Anda di halaman 1dari 21

PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI INDONESIA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN SEJARAH YANG


DIBIMBING OLEH
Suryo Saputro, S.Pd.

Disusun Oleh:
XI- MIPA 1
Kelompok 5

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI
MADRASAH ALIYAH NEGRI 4 KEDIRI
Jl. Melati No. 14 Ds. Krecek Kec. Badas
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
NAMA KELOMPOK

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
KATA PENGANTAR

iv
DAFTAR ISI

NAMA KELOMPOK ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan umum....................................................................................................................1
1.3 Tujuan khusus...................................................................................................................1
BAB II 2
PEMBAHASAN 2
2.1 Kedatangan militer Jepang di Indonesia...........................................................................2
A. Masuknya Jepang ke Indonesia......................................................................................2
B. Sambutan rakyat Indonesia............................................................................................3
C. Pembentukan pemerintahan militer................................................................................3
D. Pemerintahan sipil..........................................................................................................5
2.2 Organisasi pergerakan masa pendudukan jepang.............................................................6
A. Organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan............................................................6
1. Gerakan Tiga A..............................................................................................................6
2. Putera ( Pusat Tenaga Rakyat).......................................................................................6
3. Jawa Hokokai (Himpunan Kebakaktian Jawa)..............................................................7
4. Majelis A’la Indonesia ( MIAI) dan Majelis Syura Muslimin ( MASYUMI)...............7
B. Organisasi semimiliter...................................................................................................8
C. Organisasi militer...........................................................................................................9
1. Heiho..............................................................................................................................9
2. PETA ( Pembela Tanah Air)..........................................................................................9
2.3 Pengerahan dan penindasan versus perlawanan...............................................................9
A. Bidang ekonomi............................................................................................................9
B. Pengendalian di bidang pendidikan dan kebudayaan...................................................10
C. Pengerahan romusha atau Eksploitasi manusia............................................................10
D. Perang melawan jepang................................................................................................10
2.4 Berakhirnya pendudukan Jepang....................................................................................12

v
A. Akibat pendudukan jepang...........................................................................................12
B. Janji kemerdekaan........................................................................................................13
C. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)......................................................13
BAB III 14
PENUTUP 14
DAFTAR PUSTAKA 15

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sejarah adalah hal penting bagi suatu bangsa, jika suatu bangsa memiliki sejarah
maka bangsa tersebut akan mudah bangkit karena memiliki pegangan yang kuat. Sejarah
juga sebagai pembelajaran, karena dengan sejarah bisa belajar kesalahan-kesalahan yang
pernah dilakukan dimasa lalu. Sejarah tidak hanya ada dan tidak dipelajari tetapi ada
untuk jadi pembelajaran, sebuah sejarah itu adalah pembelajaran bukan warisan. Sebab
warisan yang bekerja adalah yang mewariskan bukan yang diwariskan (Anis, 2015 : 53)

1.2 Tujuan umum


Sebagai generasi muda, sudah seharusnya memiliki pemahaman sejarah. Dengan
memiliki pemahaman sejarah maka generasi muda bisa mengetahui asal usul mereka dan
mereka tau sejarah mereka dari mana. “Jangan lupakan sejarah” begitu lah yang
disampaikan bung karno yang kita kenal sampai saat ini. Sejarah perjuangan Indonesia,
adalah kontiunitas, dari suatu perjuangan generasi yang satu kepada kegenerasi
selanjutnya yang akan melanjutkan. (Aminullah, 2017:142). Selain itu juga untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh bapak Suryo Saputro.

1.3 Tujuan khusus


- Untuk mengetahui sejarah kedatanan militer Jepang di Indonesia
- Untuk mengetahui organisasi pergerakan masa pendudukan Jepang
- Untuk menambah wawasan terhadap pengerahan dan penindasan versus perlawanan
- Untuk mengetahui berakhirnya kependudukan Jepang di Indonesian

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedatangan militer Jepang di Indonesia


A. Masuknya Jepang ke Indonesia
Pengemboman Peral Harbour oleh angkatan perang Jepang pada 8 Desember
1941 terhadap angkatan laut Amerika Serikat di Pasifik tidak dapat dibendung.
Serangan Jepang juga diarahkan ke Indonesia. Serangan terhadap Indonesia
bertujuan untuk mendapatkan cadangan logistik dan bahan industri perang seperti
minyak bumi, timah, dan akumunium. Sebab, persediaan minyak di Indonesia
diperkirakan dapat mencukupi kebutuhn Jepang selama Perang Pasifik.
Jepang memasuki Indonesia sudah membawa kulturdan ideologi fasisme.
Fasis- fasisme adalah paham atau ideologi yang dapat diartikan sebagai sistem
pemerintahan, dimana semua kekuasaan berada pada satu tangan seseorang yang
diktator dan otoriter. Fasisme ini mula pertama berkembang di Italia pada tahun
1922 dengan tokohnya Benito Mussolin. Kemudian pada tahun 1933 berkembang di
Jerman lalu ke Jepang.
Jepang pertama kali mendarat di Indonesia pada 10 Januari 1942 di kota
Tarakan, selanjutnya menduduki Minahasa, Makassar, Balikpapan, Ambon,
Pontianak, Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Tentara Jepang bergerak ke Sumatra,
menduduki Palembang pada 14 Februari 1942. Sehingga makin mudah merebut
Pulau Jawa. Tentara Jepang menjalankan siasat perang kilat (Blitz Krieg) untuk
mewujudkan Imperium Asia Sekutu Timur Raya. Dalam menghadapi ekspansi
Jepang, Sekutu membentuk ABDACOM ( American, British, Dutch, Australian
Command) dengan markas di Lembang, Bandung. Sementara itu, Letjend Heir Ter
Poorten diangkat sebagai panglima Tentara Hindia Belanda ( KNIL). Namun, dalam
waktu relatifsingkat tentara Jepang dapat menguasai hampir seluruh kawasan Asia
Timur dan Asia Tenggara.
Pada tanggal1 kmaret 1942 Jepang mendarat di Jawa hingga pertahanan
Belanda di Indonesia dapat dipatahkan. Pada 8 Maret 1942, belanda menyerah tanpa
syarat di Kalijati, Jawa Barat. Dalam penyerahan kekuasaannya, pihak Belanda
diwakili Oleh Letjen Teer Porten yang disaksikan Gubernur Jenderal Belanda Tjorda
Van Stackenbourg kepada panglima perang Jepang Jendral Hitosui Immura. Maka
sejak adanya perjanjian kalijati tanggal 8 Maret 1942 kekuasaan Belanda di
Indonesia telah berakhir dan dimulailah kekuasaan jepang di Indonesia. Kemudian,
Belanda mendirikan pemerintahan pelarian ( exile goverment) di Australia dibawah
pimpinan H.J. Van Mook.
Kedatangan tentara jepang mengusir imperiaslis Belanda bertujuan bukan
untuk membebaskan rakyat Indonesia, tetapi ada maksud tertentu. Faktor-faktor
utama kedatngan Jepang di Indonesia yaitu:
- Indonesia kaya hasil tambang, sehingga menunjang untuk keperluan perang
- Indonesia terdapat bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industri dalam
negeri Jepang
- Indonesia memiliki tenaga manusia atau SDM ( man power) yang banyak
sehingga dapat mendukung usaha Jepang.

2
- Ambisi jepang untuk mewujudkan Hakko Ichiu, yaitu pembentukan imperium
yang meliputi bagian besar dunia yang dipimpin Jepang
- Kepentingan migrasi. Maksudnya, Jepang memiliki wilayah yang sempit
sedangkan jumlah penduduk banyak maka dibutuhkan tempat bagi pemerataan
penduduk.
Hakko Ichiu yang diperkenlakan oleh Kaisar Jimmu adalah doktrin untuk
menguasai dunia dan satu-satunya kekaisaran, kemudian dimodifikasi sebagai alat
propaganda dan alat politik untuk mencapai tujuan pemerintahan Jepang. Slogan
inijuga diilhami ajaran Shintoisme yang menerima dan memadukan semua tradisi
termasuk kehidupan spiritual yang masuk ke Jepang, tanpa menghilangkan tradisi
aslinya.
Ajaran ini dapat diterjemahkan bahwa Jepang sebagai negara maju
bertanggung jawab untuk membentukkesatuan keluarga umat manusia denga
memajukan dan memepersatukan bangsa-bangsa di dunia. Ajaran Hakko Ichiu
diperkuat oleh keterangan antropolog yang menyatakan bahwabangsa Jepang dan
Indonesia serumpun. Untuk merealisasikan keinginnya itu, maka sebelum gerakan
tentara Jepang datang ke Indonesia, Jepang sudah mengirim para spionease untuk
datang ke Indonesia pada tahun-tahun sebelumnya.

B. Sambutan rakyat Indonesia


Untuk menyakinkan rakyat Indonesia, Jepang menegaskan sebagai saudara
tua, sehingga Jepang dan Indonesia sama. Jepang dianggap sebagai saudara tua yang
dipandang dapat membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan Belanda. Tentara
Jepang mempropagandakan kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat
dari penjajahan bangsa Barat. Jepang juga akan memajukan rakyat Indonesia.
Jeopang terus melakukan propaganda untuk mkenggerakkan dukungan rakyat
Indonesia. Beberapa propaganda Jepang untuk mendapatkan dukungan rakyat
Indonesia sebagai berikut :
a. Radio Tokyo mendengarkan lagu “ Indonesia Raya” selain “ Kimigayo”
b. Bendera warna merah putih juga boleh diibarkan berdampingan denga bendera
Jepang, Hinomaru.
c. Melalui siaran radio, dipropagandakan barang-barang buatan Jepang yang
harganya murah agar rakyat Indonesia mudah membeli
Selain itu, kedatangan Jepang ke Indonesia disambut dengan suka cita karena
beberapa alasa, berikut:
a. Kesengsaraan rakyat akibat imperialis Belanda
b. Adanya slogan Tiga A: Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, Dan
Nippon Pemimpin Asia
c. Penduduk pribumi diangkat sebagai pegawai administrasi pemeritahan
d. Tokoh-tokoh nasional seperti Soekarno, Hatta, dan Sjahrir yang sebelumnya
diasingkan Belanda dibebaska Jepang
e. Penggunaan bahasa indonesia dalam urusan formal dan nonformal serta
pelarangan penggunaan bahasa Belanda
f. Kepercayaan masyarakat Jawa terhadap ramalan Jayabaya
C. Pembentukan pemerintahan militer
Pertengahan tahun 1942 timbul pemikiran dari Markas Besar Tentara Jepang
agar penduduk di daerah pendudukan dilibatkan dalam aktivitas pertahanan dan

3
kemiliteran ( termasuk semimiliter). Oleh karena itu, pemerintahan jepang di
Indonesia kemudian membentuk pemerintahan militer. Diseluruh Kepulauan
Indonesia bekas Hindia Belanda wilayahnya dibagi menjadi tiga wilayah
pemrintahan militer,yaitu:
a. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara kedua Puluh lima ( Tomi
Shudan) untuk Sumatra. Pusatnya di Bukittinggi
b. Pemerintahan militer Angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam Belas ( Asamu
Shudan) untuk Jawa dan Madura. Pusatnya di Jakarta. Kekuatan pemerintahan
militer ini kemudian ditambah dengan Angkatan Laut ( Dai Ni Nankenkantai)
c. Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu Armada Selatan Kedua untuk
daerah Kalimantan, Sulawesi, Dan Maluku. Pusatnya di Makassar.
Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting waktu itu
masih diberlakukan pemerintahan semesntara. Hal ini berdasarkan Qsamu Seirei
( Undang-undang yang dikeluarkan oleh panglima Tentara ke-16. Di dalam undang-
undang itu antara lain berisi ketentuan sebagai berikut:
a. Jabatan gubernur jenderal pada masa Hindia Belanda dihapuskan dan segala
kekuasaan yang dahulu dipegangnya diambil alih oleh panglima tentara Jepang
di Jawa
b. Para pejabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia Belanda tetap
diakui kedudukannya, asalkan memiliki kesetiaan terhadap tentara pendudukan
Jepang
c. Badan-badan pemerintah dan undang-undang dimasa Belanda tetap diakui
secara sah untuk sementara waktu, asalkan tidak bertentabngan dengan aturan
pemerintahan milier Jepang.
Adapun susunan pemerintahan militer Jepang tersebut adalah sebagai berikut,
yaitu:
a. Gunshirekan (panglima tentara) yang kemudian disebut dengan Seiko Shikkan
(panglima tertinggi) sebagai pucuk pimpinan. Panglima tentara yang pertama
dijabat oleh Jenderal Hitoshi Imamnura.
b. Gunseikan (kepala pemerintahan militer) yang dirangkap oleh kepala staf.
Kepala staf yang pertama adalah mayor jenderal seizaburo okasaki. Kantor
pusat pemerintahan mikiter ini disebut gunseikanbu. Di lingkungan ini terdapat
lima bu ( semacam departemen), yaitu :
1. Somubu ( Departemen Dalam Negeri)
2. Zaimubu ( Departemen Keungan)
3. Sangyobu (Departemen Perusahaan, Industri, dan Kerjainan Tangan) atau
urusan Perekonomia
4. Kotsubu ( departemen lalu lintas)
5. Shihobu ( departemen kehakiman)

c. Gunseibu (Koordinator pemerintahan dengan tugas memulihkan ketertiban dan


keamanan atau semacam gubernur) yang meliputi:
1. Jawa Barat : Pusatnya di Bandung.
2. Jawa Tengah : Pusatnya di Semarang.
3. Jawa Timur : Pusatnya di Surabaya
Ditambah dua daerah istimewa (Kochi)yakni Yogyakarta dan Surakarta.

4
Didalam pemerintahan itu, Jepang juga membentuk kesatuan Kempetai
(Polisi Militer). Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat). Badan ini bertugas
untuk mengajukan usulan kepada pemerinta serta menjawab berbagai
pertanyaan pemerintah tentang masalah politik dan memberikan saran tindakan
yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer Jepang.
Pada awal pendudukannya, secara kultural Jepang mulai melakukan berbagai
perubahan. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kekuasaannya dan
menghapus segala pengaruh Belanda di masyarakat. Serangkaian kebijakan
tersebut diperkuat dengan dikeluarkannya aturan baru di Indonesia, yaitu UU
No. 4 yang menyatakan sebagai berikut :
a. Hanya bendera Jepang (Hinomaru) yang boleh dipasang.
b. Saat hari-hari besar, yang boleh diperdengarkan hanya lagu kebangsaan
Jepang, Kimigayo. Padahal sebelum tentara Jepang datang ke Indonesia,
Lagu Indonesia Raya sering diperdengarkan di Radio Tokyo.
c. Selain itu juga pada tanggal 1 April 1942, seluruh rakyat Indonesia
menggunakan pembagian waktu oleh Jepang.
d. Sejak tanggal 24 April 1942, petunjuk waktu (kalender) sudah harus
menggunakan tarikh Sumera (tarikh Jepang), menggantikan tarikh Masehi.
Waktu tarikh Masehi 1942 sama dengan 2602 Sumera.
e. Setiap tahun rakyat Indonesia harus merayakan Hari Raya Tencosetsu,
yaitu Hari Raya Kelahiran Kaisar Hirohito (perayaan dimulai sejak 1942).
Selain beberapa aturan diatas, di bidang politik, Jepang juga melakukan
perubahan kebijakan. Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda dan
mewajibkan rakyat Indonesia untuk menggunakan bahasa Jepang.

D. Pemerintahan sipil
Selain dibidang militer Jepangjuga mengembangkan pemerintahan sipil
dengan mengluarkan Undang-undang No. 27 tentang pemerintahan daerah dan
dimantapkan dengan Undang-undang No. 28 tentang pemrintahan Shu serta
Tokubetshusi. Dengan undang-undang tersebut, pemrintahan akan dilengkapi dengan
pemrintahn sipil
Menurut Undang-undang No. 28, jepang membagi wilayah pemrintahan
daerah mnjadi bebrapa tingkatan yaitu:
a. Shu : karesidenan ( pemrintahan daerah yang tertinggi), dipimpin oleh
seseorang shocukan ( gubernur). Gubernur ini memiliki kekuasaan, yaitu
kekuasaan legislatif dan eksekutif
b. Shi : kota praja ( dipimpin oleh shico)
c. Ken : kabupaten ( dipimpin oleh kenco)
d. Gun : kawedanan ( dipimpin oleh gunco)
e. Son : kecamatan ( dipimpin olh sonco)
f. Ku : desa/ kelurahan (dipimpin oleh kuco)
Pembagian wilyah tersebut mencakup seluruh Pulau Jawa dan Madura
Terkecuali Kochi Yogyakarta dan Surakarta. Adapun Jepang membagi pulau Jawa
menjadi 17 Shu. Dalam menjalankan pemerintahannya, shocukan dibantu oleh
Cokan Kanbo ( Majelis permusyawaratn Shu). Setiap Cokan Kanbo memiliki 3 bu
( bagian) yaitu:
a. Naisebu : bagian pemerintahan

5
b. Kaisebu : bagian ekonomi
c. Keisatsub : bagian kepolisian
Pemerintahan pendudukan jepang juga dapat membentuk sebuah kota yang
dianggap memiliki posisi yang sangat penting sehingga menjadi daerah otonomi.
Daerah terebut disebut Tokebetsushi (kota istimewa), yang posisi kewenangannya
sama seperti Shu yang berada langsung dibawah pengawasan gunseikan.
2.2 Organisasi pergerakan masa pendudukan jepang
A. Organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
1. Gerakan Tiga A
Gerakan Tiga A dibentuk tanggal 29 Maret 1942 dengan tujuan untuk
menanamkan semangat Pro-Jepang demi menghadapi pasukan sekutu. Gerakan Tiga
A dipimpin oleh Mr. Syamsuddin dan dibantu oleh K. Sutan Pamuncak dan Moh.
Saleh. Bulan Mei 1942, perhimpunan ini mulai diperkenalkan kepada masyarakat
melalui media massa. Di dalam gerakan ini juga dibentuk subseksi islam yang
disebut “ Persiapan Persatuan Umat Islam”. Subseksi ini diketuai oleh Abikusno
Cokrosuyoso.
Dalam menjalankan aksinya, Jepang berusaha untuk bekerja sama dengan para
pemimpin bangsa (bersikap kooperatif). Cara ini digunakan agar dipemimpin
nasionalis dapat merekrut massa dengan mudah dan pemerintah Jepang dapat
mengawasi kinerja para pemimpin bangsa. Tetapi gerakan ini tidak bertahan lama,
sekitar bulan Desember 1942 gerakan ini dinyatakan gagal. Hal ini dkarenakan
kurang mendapat simpati di kalangan masyarakat Indonesia.
2. Putera ( Pusat Tenaga Rakyat)
Gerakan Tiga A dinilai gagal oleh Jepang. Kemudian Jepang meningkatkan
kerja sama dengan tokoh pergerakan nasional dengan mendirikan Pemuda Asia Raya
yang dipimpin Sukardjo Wiryopranoto, namun gagal karena tidak mendapat
sambutan oleh rakyat lalu dibubarkan. Selain mendirikan Pemuda Asia Raya, Jepang
juga mnewarkan bekerja sama denga tokoh-tokoh nasional. Tawaran ini disambut
hangat karena menurut mereka suatu kerja sama di dalam situasi perang adalah cara
yang terbaik. Jepang membebaskan Ir. Soekarno yang ditahan di Bukittinggi, lalu
tanggal 9 Juli 1942 Ir. Soekarno sudah berada di Jakarta dan bergabung dengan
Moh. Hatta. Bulan Desember 1942 dibentuklah oanitia persiapan untuk membentuk
sebuah organisasi massa yang beranggotakan Empat Serangkai yaitu Ir. Soekarno,
Moh. Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara.
Tanggal 16 April 1943 Empat Serangkai ini mendirikan Pusat Tenaga Rakyat
( PUTERA) yang berdiri atas prakarsa Jepang dengan tujuan untuk membujuk kaum
nasioanlis sekuler dan kamu intelektual agar dapat mengerahkan tenaga dan
pikirannya untuk usaha perang Jepang, juga untuk membangun dan menghidupkan
kembali sesuatu yang dihancurkan oleh Belanda. Menurut Jepang, organisasi ini
bertugas untuk memusatkan segala potensi masyarakat Indonesia guna membantu
Jepang dalam perang, selain itu juga memperbaiki bisang sosial ekonomi. Putera
memiliki pimpinan pusat dan daerah. Pada awalnya Putera cepat mendapat sambutan
dari organisasi massa yang ada sehingga dapat membawa tokoh-tokoh organisasi
massa bergabung dalam organisasi Putera ini. Putera berkembang dan bertambah
kuat. Meskipun di tingkat daerah tidak berkembang baik, namun masih berhasiul
dalam mempersiapkan rakyat secara mental bagi kemerdekaan Indonesia. Gerakan
ini tidak dibiayai oleh pemerintah Jepang, namun masih bisa menggunakan fasilitas

6
yang ada seperti radio dan koran. Perkembangan Putera ini semakin luas sehingga
mengakibatkan Jepang khawatir.
Putera telah dimanfaatkan oleh pemimpin-pemimpin naisonal untuk
mempersiapkan ke arah kemerdekaan, tidak digunakan sebagai usaha menggerakkan
massa untuk membantu Jepang. Ternyata sikap dan tindakan ini dicium oleh jepang
lalu organisasi ini dibubarkan pada tahun 1944. Melalui Putera ini bahasa Indonesia
mulai tersebar sehingga dapat membuat nasionalisme Indonesia semakin kuat.
3. Jawa Hokokai (Himpunan Kebakaktian Jawa)
Dibentuk olehjenderal Kumaikici Harada pada tahu 1944. Tujuan didirikannnya
organisasi ini adalah untuk penghimpunan tenaga rakyat, baik secaa lahir ataupun
batin sesuai degan hokosisyin ( semangat kebaktian). Melalui organisasi ini,
rakyat dituntut mengorbankan diri, mempertebaql semangat persaudaraan, dan
melaksanakan sesuatu dengan bukti yang nyata. Kegiatan-kegiatan Jawa Hokokai
yaitu:
- Melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan ikhlas untuk menyumbangkan
segenap tenaga kepada pemerintah Jepang.
- Memimpin rakyat untuk menyumbangkan segenap tenaga berdasarkan
semangat persaudaraan antarbangsa.
- Memperkukuh pembelaan tanah air.
Pada masa ini, golongan nasionalis disisihkan, mereka diberi jabatan baru dalam
pemerintahan, akan tetapi segala kegiatnnya memperoleh pengawasan yang ketat
dan segala bentuk komunikasi dengan rakyat dibatasi. Organisasi ini tidak
berkembang di luar Jawa, sehingga golongan nasionalis kurang medapatkan
wadah. Penguasa Jepang yang berkuasa di luar Jawa berpendapat bahwa masih
terdapat banyak suku, bahasa, dan adat istiadat, sehingga sulit dalam membentuk
sebuah organisasi yang besar dan memusat. Namu, organisasi ini berkembang
sesuai dengan apa yang pemerintah Jepang inginkan.
4. Majelis A’la Indonesia ( MIAI) dan Majelis Syura Muslimin ( MASYUMI)
a. Majelis A’la Indonesia ( MIAI)
Jepang menghidupkan kembali organisasi ini yang sempat bubar pada masa
pemerintahan Hindia Belanda pada 4 September 1942, lalu memindahkan
markasnya dari Surabaya ke Jakarta. Semboyan organisasi ini adalah “
berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah berpecah
belah”. Tujuan berdirinya organisasi ini adalah agar ormas-ormas islam yang
bernaung di bawahnya bisa memobilisasi umat untuk keperluan perang.
Tugas-tugasnya adalah
1) Menempatkan umat islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat
Indonesia.
2) Mengharmonisasikan islam dengan tuntutan perkembangan zaman.
3) Ikut membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya
Dalam mewujudkannya tugas tersebut, MIAI membuat porgram kerja, yaitu
pembangunan masjid Agung di Jakarta, mendirikian universitas, dan
membentuk baitul mal. Namun, dari ketiga progaram kerja tersebut yang
disetujui oleh pemeringtah jepang adalah membentuk baitul mal. Pada bulan
Mei, MIAI berhasil membentuk Majelis Pemuda yang diketuai oleh Ir.
Sofwan danjuga membentuk Majelis Keputrian yang diketuai oleh Siti
Nurjanah. Pada ditahun yang sama, organisasi ini berhasil menerbitkan

7
majalah yang bernama Soeara MIAI dan mendapatkan simpati yang luar biasa
dari umat islam. Melihat perkembangannya yang cukup baik, Jepang mulai
waspada. Dana baitul mal yang harusnya disalurkan ke umat alih-alih
diserahkan ke Jepang. Paratokoh islam diawasi dan jepang membuat pelatihan
selam satu bulan dan menghasilkan bahwa para tokoh islam tidak
membahayakan kedudukan Jepang, dan MIAI juga tidak berkontibusi
terhadap peramg, sehingga MIAI dibubarkan pada November 1943 dan
digantikan dengan Majelis Syuro Muslimin.
b. Majelis Syuro Muslimin (MASYUMI)
Didirikian pada Novemebr 1943 dengan diketuai oleh Hasyim Asy’ari dan
wakilnya Mas Mansur dan Wahid Hasyim. Harapan Jepang membentuk ini
adalah agar Jepang dapat mengumpulkan dana dan dapat menggerakkan umat
islam untuk menopang kegiatan perang Asia Timur Raya. Organisasi ini
berkembamg cepat, disetiap karesidenan ada cabang Masyumi. Oelh karena
itu, Masyumi berhasil meningkatkan hasil bumi dan pengumpulan dana.
Masyumi menjadi wadah bertukar pikiran antara tokoh-tokoh islam sekaligus
menjadi tempat penampungan keluh kesah rakyat. Masyumi berani menolak
budaya Jepang yang tidak sesuai dengan ajaran agama islam yaitu seikerei
(posisi membungkuk 90° ke arah Tokyo) sebab umat islam hanya melakukan
posisi itu ketika rukuk saat salat dan menghadap kiblat. Keputusan tersebut
merupakan sebuah ide dari Abdul Karim Amrullah.
B. Organisasi semimiliter
1. Pengerahan tenaga muda
Untuk mendidik pemuda Indonesia agar disiplin dan memounyai sifat kesatria
maka Jepang menyelenggarakan pendidikan baik secara umum maupun khusus.
Pendidikan umum dilakukan di sekolah dasar dan sekola menengah. Adapun
pendidikian khusus dilakukan dengan membentuk Barisan Pemuda Asia Raya
(BPAR) yang merupakan bagian dari Gerakan Tiga A. BPAR diresmikan pada
tanggal 11 Juni 1942 yang dipimpin oleh Dr. Slamet Sudibyo dan S.A. Saleh.
Selain BPAR terdapat juga San A Seinan Kutensho yang sama berada dibawah
Gerakan Tiga A, yang diprakarsai oleh H. Shimuzu dan Wakabayshi. Di daerah
dibentuk Komite Pengissafan Pemuda yang anggota-anggotanya terdiri atas unsur
kepanduan.
2. Pendidikan semimiliter
- Seinendan, yaitu organisasi semimiliter yang berdiri pada 29 April 1943 yang
mana semua orang yang berumur 14-22 tahun boleh mengikuti ini. tujuan
didirikannya adalahuntuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat
menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan menggunakan tangan dan
kekuatannya sendiri. Seinendan putri disebut Josyi Seinendan. Ada maksud
terselubung diadakannya pendidikan dan latihannya yaitu guna
mempersiapkan pasukan cadangan untuk kepentingan Perang Asia Timur
Raya.
- Keibodan, organisasi pemuda yang berumur 23-35 tahun yang bertugas
sebagai pembantu polisi. Berdiri pada tanggal 29 April 1943.
- Fujinkai, oragnisasi pemudi yang berumur 15 tahun keatas. Dibentuk pada
bulan Agustus 1943. Oragnisasi ini bertugas mengumpulkan dana wajib

8
berupa perhiasan, bahan makanan, hewan ternak ataupun keperluan-keperluan
lainnya yang digunakan untuk perang.
- Gakukotai, merupakan barisan dari kalangan pelajar.
- Suisyintai, merupakan barisan pelopor yang berdiri pada 1 November 1944.
Berdiri dibawah naungan Jawa Hokokai. Tujuan didirikannyanoragnisasi ini
adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan rakyat dalam menghadapi sekutu
- Kiakyo Seinen Teishinti (Hizbullah), berdiri pada 15 Desember 1944.
Bertugas sebagai tentara cadangan. Tujuan berdirinya adalah agar pemuda
dapat mengatasi kesukaran perang dengan senang hati tabah da iman yang
teguh.
- Jibakutai (barisan berani mati), dibentuk pada tanggal 8 Desember 1944.
Barian ini ruanya mendapatkan inspirasi dari pilot Kamikaze yang sanggup
mengorbankan nyawanya dengan jalan menabrakka pesawatnya kepada kapal
perang musuh.
C. Organisasi militer
1. Heiho
Dibentuk pada bulan Oktober 1943, sebagai organisasi prajurit pembantu Jepang.
Anggotanya berumur sekitar 18-25 tahun dan berpendidikan minimal sekolah
dasar. Tujuannya adalah untuk menambah jumlah kekuatan tentara Jepang untuk
mempertahankan negeri-negeri yang telah didudukinya. Kegiatan Heioho adalah
menjaga kamp pertahanan, membangun kubu-kubu pertahanan, dan membantu
tentara perang di medan perang. Heiho dibubarkan oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia setelah Jepang menyerah pada Belanda dan sebagian
anggotanya dialihkan menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR).
2. PETA ( Pembela Tanah Air)
Dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan maklumat Osamu Seirei
No.44 yang diumumkan oleh Panglima Tentara Ke-16, Jenderal Kumakichi
Harada sebagai Tentara Sukarela. Pelatihan pasukan ini berpusat di Bogor yang
diberi nama Jawa Bo-ei Giyugun Kanbu Resentai. Peta bersifat keindonesiaandan
perwira-perwiranya juga berasal dari Indonesia. Bertugas membela dan
memepertahankan tanah air dari serangan Sekutu. Peta banyak dianggap sebagai
cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).
2.3 Pengerahan dan penindasan versus perlawanan
A. Bidang ekonomi
Seperti yang kita ketahui indonesia merupakan kepulauan yang begitu kaya dan
sangat menarik bagi Jepang. Selama kependudukannya di Indonesia, diterapkan
konsep “Ekonomi Perang” yang artinya semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali
untuk menompang kegiatan perang. Untuk menggapai cita-cita danambisi politiknya
dibidang ekonomi dilakukan dengan cara-cara antara lain sebagai berikut.
- Jepang memonopoli penjualan hasil perkebunan teh, kopi, karet, dan kina
- Jepang melancarkan kampanye penyerahan barang-barang dan menambah
bahan pangan secara besar-besaran.
- Jenis perkebunan yang tidak beguna dibatasi, dimusnahkan, dan diganti
dengan tanaman bahan makanan
- Rakyat hanya diperbolehkan mempunyai 40% dari hasil pertaniannya, 30%
harus dijual kepada pemerintah Jepang dengan harga yang sangat murah, dan

9
30% harus diserahkan ke lumbung desa. Akibatnya kehidupan petani semakin
merosot
- Rakyat dibebani dengan pekerjaan tambahan yang bersifat wajib seperti
menanam pohon jarak yang bisa digunakan untuk pelumas pesawat terbang
dan senjata
- Semua harta benda dan perusahaan perkebunan milik orang Belanda disita
dan beberapa perusahaan vital seperti pertambangan, lsitrik, telekomunikasi,
dan perusahaan transportasi langsung dikusai pemerintah Jepang.
B. Pengendalian di bidang pendidikan dan kebudayaan
Pemerintah Jepang mulai membatasi kegiatan pendidikan. Yang mulanya 21.500
menjadi 13.500 sekolah dasar. Perguruan tinggi bisa dikatakan macet. Begitu juga
tenaga kerja menurun secara signifikan. Muatan kurikulum yang diajarkan juga
dibatasi. Mata pelajaran bahasa Indonesia diajdikan pelajaran utama, dan bahasa
Jepang menajdi mata pelajaran wajib. Para pelajar harus menghormati budaya dan
istiadat Jepang. Mereka juga harus melakukan kegiatan kerja bakti (kinrohosyi).
Mereka harus benar-benar menjalankan semangat Jepang (Nippon Seishin). Akibat
keputusan tersebut, membuat angka buta huruf semakin meningkat. Oleh karena itu,
pemuda Indonesia membjuat pogram pemberantasan buta hruf yang dipelopori oleh
Putera. Kemunduran pendidikan juga berkaitan dengan kebijakan Jepang yang
berorientasi pada kemiliteran. Bagi Jepang, pelaksanaan pendidikan bagi rakyat
Indonesia bukan untuk membuat pandai, tetapi untuk oembentukan kader-kader yang
memelopori pogram Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.
C. Pengerahan romusha atau Eksploitasi manusia
Untuk menopan Perang AsiaTimur Raya, Jepang mengerahkan semuatenaga kerja
dari Indonesia. Tenaga kerja ini disebut dengan Romusa yang merupakan kerja paksa
tanpa upah. Selain romusa, terdapat juga Kinrohosi, yaitu kerja paksa tanpa upah
bagi para pemimpin dan tokoh masyarakat. Pekerjaan romusa berada diruang terbuka
seperti di lahan pertanian. Awalnya, rakyat melakukannya dengan sukarela karena
termakan propaganda Jepang untuk membangun keluarga besar Asia. Tenaga-tenaga
romusa kebanyakan diambil dari desa-desa yang umumhya orang yang tidak sekolah
atau yang paling tinggi tamatn sekolah dasar. Akan tetapi, setelah kebutuhan
mendesak, pengerahan tenaga kerja berubah menjadi paksaan. Kehidupan romusa
sangat sulit, seperti kesehatan yang tidak terjamin yang pada akhirnya banyak yang
meninggal. Karena hal tersebut membuat rakyat menjadi takut dijadikan romusa.
Untuk menutupi kekejamannya dan agar merasa rakyat tidak dirugikan, sejak tahun
1943 Jepang mengganti sebutannya menjadi “Pejuang Ekonomi” atau “Pahlawan
Pekerja”.
D. Perang melawan jepang
1. Perlawanan melalui organisasi bentukan Jepang
Beberapa organisasi yang dibentuk Jepang untuk bangsa Indonesia dibelokkan
tujuan awalnya oleh para pemimpinnya terutama yang berasal dari bangsa
Indonesia. Misalnya, menggunakan organisasi itu untuk menggembleng semangat
cinta tanah air anggotanya. Organisasi yang dimanfaatkan misalnya Putera, Jawa
Hokokai, MIAI, Masyumi, BPUPKI, dan PPKI.
2. Perlawanan melalui Gerakan Rahasia ( Gerakan Bawah Tanah)
Para pemimpin pemuda yang tidak bersedia begabung dengan organisasi
bentukan Jepang melakukan gerakan rahasia melawan Jepang. Maksudnya adalah

10
denga mendirikan beberapa kelompok. Denga memebentuk gerakan rahasia ini,
kelompok-kelompok tersebut selain menggembleng semangat nasionalisme
aggotanya dan saling bertukar informasi antar kelompok, ternyata juga melalukan
sabotase dan tindakan perusakanterhadap sarana dan prasarana vitai milik Jepang.
3. Perlawanan Bersenjata Terhadap Pemerintah Militer jepang.
a. Aceh angkat senjata
Terjadi pada tahun 1942., pertempuran pertama terjadi di Cot Plieng yang
dipimpin oleh Abdul Jalil. Terjadi karena melihat kekejaman dan
kesewenangan pemerintah Jepang, terutama terhadap romusa. Dampak dari
perang tersebut membuat rakyat semakin benci terhadap Jepang, sehingga
muncul pertempuran kedua di Jangka Buyadi dibawah pimpinan perwira
Gyugun Abdul Hamid. Namun, berhasil dihentikan oleh Jepang dengan cara
menangkap dan menyandera semua anggota keluarga Abdul Hamid.
Peretempuran selanjutnya terjadi di Padrah Kabupaten Bireuen. Terjadi
karena masalah penyetoran padi dan pengerahan tenaga romusa. Kerja paksa
yang diadakan Jepang terlalu memakan waktu sehingga rakyat tidak memiliki
kesempatan untuk menggarap sawahnya. Penyerahan hasil panen terhadap
Jepang sebanyak 50-80%.
b. Perlawanan di Singaparna
Meletus pad salah satu hari Jumatpada bulan Februari 1944 dibawah
pimpinan Kiai Zainal Mustafa. Terjadi karena kebijakan-kebijakan Jepang
yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat, banyak yang tidak sesuai
dengan ajaran islam, ajran yang banyak dianut oleh warga setempat.
Pertempuran ini juga dilatar belakangi oleh kehidupan rakyat yang semakin
menderita. Penegrahan tenaga romusa denga paksa dan dibawah ancaman
juga sangat menggangu rakyat. Selain itu, kebijakan menyerahkan padi dan
beras dengan aturan yang sangat menjerat dan menindas rakyat sehingga
rakyat semakin menderita.
c. Perlawanan di Indramayu
Sebab terjadinya tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Singaparna.
Para petani dan rakyat Indramayu pada umunnhya hidup sangat sengsara.
Mereka harus menyerahkan sebagian besar hasil padinhya kepada Jepang..
tentukebinakan ini snagat menyengsarakan rakyat. Begitu juga kebijakan
tenaga romusa juga terjadi sehingga membuat rakyat semakin menderita.
Perlawanan terjadi di Desa Kaplongan, Distrik Karangampel pada bualn april
1944 dan terjadi kembali pada bulan Juli di Desa Cidempet, Kbupaten
Lohbener.
d. Rakyat Kalimantan angkat senjata
Dipimpin oleh Pang Suma seorang yang berpengaru pada suku Dayak namun
gagal.
e. Perlawanan rakyat Irian Barat
Terjadi karena rakyat mendapat pukulan dan penganiyaan yang sering diluar
batas kemanusiaan. Gerakan perlawanan yang terkenal di Papua adalah
“Gerakan Koren” yang berpusat di Biak dibawah pimpinan L. Rumkorem.
Perlawanan di tanah irian iniu juga meluas ke berbagai daerah, dari Biak
kemudian ke Yapen Selatan. Salah satu pimpinan perlawanan yang terkenal

11
di daerah ini adalah Silas Papare. Perlawanan di daerah ini berlangsung lama
bahkan sampa Jepang dikalahkan oleh Sekutu.
f. Peta di Blitar angkat senjata
Terjadi karena penderitaan rakyat akibat penindasan yang dilakukan oleh
Jepang. Berlangsung sejak tanggal 29 Februari 1942 dibawah pimpinan
Supriyadi.
2.4 Berakhirnya pendudukan Jepang
A. Akibat pendudukan jepang
1. Bidang politik
Pada masa kependudukannya, semua organisasi kebangsaan yang telah berdiri
sejak zaman Hindia Belanda dibubarkan dan dilarang. Hal ini sesuai dengan
Undang-undang Bala Tentara Jepang No. 2 tanggal 8 Maret 1942 yang berisi
bahwa bangsa Indonesia dilarang berserikat dan berkumpul. Para pemimpin
organisasi yang telah dibubarkan selalu dicurigai dan diawasi. Tujuannya adalah
untuk menghapuskan pengaruh Barat dan menggalang masyarakat agar memihak
Jepang. Kebijakan politik Jepang yang sangat keras itu membangkitkan semangta
perjuangan rakyat Indonesia terutama kamu nasionalis untuk segera mewujudkan
cita-cita mereka yakni Indonesia Merdeka.
2. Keadaan sosial-budaya dan ekonomi
Jepang berusaha mengeksploitasi trenaga kerja Indonesia melalui romusa.
Akibatnya, banyak desa yang kehilangan tenaga kerjanya sehingga banyak sawah
yang terlantar. Saat itu kondisi masyarakat menyedihkan. Bahan makanan sulit
didapat akibat banyak petani yang menjadi pekerja romusa. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya kekurangan pangan di wilayah Indonesia. Uang yang
dikeluarkan Jepang tidak ada jaminanya, bahkan mengalami inflasi yang parah.
Bahan-bahan pakaian sulit didapatkan, bahkan masyarakat menggunakan karung
goni sebgai bahan pakain mereka.
3. Pendidikan
Keadaan pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Pendidikan dasar hanya
enam tahun dan banyak sekolah yang ditutup. Pelajar wajib mempelajari bahasa,
adat istiadat, dan lagu kebangsaan Jepang serta melakukan gerak seikerei. Salah
satu keuntungannya adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar disetiap
sekolah. Perguruan tinggi ditutup pada tahun 1943. Menurut Jepang, pendidikan
kader-kader dibentuk untuk memelopori dan melaksanakan konsepsi kemakmuran
Asia Raya. Namun, bagi rakyat tugas berat itu merupakan persiapan bagi pemuda-
pemuda terpelajar untuk mencapai kemerdekaan. Para pelajar juga dianjurkan
masuk militer. Pemuda-pemuda juga dianjurkan masuk barisan Seinendan dan
Keibodan. Latihan militer itu kelak sangat berguna bagi bangsa Indonesia.
4. Biroksi militer
Jepang mengubah sistem pemerintahan yang pada awalnya bersifat militer,
kemudian pemerintahn sipil juga dilakukan. Dalam bidang biroksi, dengan
dikeluarkannya UU No. 27 tentang Aturan Pemerintah Daerah dan UU No. 28
tentang aturan Pemerintah Syu dan Tokubtshu Syi, maka berakhirlah pemerintahan
sementara. Sesuai dengan undang-undang itu pembentukan provinsi yang
dilakukan Belanda diganti dan disesuaikan dengan struktur Jepang. Perbedaan
antara masa penjajahan sebelumnya dengan masa pendudukan Jepang yaitu rakyat

12
Indonesia mendapatkan manfaat pengalaman dan bidang tentaraan, bidang
pertahanan, dan kemanan.
B. Janji kemerdekaan
Janji kemerdekaan diberikan oleh Jenderal Kunaiki Kaiso pada bulan September
1944. Sejak itulah Jepang mengizinkan rakyat mengibarkan bendera merah putih di
samping bendera Hinomaru. Se;anjutnya Letnan Jenderal Kumakici Harada
mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekan
Indonesia (BPUPKI) pada 1 Maret 1945. Dibentuk untuk menyelidiki dan
mengumpulkan bahan-bahan penting tentang ekonomi, politik, dan tantanan
pemerintahan sebagai persiapan kemerdekaan. Organisasi ini diketuai oleh Dr. K.
R.T. Radjiman Wedyodiningrat, dan wakilnya R. P. Suroso. Semua anggotanya
berjumlah 60 orang. Sidang pertama BPUPKI berlangsung pada 28 Mei 1945- 1 Juni
1945 di Gedung Chou Shangi In atau Gedung Pancasila di Jakarta. Sidang pertama ini
membahas tentang Dasar Negara Indonesia. Sebelum sidang pertama berakhir,
BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan sembilan orang dan
menghasilkan rumusan yang menggambarkan maksud dan tujuan Indonesi Merdeka.
Kemudian disusunlah rumusan bersama dasar negara Indonesia Merdeka yang kita
kenal degan Piagam Jakarta. Lalu dilanjutkan sidang kedua pada 1-11 Juni 1945
dengan yang dibahas adalah merumuskan Undang-Undang Dasar.
C. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
Dibentuk pada 7 Agustus 1945 dengan beraggotakan 21 orang yang terdiri dari
hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Organisasi inilah yang mengesahkan
Piagam Jakarta sebagai pendahuluan dalam pembukaan Undang-Undang Dasa 1945
pada tanggal 18 Agustus 1945.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Setelah berhasil melekaukan pengeboman Pearl Harbour tahun 1941, gerakan
Jepang menuju Asia, termasuk ke Indonesia tidak bisa terbentung. Jepang berhasil
menguasai Kepulauan Indonesia dengan cepat dan merata. Masuk dan kedatangan
tentara Jepang disambut baik oleh rakyat karena dipandang sebgai kekuatan
pembebas. Jeoang kemudain membentuk pemerintahn milioteryang diperkuat dengan
pemrintahan sipil
b. Organisasi pergerakan di zaman pedudukan Jepang berdiri karena prakarsa Jepang.
Ada organisai yang kooperatif, tetapi ada gerakan bawah tanah. Organisasi yang
bersifat sosial kemasyarakatan misalnya Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.
Organisasi bersifat militer dan semimiliter antaralain Seinendan, Keibodan, Barisan
Pelopor, heiho, dan Peta. Sifat pemerintahn pendudukan Jepang di Indoensia
cenderung otoriter dan bersifat tirani. Meskipun zaman pendudkan Jepang disebut
sebagai zaman edan oleh orang-orang Jawa, namun mempunyai pengaruh yang
cukup kuat bagi pertumbuhan nasionalisme Indonesia, khusunya dalam
penuyebarluasan bahasa Indonesia. Selain tiu, peran pemuda makin meningkat serta
keyakinan bahwa bangsa Indonesia pun bisa maju seperti Jepang jika mau belajar.
c. Jepang telah melakukan kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat. Salah satunya
kebijakan ekonomi perang yang semua diperuntukkan pemenangan Perang Asia
Timur Raya. Pengendalian pendidikan dan kebudayaan yang berdampak pada
kemunduran bidang ekonomi, rakyat menjadi bodohdan banyak yang buta huruf.
Bidamg seni dan budaya juga diawasi. Untuk membantu pertahanan Jepang,
pemerintah Jepang membentuk organisasi militer dan semimiliter yang direkrut dari
para pemuda Indonesia.
d. Dampak pendudukan Jepang di Indonesia menjadikan rakyat semakin sengsara, serta
kehidupan yang semakin sulit. Semua gerak dikontrol oelh pemerintah Jepang.
Selama itu pula, Jepangg menerapkan kebijakan ekonomi berdasarkan azas ekonomi
perang, yaitu menerapkan berbagai peraturan, pembatasab, dan penguasaan prosuksi
oleh negara untuk kemenangan perang. Mobilisasi masa menimbulkan kesengsaraan
dan penderitaan, bahkan korban jiwa, yaitu romusa yang kemudian oleh Jepang
disebut sebagai Prajurit Pekerja. Pada masa pendudukan Jepang, pembentukan
organisasi-organisasi massa dilakukan atas mobilisasi peemrintah militer Jepang.
Meskipun demikian pergerakan terus dilakukan oleh kamu nasionalis baik secara
terang-terangan maupun dibawah tanah. Program militer pertama adalah Heiho yang
kemudian akan menjadi bekal-beal pemuda dalam perang revolusi kemerdekaan.
Dasar negara dibentuk melalui BPUPKI dan disahkan oleh PPKI.
3.2 Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai