Permainan rakyat milik masyarakat Provinsi Riau merupakan bagian dari tradisi lisan yang dimainkan secara
tradisional dan disebarkan melalui lisan dari generasi ke generasi. Tidak hanya menggunakan alat, permainan
rakyat tetap bisa diekspresikan lewat gerakan tubuh, nyanyian, dialog, dan lain-lain. Dari ekpresi-ekspresi
tersebut menunjukkan adanya interaksi sosial ketika melakukan permainan. Danandjaja mengatakan bahwa
permainan rakyat merupakan bagian dari folklor karena diperoleh melalui warisan lisan.
1. LATAR BELAKANG
Keberadaan permainan rakyat di tengah-tengah masyarakat Riau tidak hanya sebatas hiburan yang
menyenangkan, khususnya bagi anak-anak. Adanya keinginan masyarakat untuk melakukan permainan rakyat
merupakan sebuah karunia besar karena permainan rakyat adalah salah satu dari aset budaya yang harus dijaga
agar tetap lestari.
Berkurangnya penyebaran permainan rakyat di Riau dapat disebabkan beberapa faktor, seperti : faktor
ekologi, faktor ekonomi, dan faktor digitalisasi.
a. Faktor Ekologi
Merujuk pada faktor ekologi, permainan rakyat pada hakikatnya menjadikan alam terbuka sebagai
sarana untuk mengekspresikan permainan rakyat. Latar terbaik adalah lapangan luas sehingga lebih leluasa
melakukan gerakan melompat, berlari, berjalan, berdialog, dan lain-lain. Selain itu, alam menjadi sarana
paling mudah untuk menemukan perlengkapan dalam memainkan permainan. Seperti prinsip orang Melayu
bahwa alam terkembang menjadi guru. Artinya, segala yang ada di alam mengandung ilmu dan pelajaran
berharga bagi manusia. Lingkungan Alam, Sosial dan Budaya yang berbeda pada gilirannya akan
membuahkan permainan yang berbeda. Masyarakat yang tinggal di pesisir akan mengembangkan
permainan yang berorientasi pada kelautan. Masyarakat yang tinggal didaerah pedalaman akan
menumbuhkembangkan permainan yang berorientasi pada alam.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi turut serta menjadi pemicu menurunnya penyebaran permainan rakyat di Riau. Hal ini
ditunjukkan dengan perubahan mata pencaharian masyarakat yang semula bergantung pada alam melalui
pertanian, ladang, mencari ikan, serta meramu hutan mulai beralih menjadi pekerja pabrik, buruh bangunan,
pegawai negeri, dan lain-lain. Kesibukan orang tua dalam bekerja mempengaruhi waktu bermain untuk
memainkan permainan rakyat sehingga saat ini sulit menemukan waktu senggang anak-anak untuk bermain.
c. Faktor Digitalisasi
Maraknya penggunaan teknologi dan informasi menjadikan masyarakat memiliki budaya baru, yaitu
kehidupan konsumerisme yang menjadikan nilai tukar lebih dominan dibandingkan dengan nilai guna.
Jika dihubungkan dengan selera masyarakat dengan permainan rakyat, ternyata permainan dengan
menggunakan teknologi seperti handphone jauh lebih memikat hati masyarakat. Hal ini menjadi faktor yang
menjadikan permainan rakyat dianggap sebagai permainan tradisional yang ketinggalan zaman. Bahkan,
aplikasi dalam handphone yang disokong oleh internet, mampu memindahkan permainan rakyat ke dalam
benda bernama handphone.
Permainan tradisional dalam kehidupan masyarakat mempunyai kebiasaan untuk memanfaatkan waktu
senggangnya dengan permainan yang berfungsi sebagai hiburan dan mengandung ketangkasan baik
ketangkasan jasmani maupun kecerdasan otak dalam mengatur strategi. Permainan rakyat umumnya bersifat
kooperatif, rekreatif dan edukatif.
Permainan yang bersifat kooperatif adalah permainan yang dilakukan dalam bentuk regu dan melakukan
kerjasama dalam permainan, seperti : lulu cina buta, bakiak / terompa panjang
Permainan yang bersifat rekreatif adalah permainan yang menghibur dan menyenangkan hati bagi pemain
dan penontonnya seperti : permainan congkak, adu buah para ( karet ), layang-layang, dll.
Permainan yang bersifat Edukatif adalah permainan yang mendidik menciptakan kedisiplinan dan tidak
boleh melanggar aturan yang telah disepakati bersama, seperti permainan, setatak, yeye dll.
Berikut adalah permainan rakyat tradisional yang pernah dimainkan oleh anak-anak di Riau :
Setatak Peralatan yang Dimainkan sekitar dua sampai Setiap orang bisa
digunakan kayu atau empat orang. melompat pada bagian
benda keras yang bisa setatak kecuali pada
digoreskan pada tanah kotak tempat ucak
sehingga membentuk berada. Bagi yang tidak
gambar kotak-kotak bisa melemparkan ucak
berbentuk lurus atau tepat pada kotak tujuan
berbentuk orang. atau salah meletakkan
Peralatan lainnya posisi kaki, maka harus
disebut dengan ucak bergantian dengan teman
dsri pecahan piring, yang lain hingga tiba
tempurung kelapa, dan giliran kembali. Apabila
lain-lain. telah sampai padai kotak
paling timhhi, maka
pemain dipersilakan
melemparkan ucak
dengan posisi
membelakangi setatak.
Apabila ucak tepat dalam
sebuah kotak akan
menjadi bintang bagi si
pemain dan si pemilik
bintang bisa memijakkan
kedua kakinya pada
kotak yang terdapat
bintang miliknya.
Layangan dianjung
Terbuat dari kertas hingga ditiup angin. Dari
atau plastik. Alat tanah lapang, pemain
Dimainkan secara perkelompok
lainnya berupa harus memperhatikan
karena ada yang bertugas
benang, lem, dan gerak layang-layang agar
Layang-layang memegang layang-layang saat
bambu. Harus tidak bergesekan dengan
akan dinaikkan serta ada yang
dilakukan di lapangan layangan orang lain serta
bertugas menganjung layangan.
dan pada musim angin harus lihai mengarahkan
kencang. layangan agar tidak
putus.
Lulu cina buta permainan ini Dimainkan berkelompok, Akan dipilih satu orang
menggunakan alat Permainan lulu cina buta “si buta” ditutup
yang sederhana paling sedikit diikuti oleh 3 matanya menggunakan
yaitu cukup dengan orang anak dan bisa pula sapu tangan dengan
beberapa lipatan dan
selembar sapu sampai 6 orang anak
ujung sapu tangan diikat
tangan. jumlahnya .
dibelakang kepala si
buta . sampai benar-
benar tidak bisa melihat.
Si buta menangkap salah
seorang temannya yang
ada didalam lingkaran
tersebut dan menebak
siapa teman yang
ditangkapnya . Apabila
betul nama yang si buta
sebutkan maka
temannya itu akan
menjadi sibuta namun
apabila salah maka
sibuta akan tetap
menjadi sibuta