Anda di halaman 1dari 10

Artikel Gejala Alam Dan Penanggulangganya

Secara geologis letak wilayah Indonesia yang dilalui oleh dua jalur pegunungan muda
dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di
sebelah timur menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan
terjadi bencana. Bencana alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain : banjir,
kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor.
Masih jelas dalam ingatan kita rentetan kejadian bencana alam yang banyak
menyebabkan terjadinya korban jiwa, seperti tragedi tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi
dahsyat di tasikmalaya serta padang, tanah longsor di cianjur, bahkan banjir di berbagai
daerah yang kerap datang setiap musim hujan.

Peran Serta Masyarakat Dan Pemerintah


Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam
mengantisipasi terjadinya bencana alam. Mulai dari persiapan peralatan untuk mendeteksi
terjadinya bencana seperti misalnya pada bencana tsunami dan gunung meletus, pembuatan
jenis bangunan yang tahan terhadap bencana gempa, pengelolaan tata kota dan kesadaran
warga masyarakat untuk menanggulangi bencana banjir ataupun pemeliharaan daerah hulu
sungai dan pegunungan serta hutan untuk mencegah terjadinya tanah longsor.
Untuk masalah yang berkaitan dengan keadaan lingkungan, tentu hal ini juga
membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan
yang dapat dimulai dari lingkungan disekitar tempat tinggalnya.

Persiapan yang harus di lakukan


Seringkali karena bencana alam datang secara tiba-tiba, kita menjadi panik dan tidak
tahu apa yang harus dilakukan, yang terpikirkan adalah untuk segera lari menyelamatkan diri.
Masalah yang lain-lain seperti rumah dan harta benda tidak akan terpikirkan sama sekali.
Walaupun demikian tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan
terjadinya bencana, dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang ada
didalam rumah. Hal ini dimaksudkan apabila bencana sudah selesai, maka para korban
bencana pun masih harus tetap melanjutkan hidup dan dokumen tersebut dapat digunakan
untuk bekal melanjutkan hidup.
Sebaiknya satukan dokumen-dokumen penting yang ada didalam 1 tas yang mudah
untuk dibawa keluar saat akan menyelamatkan diri. Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa
:

 Ijasah pendidikan.
 Surat kepemilikan tanah, rumah, kendaraan dll.
 Akte lahir dan kartu keluarga.
 Polis Asuransi beserta nomor agen yang dapat dihubungi.
 Surat wasiat.
 Nomor telepon anggota keluarga.

Menghadapi bencana dan menghindari jatuhnya korban jiwa

Apabila terjadi kejadian bencana, maka rasa panik, bingung dan ketakutan akan segera
menyerang. Tak jarang jatuhnya korban jiwa lebih karena disebabkan ketakutan dan
kepanikan yang terjadi bukan karena akibat langsung dari terjadinya bencana. Berikut hal-hal
yang dapat dijadikan pedoman untuk menghadapi terjadinya bencana supaya dapat
menghindari adanya korban jiwa.
1. Bencana Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat
dijadikan pegangan di manapun anda berada.

o Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah
meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak
memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah
terjadinya kebakaran.
o Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku,
jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang
terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan
pohon.
o Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnyakaca-kaca
dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan,
tas atau apapun yang anda bawa.
o Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua
petunjuk dari petugas atau satpam.
o Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda
merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan
interphone jika tersedia.
o Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan
terjatuhseandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah
mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi
petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
o Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda
gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan
dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil, jika harus mengungsi maka
keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
2. Bencana Banjir Bandang
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh
karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai
sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.

Yang Harus Dilakukan Saat Banjir

o Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan
aliran listrik di wilayah yang terkena bencana.
o Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi.
o Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
o Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan
bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.

Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir


o Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup
lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
o Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare
yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
o Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan atau
binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
o Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.
3. Bencana Tanah Longsor

Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena
ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.

Strategi dan upaya penanggulangan bencana tanah lonsor :

o Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas


utama lainnya.
o Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
o Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan
maupun air tanah. Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng,
menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke
luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau
meresapkan air ke dalam tanah.
o Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.
o Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga
jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
o Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam
yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40
derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-
selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , di bagian dasar ditanam
rumput).
o Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
o Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan.
o Pengenalan daerah rawan longsor.
o Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
o Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat
kedalam tanah.
o Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya
liquefaction.
o Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel.
o Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.
4. Bencana Tsunami

Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang
ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa
berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang
naik ke daratan(run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian air
tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36 meter yangterjadi pada
saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.

Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit
setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut. Adanya tsunami tidak bisa
diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi kita bisa menerima peringatan
akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk menyelamatkan diri.
Penyelamatan diri saat terjadi tsunami

Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat
pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke
tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-
teman yang lain.
ARTIKEL TENTANG TEKNOLOGI DIBIDANG SAINS

Awal Juli itu langit sedikit mendung di Lindau, pulau kecil yang terletak diantara
perbatasan tiga negara: Jerman, Austria dan Swiss. Sekelompok anak muda berkumpul di
sudut gedung pertemuan Inselhalle yang cantik dan menghadap ke danau. Mereka berdebat
tentang kosmologi. Di sudut lainya, segerombolan anak muda berbincang ringan tentang
sistem solar.

Sekelompok anak muda tiba-tiba bangkit dari kursi dan meminta berfoto bersama
Brian P. Schmidt, pemenang nobel Fisika 2011. Schmidt adalah satu dari tiga pemenang
nobel bidang Fisika tahun 2011, karena keberhasilannya membuat perhitungan tentang
pembentukan alam semesta.

Selamat datang di pertemuan terpenting para saintis dunia. Puluhan pemenang nobel
bertemu dengan ratusan saintis muda dunia. Lindau Nobel Laureate Meeting ke-62 tahun ini,
didedikasikan untuk bidang fisika.

Dalam forum ini, para saintis muda terbaik dari seluruh penjuru dunia berkesempatan
langsung menyimak ceramah umum, berdiskusi dan berinteraksi secara dekat dengan para
peraih nobel.

Saintis Indonesia

Tuan rumah Jerman mengirimkan saintis paling banyak diikuti Amerika Serikat. Dari
kawasan Asia Tenggara Thailand dan Malaysia masing-masing datang dengan enam orang.
Sementara Singapura datang dengan lima saintis muda.

Bagaimana dengan Indonesia? Hanya ada dua orang berkewarganegaraan Indonesia


yang datang ke acara ini. Ironisnya, mereka datang bukan mewakili Indonesia. Mereka hadir
karena di sponsori oleh negara lain.

Two Indonesian scientist Nicholas Agung Kurniawan and Rachmat Adhi Wibowo are
being invited to Lindau Nobel Laureates Meeting. Dua saintis Indonesia Nicholas Agung
Kurniawan (kiri) dan Rachmat Adhi Wibowo (kanan) di Lindau
Rachmat Adhi Wibowo adalah saintis Indonesia yang sedang melakukan riset
postdoctoral di Friedrich-Alexander Universität Erlangen-Nürnberg, Jerman. Adhi, begitu ia
akrab dipanggil, adalah saintis yang punya passion pada masalah energi terbarukan.

“Saya mencintai sains. Teknologi energi terbarukan adalah masa depan peradaban,
dan merupakan kebahagiaan luar biasa jika saya bisa memberikan kontribusi“ demikian
kutipan kata-kata Adhi dalam buku panduan yang diterbitkan panitia Lindau Nobel Laureate
Meeting.

Bersama tim peneliti di Universitas Nürnberg, Adhi sedang mengembangkan materi


baru untuk menggantikan materi lama yang kini dipergunakan untuk panel sel surya. Materi
baru ini lebih murah dan mudah didapat. “Dengan temuan ini, harga teknologi sel surya akan
jauh lebih murah hingga lima kali lipat dari yang dijual di pasaran saat ini“ kata Adhi kepada
Deutsche Welle.

Selama ini, teknologi sel surya sulit berkembang karena harganya yang mahal. Dalam
rentang sekitar lima tahun ke depan, Adhi berharap temuannya ini akan diproduksi massal dan
dipasarkan secara lebih luas. Temuan Adhi dan tim dari Universitas Nürnberg ini akan
membuat teknologi sel surya yang terbarukan dan ramah lingkungan ini akan dipergunakan
secara lebih luas. “Saya punya hasrat meneliti sel surya karena Indonesia memiliki potensi
sangat besar, karena negara kita disinari matahari sepanjang waktu“ kata Adhi.

Saintis Indonesia lainnya yang datang adalah Nicholas Agung Kurniawan. Ia kini
tercatat sebagai peneliti di National University of Singapore. Bertahun-tahun Niko, begitu ia
biasa dipanggil teman-temannya, mendalami riset tentang Biopolymer Microrheology.

“Saya punya hasrat alami untuk memahami cara kerja alam, dan itu mengarahkan saya
untuk melakukan riset multi disiplin yang menawarkan pemahaman yang lebih baik mengenai
diri kita sendiri dan hal-hal lain di sekitar kita” kata Niko.

Lewat penelitian bertahun-tahun, Niko menemukan pola gerak jaringan sel yang bisa
menjelaskan duduk perkara penyebaran kanker. Temuan baru yang selama ini tidak terjawab
oleh para peneliti dunia.
Belakangan ia meneliti masalah Protein Folding. Lewat temuan terbaru putera asal
Indonesia ini, dunia medis akan bisa mengembangkan sistem pengobatan yang lebih efisien
dan sistematis, sekaligus mengurangi komplikasi yang muncul akibat obat.

Problem Dunia Sains Indonesia

“Apakah anda tertarik untuk pulang?“ tanya saya kepada Rachmat Adhi Wibowo di
sela-sela acara. Adhi sedikit tercenung dan berkata lirih “Saya belum mengambil keputusan”.
Sebagaimana saintis Indonesia lain yang sudah membangun reputasi internasional, Adhi
punya dilema tersendiri ketika dihadapkan pada pilihan pulang atau tidak ke tanah air.

“Bukan soal gaji. Persoalannya adalah pada kesempatan untuk mengaktualisasikan


ide” kata Adhi sambil menambahkan “Kita tidak punya fasilitas laboratorium yang cukup
memadai” kata Adhi sambil menyoroti minimnya dana yang digelontorkan pemerintah untuk
melakukan penelitian dalam bidang sains.

“Hal lain adalah sparring partner. Di Indonesia saya merasa tidak punya cukup banyak
kawan peneliti yang bisa diajak bertukar pikiran tentang bidang penelitian saya” kata Adhi
yang mengaku sedang mempertimbangkan tawaran untuk menjadi peneliti di Qatar. Adhi
menyebut bahwa Timur Tengah kini menjadi salah satu magnet, karena negara-negara di sana
belakangan mulai berlomba mendatangkan para saintis dari seluruh penjuru dunia.

Tapi Nicholas Agung Kurniawan punya pendapat berbeda. “Saya tidak punya
persoalan dengan sparring partner. Orang Indonesia itu pintar-pintar“ kata Niko, meski ia
setuju dengan pendapat Adhi bahwa “Masalahnya di Indonesia tidak tersedia fasilitas
laboratorium, terutama untuk riset dasar Fisika seperti yang kini saya geluti”.

Bertemu dengan Niko, kita bisa merasakan hasratnya yang sangat besar untuk menjadi
peneliti. Dan ia menemukan habitatnya di negeri tetangga Singapura yang menyediakan
fasilitas dan kesempatan yang jauh lebih baik bagi saintis muda potensial seperti Niko.
Singapura Undang Saintis Dunia

“Singapura adalah negara dengan iklim tropis paling sejuk. Kami punya fasilitas luar
biasa bagi para peneliti” kata Tony Tan, Presiden Singapura.

Ya, Singapura khusus mengirimkan Presiden ke forum paling bergengsi di bidang


sains itu. Target utamanya jelas: membujuk para saintis paling potensial di seluruh dunia yang
hadir di Lindau, agar mau menjadi peneliti di negeri jiran.

Mereka mengerahkan puluhan orang untuk mempromosikan Singapura kepada seluruh


peserta. Tak hanya itu, Singapura bahkan mengirimkan koki khusus dan menyediakan jamuan
makan malam khusus bagi seluruh peserta. “Makanan kami adalah yang paling enak di dunia”
promosi Presiden Tan.

Setelah testimoni dua periset dari luar tentang pengalaman enaknya tinggal dan
menjadi peneliti di Singapura acara malam itu ditutup dengan pertunjukan budaya yang antara
lain menampilkan lagu ”Rasa Sayange“ dan “Cha Cha Maricha: Anak Kambing Saya”, yang
bagi orang Indonesia selama ini dianggap sebagai lagu asal Indonesia.

Singapura memang mencoba menyerap unsur-unsur terbaik. Dan kini mereka


menerapkannya pada bidang sains: inilah cara mereka menggoda para saintis paling potensial
dunia untuk datang dan menjadi peneliti di Singapura.

Tak hanya negeri jiran, Jerman sebagai tuan rumah, Amerika Serikat dan Austria juga
berlomba menarik para saintis muda dengan menggelar acara-acara khusus.

Di Lindau, kekuatan teknologi maju dunia berlomba memperebutkan potensi terbaik


dalam bidang sains. Dan Indonesia: nyaris tak terdengar di sana.

Anda mungkin juga menyukai