Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bahrudin Fany El Yusup

NIM : 18520032

1. Mind Mapping materi pertemuan 11

Tujuan Perusahaan
Multinasional

Kendala
Perusahaan
Multinasional

Pasar Valuta Asing


dan Nilai Tukar

Manajemen Keuangan
Perusahaan Paritas Daya Beli
dan Paritas Suku
Multinasional Bunga

Penganggaran
Modal
Multinasional

Faktor-Faktor yang
Dipertimbangkan
Dalam
Penganggaran
Modal
Multinasional

Penyesuaian Resiko
Dalam Analisis
Proyek
Multinasional
2. Tiga teori bisnis internasional
a. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith yang sering disebut teori murni
perdagangan. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa suatu negara akan
melakukan spesialisasi terhadap produksi mereka pada barang-barang yang secara
mutlak mempunyai keunggulan. Kemudian mengekspor barang tersebut (yang
merupakan kelebihan atau surplus untuk kebutuhan maupun konsumsi dalam
negerinya) kepada mitra dagangnya. Jadi, teori ini menekan- kan bahwa efisiensi
dalam penggunaan faktor produksi, misalnya tenaga kerja di dalam proses
produksi sangat menentukan keunggulan atau daya saing dari negara
bersangkutan. Tingkat keungggulan diukur berdasarkan nilai tenaga kerja yang
sifatnya homogen.

b. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)


Persoalan dari teori keunggulan mutlak dari Adam Smith adalah bahwa
perdagangan internasional akan terjadi jika negara-negara yang terlibat saling
memperoleh manfaatnya, dan menurut Adam Smith, hal ini hanya dapat terjadi
apabila masing-masing negara memiliki keunggulan absolut yang berbeda.
Implikasinya jika Republik Indonesia memiliki keunggulan mutlak atas Amerika
Serikat untuk kain dan televisi, berarti Indonesia mengekspor kedua jenis barang
tersebut ke Amerika Serikat, maka perdagangan antara kedua negara tersebut
tidak akan terjadi karena hanya Indonesia yang akan mendapatkan keuntungan
(manfaatnya). Hal ini tidak dipikirkan oleh Adam Smith dan ini merupakan
kelemahan utama dari teorinya.
Maka muncullah pemikiran dari John S. Mill dan David Ricardo, yang disebut
teori keunggulan komparatif (teori biaya komparatif) yang dapat dianggap sebagai
kritik dan sekaligus usaha penyempurnaan atau perbaikan terhadap teori
keunggulan absolut. Dasar pemikiran Ricardo dan Mill mengenai penyebab
terjadinya perdagangan antarnegara pada prinsipnya tidak berbeda dengan dasar
pemikiran dari Adam Smith. Perbedaannya hanya pada cara pengukuran
keunggulan suatu negara, yakni dilihat komparatif biayanya, bukan perbedaan
absolutnya. J.S Mill beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri
pada ekspor barang tertentu bila negara itu memiliki keunggulan komparatif
terbesar dan akan impor barang tertentu bila negara tersebut memiliki kerugian
komparatif atau keunggulan komparatif terendah.
Adapun dasar pemikiran dari David Ricardo adalah perdagangan antara dua
negara akan terjadi bila masing-masing negara memiliki biaya relatif yang terkecil
(produktivitas tenaga kerja relatif yang besar) untuk jenis barang yang berbeda.
Jadi, penekanan Ricardo pada perbedaan efisiensi atau produktivitas relatif
antarnegara dalam memproduksi dua atau lebih jenis barang yang menjadi dasar
terjadinya perdagangan internasional.
c. Teori H–O
Teori Heckscher dan Ohlin (H-O) mempunyai dua kondisi penting sebagai
dasar dari munculnya perdagangan internasional, yaitu ketersediaan faktor
produksi dan intensitas dalam pemakaian faktor produksi atau proporsi faktor
produksi. Oleh karena itu, teori H-O sering juga disebut teori proporsi atau
ketersediaan faktor produksi. Produk yang berbeda membutuhkan jumlah atau
proporsi yang berbeda dari faktor-faktor produksi. Perbedaan tersebut disebabkan
oleh teknologi yang menentukan cara mengombinasikan faktor-faktor produksi
yang berbeda untuk membuat suatu produk.

3. Contoh profil perusahaan multinasional

PT. COCA-COLA COMPANY


Minuman ringan (soft drink) Coca-Cola diciptakan oleh Dr. John S.
Pemberton, seorang ahli farmasi dan ahli minuman dari Atlanta, Georgia, Amerika
Serikat, pada bulan Mei 1886. Ia mencampurkan suatu ramuan khusus dengan gula
murni menjadi sirup yang beraroma segar dan berwarna karamel, kemudian diaduk
bersama air murni. Minuman ini kemudian dikenal dengan nama Coca-Cola.
Pada awalnya penjualan minuman ini dilakukan dengan menempatkan
minuman ringan (soft drink) tersebut di dalam guci besar yang diletakkan di tempat-
tempat strategis. Namun adanya peningkatan jumlah pembelian menyebabkan
penggunaan guci tersebut digantikan dengan kemasan botol yang lebih praktis. The
Coca-Cola Company didirikan tahun 1892 oleh Asa G. Chandler di Atlanta, yang juga
mempatenkan merek dagang Coca-Cola. Perusahaan ini merupakan induk dari semua
perusahaan pembotolan yang memiliki merek dagang Coca-Cola di seluruh Negara di
dunia dengan menyediakan bahan baku konsentratnya. Mulai tahun 1893, The Coca-
Cola Company membangun pabrik sirupnya di luar Atlanta.
Presiden The Coca-Cola Company (1919-1955), Robert W. Woudruff,
merupakan orang yang pertama kali mencetuskan gagasan agar minuman Coca-Cola
tersebut dapat dinikmati tidak hanya orang Amerika saja, tetapi juga untuk
dikonsumsi oleh seluruh bangsa di dunia. Untuk merealisasikan gagasan tersebut,
maka pada tahun 1929 didirikin The Coca-Cola Export Corporation, yaitu perusahaan
yang menangani proses penjualan minuman ke seluruh pelosok negeri di dunia
dengan cirri mutu, rasa, dan kesegaran yang sama.
Di Indonesia Coca-Cola mulai dikenal pada tahun 1927 melalui De Nederland
Indische Mineral Water Fabrieck yang membotolkannya untuk pertama kali di
Batavia. Selanjutnya perusahaan tersebut diambil alih oleh pedagang Indonesia dan
berubah nama menjadi The Indonesian Bottle Ltd. N. V. (IBL) yang berstatus
perusahaan nasional. Pada tahun 1971, dengan pertambahan usaha dan modal, IBL
berubah menjadi nama baru PT. Djaya Bevarages Bottling Company (PT. DBBC)
yang merupakan pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia. Adanya
penambahan modal tersebut meningkatkan kapasitas pabrik yang diikuti pula dengan
Penambahan macam produk yang dihasilkan dalam berbagai macam kemasan. Pada
tahun 1993 seluruh saham PT. DBBC diambil alih oleh Coca-Cola Amatil Ltd, suatu
grup perusahaan pembotolan Coca-Cola di kawasan Asia Pasifik dan Eropa Timur
yang bermarkas di Sydney, Australia. Adanya perpindahan saham tersebut
mengakibatkan nama PT. DBBC berubah menjadi PT. Coca-Cola Amatil Indonesia
(PT. CCAI). Tahun 2000, seluruh pabrik pembotolan merek dagang Coca-Cola yang
ada di Indonesia resmi bergabung menjadi satu di bawah PT. CCAI.

Anda mungkin juga menyukai