Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL


COST OF CAPITAL OF MULTINATIONAL FIRM

Dosen Pengampu:
Dr. EDYANUS HERMAN HALIM, SE., MS.

Disusun Oleh:

Kelompok VI

Hafiz Riyadhul Ulum (2002112203)


Wynne Dhea Maria Butar-Butar (2002112205)

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya yang telah diberikan kepada kita semua, dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Adapun makalah ini adalah tentang Cost of Capital of Multinational Firm atau biaya
modal perusahaan multinasional yang merupakan salah satu tugas kuliah manajemen keuangan
internasional disemester lima ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Edyanus Herman Halim, SE., MS. selaku dosen pembimbing manajemen
keuangan internasional.
2. Rekan atau tim kelompok yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini
dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari berbagai dukungan pihak yang ikut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Walaupun mungkin dalam penyusunanya masih
terdapat kekurangan dan banyak kesalahan, namun penulis berharap semoga dengan adanya
makalah ini dapat dijadikan sebagai wawasan pembaca dan sebagai bahan pembelajaran
khususnya bagi penulis, dan bagi siapapun yang membacanya.

Saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan penyusunan dimasa yang akan
datang. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Pekanbaru, 03 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. ii

BAB I ......................................................................................................................................................... 1

I.I Latar Belakang ............................................................................................................................... 1

I.II Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1

I.III Tujuan ........................................................................................................................................ 2

BAB II........................................................................................................................................................ 3

II.I Biaya Modal dan Lingkungan Keuangan Internasional ............................................................. 3

II.II Segementasi Pasar dan Biaya Modal ......................................................................................... 4

II.III Biaya Modal Ekuitas .................................................................................................................. 5

II.IV Biaya Modal Rata-rata Tertimbang untuk Proyek Asing/Luar Negeri ...................................... 6

II.V Biaya Modal Semua Ekuitas untuk Proyek Asing/Luar Negeri ..................................... 10

II.VI Tarif Diskon untuk Investasi Asing ..................................................................................... 12

BAB III .................................................................................................................................................... 15

III.I KESIMPULAN ........................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang berusaha di banyak
negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti ini memiliki
kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya
memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka
mengkoordinasi manajemen global. Didalam perusahaan multinasional apakah
tingkat pengembalian yang diperlukan untuk proyek asing harus lebih tinggi,
lebih rendah, atau sama dengan proyek domestik. Dalam hal ini kita harus
memeriksa masalah biaya modal untuk perusahaan multinasional, salah satu
masalah paling kompleks dalam manajemen keuangan internasional. Namun itu
adalah masalah yang harus ditangani, karena keputusan investasi asing tidak
dapat dibuat dengan baik tanpa pengetahuan tentang biaya modal yang sesuai.

Biaya modal untuk investasi tertentu adalah pengembalian yang


disesuaikan dengan risiko minimum yang diperlukan oleh pemegang saham
perusahaan untuk melakukan investasi itu. Dengan demikian, ini adalah ukuran
dasar kinerja keuangan. Kecuali jika investasi menghasilkan dana yang cukup
untuk membayar kembali modal pemasok, nilai perusahaan akan terganggu.
Persyaratan pengembalian ini dipenuhi hanya jika nilai sekarang bersih dari
arus kas proyek masa depan, dengan menggunakan biaya modal proyek sebagai
tingkat diskonto, adalah positif.

I.II Rumusan Masalah


1. Apa itu biaya modal dan lingkungan keuangan internasional?

2. Apa itu segementasi pasar dan biaya modal?

3. Apa itu biaya modal ekuitas?

4. Apa itu biaya modal rata-rata tertimbang untuk proyek asing/luar negeri

5. Apa itu biaya modal semua ekuitas untuk proyek asing/luar negeri

1
6. Apa itu tarif diskon untuk investasi asing

7. Apa saja masalah dalam memperkirakan beta proyek asing?

I.III Tujuan
1. Mengetahui dan memahami tentang biaya modal dan lingkungan keuangan
internasional.

2. Mengetahui dan memahami tentang segementasi pasar dan biaya modal

3. Mengetahui dan memahami tentang biaya modal ekuitas

4. Mengetahui dan memahami tentang biaya modal rata-rata tertimbang untuk


proyek asing/luar negeri

5. Mengetahui dan memahami tentang biaya modal semua ekuitas untuk


proyek asing/luar negeri

6. Mengetahui dan memahami tentang tarif diskon untuk investasi asing

7. Mengetahui dan memahami tentang masalah dalam memperkirakan beta


proyek asing

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.I Biaya Modal dan Lingkungan Keuangan Internasional


Faktor-faktor yang dapat dipengaruhi dalam biaya modal untuk sebuah
perusahaan multinasional yaitu:

a. The availability of capital (ketersediaan modal). Dalam ruang lingkup


multinasional, perusahaan memiliki akses ke pasar keuangan domestik dan
internasional. Sehingga akses untuk likuiditas meningkat dan perusahaan dapat
memilih modal dengan biaya modal yang lebih rendah.

b. Segmented markets (pasar-pasar tersegmentasi). Pasar modal nasional yang


tersegmentasi dapat mengubah biaya modal bagi perusahaan yang berdomisili
di pasar. Segmentasi pasar diciptakan oleh hambatan aliran modal bebas. Di
negara-negara berkembang aliran modal keluar dibatasi. Oleh karena itu, aliran
masuk juga dibatasi dan biaya modal naik.

c. Political risk adjustment (Penyesuaian risiko politik). Biaya modal setiap


proyek asing harus disesuaikan dengan risiko politik. Dimana risiko ini
merupakan tambahan untuk risiko proyek tertentu lainnya. Hal ini dapat
membuat tingkat pengembalian meningkat

d. Taxation policies (kebijakan perpajakan). Kebijakan perpajakan baik


pemerintah dalam negeri maupun luar negeri mempengaruhi biaya modal.
Perusahaan harus mempertimbangkan bagaimana seharusnya perusahaan
mempertimbangkan pajak ketika mencari sumber dana dan membuat keputusan
struktur keuangan.

e. Financial disclosures and cost of capital (pengungkapan keuangan dan biaya


modal). Pengungkapan keuangan perusahaan untuk mendapatkan dana dari
pasar internasional mempengaruhi biaya modal. Berbagai pasar modal memiliki
norma pengungkapan yang berbeda. Pasar di mana norma-norma
pengungkapan didefinisikan dengan baik dan diimplementasikan secara ketat,

3
tingkat permintaan atau pengembalian jatuh karena tingkat risiko yang lebih
sedikit. Oleh karena itu di pasar-pasar ini biaya modal menurun.

f. Optimal financial structure (Struktur keuangan yang optimal). Operasi


multinasional dapat mengubah struktur keuangan perusahaan yang optimal.
Ketersediaan modal internasional yang ditambahkan dan kemampuan untuk
mendiversifikasi arus kas secara internasional mempengaruhi rasio utang
perusahaan yang optimal.

g. International and host country lending norms (Norma pinjaman internasional


dan negara tuan rumah). Struktur keuangan afiliasi harus mempertimbangkan
norma-norma pinjaman lembaga internasional atau negara tuan rumah dan
kompromi harus dicapai untuk mencerminkan kebutuhan afiliasi akan
likuiditas, meminimalkan risiko valuta asing dan politik, memenuhi persyaratan
hukum dan meminimalkan pajak. Semua kebutuhan ini meningkatkan biaya
modal.

II.II Segementasi Pasar dan Biaya Modal


Pasar nasional tersegmentasi jika tingkat pengembalian yang
disyaratkan atas sekuritas di pasar itu berbeda dari tingkat pengembalian
yang disyaratkan atas sekuritas dengan pengembalian dan risiko yang
diharapkan yang sebanding yang diperdagangkan di pasar sekuritas
nasional lainnya. Penyebab utama segmentasi pasar yaitu:

a. Hambatan informasi. Dalam hambatan informasi yang terpenting ialah bahasa,


prinsip akuntansi dan kualitas pengungkapan. Jika bahasa prospektus tidak
dapat dipahami oleh investor, atau standar akuntansi internasional tidak dapat
dipatuhi atau pengungkapan yang diharapkan tidak dilakukan, maka tingkat
pengembalian yang diisyaratkan oleh investor meningkat

b. Hambatan regulasi. Perpajakan atas keuntungan modal bervariasi secara


dramatis dari satu negara ke negara lain. Jika pajak tinggi, maka tingkat
pengembalian tang diminta akan lebih tinggi

c. Biaya transaksi. Pengenaan pajak yang lebih tinggi adalah cara langsung untuk
mensegmentasikan pasar. Cara lain untuk mensegmentasi pasar secara tidak

4
langsung ialah dengan mengutip spread yang lebih besar, yang menunjukkan
tingkat persaingan yang rendah antara broker dan dealer.

d. Fluktuasi nilai tukar. Jika nilau tukar berfluktuasi, investor takut pasar dan
karena itu mereka meminta tingkat pengembalian yang lebih tinggi

e. Bias negara kecil. Negara-negara kecil memiliki pasar yang kecil, oleh karena
itu skala ekonomi tidak memungkinkan. Maka dari itu, tingkat pengembalian
yang diminta biasanya menjadi lebih tiggi

f. Resiko politik. Kemungkinan resiko politik meningkatkan biaya modal. Jika


semakin besar indeks risiko politi maka semakin tinggi premi risiko

II.III Biaya Modal Ekuitas


Biaya modal ekuitas untuk perusahaan adalah tingkat pengembalian
minimum yang diperlukan untuk mendorong investor membeli atau menahan
saham perusahaan. Pengembalian yang diperlukan ini sama dengan hasil
dasar yang mencakup nilai waktu dari uang ditambah premi untuk risiko.
Karena pemilik saham biasa hanya memiliki klaim residual atas pendapatan
perusahaan, risiko mereka adalah yang terbesar, dan begitu juga
pengembalian yang mereka minta.
Biaya modal ekuitas adalah tingkat yang digunakan untuk
mengkapitalisasi total arus kas perusahaan. Dengan demikian, ini hanyalah
rata-rata tertimbang dari tingkat pengembalian yang diperlukan atas aktivitas
individu perusahaan. Dari perspektif ini, perusahaan adalah reksa dana dari
proyek-proyek tertentu, menjual sekuritas majemuk ke pasar modal.
Dengan demikian, biaya modal ekuitas untuk perusahaan secara
keseluruhan dapat digunakan untuk menilai aliran arus kas ekuitas masa
depan-yaitu, untuk menetapkan harga saham ekuitas di perusahaan. Ini tidak
dapat digunakan sebagai ukuran pengembalian yang diperlukan atas investasi
ekuitas dalam proyek-proyek masa depan kecuali proyek-proyek ini memiliki
sifat yang serupa dengan rata-rata yang sudah dilakukan oleh perusahaan.
Salah satu pendekatan untuk menentukan pengembalian ekuitas yang
dibutuhkan untuk proyek tertentu didasarkan pada teori pasar modal modern.
Menurut teori ini, ada hubungan ekuilibrium antara pengembalian yang

5
diminta aset dan risiko yang terkait, yang dapat diwakili oleh model
penetapan harga aset modal atau CAPM:
ri = rf + βi(rm - rf)
Dimana:
• ri = ekuilibrium pengembalian yang diharapkan untuk aset i
• rf = tingkat pengembalian aset bebas risiko, biasanya diukur sebagai hasil
pada tagihan Treasury pemerintah 30 hari
• rm = pengembalian yang diharapkan pada portofolio pasar yang terdiri
dari semua aset berisiko
• βi = cov (ri, rm)/ 2(rm), where cov (ri, rm) refers to the covariance
between returns on security i and the market portfolio and 2(rm) is the
variance of returns on the market portfolio. [cov (ri, rm)/ 2(rm), where
cov (ri, rm) mengacu pada kovarians antara pengembalian sekuritas i dan
portofolio pasar dan 2(rm) adalah varians pengembalian portofolio
pasar].

CAPM didasarkan pada gagasan bahwa pemegang saham yang cerdas


dan menghindari risiko akan berusaha mendiversifikasi risiko mereka, dan
sebagai konsekuensinya, satu-satunya risiko yang akan dihargai dengan
premi risiko adalah risiko sistematis. Seperti dapat dilihat dari Persamaan
diatas, premi risiko yang terkait dengan aset tertentu i diasumsikan sama
dengan i (rm – rf), di mana i adalah risiko sistematis, atau risiko aset yang
tidak dapat didiversifikasi. Akibatnya, β (beta) mengukur korelasi antara
pengembalian aset tertentu dan pengembalian portofolio pasar. Istilah rm - rf
dikenal sebagai premi risiko pasar. Dimana pengembalian dan struktur
keuangan dari suatu investasi diharapkan serupa dengan investasi tipikal
perusahaan, biaya modal ekuitas seluruh perusahaan dapat berfungsi sebagai
proxy yang masuk akal untuk pengembalian yang diperlukan atas ekuitas
proyek.

II.IV Biaya Modal Rata-rata Tertimbang untuk Proyek Asing/Luar Negeri

Pengembalian ekuitas yang diperlukan untuk investasi tertentu


mengasumsikan bahwa struktur keuangan dan risiko proyek serupa dengan
yang ada di perusahaan secara keseluruhan. Biaya modal ekuitas ini, ke

6
kemudian digabungkan dengan biaya utang setelah pajak, id (1 – t),
menghasilan biaya modal rata-rata tertimbang untuk induk dan proyek, k0
dihitung sebagai:

K0 = (1 – L) ke + Lid (1 – t)

Dimana L adalah rasio utang induk (utang terhadap total aset). Biaya
modal ini kemudian digunakan sebagai tingkat diskonto dalam mengevaluasi
investasi asing tertentu. Perlu ditekankan bahwa K0 adalah pengembalian
yang diminta atas saham perusahaan berdasarkan rasio utang tertentu yang
dipilih.

Dua peringatan dalam menggunakan biaya modal rata-rata tertimbang


sesuai disini. Pertama, bobot harus didasarkan pada proporsi struktur
permodalan perusahaan yang diperhitungkan oleh masing-masing sumber
modal menggunakan pasar, bukan nilai buku. Kedua, dalam menghitung
WACC (biaya modal rata-rata tertimbang), bauran utang-ekuitas historis
perusahaan tidak relevan. Sebaliknya, bobotnya haruslah bobot marjinal yang
mencerminkan struktur modal target perusahaan, yaitu proporsi utang dan
ekuitas yang rencananya akan digunakan perusahaan di masa depan.

Nilai buku bobot: Bobot nilai buku berasal dari nilai-nilai yang
dinyatakan dari masing-masing komponen struktur modal pada neraca
perusahaan saat ini. Ada dua keuntungan utama untuk bobot nilai buku, (i)
proporsi struktur modal stabil dari waktu ke waktu karena bobot nilai buku
tidak tergantung pada harga pasar, dan (ii) bobot nilai buku mudah
ditentukan karena berasal dari nilai yang dinyatakan pada neraca perusahaan.

Salah satu masalah penting dengan bobot ini adalah bahwa nilai
obligasi dan ekuitas berubah dari waktu ke waktu karena perubahan kondisi
pasar sehingga ini mungkin tidak mencerminkan nilai struktur modal yang
diinginkan.

Bobot nilai pasar: Bobot nilai pasar didasarkan pada harga pasar
obligasi dan saham saat ini. Karena tujuan utama suatu perusahaan adalah
untuk memaksimalkan nilai pasarnya, maka kumpulan bobot ini konsisten
dengan tujuan perusahaan. Nilai pasar perusahaan sekuritas tergantung pada

7
pendapatan yang diharapkan dari perusahaan dan risiko sekuritas seperti yang
dirasakan oleh investor. Dengan demikian nilai pasar mencerminkan
penilaian pembeli dan penjual saat ini atas pendapatan dan risiko masa
depan. Biaya modal rata-rata tertimbang dengan bobot nilai pasar ini harus
merupakan tingkat pengembalian rata-rata yang tepat yang dibutuhkan oleh
investor dari sekuritas perusahaan.

Contoh 1. Memperkirakan biaya modal rata-rata tertimbang

Misalkan sebuah perusahaan dibiayai dengan 60 persen saham biasa,


30 persen utang, dan 10 persen saham preferen, dengan masing-masing biaya
setelah pajak sebesar 20 persen, 6 persen, dan 14 persen. Berdasarkan
proporsi pembiayaan dan biaya setelah pajak dari berbagai komponen modal
dan Persamaan 2, WACC untuk perusahaan ini dihitung sebagai 15,2 persen
(0,6 × 0,20 + 0,3 × 0,06 + 0,1 × 0,14). Jika nilai sekarang bersih dari arus kas
yang didiskontokan pada biaya modal rata-rata tertimbang adalah positif,
investasi harus dilakukan; jika negatif, investasi harus ditolak.

Namun, risiko proyek dan struktur keuangan proyek dapat berbeda


dari norma perusahaan. Oleh karena itu, perlu untuk menyesuaikan biaya dan
bobot komponen biaya yang berbeda untuk mencerminkan nilai aktualnya.

➢ Membiayai berbagai sumber dana

Misalkan anak perusahaan asing membutuhkan I dolar untuk


membiayai investasi baru akan didanai sebagai berikut: P dolar oleh
induknya; Ef dolars oleh laba ditahan anak perusahaan; dan Df dolar oleh
hutang luar negeri, dengan P + Ef + Df = I. Untuk menghitung biaya modal
tertimbang proyek, pertama-tama kita harus menghitung biaya individu dari
setiap komponen.

Dana perusahaan induk: Tingkat pengembalian yang diperlukan atas


dana perusahaan induk adalah biaya modal marjinal perusahaan, k0. Oleh
karena itu, dana induk yang diinvestasikan di luar negeri harus menghasilkan
biaya modal marjinal induk asalkan investasi asing yang dilakukan tidak
mengubah risiko keseluruhan operasi perusahaan multinasional

Laba ditahan: Biaya laba ditahan di luar negeri, ks adalah fungsi dari

8
pemotongan pajak dividen, penangguhan pajak, dan biaya transfer. Secara
umum, jika T sama dengan pajak tambahan yang terutang atas penghasilan
yang dipulangkan kepada induknya, maka ks = ke (1 – T)

Utang mata uang lokal: Biaya pinjaman lokal setelah pajak, jika sama
dengan jumlah biaya bunga setelah pajak ditambah keuntungan atau kerugian
pertukaran yang diharapkan.

➢ Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang


Tanpa perubahan karakteristik risiko, biaya utang dan ekuitas setelah
pajak induk masing-masing tetap berada di id (1 – t) dan ks. Seperti yang
dijelaskan di atas, biaya anak perusahaan untuk laba ditahan sama dengan k,
dan biaya setelah pajak yang diharapkan dari utang luar negeri sama dengan
if. Dalam keadaan ini, biaya modal tertimbang untuk proyek sama dengan
KI = k0 – a (ke – ks) – b [id (1 – t) – if]
Dimana a = Ef/I dan b = Df/I. Jika investasi ini mengubah
karakteristik risiko induk sedemikian rupa sehingga biaya modal ekuitasnya
adalah k´e, dan biaya utangnya id daripada i´d, Persamaan 3 menjadi sebagai
gantinya

KI = k0 + (1 – L) (k´e – ke) + L (i´d – id) (1 – t) – a (k´e – ks) – b [i´d (1 – t) – if]

Contoh 2. Memperkirakan biaya modal rata-rata tertimbang proyek


asing.

Misalkan investasi asing baru membutuhkan dana Rp. 100 juta. Dari
total ini, Rp. 20 juta akan disediakan oleh dana perusahaan induk, Rp. 25 juta
dengan laba ditahan di anak perusahaan, dan Rp. 55 juta melalui penerbitan
utang baru oleh anak perusahaan. Biaya ekuitas induk sama dengan 14
persen, dan biaya utang setelah pajaknya adalah 5 persen. Jika rasio utang
perusahaan saat ini, yang dianggap optimal, adalah 0,3 maka k0 sama dengan
11,3 persen (0,14 × 0,7 + 0,05 × 0,3). Namun, proyek ini memiliki risiko
sistematis yang lebih tinggi daripada investasi biasa yang dilakukan oleh
perusahaan, sehingga membutuhkan tingkat pengembalian 16 persen pada
ekuitas induk baru dan 6 persen pada utang induk baru. Berdasarkan pajak

9
tambahan sebesar 8 persen atas penghasilan yang direpratasi, biaya laba
ditahan diperkirakan sebesar 14,7 persen [0,16 × (1 – 0,08). Biarkan tingkat
nominal bunga menjadi 20 persen, dengan devaluasi tahunan rata-rata yang
diantisipasi sebesar 7 persen. Kemudian dengan tarif pajak luar negeri
sebesar 40 persen, perkiraan biaya utang setelah pajak adalah 4,2 persen
[0,20 × (1 – 0,4) (1 – 0,07) – 0,07].

Menerapkan persamaan 4, biaya modal rata-rata tertimbang proyek


adalah Kf = 0.113 + 0.7 (0.16 – 0.14) + 0.3 (0.06 – 0.05) – [25/1000 (0.16 –
0.147) – 55/100 (0.06 – 0.042)] = 0.117. Biaya modal rata-rata tertimbang
induk untuk proyek ini adalah 13 persen (0,16 × 0,7 + 0,06 × 0,3) tanpa
adanya laba ditahan dan pembiayaan utang luar negeri.

II.V Biaya Modal Semua Ekuitas untuk Proyek Asing/Luar Negeri

Berbagai penyesuaian yang diperlukan untuk beralih dari biaya modal


rata-rata tertimbang untuk perusahaan ke biaya modal rata-rata tertimbang
untuk proyek membuatnya menjadi teknik yang agak canggung untuk
digunakan pada waktu-waktu tertentu. Alternatifnya adalah penggunaan
tingkat diskonto semua-ekuitas, k*, yang abstrak dari struktur keuangan
proyek dan yang hanya didasarkan pada risiko arus kas proyek yang
diantisipasi. Dengan kata lain, biaya ekuitas darI modal sama dengan biaya
modal perusahaan jika semua ekuitas dibiayai, yaitu tanpa hutang.

10
Untuk menghitung tingkat semua ekuitas, kami mengandalkan CAPM
yang diperkenalkan sebelumnya dalam Persamaan 1:

k* = rf+ (β*(rm - rf) (5)

dimana * adalah beta semua-ekuitas— yaitu, beta yang terkait dengan


arus kas yang tidak dimanfaatkan.

Contoh 3. Memperkirakan biaya modal proyek asing


Misalkan sebuah proyek asing memiliki beta semua ekuitas 1,15,
pengembalian bebas risiko adalah 7 persen, dan pengembalian yang diminta di pasar
diperkirakan 15 persen. Kemudian berdasarkan Persamaan 5, biaya modal proyek
adalah

K* = 0,07 + 1,15 (0,15 – 0,07) = 16,2 persen

Pada kenyataannya, tentu saja, perusahaan tidak akan dapat mengestimasi *


dengan tingkat presisi yang tersirat di sini. Sebaliknya, itu harus menggunakan tebakan
berdasarkan teori. Pertimbangan yang terlibat dalam proses estimasi dibahas di bagian
berikut.

Jika proyek memiliki risiko yang sama dengan proyek rata-rata yang dipilih
oleh perusahaan, maka dimungkinkan untuk memperkirakan * dengan mengacu pada
beta harga saham perusahaan, e. Dengan kata lain, e adalah beta yang muncul dalam
estimasi biaya modal ekuitas perusahaan, ke, mengingat struktur modalnya saat ini.

Untuk mengubah βe menjadi β*, kita harus memisahkan efek dari pembiayaan
utang. Operasi ini dikenal sebagai unlevering, atau mengonversi beta ekuitas yang
diungkit menjadi nilai tanpa leverage atau semua ekuitasnya. Unlevering dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan berikut:

11
di mana t adalah tarif pajak marjinal perusahaan, dan DIE adalah rasio
utang terhadap ekuitas saat ini. Jadi, misalnya, jika sebuah perusahaan
memiliki beta harga saham 1,1, rasio utang/ekuitas 0,6, dan tarif pajak marjinal
35 persen, Persamaan 6 memperkirakan beta semua ekuitasnya sebagai 0,79
[1.1/(1 + 0,65 × 0,6)].

II.VI Tarif Diskon untuk Investasi Asing


Pentingnya CAPM bagi perusahaan internasional adalah
bahwa komponen risiko yang relevan dalam penetapan harga
saham perusahaan adalah risiko sistematisnya, yaitu bagian dari
variabilitas pengembalian yang tidak dapat dihilangkan melalui
diversifikasi. Bukti menunjukkan bahwa sebagian besar risiko
ekonomi dan politik yang dihadapi oleh MNC adalah risiko tidak
sistematis, yang oleh karena itu dapat dihilangkan melalui
diversifikasi pada tingkat investor individu. Meskipun risiko ini
mungkin cukup besar, mereka seharusnya tidak mempengaruhi
diskon yang jarang digunakan dalam menilai proyek asing.
Di sisi lain, sebagian besar risiko pasar sistematis atau umum yang
mempengaruhi perusahaan, setidaknya yang diukur dengan
menggunakan indeks saham seperti Standard and Poor's 500,
terkait dengan sifat siklus ekonomi nasional di mana perusahaan
tersebut berdomisili. Akibatnya, pengembalian proyek yang
berlokasi di negara asing yang ekonominya tidak sepenuhnya
sinkron dengan ekonomi negara asal harus berkorelasi kurang
tinggi dengan pengembalian pasar domestik daripada
pengembalian proyek domestik yang sebanding. Jika demikian
halnya, maka risiko sistematis proyek asing sebenarnya bisa lebih
rendah daripada risiko sistematis mitra domestiknya.
Paradoksnya, negara-negara kurang berkembang (LDC), di
mana risiko politik paling besar, yang cenderung memberikan manfaat
diversifikasi terbesar. Sebaliknya, korelasi antara siklus ekonomi
negara maju jauh lebih kuat, sehingga diversifikasi manfaat dari
investasi di negara-negara industri, dari sudut pandang investor barat

12
secara proporsional kurang. Namun perlu dicatat bahwa risiko
sistematis proyek bahkan di LDC yang relatif terisolasi tidak
mungkin jauh di bawah rata-rata untuk semua proyek karena
negara-negara ini masih terikat dengan ekonomi dunia. Poin
penting tentang proyek di LDCs, kemudian, adalah bahwa rasio
sistematis terhadap risiko total umumnya cukup rendah; risiko
sistematis mereka, meskipun mungkin sedikit lebih rendah,
mungkin tidak jauh lebih kecil daripada proyek serupa yang
berlokasi di negara-negara industri.
Bahkan jika ekonomi suatu negara tidak terkait erat dengan
ekonomi dunia, risiko sistematis dari proyek yang berlokasi di negara
itu mungkin masih cukup besar. Misalnya, usaha pertambangan
tembaga asing mungkin akan menghadapi risiko sistematis yang
sangat mirip dengan yang dihadapi oleh proyek ekstraktif yang sama
di Amerika Serikat, baik proyek asing tersebut berlokasi di Kanada,
Chili, atau Zaire. Alasannya adalah bahwa elemen utama dari risiko
sistematis dalam setiap proyek ekstraktif terkait dengan variasi harga
mineral yang diekstraksi, yang ditetapkan di pasar dunia. Harga pasar
dunia, pada gilirannya, tergantung pada permintaan di seluruh dunia,
yang dengan sendirinya secara sistematis terkait dengan keadaan
ekonomi dunia. Sebaliknya, proyek berorientasi pasar di LDC, yang
risikonya sangat bergantung pada evolusi pasar domestik di negara-
negara berkembang. negara itu,
Contoh yang terakhir adalah pabrik Ford di Brasil yang
profitabilitasnya terkait erat dengan keadaan ekonomi Brasil. Oleh
karena itu, risiko sistematis proyek sangat bergantung pada korelasi
antara ekonomi Brasil dan ekonomi AS. Meskipun positif, korelasi ini
jauh lebih kecil dari 1. Dengan demikian, diversifikasi internasional
perusahaan harus terbukti bermanfaat bagi pemegang saham,
terutama jika ada hambatan untuk diversifikasi portofolio
internasional. Sejauh perusahaan multinasional secara unik mampu
memasok diversifikasi internasional berbiaya rendah, investor

13
mungkin bersedia menerima tingkat pengembalian yang lebih
rendah atas saham MNC daripada saham perusahaan negara
tunggal. Dengan perluasan, premi risiko yang diterapkan pada
proyek-proyek asing mungkin lebih rendah daripada premi risiko
untuk proyek-proyek domestik; yaitu, pengembalian yang
disyaratkan atas proyek-proyek asing mungkin kurang dari
pengembalian yang diminta atas proyek-proyek domestik yang
sebanding. Efek bersihnya mungkin memungkinkan perusahaan
multinasional untuk melakukan proyek-proyek luar negeri yang
sebaliknya tidak akan menarik

Namun, jika diversifikasi portofolio internasional dapat dicapai


dengan mudah dan murah oleh investor individu, maka, meskipun
tingkat pengembalian yang diperlukan atas sekuritas MNC akan lebih
rendah untuk mencerminkan berkurangnya co-variabilitas
pengembalian MNC yang disebabkan oleh diversifikasi internasional,
tingkat diskonto akan tidak dikurangi lebih lanjut untuk
mencerminkan kesediaan investor untuk membayar premi untuk
diversifikasi tidak langsung yang disediakan oleh saham MNC.
Faktanya, investor sebenarnya sangat sedikit melakukan investasi
portofolio asing. Kurangnya diversifikasi portofolio internasional
yang luas memiliki implikasi penting untuk memperkirakan koefisien
beta

14
BAB III
PENUTUP

III.I KESIMPULAN
Biaya modal merupakan bagian integral dari keputusan penganggaran
modal asing karena akan digunakan sebagai tingkat pengembalian minimum
yang diharapkan akan diperoleh dari investasi yang diusulkan dalam
pertimbangan. Mengingat signifikansinya, estimasi/perhitungan yang benar
sangat penting. Seperti perusahaan perusahaan domestik, biaya modal
perusahaan multinasional adalah biaya rata-rata tertimbang (k0) dari sumber
keuangan jangka panjang, yaitu modal ekuitas, modal preferensi, dana
pinjaman (utang) dan laba ditahan. Sementara laba ditahan memiliki biaya
implisit/peluang, sumber keuangan jangka panjang lainnya memiliki biaya
eksplisit.

Untuk grup/induk multinasional, penentuan biaya modal lebih


kompleks daripada untuk perusahaan korporat lokal; itu akan dihitung untuk
grup secara keseluruhan dan juga secara terpisah untuk anak perusahaannya.
Dalam konteks MNC induk, dalam perhitungan biaya efektif setelah pajak dari
keempat sumber keuangan jangka panjang, manajer keuangan harus
memperhitungkan, risiko nilai tukar, biaya flotasi, tarif pajak, undang-undang
pajak (berkaitan dengan pengobatan kerugian dan keuntungan pertukaran,
pemotongan, repatriasi, amortisasi biaya flotasi, dll), waktu pembayaran bunga
dan pengembalian pokok (dalam kasus hutang), biaya transfer yang terlibat
dalam repatriasi dana kepada pemegang ekuitas, tingkat dari inflasi, dan
sebagainya.

15
DAFTAR PUSTAKA
Apte, P. (2001). Kerangka Penggangaran Modal untuk Perusahaan Multinasional. Jurnal
Studi Bisnis Internasional, 113-123.

Gupta, P. (n.d.). International Financial Management.

Madura, J. (2018). International Financial Management.

iii

Anda mungkin juga menyukai