Anda di halaman 1dari 4

Salam jumpa semua, berikut materi 3 Bahasa Indonesia:

B. Kerangka Konseptual, Visi, dan Tujuan

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia


Konsep nasionalisme Indonesia dibangun oleh para pendiri negara atas
dasar atau fondasi bahasa, bukan fondasi ras/etnis atau agama. Tidak ada satu
agama pun yang dijadikan landasan berdirinya negara bangsa Indonesia.
Meskipun demikian, landasan agama terdapat pada diri setiap warga negara.
Melalui penyelenggaraan mata kuliah Bahasa Indonesia di perguruan tinggi,
penguatan jati diri bangsa Indonesia mengarahkan sikap spiritual sivitas akademik
untuk menerima, menghargai, dan menghayati keberadaan bahasa kebangsaan
Indonesia yang merupakan anugerah Tuhan bahasa kebangsaan Indonesia yang
merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Penghayatan atas nilai-nilai keberadaan bahasa Indonesia diwujudkan
dalam bentuk pengalaman perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
responsif, dan pro aktif dalam kehidupan masyarakat. Penyelenggaraan mata
kuliah Bahasa Indonesia di perguruan tinggi mengupayakan peningkatan
penghayatan sivitas akademik agar mampu menujukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas permasalahan hilangnya fungsi bahasa Indonesia di masyarakat.
Dengan sikap itu, sivitas akademik mampu menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa yang cerdas dalam pergaulan dunia global.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara membawa
konsekuensi bahwa bahasa Indonesia harus mampu mengemban tujuan nasional
bangsa Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kehidupan
bangsa yang cerdas, setiap warga negara, apalagi mereka yang telah terdidik,
tidak hanya harus mampu memahami berbagai informasi, tetapi juga mampu
menjelaskan, menerapkan, mengevaluasi, dan bahkan mampu mencipta ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta seni (ipteks), baik sebagai bentuk implementasi
maupun inovasi.

1
Implementasi pembelajaran bahasa |Indonesia secara khusus bertujuan untuk
menciptakan sivitas akademik yang terampil memproduksi dan menggunakan
teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Dalam pembelajaran bahasa
berbasis teks,bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan
bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi sumber
aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial budaya akademik. Oleh
karena itu, teks dipandang satuan bahasa yang bermakn secara kontekstual,

C. Kompetensi dan Desain Pembelajaran

Pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi merupakan proses


pembentukan miniatur kehidupan bahasa negara di masyarakat. Kampus menjadi
arena utama pengembangan bahasa Indonesia sebagai identitas negara dan
ekspresi diri bangsa yang lebih bermatabat. Oleh karena itu, partisipasi aktif
sivitas akademik diperlukan untuk menyusun strategi pengembangan metode
pembelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan pembelajaran aktif mendorong
mahasiswa lebih banyak melakukan eksplorasi daripada hanya pasif menerima
informasi pengetahuan dari pengajar.
Keunggulan pembelajaran aktif ialah bahwa mahasiswa tidak hanya
memperoleh pengetahuan dan keterampilan bahasa Indonesia,tetapi juga
berkesempatan mengembangkan sikap baik spiritual maupun sosial untuk
bertindak positif terhadap bahasa Indonesia. Proses pembelajaran aktif itu terdapat
dalam implementasi pendekatan teks dengan tahapan: pembangunan konteks dan
pemodelan teks, kerja sama membangun teks, serta kerja mandiri membangun
teks. Proses pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks di perguruan tinggi ini
diwujudkan sebagai aktivitas belajar dalam bentuk pembelajaran genre makro.
Proses pembelajaran aktif tersebut dilakukan dengan menerapkan berbagai
metode belajar,sebagai berikut:

(1) Pembelajaran Tematik

2
Metode ini bertujuan untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan,
nilai, sikap pembelajaran, dan pemikiran kreatif dalam menggunakan teks
tertentu untuk membangun sebuah konteks yang baru.

(2) Pembelajaran Berbasis Saintifk

Metode belajar ini mengutamakan kaidah-kaidah ilmiah, objektif,


terukur, dan tersistematis dalam melakukan pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu teks.

(3) Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berorientasi


proses, relatif berjangka waktu, dan berfokus pada masalah tertentu. Metode ini
mengedepankan kolaborasi dalam kelompok yang heterogen untuk merancang
sebuah proyek tertentu.

(4) Pembelajaran Berbasis Masalah


Metode ini berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Dengan metode
belajar ini, sivitas akademik disodorkan pada suatu masalah, yang kemudian
melalui pemecahan masalah tersebut mereka dapat memperoleh keterampilan
baru yang lebih mendasar.

(5) Pembelajaran Kolaboratif


Pembelajaran kolaboratif adalah suatu metode pembelajaran yang di
dalam prosesnya, sivitas akademik, baik yang berasal dari disiplin ilmu yang
sama maupun dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, bekerja sama
mengeksplorasi sebuah pertanyaan spesifik atau bekerja sama merancang sebuah
proyek bersama.

3
(6) Pembelajaran Berbasis Teks
Pembelajaran berbasis teks atau pembelajaran berbasis genre mengandung
makna bahwa teks beserta unsur-unsur di dalamnya menjadi bahan dasar
pembelajaran.Mahasiswa tidak hanya mempelajari isi dan kaidah-kaidah tentang
teks, tetapi juga mempelajari nilai-nilai sosial yang terungkap di dalamnya.

D.Pembelajaran Berbasis Teks

Pembelajaran berbasis teks juga disebut pembelajaran berbasis genre.


Secara sempit genre diartikan sebagai jenis teks. Secara luas, genre didefinisikan
sebagai “a staged, goal-oriented sosial process”(Martin,1992), yaitu proses sosial
yang berorientasi kepada tujuan yang dicapai secara bertahap. Genre merupakan
“proses sosial” karena melalui genre atau teks anggota masyarakat
berkomunikasi; genre “berorientasi kepada tujuan”.
(1) Teks sebagai Bahan Dasar Pembelajaran
(2) Jenis-jenisteks
(3) Prinsip-prinsip Pembelajaran Bebasis Teks
(F) Desain Buku sebagai Bahan Pembelajaran

Demikian materi hari ini silahkan kerjakan tugas ke 3

Anda mungkin juga menyukai