K01.16 Maxillary molar JOMBANG K01.17 Mandibular molar Impaksi gigi adalah gigi yang mengalami kesukaran/kegagalan erupsi, Definisi yang disebabkan oleh malposisi, kekurangan tempat atau dihalangi oleh gigi lain, tertutup tulang yang tebal dan/atau jaringan lunak di sekitarnya. Patofisiologi ‐ Gusi gigi Geraham belakang terasa bengkak¸ Kadang disertai demam. Hasil Anamnese Keadaan gigi tumbuh lurus namun kadang tidak sempurna atau hanya (Subjective) sebagian. - Ekstra oral: Gejala Klinis dan 1) Adanya pembengkakan Pemeriksaan 2) Adanya pembesaran kelenjar limfe 3) Adanya parestesi Diagnosis ‐ Ameloblastoma Banding ‐ Odontoma 89.31 Dental Examination Klasifikasi Terapi 87.11 Full mouth x-ray of teeth ICD 9 CM 87.12 Other dental x-ray 23.19 Other surgical extraction of tooth (Removal of impacted tooth) ‐ Odontektomi 1. Dilakukan disinfeksi jaringan di luar dan di dalam rongga mulut sebelum odontektomi, dapat digunakan obat kumur antiseptik selanjutnya dilakukan blok anestesi. 2. Dibuat insisi dengan memperhitungkan garis insisi tetap akan berada di atas tulang rahang setelah pengambilan jaringan tulang Prosedur pasca odontektomi, dan selanjutnya dibuat flap. Tindakan 3. Tulang yang menutup gigi diambil seminimal mungkin dengan perkiraan besar setengah dari besar gigi yang akan dikeluarkan. 4. Selanjutnya dilakukan pemotongan gigi yang biasanya dimulai dengan memotong pertengahan mahkota gigi molar ketiga impaksi ke arah bifurkasi atau melakukan pemotongan pada regio servikal untuk memisahkan bagian mahkota dan akar gigi. Selanjutnya RUMAH SAKIT IMPAKSI M3 KLASIFIKASI IA No. ICD 10 : K01.1 Impacted teeth ISLAM K01.16 Maxillary molar JOMBANG K01.17 Mandibular molar dilakukan pemotongan menjadi bagian-bagian lebih kecil sesuai dengan kebutuhan. Mahkota gigi dapat dipotong menjadi dua sampai empat bagian, demikian pula pada bagian akarnya, kemudian bagian-bagian tersebut dikeluarkan satu per satu. 5. Selanjutnya dilakukan kuretase untuk mengeluarkan kapsul gigi dan jaringan granulasi di sekitar mahkota gigi dan dilanjutkan dengan melakukan irigasi dengan air steril atau larutan saline 0,09 % steril. 6. Pada saat melakukan pemotongan tulang dan gigi dengan menggunakan bur, tidak boleh dilakukan secara blind akan tetapi operator harus dapat melihat secara langsung daerah yang dilakukan pengeboran. Tindakan pengeboran secara blind akan dapat menyebabkan terjadinya trauma yang tidak diinginkan dijaringan sekitarnya. 7. Penjahitan dilakukan mulai dari ujung flap dibagian distal molar kedua dan dilanjutkan ke arah anterior kemudian ke arah posterior ‐ Foto periapikal Pemeriksaan ‐ Foto oklusal Penunjang ‐ Foto panoramik Peralatan dan ‐ Dental unit lengkap, bahan/obat ‐ alat diagnostik standar, Lama perawatan 2 (dua) kali kunjungan ‐ Perdarahan, Infeksi. ‐ Fragmen akar tertinggal. ‐ Fragmen akar terdorong ke dalam sinus maksilaris. Faktor penyulit ‐ Lesi N.mandibularis. ‐ Trauma gigi tetangga. ‐ Laserasi. ‐ Perforasi sinus maksilaris. RUMAH SAKIT IMPAKSI M3 KLASIFIKASI IA No. ICD 10 : K01.1 Impacted teeth ISLAM K01.16 Maxillary molar JOMBANG K01.17 Mandibular molar Faktor penyulit - Fraktur rahang. Prognosis Baik Keberhasilan Penutupan luka dengan sempurna tanpa komplikasi perawatan Persetujuan Tertulis Tindakan Faktor sosial yang - perlu diperhatikan Grade B Tingkat Terdapat bukti ilmiah yang cukup menunjukkan manfaat pelayanan lebih pembuktian besar daripada potensi risiko. Dokter gigi harus mendiskusikan pelayanan yang akan diberikan pada pasien sesuai indikasi - Danudiningrat, Coen Pramono. Odontektomi Metode Split Technique pada Gigi Molar Ketiga. Airlangga University Press. Surabaya. 2006; h. 75-83 Referensi - Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/62/2015 tentang Panduan Praktek Klinis bagi Dokter Gigi.