, direct, and
sequential. American Educator, 25(1), 24-28.
Binkley, M., Erstad, O., Herman, J., Raizen, S., Ripley, M., Miller-
Ricci, M., & Rumble, M. (2012). Defining twenty-first century
skills. In Assessment and teaching of 21st century skills (pp. 17-
66). Springer, Dordrecht.
Bransford, J. D., Brown, A. L., & Cocking, R. R. (2000). How people
learn (Vol. 11). Washington, DC: National academy press.
Cazden, C., Cope, B., Fairclough, N., Gee, J., Kalantzis, M., Kress,
G., ... & Nakata, M. (1996). A pedagogy of multiliteracies:
Designing social futures. Harvard educational review, 66(1),
60-92.
Coxhead, A. (2000). A new academic word list. TESOL quarterly,
34(2), 213-238.
Dahlin, B. H., Beach, T., Luzzadder-Beach, S., Hixson, D., Hutson,
S., Magnoni, A., ... & Mazeau, D. E. (2005). Reconstructing
agricultural self-sufficiency at Chunchucmil, Yucatan, Mexico.
Ancient Mesoamerica, 16(2), 229-247.

55
Dede, C. (2010). Comparing frameworks for 21st century skills. 21st
century skills: Rethinking how students learn, 20(2010), 51-76.
Floridi, L. (2015). The onlife manifesto: Being human in a
hyperconnected era (p. 264). Springer Nature.
Hargittai, E. (2002). Beyond logs and surveys: In-depth measures of
people's web use skills. Journal of the American Society for
Information Science and technology, 53(14), 1239-1244.
Harlen, W. (2004). Rethinking the teacher's role in assessment.
Haystead, M. W. (2009). Meta-analytic synthesis of studies conducted
at Marzano Research Laboratory on instructional strategies.
Englewood, CO: Marzano Research Laboratory.
Kajder, S. B. (2007). Bringing new literacies into the content area
literacy methods course. Contemporary Issues in Technology
and Teacher Education, 7(2), 92-99.
Larson, R. (1978). Thirty years of research on the subjective well-
being of older Americans. Journal of gerontology, 33(1), 109-
125.
Lowyck, J. (2014). Bridging learning theories and technology-
enhanced environments: A critical appraisal of its history. In
Handbook of research on educational communications and
technology (pp. 3-20). Springer, New York, NY.
Marin, L., Pawlowski, M. P., & Jara, A. (2015). Optimized ECC
implementation for secure communication between
heterogeneous IoT devices. Sensors, 15(9), 21478-21499.
MARZANO, R. J., WARRICK, P., & SIMMS, J. A. (2013). High
Reliability Schools.
Nagy, W. E., Diakidoy, I. A. N., & Anderson, R. C. (1993). The
acquisition of morphology: Learning the contribution of
suffixes to the meanings of derivatives. Journal of reading
Behavior, 25(2), 155-170.
Natalle, E. J., & Crowe, K. M. (2013). Information literacy and
communication research: A case study on interdisciplinary
assessment. Communication Education, 62(1), 97-104.
Norris, S. P., & Phillips, L. M. (2003). How literacy in its fundamental
sense is central to scientific literacy. Science education, 87(2),
224-240.

56
Roschelle, J. M., Pea, R. D., Hoadley, C. M., Gordin, D. N., & Means,
B. M. (2000). Changing how and what children learn in school
with computer-based technologies. The future of children, 76-
101.
Rusilowati, A., Nugroho, S. E., & Susilowati, S. M. (2016).
Development of science textbook based on scientific literacy for
secondary school. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 12(2),
98-105.
Samuels, S. J. (2006). Toward a Model of Reading Fluency.
Shanahan, T. (2004). Critiques of the National Reading Panel Report:
Their Implications for Research, Policy, and Practice.
Shen, B. S. (1975). Views: Science Literacy: Public understanding of
science is becoming vitally needed in developing and
industrialized countries alike. American scientist, 63(3), 265-
268.
Snow, C. E. (2010). Academic language and the challenge of reading
for learning about science. science, 328(5977), 450-452.
Sülün, Y., Yurttas, G. D., & Ekiz, S. O. (2009). Determination of
science literacy levels of the classroom teachers (A case of
Muğla city in Turkey). Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 1(1), 723-730.
Thier, M. (2002). 049 THE NEW SCIENCE LITERACY: USING
LANGUAGE SKILLS TO HELP STUDENTS LEARN
SCIENCE. AUTHOR Bizzo, Nelio, Ed.; Kawasaki, Clarice
Sumi, Ed.; Ferracioli, Laercio, Ed.; Leyser da Rosa, Vivian, Ed.
TITLE Rethinking Science and Technology Education To Meet
the, 405.
Voogt, J., & Roblin, N. P. (2012). A comparative analysis of
international frameworks for 21st century competences:
Implications for national curriculum policies. Journal of
curriculum studies, 44(3), 299-321.
Vraga, E. K., & Tully, M. (2016). Effectiveness of a non-classroom
news media literacy intervention among different
undergraduate populations. Journalism & Mass
Communication Educator, 71(4), 440-452.
.
Wolf, M. K., Crosson, A. C., & Resnick, L. B. (2006). Accountable
Talk in Reading Comprehension Instruction. CSE Technical

57
Report 670. National Center for Research on Evaluation,
Standards, and Student Testing (CRESST).

58
Modul-3
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
LITERASI

Memiliki pemahaman dan kemampuan untuk menyusun perangkat


pembelajaran literasi menggunakan model RADEC

(1) (2)
Mampu menyusun
Memahami rancangan perangkat pembelajaran
pembelajaran literasi literasi menggunakan Model
RADEC

PENDAHULUAN____________________________

Pada Modul 3, Anda akan mempelajari rancangan


pembelajaran literasi secara konsep dan langkah-langkah menyusun
perangkat pembelajaran literasi menggunakan RADEC.
Untuk memahami rancangan pembelajaran literasi dan
langkah-langkah penyusunan perangkat pembelajaran literasi maka
pertanyaan berikut ini dapat menjadi dasar:

1. Apakah rancangan pembelajaran literasi yang Anda susun


sesuai dengan kebutuhan di kelas?
2. Apakah rancangan pembelajaran literasi yang Anda susun
dapat meningkatkan kemampuan literasi peserta didik?

59
3. Apakah perangkat pembelajaran literasi menggunakan model
RADEC mampu menjadikan pembelajaran menjadi
bermakna?

Dengan pertanyaan di atas maka akan menentukan sejaumana Anda


memahami dan mampu menyusun perangkat pembelajaran literasi
menggunakan model RADEC.

Pada modul ini Anda akan dibimbing untuk memahami konsep


perangkat pembelajaran literasi dan tatacara menyusun perangkat
pembelajaran literasi menggunakan model RADEC.

Kompetensi yang harus Anda Capai


Pada modul 2 ini, Anda diharapkan memiliki kompetensi sebagai
berikut :
1. Memahami konsep perangkat pembelajaran literasi.
2. Mampu menyusun perangkat pembelajaran literasi
menggunakan model RADEC.

Pentingnya Modul ini untuk Anda


Pembelajaran literasi di sekolah dasar akan bermakna ketika guru
menggunakan perangkat pembelajaran yang tepat. Dalam hal ini
diperlukan kemampuan guru dalam memahami konsep perangkat
pembelajaran literasi, kemampuan memilih model yang tepat dan
cara menyusun perangkat pembelajaran literasi yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan.

Kemampuan dan kesungguhan Anda dalam mempelajari modul ini


sangat menentukan keberhasilan belajar Anda. Kemampuan dalam
memahami konsep pembelajaran literasi saat ini sangat dibutuhkan
dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar. Dengan
mempelajari modul ini, diharapkan Anda menjadi kompeten dalam
mengembangkan pembelajaran literasi di sekolah dasar.

Petunjuk mempelajari modul ini

60
Untuk mengoptimalkan Anda dalam mempelajari modul ini,
perhatikan beberapa petunjuk belajar berikut.
1. Pelajari pendahuluan dari modul ini, cermati alasan rasional
perlunya materi pada modul ini dan tujuan pembelajaran /
indikator belajar yang harus Anda kuasai
2. Kerjakan latihan dengan memperhatikan petunjuk dalam
mengerjakan latihan pada setiap kegiatan belajar. Kerjakan
pula tes formatif untuk menguji pemahaman Anda dalam
mempelajari modul ini. Untuk mengetahui apakah jawaban
Anda benar, Anda dapat memeriksa jawaban pada kunci
jawaban yang terletak di bagian akhir dari modul ini.

~Selamat Belajar~

61
Kegiatan Belajar-1
Rancangan Pembelajaran Literasi
Pada Kegiatan Belajar 1 ini, Anda akan mempelajari tentang
rancangan pembelajaran literasi.
RANCANGAN PEMBELAJARAN LITERASI
Dalam pembelajaran literasi, sebuah rancangan pembelajaran
sangat menentukan sejauh mana hasil yang akan dicapai. Guru harus
mampu merancang pembelajaran yang dapat membuat peserta didik
berpikir kritis.
Salah satu cara yaitu bagaimana guru memberikan sebuah
pertanyaan yang dapat membuat peserta didik berpikir “mengapa
bisa terjadi?” Pertanyaan mendasar berbeda dari pertanyaan yang
meminta jawaban aktual. Peserta didik akan menyelidiki terkait
pertanyaan dan mengumpulkan bukti-bukti untuk memberikan
jawaban yang akurat serta dapat meyakinkan guru dan teman-teman
lainnya. Beberapa gagasan telah diungkapkan untuk mengembangkan
literasi peserta didik seperti pada laporan-laporan panel literasi
nasional (PLN) tentang bahasa anak minoritas dan remaja (Agustus
& Shanahan, 2006) menyatakan ide-ide berikut:
1) Belajar adalah proses yang aktif dan generatif. Orang-orang
yang terlibat dalam pembelajaran menghabiskan waktu dalam
tugas-tugas yang merangsang pemikiran yang mengarahkan
mereka untuk mengamati, menjelaskan, membuat
generalisasi, dan mengambil apa yang telah mereka pelajari
dan menerapkannya.
2) Tugas dan pertanyaan otentik memotivasi pembelajaran.
Pertanyaan dan masalah dapat memicu minat dan
membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik sehingga
mereka peduli untuk mengetahui lebih banyak.
3) Peserta didik membangun makna dalam konteks sosial dan
kolaboratif. Peserta didik ingin belajar ketika mereka
memiliki pertanyaan yang penting dan mitra intelektual untuk
mengeksplorasi pertanyaan.

62
Pembelajaran literasi selain memberikan gambaran bahwa
mempelajari sebuah materi pelajaran kompleks merupakan proses
yang tidak instan yang tidak terjadi hanya melalui menghafal
informasi tetapi bagaimana memahami konten, bergulat dengan topik
dengan membaca dan membicarakannya, membahas masalah dengan
orang lain, dan membentuk pendapat tentang topik tersebut. Dalam
pembahasan berikutnya, kami memberikan contoh tentang bagaimana
menggunakan literasi untuk mendukung peserta didik
mengembangkan kemampuan literasinya selama proses
pembelajaran. Peserta didik akan belajar beberapa literasi sekaligus
dalam satu proses pembelajaran yang terdiri dari literasi membaca,
literasi teknologi, literasi sains dan literasi komunikasi. Peserta didik
akan melakukan berbagai kegiatan yang mencakup aktivitas literasi
dari keempat literasi tersebut.
Pembelajaran literasi dapat menciptakan kondisi belajar yang
dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
literasinya. Seperti ketika guru melibatkan peserta didik dalam
presentasi menggunakan multimedia, meminta peserta didik untuk
merespons dengan mengamati sebuah fenomena, menulis atau
menggambar diagram tentang pengamatan sebuah percobaan hasil
diskusi dari materi yang dipelajari, memfasilitasi diskusi dimana
peserta didik melaporkan hasil diskusi dari masing-masing kelompok,
dan ketika peserta didik melakukan presentasi menggunakan media
poster dan alat-alat lainnya.
Dalam pembelajaran literasi, peserta didik dapat memperoleh
informasi melalui berbagai platform seperti buku pelajaran, buku dan
artikel, literatur, studi kasus, ringkasan online dan artikel, serta
sumber utama seperti pidato, surat kabar, buku harian, dokumen
keluarga, dokumen publik, dan buku catatan praktisi. Peserta didik
juga dapat menggunakan grafik, peta, gambar, film, foto, video, dan
wawancara audio dan alat teknologi untuk membangun proses
berpikirnya. Dengan begitu peserta didik akan terbiasa melakukan
kegiatan-kegiatan literasi sehingga dapat belajar dan menghadirkan
banyak peluang untuk belajar literasi dalam setiap topik pembelajaran
di kelas. Ini menegaskan bahwa literasi erat kaitannya dengan
multimodal/multi sumber belajar.
Secara umum, pendekatan untuk mengajarkan literasi
melibatkan tiga aspek yaitu sebagai berikut:

63
1) Berdiskusi dengan peserta didik tentang bagaimana
keterampilan-keterampilan akan membantu mereka dalam
proses literasi (membaca atau menulis).
2) Ajarkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui tulisan
atau bacaan.
3) Berikan peluang praktik sebesar-besarnya kepada peserta
didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna
(Scammacca et al., 2007)
Kegiatan kelompok kecil mendorong peserta didik untuk
mendiskusikan apa arti keterampilan dan bagaimana mereka dapat
menggunakannya sebagai alat untuk memahami konten yang
menantang. Ikuti kerja kelompok kecil dengan diskusi seluruh kelas.
Lanjutkan untuk meninjau keterampilan ketika mereka menjadi
relevan selama unit, dan memberi tahu peserta didik ketika itu sesuai
untuk menggunakannya.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa literasi yang
diterapkan dapat menyediakan pendekatan terpadu dalam proses
pembelajaran. Lebih lanjut, pembelajaran literasi didalamnya terdapat
serangkaian praktik yang terintegrasi untuk meningkatkan motivasi
belajar dan hasil untuk semua peserta didik. Pembelajaran literasi
dapat memberi dampak yang signifikan terhadap peserta didik. Ketika
mereka menggunakan kemampuan literasi untuk melakukan
serangkaian aktivitas pelajaran, mereka memahami bahwa
kemampuan literasi membaca, literasi sains, literasi teknologi dan
literasi komuikasi dapat membantu mereka memahami dan
melakukan setiap proses pembelajaran dengan baik.

?LATIHAN______________________
Apakah Anda sudah paham materi rancangan pembelajaran literasi?
Apabila sudah paham, maka buatlah rancangan perangkat
pembelajaran literasi berupa RPP!

64
RANGKUMAN__________________________

§ Sebuah rancangan pembelajaran sangat menentukan


sejauh mana hasil yang akan dicapai. Guru harus mampu
merancang pembelajaran yang dapat membuat peserta didik
berpikir kritis.
§ Salah satu cara yaitu bagaimana guru memberikan sebuah
pertanyaan yang dapat membuat peserta didik berpikir
“mengapa bisa terjadi?” Pertanyaan mendasar berbeda dari
pertanyaan yang meminta jawaban aktual.
§ Dalam pembelajaran literasi, peserta didik dapat memperoleh
informasi melalui berbagai platform seperti buku pelajaran,
buku dan artikel, literatur, studi kasus, ringkasan online dan
artikel, serta sumber utama seperti pidato, surat kabar, buku
harian, dokumen keluarga, dokumen publik, dan buku catatan
praktisi.

TES FORMATIF________________________
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D di depan
jawaban yang paling benar!

1. Dalam pembelajaran literasi, sebuah rancangan pembelajaran


sangat menentukan sejauh mana hasil yang akan dicapai,
maka guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat
membuat peserta didik untuk...
A. Berpikir kritis
B. Memahami teks
C. Mampu membaca
D. Berpikir kreatif

2. Beberapa gagasan telah diungkapkan untuk mengembangkan


literasi peserta didik seperti pada laporan-laporan panel
literasi nasional (PLN) tentang bahasa anak minoritas dan

65
remaja (Agustus & Shanahan, 2006) menyatakan ide-ide
berikut, kecuali…
A. Belajar adalah proses yang aktif dan generatif. Orang-
orang yang terlibat dalam pembelajaran menghabiskan
waktu dalam tugas-tugas yang merangsang pemikiran
yang mengarahkan mereka untuk mengamati,
menjelaskan, membuat generalisasi, dan mengambil apa
yang telah mereka pelajari dan menerapkannya.
B. Tugas dan pertanyaan otentik memotivasi pembelajaran.
Pertanyaan dan masalah dapat memicu minat dan
membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik sehingga
mereka peduli untuk mengetahui lebih banyak.
C. Peserta didik membangun makna dalam konteks sosial
dan kolaboratif.
D. Peserta didik tidak ingin belajar ketika mereka
memiliki pertanyaan yang penting dan mitra
intelektual untuk mengeksplorasi pertanyaan.

3. Pernyataan di bawah ini terkait pembelajaran literasi selain


memberikan gambaran bahwa mempelajari sebuah materi
pelajaran kompleks merupakan proses yang tidak instan yang
tidak terjadi hanya melalui menghafal informasi tetapi
bagaimana siswa belajar…, kecuali…
A. memahami konten
B. bergulat dengan topik dengan membaca dan
membicarakannya
C. membahas masalah dengan orang lain
D. tidak membentuk pendapat tentang topik

4. Secara umum, pendekatan untuk mengajarkan literasi


melibatkan tiga aspek yaitu sebagai berikut, kecuali…
A. Berdiskusi dengan peserta didik tentang bagaimana
keterampilan-keterampilan akan membantu mereka
dalam proses literasi (membaca atau menulis).
B. Ajarkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui tulisan
atau bacaan.
C. Berikan peluang praktik sebesar-besarnya kepada peserta
didik agar kegiatan pembelajaran lebih bermakna

66
D. Mengajarkan kreativitas kepada peserta didik.

5. Di bawah ini merupakan berbagai platform dimana peserta


didik dapat memperoleh informasi dalam pembelajaran
literasi, kecuali…
A.buku pelajaran
B.surat kabar
C. dokumen keluarga
D. sertifikat.

67
Kegiatan Belajar-2
PEMBELAJARAN LITERASI
MELALUI MODEL RADEC

A. PEMBELAJARAN LITERASI MELALUI MODEL


RADEC
Berdasarkan kajian teoritis dan beberapa penelitian,
untuk membelajarkan literasi diperlukan proses model
pembelajaran yang sesuai dengan budaya Negara Indonesia.
Untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang belum
sesuai dengan tuntutan tujuan pendidikan nasional dan tuntutan
perlunya membekali peserta didik dengan keterampilan abad ke-
21.
Sopandi (2017) dalam suatu konferensi internasional di
Kuala Lumpur, Malaysia memperkenalkan suatu alternatif
model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Model pembelajaran yang dimaksud adalah model Read,
Answer, Discuss, Explain, dan Create (RADEC). Nama model
disesuaikan dengan sintaks pembelajarannya agar mudah diingat
urutan implementasinya. Adapun urutan langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut:

68
Gambar. 3.1 Sintaks Model Pembelajaran RADEC
Contoh:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


MODEL RADEC BERORIENTASI
PEMBELAJARAN LITERASI

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar (SD)


Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 2 : Selalu Berhemat Energi
Sub Tema 1 : Sumber Energi

Berikut ini diberikan daftar penilaian Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP). Berilah tanda (v) pada kolom yang tersedia
sesuai dengan penilaian Bapak/ibu.

69
v Keterampilan literasi
yang diharapkan :
Ø Literasi Membaca mengambil informasi
: membentuk pemahaman
yang luas
mengembangkan
interpretasi
merenungkan dan
mengevaluasi konten teks
merenungkan dan
mengevaluasi bentuk teks.
Ø Literasi Sains Pengetahuan sains
: Pemahaman sains
Sikap sains
Ø Literasi Teknologi Kreativitas dan inovasi
Komunikasi dan kolaborasi
Penelitian dan Pemahaman
informasi
Pemahaman konsep
teknologi
Ø Literasi Komunikasi berbagi pemikiran, opini,
dan gagasan
Mendengarkan atau
membaca bersama
Mendiskusikan

70
Pertemuan Pertama:
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

Kegiatan Sebelum Tatap Muka


Read atau • Menugaskan • Membaca
Membaca peserta didik buku tema 2
membaca dan sumber
buku tema 2 lain yang
dan sumber sesuai
lain yang dengan
sesuai materi tema
dengan selalu
materi tema berhemat
selalu energi
berhemat
energi
Answer • Menugaskan • Menjawab/m
atau peserta didik engerjakan
menjawab menjawab/m tugas yang
engerjakan tertuang
tugas yang dalam
tertuang pertanyan

71
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

dalam prapembelaj
pertanyan aran nomor 1
prapembelaj sampai
aran nomor 1 dengan 5
sampai tentang
dengan 5 selalu
tentang berhemat
selalu energi
berhemat
energi
Kegiatan pembuka
• Mengucapka • Peserta didik
n salam menjawab
• Memeriksa salam dari
kehadiran guru
peserta didik • Peserta didik
• Mengumpul diperiksa
kan kehadiranny
informasi a
tentang • Peserta didik
kegiatan melaporkan
peserta didik tentang
yang kegiatan
membaca membaca
buku dan buku dan
sumber sumber
informasi informasi
lain tentang cetak lainnya
selalu serta sumber
berhemat informasi
energi lain seperti
internet
tentang
selalu

72
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

berhemat
energi
• Mengumpul • Peserta didik
kan melaporkan
informasi kegiatan
tentang menjawab
kegiatan pertanyaan
peserta didik prapembelaj
yang aran tentang
mengerjakan selalu
pertanyaan berhemat
prapembelaj energi dan
aran tentang juga
selalu melaporkan
berhemat bagian yang
energi (telah sudah dan
diberikan belum dapat
pada diselesaikan
pertemuan secara
sebelumnya) mandiri
dan • Menyimak
mengecek judul materi
sub-sub dan tujuan
materi yang pembelajara
sudah n
dikuasai • Mengerjakan
semua tes awal
peserta tentang
didik, selalu
sebagian berhemat
peserta didik energi
dan semua
peserta didik
belum

73
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

menguasain
ya
• Menyampai
kan judul
materi dan
tujuan
pembelajara
n
• Memberikan
tes awal
tentang tema
selalu
berhemat
energi
Kegiatan ini
Discuss • Memotivasi • Secara
atau peserta didik berkelompo
berdiskusi yang k
berhasil mendiskusik
dalam an jawaban
mengerjakan atas
pertanyaan pertanyaan
prapembelaj prapembelaj
aran selalu aran nomor 1
berhemat sampai
energi untuk dengan 5
menjelaskan yang telah
nya pada mereka
anggota kerjakan di
kelompokny rumah
a yang • Menyampai
belum kan
menguasain kesulitan
ya yang
dihadapi

74
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

• Memotivasi kelompok
peserta didik dalam
yang belum mengerjakan
menguasai pertanyaan
tema selalu prapembelaj
berhemat aran tema
energi untuk selalu
mau berhemat
bertanya energi pada
pada guru
anggota lain
dalam
kelompokny
a
• Memastikan
bahwa
semua
anggota
kelompok
berkomunik
asi satu sama
lain tentang
tema selalu
berhemat
energi
• Mencermati
kelompok
mana atau
siapa yang
sudah
menguasai
indikator
tema tema
selalu

75
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

berhemat
energi
• Mencermati
indikator
tema tema
selalu
berhemat
energi yang
mana yang
sudah
dikuasai
semua
kelompok
dan sebagian
kelompok
dan
indikator
tema selalu
berhemat
energi mana
yang belum
dikuasai
semua
kelompok
Explain • Memastikan • Perwakilan
atau apa yang kelompok
menjelaska dijelaskan menjelaskan
n perwakilan tentang:
kelompok 1. Pemanfaat
peserta didik matahari
tentang: (Kelompok
1. Pemanfaat 1)
matahari 2. Peran
2. Peran matahari
matahari bagi

76
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

bagi kehidupan
kehidupan dibumi
dibumi (Kelompok
3. 2)
Membuktika 3.
n penguapan Membuktika
zat cair oleh n penguapan
panas zat cair oleh
matahari panas
4. Pengaruh matahari
panas (Kelompok
matahari 3)
pada objek. 4. Pengaruh
5. Berbagai panas
perubahan matahari
bentuk pada objek
energi (Kelompok
Benar secara 4)
ilmiah dan 5. Berbagai
semua perubahan
peserta didik bentuk
memahami energi
penjelasan (Kelompok
tersebut 5)
Mendorong Dengan
peserta didik menggunaka
lain untuk n media
bertanya, presentasi
membantah, • Peserta didik
atau lain diberi
menambahk kesempatan
an terhadap bertanya,
apa yang membantah,
sudah atau
dipresentasi menambahk

77
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

kan an terhadap
presenter apa yang
dari sudah
kelompok dipresentasi
lain kan
• Menjelaskan presenter
tema selalu dari
berhemat kelompok
energi yang lain
belum • Menyimak
dikuasai penjelasan
seluruh guru pada
peserta didik bagian tema
selalu
berhemat
energi belum
dikuasai
Kegiatan penutup
• Membimbin • Menyimpulk
g peserta an materi
didik tema selalu
menyimpulk berhemat
an materi energi
tema selalu • Mendapat
berhemat tugas untuk
energi mengulang
• Menugaskan mempelajari
peserta didik materi
untuk tentang
mempelajari selalu
kembali berhemat
materi energi
tentang
selalu
berhemat

78
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

energi yang
telah
dipelajari
• Menugaskan • Mendapat
peserta didik tugas untuk
untuk menyempur
menyempur nakan
nakan jawaban
jawaban pertanyaan
pertanyaan prapembelaj
prapembelaj aran di
aran di rumah
rumah • Menjawab
• Mengucapka salam
n salam

Pertemuan Kedua:
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

Kegiatan Sebelum Tatap Muka


Read atau • Menugaskan • Membaca
Membaca peserta didik buku tema 2
membaca dan sumber
buku dan lain yang
sumber lain sesuai
yang sesuai dengan
dengan materi tema

79
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

materi tema selalu


selalu berhemat
berhemat energi
energi
Answer • Menugaskan • Menjawab/m
atau peserta didik engerjakan
Menjawab menjawab/m tugas yang
engerjakan tertuang
tugas yang dalam
tertuang pertanyaan
dalam prapembelaj
pertanyaan aran tema
prapembelaj selalu
aran tema berhemat
selalu energi
berhemat
energi
Kegiatan pembuka
• Mengucapka • Peserta didik
n salam menjawab
• Memeriksa salam dari
kehadiran guru
peserta didik • Peserta didik
• Mengumpul diperiksa
kan kehadiranny
informasi a
tentang • Peserta didik
kegiatan melaporkan
peserta didik tentang
yang kegiatan
membaca membaca
buku dan buku dan
sumber sumber
informasi informasi
lain tentang cetak lainnya

80
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

selalu serta sumber


berhemat informasi
energi lain seperti
internet
tentang
selalu
berhemat
energi
• Mengumpul • Peserta didik
kan melaporkan
informasi kegiatan
tentang menjawab
kegiatan pertanyaan
peserta didik prapembelaj
yang aran tentang
mengerjakan selalu
pertanyaan berhemat
prapembelaj energi dan
aran tentang juga
selalu melaporkan
berhemat bagian yang
energi serta sudah dan
mengecek belum dapat
pertanyaan diselesaikan
yang sudah secara
dikuasai mandiri
semua • Menyimak
peserta judul materi
didik, dan tujuan
sebagian pembelajara
peserta didik n
dan semua
peserta didik
belum

81
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

menguasain
ya
• Menyampai
kan judul
materi dan
tujuan
pembelajara
n

Kegiatan Inti
Create atau • Menginspira • Mengkomun
mencipta si peserta ikasikan
didik untuk secara lisan
mencetuska pertanyaan
n ide-ide penyelidikan
atau , rumusan
pemikiran masalah atau
kreatif yang proyek yang
bertemali dirumuskan
dengan tema secara
selalu mandiri
berhemat yang
energi bertemali
Penyelidikan: dengan tema
• Membimbin selalu
g peserta berhemat
didik untuk energi
mengajukan Penyelidikan:
pertanyaan • Mendiskusik
penyelidikan an dalam
, kelompok
berhipotesis, pertanyaan
merencanak penyelidikan
an , hipotesis,
penyelidikan rencana

82
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

, penyelidikan
mengumpul ,
kan data, mengumpul
menyimpulk kan data,
an, dan menyimpulk
mengkomun an, dan
ikasikan mengkomun
hasil ikasikan
penyelidikan hasil
yang penyelidikan
bertemali yang
dengan bertemali
selalu dengan
berhemat selalu
energi berhemat
Pemecahan energi
masalah: Pemecahan
• Membimbin masalah:
g peserta • Mendiskusik
didik an dalam
merumuska kelompok
n tentang
permasalaha rumusan
n, masalah,
mengungka kemungkina
pkan n-
berbagai kemungkina
kemungkina n penyebab
n penyebab munculnya
munculnya masalah,
masalah, merumuska
merumuska n tindakan
n tindakan untuk
untuk mengatasi
mengatasi masalah, dan

83
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

masalah, dan melaporkan


melaporkan rencana
rencana tindakan
tindakan Pembuatan
Pembuatan karya proyek:
karya proyek: • Mendiskusik
• Membimbin an dalam
g peserta kelompok
didik ide proyek
menemukan yang dapat
karya dibuat,
proyek, merencanak
merencanak an realisasi
an, membuat ide,
jadwal membuat
pekerjaan jadwal
proyek, pekerjaan
menentukan proyek,
alat dan menentukan
bahan yang alat dan
diperlukan, bahan yang
melaksanaka diperlukan,
n dan melaksanaka
membuat n dan
laporam membuat
proyek. laporam
proyek.
Kegiatan penutup
• Membimbin • Menyimpulk
g peserta an kegiatan
didik berpikir
menyimpulk kreatif yang
an kegiatan bertemali
berpikir dengan tema
kreatif yang selalu

84
Tahap Kegiatan Kemunculan
Pembelaj Literasi
aran Guru Peserta didik LA LS LT LK L

bertemali berhemat
dengan tema energi yang
selalu telah
berhemat dilakukan
energi dan • Mendapat
kehidupan tugas untuk
sehari-hari membaca
dalam materi
rangka selanjutnya
memanfaatk dari buku
an teks
pengetahuan pelajaran
yang telah dan sumber
diperoleh informasi
tentang tema lainnya dan
selalu mendapat
berhemat pertanyaan
energi prapembelaj
• Menugaskan aran
untuk • Menjawab
membaca salam
materi
selanjutnya
dari buku
teks
pelajaran
dan sumber
informasi
lainnya dan
menjawab
pertanyaan
prapembelaj
aran
• Mengucapka
n salam

85
?LATIHAN______________________
Untuk lebih memperdalam pemahaman materi pembelajaran
literasi melalui model RADEC, maka Anda harus membuat RPP
pembelajaran literasi menggunakan model RADEC untuk satu kali
pertemuan!

RANGKUMAN__________________________

86
Selamat Anda telah mempelajari materi pada Kegiatan
Belajar-2 dengan Baik. Berikut adalah rangkuman dari modul 3
Kegiatan Belajar 2.
• Berdasarkan kajian teoritis dan beberapa penelitian, untuk
membelajarkan literasi diperlukan proses model pembelajaran
yang sesuai dengan budaya Negara Indonesia. Untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran yang belum sesuai
dengan tuntutan tujuan pendidikan nasional dan tuntutan
perlunya membekali peserta didik dengan keterampilan abad ke-
21.
• Alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia adalah model pembelajaran dengan model Read,
Answer, Discuss, Explain, dan Create (RADEC).

TES FORMATIF________________________
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D di depan
jawaban yang paling benar!

1. Model pembelajaran literasi yang cocok dengan budaya


Indonesia (Sopandi, 2017) adalah...
A. Model RADEC
B. TPACK
C. Model Discovery
D. Model Literasi

87
2. Di bawah ini merupakan sintaks model RADEC secara runut
adalah…
A. Answer, Discuss, Explain dan Create
B. Explain, Discuss, Create, Answer
C. Read, Answer, Discuss, Explain, dan Create
D. Read, Answer, Discuss, Create dan Explain

3. Keterampilan yang diharapkan dari literasi membaca adalah,


kecuali...
A. mengambil informasi
B. membentuk pemahaman yang sempit
C. mengembangkan interpretasi
D. merenungkan dan mengevaluasi konten teksBerpikir kritis

4. keterampilan yang diharapkan dari literasi teknologi adalah...


A. mengambil informasi
B. berbagi pikiran
C. sikap sains
D. Kreativitas dan inovasi

5. Keterampilan yang diharapkan dari literasi komunikasi


adalah...
A. Mengambil informasi
B. berbagi pemikiran, opini, dan gagasan
C. sikap sains
D. Kreativitas dan inovasi

88
89
Kegiatan Belajar-3
INSTRUMEN MENGUKUR
LITERASI
Pada Kegiatan Belajar 3 ini, Anda akan mempelajari tentang
instrument mengukur literasi.
A. ASPEK DAN INDIKATOR LITERASI MEMBACA
Saat proses membangun makna, pembaca yang kompeten
menggunakan berbagai proses, keterampilan dan strategi untuk
menemukan informasi, untuk memantau dan memperoleh
pemahaman (van den Broek et al., 1995; Cerdan et al., 2019).
Pengukuran keterampilan literasi membaca telah dilakukan di banyak
negara. Salah satunya dilakukan oleh OECD melalui PISA dalam
program rutin pengukuran literasi membaca setiap 3 tahun sekali.
Schleiche (2019) membagi pemrosesan teks secara khusus
mengidentifikasi proses membaca atau pemrosesan teks dengan
menemukan informasi, memahami, evaluasi dan merenungkan.
Penilaian kemunculan kemampuan literasi membaca dapat dilihat
pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Hal itu dapat terlihat
dengan instrumen yang didalamnya terdapat indikator-indakator
literasi membaca. Pada penilaian kemampuan literasi dari Burns, Roe,
dan Ross (1984); Anderson&Tollefson (1985) yang dikombinasikan
dengan penilaian kemampuan literasi hasil analisis Tim Puspendik
(2012), yang meliputi level kognitif: rendah, menengah, tinggi, dan
lanjut/kritis. Sedangkan tingkat pemahamannya meliputi: faktual
literal, interpretatif/inferensial, dan aplikatif. Penilaian kemampuan
literasi tersebut dipaparkan sebagai berikut.
1. Level kognitif rendah (faktual literal)
Kompetensi pemahaman dalam level ini meliputi: menguasai
kosa kata/frase, mengidentifikasi setting (tempat, waktu, situasi) dari
teks, dan mengidentifikasi informasi faktual dari teks.

2. Level kognitif menengah (interpretatif/inferensial)

90
Kompetensi pemahaman dalam level ini meliputi:
menemukan gagasan pokok, menentukan gagasan pendukung,
menentukan urutan informasi teks, dan menentukan hubungan sebab
akibat.
3. Level tinggi (interpretatif/inferensial)
Kompetensi pemahaman dalam level ini meliputi: membuat
kesimpulan teks dengan bahasa sendiri, menentukan informasi yang
relevan dengan teks, menemukan makna implisit dari teks, menilai
kejelasan/kelengkapan teks, dan merespons secara kritis solusi yang
diberikan penulis.
4. Level lanjut/kritis (aplikatif)
Kompetensi pemahaman dalam level ini meliputi:
menemukan aplikasi/relevansi ide teks dalam kehidupan, menilai
relevansi isi teks, dan merencanakan aktualisasi nilai yang diperoleh
dari teks dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pendapat para
ahli, maka aspek literasi membaca dalam pembelajaran ini dapat
dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1. Aspek Literasi Membaca

No Aspek yang dinilai


Proses Pemahaman
1 Peserta didik mampu memahami informasi yang
dinyatakan secara eksplisit dalam bacaan
2 Peserta didik menarik simpulan dari bahan bacaan
3 Peserta didik mampu menafsirkan dan mengintegrasikan
informasi atau gagasan yang ada dalam bacaa
4 Peserta didik menilai isi bacaan, penggunaan bahasa, dan
unsur-unsur teks itu sendiri
Tujuan Membaca
1 Peserta didik mampu membaca cerita atau karya sastra
2 Peserta didik mampu memperoleh dan menggunakan
informasi
Prilaku dan Sikap
1 Peserta didik mampu menunjukkan sikap sebagai pembaca
yang baik

91
2 Peserta didik mampu menunjukkan hal positif dalam
membaca

B. ASPEK DAN INDIKATOR LITERASI SAINS


Urgensi literasi sains semakin meningkat setiap harinya,
sehingga penting diperoleh pada proses pembelajaran. Harapannya
adalah proses perkembangan literasi sains akan ditingkatkan untuk
peserta didik yang dididik di sekolah-sekolah di mana kegiatan literasi
ilmiah sistematis diimplementasikan. Pengukuran keterampilan
literasi sains telah dilakukan di banyak negara. Salah satunya oleh
OECD melalui Programme for International Student Assessment
(PISA) yakni program rutin pengukuran literasi sains yang dilakukan
3 tahun sekali. Dari laporan PISA 2015, skor rata-rata literasi sains
siswa Indonesia adalah 403 dan berada diperingkat 62 dari 70 negara
peserta tes. Dua faktor utama yang memengaruhi literasi sains siswa
adalah sumber belajar (misalnya buku) dan program pembelajaran itu
mendukung mereka untuk memiliki keterampilan literasi sains
(Rusilowati, Susilowati, & Nugroho, 2016)
Penilaian kemunculan kemampuan literasi sains dapat dilihat
pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Hal itu dapat terlihat
dengan instrumen yang didalamnya terdapat indikator-indikator
literasi sains. Dalam laporan OECD (2013) ada empat dimensi literasi
ilmiah yaitu: 1) Konteks sains, 2) Isi Sains, 3) Kompetensi sains, dan
4) Sikap terhadap sains. Sedangkan, Shen (1975) mengidentifikasi 6
elemen literasi sains, yaitu: 1) memahami konsep sains dasar, 2)
memahami sifat sains, 3) memahami etika yang memandu pekerjaan
para ilmuwan, 4) memahami keterkaitan di antara sains dan
masyarakat, 5) memahami keterkaitan antara sains dan humaniora,
dan terakhir 6) memahami hubungan dan perbedaan antara sains dan
teknologi. Dilain pihak, Harlen (2004, hal. 64) mengemukan bahwa
aspek-aspek yang terdapat pada literasi sains yaitu; konsep atau ide,
proses, sikap dan pemahaman. Berdasarkan pendapat para ahli, maka
aspek literasi sains yang dikembangkan dapat dilihat pada tabel 3.2

92
Tabel 3.1 Aspek Literasi Sains

No Aspek yang dinilai


Pengetahuan
1 Peserta didik menunjukkan sikap ilmiah dalam mengidentifikasi
pertanyaan-pertanyan dalam pembelajaran di kelas
2 Peserta didik menunjukkan sikap ilmiah dalam mendapatkan
pengetahuan yang baru pada pembelajaran di kelas
3 Peserta didik menunjukkan sikap ilmiah dalam menjelaskan
fenomena-fenomena sains pada pembelajaran di kelas
4 Peserta didik menunjukkan sikap ilmiah dalam membuat
kesimpulan berbasis bukti pada pembelajaran di kelas
Pemahaman
1 Peserta didik menunjukkan sikap ilmiah dalam bersikap dan
berprilaku dalam kelas
2 Peserta didik menunjukkan sikap ilmiah dalam melakukan
penyelidikan terkait pembelajaran dalam kelas
Sikap sains
1 Peserta didik menunjukkan sikap peduli terhadap isu-isu sains
dalam pembelajaran dikelas
2 Peserta didik memecahkan masalah-masalah sains secara kreatif
dengan menggunakan gagasan secara ilmiah

C. ASPEK DAN INDIKATOR LITERASI TEKNOLOGI


Dampak teknologi muncul begitu cepat terhadap pengembangan
pemikiran, konsep dan mekanisme dalam memfokuskan perhatian
pada isu-isu tertentu yang lebih luas dari berbagai informasi.
Penilaian kemunculan literasi teknologi dapat dilihat pada saat
melaksanakan proses pembelajaran. Hal itu dapat terlihat dengan
instrumen yang didalamnya terdapat indikator-indikator literasi
teknologi. Lima studi internasional berskala besar yang berkaitan
dengan literasi teknologi seperti IEA International Computer and
Information Literacy Study (ICILS), Progress in International
Reading Literacy Study (ePIRLS), Programme for International
Student Assessment (PISA) dalam penilaian membaca digital,
penilaian dan mengajar keterampilan abad ke-21 (AT21CS), dan The

93
Programme for the International Assessment of Adult Competencies
(PIAAC).
Dari beberapa penelitian dan pengertian literasi teknologi maka
indikator-indikator yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Aspek Literasi Teknologi

No Aspek yang dinilai


Inovasi
1 Peserta didik menggunakan teknologi untuk menunjukkan
kreatifitasnya dalam pembelajaran di kelas
2 Peserta didik menggunakan teknologi untuk memecahkan
masalah dalam pembelajaran di kelas
3 Peserta didik menggunakan teknologi untuk
mengkontruksikan pengetahuan dalam pembelajaran di
kelas
Komunikasi
1 Peserta didik menggunakan teknologi untuk berkomunikasi
dalam pembelajaran di kelas
2 Peserta didik menggunakan teknologi untuk berkolaborasi
dengan peserta didik lain dalam pembelajaran di kelas
Penelitian dan Pemahaman informasi
1 Peserta didik menggunakan teknologi untuk menemukan
informasi yang akurat dalam pembelajaran di kelas
2 Peserta didik menggunakan informasi dalam pembelajaran
di kelas yang didapatkan dari memanfaatkan teknologi

D. ASPEK DAN INDIKATOR LITERASI KOMUNIKASI


Metode penilaian digunakan untuk melihat tingkat kompetensi
peserta didik seperti melihat kemampuan literasi komunikasi.
Penilaian kemunculan kemampuan literasi komunikasi dapat dilihat
pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Hal itu dapat terlihat
dengan instrumen yang didalamnya terdapat indikator-indakator
literasi komunikasi. Dalam mengukur atau melihat kemampuan
literasi komunikasi ada dua, yaitu metode penilaian langsung seperti

94
observasi (Hargittai 2002) dan penilaian berbasis kinerja (Aesaert et
al. 2014; Christoph et al. 2015; Huggins et al. 2014; Scherer et al.
2017). Berdasarkan pendapat para ahli, maka aspek literasi
komunikasi yang akan diterapkan pada pembelajaran dapat dilihat
pada tabel 3.4
Tabel 3.4 Aspek Literasi Komunikasi

No Aspek yang dinilai


Berbagi pemikiran, opini, dan gagasan yang didalamnya
terdiri dari unsur-unsur bahasa tubuh, kontak mata,
meringkas, parafrase, merespons
1 Peserta didik berbagi pemikiran, opini dan gagasan
menggunakan bahasa tubuh dengan peserta didik lain
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas
2 Peserta didik berbagi pemikiran, opini dan gagasan
menggunakan kontak mata dengan peserta didik lain
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas
3 Peserta didik berbagi pemikiran, opini dan gagasan dalam
meringkas dengan peserta didik lain dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas
4 Peserta didik berbagi pemikiran, opini dan gagasan dalam
memparafrasekan dengan peserta didik lain dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas
Peserta didik dapat mendengarkan atau membaca bersama,
bagaimana pembicara mengucapkan dan mengucapkan
kata-kata atau frase yang berbeda
1 Peserta didik mendengarkan, bagaimana pembicara
mengucapkan dan mengucapkan kata-kata atau frase yang
berbeda kelas
2 Peserta didik membaca bersama dan mengucapkan kata-
kata atau frase yang berbeda kelas
Peserta didik dapat merefleksikan kinerja lisan mereka
dalam kelompok kecil dan peserta didik yang membaca
presentasi kelompok teks
1 Peserta didik membaca pilihan teks dengan suara keras,
dan kemudian mendiskusikan dan merefleksikan isinya

95
2 Peserta didik bekerja dengan peserta didik yang lain
dalam kelompok kecil.
3 Peserta didik melakukan diskusi dengan peserta didik
yang lain dalam memahami dan menjawab pertanyaan
4 Peserta didik menjawab pertanyaan secara kreatif dengan
menggunakan kata-kata dan ungkapan mereka sendiri

?LATIHAN______________________
Apakah Anda sudah paham materi instrumen mengukur literasi?
Apabila sudah paham, maka lakukan penilaian kemampuan literasi
peserta didik sesuai denga RPP yang telah dibuat!

RANGKUMAN__________________________

§ Saat proses membangun makna, pembaca yang kompeten


menggunakan berbagai proses, keterampilan dan strategi
untuk menemukan informasi, untuk memantau dan
memperoleh pemahaman.
§ 6 elemen literasi sains, yaitu: 1) memahami konsep sains
dasar, 2) memahami sifat sains, 3) memahami etika yang
memandu pekerjaan para ilmuwan, 4) memahami keterkaitan
di antara sains dan masyarakat, 5) memahami keterkaitan
antara sains dan humaniora, dan terakhir 6) memahami
hubungan dan perbedaan antara sains dan teknologi.
§ Dampak teknologi muncul begitu cepat terhadap
pengembangan pemikiran, konsep dan mekanisme dalam
memfokuskan perhatian pada isu-isu tertentu yang lebih luas
dari berbagai informasi.
§ Metode penilaian digunakan untuk melihat tingkat
kompetensi peserta didik seperti melihat kemampuan literasi
komunikasi. Penilaian kemunculan kemampuan literasi

96
komunikasi dapat dilihat pada saat melaksanakan proses
pembelajaran.

TES FORMATIF________________________
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D di depan
jawaban yang paling benar!

1. Aspek literasi membaca pada aspek pemahaman


diantaranya, kecuali...
A. Peserta didik mampu berpikir kritis
B. Peserta didik mampu memahami informasi yang
dinyatakan secara eksplisit dalam bacaan
C. Peserta didik menarik simpulan dari bahan bacaan
D. Peserta didik mampu menafsirkan dan
mengintegrasikan informasi atau gagasan yang ada
dalam baca.

2. Di bawah ini adalah level kemampuan literasi membaca


yaitu, kecuali…
A. Faktual literal
B. Inferensial
C. Aplikatif
D. LOT

3. Shen (1975) mengidentifikasi 6 elemen literasi sains,


yaitu, kecuali…
A. memahami konsep sains dasar
B. memahami sifat sains
C. memahami etika yang memandu pekerjaan para
ilmuwan, memahami konten
D. Memahami perbedaan sains dan masyarakat.

4. Aspek penilaian literasi teknologi terkait inovasi adalah…


A. Peserta didik menggunakan teknologi untuk
berkomunikasi dalam pembelajaran di kelas

97
B. Peserta didik menggunakan teknologi untuk
berkolaborasi dengan peserta didik lain dalam
pembelajaran di kelas
C. Peserta didik menggunakan teknologi untuk
menemukan informasi yang akurat dalam
pembelajaran di kelas
D. Peserta didik menggunakan teknologi untuk
menunjukkan kreatifitasnya dalam pembelajaran
di kelas.

5. Aspek yang dinilai dalam literasi komunikasi adalah,


kecuali…
A. Berbagi pemikiran, opini, dan gagasan yang didalamnya
terdiri dari unsur-unsur bahasa tubuh, kontak mata,
meringkas, parafrase, merespons buku pelajaran
B. Peserta didik dapat mendengarkan atau membaca
bersama, bagaimana pembicara mengucapkan dan
mengucapkan kata-kata atau frase yang berbeda
C. Peserta didik dapat merefleksikan kinerja lisan mereka
dalam kelompok kecil dan peserta didik yang membaca
presentasi kelompok teks
D. Peserta didik menggunakan teknologi untuk
menemukan informasi yang akurat dalam
pembelajaran di kelas.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes


formatif yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban
Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar ini.

98
Rumus
Jumlah jawaban benar
Tingkat Penguasaan = X 100
5
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:
90 – 100 % = Baik sekali
80 – 89 % = Baik
70 – 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, Bagus!
Anda cukup memahami kegiatan belajar ini. Anda dapat meneruskan
dengan kegiatan belajar berikutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan
Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi kegiatan belajar
ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

99
Kunci Jawaban Tes
TES FORMATIF KB-1
1. A
2. D
3. D
4. D
5. D

TES FORMATIF KB-2


1. A
2. C
3. B
4. D
5. B

TES FORMATIF KB-3

1. A
2. D
3. D
4. D
5. D

100
Daftar Pustaka _____________________________________
Anderson, M. A., Tollefson, N. A., & Gilbert, E. C. (1985).
Giftedness and reading: A cross-sectional view of differences
in reading attitudes and behaviors. Gifted Child Quarterly,
29(4), 186-189.
Cerdán, R., Pérez, A., Vidal-Abarca, E., & Rouet, J. F. (2019). To
answer questions from text, one has to understand what the
question is asking: differential effects of question aids as a
function of comprehension skill. Reading and Writing, 32(8),
2111-2124.
Harlen, W. (2004). Rethinking the teacher's role in assessment
Scammacca, N., Roberts, G., Vaughn, S., Edmonds, M., Wexler, J.,
Reutebuch, C. K., & Torgesen, J. K. (2007). Interventions for
adolescent struggling readers: A meta-analysis with
implications for practice. Center on Instruction.
Schleicher, A. (2019). PISA 2018: Insights and Interpretations.
OECD Publishing.
Sopandi, W. (2017, September). The quality improvement of learning
processes and achievements through the read-answer-discuss-
explain-and create learning model implementation. In
Proceeding 8th Pedagogy International Seminar 2017:
Enhancement of Pedagogy in Cultural Diversity Toward
Excellence in Education (Vol. 8, No. 229, pp. 132-139).

101

Anda mungkin juga menyukai