SKRIPSI SARJANA
Disusun Oleh:
JONNI ARDY MANIK
130703014
Perjolo, si lot isi pendahuluan imo si lot ibas latar belakang masalah,
rumusen masalah, tujuan deket guna ni penelitian. Peduaken, imo kajien pustaka
imo ibas kepustakaan si ni merhubungken deket pembahasan skripsi penurat.
Peteluken, imo metode penelitian, imo ibas metode dasar, bekas penelitian,
metode pepulungken data dekket metode analisis data. Peempatken, imo
pembahasan mengenai masalah,si lot ibas rumusen masalah nai. Pelimaken,imo
kesimpulan deket saran.
ii
pENrt\
130703014
iii
terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa ats segala berkatNya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari dalam dalam penulisan skripsi
ini banyak pihak yang telah memberikan saran, dukungan, dan bantuan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini penulis juga
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya
iv
ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Sastra Batak tanpa terkecuali,
6. Kedua orang tua penulis Bapak Tiyus Manik, S.pd. dan Ibu Rosianna
br. Berutu (Almh) , Ibu Helen Halaho yang penulis hormatio dan
7. Abang –adik penulis yang saya sayangi dan saya rindukan, abangda
8. Abang dan kakak ipar penulis yang saya hormati dan saya rindukan,
10. Begitu juga kepada seluruh informan yang tidak dapat penulis
Teo Pilus Purba, Iwan Sihombing, Dodi Sibarani, Jepri Siahan, Herlin
Ruliana Simorangkir, Nurjanah dan juga yang lainnya yang tidak bisa
2012, dan adinda stambuk 2014, 2015. 2016, 2017 dan semua yang
lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah
vi
kepada Tuhan Yang Maha Esa kiranya bantuan material maupun non
penulis.
vii
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 18
viii
4.3.2 Deskripsi Fungsi Pakaian Adat Batak Pakpak Untuk Perempuan .... 40
LAMPIRAN
ABSTRAK
ix
PENDAHULUAN
sumbangan bagi terwujudnya suatu gaya hidup yang memiliki khas. Hal tersebut di
pertegas oleh S. Edi (1995:25) bahwa “kebudayaan dapat dipandang sebagai latar
belakang suatu tipe manusia, yang bersifat normatif bagi kelompok tertentu dan yang
melahirkan gaya hidup tertentu yang secara tipikal dan bermakna berbeda dengan
kelompok lainnya”.
Masyarakat Indonesia dalam menjalani kehidupannya ada keterkaitan antara suku yang
satu dengan suku yang lainnya, keberagaman tidak menjadikan setiap suku hidup
sendiri, akan tetapi sebagai mahluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dalam
menjalani kehidupannya. Begitu juga dengan hubungan manusia yang berbeda jenis
Masyarakat Batak terdiri dari beberapa entik yaitu, Toba, Simalungun, Angkola
Mandailing, Karo, dan Pakpak. Namun sekarang, etnik Batak hanya ditujukan kepada
masyarakat Batak Toba. Secara umum, etnik Pakpak digolongkan sebagai bagian dari
entik Batak, seperti halnya Toba, Simalungun, Angkola Mandailing, dan Karo
(Pasaribu, 1978; Bangun, 1980; Celemon, 1983). Pernyataan ini dapat diterima secara
umum dari segi sistem kekerabatan dan struktur sosial terdapat kesaman-kesaman
begitu juga dari segi komunitas, etnis tersebut hidup berdampingan di Sumatra Utara.
1. Pakpak Simsim yakni orang Pakpak yang menetap di wilayah Simsim, berdilek
Simsim memiliki hak ulayat di Simsim. Wilayah Pakpak Simsim dibagi menjadi
delapan kecamatan yaitu: Kecamatan Salak, Pagindar, Sitellu Tali Urang Julu,
Sitellu Tali Urang Jahe, Pergettenggetteng Sengkut, Tinada, Siempat Rube, dan
Kerajaan.
Barus).
4. Pakpak Boang, Yakni orang pakpak yang menetap di wilayah Boang, berdialek
5. Pakpak Keppas, yakni orang Pakpak yang menetap di wilayah Keppas, berdialek
Keppas, memiliki hak ulayat. Wiyah Pakpak Keppas ini dibagi menjadi empat
Kerja baik mencakup suka cita, seperti upacara merbayo (perkawinan), upacara
kimasuki sapo rembaru (memasuki rumah baru), dan upaara kitanem page (menanam
padi). Kerja njahat mencakup tiga jenis-jenis upacara yang berhubungan dengan
peristiwa duka cita, seperti upacara kematian dan upacara engkurak tulan (menggali
tulang belulang).
perkawinan bukan hanya peristiwa yang dialami oleh dua individu berlainan jenis.
Di dalam upacara perkawinan masyarakat Pakpak juga mengenal adanya pakaian adat
tradisional. Pakaian adat tradisional merupakan salah satu unsur kebudayaan yang
dihasilkan melalui pemikiran manusia. Dalam konteks sosial pakaian adat memberikan
keselarasan, keharmonisan bagi tubuh manusia yang dapat menjelmakan rasa estetis.
Pakaian adat tradisional adalah pakaian yang sudah dipakai secara turun tumurun dan
merupakan salah satu identitas yang dapat dibanggakan oleh sebagian besar pendukung
kebudayaan.
Mengacu pada konsep tersebut, maka pada hakekatnya pakaian adat suku Batak Pakpak
juga merupakan salah satu unsur kebudayaan daerah di wilayah Indoseia. Dalam
upacara merbayo ditemukan pakaian adat Batak Pakpak yang digunakan oleh pengantin
pria maupun wanita yang memiliki fungsi dan makna masing-masing. Busana budaya
adat Pakpak) digunakan pada pesta-pesta ( upacara adat) kerja baik maupun kerja
njahat.
Warna dominan pada busana Pakpak adalah hitam, ditambah dengan variasi warna
hitam dan putih. Ketiga warna ini sering disebut “bennang sitellu rupa” dan diyakini
sebagai warna dasar bagi masyarakat Pakpak. Pada pelaksanaan merbayo adapun
Pakaian adat Pakpak untuk Pria antara lain: “Baju merapi-api, Celana panjang, abit ,
Borgot, Sabe-sabe, Rante abak, Rante abak, Rempu riar, Ucang, Tongket”, dan
pakaian adat Pakpak untuk pengantin wanita antara lain: “ Baju merapi-api, Rok,
Saong, Leppa-leppa, Rante abak,Kancing emas, Rante abak, Uacang, Sobang, Rabi
munduk.”.
Pada pakaian adat Batak Pakpak banyak dijumpai motif-motif yang banyak
pakaian adat Batak Pakpak, namun pada umumnya masyarakat Pakpak belum
mengetahui sepenuhnya akan fungsi dan makna dari pakaian adat Batak Pakpak itu
sendiri.Berdasarkan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang pakaian
adat Batak Pakpak dalam upacara merbayo, dan penulis pun melihat pada zaman
modren ini kurangnya antusias masyarakat dalam menggunakan pakian adat Batak
Pakpak dalam upacara merbayo, maka dari itu penulis ingin mengangkat kembali
2. Apa fungsi pakaian adat pengantin dalam upacara merbayo pada Masyarakat
Batak Pakpak?
3. Apa makna pakaian adat pengantin dalam upacara merbayo pada masyarakat
Batak Pakpak?
mengenai teori maupun uraian tentang bentuk penyajian pakaian adat Pakpak
pendukung khususnya tentang fungsi dan makna pada pakaian adat pengantin
4. Memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 Program Studi
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian pustaka dalam setiap skripsi sangat diperlukan dalam menyusun karya ilmiah.
masalah dalam penelitian yang semuanya itu bersumber dari pendapat para ahli,
dengan masalah yang di teliti. Kajian pustaka ini menjelaskan tentang kepustakaan yang
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari pendukung buku-buku yang relevan dengan
judul skripsi ini. Buku-buku yang digunakan dalam pengkajian ini adalah tentang buku-
buku semiotik, salah satunya pendapat Pierce. Adapun buku-buku sumber bacaan lain
yang digunakan dalam memahami dan mendukung penulisan proposal skripsi ini
adalah:
buku ini menjelaskan tentang upacara adat yang ada pada masyarakat Pakpak.
Pakpak: Medan.
Adat Melayu Deli: Kajian Semiotik”. Skripsi ini membahas tentang bentuk,
fungsi, dan makna yang terdapat dalam pakaian adat Melayu Deli
Teori yang penulis gunakan dalam menganalisis bentuk fungsi dan makna pakaian adat
Batak Pakpak dalam upacara merbayo yaitu teori semiotik yang mengacu pada teori
Menurut peirce semotika didasarkan pada logika, karena logika mempelajari bagaimana
Dalam teori semiotik Peirce, representasi tanda tidak sama kadarnya. Pada tahap awal,
tanda baru hanya dilihat sifatnya saja yakni bahwa itu adalah tanda-tanda disebut
“qualisign”. Pandangan Danesi ini dan Perron ini bersangkutan dengan “tubuh” atau
“semiosis dasar”. Kemudian pada tahap yang lebih lanjut, representasi tanda sudah
berlaku untuk tempat dan waktu tertentu, misalnya, menunjukkan sesuatu dengan jari:
(disini, disana) yang tersebut “sin (gular) sign”. Dalam pandangan Danesi dan Perron
ini sudah berkaitan dengan “pikiran” manusia. Akhirnya sejumlah tanda berfungsi
berdasarkan kovensi dalam suatu masyarakat yang disebut dengan “legisign”, yang
terakhir ini disebut oleh Danesi dan Perron sebagai “the signifying order”. Propses
empat faktor yang berkaitan satu sama lain dan perlu diperhatikan,yaitu:
dan kultural).
sebagai berikut.
1. Ikon (icon), adalah tanda yang ada sedemikian rupa sebagai kemungkinan, tanpa
dengannya atas dasar suatu persamaan secara potensial dimilikinya. Definisi ini
ada dalam kenyataan dapat dikaitkan dengan suatu yang lain. Sehingga dapat
dipahami ikon juga merupakan tanda yang menyerupai objek (benda) yang
diwakilinya atau tanda yang menggunakan kesamaan ciri-ciri yang sama dengan
yang dimaksudkan.
2. Indeks (index), adalah sebuah tanda yang dalam hal corak tandanya tergantung
dari adanya sebuah denotatum (penanda), dengan kata lain tanda yang sifatnya
tergantung pada suatu keberadaan suatu penanda. Tanda ini memiliki kaitan
denotatum (penanda) ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau
contoh simbol. Simbol juga dapat menggambarkan suatu ide abstrak di mana
tidak ada kemiripan antara bentuk tanda dan arti. Kajian ini dilihat berdasarkan
penanndan dan pemaknaan di mana penandaan (konsep Pierce) dikaji lewat jenis
1. Makna Denotatif
Kata denotative berasal dari kata denotasi (denostation) yang berarti tanda, petunjuk
atau menunjukkan ataupun arti/makna yang langsung dari suatu tanda, yang telah
disepakati bersama atau sudah menjadi pengertian yang sma. Dalam kaitannya dengan
penelitian ini, tanda yang dimaksud adalah tanda-tanda visual, baik yang non-verbal
(garis, bidang, warna, tekstur, dan lain-lain) maupun bersifat verbal atau sudah
2. Makna Konotatif
Kata konotatif berasal dari kata konotasi (connotation) yang berarti pengertian
tambahan atau arti kedua yang tersirat diluar arti denotatif. Serta konotasi adalah
merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk mewujudkan signifikasi tahap kedua.
Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan
10
acuan. Setiap tanda selalu memiliki fungsi dan memiliki makna yang sesuai dengan
Dengan demikian, dalam konsep Pierce symbol diartikan sebagai tanda yang mengacu
pada objek tertentu di luar tanda itu sendiri. Hubungan antara simbol sebagai penanda
konvensi itu pula masyarakat pemakainya dapat menafsirkan ciri dan hubungan antara
simbol dengan objek yang diacu dan dan menafsirkan ciri dan hubangan antara simbol
Rhematic symbol atau symbolic rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan
objeknya melalui nilai umum. Misalnya, di jalan melihat lampu merah lantas kita
katakana berhenti. Mengapa kita katakana demikian, ini terjadi karena adanya asosiasi
mengatakan “pergi” penafsirakan kita langsung berasosiasi pada otak serta merasa kita
pergi. Padahal dari ungkapan tersebut yang kita kenal hanya kata. Kata-kata yang kita
11
3. Argumen
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia dapat di ketahui bahwa ada beberapa
pengertian tentang fungsi, baik secara etimologi maupun secara leksikologi. Fungsi
merupakan sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupan suatu masyarakat
dimana keberadaan sesuatu tersebut mempunyai arti penting dalam kehidupan sosial
(Koentjaraningrat 1984:29).
2. Dalam pengertian korelasi adanya hubungan antara satu hal dengan lainnya.
3. Menerangkan adanya hubungan yang terjadi antara satu hal dengan yang lainnya
12
Pakaian merupakan kebutuhan hidup sehari-hari selain memiliki peran fungsional juga
memiliki suatu keistimewaan baik dari bahan yang digunakan maupun dari segi motif
yang diterapkan.
Menurut Jalins (1990:6), bahwa pakaian melekat pada diri sesorang adalah cermin jiwa
Menurut Koten (1991:2) pakaian adat merupakan salah satu identitas atau ciri pengenal
masyarakat pemakainya. Pakaian adat itu merupakan suatu kebanggan masyarakat yang
bersangkutan.
tahap upacara dan kedua belah pihak member persetujuan penuh dan juga semua hak
dan kewajiban adat dipenuhi. Pada umumnya upacara merbayo dilaksanakan di rumah
atau di kediaman orang tua calon pengantin perempuan dan itulah yang ideal menurut
adat Pakpak.
dikediaman orang tua calon pengantin perempuan. Namun sekarang ini sering juga
pihak.
13
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk melakukan
penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh kebenaran
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif .
Tujuan metode deskriptif adalah untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci,
Adapun yang menjadi lokasi penelitan ini adalah Desa Ulu Merah Kecamatan Sitellu
Tali Urang Julu, Kabupaten Pakpak Bharat. Pemilihan tempat penelitian ini dikarenakan
masyarakat Kecamatan Sitellu Tari Urang Julu mayoritas suku Pakpak dan tokoh
kebudayaan dan seniman-seniaman mengerti tentang Pakaian Adat Batak Pakpak dalam
Upacara Merbayo.
14
mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan:
1. Alat rekam (tape recorder) yang digunakan untuk menyimpan rekaman saat
mewawancarai informan.
3. Alat tulis dan kertas, yang digunakan untuk mencatat segala hal yang
skripsi ini.
Metode yang digunakan penulis dalam mpengumpulan data lapangan antara lain:
gambaran apa makna yang terkandung pada Pakain Adat Batak Pakpak
bahwa “wawancara adalah diaolog yang dilakukan seseorang baik secara langsung
15
Interview). Dalam hal ini penulis terlebih dahulu menyiapkan daftar pertanyaan yang
akan ditanyakan saat wawancara,pertanyaan yang penulis ajukan bisa beralih dari satu
Sedangkan data yang terkumpul dalam suatu wawancara bebas sangat beraneka
keterangan yang dibutuhkan dengan maksud agar data atau keterangan tidak ada yang
hilang. Untuk pemotretan dan perekaman penulis menggunakan kamera dan Handphone
untuk mempermudah perekaman dan penyimpanan data, disamping tulisan diatas setiap
keterangan yang diberikan oleh informan. Dari ketiga metode wawawncara di atas
Harja W. Bachtiar.
data yang didapatkan dari lapangan dapat diolah semaksimal mungkin sesuai
objek penelitian.
16
Metode analisis data adalah metode atau cara-cara si peneliti dalam mengolah data yang
masih mentah sehingga menjadi data yang cermat, atau akurat dan nilmiah.
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dari suatu uraian dasar. Pada
dasarnya analisis adalah kegiatan yang memanfaatkan data sehingga data diperoleh
untuk mendapat kebenaran yang diperlukan dalam pengolahan hasil penelitian. Di mana
dalam penelitian diperlukan imaginasi dan kretifitas sehingga dapat diuji kemampuan
peneliti dalam mengkaji sesuatu. Adapun langkah-langkah metode analisis data ini
4. Membuat kesimpulan.
17
PEMBAHASAN
Bentuk pakain adat Batak Pakpak didominasi oleh warna hitam. Berbahan dasar katun,
dan dibarengi dengan penggunaan oles ( tenunan khas Pakpak) sebagai padanan busana
pakain adat Batak Pakpak, sehingga menghasilkan tampilan yang anggun, modren dan
cantik, dan menjadi ciri khas dari pakaian adat Batak Pakpak.
18
mirip pakain adat mandarin, kemudian ada garis warna merah pada ujung tangan, pada
daerah kancing baju, dan pada daerah lain sebagai tambahan. Untuk penutup kepala
dipakai oles yang mempunyai rambu berwarna merah atau kuning yang dibentuk
sedemikian rupa dengan rambu kearah samping. Celana warna hitam dipakai dengan
mandar (sarung) sebagai penutup celana. Biasanya laki-laki menepatkan rempu riar
19
(mengerucut) ke bagian belakang. Posisi rambu olesnya berada di depan, bajunya juga
berwarna hitam lengan panjang dengan hiasan berwarna kuning didepan, dibelakang
dan dibagian ujung lengan. Unjtuk rok dipakai ole (sarung) yang berwarna hitam dan
ikat pinggang. Sebagai aksesoris tambahan pada tangan disematkan ucang-ucang (tas
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada pakain adat batak Pakpak, ditemukan
beberapa kategori pembagian bentuk fungsi dan makna untuk laki-laki dan perempuan
No Nama
Bentuk
20
2. Celana panjang
21
22
23
24
dipakai laki-laki
8. Rempuriar ( pisau )
25
manik-manik.
26
27
Bentuk
No Nama
berapi-api )
28
untuk perempuan )
29
perempuan )]
30
emas.
31
atau perempuan.
manik.
32
perempuan.
9. Sabe-sabe ( slendang )
33
34
No Nama
Fungsi
35
36
7. Rante Abak ( ikat pinggang ) Didalam pakaian adat batak Pakpak rante
37
38
pemakaianya
39
No Nama
Fungsi
perhiasan manusia .
40
41
6. Rante abak ( ikat pinggang ) Rante abak adalah kain yang dibentuk
42
perempuan.
43
lain sebagainya.
44
No Nama
Makna
45
46
pemakainya.
47
48
49
tabungan
50
51
tabungan.
keluarganya sendiri.
52
No Nama
Makna
53
tinggi
54
55
56
57
sebagai tabungan
58
59
pemakainya
60
61
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan uraian mengenai pakaian adat Pakpak ditinjau dari segi
semiotik yang dikemukakan dalam skripsi ini dapat diambil beberapa kesimpulan
tradisional. Pakaian adat tidak hanya digunakan sebagai kain penutup tubuh
saja, namun pakaian adat juga memiliki jejak sejarah, pemikiran, dan juga
pakaian tersebut yaitu bentuk dan warnanya yang terdapat pada pakaian
adat tersebut.. Begitu juga bentuk jenis, warna penempatan, dan makna
yaitu: 1.Pakaian adat Pakpak untuk laki-laki antara lain: Baju merapi-api,
Celana panjang, abit , Borgot, Sabe-sabe, Rante abak, Rante abak, Rempu
62
dalam kehidupan pasti ada masalah yang harus diselesaikan dengan baik
antara hubungan sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan
Tuhannya. Maka makna dari biru ini adalah menetralkan. Warna merah
tabungan.
63
zaman.
yang merupakan ciri khas daerah agar tidak tergerus oleh perkembangan
zaman.
berbagai peninggalan suku Pakpak yang digunakan pada zaman dahulu yang
sudah mulai hilang dan tidak mudah ditemuka, maupun sebagai contoh untuk
4. Perlunya pelestarian budaya dengan cara melakukan setiap tradisi dan upacara
adat dari setiap suku yang memiliki budaya sendiri sehingga tercermin
saran penulis yang penulis sampaikan agar dapat menggugah hati generasi
muda masa kini sebagai penerus bangsa agar lebih peduli terhadap kebudayaan
64
satu suku yang lain yang ada di Negara yang kita cintai ini.
5. Dengan adanya penelitian ini kita semua berharap agar dapat lebih memahami
65
Celemon, R. Driffin. 1983. The vilag es As a Category of Pakpak Batak Desceri, dalam
rita and Richard Kipp (ed) Beyod Samosir; RecentStudies of the Batak People of
Sumatera, Athens Ohio, Center GorInternasional Studies OhioUniversity.
Edi. S.1995 Kebudayaan Sunda suatu pendekatan Sejarah. Jakarta : Pustaka Jaya
Kabeaken, Moyang Keleng. 2016. Fungsi dan Makna Pakaian Adat Melayu Deli.:
Kajian Semiotik. Medan : Skripsi Sarjana Sastra Daerah FIB.
Koten. dkk. 1991. Pakaian adat tradisional Daerah., Propinsi NTT. Yogyakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
66
Pradopo, Rahmat Djoko. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yokyakarta: Pustaka Pelajar.
Subagyo P. Joko, 1991. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. PT Rineka Cipta,
Jakarta.
Zoe Van Art. 1993. Semiotik: Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan apa yang kita
lakukan dengannya. Jakarta: Yayasan Sumber Agung.
67
2018
68
Umur : 50 tahun
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Umur : 66 tahun
Status : Menikah
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Petani