Disusun oleh :
PUTU ARTARI FORTUNA DEVI
P1337425221137
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu unsur dalam pembangunan nasional yang
berguna untuk peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia.
Dengan masyarakat yang sehat, akan dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal, dimana sehat menurut WHO adalah suatu keadaan jasmani,
rohani, dan sosial yang sempurna tidak hanya bebas dari penyakit, cacat dan
kelemahan.
Dalam undang - undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan di pasal
93 disebutkan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk
peningkatan kesehatan gigi, penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi da
pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan. Dan pasal 94 dijelaskan bahwa Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan,
alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh
masyarakat.
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu layanan
kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan pada suatu kelompok tertentu atau
individu daam kurun waktu yang dilaksanakan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan untuk mencapai taraf kesehatan gigi dan mulut yang
optimal (Depkes RI 2000).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal khususnya kesehatan
gigi dan mulut, maka upaya pelayanan kesehatan yang terencana,
berkesinambungan dan ditujukan pada kelompok tertentu. Adapun yang
dimaksud dengan kelompok tertentu dalam pengertian pelayanan asuhan ini
adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut adalah ibu
hamil, anak usia prasekolah dan anak sekolah dasar (Depkes RI 2000). Dalam
UU RI no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan menjelaskan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya
kesehatan dengan pendekatan peningkatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif).
Indikator keberhasilan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sesuai
target nasional tahun 2010 adalah DMF-T ≤ 2, OHI-S ≤ 1,2, dan PTI ≥ 20%, (
Depkes RI, 2000).
Kelompok berkebutuhan khusus adalah kelompok yang membutuhkan
edukasi dan layanan khusus untuk mengoptimalkan kesehatan giginya secara
utuh akibat adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan individu lainnya,
dimana kelompok tersebut harus di berikan pelayanan asuhan keperawatan
gigi dengan pendekatan khusus untuk menyelesaikan masalah kesehatan gigi
dan mulut yang dialami dengan memperhatikan kondisi dan faktor tertentu
yang dimiliki.
Kesehatan gigi dan mulut pada anak berkebutuhan khusus butuh
penanganan yang lebih daripada anak normal lainnya. Hal ini akan bertambah
buruk dengan fakta yang sering ditemukan bahwa orang tua anak
berkebutuhan khusus memliki pengetahuan dan perhatian yang kurang
memadai. Jumlah Anak berkebutuhan khusus menurut data dari Bu Komsih
selaku Ketua Yayasan Kurnia Ilahi sebanyak 30 anak. Berdasarkan latar
belakang tersebut penyusun bertujuan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan guna meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut pada
kelompok difabel Kurnia Ilahi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat dan
sasaran mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut,
diantaranya tindakan promotif dan preventif
2. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan ABK dan wali ABK di Kelurahan Meteseh
2. Mempertahankan angka DMF-T ABK Kelurahan Meteseh
3. Menurunya angka OHI-S ABK Kelurahan Meteseh
4. Meningkatnya Performance Treatment Index (PTI) ABK Kelurahan
Meteseh
A. Data Masalah
1. Data masalah
Dari hasil pemeriksaan diperoleh data :
a. Data umum
Yayasan Kurnia Ilahi terletak di Kelurahan Meteseh Kecamatan
Tembalang Kota Semarang. Jumlah Anak berkebutuhan khusus menurut
data dari Bu Komsih selaku Ketua Yayasan Kurnia Ilahi sebanyak 20
anak. Dengan ketentuan tiap mahasiswa mendapatkan 2 anak
berkebutuhan khusus
b. Data Khusus
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai
berikut :
1) Data kuesioner
Dari hasil kuesioner yang telah dibagikan didapatkan hasil dari
masing-masing anak berkebutuhan khusus dengan kriteria
pengetahuan sedang, sikap sedang, dan tindakan kurang
2) Data pemeriksaan kesehatan gigi siswa
Kriteri
Jenis
N Umu DM OHI- a
Nama D M F DI CI
o r Kelami F S
n OHI-S
Ela 2,8
1 Winarti 26 P 2 0 0 2 3 1,5 4,33 Buruk
0.6
2 Bagus 17 L 2 0 0 2 7 0 0.67 Baik
Jumlah 4 0 0 4 3,5 1,5 5
1,7 0.7
Rata-Rata 2 0 0 2 5 5 2,5
2. Identifikasi masalah
Berdasarkan data hasil pemeriksaan dan survey diatas dapat diidentifikasi
sebagai berikut :
a. Dari hasil kuesioner yang dibagikan pada wali anak berkebutuhan
khusus didapatkan bahwa tingkat pengetahuan dengan kriteria sedang,
sikap sedang dan tindakan kurang
b. Dari hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, di dapatkan rata -rata
Indeks DMF-T adalah 2, dengan demikian sudah harus terus
ditingkatkan agar mencapai target nasional yaitu DMF-T ≤ 2.
c. Dari hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, di dapatkan rata -rata
Indeks OHI-S adalah 2,5 dimana DI = 3,5 dan CI = 1,5 sedangkan
menurut target nasional OHI-S ≤ 1,2 berarti keadaan ini melampaui
target nasional dan perlu dilakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi
dan mulut.
d. Rata-rata PTI = 0% sedangkan menurut target WHO PTI > 50% berarti
keadaan ini belum memenuhi target dan perlu dilakukan pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut.
B. Prioritas Masalah
U : Urgent : Mendesak
S : Serious : Dampak menjadi masalah
G : Growth : Masalah semakin tinggi
No Masalah U S G Total Prioritas
1 Pengetahuan 5 5 5 15 I
2 DMF-T 3 5 4 12 III
3 OHI-S 4 5 5 14 II
4 PTI 5 4 5 14 II