Anda di halaman 1dari 15

Nama : Zahratul Hasanah NIM : 4211131016 Kelas : PSPK 21 A

Tugas Materi Pengukuran

1. Apa saja yang termasuk alat ukur panjang dan alat ukur massa Jawab:
ALAT UKUR PANJANG 1. Penggaris

Alat ukur penggaris atau mistar merupakan sebuah alat yang sudah sering kita gunakan.
Penggaris biasanya terbuat dari bahan plastik, besi, kayu, atau kerta. Mistar ini fungsinya
untuk alat ukur panjang dan juga alat bantu membuat garis lurus. Ada banyak jenis penggaris,
penggaris segitiga, penggaris siku, penggaris pola (untuk membuat pola jahitan), dan masih
ada yang lainnya.

2. Meteran

Meteran ini sedikit berbeda dengan penggaris, biasanya terbuat dari bahan yang fleksibel
sehingga bisa digulung dan gampang dibawa-bawa. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur
benda atau objek yang besar. Biasanya digunakan untuk pertukangan ataupun alat ukur tanah.
Kalau untuk pertukangan, tersedia dari ukuran 3, 5, 10, 20, 30, 50 sampai 100 meter. Skala
ukur meteran ini sama seperti penggaris. Ada skala utama yaitu sentimeter (cm) dan untuk
skala terkecil adalah milimeter (mm). Kalau meteran yang digunakan oleh tukang bangunan,
bahannya adalah plat besi tipis. Ukuran panjangnya antara 3-10 meter, tidak terlalu panjang
tapi nggak pendek juga. Buat yang mau mengukur tanah atau bangunan, ada yang namanya
meteran roll atau meteran fiber. Biasanya dibuat dari bahan pita plastik, panjangnya bisa
sampai 50-100 meter. Meteran ini ada juga yang terbuat dari plastik. Kalau meteran ini,
biasanya digunakan oleh penjahit. Dengan bahan plastik, tentu akan memudahkan
pengukuran baju yang akan dibuat.
3. Meteran digital

Meteran digital ini sebenarnya mirip seperti meteran. Tapi, meteran digital tidak
menggunakan plat besi. Meteran digital menggunakan sinar laser untuk mengukur panjang.
Dengan teknologi yang dimiliki, alat ini dapat mengukur sebuah objek dengan akurat.
Soalnya, alat ini tidak akan mengalami masalah seperti pada meteran, misalnya plat bengkok
atau penempatan meteran tidak lurus. Selain itu, mengukur menggunakan meteran digital
dapat dilakukan dengan lebih cepat. Kamu cukup mengoperasikannya saja dan hasil akhir
akan didapatkan. Alat modern ini memiliki jarak ukur yang berbeda-beda. Mulai dari 0-50
meter, 0250 meter. Tingkat ketelitian alat ini juga beragam, ada yang sampai 1,5 mm. 4.
Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat ukur besaran panjang yang tingkat ketelitiannya sampai
0,1 mm (0,01 cm). Biasnya, alat ini digunakan untuk mengukur diameter, kedalaman, atau
ketebalan sebuah benda.

Pada alat ini, ada juga bagian penting, rahang tetap dan rahang geser. Kedua bagian inilah
yang akan menunjukkan skala di jangka sorong. Rahang tetap adalah bagian dengan skala
utama dengan skala terkecil 0,1 cm. Rahang geser atau rahang sorong merupakan bagian yang
punya skala nonius. Skala nonius ini terdiri dari 10 skala dengan panjang 9 mm.
5. Mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang memiliki tingkat ketelitian sampai
0,01 mm. Dengan tingakt ketelitian ini, mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur
benda yang sangat kecil. Ada dua skala pada mikrometer sekrup, skala utama dan skala
nonius. Skala utama letaknya ada di lingkarang dalam. Sedangkan untuk skala nonius,
letaknya di selubung lingkarang luar.

Bagian-bagian dari mikrometer sekrup itu cukup rumit ya. Berikut ini bagian-bagian yang ada
pada alat pengukut ini.

• Frame
Frame atau rangka adalah bagian dari mikrometer sekrup yang berbentuk seperti huruf C atau
U. Terbuat dari logam yang tahan panas, tebal, dan kuat. Digunakan bahan yang kuat seperti
itu untuk meminimalkan terjadinya peregangan pada mikrometer sekrup. Karena, peregangan
dapat mengganggu proses pengukuran benda yang kecil.

• Anvil
Anvil atau poros tetap memiliki fungsi sebagai penahan dari benda yang diukur menggunakan
alat ini.

• Spindle
Spindle atau poros gerak adalah sebuah silinder yang bisa kita atur bergerak menuju poros
tetap.

• Lock Nut
Lock nut atau pengunci, fungsinya tentu saja untuk menahan agar posisi poros gerak tidak
bergeser ketika sedang melakukan pengukuran.

• Sleeve
Sleeve atau skala utama, seperti namanya, merupakan letak skala utama dengan satuan
milimeter.

• Thimbel
Thimbel atau skala putar adalah tempatnya skala nonius.

• Ratchet Knob
Ratchet knob memiliki fungsi untuk memutar spindle saat ujungnya sudah dekat dengan
benda yang akan diukur. Bagian ini juga digunakan untuk mengencangkan spindle sampai
terdengar ada suara.

Tujuan bagian ini tentu saja untuk memastikan kalau ujung poros gerak sudah menempel
dengan sempurna pada benda yang akan diukur. Caranya dengan memutar ratchet knob
sebanyak dua atau tiga putaran.

ALAT UKUR MASSA 1. NERACA SAMA LENGAN

N eraca sama lengan ini mungkin kamu pernah melihatnya kalau pergi ke penjual logam
mulia, seperti emas dan perak. Biasanya, neraca jenis ini diletakkan di lemari.Alasan
mengapa neraca sama lengan ini di letakkan di dalam lemari di Karenakan, untuk mengukur
massa dari perhiasan emas atau perak, butuh ketelitian yang tinggi. Bahkan, bisa sampai ke
ukuran miligram.

2. Neraca Analog

Neraca analog adalah jenis neraca yang banyak digunakan pada skala rumah tangga.
Neraca ini memiliki tingkat ketelitian yang beragam ya, tergantung ukurannya. Kalau yang
ukuran kecil dengan maksimal berat 5 kg, biasanya memiliki ketelitian 10 gram. Kalau yang
ukuran maksimal 20 kg, biasanya memiliki tingkat ketelitian 50 atau 100 gram.
3. Neraca Ohauss

Neraca ohauss adalah neraca yang biasanya digunakan untuk penelitian di


laboratorium. Neraca ini terdiri dari dua jenis, neraca ohauss dua lengan dan tiga lengan.
Keduanya memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda.

Contohnya neraca ohauss tiga lengan, punya lengan depan, tengah, dan belakang.

• Lengan depan terdapat anting logam yang bisa digeser dengan skala 0, 1, 2 sampai 10
gram. Dan, tiap skala nilainya adalah 1 gram.
• Lengan tengah memiliki anting lengan dan bisa digeser dengan 5 skala, 0, 100, 200,
sampai 500 gram. Dan, tiap skala nilainya 100 gram.
• belakang memiliki anting lengan yang bisa digeser dengan 10 skala, 0, 10, 20 sampai
100. Dan, tip skala nilainya adalah 10 gram. Neraca ohauss ini punya ketelitian
sampai 0,01 gram untuk yang tiga lengan.
4. Timbangan Duduk

Timbangan duduk atau biasanya disebut timbangan bebek merupakan alat ukur
besaran massa yagn baisanya digunakan oleh pedangan di pasar. Alat ukur besaran massa ini
biasanya digunakan untuk menimbang bahan yang dijual di pasar. Contohnya seperti gula
pasir, gula aren, beras, terigu, sayur, minyak, telur, dan berbagai bahan lainnya. Dilihat dari
bentuknya, timabgan ini punya dua sisi. Satu untuk menimbang benda, yang satunya untuk
meletakkan anak timbangan yang sudah diketahui massanya. Ketelitian timbangan duduk ini
sampai 50 gram. Tidak sampai kecil banget tingkat ketelitiannya karena digunakan untuk
menimbang bahan-bahan berukuran besar. 5. Neraca Lengan Gantung
Neraca lengan gantung adalah alat ukur besaran massa yang biasanya digunakan di
kantor POS untuk menimbang surat. Tapi, ini diguanakan zaman dulu banget ya, sebelum
teknologi berkembang. Alat neraca lengan gantung ini punya ketelitian sampai 1 gram. 6.
Timbangan Gantung

Timbangan gantung adalah alat yang biasanya digunakan oleh pedagang di pasar.
Namanya timbangan gantung, maka kita perlu menggantung dulu alat ini untuk bisa
menggunakannya. Setelah timbangan digantung, tinggal timbang deh barang yang mau
ditimbang.

7. Neraca Pegas

Neraca pegas alat alat sederhana yang menggunakan pegas untuk menentukan massa
dari sebuah benda. Neraca ini mengukur massa dari defleksi pegas yang ditampilkan dalam
skala massa (skala angka sudah dibagi gravitasi). Alat ini sering digunakan karena praktis.
Biasanya digunakan di laboratorium untuk mengukur benda yang ringan. Tapi, kalau
digunakan dalam jangka yang lama, tingkat sensitifitas pegasnya akan berkurang. Sehingga
pengukuran jadi tidak akurat lagi. Neraca pegas punya dua skala, yaitu skala N untuk newton
dan skala g untuk gram. Tingkat ketelitian alat ini berbeda-beda, tapi yang paling sering
digunakan di lab adalah 0,1 newton.
8. Neraca Digital

Neraca digital adalah buah dari perkembangan teknologi. Sebuah alat untuk mengukur
besaran massa dengan lebih mudah. Dilengkapi layar digital yang dapat menampilkan hasil
penimbangan secara otomatis. Jenis neraca ini membutuhkan energi listrik untuk dapat
digunakan. Tapi, dengan menggunakan neraca digital, mengukur massa sebuah benda akan
sangat mudah.

2. Bagaimana cara menggunakan alat ukur panjang dan alat ukur massa Jawab :

CARA MENGGUNAKAN ALAT UKUR PANJANG

1. Mistar / penggaris

1. Pilihan ujung atau tepi benda yang akan diukur pada titik 0 mistar.
2. Pastikan mistar sejajar atau lurus dengan benda yang akan diukur.
3. Baca skala yang ada di mistar.

2. Meteran
1. Agar hasil lebih akurat, kamu bisa meminta bantuan orang lain (jadi pengukuran
dilakukan 2 orang).
2. Orang pertama memegang ujung skala (pada skala nol) dan posisikan pada titik awal
benda yang mau diukur.
3. Orang kedua menarik meteran sampai ke titik akhir.
4. Usakana posisi meteran lurus dan benar, jangan sampai ada yang bengkok atau
miring. 5. Kalau sudah dipastikan lurus, baca dan catat skala yang tepat dengan titik
akhir benda.

3. Meteran digital

Berikut ini cara mengoperasikan meteran digital.


1. Pastikan baterai untuk menghidupkan meteran digital masih ada dayanya.
2. Tentukan benda atau bidang sasaran yang akan diukur.
3. Arahkan laser ke objek sasaran.
4. Usahakan meteran tidak goyang saat mengukur.
5. Baca hasil pengukuran pada layar meteran digital.
4. Jangka Sorong
Pengukuran menggunakan jangka sorong ini bukan seperti penggaris biasa ya. Untuk
memakai alat pengukur panjang ini, kamu bisa melihat langkahnya di bawah.

Untuk mengukur sisi luar, jepit benda menggunakan rahang bawah.


Kalau mengukur sisi dalam, letakkan rahang atas sorong di bagian dalam benda, lalu dorong
rahang sorong sampai mentok.
Setelah mengetahui kegunannya, pengukuran menggunakan jangka sorong ini ada cara
khusus. Kita akan menggabungkan hasil dari skala tetap dan skala nonius.

penggunaan jangka sorong

Contoh pengukurannya seperti gamar di atas.

Setelah benda yang akan diukur diletakkan pada tempatnya, didapat angka seperti yang ada
pada gambar.

Mikrometer sekrup
CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MASSA

1.. Naraca sama lengan

Cara menggunakan neraca sama lengan ini cukup mudah.


1. Letakkan anak timbangan di salah satu piringan.
2. letakkan barang yang akan diukur massanya di piringan satunya.
3. Tutup penutup neraca sama lengan dan lihat, apakah sudah tepat seimbang antara
kanan dan kiri atau belum.
4. Jika belum, kamu bisa mengganti anak timbangan sampai didapatkan keseimbangan
di antara kedua piringan.
5. Usahakan jangan sampai neraca goyang tertiup angin atau terpengaruh getaran.

2. Neraca analog

Cara menggunakan neraca analog cukup mudah.


1. Pertama, atur dulu jarum di angka 0 (nol).
2. Setelah itu, letakkan barang yang mau ditimbang di atasnya.
3. Lihat neraca analog, jarum menunjukkan skala berapa.
4. Itu merukana nilai besaran massa dari barang yang ditimbang.

3. Neraca ohauss

Cara menggunakan neraca ohauss cukup mudah


1. letakkan barang yang akan ditimbang ke piringan atau tempatnya.
2. Kemudia, geser-geser anting pada tiap lengan sampai menemukan titik yang
seimbang.

4. Timbangan duduk

Cara menggunakan timbangan duduk atau timbangan bebek ini cukup mudah.
1. Pastikan timbangan sudah seimbang dulu.
2. Setelah itu letakkan anak timbangan sesuai dengan ukuran yang dicari pada bagian
yang datar.
3. Masukkan bahan yang akan ditimbang pada wadah timbang.
4. Tambahkan sedikit demi sedikit sampai timbangan atau indikator yang ada di tengah
menjadi seimbang, tepat, atau sejajar.

5. Neraca lengan gantung

Cara menggunakan neraca lengan gantung cukup mudah.


1. Tempatkan benda yang akan ditimbang pada wadah.
2. Geser pemberat pada lengan sampai seimbang.
3. Lihat indikator keseimbangan berupa titik, garis, atau tanda panah di poros neraca.
6. Timbangan gantung

Cara menggunakan timbangan gantung


1. Letakkan barang yang akan ditimbang pada kait di tengah dengan hati-hati.
2. Geser pemberat pada batang besi sampai seimbang.
3. Baca skala yang ada di batang besi tersebut.
7. Neraca pegas

Cara menggunakan neraca pegas cukup mudah.


1. Atur terlebih dahulu skalanya ke angka 0.
2. Sangkutkan benda yang akan ditimbang pada pengait.
3. Biarkan pegas turun dan stabil.
4. Baca skala hasil pengukuran

8. Neraca digital
Cara menggunakan neraca digital atau elektronik ini cukup mudah.
1. Colokkan dulu neraca digital pada sumber listrik. Atau pasang baterai jika
menggunakannya.
2. Nyalakan neraca digital dan tunggu sampai muncul angka 0 (nol).
3. Letakkan benda yang akan diukur massanya di atas timbangan.
4. Lihat indikator massa pada layar neraca.

3. Bagaimana cara mengkalibrasi alat ukur panjang dan alat ukur massa Jawab:
KALIBRASI ALAT UKUR PANJANG
Jangka Sorong

Untuk melakukan kalibrasi jangka sorong dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:

1. Buka skrup pengunci dengan memutarkan skrup pengunci berlawanan dengan arah
jarum jam sampai
2. Dorong rahang geser sampai rahang rahang tetap
3. Perhatikan angka 0 pada skala nonius
4. Jika angka 0 pada skala nonius sejajar dengan angka 0 pada skala utama artinya alat
ukur terkalibrasi dan siap digunakan.
5. angka 0 pada skalaius tidak sejajar dengan angka 0 pada skala utama maka lakukanlah
pada rahang - rahanggnya
6. Setelah melakukan kesalahan pada rahang - rahangnya kembalii langkah 1 sampai
langkah 5
7. langkah 1 sampai 5 sudah dilakukan beberapa kali dan angka 0 pada skala nonius
masih belum sejajar dengan angka 0 pada skala utama itu artinya alat ukur tersebut
sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi
Secara umum, ada tiga hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam mengkalibrasi dan
mengukur dengan menggunakan jangka sorong yaitu:

1. kesalahan umum (Operator yang melakukan pengukuran)


2. sistematis (Kerusakan alat)
3. kesalahan acak (Kesalahan yang tidak diketahui penyebabnya) Mikrometer
sekrup

1. Pertama, bersihkan terlebih dahulu Anvil (poros tetap) dan Spindel (poros gerak)
dengan kain yang bersih.
2. batang Thimble secara perlahan (jangan berlebihan) sampai anvil dan spindle saling
bersentuhan.
3. Ratchet sampai berbunyi “tik”. Putar ratchet 2-3 kali sampai diperoleh penekanan
yang cukup kuat.
4. Spindle dengan Lock Nut agar tidak bergeser.
5. sudah terkalibrasi dengan benar apabila titik 0 thimble sudah lurus dengan garis pada
outer sleeve.

KALIBRASI ALAT UKUR MASSA


Neraca ohaus

Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohaus adalah dengan memutar tombol kalibrasi
pada ujung neraca ohaus sehingga titik keseimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada
garis yang ada, namun sebelumnya pastikan semua tindakan pemberatnya terletak tepat pada
angka nol di masing-masing lengan.
Neraca digital

1. Siapkan alat dan bahan termasuk neraca analitik


2. Hubungkan neraca ke stop kontak. Lalu tekan tombol On
3. Tunggu beberpa menit untuk memanaskan neraca dan untuk mengenolkan neraca
4. Masukkan kertas dalam neraca, jangan lupa menutup kembali neraca, baca hasil
penimbangan.
5. itu buka dan dimasukkan anak timbang 5 g dan tutup kembali lalu baca hasil
penimbangan
6. Ulangi hingga 6 kali
7. Lakukan Perhitungan
8. Toleransi perbedaan berat yang masih dapat terima adalah
• Anak timbang berbobot 1-50mg á±0,014mg
• Anak timbang berbobot 100-500mg á±0,025mg
• Anak timbang berbobot 1-5 g á±0,054mg

4. Apa yang dimaksud dengan kesalahan pengukuran dan bagaimana cara menghitung
kesalahan pengukuran

Jawab :

Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada 3, yaitu kesalahan umum, kesalahan
sistematik dan kesalahan acak.

1. Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada pengamat saat
melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala
kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat ukur.

2. Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan
dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan
paralaks, perubahan suhu, dan kelembaban.
• Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau
kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran
menjadi lebih besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan
mengkalibrasi ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.

• Kesalahan Titik Nol


Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat
berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada
skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan
sesuai dengan selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan
melakukan koreksi pada penulisan hasil pengukuran

• Kesalahan Komponen Alat


Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat ukur. Misalnya,
pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan aus, maka akan berpengaruh
pada pengurangan konstanta pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat
pada angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.

• Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis
skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.

3. Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasi-fluktuasi halus
pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya gerak brown
molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi.
• Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti Anda ketahui keadaannya selalu bergerak secara tidak teratur.
Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan menyebabkan jarum penunjuk
yang sangat halus seperti pada mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan dengan
molekul udara.
• Fluktuasi Tegangan Listrik
Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu
mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data
pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten.

• Landasan yang Bergetar


Getaran pada landasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan skala yang
berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti seismograf (alat untuk
mengukur kekuatan gempa bumi) butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika
landasannya bergetar, maka akan berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat terjadi
gempa bumi.

• Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu Anda jumpai pada alat elektronik. Gangguan
ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari komponen alat bersuhu.

• Radiasi Latar Belakang


Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat mengganggu
pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak boleh digunakan di
SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat.
Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat
mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur pada SPBU atau pesawat.
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran di atas menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa
dipastika secara sempurna artinya selalu terdapat ketidakpastian dalam pengukuran. Dalam
fisika, cara penulisan hasil pengukuran dituliskan sebagai berikut:

1. Ketidakpastian dalam Pengukuran Tunggal

Jika mengukur panjang meja dengan sebuah penggaris, kalian mungkin akan mengukurnya
satu kali saja. Pengukuran yang kalian lakukan ini disebut pengukuran tunggal. Dalam
pengukuran tunggal, pengganti nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran itu sendiri.

Apabila Anda perhatikan, setiap alat ukur atau instrumen mempunyai skala yang berdekatan
yang disebut skala terkecil. Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran tunggal
diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari ketidakpastian pada
pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil pada alat ukur.

2. Ketidakpastian dalam Pengukuran Berulang

Dalam praktikum fisika, terkadang pengukuran besaran tidak cukup jika hanya dilakukan satu
kali. Ada kalanya kita mengukur besaran secara berulang-ulang. Ini dilakukan untuk
mendapatkan nilai terbaik dari pengukuran tersebut.

Dalam pengukuran berulang, pengganti nilai benar adalah nilai rata-rata dari hasil
pengukuran. Jika suatu besaran fisis diukur sebanyak N kali, maka nilai rata-rata dari
pengukuran dan ketidakpastiannya dicari dengan rumus sebagai berikut.
3. Ketidakpastian Relatif

Pada pengukuran tunggal nilai ketidakpastiannya disebut ketidakpastian mutlak. Makin kecil
ketidakpastian mutlak yang dicapai pada pengukuran tunggal, maka hasil pengukurannya pun
makin mendekati kebenaran. Nilai ketidakpastian tersebut juga menentukan banyaknya angka
yang boleh disertakan pada laporan hasil pengukuran.

Bagaimana cara menentukan banyaknya angka pada pengukuran berulang? Cara menentukan
banyaknya angka yang boleh disertakan pada pengukuran berulang adalah dengan mencari
ketidakpastian relatif pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian relatif dapat ditentukan
dengan membagi ketidakpastian pengukuran dengan nilai rata-rata pengukuran. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah sebagai
berikut.
- ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka
- ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka
- ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat angka

Anda mungkin juga menyukai