Ekonomi Kreatif
Ekonomi Kreatif
Abstrak
Pemerintah Indonesia tengah gencar mendorong industri kreatif menjadi agent of development dalam meningkatkan perekonomian
negara. Industri Kreatif merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang terkait dengan menciptakan atau penggunaan pengetahuan. Industri
kreatif memberikan peranan penting terhadap perekonomian suatu negara. Sebagian orang berpendapat bahwa industri kreatif bergantung
pada sumber daya manusianya; hal tersebut dikarenakan sumber daya utama industri kreatif adalah pemanfaatan kreatifitas, keterampilan
serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan
daya cipta individu tersebut. Melimpahnya jumlah penduduk akan menguntungkan dari sisi pembangungan sehingga dapat memacu
pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Namun
berkah ini bisa berbalik menjadi bencana jika bonus ini tidak dipersiapkan kedatangannya. Masalah yang paling nyata adalah ketersediaan
lapangan kerja. Potensi industri kreatif masih terbuka luas untuk digarap pelaku usaha di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum, manfaat serta sejauh mana optimalisasi sumber daya manusia
berpengaruh pada peningkatan industri kreatif dengan menggunakan metode Keizen. Kaizen berasal dari kata kai yang berarti perubahan dan
zen yang berarti menjadi lebih baik. Istilah ini mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua aspek, baik manusianya,
manajerialnya, dan juga mencakup permasalahan biaya. Filsafat Kaizen berpandangan bahwa cara hidup kita apakah itu kehidupan kerja
atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga hendaknya berfokus pada upaya perbaikan secara terus menerus. Dalam karya
ilmiah melalui penelitian yang menggunakan karya tulis termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun belum dipublikasikan, akan
diulas secara mendalam tentang peran penting industri kreatif melalui keizen dan bagaimana kendala ataupun tantangan yang dihadapi serta
analisa-analisa komprehensif terkait keizen dalam industri kreatif.
Abstract
he Government of Indonesia is intensively pushing the creative industry into an agent of development in improving the country's economy.
The Creative Industry is an economic activity associated with creating or using knowledge. Creative industry plays an important role to the
economy of a country. Some people argue that the creative industry depends on its human resources; it is because the main resources of the
creative industry is the utilization of creativity, skills and individual talents to create welfare and employment by generating and exploiting
the creative power and creativity of the individual. The abundance of population will be profitable from the side of development so that it
can spur economic growth to a higher level. The breakthrough is the increasing welfare of society as a whole. But this blessing could turn
into a disaster if this bonus is not prepared for his arrival. The most obvious problem is the availability of employment. The potential of
creative industries is still wide open for the business actors in Indonesia.
The purpose of this study is to know the general picture, the benefits and the extent to which the optimization of human resources affect the
improvement of creative industries by using the Keizen method. Kaizen comes from the word kai meaning change and zen which means to
be better. This term includes a definition of improvement that involves all aspects, both human, managerial, and also includes cost issues.
Kaizen philosophy holds that our way of life whether it is work life or social life and home life should focus on continuous improvement
efforts. In scientific papers through research using written works including both published and unpublished research results, will be
reviewed in depth about the important role of the creative industry through the keizen and how obstacles or challenges are encountered and
the comprehensive analyzes related to the keizen in the creative industry.
Indonesia 8
fashion
dan 44,3% 24,8 % – –
kerajinan
Industri
Industri kreatif di Indonesia sudah
9 15% 20% – – –
Periklanan
Lalu bagaimana kita dapat mengatasi John Howkins dalam bukunya The
masalah tersebut, dengan konsep Creative Economy: How People Make
sederhana berupa Kaizen, secara umum Money from Ideas pertama kali
coba kita uraikan bagaimana mengetahui memperkenalkan istilah ekonomi kreatif.
posisi ekonomi kreatif yang sesungguhnya Howkins menyadari lahirnya gelombang
sehingga akan mempermudah dalam ekonomi baru berbasis kreativitas setelah
melihat pada tahun 1997, Amerika tahunnya. United Nations Conference on
Serikat menghasilkan produk-produk Hak Trade and Development mendefinisikan
Kekayaan Intelektual (HKI) senilai 414 ekonomi kreatif "An evolving concept
miliar dolar yang menjadikan HKI sebagai based on creative assets potentially
barang ekspor nomor satu di Amerika generating economic growth and
Serikat. Howkins mendefinisikan ekonomi development."
kreatif sebagai the creation of value as a Department of Culture, Media, and
result of idea. Dalam sebuah wawancara Sport (DCMS) mendefisinikan ekonomi
bersama Donna Ghelfi dari World kreatif sebagai Creative Industries as those
Intellectual Property industries which have their origin in
Organization (WIPO), Howkins individual creativity, skill & talent, and
menjelaskan ekonomi kreatif sebagai which have a potential for wealth and job
"kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang creation through the generation and
menghabiskan sebagian besar waktunya exploitation of intellectual property and
untuk menghasilkan ide, tidak hanya content. Dalam cetak biru Pengembangan
melakukan hal-hal yang rutin dan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015,
berulang. Karena bagi masyarakat ini, ekonomi kreatif didefinisikan sebagai "Era
menghasilkan ide merupakan hal yang baru ekonomi setelah ekonomi
harus dilakukan untuk kemajuan." pertanian, ekonomi industri, dan ekonomi
Di Indonesia instruksi pengembangan informasi, yang mengintensifkan informasi
ekonomi kreatif dimulai pada dan kreativitas dengan mengandalkan ide
tahun 2006 pada masa kepemimpinan dan pengetahuan dari sumber daya
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. manusia sebagai faktor produksi utama
Proses pengembangan ini diwujudkan dalam kegiatan ekonominya." Tercatat
pertama kali dengan pembentukan beberapa hal yang menjadi karakteristik
Indonesian Design dari ekonomi kreatif:
Power oleh Departemen 1. Diperlukan kolaborasi antara berbagai
Perdagangan untuk membantu aktor yang berperan dalam industri
pengembangan ekonomi kreatif di kreatif, yaitu cendekiawan (kaum
Indonesia. Pada tahun 2007 dilakukan intelektual), dunia usaha, dan
peluncuran Studi Pemetaan Kontribusi pemerintah yang merupakan prasyarat
Industri Kreatif Indonesia 2007 pada Trade mendasar.
Expo Indonesia. Pada tahun 2008,
dilakukan peluncuran Cetak Biru 2. Berbasis pada ide atau gagasan.
Pengembangan Ekonomi Kreatif 3. Pengembangan tidak terbatas dalam
Indonesia 2025 dan Cetak Biru berbagai bidang usaha.
Pengembangan 14 Subsektor Industri
4. Konsep yang dibangun bersifat relatif.
Kreatif Indonesia. Selain itu, dilakukan
pencanangan tahun Indonesia
Kreatif 2009. Untuk mewujudkan 2.2 Kaizen
Indonesia Kreatif, tahun 2009 diadakan Dilihat dari asal bahasanya Kaizen
Pekan Produk Kreatif dan Pameran berasal dari bahasa Jepang, Kai berarti :
Ekonomi Kreatif yang berlangsung setiap Berubah dan Zen berarti : Lebih baik,
sehingga Kaizen bisa berarti merubah kehidupan kita sehari-hari ingat salah satu
menjadi lebih baik. Secara artikel tentang
umum Kaizen dapat diartikan upaya Kesuksesan. DalamEnam Tahap Meraih
penerapannya banyak
perbaikan yang dilakukan secara terus cara yang digunakan untuk menjalankan
menerus atau berkesinambungan. Dalam Kaizen, salah satunya dengan memutar
dunia industri Kaizen merupakan salah roda PDCA. PDCA Cycle singkatan dari
satu strategi yang digunakan untuk Plan- Do-Check-Action merupakan siklus
peningkatan dalam segala lini baik itu Continious Improvement. Siklus PDCA
proses produksi, kualitas produk, pertama kali dikenalkan oleh Walter A.
kecepatan dalam delivery untuk menekan Shewhart pada tahun 1939 dalam bukunya
biaya operational hingga keselamatan “Metode Statistik Dari Sudut Pandang
kerja, sehingga Kaizen juga diartikan Quality Control” dalam bukunya tersebut
sebagai Continuous Improvement. Dalam Shewhart menjelaskan tentang siklus
persaingan yang semakin ketat dan luas tersebut. Selanjutnya adalah W. Edwards
apalagi dengan adanya MEA ( Masyarakat Deming yang mempopulerkan siklus
Ekonomi ASEAN) yang sudah diketok tersebut dengan nama “Shewhart
palu oleh Presiden Jokowi, maka Kaizen Cycle” hingga kemudian berubah namanya
mutlak harus dilakukan, karena kita harus menjadi PDCA atau banyak orang
bersaing bukan hanya dengan pesaing menyebut dengan “Deming Cycle atau
lokal namun sudah meregional. Jika kita Siklus Deming”.
tidak bisa bersaing maka yang ada adalah Dalam pelaksanaannya Siklus PDCA
kita akan terkubur di negeri sendiri dan merupakan manifestasi dari Siklus Kaizen
hanya melihat bangsa lain menikmati yang mana dengan siklus tersebut
keuntungan di bumi kita tercinta ini. mengharuskan kita untuk menyelesaikan
suatu masalah membuat perubahan,
Dalam Penerapannya Kaizen mempunyai
membuat standarisasi dan menggulirkan
beberapa tujuan antara lain :
kembali roda PDCA.
1. Menghindari (Avoid) Seven Waste
4. METODE PENELITIAN
yang dapat menimbulkan biaya
Metode yang akan digunakan untuk
yang tersembunyi
menganalisis pengaruh penerapan konsep
2. Memberikan Nilai tambah ( Added
kaizen dalam pelaksanaan ekonomi kreatif
Value) dalam semua lini
sehingga akan mempermudah dalam
3. Meningkatkan Kepuasan
menerapkan strategi dalam pengembangan
Pelanggan (Customer Satisfaction)
ekonomi kreatif tsb. Penelitian ini berupa
4. Dapat menyelesaikan masalah
kajian dari artikel baik yang sudah maupun
dengan cepat
belum dipublikasi.
Selain itu bagi individu yang menerapkan
akan menjadi lebih peduli, lebih 5. HASIL PEMBAHASAN
responsive dalam kehidupan sehari-hari Berikut kesimpulan hasil beberapa
dan akan menjadi insan yang kreatif dan penelitian yang digunakan sebagai bahan
bernilai jual tinggi, karena Kaizen tidak analisis keefektifan penggunaan keizen
hanya bisa diterapkan didalam industri terhadap optimalisasi ekonomi kreatif,
atau dunia kerja melainkan dalam antara lain:
1. Hasil wawancara terstruktur yang tenaga kerja maupun pemilik menjadi
dilakukan diperoleh beberapa hasil kendala pada keempat sektor yang
pengamatan mengenai kendala yang ada, dibahas. Hal ini menjadikan faktor SDM
yaitu: sangat dominan terhadap permasalahan
a. Sektor tenaga kerja : kendala yang yang ada dalam ekonomi kreatif.
sangat menghambat adalah ketiadaan 2. Hasil penelitian ini didukung oleh dua
pekerja (jumlah yang sedikit). Hal ini penelitian terdahulu mengenai faktor SDM
semakin diperparah dengan kualitas yang mempengaruhi kinerja ekonomi
dan kedisiplinan para pekerja yang kreatif yang ada, yaitu:
rendah, serta sistem kelola manajemen a. Penelitian yang dilakukan oleh
yang kurang baik. Mohamad Soleh pada tahun 2008
b. Sektor proses produksi : kendala yang menganalisis strategi inovasi
yang sangat menghambat adalah dan dampaknya terhadap kinerja
sistem manajemen pelaksanaan yang perusahaan dengan studi kasus
masih kurang baik yang meliputi UKM manufaktur yang ada di
operasi dan produksi, tata kelola, Semarang. Pengujian menghasilkan
perawatan teknologi dan inovasinya, 5 hipotesis, yaitu:
dan lainnya. Faktor berikutnya adalah 1. Orientasi kepemimpinan dapat
SDM yang berkualitas rendah, yang memberikan pengaruh positif
tercermin dari rendahnya kesadaran terhadap strategi inovasi.
pekerja akan keselamatan dan mutu. 2. Orientasi kepemimpinan
c. Sektor fasilitas : kendala yang berpengaruh positif terhadap
sangat menghambat adalah masih tingkat investasi.
rumitnya proses birokrasi dalam 3. Orientasi kepemimpinan
pengurusan izin ataupun bantuan. berpengaruh positif terhadap
Faktor berikutnya adalah ketidaktauan kinerja perusahaan.
serta ketidakmampuan SDM ekonomi 4. Strategi inovasi dapat
kreatif (pemilik) untuk membuat memberikan pengaruh positif
laporan keuangan yang benar dan terhadap tingkat investasi.
baik. Faktor berikutnya adalah 5.Tingkat investasi dapat
infrastruktur umum yang jauh dari memberikan pengaruh positif
harapan. terhadap kinerja perusahaan.
d. Sektor persaingan usaha : kendala Hasil penelitian ini sendiri
yang sangat menghambat adalah menjelaskan bahwa semua hipotesis
ketidakstabilan harga bahan baku dan yang ada diterima, yang berarti semua
harga jual produk sepatu, serta jumlah memiliki korelasi yang positif dan
pengrajin sepatu yang semakin signifikan. Hasil kesimpulan yang
banyak. Faktor berikutnya adalah dapat diambil adalah bahwa faktor
ketidakpekaan para pelaku ekonomi orientasi kepemimpinan pada suatu
kreatif (SDM) terhadap informasi perusahaan baik yang sekala besar
terkini dan persaingan global. atau UKM mempengaruhi secara
Berdasarkan point pertama, dilihat bahwa langsung dan memiliki korelasi
faktor sumber daya manusia (SDM), baik hubungan yang cukup besar terhadap
kinerja dari perusahaan, inovasi dan sangat berkaitan erat dengan
investasinya. permasalahan tenaga kerjanya.
b. Penelitian yang dilakukan oleh 5. Fokus strategi yang akan
Agus Jati Kesumadinata dan Dewa ditawarkan untuk pemecahan
Nyoman pada tahun 2011 yang masalah tenaga kerja dan
mengkaji hubungan faktor yang proses adalah yang berkaitan
berpengaruh terhadap produksi dengan upaya dari pihak UKM
kerajinan sepatu di kecamatan sendiri. Strategi ini akan
Denpasar Barat. Pengujian akan berorientasi perbaikan secara
menguji 4 faktor yang akan sistem dan keteknikan.
mempengaruhi produktivitas c. Analisis Hasil Penelitian, Andi
UKM. Penelitian ini menghasilkan Suranta Meliala, Nazaruddin
beberapa kesimpulan yaitu: Matondang, Rahmi M Sari
1. Tenaga kerja, modal kerja, dan menghasilkan analisa tentang apa
teknologi secara bersama-sama yang menjadi penyebab dari
berpengaruh secara signifikan terjadinya masalah yang ada di
terhadap produksi sepatu di UKM Sepatu di Kota Medan.
Kecamatan Denpasar Barat 1. Pembinaan dan
dengan nilai F hitung (477,170) pengembangan UKM yang
> F tabel (3,32) dengan nilai dilakukan oleh pihak
signifikansi 0,000 < 0,05. pemerintah dan swasta belum
Koefisien determinasi sebesar maksimal dan tidak
0,98. berkesinambungan, sehingga
2. Variabel tenaga kerja (X1), belum bisa secara nyata
modal kerja (X2), teknologi menciptakan UKM yang
(D1), dan harga jual (X3) berkualitas dan berkompetisi.
secara parsial berpengaruh 2. Stigma buruk yang ada di
positif dan signifikan terhadap kalangan pekerja UKM sepatu
produksi sepatu (Y). tidak terlepas dari kondisi
3. Variabel tenaga kerja UKM sepatu sendiri yang
berpengaruh dominan terhadap terkesan kumuh dan seperti
produksi kerajinan sepatu di buruh kasar.
kecamatan Denpasar Barat, 3. Sistem kerja yang kurang
yakni sebesar 85,7%. baik khususnya dalam
4. Berdasarkan point ke dua, dan ketenagakerjaan yang
point ke tiga diperoleh bahwa menyebabkan hak-hak hidup
faktor perbaikan yang paling para pekerja di UKM sepatu
difokuskan adalah sumber daya sulit untuk dipenuhi seperti
manusianya atau tenaga kerja. upah yang layak, tunjangan
Namun faktor proses juga akan keselamatan kerja, dan lainnya.
menjadi fokus berikutnya. Hal 4. Tidak adanya tujuan jangka
ini dikarenakan permasalahan panjang ataupun visi dan misi
dalam proses pada umumnya
UKM untuk menjadi suatu meningkatkan kualitas
industri yang lebih besar. kepemimpinannya.
5. Keterbatasan yang sangat 9. Melakukan penilaian
nyata yang dialami oleh UKM- performansi karyawan dengan
UKM sepatu di Kota Medan, program penghargaan berupa
baik berupa bangunan, reward dan punishment.
modal/dana, peralatan, dan 10. Pemilik UKM harus menilai
lainnya. Hal ini sulit membuat kinerja pekerjanya secara
Pihak UKM untuk memikirkan berkala apakah dari segi etika,
masalah mutu dan perbaikan estetika, ataupun produktivitas
lainnya. kerjanya. Penghargaan yang bisa
6. Konsep dari kebanyakan diberikan bisa berupa tunjangan
pemilik UKM sendiri yang atau upah lebih untuk yang
mengartikan suatu inovasi positif dan peringatan ataupun
adalah sebuah pergantian hukuman bagi yang negatif.
peralatan dan lainnya, tanpa 11. Pihak UKM harus membuat
melihat adanya kesempatan suatu tujuan usaha mereka
untuk bisa berinovasi dalam dalam suatu visi dan misi,
prosesnya. dimana pemilik harus melihat
7. Pihak UKM harus mencoba kondisi yang ada dan
sistem kontrak kerja memperkirakan peluang pada
menggantikan sistem borongan masa yang akan datang.
yang biasa digunakan untuk 12. Melakukan program
bisa menyediakan peraturan perbaikan secara keteknikan
yang lebih mengikat, kualitas berbasis konsep Production
karyawan yang baik, dan Technology Courses (P-
jaminan keselamatan bagi Course). Program ini bisa
karyawan. dilakukan sendiri (manual) atau
8. Pemilik UKM mengikuti juga dengan mengikuti pelatihan
pelatihan dengan konep yang dilakukan oleh pihak yang
Training Within Industry (TWI) berpengalaman. Pekerja sangat
untuk meningkatkan kualitas cocok dibekali dengan konsep
kepemimpinannya. ini. Metode ini merupakan cara
Pelatihan ini bisa dipelajari untuk meningkatkan efisiensi
sendiri (manual) atau juga dan mengurangi pemborosan
dengan mengikuti pelatihan dalam proses produksi dengan
yang dilakukan oleh pihak yang konsep Kaizen yang
berpengalaman. Pelatihan ini menekankan pada analisis
akan mengajarkan 4 hal penting operasi, analisis gerakan, studi
di dalam mengatur pekerja, waktu, analisis proses secara
yaitu: Job Instruction, Job keseluruhan.
Methods, Job Relations, dan Job
Safety. Pemilik UKM harus tau 6. KESIMPULAN
dan mengerti keempat ini untuk
Ada 6 langkah yang patut 1. Langkah 1 Menentukan Tema :
dipertimbangkan oleh organisasi atau adalah fase dimana kita
perusahaan dalam optimalisasi menganalisa beberapa masalah
ekonomi kreatif : hingga menentukan masalah mana
1. Kebijakan perekrutan dan seleksi yang akan diselesaikan
yang melibatkan semua karyawan. 2. Langkah 2 Menentukan Target :
2. Peresmian program yang Mencanangkan Target dengan
melibatkan perusahaan, menggunakan kaidah SMART.
departemen tim dan anggota 3. Langkah 3 Analisa Permasalahan :
secara individual Pada langkah ini kita menganalisa
3. Program pendidikan dan kondisi yang ada (Anakonda) dan
pengembangan yang terus menganalisa penyebab masalah.
berlangsung sehingga memberikan 4. Langkah 4 Merencanakan
dorongan kepada karyawan untuk Perbaikan : Adalah tahap dimana
memiliki berbagai keahlian serta kita mengumpulkan semua solusi
membantu mereka untuk dan memilah mana yang mungkin
sepenuhnya mewujudkan potensi. dilakukan dan mana yang tidak
4. Sistem penilaian yang dapat dilakukan berdasarkan
mengembangkan manusia dan tingkat keefektifan dan biaya.
meningkatkan kerja sama diantara
mereka. Do : Fase Perbaikan
5. Sistem penhargaan dan motivasi
yang tak terpisahkan. 5. Langkah 5 Melaksanakan
6. Program tanpa henti untuk Perbaikan : Langkah ini merupakan
peningkatan yang terus-menerus tindakan nyata dari apa yang sudah
(Kaizen) yang meningkatkan tertulis atau terkonsep dalam
setiap orang. langkah 4. Dalam langkah ini
mungkin banyak sekali kendala
yang dihadapi yang mengharuskan
kita melakukan upaya perbaikan
atau penyempurnaan.