Anda di halaman 1dari 39

Laporan Keluarga Binaan

Puskesmas Cimahi Selatan 2020


Ade Rendy Wijaya
4251181027
Pembimbing : Sri Sarendah drg ., M.HKes
Latar belakang
• Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia perlu
mendapatkan perhatian yang serius dari
tenaga kesehatan baik dokter gigi atau dokter
gigi spesialis karena akan mempengaruhi
bagian kesehatan tubuh lain, penurunan
produktivitas kerja dan kualitas hidup
manusia.
lanjutan
• Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh masyarakat mengingat
bahwa penyakit gigi dan mulut dapat
menyebabkan fokal infeksi terhadap organ
tubuh yang lain.
lanjutan
• Oleh karena itu, program pemerintah mengenai
pemerataan kesehatan, khususnya kesehatan gigi
dan mulut di Indonesia dengan cara pelayanan
kedokteran gigi keluarga. Program dokter gigi
keluarga yang dilakukan adalah menganalisis
permasalahan kesehatan gigi dan mulut
masyarakat pada individu keluarga. Hal ini
ditujukan untuk meningkatkan kesadaran keluarga
dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulu
Identifikasi masalah
• Bagaimana gambaran kesehatan gigi dan
mulut pada keluarga binaan di wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Selatan?
• Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut pada keluarga
binaan di wilayah kerja Puskesmas Cimahi
Selatan?
tujuan
– Tujuan Umum
• Mengetahui gambaran kesehatan gigi dan mulut pada
keluarga binaan di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan.
• Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut pada keluarga binaan di wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Selatan.
– Tujuan Khusus
• Meningkatkan kebersihan dan engetahuan gigi dan mulut
keluarga binaan di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan.
Manfaat
– Manfaat Akademik
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data
angka kejadian kesehatan gigi dan mulut pada keluarga
binaan di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan. 
– Manfaat Praktis
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan informasi tambahan khususnya
Puskesmas, Kader UKGM, masyarakat, mengenai
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada keluarga
binaan di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan.
Tinjauan pustaka
• Perilaku menurut Skinner (1938) merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap rangsangan
(stimulus) dari luar. Perilaku manusia terjadi melalui
proses stimulus – organisme – respon (S-O-R).
• Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa
pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap
sesuatu objek tertentu sedangkan menurut Plato
pengetahuan merupakan kepercayaan sejati yang
dibenarkan (valid).
Informasi/Media usia

pengalaman Faktor yang Sosial buday


mempengaruhi
pengetahuan

Pendidikan lingkungan

ekonomi
Tahapan pengetahuan

tau

paham

aplikasi

analisis

sintesis

evaluasi
Faktor yang mempengaruhi kesehatan

• Kesehatan merupakan hasil interaksi dua


faktor yang berasal dari dalam diri manusia
(faktor internal) dan faktor yang berasal dari
luar diri manusia (faktor eksternal). Faktor
internal terdiri dari faktor fisik dan psikis,
sedangkan faktor eksternal terdiri dari
beberapa faktor yaitu sosial budaya
masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi,
dan pendidikan.
OHIS
• Survei kesehatan gigi dan mulut untuk suatu
komunitas digunakan untuk mengetahui status
kebersihan gigi dan mulut melalui metode indeks
kebersihan gigi dan mulut (OHIS).
• Perhitungan OHIS didapat dengan menjumlahkan
Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI) yang diukur
dengan melakukan pemeriksaan pada beberapa
bagian tertentu pada gigi dikarenan jumlah populasi
yang sangat banyak sehingga disederhanakan pada
pemeriksaannya
Gigi yang diperiksa

  𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒍𝒌𝒖𝒍𝒖𝒔


𝑪𝑰 =
𝑱𝒖𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒊𝒈𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔𝒂

  𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒅𝒆𝒃𝒓𝒊𝒔


𝑫𝑰 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒊𝒈𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔𝒂

𝑶𝑯𝑰−𝑺=𝑫𝒆𝒃𝒓𝒊𝒔 𝑰𝒏𝒅𝒆𝒙 ( 𝑫𝑰 ) +𝑪𝒂𝒍𝒄𝒖𝒍𝒖𝒔𝑰𝒏𝒅𝒆𝒙(𝑪𝑰)


 
debris
• Nilai 0: Tidak ada debris/sisa makanan yang
menempel pada permukaan gigi.
• Nilai 1: Debris lunak menutupi tidak lebih dari
1/3 permukaan gigi.
• Nilai 2: Debris lunak menutupi > dari 1/3
permukaan, tetapi tidak lebih dari 2/3
permukaan gigi.
• Nilai 3: Debris lunak menutupi lebih dari 2/3
permukaan gigi.
kriteria
• 0,0 – 0,6 : baik
• 0,7 – 1,8 : sedang
• 1,9 – 3,0 : buruk
kalkulus
• Nilai 0: Bila tidak terdapat kalkulus.
• Nilai 1: Bila kalkulus supragingival menutupi
tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi.
• Nilai 2 : Bila kalkulus supragingival menutupi
lebih dari 1/3 tetapi tidak lebih dari 2/3
permukaan gigi.
• Nilai 3: Bila kalkulus supragingival menutupi
lebih dari 2/3 permukaan gigi.
kriteria
• 0,0 – 0,6 : baik
• 0,7 – 1,8 : sedang
• 1,9 – 3,0 : buruk
Kriteria OHI-S
• 0 – 1,2 : Baik
• 1,3 – 3,0 : Sedang
• 3,1 – 6,0 : Buruk
Indeks karies
• Status kesehatan gigi dan mulut pada
umumnya dinyatakan dalam prevalensi karies
gigi, hal ini disebabkan karena penyakit karies
gigi hampir dialami seluruh masyarakat di
dunia. Cara menilai status kesehatan gigi dan
mulut dalam hal ini karies gigi, digunakan
indeks karies DMF-T (Decay Missing Filled
Teeth).
kriteria
• Kriteria D (decayed) yaitu, jaringan gigi yang
diskolorisasi terlihat keputih-putihan atau kecoklat-
coklatan, definitive catch, diskontinuitas pada
permukaan email, definitif kavitas, softness of base,
• M (missing) hanya ditujukkan untuk gigi yang hilang
hanya karena karies gigi dan
• F (filled) hanya untuk gigi yang telah direstorasi
permanen karena karies. Apabila terdapat serangan
karies baru pada gigi yang telah direstorasi maka
dihitung menjadi decayed dan filled (D&F).
 𝑫𝑴𝑭=𝑫+ 𝑴 + 𝑭
Katagori DMF-T
• 0,0 – 1,1 = sangat rendah
• 1,2 – 2,6 = rendah
• 2,7 – 4,4 = sedang
• 4,5 – 6,5 = tinggi
• 6,6 > = sangat tinggi

  𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑫+ 𝑴+𝑭/𝒅+𝒆+𝒇
𝑰𝒏𝒅𝒆𝒌𝒔𝑫𝑴𝑭/𝐝𝐞𝐟 ¿
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔𝒂
Rancangan penelitian
• Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kategorik karena menggambarkan
objek penelitian atau variabel yang diteliti.
Penelitian observasional dilakukan melalui
pengambilan data primer dengan melakukan
pemeriksaan pada Keluarga Binaan pada bulan
Januari 2020
Subjek penelitian
• Subjek pada penelitian ini merupakan data
primer Keluarga Binaan di Kelurahan Cimahi
Selatan pada bulan Januari 2020 yang
memenuhi kriteria sebagai berikut.
Kriterian inklusi dan eksklusi
– Kriteria Inklusi
• Keluarga yang tercakup dalam wilayah kerja
Puskesmas Cimahi Selatan.
• Keluarga yang bersedia untuk dilakukan binaan.
– Kriteria Eksklusi
• Anggota keluarga yg mempunyai keterbatasan
dalam komunikasi, baik bicara dan atau
pendengaran.
• Keluarga yang tidak bersedia dilakukan binaan.
Jumlah sample
• Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh anggota dalam
satu keluarga di wilayah kerja Puskesmas
Cimahi Selatan pada bulan Januari 2020.
Variable penelitian
• Variabel penelitian yang digunakan adalah
pemeriksaan Keluarga Binaan DMF-T dan OHI-
S di wilayah kerja Puskesmas Cimahi Selatan
pada bulan Januari 2020.
Definisi operasional
Variabel Definisi Alat ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Karies Gigi yang ditandai adanya Skor Kriteria


lubang pada jaringan keras gigi
dapat berwarna coklat atau Formulir 1,2-2,6 Ringan
hitam pemeriksaan Indeks 2,7-4,4 Sedang Ordinal
DMFT Berat
4,5-6,5

Kebersihan gigi
dan mulut

keadaan kebersihan gigi dan Skor Kriteria


mulut yang dinilai dari adanya 0–1,2 Baik
Pemeriksaan OHI-S Ordinal
sisa debris dan kalkulus pada 1,3-3,0 Sedang
permukaan gigi 3,1-6,0 Buruk
Alat dan Bahan
• Alat dan bahan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah alat dasar yaitu berupa
kaca mulut, sonde, pinset, dan ekskavator.
Adapun alat dan bahan lainnya yang
digunakan adalah baki instrumen, sarung
tangan, masker, kapas, tisu, alkohol, alat tulis,
formulir pemeriksaan, tampon alkohol, cotton
pellet, cotton roll.
Cara penelitian
• Peneliti melakukan persiapan alat dan bahan.
• Peneliti mengisi identitas setiap subjek secara lengkap pada formulir
pemeriksaan yang telah disediakan. Subjek harus dalam keadaan tenang
dengan posisi duduk tegak dan sedikit menengadah.
• Peneliti melakukan pemeriksaan DMFT dan OHI-S dengan menggunakan
kaca mulut dan sonde.
• Pencatatan DMFT dilakukan pada gigi molar pertama yang memiliki gigi
berlubang(D), gigi dicabut karena berlubang(M) dan gigi dengan
tambalan (F).
• Pencatatan OHI-S dilakukan pemeriksaan debris indeks dilanjutkan
dengan kalkulus indeks, setelah itu dijumlahkan.
• Mencatat hasil pemeriksaan pada formulir pemeriksaan. setelah satu
minggu mendatangi keluarga binaan kembali untuk diperiksa
Penentuan populasi dan sampel

Menerangkan maksud dan tujuan

Kriteria inklusi

Kriteria
Eksklusi
Informed consent

Penyuluhan, Pemeriksaan dan pencatatan hasil DMFT


dan OHI-S

Menentukan kriteria DMFT & OHI-S

Pengumpulan dan analisis data

Penyusunan laporan
pembahasan
• Data diperoleh dari pemeriksaan pada
keluarga Ibu Elin yang memiliki 2 putri yaitu
Susan dan Sari. Keluarga yang dibina selama 2
kali kunjungan dalam waktu 2 minggu dengan
hasil
OHIS Kunjungan 1 OHIS Kunjungan 2
Indeks
No Nama
DMF-T
Indeks Kriteria Indeks Kriteria

1 E 7 2,66 Sedang 2,49 Sedang

2 SN 5 1,83 Sedang 1,5 Sedang

3 SR 5 1 Baik 0,99 Baik

Jumlah Indeks DMF-T 5,66 (Tinggi)


lanjutan
• dapat dilihat dari ke tiga anggota keluarga
memiliki indeks DMF-T 5,6 termasuk kategori
tinggi. DMF-T tertinggi yaitu E dengan nilai
indeks 7 dan DMF-T terrendah yaitu SN dan SR
dengan nilai indeks 5. Pada kebersihan gigi
dan mulut dari ketiga anggota keluarga
tersebut mengalami penurunan nilai indeks
OHI-S dari kunjungan pertama hingga
kunjungan kedua.
lanjutan
• Pada hasil pemeriksaan keluarga binaan di RT
2 RW 1 wilayah kerja Puskesmas Cimahi
Selatan memiliki gambaran kesehatan gigi dan
mulut yang tinggi karena dilihat dari indeks
DMF-T menunjukan kategori yang tinggi
lanjutan
• Hal ini dapat ditingkatkan kembali dalam
konseling atau penyuluhan mengenai menjaga
kebersihan gigi dan mulut pada kuluarga
binaan ini. Penyuluhan yang baik akan
menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang
baik bagi keluarga binaan.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi
dan Mulut pada Keluarga Binaan di Wilayah
Kerja Puskesmas Cimahi Selatan
• Data diperoleh dari pemeriksaan pada
keluarga Ibu Elin yang memiliki 2 putri yaitu
Susan dan Sari. Keluarga yang dibina selama 2
kali kunjungan dalam waktu 2 minggu dengan
hasil sebagai berikut :
Kuesioner
No Nama
Pre Post

1 E 8 10

2 SR 6 9

Hasil Kuesioner 73% (sedang)  96,6% (tinggi)


lanjutan
• Tingkat pengetahuan keluarga dapat dilihat
dari hasil kuesioner sebelum dilakukan
penyuluhan 73% (sedang) dan setelah
dilakukan penyuluhan menjadi 96,6% (tinggi).
Berdasarkan nilai kuesioner posttest setelah
dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi
dan mulut tingkat pengetahuan keluarga
binaan tersebut meningkat.
lanjutan
• Dokter gigi keluarga akan dapat mengenali
masalah-masalah kesehatan yang dihadapi
keluarga secara lebih menyeluruh melalui
kunjungan keluarga dirumah. Anggota
keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan
kesehatan gigi kemudian dapat dimotivasi
untuk memanfaatkan upaya kesehatan
bersumberdaya manusia (UKBM) yang ada
dan/atau pelayanan dokter gigi keluarga.
kesimpulan
• Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada
keluarga tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
– Gambaran kesehatan gigi dan mulut pada keluarga binaan rendah
dengan kategori karies yang tinggi sebesar 5,66 dan rata-rata
kebersihan gigi dan mulut pada setiap anggota keluarga binaan
mengalami penurunan nilai indeks dengan 2 kali kunjungan.
– Gambaran tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
pada keluarga binaan termasuk tinggi (96,6%). Berdasarkan hal ini
berarti dokter gigi keluarga dapat berkolaborasi dengan kader
posyandu dan poswindu untuk meningkatnya pengetahuan untuk
merubah sikap dan perilaku dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut.
Saran
• Dari penelitian yang dilakukan dapat diajukan
beberapa saran, berikut beberapa saran yang
dapat diajukan:
– Sebaiknya perbanyak kunjungan ke keluarga binaan
lebih dari 2 kali.
– Memotivasi keluarga yang telah dibina agar membantu
promosi kesehatan gigi dan mulut dilingkungan sekitar.
– Sebaiknya dilakukan penyuluhan serta pemeriksaan
secara berkala untuk memantau kesehatan gigi dan
mulut keluarga binaan

Anda mungkin juga menyukai