Landasan Pendidikan
Landasan Pendidikan
OLEH :
1 DELA SENTIA 1212020060
.
2 DELLA BERLIANA 1212020061
.
3 ENUNG SRI WAHYUNI 1212020069
.
TAHUN 2021
1|Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian Landasan Ekonomi Pendidikan...................................................5
B. Tujuan Landasan Ekonomi dalam Pendidikan..............................................5
C. Peran Landasan Ekonomi Pendidikan dalam Menghadapi Problem di
Indonesia..............................................................................................................7
D. Efesiensi dan Efektivitas Dana Pendidikan..................................................8
E. Fungsi Ekonomi dalam Pendidikan..............................................................8
F. Sumber-Sumber Dana Pendidikan..............................................................10
G. Implikasi Konsep Pendidikan.....................................................................11
H. Urgensi Ekonomi Sebagai Landasan Pendidikan.......................................12
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
2|Kelompok 6
3|Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal paling penting dalam kehidupan kita. Karena
Pendidikan mampu hadir tidak hanya sebagai satu aspek pelengkap kehidupan,
tetapi juga berfungsi sebagai sebuah ikhtiar untuk mengeksplorasi talenta dan
potensi. Juga dapat dikatakan sebagai alat reproduksi sosial untuk menciptakan
manusia yang baik dan beradab. Namun, pendidikan yang dinilai cara paling
sempurna itu tidak bisa berjalan begitu saja tanpa adanya landasan yang
terstruktur secara sistematis. Karena sebaik apapun sebuah tujuan yang ingin
diperoleh, jika tidak diorganisir dengan baik maka, akan terkalahkan oleh
keburukan yang terorganisir.
Pendidikan, yang menempati posisi paling tinggi pada mayoritas bangsa
dan kalangan, hari ini atau masa lalu, tetap menjadi hal penting yang kemudian
melahirkan banyak sekali corak pemikiran dan gaya pemahaman manusia. Maka,
tak heran jika landasan pendidikan di setiap tempat berbeda-beda. Pendidikan
bukan lagi hal yang asing dalam pendengaran kita sehari-hari, karena sudah sejak
jauh hari, para pahlwan pendidikan telah mencanangkan konsep terbaik sebagai
landasan pendidikan indonesia saat ini.
Namun, apa yang akan terjadi jika sehari-hari kita menempuh jalan
pendidikan, namun tidak tahu apa landasan dan dasar yang sesungguhnya telah
menjadi pintu sekaligus ‘bandara’ bagi penerbangan kita? Maka, makalah yang
membahas tentang landasan pendidikan indonesia dirasa sangat penting, salah
satunya dalam bidang ekonomi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini berdasarkan latar belakang
yang diuraikan diatas adalah:
1. Apakah pengertian dari Landasan Ekonomi Pendidikan ?
2. Apa saja tujuan Landasan Ekonomi dalam Pendidikan ?
3. Bagaimana peran ekonomi pendidikan dalam menghadapi berbagai macam
problem Pendidikan di Indonesia ?
4. Apa yang dimaksud dengan Efesiensi dan Efektifitas Dana Pendidikan ?
5. Apa saja yang menjadi Implikasi Konsep Pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Landasan Ekonomi Pendidikan.
2. Mengetahui Tujuan Landasan Ekonomi dalam Pendidikan.
3. Memahami peran Ekonomi dalam menghadapi berbagai macam problem
Pendidikan di Indonesia.
4|Kelompok 6
4. Mengetahui Efisiensi dan Efektifitas Dana Pendidikan.
5. Memahami beberapa implikasi dalam konsep Pendidikan.
5|Kelompok 6
BAB II
PEMBAHASAN
6|Kelompok 6
yang diperbolehkan dalam islam adalah persaingan sehat. Seperti yang
terdapat pada surah Al-Maidah ayat 2 yaitu:
ي َواَل ْالقَاَل ِئ َد َواَلَ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تُ ِحلُّوا َش َعاِئ َر هَّللا ِ َواَل ال َّشه َْر ْال َح َرا َم َواَل ْالهَ ْد
آ ِّمينَ ْالبَيْتَ ْال َح َرا َم يَ ْبتَ ُغونَ فَضْ اًل ِم ْن َربِّ ِه ْم َو ِرضْ َوانًا ۚ َوِإ َذا َحلَ ْلتُ ْم فَاصْ طَا ُدوا ۚ َواَل
ِّْج ِد ْال َح َر ِام َأ ْن تَ ْعتَ ُدوا ۘ َوتَ َعا َونُوا َعلَى ْالبِر ِ ص ُّدو ُك ْم َع ِن ْال َمس َ َآن قَوْ ٍم َأ ْن
ُ يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشن
ِ َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َعا َونُوا َعلَى اِإْل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۖ ِإ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَا
ب
7|Kelompok 6
Implikasi lain dari keberhasilan pembangunan ekonomi secara
makro adalah munculnya sejumlah sekolah unggul. Sekolah-sekolah ini
didirikan oleh orang-orang kaya atau konglomerat atau kumpulan dari
mereka yang bertebaran diseluruh Indonesia. Dengan mendirikan sekolah
tersendiri, menunjukkan kepada kita bahwa sebagian dari penghasilan
mereka sudah disumbangkan dalam wujud persekolahan. Proses belajar
mengajar sekolah unggul haruslah lebih baik daripada sekolah-sekolah
pada umumnya, sehingga ia patut menjadi contoh bagi sekolah-sekolah
lain. Dan yang paling penting bisa menghasilkan lulusan yang bermutu
serta tidak menyimpang dari tujuan pendidikan nasional kita.
Berbicara tentang lulusan sekolah unggul, Buchori (1996) menulis
tentang arah sekolah-sekolah seperti ini diluar negeri sebagai berikut:
1. Untuk membuat para siswa mencintai prestasi tinggi
2. Mau dan bisa bekerja secara sempurna.
3. Memiliki etos kerja dan membenci kerja setengah-setengah.
4. Keseimbangan pengembangan jasmani dan rohani, keseimbangan
penguasaan pengetahuan masa sekarang dengan pengetahuan masa
lampau.
Jadi, inti tujuan pendidikan ini adalah membentuk mental yang positif
atau cinta terhadap prestasi, cara kerja dan hasil kerja yang sempurna.
Tidak menolak pekerjaan kasar, menyadari akan kehidupan yang kurang
beruntung, dan mampu hidup dalam keadaan apapun.
8|Kelompok 6
membeli bangku, meja dan kursi akan membuat anak-anak belajar dilantai
sambil duduk-duduk atau berbaring. Hal ini dapat mengurangi minat anak
belajar. Sekolah yang tidak punya alat peraga akan membuatpemahaman
anak-anak akan pelajaran itu menjadi dangkal. Sekolah yang tidak mampu
membeli buku baru, akan membuat pengetahuan yang diberikan kepada anak-
anak ketinggalan zaman. Sekolah dengan SPP terlalu kecil membuat guru-
guru harus bekerja keras mencari tambahn diluar, yang membuat perhatian
mereka berkurang dalam mengajar. Demikian dampak besar negative
pendidikan yang ekonominya terbatas.
9|Kelompok 6
untuk mendapatkan keuntungan. Ekonomi pendidikan sama fungsinya dengan
sumber-sumber pendidikan yang lain, seperti guru, kurikulum, alat peraga,
dan sebagainya, utuk menyukseskan misi pendidikan, yang semuanya
bermuara pada perkembangan peserta didik. Ekonomi merupakan salah satu
bagian sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan
efeksi, kognisi, dan keterampilan. Termasuk memiliki keterampilan tertentu
untuk bias menjadi tenaga kerja yang andal atau menciptakan lapangan kerja
sendiri, cinta pada pekerjaan halus maupun kasar, memilki etos kerja, dan bisa
hidup hemat, sehingga mencapai tujuan secara efisien. Yang bertugas
mengelola ekonomi pendidikan ini adalah administrator atau pemimpin
lembaga pendidikan yang dibantu oleh badan perencana dan bendahara.
Bagian pengelolan yang penting untuk diperhatikan adalah perencanaan yang
tepat dan pelaksanaan pemakaian dana yang sering diawasi dapat membantu
pembiayaan pendidikan menjadi efesien.
Ekonomi pendidikan fungsinya sama dengan sumber-sumber pendidikan
seperti guru, kurikulum, alat peraga dan sebagainya untuk mensukseskan misi
pendidikan yang kesemuanya bermuara pada perkembangan anak didik.
Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan terbatas pada:
1. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat atau yang
tidak bisa di pinjam atau di temukan di lapangan seperti sarana, prasarana,
media, alat peraga, atau barang habis pakai dan materi pelajaran.
2. Membiayai segala perlengkapan gedung seperti air, listri, dan telepon.
3. Membayar jasa semua kegiatan pendidikan seperti pertemuan-pertemuan,
perayaan-perayaan, kepanitiaan, darma wisata, pertemuan ilmiah, dan
sebagainya.
4. Untuk mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi seperti hidup
hemat, bersikap efisien, memiliki ketrampilan produktif, memiliki etos
kerja dan prinsip-prinsip ekonomi.
5. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para personalia
pendidikan.
6. Meningkatkan motivasi kerja.
7. Membuat para personalia pendidikan lebih gairah kerja.
10 | K e l o m p o k 6
d. Barang-barang habis seperti zat-zat kimia di laboratium, kapur,
kertas, alat tulis, dan sebagainya di hitung dalam wujud uang.
e. Waktu guru bekerja dan personalia lainnya yang dipakai dalam
merespon peserta didik, yang juga dinilai dengan uang.
2. Fungsi produksi psikologi,
Output fungsi produksi psikologi adalah semua hasil belajar siswa
mencakup:
a. Peningkatan kepribadian.
b. Pengarahan dan pembentukan sikap.
c. Penguatan kemauan.
d. Peningkatan estetika.
e. Penambahan pengetahuan, ilmu dan teknologi.
f. Penajaman pikiran.
g. Peningkatan ketrampilan.
3. Fungsi produksi ekonomi
4. Semua biaya pendidikan seperti pada input fungsi produksi
administrator.
5. Semua uang yang dikeluarkan secara pribadi untuk keperluan
pendidikan seperti uang saku, transportasi, membeli buku, alat-alat
tulis, dan sebagainya selama masa belajar atau kuliah.
6. Uang yang mungkin diperoleh lewat bekerja selama belajar atau
kuliah, tetapi tidak didapat sebab waktu tersebut dipakai untuk belajar
atau kuliah. Uang seperti ini disebut opportunity cost.
F. Sumber-Sumber Dana Pendidikan
Sebagai tempat pembinaan, pendidikan tidak memandang ekonomi
sebagai pemeran utama seperti halnya bisnis. Ekonomi hanya sebagai
pemegang peran yang cukup menentukan. Ada hal lain yang lebih menentukan
hidup matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan, yaitu dedikasi,
keahlian, dan keterampilan pengelola dan guru-gurunya.
Seperti diketahui dana pendidikan di Indonesia sangat terbatas. Oleh sebab
itu ada kewajiban lembaga pendidikan untuk memperbanyak sumber-sunber
dana yang mungkin bisa digali, diantaranya :
1. Dari pemerintah dalam bentuk pembangunan, pertandingan karya ilmiah,
dll.
2. Kerjasama dari berbagai instansi lain baik pemerintah, swasta, maupun
dunia usaha.
3. Membentuk pajak pendidikan.
4. Usaha-usaha lain (mengadakan pentas seni/mengaktifkan komite sekolah).
11 | K e l o m p o k 6
Menurut jenisnya, biaya pendidikan terdiri atas :
1. Dana rutin adalah dana yang dipakai membiayai kegiatan rutin, serta
dipertanggungjawabkan dengan SPJ (Surat Pertanggungjawaban) yang
disertai dengan bukti-bukti yang sah.
2. Dana pembangunan adalah dana yang dipakai membiayai pembangunan-
pembangunan dalam berbagai bidang juga dipertanggungjawabkan dengan
SPJ (Surat Pertanggung jawaban). Yang dimaksudkan dengan
pembangunan di sini adalah membangun yang belum ada, seperti sarana
dan prasarana, alat-alat belajar, media, pembentukan kurikulum baru, dan
sebagainya.
3. Dana bantuan masyarakat adalah dana yang digunakan untuk membiayai
hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan dan
dipertanggungjawabkan dalam laporan yang disertai bukti-bukti
pembayaran yang sah pada wakil-wakil masyarakat. Dana bantuan
masyarakat, termasuk SPP, yang digunakan untuk membiayai hal-hal yang
belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan atau untuk
memperbesar dana itu.
4. Dana usaha lembaga sendiri, yang penggunaannya sama dengan butir 3 di
atas.
12 | K e l o m p o k 6
4. Manusia ekonomi yang dimaksud diatas adalah manusia yang dalam
kehidupannya sehari-hari memiliki kemampuan dan kebiasaan sebagai
berikut:
a. Memiliki etos kerja
b. Biasa bekerja dengan sempurna, tidak setengah-setengah.
c. Bersifat produktif.
d. Biasa hidup hemat, tidak bermewah-mewah.
e. Biasa hidup efisien
f. Dalam upaya membentuk SDM yang produktif, maka:
1) Sistem pendidikan, struktur, kurikulum, dan jumlah serta jenis
pendidkian diatur diatur kembali.
2) Biaya pendidikan murah.
3) Semua a dan b diatas diorientasikan kepada kebutuhan
pengembangan ekonomi yang didasarkan pada teknologi tinggi,
fleksibilitas, dan mobilitas angkatan kerja.
5. Tiap-tiap lembaga pendidikan diupayakan agar mampu menghidupi diri
sendiri, dengan cara mencari sumber-sember dana tambahan sebanyak
mungkin, disamping menerima dana dari pemerintah atau yayasan.
6. Dana pendidikan perlu dikelola secara profisional, pada umumnya
direncanakan dengan SP4, pelaksanaannya diawsi secara ketat, dan
dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti yang sah.
7. Semua penggunaan dana pada setiap kegiatan perlu dilakukan secara
efisien dan efektif.
8. Pengembangan konsep fungsi produksi dalam pendidikan adalah untuk
memudahkan menentukan efesiensi pendidikan. Namun sampai saat ini
baru fungsi produksi administrator yang bias dilaksakan.
9. Faktor-faktor utama yang diperhatikan dalam menentukan tingkat
efesiensi pendidikan adalah:
a. Penggunaan uang
b. Proses kegiatan
c. Hasil kegiatan
13 | K e l o m p o k 6
itu, seluruh komponen bangsa baik orangtua, masyarakat, maupun pemerintah
bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan (UU RI
No. 2 tahun 2003:37).
Sebagaimana diketahui bersama bahwa perkembangan pengetahuan manusia
melalui proses pendidikan formal sangat penting bagi perkembangan ekonomi.
Sehubungan dengan itu, semua usaha yang akan dicapa melalui proses
pendidikan, terutama pendidikan formal ia senantiasa melibatkan aspek ekonomi.
Pencapaian prestasi belajar maupun mengajar sangat ditunjang oleh kelengkapan
sarana dan prasarana belajar sarana dan prasarana mengajar. Untuk melengkapi
sarana dan prasarana tersebut haruslah dengan dana (uang/alat pembayaran sah),
sehingga semakin banyak tujuan yang akan dicapai akan semakin banyak pula
dibutuhkan ekonomi.
Dalam membangun pendidikan memang diperlukan dana besar dan
diperlukan perhatian pemerintah terhadap kondisi pendidikan. Terutamama
dengan mengubah anggaran pendidikan menjadi lebih besar.
Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki
kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus. Demikian pula warga negara di daerah terpencil atau
terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan
layanan khusus.
Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna
terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai
dengan lima belas tahun.
Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan
alokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945
mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBN.
Dengan kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan terjadi
pembaharuan sistem pendidikan nasional yaitu dengan memperbaharui visi, misi,
dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional mempunyai
visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.
14 | K e l o m p o k 6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi,
fungsi produksi, efesiensi, dan efektifitas biaya dalam pendidikan. Ekonomi
sebagai sumber pembiayaan pendidikan sangat penting,karena hal ini akan
mendorong, memicu, dan memacu etos bangsa menuju kualitas yang lebih
baik. Ekonomi memiliki implikasi yang cukup menentukan keberhasilan
pendidik. Dengan ekonomi yang kuat, maka prasarana,sarana,media, alat
belajar,dan sebagainya dapat di penuhi. Proses belajar mengajar lebih
intensif, motivasi, dan kegairahan kerja personalia pendidikan akan
meningkat.
B. Saran
Akhirnya, hanya kepada Allah-lah tempat mengembalikan segala urusan.
Semoga makalah ini menjadi satu bentuk sumbangan pikiran yang dapat
membantu banyak orang, menjadi catatan kebaikan, dan menebarkan banyak
manfaat tidak hanya di dunia semata, tetapi dapat merasakan manfaatnya
sampai akhirat kelak.
Bukan gading jika tak retak. Segala bentuk masukan, kritik, dan saran
yang konstruktif sangat kami nantikan, demi kemajuan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
15 | K e l o m p o k 6