Anda di halaman 1dari 14

A.

DATA WINDSHIELD SURVEY


Hasil observasi di lingkungan Banjar Banda, Desa Saba, Blahbatuh Gianyar memiliki
kondisi jalan masih layak untuk digunakan. Sebagian besar jalan sudah beraspal yaitu pada
jalan utama, untuk jalan di masing masing rumah beragam ada yang di paving, dan masih
ada yang menggunakan tanah. Terdapat transportasi umum seperti angkot di Banjar Banda,
Desa Saba, Blahbatuh Gianyar. Rata-rata penduduk di Banjar Banda, Desa Saba, Blahbatuh
Gianyar memiliki transportasi pribadi seperti sepeda motor, dan mobil. Lingkungan Banjar
Banda terdapat rambu-rambu lalu lintas atau petunjuk jalan seperti tanda untuk menyebrang,
adanya tikungan, dan lainnya.
Fasilitas pelayanan kesehatan di Banjar Banda yang terdekat adalah Puskesmas
Pembantu, Bidan Desa, dan Dokter Praktek Swasta akan tetapi masyarakat lebih sering
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan ke Dokter Praktek Swasta. Terdapat pasar,
warung dan mini market di sekitar Banjar Banda dimana masyarakat biasanya membeli
kebutuhannya di warung sembako terdekat.
Terdapat beberapa selokan atau got yang kotor dan terdapat sampah pada selokan
tersebut. Kondisi SPAL di lingkungan Banjar Banda tidak sepenuhnya bersih dikarenakan
masih terdapat beberapa sampah. Masyarakat biasanya membuang limbah dapur dan kamar
mandinya di selokan atau pada daerah resapan yang berada di belakang rumahnya.
Terdapat lapangan atau fasilitas penunjang kegiatan olahraga di Banjar Banda.
Terdapat sungai yang terletak di perbatasan Banjar Banda sebelah selatan. Kondisi sungai
bersih yang sering dimanfaatkan untuk mencuci motor dll. Listrik di wilayah Banjar Banda
beroperasi dengan baik, warga tidak pernah mengalami gangguan dalam pemanfaatan listrik.
Jarak antara rumah satu dengan rumah lainnya saling berdekatan. Untuk masalah
komunikasi masal antar sesama warga, terdapat fasilitas yang masih tradisional seperti
kulkul, telephone seluler (aplikasi group) dan pengeras suara di Balai Banjar Banda.
Adanya tempat pertemuan seperti balai banjar yang digunakan untuk melakukan
pertemuan antar masyarakat di lingkungan Banjar Banda. Banjar Banda secara umum
merupakan wilayah yang sudah modern, dimana sudah terdapat fasilitas penjual pulsa
(cellular counter), tempat fotocopy dan bengkel kendaraan bermotor, dan mini market.
Tidak terdapatnya keberadaan poster atau baliho tentang pelayanan Kesehatan di
Banjar Banda. Jarak antara rumah penduduk ke pelayanan kesehatan seperti Bidan Desa,
Dokter Praktik Swasta dan Puskesmas Pembantu mudah dijangkau dengan jarak kurang
lebih 1 – 2 Kilometer. Keamanan di Banjar Banda, Desa Saba di koordinir oleh pecalang,
tetapi tetap melibatkan peran serta masyarakat untuk menjaga lingkungannya masing-
masing.

B. OBSERVASI RUMAH TANGGA


Hasil observasi rumah tangga di lingkungan Banjar Banda, Desa Saba, Blahbatuh
Gianyar didapatkan adanya ventilasi di setiap rumah, terdapat pencahayaan yang cukup
memadai pada siang hari sehingga tidak perlu menghidupkan lampu. Sebagian besar
rumah di Banjar Banda lantainya menggunakan ubin. Kondisi rumah di Banjar Banda
secara umum bersih dan kondisi di luar rumah bersih. Adanya tempat sampah secara
umum di Banjar Banda tertutup.
. Kondisi SPAL di lingkungan Banjar Banda kebanyakan tertutup dikarenakan
masyarakat Banjar Banda membuat penyerapan atau lubang di belakang rumah, dan
kondisi SPAL lancer tidak adanya sumbatan. Kebersihan air di Banjar Banda untuk
sehari -hari itu bersih karena kebanyakan masyarakat mengambil dari Beji ( sumur).
Untuk Tanaman obat hanya beberapa keluarga di Banjar Banda yang memilikinya
seperti, jahe merah, lidah buaya, sirih, kayu manis dan kunyit. Masyarakat di banjar
Banda ada beberapa yang memiliki tempat untuk menampung barang bekas karena bisa
dijual Kembali, dan ada yang beberapa yang memiliki penampungan air dimana di
penampungan air tidak adanya jentik nyamuk. Di Banjar Banda masyarakatnya
menggunakan septic tank sekitar 10meter dari sumber air.
Terdapat beberapa warga yang memiliki kandang di dalam pekarangan rumahnya
seperti kandang ayam, bebek, anjing, dan burung. Sebagian besar pemilik kandang rutin
membersihkan kandang hewan peliharaannya. Jarak kendang dari rumahkurang lebih 10
meter dari kamar tidur. Perkarang di beberapa masyarakat Banjar Banda itu rindang.
Masyarakat Banjar Banda memiliki WC/ Jamban keluarga dengan keadaan WC
bersih dan berfungsi dengan baik, lantai tidak licin. Untuk sarana P3K ( Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan ada beberapa masyarakat Banjar Banda memilikinya. Bayi/ Balita
di Banjar Banda sudah mendapatkan imunisasi sesuai dengan umurnya, berat bayi/ balita
selalu dilakukan pemeriksaan di posyandu bayi/balita, Status gizi bayi/balita di Banjar
Banda Sebagian besar status gizinya baik dan tumbuh kembang bayi/balita sudah sesuai
dengan usianya.
Di banjar Banda tidak terdapat ibu hamil, dan Jarak rumah masyarakat di Banjar
Banda kurang lebih 5 meter.
HASIL WAWANCARA BALITA STUNTING
1. Pemberian ASI Eksklusif
1) Apa saja yang diberikan ibu kepada anak ketika usia 0-6 bulan
Dari Hasil Wawancara terdapat 2 orang yang menyatakan bahwa ASI diberikan ibu
kepada anak ketika usia 0-6 bulan . 1 orang yang menyatakan bahwa bubur sun
diberikan kepada anak ketika usia 0-6 bulan. Seperti kutipan berikut ini :

“ASI aja “ (Ny. E, )


“ASI” (Ny. B)
“Cuma kenten tiyang kadang kasi ASI dan Bubur SUN” (Tn. A)

2) Berapa lama ibu memberikan ASI kepada anaknya


Dari hasil wawancara terdapat 1orang yang menyatakan bahwa umur 1,5 tahun di
beri ASI 1 hari sekali . 1 orang yang menyatakan bahwa sampai umur 3 bulan di beri
ASI. 1 orang menyatakan bahwa sampai umur 2 tahun diberikan ASI. Seperti kutipan
berikut ini :

“dikasi ASI sampai umur 3 bulan setelah 3 bulan di selang seling sama susu
formula karena di tinggal kerja namun kalau ibunya sudah dating dari kerja
biasanya di kasi ASI lagi” (Tn. A)
“ASI diberikan sampai umur 2 tahun nika” (Ny. E)
“1,5 tahun nika” ( Ny.B)

3) Mengapa ibu memberikan/tidak memberikan ASI saja selama 6 usia anak ?


Dari Hasil Wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa sampai umur 3
bulan saja memberikan ASI. 1 orang yang menyatakan bahwa diberi ASI selama 2
tahun. 1 orang menyatakan bahwa memberikan ASI saja pada usia 6 bulan . Seperti
kutipan berikut ini

“karena di tinggal kerja oleh ibunya maka dikasi ASI sampai umur 3 bulan saja
karena ibunya dikasi cuti Cuma 3 bulan saja. (Tn. A)
“Ibu memberikan ASI saja selama 2 tahun” (Ny. E)
“Karena anak usia 6 bulan memang diberikan ASI saja, belum bisa mengonsumsi
yang lain agar tidak berpengaruh ke pencernaannya” (Ny. B)
1. Pemberian Makanan Pendamping ASI
1) Makanan apa saja yang diberikan kepada anak?
Dari Hasil Wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa dikasi bubur
campur brokoli . 1 orang yang menyatakan bahwa terkadang di kasih bubur sun. 1
orang menyatakan bahwa diberikan nasi,bubur. Seperti kutipan berikut ini :

“terkadang dikasi bubur di campur dengan brokoli” (Tn. A)


“Terkadang di kasi bubur dan terkadang di kasi bubur sun saja nika” (Ny. E)
“ Nasi, bubur, lauk (pindang, telur, ayam) (Ny. B)

2) Bagaimana porsi atau banyaknya makanan yang diberikan kepada anak?


Dari Hasil Wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa tergantung mood
anak. 1 orang yang menyatakan bahwa setengah piring. 1 orang menyatakan bahwa 3
kali sehari. Seperti kutipan berikut ini :

“tergantung mood anak terkadang 2 sendok yang di pakai bikin susu nika” (Tn. A)
“Biasanya setengah piring bayi nika” ( Ny. E)
“3 Kali sehari “ ( Ny. B )

3) Berapa kali anak diberi makan pokok, bagaimana dengan makanan selingannya?
Dari Hasil Wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan 3-4 kali diberikan
makanan pokok . 2 orang yang menyatakan bahwa 3 kali diberikan makanan pokok.
Seperti kutipan berikut ini :

“Terkadang brokoli manten di berikan sareng kurenan tiyange terkadang diberikan


3-4 kali” (Tn. A)
“Diberikan makanan pokok 3 kali sehari dan makanan selingannya itu dikasi
biscuit tetapi jarang karena anak tidak terlalu suka nyemil” (Ny. E)
“Diberikan 3 kali sehari dan makanan selingannya itu biasanya di kasik jajan” (Ny.
B)

4) Setiap kali makan, apakah jenis makanan yang diberikan selalu sama?
Dari Hasil Wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa menunya di ganti-
ganti kadang lauknya di kasi ati kadang brokoli . 1 orang yang menyatakan bahwa
terkadang di kasih ayam. 1 orang menyatakan bahwa diberikan makanan bervariasi.
Seperti kutipan berikut ini :
“sama terkadang menunya di ganti-ganti kadang lauknya di kasi ati kadang di kasik
brokoli” (Tn. A)
“Berbeda terkadang ayam” (Ny. E )
“berpariasi” (Ny.B)

5) Makanan apakah yang baik diberikan untuk balita?


Dari Hasil Wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa dikasi bubur, 1
orang yang menyatakan bahwa terkadang di kasih bubur. 1 orang menyatakan bahwa
diberikan,bubur dan SUN. Seperti kutipan berikut ini :

“Makanan dari rumah yaitu bubur" (Tn. A)


“Bubur” (Ny. E)
“Bubur dan SUN” (Ny. B)

6) Bagaimana dengan pemberian ASI untuk anak?


Dari Hasil Wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa anak diberikan ASI
sampai 2,5 tahun. 1 orang yang menyatakan bahwa anak diberikan ASI sampai usia
1,5 tahun. 1 orang menyatakan bahwa anak dikasih ASI sampai 2 tahun. Seperti
kutipan berikut ini :

“niki sampai kelih niki diberikan ASI sampai umur 2,5 tahun” (Tn.A)
“anak diberikan ASI sampai 1,5 tahun” (Ny. B)
“anak dikasih ASI sampai 2 tahun” (Ny. C)

7) Bagaimana dengan jajan anak? Apakah ibu selalu mengawasinya? Jika ya, bagaimana
mengawasinya?
Dari Hasil Wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa anak tidak jajan di
warung biasanya dibuatin jajan dirumah sama ibunya. 1 orang yang menyatakan
bahwa anak tidak terlalu suka jajan terkadang anak jajan diwarung tetapi tetap
diawasi oleh ibunya. 1 orang menyatakan bahwa anak biasanya dikasi biscuit yang
dibelikan oleh ibunya. Seperti kutipan berikut ini :
“tidak jajan di warung , biasanya di buatin jajan di rumah sama ibunya” (Tn. A)
“Anak saya tidak terlalu suka jajan terkadang ketika dia jajan biasanya saya selalu
mengawasinya”(Ny. E)
“biasanya anak dikasi biscuit yang dibelikan oleh ibunya”(Ny. B)

2. Penyajian Makanan Balita


1) Bagaimana anak ibu makan, apakah satu piring dengan ibu atau tidak ? mengapa?
Dari hasil Wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa makan dipisah tetapi
harus ditemani oleh ibunya. 1 orang yang menyatakan bahwa dipisah. 1 orang yang
menyatakan tidak, karena anak sudah bisa makan sendiri. Seperti kutipan berikut ini:

“biasanya makannya dipisah tapi harus ditemani oleh ibunya” 9 ( Tn.A )


“Tidak, pisah nika” (Ny.E)
“tidak, karena anak sudah bisa makan sendiri” (Ny. B)

2) Bagaimana ibu mengolah dan menyajikan makanan untuk anak?


Dari hasil wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa biasanya di variasi
menggunakan bunga kol dan wortel. 1 orang yang menyatakan bahwa diberikan telur
goreng. 1 orang yang menyatakan bahwa diolah dan disajikan secara bervariasi. Seperti
kutipan berikut ini:

“Biasanya di pariasi menggunakan bunga kool dan wortel” (Tn.A)


“Kalau saya kasik telur biasanya saya goreng” (Ny. E)
“diolah dan disajikan secara berpariasi” (Ny.B)

3) Bagaimana praktik kebersihan ibu dan alat masak atau makan sebelum menyajikan atau
mengolah makanan?
Dari hasil wawancara terdapat 2 orang yang menyatakan bahwa sebelum masak ibu
mencuci dan membersihkan alat masak terlebih dahulu. 1 orang yang menyatakan bahwa
sebelum masak dan makan alatnya dibersihkan terlebih dahulu dan setelah makan
langsung dicuci. Seperti kutipan berikut ini:

“Biasanya ibunya sebelum masak itu prabotan dan alat masaknya di cuci dan di
bersihkan terlebih dahulu” (Tn. A )
“Sebelum masak dan makan alatnya di bersihkan terlebih dahulu dan setelah makan
langsung di cuci” (Tn. E)
“Biasanya alat dan prabotan di cuci dan di bersihkan terlebih dahulu” (Ny. B)

4) Bagaimana cara ibu menaruh atau menyimpan makanan?


Dari hasil wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa disajikan dan langsung
diberikan kepada anak. 1 orang yang menyatakan bahwa menyimpan makanan di kulkas
dan untuk lauknya disimpan di rak khusus. 1 orang yang menyatakan bahwa menyimpan
makanan di tempat yang tertutup. Seperti kutipan berikut ini:

“Disajikan dan langsung di berikan kepada anak” ( Tn. A)


“Biasanya saya menyimpan makanan di kulkas kalau untuk lauknya saya puny rak
khusus untuk menyimpan lauknya” (Ny.E)
“Biasanya saya menimpan makanan di tempat yang tertutup” (Ny. B )

5) Bagaimana menu makan yang diberikan sehari-hari kepada anak?


Dari hasil wawancara terdapat 1 orang yang menyatakan bahwa bervariasi. 1 orang yang
menyatakan bahwa menu telur dana yam karena anak tidak suka sayur. 1 orang yang
menyatakan bahwa menu makanan ganti-ganti seperti ayam dan sayur. Seperti kutipan
berikut ini:

“Bervariasi nika’ (Tn. A)


“Biasanya anaksaya makan telur dana ayam anak saya tidak suka makan sayuran”
(Ny.E)
“Menu makanan terkadang di ganti ganti biasanya di kasi ayam dan sayur” (Ny. B)

6) Apakah ibu memasak sendiri atau membelikan makanan untuk anak?, jelaskan!
Dari hasil wawancara terdapat 2 orang yang menyatakan bahwa memasak sendiri. 1
orang yang menyatakan bahwa memasak sendiri dan terkadang membeli yang sudah
jadi. Seperti kutipan berikut ini:
“Masak sendiri nika ibunya” (Tn. A)
“Tiyag memasak sendiri” (Ny. E)
“ biasanya masak sendiri dan terkadang membeli yang sudah jadi seperti ayam goreng”
(Ny.B)

3. Praktik Kesehatan Dasar

1. Penyakit yang sering dialami anak


Dari hasil wawancara didapatkan 2 responden mengatakan sering mengalami demam
dengaan gejala tambahan yang berbeda. responden pertama demam disertai muntah,
responden kedua demam disertai dengan batuk pilek. Responden ketiga mengalami diare

“ panes sareng muntah tapi yen tegeh panes ne mare muntah” (Tn.A , 30 tahun)
“kadang diare,panas enggak” (Ny. E)
“batuk,pilek, demam” (Ny.B)

2. Bagaimana upaya yang ibu lakukan agar anak tidak jatuh sakit
Dari hasil wawancara didapatkan 1 responden berupaya untuk langsung ke dokter, 2
responden lain tidak memilih untuk langsung ke dokter melainkan menggunakan
alternatif sendiri seperti obat herbal dan meminum vitamin

“ ke dokter langsung, dajan banda wenten bidan” (Tn.A , 30 tahun)


“ kadang kasi madu, kadang vitamin beli di apotek” (Ny.E)
“ dikasi vitamin pialis” (Ny.B)

3. Bagaimana dengan pemberian imunisasi anak


Dari hasil wawancara didapatkan 3 orang responden sudah melakukan imunisasi lengkap

“Imunisasi niki lengkap” (Tn.A,30 Tahun)


“imunisasi udah lengkap” (Ny.E)
“imunisasi rutin” (Ny,B)

4. Apakah ibu rutin untuk memantau status kesehatan anak


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan rutin dalam memantau status
kesehatan.

“biase” (Tn.A,30 Tahun)


“rutin” (Ny.E)
“ rutin juga” (Ny.B)

5. Bagaimana upaya yang ibu lakukan ketika anak jatuh sakit


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan langsung pergi ke dokter jika
anak jatuh sakit.

“Yen panes kadang-kadang langsung namping sanmol, kadang-kadang langsung ke


dokter” (Tn.A,30 Tahun)
“ nggih kedokter” (Ny.E)
“ kalau panasnya tinggi baru dibawa kedokter, kalau engga di rawat dirumah” (Ny.B)

6. Ketika ibu mendapatkan obat, bagaimana pemakaian obat itu


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan sesuai resep dokter saat
mendapatkan obat.

“Sesuai takaran” (Tn.A,30 Tahun)


“nggih harus sesuai resep, dan pakai air gula” (Ny.E)
“sesuai resep dari dokter” (Ny.B)

5. Pencarian layanan kesehatan


1. Apakah ibu rutin pergi ke tempat pelayanan kesehatan? Mengapa?
Dari hasil wawancara didapatkan 1 responden menyatakan bahwa rutin kontrol 2 bulan
ke tempat pelayanan kesehatan. 2 responden mengatakan bahwa tidak rutin pergi ke
tempat pelayanan kesehatan.

“Rutin kontrol 2 bulan” (Tn.A,30 Tahun)


“paling disini,di posyandu,kalau ada timbang” (Ny. E)
“tidak rutin” (Ny.B)

2. Apakah ibu berkonsultasi mengenai kesehatan dan gizi anak ketika datang ke pelayanan
kesehatan
Dari hasil wawancara didapatkan 2 responden mengatakan bahwa sudah berkonsultasi
mengenai kesehatan dan gizi anak. 1 responden mengatakan bahwa tidak konsultasi
kesehatan dan gizi anak.

“Polih sareng dokter di rumah sakit mas” (Tn.A,30 Tahun)


“udah, udah sering” (Ny.E)
“ pernah mau konsultasi tapi biaya tidak ada, tidak jadi konsultasi” (Ny.B)

3. Apa hambatan yang ibu alami ketika pergi ke tempat pelayanan kesehatan
Dari hasil wawancara didapatkan 1 responden mengatakan bahwa ada hambatan pergi ke
tempat pelayanan kesehatan. 2 responden mengatakan bahwa tidak ada hambatan pergi
ke pelayanan kesehatan.

“Kerja” (Tn.A,30 Tahun)


“enggak” (Ny.E)
“tidak ada hambatan” (Ny.B)

4. Bagaimana menurut ibu tentang pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan posyandu,
apakah penting untuk rutin datang kesana? Mengapa?
Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa penting untuk rutin ke
tempat pelayanan kesehatan.

“Penting, karena berhalangan dadine kapah, tapi ade ne megae di puskesmas ditu
konsulne” (Tn.A,30 Tahun)
“penting sih, untuk mengontrol perkembangannya” (Ny.E)
“penting” (Ny.B)

6. Praktik higiene dan sanitasi lingkungan


1. Darimana sumber air yang digunakan sehari-hari? Bagaimana keadaan air tersebut?
Dari hasil wawancara didapatkan 2 responden mengatakan bahwa sumber air didapatkan
dari mata air dan keadaannya bersih. 1 responden mengatakan bahwa sumber air dari
sumur bor dan keadaannya bersih.

“kenten sumur bor, bersih nike” (Tn.A,30 Tahun)


“nunas nike di beji sumber airnya” (Ny.E)
“ mata air,keadaannya bersih” (Ny.B)

2. Bagaiamana tindakan ibu dan balita setelah buang air besar?


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa mencuci tangan
terlebih dahulu.

“Bab nike tyg kadang nyebokin, ten taen niki langsung” (Tn.A , 30 tahun)
“nggih, cuci tangan dulu” (Ny.E)
“cuci tangan” (Ny.B)

3. Bagaimana tindakan ibu dan balita sebelum memberikan anak makan?


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa sebelum memberikan
makan mencuci tangan terlebih dahulu.

“Yen niki medaarne nak kenten tergantung luwung bayune, yen luwung bayune
ngumbah lima didianne, nyemak didiane, ngesop didiane” (Tn.A,30 Tahun)
“ sama, cuci tangan dulu” (Ny.E)
“cuci tangan” (Ny.B)

4. Bagaimana keadaan kakus


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa keadaan kakus bersih.

“Bersih nike” (Tn.A,30 Tahun)


“ bersih” (Ny.E)
“ bersih kok” (Ny.B)

5. Bagaimana dengan hewan peliharaan yang ada disekitar rumah ibu?


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa memiliki binatang
peliharaan

“Ayam akeh, anjing Cuma 2” (Tn.A,30 Tahun)


“ Nggih anjing” (Ny.E)
“ ada anjing” (Ny.B)

6. Bagaiamana upaya ibu dalam menjaga balita agar tetap bersih?


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa mandi 2 kali sehari

“Paling 2 kali mandi, pagi sore” (Tn.A, 30 tahun)


“paling 2 kali pagi sama sore” (Ny. E)
“mandi 2 kali sehari “ (Ny.B)

7. Bagaimana cara ibu dalam mengelola sampah?


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa sampah diambil oleh
petugas kebersihan.

“petugas yang ngambil” (Tn.A ,30 Tahun)


“kalau sampah plastik, ditukar di banjar, untuk sampah organik di taruh di ladang”
(Ny.E)
“ kalau lama nggak diambil sama petugas, ya dibakar” (Ny.B)

8. Lingkungan tempat anak bermain bagaimana?


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa bermain di lingkungan
rumah saja.

“Di rumah manten, kadang-kadang ada temen, kadang-kadang ten” (Tn.A , 30 Tahun)
“disini-sini aja, jarang dia keluar” (Ny.E)
“ di lingkungan rumah saja” (Ny.B)

9. Bagaimana pengawasan anak ketika bermain?


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa anak tetap diawasi saat
bermain.

“Di temenin bermain, kadang menek sepeda” (Tn.A , 30 Tahun)


“dibiarin aja, orang main disini aja, kalau main keluar baru diawasin” (Ny.E)
“ diawasin” (Ny.B)

7. Perawatan ibu
1. Bagaiamana pola makan ibu selama masa kehamilan?
Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa pola makan seperti
biasa.

“Pola makane biasa, kadang-kadang pang 3,4,5” (Tn.A, 30 tahun)


“biasa, lupa saya dah lama” (Ny. E)
“ bisa, gak ada mual” (Ny.B”

2. Bagaimana ibu memeriksakan kehamilan? Apakah rutin?


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa rutin memeriksa
kehamilan.

“tergantung, misalne cara mangkin jadwal kontrol ne, mn sing ngidang mani ne”
(Tn.A,30 Tahun)
“periksa kehamilanne rutin, 1 bulan 1 kali di dokter” (Ny.E)
“rutin,saya rutin memeriksa kehamilan” (Ny.B)

3. Bagaimana ibu memantau pertambahan berat badan ketika hamil?


Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa menimbang berat
badan setiap ke dokter

“yen berat badan kurang tau, tapi tiap ke dokter metimbang” (Tn.A,30 Tahun)
“setiap ke dokter di cek” (Ny.E)
“saya lupa tapi kira-kira 53kg kalau gak salah”

4. Bagaimana dengan tablet penambah darah? Berapa banyak ibu mengkonsumsinya selama
masa kehamilan?
Dari hasil wawancara didapatkan 2 responden mengatakan bahwa mendapatkan tablet
penambah darah dan mengonsumsinya 1 kali sehari. 1 responden mengatakan bahwa
tidak mengonsumsi tablet penambah darah.

“Obat herbal kapsul yang dapat di ubud , 50 butir obat tablet” (Tn.A,30 Tahun)
“ dapet tablet penambah darah,di konsumsi 1 kali sehari” (Ny.E)
“tidak mengkonsumsi tablet penambah darah” (Ny.B”

5. Apakah ibu melakukan imunisasi ketika hamil? Jenis imunisasi apa yang diberikan?
Dari hasil wawancara didapatkan 2 responden mengatakan bahwa tidak ada imunisasi. 1
responden mengatakan bahwa ada imunisasi.

“Ten wenten imunisasi” (Tn.A,30 Tahun)


“ dapet kayaknya, tapi gak inget imunisasi apa, dan berapa kali juga gak inget” (Ny.E)
“ gak ada imunisasi” (Ny.B)

6. Bagaimana cara ibu mengetahui asupan yang sesuai untuk masa kehamilan?
Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa menggunakan media
handphone.

“Biasa nike pakek media” (Tn.A,30 tahun)


“nyari di google sama nanya ke temen” (Ny.E)
“saya nyari digoogle” (Ny.B)

7. Bagaimana aktivitas ibu selama masa kehamilan? Berapa banyak waktu istirahat?
Dari hasil wawancara didapatkan 3 responden mengatakan bahwa melakukan aktivitas
seperti biasa dan istirahat yang cukup.

“Biasa, Cuma 8 jam kerja” (Tn.A,30 Tahun)


“sering jalan-jalan. Yang pertama masih kerja,hamil yang kedua udah enggak,
istirahatnya cukup” (Ny.E)
“ melalukan aktivitas biasa, gak ada gangguan” (Ny.B)

Yang menyebabkan terjadinya stunting adalah


1. Kurangnya pengetahuan
2. Pola nutrisi
3. Faktor ekonomi

Anda mungkin juga menyukai