Anda di halaman 1dari 29

PENGEMBANGAN TESPOT SEBAGAI ALTERNATIF

PEMBUANGAN DAN PEMBAKARAN SAMPAH


SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER
ARDUINO UNO DAN SENSOR ULTRASONIK HC-SR04
Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Fisika Terapan

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5


1. ARSYI ROBIANSYAH (220421001)
2. FURAIFISHA AUFA .J. (220421008)
3. RAYESH GHIFFARI .A. (220421019)
4. RISKA ARISKA (220421021)

DOSEN PEMBIMBING : Dr. AHMAD AMINUDIN M.Si

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA PERANCANGAN


MANUFAKTUR
POLITEKNIK MANUFAKTUR BANDUNG
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa selalu kita nantikan
syafa’atnya diakhirat nanti. Penulis juga mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
dilimpahkannya nikmat sehat fisik, akal dan fikiran sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul “Pengembangan Tespot Sebagai Alternatif
Pembuangan Dan Pembakaran Sampah Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler
Arduino Uno Dan Sensor Ultrasonik HC-SR04” ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terimakasih sebelum dan
sesudahnya kepada Bapak Ahmad Aminudin sebagai pengajar sekaligus pembimbing
dan kepada teman-teman Mahasiswa D4-Teknik Rekayasa Perancangan Manufaktur
Polman Bandung yang telah banyak memberikan arahan dan masukan. Tujuan utama
penulis dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dan nilai pada mata
kuliah fisika terapan, sedangkan manfaat bagi pembaca semoga ilmu-ilmu bisa
tersalurkan menjadi hal-hal yang berguna dan bisa menjadi referensi pembelajaran
sesuai dengan judul laporan.
Akhirnya, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini.

Bandung, 24 Desember 2021

Penulis

ii
ABSTRAK

Di masa pandemi ini banyak masyarakat yang melakukan segala sesuatu dari
rumah, seperti belanja, bekerja, pesan makanan, dll yang serba online. Seiring
berjalannya waktu dan lamanya PPKM tanpa disadari hal tersebut menimbulkan
sampah rumah tangga yang banyak. Selain itu minimnya pengelolaan sampah di
Indonesia mengakibatkan banyaknya penumpukan sampah. Berdasarkan data yang
ada, jika penumpukan sampah di masa pandemi ini tidak segera diatasi maka akan
semakin banyak penumpukan sampah rumah tangga yang mengganggu lingkungan.
Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan di atas, dalam kebersihan lingkungan dan
kesadaran kebanyakan orang dalam membuang sampah dengan penanganan yang
tepat. Kami membuat alat yang bisa digunakan untuk otomatisasi buka tutup dan
penguraian sampah pada tempat sampah.
Kata kunci : pandemi, sampah rumah tangga, tempat sampah, otomatis.

ABSTRACT

In this pandemic period, many people are doing everything from home, such as
shopping, working, ordering food, etc. which are all online. As time goes by and the
PPKM schedule is extended without realizing it, this creates a lot of household waste.
In addition, the lack of waste management in Indonesia results in a large amount of
waste. Based on existing data, if there is garbage during this pandemic period, it will
be more and more households disturbing the environment. Therefore, to overcome the
problems above, in the cleanliness of the environment and the awareness of most
people in disposing of waste with proper handling. We create tools that can be used to
automate the opening and closing and decomposition of waste in the trash.
Keywords : pandemic, household waste, trash waste, automatic.

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


ABSTRAK .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 3
1.3. BATASAN MASALAH ................................................................................ 3
1.4. TUJUAN ........................................................................................................ 3
BAB 2 ISI .................................................................................................. 4
2.1. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 4
2.2. LANDASAN TEORI ..................................................................................... 5
2.3. DIAGRAM ................................................................................................... 11
2.4. RANCANGAN ............................................................................................ 13
2.5. PERHITUNGAN .......................................................................................... 15
BAB 3 PENUTUP................................................................................... 21
3.1. KESIMPULAN ............................................................................................ 21
3.2. SARAN ........................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 23

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Di era teknologi modern seperti sekarang ini banyak inovasi baru yang
ditemukan dari hasil penelitian oleh para ilmuan, yang bertujuan untuk
mempermudah manusia dalam melakukan aktifitasnya supaya lebih efektif dan
efisien. Aplikasi dari pemanfaatan teknologi modern ini cakupannya sangat luas,
hampir seluruh sektor bidang seperti bidang Kesehatan, Industri, Perkantoran,
Rumah Tangga, Kebersihan, Lingkungan, dan Pelayanan Masyarakat.
Seperti pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang menjadi alarm bagi
individu dan lingkungan sekitar untuk memperkuat protokol kesehatan dimulai
dari mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, dan menjaga kebersihan
lingkungan. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM sejak awal
tahun 2021 untuk menangani pandemi ini. Kebijakan tersebut membuat kita
harus melakukan aktivitas di dalam rumah, seperti melakukan kegiatan sehari-
hari secara online, membeli barang secara online, bahkan membeli makanan pun
secara online. Kondisi tersebut menjadi faktor peningkatan jumlah sampah
termasuk sampah di rumah tangga dari berbagai sumber. Sumber sampah kota
bandung berasal dari rumah tangga (RT) dan non-RT seperti pasar, fasilitas
umum, fasilitas sosial dan komersial. “ Jenis sampah organik mendominasi
sampah rumah tangga (56%), sedangkan sampah anorganik mendominasi
sampah non-RT (52%) ”. dikutip dari Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi
Kehutanan Vol. 15 No3, 2018: 195-211.
Setiap hari manusia menghasilkan sampah, baik sampah rumah tangga
ataupun sampah industri yang mempunyai berbagai macam-macam bentuk dan
jenisnya. Setiap orang bisa menghasilkan sampah 0,6 kg tiap harinya.
Karena meningkatnya sampah pada masa pandemi saat ini, Sebagian besar
masyarakat membuang sampah di rumahnya atau di tempat pembuangan sampah

1
terdekat dari rumahnya. Ada sebanyak 32 tempat pembuangan sampah di
Kecamatan Coblong Bandung dan jumlah penduduk sebesar 114.163, maka
setiap tempat pembuangan sampah harus bisa menampung sebanyak 2.140,56 kg
akan tetapi pada kenyataanya jumlah tempat sampah yang disediakan belum
mampu menampung jumlah sampah yang dihasilkan.
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah yang benar ada
kaitannya dengan keadaan tempat sampah. Tempat sampah dalam keadaan
bersih, unik dengan sentuhan teknologi modern akan membuat orang tertarik
untuk membuang sampah dengan benar, sebaliknya tempat sampah dengan
kondisi yang kotor menyebabkan orang malas membuang sampah dan
kebanyakan tempat sampah yang ada sekarang ini masih menggunakan cara
sederhana yaitu dengan cara membuka tutup tempat sampah secara manual yang
dapat menyebabkan tangan akan sangat rawan terkena bakteri dari tempat
sampah, penguraian sampah dengan cara dibakar yang menyebabkan polusi
udara, dan sampah organik yang tidak dimanfaaatkan sebagai pupuk karena
menyatu dengan non organik. Permasalahan tersebut sering terjadi dikalangan
masyarakat umum.
Maka dari itu untuk mengatasi permasalahan di atas, kami membuat alat
yang bisa digunakan untuk otomatisasi buka tutup dan penguraian sampah pada
tempat sampah menggunakan sensor jarak HC-SR04 yang kemudian diolah
kedalam mikrokontroler arduino dan dikendalikan oleh motor servo yang
berfungsi sebagai mekanik buka tutup dan penguraian sampah anorganik dengan
cara pembakaran otomatis dan memfiltrasi asap yang dihasilkan dari pembakaran
tersebut. Dengan adanya tempat sampah ini bertujuan untuk memodifikasi tong
sampah dengan fitur otomatis dan membuat orang tidak perlu repot membuka
dan menutup tong sampah karena tutup tong sampah akan otomatis terbuka
ketika ada orang yang mendekati ingin membuang sampah, serta tidak perlu repot
untuk membakar sampah diruang terbuka karena sudah ada fitur untuk
pembakaran otomatis.

2
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana membuat tempat sampah yang mudah digunakan?


2. Bagaimana membuat tempat sampah yang tidak memerlukan kontak fisik?
3. Bagaimana rancangan dari pembuatan TESPOT (Tempat Sampah
Pembakaran Otomatis)?
4. Apa saja keterkaitan rancangan tersebut dalam Ilmu Fisika?
5. Apa kelebihan dari TESPOT (Tempat Sampah Pembakaran Otomatis) yang
diberikan dalam meningkatkan penggunaan dari tempat sampah?

1.3. BATASAN MASALAH


Berdasarkan identifikasi masalah diatas laporan ini dibatasi pada pembuatan tempat
sampah otomatis yang berbasis mikrokontroler arduino uno dengan menggunakan
sensor ultrasonik HC-SR04.

1.4. TUJUAN

1. Memenuhi nilai mata pelajaran Fisika Terapan pada konsep “Merancang


Produk yang berkaitan denga Ilmu Fisika”
2. Mengetahui cara membuat tempat sampah yang tempat sampah yang mudah
digunakan.
3. Mengetahui cara membuat Tempat sampah dengan menggunakan sensor
HC-SR04.
4. Mengetahui rancangan dari pembuatan TESPOT (Tempat Sampah
Pembakaran Otomatis).

3
BAB 2
ISI
2.1. TINJAUAN PUSTAKA
Berikut adalah beberapa penelitian sebelumnya mengenai metode
penggunaan Arduino yang berhasil dirangkum oleh penulis :

2.1.1 Suyono Adi dan Haryanti Munnik, Perancangan Tempat Sampah Otomatis
Berbasis Mikrokontroller Arduino dan GSM SIM 900. Membahas mengenai
perancangan tempat sampah menggunakan sensor dengan mikrokontroler
Arduino untuk membuka tutup tempat sampah secara otomatis dan GSM
SIM 900 untuk memberitahukan kapasitas sampah penuh melalui SMS ke
petugas kebersihan supaya sampah yang telah penuh cepat diangkut. Jurnal
ini memiliki kesamaan dengan penelitian penulis yaitu pembahasan terkait
tempat sampah otomatis menggunakan sensor ultrasonik. Namun terdapat
perbedaan dimana pada jurnal ini menggunakan GSM SIM 900 untuk
pemberitahuan kapasitas sampah penuh melalui tempat sampah, sedangkan
pada penelitian penulis tidak menggunakan GSM SIM 900, melainkan
menggunakan proses penyemburan minyak untuk pembakaran secara
otomatis.
2.1.2 Raharjo Arsa Priyo, dkk. Perancangan Tempat Sampah Tutup Otomatis dan
Indikator Kapasitas. Membahas mengenai rancangan tempat sampah
menggunakan sensor ultrasonik yang berfungsi untuk membuka tutup
tempat sampah secara otomatis dengan menggunakan rekaman suara
“Terimakasih telah membuang sampah pada tempatnya, jaga kebersihan
lingkungan disekitar anda”. Dan indikator kapasitas dengan tampilan
indikator LED berwarna merah menandakan kondisi sampah penuh untuk
segera dibersihkan dan LED berwarna hijau menandakan dalam keadaan
awal kondisi sampah tidak penuh. Jurnal ini memiliki kesamaan dengan
penelitian penulis yaitu pembahasan terkait tempat sampah otomatis
menggunakan sensor ultrasonik. Namun terdapat perbedaan dimana pada
jurnal ini menggunakan kapasitas indikator dengan lampu LED untuk

4
pemberitahuan kapasitas sampah penuh melalui tempat sampah, sedangkan
pada penelitian penulis tidak menggunakan kapasitas indikator, melainkan
menggunakan proses penyemburan minyak untuk pembakaran secara
otomatis.
2.1.3 Indana Zulfa Syarifah, Rancang Bangun Tempat Sampah Otomatis
Menggunakan Sensor Ultrasonik Dan Rekaman ISD1820 Berbasis
Mikrokontroler ATMega328. Membahas mengenai rancangan tempat
sampah otomatis menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 yang berfungsi
untuk membuka tutup penutup tempat sampah dengan menggunakan
ISD1820 untuk rekaman yang dikeluarkan 2 kali ketika membuka tempat
sampah (“Hallo silahkan masukkan sampah” dan setelah tempat sampah
tertutup “Terima Kasih”). Artikel ini memiliki kesamaan dengan penelitian
penulis yaitu pembahasan terkait tempat sampah otomatis menggunakan
sensor ultrasonic dengan mikrokontroler ATMega328. Namun terdapat
perbedaan dimana pada artikel ini menggunakan rekaman ISD1820,
Sedangkan pada penelitian penulis tidak menggunakan rekaman melainkan
menggunakan proses penyemburan minyak untuk pembakaran secara
otomatis.

2.2. LANDASAN TEORI

2.2.1 Tempat Sampah


Tempat sampah adalah tempat/wadah untuk menampung sampah secara
sementara dimana sampah (limbah padat) dapat didefinisikan yaitu segala
bentuk limbah yang ditimbulkan dari kegiatan manusia maupun binatang
yang biasanya berbentuk padat dan secara umum sudah dibuang, tidak
bermanfaat atau tidak dibutuhkan lagi (Tchobanoglous, 1977). Nantinya
sampah yang ada di tempat sampah akan di kelola dengan cara
pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau
pembuangan dari material sampah. Konsep ini mengacu pada material

5
sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola
untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau
keindahan.
Pengelolaan sampah dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.
Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Sistem
pengelolaan sampah merupakan proses pengelolaan sampah yang meliputi
5 (lima) aspek/komponen yang saling mendukung dimana antara satu
dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept.
Pekerjaan Umum, SNI 19-2454-2002). Kelima aspek tersebut meliputi:
aspek teknis operasional, aspek organisasi dan manajemen, aspek hukum
dan peraturan, aspek bembiayaan, aspek peran serta masyarakat.

2.2.2 Inovasi
Inovasi adalah salah satu pilihan korporasi dalam menghadapi
persaingan pasar dan pengelolaan yang berkelanjutan. Freeman (2004)
menganggap inovasi sebagai upaya dari perusahaan melalui penggunaan
teknologi dan informasi untuk mengembangkan, memproduksi dan
memasarkan produk yang baru untuk industri. Dengan kata lain inovasi
adalah modifikasi atau penemuan ide untuk perbaikan secara terus-
menerus serta pengembangan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Inovasi adalah proses mewujudkan ide baru, yang berbeda dengan yang
dulu, dengan cara produksi atau dengan membuatnya menjadi nyata,
dimana inovasi termasuk generasi evaluasi, konsep baru dan implementasi.
Dimana penggunaan metode baru dan berbeda serta teknologi untuk
meningkatkan kualitas biaya atau lebih rendah, untuk memenuhi atau
melampaui target perusahaan. Jadi, secara umum, inovasi berarti suatu ide,
produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan
praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan
digunakan atau diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam

6
suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya
perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi
terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat
yang bersangkutan.

2.2.3 Sensor Ultrasonik


Sensor adalah elemen sistem yang secara efektif berhubungan dengan
proses dimana suatu variabel sedang diukur dan menghasilkan suatu
keluaran dalam bentuk tertentu tergantung pada variabel masukan dan
dapat digunakan oleh bagian sistem pengukuran yang lain untuk mengenali
nilai variabel tersebut (Rafiuddin, 2013: 13). Sensor ultrasonik adalah
sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara dan
digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu objek atau benda tertentu di
depan frekuensi kerja pada daerah di atas gelombang suara dari 20 KHz
hingga 2 MHz (Arief, 2011).
Bunyi gelombang suara ultrasonik tidak dapat didengar oleh telinga
manusia, tapi dapat didengar oleh telinga anjing, kucing, kelelawar, dan
lumba-lumba. Sensor Ultrasonik terdiri dari dua unit, yaitu unit pemancar
dan unit penerima struktur unit pemancar dan penerima. Sebuah kristal
piezoelectric dihubungkan dengan diafragma penggetar tegangan bolak-
balik yang memiliki frekuensi kerja 20 KHz hingga 2 MHz (Arief, 2011).
Struktur atom dari kristal piezoelectric menyebabkan berkontraksi
mengembang atau menyusut sebuah polaritas tegangan yang diberikan. Hal
ini disebut dengan efek piezoelectric pada sensor ultrasonik.
Pantulan gelombang ultrasonik terjadi apabila ada objek tertentu dan
pantulan gelombang ultrasonik akan diterima kembali oleh unit sensor
penerima. Selanjutnya unit sensor penerima akan menyebabkan diafragma
penggetar bergetar dan efek piezoelectric menghasilkan sebuah tegangan
bolak-balik dengan frekuensi yang sama. Besar amplitudo sebuah sinyal
elektrik yang dihasilkan sensor penerima tergantung dari jauh dekatnya

7
sebuah objek yang akan dideteksi serta kualitas dari 10 sensor pemancar
dan sensor penerima. Proses sensoring yang dilakukan pada sensor ini
menggunakan metode pantulan untuk menghitung jarak antara sensor
dengan objek sasaran.

Gambar 1. Prinsip Pemantulan Ultrasonik (Bakhtiyar Arasada, 2017)

2.2.4 Mikrokontroler

Gambar 2. Mikrokontroler ATMega328P (ATMEL, 2012)

Mikrokontroler terdiri dari mikro-komputer yang berada dalam single


chip silicon. Mikro-komputer sendiri merupakan mikroprosesor yang
dihubungkan dengan rangkaian pendukung, komponen I/O dan memori.
Dengan kata lain, mikrokontroler adalah sebuah komputer kecil di dalam
satu IC yang berisi CPU, memori, timer, saluran komunikasi serial dan
paralel, port input/output, ADC.

8
Mikrokontroler digunakan untuk suatu tugas dan menjalankan suatu
program. ATMega328P adalah mikrokontroler yang diproduksi dari
keluaran atmel yang mempunyai arsitektur reduced instruction set
computer (RISC) karena memiliki proses eksekusi data lebih cepat serta
memiliki jumlah instruksi yang kompleks dan lengkap dari pada arsitektur
completed instruction set computer (CISC).
Mikrokontroller ATMega328P memiliki arsitektur Harvard, yaitu
memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga
dapat memaksimalkan kerja dan parallelism. Instruksi-instruksi dalam
memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, pada saat satu
instruksi dikerjakan instruksi berikutnya akan diambil dari memori
program.

ATMega328P mempunyai kaki standar 28 pin yang mempunyai fungsi


masing-masing. Untuk lebih jelasnya tentang konfigurasi pin
ATMega328P dapat dilihat pada gambar dibawah :

Gambar 3. Konfigurasi Pin ATMega328P (ATMEL, 2012)

9
2.2.5 Motor servo
Motor servo adalah motor dengan sistem closed feedback merupakan
posisi motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada
didalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear,
potensiometer, dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi
menentukan batas sudut putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor
servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari
kabel motor. Seperti yang kita tahu bahwa servo terdiri dari rangkaian
pengontrol, gear, potensiometer dan DC motor. Potensiometer terhubung
dengan gear demikian pula DC motor. Ketika DC motor diberi sinyal oleh
rangkaian pengontrol maka dia akan bergerak demikian pula potensiometer
dan otomatis akan mengubah resistansinya. Rangkaian pengontrol akan
mengamati perubahan resistansi dan ketika resistansi mencapai nilai yang
diinginkan maka motor akan berhenti pada posisi yang diinginkan. Motor
servo yang digunakan pada perancangan ini menggunakan tipe motor servo
jenis MG996R sebagai alat penggerak penutup tempat sampah karena
torsinya sudah cukup untuk membuka dan menutup tempat sampah ini
dipilih karena cara penggunaannya yang sederhana dan mudah didapat
dipasaran. Bentuk fisik dari motor servo dapat dilihat pada gambar dibawah
:

Gambar 4. Motor Servo (MG996R)

10
2.3. DIAGRAM

PEMBUATAN TEMPAT SAMPAH OTOMATIS

IDENTIFIKASI STUDI ANALISA


MULAI MASALAH LITERATUR KEBUTUHAN

ANALISA
MEMBUAT KONSEP MENGAMATI MENENTUKAN
RANCANGAN
RANCANGAN AWAL BENTUK DAN BAHAN TEMA
AWAL

TIDAK

YA
APAKAH DAPAT ANALISA RANCANGAN MENSIMULASIKAN
DIMANFAATKAN ? AKHIR RANCANGAN AKHIR

APAKAH
PEMBUATAN PENCARIAN
PRODUK TES PRODUK
PRODUK KOMPONEN
BEKERJA?
TIDAK

YA
PENGAMBILAN
ANALISA ALAT KESIMPULAN SELESAI
DATA

11
DIAGRAM
MEKANISME KERJA TEMPAT SAMPAH PEMBAKARAN OTOMATIS

MEMILAH SAMPAH
MULAI MENDETEKSI SAMPAH
MANUAL

MENUTUP TESPOT MEMASUKAN MEMBUKA TESPOT


OTOMATIS SAMPAH MANUAL OTOMATIS

MENEKAN TOMBOL
PEMBAKARAN SEKAT TERBUKA
MERAH

PENYEMPROTAN SAMPAH MASUK KE


MINYAK TANAH SEKAT TERTUTUP KERANJANG
OTOMATIS KEBAKARAN

NYALAKAN
SAMPAH TERBAKAR ASAP MUNCUL
PEMANTIK

HASIL FILTRASI ASAP DIFILTER ASAP DIFILTRASI


DIBUANG MENGGUNAKAN AIR MELALUI BLOWER

SELESAI

12
2.4. RANCANGAN

Gambar 5. Rancangan Tempat Sampah Pembakaran Otomatis

Penulis membuat rancang bangun tempat sampah pembakaran otomatis


ini dengan design seperti pada gambar diatas, dimana untuk bentuknya balok
panjang ke atas adalah pemilihan bentuk yang minimalis menyerupai tempat
sampah seperti biasanya dan juga sederhana sehingga mempermudah dalam
proses pembuatan. Pada tempat sampah ini terbuat dari bahan alumunium dan
plastik, dimana untuk bahan alumunium ada pada bagian dalam sebagai bahan
yang tahan panas dan bahan plastik ada di seluruh permukaan luar sebagai
bahan yang tidak dapat menghantarkan panas, sehingga pada saat pembakaran
untuk bagian luar benda tidak panas.

Gambar 6. Rancangan Tutup Tempat Sampah Pembakaran Otomatis

Untuk tutup tempat sampah ini di-design dengan menggunakan sensor


HC-SR04 dan dengan penutup yang menggunakan tuas pengangkat yang
nantinya supaya mempermudah dalam perhitungan berapa torsi minimum
yang dapat mengangkat tutup sampah tersebut secara otomatis, dan dapat
menentukan dalam pemilihan motor servo jenis apa yang cocok untuk
pembuatan tempat sampah ini.

13
Gambar 7. Rancangan Sekat Tempat Sampah Pembakaran Otomatis

Untuk bagian ke bawah ada sekat untuk nozzle seprai berfungsi untuk
menyemburkan minyak secara menyeluruh pada sampah yang akan dibakar
secara otomatis setelah kita menekan tombol untuk menyemburkan minyak,
dan ada sekat yang digunakan sebagai penghalang untuk proses pembakaran,
pada sekat ini penulis menambahkan jarak antar sekat dikarenakan untuk
meminimalisir terjadinya pemuaian akibat pembakaran. Sekat ini nantinya
pada saat proses pembakaran bahan alumunium akan memuai sehingga
membutuhkan jarak untuk pemuaian alumunium tersebut. Jika tidak ada jarak,
maka alumunium akan merasa sempit dan bisa terjadi kerusakan terhadap
alumunium dan merusak bagian yang ada diatasnya karena pemuaian yang
menyebabkan alumunium membesar.

Gambar 8. Rancangan Blower dan Wadah Filtrasi Tempat Sampah Pembakaran


Otomatis

Dan pada bagian belakang ada blower yang tersambung ke dalam


bagian proses pembakaran dan ke wadah yang berfungsi sebagai sarana
penghubung jalannya asap yang nantinya asap akan masuk ke wadah yang
berisi air untuk memfiltrasi asap yang dihasilkan dari pembakaran. Karena
jika tidak menggunakan system filtrasi asap akan tersebar kemana-mana yang
menyebabkan polusi udara, dan juga jika tidak menggunakan blower nanti
asap yang ada di dalam akan mengembun sehingga menyebebakan proses
pembakaran terhambat karena adanya air embun dari asap pembakaran.

14
2.5. PERHITUNGAN

KETERKAITAN DENGAN FISIKA

1. Fisika Sensor
Persamaan 1 Prinsip Pemantulan Ultrasonik (Bakhtiyar Arasada, 2017)
Berdasarkan persamaan (1), dapat diketahui bahwa prinsip kerja sensor
ultrasonik adalah transmitter mengirimkan sebuah gelombang ultrasonik
kemudian diukur dengan waktu yang dibutuhkan hingga menerima
pantulan dari objek. Lama waktu ini sebanding dengan dua kali jarak
sensor dengan objek, sehingga jarak sensor dengan objek dapat ditentukan
persamaan (1):
s = 𝑣.𝑡
Keterangan:
s = jarak (meter)
v = kecepatan suara (344 m/detik)
t = waktu tempuh (detik)

Gambar 5. Sensor Ultrasonik HC-SR04


Fungsi pin sensor ultrasonik:
VCC : Power Supply. Pin sumber tegangan positif sensor.
Trig : Trigger/Penyulut. Pin yang digunakan untuk membangkitkan
sinyal ultrasonik.
Echo : Receive/Indikator. Pin yang digunakan untuk mendeteksi sinyal
pantulan ultrasonik.
GND : Ground/0V Power Supply. Pin sumber tegangan negatif sensor.

15
Pin trigger dan echo dihubungkan ke mikrokontroler. Pengukuran jarak
dapat dihitung ketika mikro mengeluarkan output high pada pin trigger
selama minimal 10 µs sinyal high yang masuk membuat sensor ultrasonik
ini mengeluarkan gelombang suara ultrasonik. Kemudian ketika bunyi
yang dipantulkan kembali ke sensor ultrasonik, bunyi tersebut akan
diterima dan membuat keluaran sinyal high pada pin echo menjadi inputan
pada mikrokontroler.
Ultrasonik akan memberikan pulsa 100 µs – 18 ms pada outputnya
tergantung pada informasi jarak pantulan objek yang diterima. Lama sinyal
high dari echo inilah yang digunakan untuk menghitung jarak antara sensor
ultrasonik dengan benda yang memantulkan bunyi berada di depan sensor.
Untuk menghitung lamanya sinyal high yang diterima mikrokontroler dari
pin echo, maka digunakan fasilitas timer yang ada pada masing-masing
mikrokontroler. Ketika ada perubahan dari low ke high dari pin echo, maka
akan mengaktifkan timer, kemudian ketika ada perubahan dari high ke low
dari pin echo maka akan mematikan timer. Untuk mengkonversi nilai timer
dari satuan dalam detik menjadi ke dalam jarak (inch/cm) yaitu dengan
menggunakan persamaan (2) berikut:
s = 𝑡 / 58
Keterangan:
s = jarak (cm)
t = waktu dalam satuan mikro detik

Disini kita menggunakan Arduino Ultrasonic sensor HC-SR04 dimana


untuk mengetahui jarak suatu benda dengan sensor ini dapat kita hitung
dengan mengetahui bahwa kecepatan suara adalah v = 340 m/s atau 0,034
cm/µs. Untuk menghitung jarak kita menggunakan persamaan s = v x t.
Namun tidak cukup sampai disitu, karena waktu tempuh gelombang suara
adalah dua kali yaitu saat pertama dikeluarkan dan setelah memantul dari
benda kembali keluar sensor maka persamaan tadi itu menjadi s = 0,034 x
t/2.

16
Kecepatan gelombang
v = 340 m/s, maka untuk menempuh jarak 1m diperlukan waktu sebesar :
t = 1/340 m/s
t = 0,00294 s

Sedangkan untuk menempuh jarak 1cm maka dibutuhkan waktu :


t = 0,01 x 0,00294
= 0,0000294 s
t = 29,4 µs
Karena waktu yang dibutuhkan sebanyak dua kali, maka untuk menempuh
jarak 1 cm menjadi 29,4 x 2 = 58.8 µs

• Jadi untuk menghitung jarak menjadi :


Jarak(cm) = Waktu Tempuh/58,8 µs
• Untuk jarak 2 cm maka membutuhkan waktu tempuh :
Waktu tempuh = 2 x 58.8
= 117,6 µs

2. Torsi
Perhitungan torsi ini adalah untuk mengecek apakah motor servo yang
telah kita tentukan itu cocok/bisa digunakan untuk mengangkat tutup
tempat sampah atau tidak, berikut perhitungan dengan mengecek apakah
motor servo jenis MG996R itu cocok atau tidak.

Torsi (Ʈ) = Gaya (F) x Panjang lengan (L)

Ʈ=FxL

dengan F merupakan gaya berat (W):


F=mxa
W=mxg

Sehingga,
Ʈ=mxgxL

Ʈ = 1 Kg/cm
= 0,0980665 Nm

17
Dari persamaan di atas maka dapat di dapatkan :
• Untuk penggerak tutup tempat sampah dengan massa 0,35 Kg dan
Panjang Lengan 100 mm dan motor servo jenis MG996R yang memiliki
torsi 11 Kg/cm, maka gaya dan torsi yang dibutuhkan adalah :
F=mxa
F = 0.35 Kg x 10 m/s
F = 3,5 N

Sehingga
Ʈ=FxL
Ʈ = 3,5 N x 0,1 m
Ʈ = 0,35 Nm -----→ torsi minimum

Ʈmotor = 11 x 0,0980665
= 1,0787315 Nm

• Dapat disimpulkan bahwa Tutup tempat sampah dapat digerakkan


dengan torsi 1,0787315 Nm, Karena torsi minimum yang digunakan untuk
menggerakkan sebuah tutup sampah sebesar 0,35 Nm.

3. Mekanika Kalor
Energi yang berpindah saat pembakaran dimana terjadinya perindahan
suhu dari suhu 32oC ke 500oC disini penulis mengambil 500oC karena titik
lebur alumunium 660,3 oC dan bertujuan untuk menghitung berapa kalor
minimum yag aman untuk logam alumunium. Berikut perhitungan dengan
menghitung berapa kalor minimum yang aman untuk logam.

Jika diketahui pada alumunium massanya 5kg dengan suhu 32oC. Jika
kalor jenis alumunium 9 x 102 [J/Kg K], berapa kalor minimum yang aman
terhadap logam tersebut?

18
Dik :
m = 5 Kg
T1 = 32oC ~ 305 [K]
T2 = 500oC ~ 773 [K], karena titik lebur alumunium 660,3 oC
c = 9 x 102 [J/Kg K]
Dit : Q…?
Jawab :

Q=
Q = 5 x 9.102 x 468
Q = 2,106 x 103 KJ

• Dapat disimpulkan bahwa kalor minimum yang aman untuk logam


alumunium adalah 2,106 x 103 KJ

4. Pemuaian
Pemanasan benda akan menyebabkan pemuaian atau penambahan
Panjang benda. Untuk rumus pemuaian Panjang adalah :

Koefisien muai Panjang alumunium adalah 2,6 x 10-5 oC. Panjang awal
alumunium adalah 65cm pada suhu kamar (25 oC) . Jika alumunium
dipanaskan hingga 500 oC maka pertambahan panjangnya adalah?

Dik : Lo = 65 cm
ɑ = 2,6 x 10-5 oC
∆t = 500 oC - 25 oC = 475 oC

19
Dit : ∆L ?
Jawab :

∆L = 65((2,6 x 10-5)(475))
= 65 (1,235 x 10-2
= 0,80275 cm
∆L = 0,803 cm

• Maka untuk pertambahan panjangnya saat memuai adalah 0,803cm.


sehingga untuk TESPOT pada bagian menuju sekat harus ada jarak
sepanjang 0,803cm untuk pemuaian.

20
BAB 3
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
bahwa :
3.1.1 Pembuatan rancang bangun tempat sampah pembakaran otomatis.
Tempat sampah pembakaran otomatis ini didesign dengan bentuk
kotak memanjang keatas seperti tempat sampah pada umumnya, dan
bertujuan supaya mempermudah proses pembuatannya terbuat dari
bahan alumunium dan plastik. Pada tempat sampah ini di design
dengan bentuk tutup menggunakan tuas pengangkat, ada sekat
pembakaran dan sekat untuk nozzle seprai, ada penghubung sebagai
jalannya asap (blower) dan wadah yang berisi air untuk memfiltrasi
asap.
3.1.2 Mekanisme kerja dari rancang bangun tempat sampah pembakaran
otomatis ini adalah dengan menggunakan sensor untuk membuka
tutup tempat sampah, dimana nantinya pada saat sampah di dekatkan
dengan jarak 2 cm yang membutuhkan waktu tempuh 117,6 µs
nantinya untuk membuka tempat sampah, setelah terbuka maka
membuang sampah secara manual. Dan ketika sampah sudah penuh
maka melanjutkan proses selanjutnya ke pembakaran, buka sekat
peghalang proses pembakaran dan tekan tombol untuk menyemburkan
minyak ke sampah, setelah itu nyalakan pemantik dan kenakan api
pada sampah, lalu tutup lagi sekat penghalang pembakaran. Selama
proses pembakaran akan menghasilkan asap yang nantinya masuk ke
blower dan akan disalurkan ke wadah yang berisi air untuk
memfiltrasi. Setelah proses pembakaran selesai maka kotoran sampah
non-organik yang ada di dalam tempat pembakaran tadi harus di buang
ke TPA. Dan siklus diatas terus menerus berulang sesuai dengan

21
sebanyak berapa kali kita melakukan pembuangan sampah dan
pembakaran sampah
3.1.3. Keterkaitan dengan materi fisika, tempat sampah pembakaran
otomatis ini berkaitan dengan materi fisika sangat banyak, tetapi disini
penulis mengambil beberapa materi atau perhitungan yang inti yang
berkaitan dengan fisika. Dimana pada tempat sampah ini
menggunakan sensor HC-SR04 yang menghasilkan perhitungan
dengan jarak 2cm membutuhkan watu tempuh 117,6 µs. Menghitung
jenis motor servo apa yang cocok untuk produk ini, sehingga
menghasilkan bahwa motor servo jenis MG996R dengan torsi
1,0787315 Nm cocok untuk mengangkat tutup tempat sampah, karena
torsi minimum yang digunakan untuk menggerakkan sebuah tutup
sampah sebesar 0,35 Nm. Menghitung berapa kalor minimum yang
aman untuk logam alumunium dan menghasilkan perhitungan bahwa
kalor minimum yang aman untuk logam alumunium adalah 2,106 x
103 KJ. Menghitung berapa jarak yang dibutuhkan untuk
meminimalisir terjadinya pemuaian dan menghasilkan perhitungan
untuk pertambahan panjangnya saat memuai adalah 0,803cm.
sehingga untuk tempat sampah ini pada bagian menuju sekat harus ada
jarak sepanjang 0,803cm untuk pemuaian.

3.2. SARAN
Setelah melakukan penelitian, disarankan perlunya ada pengembangan
lebih
lanjut untuk tempat sampah pembakaran otomatis menggunakan sensor HC-
SR04 yang telah dibuat, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
3.2.1 Menambahkan sensor pendeteksi jika sampah sudah penuh dan
indicator audio atau alarm yang memberitahukan bahwa sampah sudah
penuh
3.2.2 Memberikan pemantik yang otomatis sehingga mempermudah dalam
proses membakar.
3.2.3 Produk yang dibuat diharapkan dikembangkan lagi oleh mahasiswa
Politeknik Negeri Bandung dan Mahasiswa lainnya.

22
DAFTAR PUSTAKA
• Sumber : Jurnal

Indartika, Suryandari Elvida Yosefi, Djaenudin Deden, dan Pribadi Mirna


Aulia. 2018. “Penanganan Sampah Rumah Tangga di Kota Bandung Nilai
Tambah dan Potensi Ekonomi”. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi
Kehutanan Vol. 15 No.3, 2018: 195-211.

Tasrin Krismiyati, Amalia Shafiera. 2014. “Evaluasi Kinerja Pelaynan


Persampahan di Wilayah Metropolitan Bandung Raya”. Jurnal Borneo
Administrator / Volume 10 / No.1/2014.

Zulfinar, dan Sembiring Emenda. 2015. “Dinamika Jumlah Sampah Yang


Dihasilkan Di Kota Bandung”. Jurnal Teknik Lingkungan Volume21
Nomor1, Mei 2015 (Hal18-28). Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Kurnia Marlina, Khikmah Siti Noor, dan Farida. 2015. “Evaluasi Pengelolaan
Sampah Berbasis Masyarakat”. Jurnal The 2nd University Research
Coloquium2015 ISSN 2407-9189. Magelang: Universitas Muhammadiyah
Magelang.

Wahyudi Jatmika, dkk. “Pemanfaatan Limbah Plastik Sebagai Bahan Baku


Pembuatan Bahan Bakar Alternatif”. Jurnal Litbang Vol.XIV,No.1 Juni
2018: 58-67.

Kurniawati Netty. “Penentuan Konduktivitas Termal (k) Beberapa Jenis


Logam”. Jurnal Penelitian Sains ; hal 38-48 No.5. April 1999 ISSN: 3410-
7058. Palembang : Universitas Sriwijaya.

Maulana Wildan, dkk. “Rancang Bangun Kontrol On/Off Pemantik Api


Kompor Gas Otomatis Pada Mesin Pengolah Plastik Menjadi Bahan Bakar
Minyak Berbasis Mikrokontroller”. Jurnal Litek (ISSN:1693-8097) Volume
13 Nomor 2, September 2016: hal. 85-90.

Raharjo Arsa Priyo, dkk. “Perancangan Tempat Sampah Tutup Otomatis dan
Indikator Kapasitas”. Tesla Vol 9 No.2 Oktober 2017. Jakarta : Universitas
Tarumanagara Jakarta.

Suyono Adi dan Haryanti Munnik. “Perancangan Tempat Sampah Otomatis


Berbasis Mikrokontroller Arduino dan GSM SIM 900”. Jakarta: Universitas
Dirgantara Marsekal Suryadarma.

23
• Sumber : Situs Web

Nizar.M. 2021. “ Kota Bandung Hasilkan 1.300 Ton Sampah Setiap Harinya “,
https://jabarekspres.com/berita/2021/02/22/kota-bandung-hasilkan-1-300-ton-
sampah-setiap-harinya/ , diakses pada 25 September 2021 pukul 08.07 WIB.

Redaksi. 2020. “ Kecamatan Coblong, Wilayah dan Penduduknya Terkini “,


https://www.ayobandung.com/bandung/pr-79703688/kecamatan-coblong-
wilayah-dan-penduduknya-terkini , diakses pada 25 September 2021 pukul
08.35 WIB.

Kurniawan, SS. 28 Juni 2021. “ Kondisi pandemi COVID-19 saat ini jadi alarm
untuk perkuat protokol kesehatan “, https://amp.kontan.co.id/news/kondisi-
pandemi-covid-19-saat-ini-jadi-alarm-untuk-perkuat-protokol-kesehatan ,
diakses pada 25 September 2021 pukul 09.35 WIB.

Ristekdikti, Garuda. 2014. “ EVALUASI KINERJA PELAYANAN


PERSAMPAHAN 1 DI WILAYAH METROPOLITAN BANDUNG RAYA
“,
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1760323&val=67
02&title=EVALUASI%20KINERJA%20PELAYANAN%20PERSAMPAHA
N%20DI%20WILAYAH%20METROPOLITAN%20BANDUNG%20RAYA
%20PERFORMANCE%20EVALUATION%20OF%20WASTE%20MANA
GEMENT%20IN%20THE%20GREATER%20BANDUNG%20METROPOL
ITAN%20AREA , diakses pada 25 September 2021 pukul 09.58 WIB.

Kompasiana. 2016. “ Apa Kabar Kompos Rumah Tangga Bandung? “,


https://www.kompasiana.com/mita/57a45b1e4c7a61ba122e33d5/apa-kabar-
program-kompos-rumah-tangga-kota-bandung , diakses pada 25 September
2021 pukul 10.12 WIB.

Ristekdikti, Garuda. 2015. “ DINAMIKA JUMLAH SAMPAH YANG


DIHASILKAN DI KOTA BANDUNG “,
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1302235&val=17
538&title=DINAMIKA%20JUMLAH%20SAMPAH%20YANG%20DIHASI
LKAN%20DI%20KOTA%20BANDUNG , diakses pada 25 September 2021
pukul 10.25 WIB.

Opendata, Kota Bandung. l 2021. “Bank Sampah di Kecamatan Coblong Kota


Bandung “. http://data.bandung.go.id/dataset?q=sampah , diakses pada 25
September 2021 pukul 14.20 WIB.

Abdullah, Azis. 2012. “ Masalah Sampah di Kabupaten Bandung Bukan


Persoalan Baru “, https://forkowas.com/2019/12/08/masalah-sampah-di-

24
kabupaten-bandung-bukan-persoalan-baru/ , diakses pada 25 September 2021
pukul 14.32 WIB.

Kompasiana. 20 September 2021 . “ Penguatan Lembaga RT dan RW dalam


Pengelolaan Sampah Skala Kelurahan “,
https://www.kompasiana.com/kamaliapurbani9897/6148194b53f9cd12475a1a
02/penguatan-lembaga-rt-dan-rw-dalam-pengelolaan-sampah-skala-kelurahan
, diakses pada 25 September 2021 pukul 16.05 WIB.

Ranawati, Nur Khasna. 2020. “ Sekitar 130 Ton Sampah di Kota Bandung
Tidak Terangkut “,
https://www.google.com/amp/s/www.ayobandung.com/bandung/amp/pr-
79701431/sekitar-130-ton-sampah-di-kota-bandung-tidak-terangkut , diakses
pada 26 September 2021 pukul 08.15 WIB.

Candra SN, Pratiwi. 2016. “ Studi Pengetahuan dan Perilaku Warga Kecamatan
Coblong, Kota Bandung Dalam Menyikapi Sampah Rumah Tangga Terhadap
Akumulasi Sampah Rumah Tangga”,
https://litbang.bandung.lan.go.id/index.php?r=post/read&id=118 , diakses
pada 26 September 2021 pukul 09.35 WIB.

Katadata.id. 2020. “ Kesadaran Warga Memilah Sampah Masih Rendah”,


https://katadata.co.id/amp/timpublikasikatadata/berita/5e9a470c74665/kesadar
an-warga-memilah-sampah-masih-rendah , diakses pada 26 September 2021
pukul 10.02WIB.

ResikBandung. 2021. “ Kondisi Sampah Kota Bandung”,


https://www.bandungresik.com/kondisi-sampah-kota-bandung/ , diakses pada
25 September 2021 pukul 19.56 WIB.

Kompas.com. 2021. “ Isolasi Mandiri Begini Caranya Membuang Sampah


Pasien covid-19”,
https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/01/100300223/isolasi-mandiri-
begini-caranya-membuang-sampah-pasien-covid-19 , diakses pada 25
September 2021 pukul 19.45 WIB.

BSN, Humas. 2020. “Malapetaka Terkena Covid-19 Mengintai Petugas


Pengangkut Sampah dan Pemulung”,
https://www.bsn.go.id/main/berita/detail/11067/malapetaka-terkena-covid-19-
mengintai-petugas-pengangkut-sampah-dan-pemulung , diakses pada 25
September 2021 pukul 20.05 WIB.

25

Anda mungkin juga menyukai